Anda di halaman 1dari 2

Terakhir, yaitu sebagai kekuatan negara persatuan NKRI.

Untuk poin ini, mungkin


masih sulit untuk generasi muda menerapinya. Kita dapat melihat dari kasus, hilangnya hak
milik kepulauan Indonesia, dan isu mengenai batik. Dunia luar melihat budaya Indonesia
sebagai sesuatu yang berharga dan perlu dijaga. Namun terkadang, generasi muda di
Indonesia masih kurang peduli akan kritisnya hal tersebut. Kebudayaan yang dapat dijaga dan
dilestarikan, disitulah salah satu kekuatan negara berada. Aksi nyata ini juga dapat dilakukan
karena Pancasila menyatukan Indonesia yang beragam.

Landasan Pendidikan Pancasila juga terdiri dari 5 landasan yaitu historis, filosofis,
yuridis, sosiologis, dam politik.
Landasan historis diambil dari kata “sejarah”. Landasan ini terbit dari nilai pandangan
hidup masyarakat. Sejak zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya ataupun Majapahit, nilai-nilai
(Ketuhanan, toleransi, kemanusiaan yang adil dan beradab) sudah ada. Oleh karena itu, sesuai
dengan semboyan Soekarno bahwa “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”/”Jas Merah”.
Cicero juga mengatakan “Historia Vitae Magistras” yang berarti sejarah menjadikan
seseorang untuk menjadi lebih rational , berpikir berkaitan dengan nilai-nilai kebaikan.
Landasan filosofis lebih berfokus kepada sebuah pandangan hidup. Nusantara yang
beragam ini memiliki beberapa nilai penting yang menjadi panutan beberapa masyarakat
seperti percaya kepada Tuhan , gotong royong, musyawarah, solidaritas, dan saling
menghormati. Layaknya sebuah nilai-nilai selaras dengan norma dan menjadi sebuah sistem.
Pancasila juga menjadi falsafah negara yang mengatur hakekat, tujuan, kedudukan, dan lain-
lain.
Landasan yuridis lebih berbicara kepada peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh
negara. Seperti UU nomor 12 pasal 35 tahun 2012, yang berbicara mengenasi kewajiban mata
kuliah Agama, Pancasila, PKN, dan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, yang tertera di dalam
peraturan harus dilaksanakan
Landasan sosiologis mencerminkan budaya bangsa yang hanya dapat dilihat apabila
diteruskan ke generasi selanjutnya. Disinilah Pancasila diperlukan agar generasi muda dapat
mempelajari budaya negaranya sendiri seperti adat istiadatm slogan, kesenian, dan agama.
Soekarno juga menyampaikan bahwa nilai-nilai Pancasila sudah ada di dalam masyarakat
Indonesia, dia bukanlah pencipta Pancasila namun penggali Pancasila.
Terakhir, landasan politik menunjukkan bahwa peraturan dan keputusan harus selalu
berdasar kepada Pancasila. Baik itu berupa state, power, decision making, policy, ataupun
distribusi sumber daya negara.
Dari dua topik yang telah dibahas, jelas kita harus mempelajari lima sila negara kita.
Tujuan dari aksi tersebut yaitu menemukan identitas/jati diri, profesionalitas, pengembangan
nilai Pancasila, sikap mental yang Tangguh dan bertanggung jawab, dan mampu
berkomunikasi/berinteraksi/bertoleransi dengan sesame.

Menurut pandangan Kristen, Pancasila juga tertera dalam beberapa ayat di alkitab.
Tuhan memberikan mandat kepada umatnya untuk patuh kepada pemerintah (kisah
membayar pajak kepada kaisar). Ada beberapa hal yang memang harus dilakukan
dikarenakan itu sebuah kewajiban. Kemudian manda budaya yang diberikan kepada Adam itu
juga berlaku untuk kita agar bumi yang kita pijak dapat terus dipelihara/dilindungi/digunakan
dengan baik sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila. Menurut saya sendiri,
Tuhan juga sudah menunjukkan nilai-nilai persatuan (unity) kepada umatnya agar tidak
terjadi perpecahan.

Demikian kesimpulan saya atas tugas tersebut. Saya berharap, generasi muda
Indonesia dapat semakin percaya akan nilai-nilai Pancasila agar dapat membangun Indonesia
yang semakin baik dan maju. Yang muda yang berdampak. Terima kasih bu.

Anda mungkin juga menyukai