Anda di halaman 1dari 6

Rapid Convenience Assessment (RCA) untuk BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL

Tanggal Pelaksanaan :
Unit organisasi :
Nama Pewawancara :
Provinsi :
Kab/Kota :
Nama Puskesmas :
Kampung/Desa/Kelurahan :
RW/RW :

Observasi ke 20 rumah sasaran BIAN (anak 9 bln - <15 th) dalam 1 lokasi (Desa, Kampung, atau kelurahan)

RUMAH
TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Total sasaran anak 9 bulan - < 15 tahun 0

Jumlah anak yang mendapat Campak rubela 0


tambahan

Total jumlah sasaran 12 - 59 bulan 0

Jumlah anak
Jumlah anak yang tidak/belum lengkap mendapatkan
imunisasi OPV, IPV, dan atau DPT-HB-Hib (lihat buku 0
KIA/KMS). Bila belum lengkap lanjut ke pertanyaan
No.1)

Jumlah anak yang mendapat minimal 1 dosis


imunisasi OPV, 1 dosis IPV, dan minimal 1 dosis DPT- 0
HB-Hib

1.Jenis imunisasi yang belum lengkap (bila ada). Isi dengan jumlah anak usia 12-59 bulan yang belum lengkap berdasarkan jenis imunisasinya
A OPV
B IPV
C DPT-HB-HIB

2. Dimana lokasi anak Anda medapatkan imunisasi saat BIAN? (Boleh pilih lebih dari satu)?
A Posyandu
B Sekolah
C Fasyankes (Puskesmas, RS, dll)
D Tempat umum (Tempat Ibadah, Pasar, Terminal, dll)
G Pos Imunisasi lainnya (sebutkan)

3. Bila ada anak yang belum mendapatkan imunisasi pada saat BIAN, apa alasannya? (boleh lebih dari satu)
Tidak mengetahui adanya kegiatan imunisasi untuk
A melengkapi status imunisasi anak ((Kalau jawaban ya,
wawancara selesai)
Tidak mengetahui adanya pemberian imunisasi
B tambahan campak rubela (Kalau jawaban ya,
wawancara selesai

C Orang tua tidak memahami jenis vaksin yang


diberikan saat BIAN

Merasa anak tidak perlu mendapatkan imunisasi saat


D
BIAN

E Pengalaman tidak menyenangkan saat imunisasi


sebelumnya

F Takut tertular COVID-19 saat pelayanan imunisasi

G Tidak bisa datang ke tempat pelayanan karena PPKM

H Alasan keyakinan/agama
I Takut efek samping/KIPI
J Alasan Kebudayaan/Adat-istiadat
K Rumor / berita negatif tentang imunisasi
Tidak percaya pada petugas/fasilitas pelayanan
L
kesehatan
M Orang tua tidak punya waktu (bekerja, berpergian)
N Anak sakit
O Jarak ke tempat pelayanan jauh
P Meragukan kualitas vaksin
Q Lain-lain

4.   Tanyakan kepada orang tua/ pengasuh, dari mana mengetahui informasi lokasi dan jadwal BIAN (Boleh pilih lebih dari satu)
A Televisi
B Radio
C Media Cetak (Koran, Majalah, dll)

D Poster/Spanduk/Selebaran/Leaflet/Banner

E Speaker/Pengeras suara

F Pengumuman Masjid
G Pengumuman Gereja
H Petugas kesehatan
I Kader / Relawan
J Keluarga
K Tetangga
L Anak Sekolah
M Guru Sekolah
N SMS
O WhatsApp (WA)
P Facebook
Q Tokoh Agama
R Tokoh Adat
S Perangkat Pemerintahan Daerah
T Acara / Pertemuan / Kegiatan Masyarakat
U Lain-lain
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rapid Convenience Assessment (RCA) pada imunisasi rutin
1. Definisi

RCA adalah salah satu alat monitoring pelaksanaan imunisasi rutin yang bertujuan untuk memberikan masukan secara cepat
kepada pelaksana kegiatan (Puskesmas, Dinas Kesehatan) dan sektor terkait (Kepala Sekolah, Dinas Pendidikan, dll) tentang :

a.       Perkiraan cakupan imunisasi dan cakupan anak yang telah mendapat DPT3, MCV1, dan MCV2
b.       Identifikasi populasi/area anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi
c.        Identifikasi alasan anak belum mendapatkan imunisasi
d.       Identifikasi sumber informasi pelaksanaan imunisasi rutin kepada anak yang sudah diimunisasi.
Informasi yang didapat akan diolah dan dianalisa untuk memberikan umpan balik yang diikuti dengan tindakan perbaikan
(pemberian imunisasi) sesegera mungkin di daerah yang memiliki jumlah anak-anak yang belum terimunisasi, dan juga perbaikan
perencanaan kampanye selanjutnya/imunisasi rutin.

2. Waktu pelaksanaan
RCA dilaksanakan pada akhir tahun oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten
3. Pelaksana
RCA dapat dilakukan oleh:
a.       Pemantau independen
b.       Tenaga sukarela
c.        LSM, Badan PBB
d.       Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi
Kegiatan ini dilakukan dengan koordinasi terlebih dahulu dengan supervisor setempat (Puskesmas)
4. Lokasi pelaksanaan

Sebelum melakukan RCA, pemantau menemui dinas kesehatan kabupaten/kota untuk melihat cakupan seluruh Puskesmas di
kabupaten tersebut dan menanyakan apakah seluruh Puskesmas telah melaporkan hasil imunisasi rutin tahunan

Kriteria pemilihan Puskesmas adalah:


a.       Puskemas yang telah mencapai target 95%
b.       Puskesmas yang tidak mencapai target 95%, namun menyatakan telah menyelesaikan kegiatan imunisasi. Hal ini dilakukan
untuk mengidentifikasi jumlah anak yang belum diimunisasi, alasan anak yang belum diimunisasi, dan umpan balik untuk
perencanaan program imunisasi berikutnya
RCA dilakukan di 20 rumah di tingkat desa/kelurahan, dengan prioritas pada:
1.       Desa dengan jumlah penduduk yang besar
2.       Desa yang susah dijangkau

Di daerah perkotaan, RCA juga dilakukan di tempat-tempat umum, antara lain di daerah padat dan kumuh (sekitar pasar, kolong
jembatan, dll), daerah persinggahan (transit) darat/laut/udara. Untuk daerah seperti ini, maka wawancara dilakukan pada 20
anak dan informasi dilengkapi dengan nama desa/kecamatan/kab/kota anak tersebut berasal.

5.  Target jumlah RCA


Dianjurkan untuk melakukan minimal 4 puskesmas per Kab/Kota, dan 2 desa per Puskesmas, dengan prioritas desa seperti
penjelasan diatas
6. Cara memilih rumah pertama

Bila memungkinkan, cari pusat desa dan tentukan rumah pertama dengan memutar pulpen/pensil. Ujung pensil dipakai untuk
menunjukan arah rumah pertama. Rumah berikut adalah rumah terdekat yang menjauhi pusat desa. Wawancara dilakukan pada
rumah yang memiliki sasaran anak dibawah 2 tahun

Contoh penjumlahan anak yang diimunisasi DPT3, MR, dan MR lanjutan


Rumah A dengan 7 orang anak usia 1 bulan - < 3 tahun
Menerima imunisasi
No Nama
DPT3 MR MR LANJUTAN
1 Adi 1 1 1
2 Ali 1
3 Neno 1 1 1
4 Uti 1 1 1
5 Yuyu 1 1 1
6 Reni 1
7 Ayu 1
TOTAL 6 5 4
cakupan yang tinggi
cakupan yang tidak tau / rendah
data cakupan 2020
- IDL IRL KRITERIA USIA 1-3 TAHUN
- MENCARI ANAK YANG
BELUM TERIMUNISASI
SESUAI KRTERIA ANTIGEN
DAN USIA, DIKUMPULKAN
-DAN
TARGET 2021: CAKUPAN 32% IPV&DPT3
KEMUDIAN
DIIMUNISASI

Anda mungkin juga menyukai