DISUSUN
OLEH
Nama : Natalis Takimai
Nim : 2022011094011
Kelas :A
Prodi : Pendidikan Geografi
Semester : 1 ( satu )
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
TAHUN 2022-2023
A. Pembahasan
1. Pengertian Pancasila
Begitu pula pancasila sebagai perjanjian luhur yang akan menjadikan warga
negara akan hidup dalam kepentingan bersama dan menjaga kebersamaan.
Dengan merujuk pada pancasila maka luhur yang akan terlihat pada rakyat akan
terjaga kesatuan dan saling menjaga.
Dan fungsi umum pancasila juga adalah sebagai falsafah bangsa dalam
mengembangkan pemerintahan di mata negara-negara lain. Tentunya dengan
pancasila seluruh pengembangan dan ekploitasi bangsa diupayakan untuk
kepentingan bangsa dan bukan untuk kepentingan golongan tertentu saja.
Selain itu dalam pancasila mengandung sila ketuhanan yang maha esa yang
mengandung pengertian bahwa semua rakyat indonesia mengakui tuhan yang
satu dan esa. Oleh sebab itu rakyat dengan segala perbedaan keyakinan akan
tetap menuju kepada tuhan yang satu .
Pancasila juga yang menjadikan bangsa Indonesia memiliki nilai dan khas
tersendiri dari bangsa lain salah satunya adalah pancasila itu sendiri. Sehingga
dalam pendidikan pancasila harus dapat diadopsi menjadi pribadi ideal bangsa
indonesia itu sendiri. Oleh sebab itu marilah kita sebagai warganegara
menjunjung tinggi dasar negara yang besar ini yaitu pancasila .
Dengan tidak adanya Ideologi di dalam suatu negara, pastinya negara tersebut
akan menjadi berantakan di mana masing-masing orang memiliki pemikiran yang
berbeda satu dengan yang lain. Khususnya di Indonesia, tanpa adanya Ideologi
Pancasila maka Negara Indonesia akan menjadi berantakan dengan banyaknya suku dan
pemikiran yang berbeda beda satu dengan yang lain.
Tanpa adanya Ideologi Pancasila dapat juga muncul perpecahan di Indonesia dan
rasa benci satu dengan yang lain yang akhirnya Negara Indonesia tersebut menjadi
hancur.
Kita dapat melakukan kegiatan kegiatan seperti gotong royong, kegiatan sosial di mana
kita saling membantu orang yang membutuhkan, pergi ke tempat ibadah dengan rajin
dan melaksanakan kegiatan keagamaan, mempelajari Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan untuk melestarikan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.
Pancasila sebagaimana kita yakini sebagai jiwa, kepribadian dan pandangan
hidup
bangsaIndonesia.DisampingitujugatelahterbuktidengankenyataansejarahbahawaPancasil
a merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan karena menjadikan bangsa Indonesia
bersatu. KarenaPancasila merupakan ideologi darinegeri kita. Dengan adanya
kemampuanuan dankesatuan tersebut jelas mendorong usaha dalam menegakkan dan
memperjuangkankemerdekaan. Ini membuktikan dan meyakinkan tentang Pancasila
sebagai suatu yang haruskita yakini karena cocok bagi bangsa indonesia.Ideologi
Pancasila memiliki arti bahwa pancasila adalah penjelmaan filsafat pancasilaitu sendiri.
Maka pancasila sebagai ideologi Negara dalam arti cita-cita negara, atau cita-citayang
menjadi dasar bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan
bangsaIndonesia pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian, yakni asas yang
memiliki derajattertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan. Maka
demikianlah Pancasilayang merupakan asas kerokhanian harus menjadi pandangan
dunia, pandangan hidup,
pedomanhidup,peganganhidupyangpemeliharaan,dikembangkan,diamalkan,dilestarikan,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.Pancasila dijadikan
ideologi dikarenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafahmendasar dan rasional.
Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur
kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus
nasionalkarena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara modern yang
disepakatioleh para pendiri Negara Republik Indonesia kemudian nilai kandungan
Pancasiladilestarikan dari generasi ke generasi.Fungsi ideologi pancasila bagi
kehidupan bangsa dan negara indonesia yaitu (1)Pancasila dapat memberikan legitimasi
dan rasionalisasi terhadap perilaku dan hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat,
(2) Pancasila merupakan dasar atau acuan pokok bagisolidaritas sosial dalam kehidupan
kelompok atau masyarakat, (3) Pancasila dapatmemberikan motivasi untuk bertindak
secara individu. Secara ringkas dapat dijelaskan bahwaPancasila merupakan salah satu
unsur pengikat atau pemersatu bangsa Indonesia.Fungsi pancasila sebagai ideologi
negara juga sebagai alat menyelenggarakan
pemerintahan,visi,misi,danprogrampembangunannasionaltanpa hentisebagaipadaempat
pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan
NegaraKesatuan Republik Indonesia atau NKRI. Pilar-pilar kebangsaan inilah yang
seharusnyamenjadi prinsip dan acuan kepemimpinan pemerintahan, baik di pusat
maupun di daerah sertamasyarakat pada umumnya, dalam konteks persatuan dan
kesatuan. Pilar pertama adalahPancasila, selain sebagai dasar negara, pancasila juga
sebagai pandangan hidup juga sebagaiideologi negara. Sebagai dasar negara, Pancasila
menjadi fondasi tegaknya negara.Sementara sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila
mencerminkan nilai-nilai yang hidupdi antara sanubari masyarakat kita. Sebagai
ideologi, pancasila memberikan arah dan pelitakehidupan berbangsa termasuk
pembangunan nasional kita.
3. Pancasila sebagai falsafah negara Indonesia
Pancasila telah disepakati oleh bangsa Indonesia sebagai dasar falsafi kenegaraan
bagi Republik Indonesia. Hal ini mengacu kepada kata-kata Sukarno dalam Pidato 1
Juni 1945 yang menyatakan bahwa Pancasila adalah sebuah philosophiesche grondslag.
Belakangan, kelima poin pemikiran filosofis itu disebut sebagai dasar negara di dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) yang disepakati pada 18 Agustus 1945.
Tulisan ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama berisi ulasan tentang filsafat
Pancasila, atau jawaban atas pertanyaan dalam pengertian seperti apa Pancasila itu layak
disebut wacana filsafat. Bagian kedua berfokus pada pembahasan Pancasila sebagai
filsafat politik, meskipun bahan dasarnya berasal dari dunia-kehidupan dan pandangan-
dunia non-politis. Bagian ketiga mengulas pengertian Pancasila sebagai philosophische
grondslag atau dasar falsafi kenegaraan.
Apakah Pancasila adalah suatu filsafat? Jika kita hendak menempatkan Pancasila
dalam kerangka filsafat, kita perlu menjadikan Pancasila sebagai sebuah diskursus yang
bersifat rasional. Artinya, kita tidak menempatkan Pancasila sebagai dogma yang
diterima begitu saja, melainkan mengulasnya melalui proses refleksi. Di sini, Pancasila
bukan kepercayaan yang tak boleh dibantah atau dipertanyakan, tapi justru merupakan
wacana yang bersifat terbuka, dialogis dan kritis.
Selain itu, perspektif filosofis dalam membaca Pancasila juga menuntut kita
untuk berfokus pada aspek-aspek yang paling mendasar dari Pancasila, bukan aspek-
aspeknya yang bersifat artifisial. Misalnya, jika dikatakan bahwa Pancasila adalah
philosophische grondslag, maka kita akan mengarahkan telaah hanya pada wilayah
moralitas politik, bukan moralitas individual warga negara, bukan pula pada soal sopan-
santun perilaku manusia. Di sini, kita tidak akan berbicara tentang cara duduk atau
makan yang Pancasilais, melainkan tentang bagaimana kekuasaan negara sejatinya
dikelola.
Dengan pengertian filsafat sebagai diskursus yang bersifat rasional dan mendasar
tersebut, lima rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Sukarno pada 1 Juni 1945
memang cukup layak untuk disebut sebagai wacana filosofis. Sebab, lima rumusan
pemikiran Sukarno itu dikemukakan dengan didukung oleh argumentasi yang bersifat
rasional. Karenanya, kelima rumusan Sukarno itu cukup terbuka untuk didiskusikan dan
ditanggapi secara kritis. Selain itu, rumusan pemikiran yang dikemukakan Sukarno
tersebut juga menyangkut suatu masalah yang sangat mendasar, yaitu: dasar negara.
Berdasarkan pengakuan Sukarno, kelima sila dari Pancasila tersebut digali dari
lapisan-lapisan kepribadian bangsa. Adapun lapisan-lapisan itu terbentuk dalam waktu
di sepanjang perjalanan sejarah para penduduk yang tinggal di kepulauan Nusantara,
dari masa yang paling purba hingga masa paling akhir. Bagi Sukarno, kelima sila itu
memang telah lama ada dalam berbagai pandangan hidup masyarakat. Karenanya, apa
yang perlu dilakukan oleh Sukarno adalah tinggal menggalinya, bukan menciptakannya.
Dalam istilah yang bersifat teknis, upaya penggalian yang dilakukan oleh
Sukarno adalah sebuah proses untuk membuat eksplisit hal-hal yang sebelumnya
bersifat implisit melalui refleksi filosofis. Hal-hal implisit di sini terdiri dari lingkungan
hidup, nilai-nilai, kepercayaan, kebiasaan, cara pandang dan lain sebagainya.
Kemudian, hal-hal implisit itu dirumuskan, ditematisasi, dan diteoritisasi menjadi
rumusan falsafi yang bersifat eksplisit.
Atas dasar itulah setiap kegiatan yang di jalankan masyarakat secara umum
ataupun khusus haruslah menginduk pada pedoman ini, lantaran tanpa adanya niatan
mewujudkan akan mustahil setiap masyarakat bisa hidup rukun penuh dengan
kedamaian.