Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL ILMIAH PENDIDIKAN PANCASILA

ESENSI DAN URGENSI PANCASILA


SEBAGAI DASAR NEGARA

Di Susun Oleh:

JUNIZAR SHADDAM HASYIM


23416226201309
TI23H

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN


KARAWANG
TAHUN 2023/2024
ESENSI DAN URGENSI PANCASILA
SEBAGAI DASAR NEGARA

Abstrak

Pancasila merupakan dasar ideologi negara bagi Indonesia. Secara harfiah, “Pancasila”
berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata “panca” yang berarti lima, dan “sila”
yang berarti prinsip atau dasar. Oleh karena itu, “Pancasila” dapat diterjemahkan sebagai
“Lima Prinsip” atau “Lima Dasar”.Bagi Bangsa Indonesia, Pancasila memiliki makna yang
sangat penting dan mendalam. Pancasila memiliki fungsi sebagai panduan dalam
pembentukan nilai-nilai dan norma-norma yang mendasari kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Abstrac

Pancasila is the basic state ideology for Indonesia. Literally, "Pancasila" comes from Sanskrit
which consists of the words "panca" which means five, and "sila" which means principle or
basis. Therefore, "Pancasila" can be translated as "Five Principles" or "Five Basics". For the
Indonesian nation, Pancasila has a very important and deep meaning. Pancasila has a
function as a guide in the formation of values and norms that underlie national and state life.
Pendahuluan

Di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sering kali masyarakat merasa dilema
mana yang lebih penting antara bangsa dan negara, dan terkadang malah menyepelekan
keduanya. Negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia, sedangkan
bangsa lebih merujuk pada persekutuan hidup manusia. Suatu negara pasti mempunyai
identitas nasional masing-masing yang berbeda antara negara yang satu dengan negara yang
lain, karena identitas nasional suatu bangsa menunjukkan kepribadian suatu bangsa tersebut.
Pancasila merupakan jati diri bangsa Indonesia yang menjadi falsafah, ideologi, dan
alat pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila merupakan dasar negara, pedoman hidup, dan
pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Begitu besar pengaruh Pancasila terhadap
bangsa dan negara Indonesia. Kondisi ini bisa terjadi karena perjalanan panjang sejarah dan
kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, budaya, adat
istiadat, bahasa, pulau, dan sebagainya jauh berbeda satu sama lain, tetapi tetap harus
dipersatukan.
Banyak sekali permasalahan yang sedang kita hadapi, mulai dari hal kecil sampai ke
permasalahan yang genting. Sebenarnya semua permasalahan tersebut bisa diselesaikan
apabila rakyat Indonesia sudah menjiwai Pancasila dalam dirinya. Tetapi negara hanya
memikirkan keilmuan dan ilmu pengetahuan saja, tidak ada pendalaman Pancasila dan
pengimplementasiannya.

Metode

Metode yang saya gunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode studi pustaka.
Studi pustaka merupakan teknik sekumpulan data untuk menelaah buku, pencarian literatur,
catatan, dan laporan yang berhubungan dengan penelitian. Proses studi pustaka ini juga
dipakai untuk mengumpulkan data. Nantinya penulis mencantumkan data tersebut dalam
karya ilmiah. Menurut Mestika Zed (2003), Studi pustaka atau kepustakaan dapat diartikan
sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Alasan yang mendasari saya
menggunakan metode studi pustaka dalam pembuatan makalah ini yaitu bisa memperdalam
pemahaman atas tema “Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara” dan
memporelah banyak sumber informasi tanpa memakan banyak biaya, waktu, dan tenaga
dengan memanfaatkan literatur, jurnal, e-book, dan sumber lainnya.
HASIL PEMBAHASAN

1. Esensi Pancasila sebagai Dasar Negara

Esensi adalah bagian dari kenyataan yang sebenarnya. Secara etimologi, istilah esensi
berasal dari bahasa Latin “essentia” yang artinya ada. Sedangkan sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) esensi adalah kata benda yang artinya hakikat; inti; hal yang
pokok. Jadi segala sesuatu yang merupakan Hakikat, dasar, inti, sari, hal yang pokok,
penting, ekstrak dan konsentrat dari segala sesuatu disebut esensi tergantung dalam konteks
dan penggunaannya.

Dalam sila-sila pancasila terdapat gejala budaya pancasila, yang bisa menghancurkan
nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila pancasila. Fenomena yang terjadi pada Indonesia
saat ini seperti korupsi, kriminal, dan moral yang bertentangan dengan nilai pancasila. Jika
dasar nilai-nilai pancasila itu tidak tertanam kuat pada diri rakyat Indonesia maka negara ini
akan berantakan dan terbelakang. Dengan berkembangnya dunia dan segala masuknya
berbagai macam hal akibat globalisasi dari luar, pancasila sebagai konsep dasar kehidupan
rakyat Indonesia harus diperkuat serta ditanamkan agar kita tidak dijajah oleh bangsa lain.
Memang tidak dijajah dalam hal fisik tetapi dijajah dalam hal pemikiran yang secara
perlahanlahan membuat perubahan pada rakyat Indonesia dari nilai-nilai pancasila itu
sendiri.

Beberapa contoh penerapan esensi pancasila sebagai dasar negara antara lain:

1.Sila Pertama
Artinya sesuai dengan agama dan keyakinan yang sejalan dengan asas kemanusiaan yang
adil dan beradap. Contohnya rakyat Indonesia memiliki hak untuk memilih agama yang akan
ia anut dan jalani tanpa ada unsur paksaan, bebas melaksanakan kegiatan agama dengan
syarat tidak melanggar norma-norma di Indonesia dan saling menghormati dengan agama
lain.

2.Sila kedua
Kemanusiaan yang adil dan beradab, artinya setiap warga negara telah mengakui persamaan
derajat, kewajiban antara sesama manusia sebagai asas kebersamaan bangsa Indonesia, dan
hak. Contoh penerapannya, majikan tidak sewenang-wenangnya bertindak kepembantunya
yang tidak berperikemanusiaan.

3.Sila ketiga
Persatuan Indonesia artinya setiap warga negara mengutamakan persatuan, kepentingan,
kesatuan, dan juga keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi golongan
yang selalu harus diwujudkan, diperjuangkan, dipertahankan, dan diupayakan secara terus
menerus. Contoh penerapannya, tidak terlalu menonjolkan kebudayaan masing-masing
daerah untuk melihat siapa yang terbaik tetapi dipelajari dan ikut melestarikan dengan serta
meyakinkan bahwa perbedaan itu baik.
4.Sila keempat
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan atau
perwakilan artinya bermusyawarah untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi dengan
bijaksana, memikirkan kententraman rakyat dan mengambil keputusan juga untuk rakyat
dengan mengikutsertakan perwakilan-perwakilan setiap masyarakat. Contohnya segala
persoalan yang ada untuk mendapatkan solusi dengan cara bermusyawarah unntuk mencapai
tujuan yang diinginkan seperti rapat warga setiap RT untuk membahas masalah dalam
lingkungan tersebut.

5.Sila kelima
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menggambarkan dalam bertindak supaya
bersikap adil kepada setiap warga negara Indonesia, tanpa membedakan status sosial, suku,
ras, dan bahasa sehingga tujuan dari bangsa Indonesia akan tercapai dengan keikutansertaan
semua rakyat Indonesia. Contohnya pemerintah mengadakan program wajib bersekolah
selama 9 tahun tanpa membedakan-bedakan guna mengatasi masalah pendidikan yang begitu
rendah.

2. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara

Soekarno melukiskan urgensi Pancasila bagi bangsa Indonesia secara ringkas tetapi
meyakinkan, sebagai berikut:

Pancasila adalah Weltanschauung, satu dasar falsafah, Pancasila adalah satu alat pemersatu
bangsa yang juga pada hakikatnya satu alat mempersatukan dalam perjuangan melenyapkan
segala penyakit yang telah dilawan berpuluh-puluh tahun, yaitu terutama imperialisme.
Perjuangan suatu bangsa, perjuangan melawan imperialisme, perjuangan mencapai
kemerdekaan, perjuangan sesuatu bangsa yang membawa corak sendiri-sendiri. Tidak ada
dua bangsa yang cara berjuangnya sama. Tiap-tiap bangsa mempunyai cara perjuangan
sendiri, mempunyai karakteristik sendiri. Oleh karena itu, pada hakikatnya bangsa sebagai
individu mempunyai kepribadian sendiri. Kepribadian yang terwujud dalam pelbagai hal,
dalam kenyataannya, dalam perekonomiannya, dalam wataknya, dan lain-lain sebagainya
(Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode 2009-2014, 2013: 94-95)

Untuk memahami urgensi Pancasila sebagai dasar negara, dapat menggunakan 2 (dua)
pendekatan, yaitu institusional (kelembagaan) dan human resources (personal/sumber daya
manusia).

1.Pendekatan institusional
yaitu membentuk dan menyelenggarakan negara yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila
sehingga negara Indonesia memenuhi unsur-unsur sebagai negara modern, yang menjamin
terwujudnya tujuan negara atau terpenuhinya kepentingan nasional (national interest), yang
bermuara pada terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
2. Human resources
terletak pada dua aspek, yaitu orang-orang yang memegang jabatan dalam pemerintahan
(aparatur negara) yang melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen di
dalam pemenuhan tugas dan tanggung jawabnya sehingga formulasi kebijakan negara akan
menghasilkan kebijakan yang mewujudkan kepentingan rakyat.

Untuk mengatasi beberapa masalah yang terjadi perlu pemahaman yang mendalam terhadap
urgensi pancasila sebagai dasar negara. Dalam pemahaman tersebut ada tahap implementasi
juga yaitu tahap yang selalu memperhatikan prinsip-prinsip good governance, antara lain
transparan, akuntabel, dan fairness sehingga akan terhindar dari KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme) dan warga negara yang berkiprah dalam bidang bisnis, harus menjadikan
Pancasila sebagai sumber nilai-nilai etika bisnis yang menghindarkan warga negara
melakukan free fight liberalism, tidak terjadi monopoli dan monopsoni, serta warga negara
yang bergerak dalam bidang organisasi kemasyarakatan dan bidang politik. Maka Indonesia
akan mencapai tujuan yang di cita-citakan seperti yang diharapkan oleh pahlawan pendiri
bangsa jika rakyat Indonesia menerapkan nila-nilai yang terkandung dalam pancasila.
Adapun urgensi pancasila sebagai dasar negara, yaitu:
Agar para pejabat publik dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah
Agar partisipasi aktif seluruh warga negara dalam proses pembangunan di berbagai bidang
kehidupan bangsa dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.

Dengan demikian, pada gilirannya cita-cita dan tujuan negara dapat diwujudkan sehingga
secara bertahap dapat mewujudkan masyarakat yang makmur dalam keadilan dan
masyarakat yang adil dalam kemakmuran.
UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah,Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah subhanahu wata’ala Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan artikel ilmiah ini.
Penulisan artikel ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat untuk menyelesaikan
salah satu tugas pada mata kuliah Pendidikan Pancasila,Prodi Teknik Industri, Universitas
Buana Perjuangan.

Dan penulis menyadari dalam penulisan artikel ilmiah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat
menyempurnakan artikel ilmiah ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga artikel ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Karawang,16 november 20203

Junizar Shaddam Hasyim


DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35271528/MAKALAH_PENDIDIKAN_PANCASILA_ESENSI_
DAN_URGENSI_PANCASILA_SEBAGAI_DASAR_NEGARA (diakses 12 November
2023)

https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1814170001/10ZAHID%20AHMAD%20181
4170001%20MAKALAH%20PEND.%20PANCASILA.pdf (diakses 12 November 2023)

https://pengejarilmu12.blogspot.com/2020/03/pancasila-sebagai-dasar-negara.html
(diakses 12 November 2023)

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-indonesia/teorisistem/
implementasi-perumusan-kebijakan/22270258
(diakses 12 November 2023

Anda mungkin juga menyukai