Kemungkinan bentuk-bentuk implementasi pembelajaran terpadu
dapat dibayangkan sebagai suatu kontinum, suatu rentangan kadar keterpaduan yang dibatasi oleh dua kutub. Pada kutub yang satu bentuk implementasinya ialah pengaitan konseptual intra dan antarbidang studi yang terjadi secara spontan, dengan program kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan secara sepenuhnya, mengikuti kurukulum yang isinya masih terkotak-kotak berdasarkan bidang studi seperti yang terdapat dalam kurikulum sekolah yang selama ini berlaku di negeri kita. Salah satu persyaratan pokok yang diperlukan bagi perwujudanya adalah kejelian profesional guru dalam mengantisipasi pemanfaatan berbagai kemungkinan arahan pengait, biasanya dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang harus dijawab dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh para siswa, yang berdampak terwujudnya kaitan-kaitan konseptual intra atau antarbidang studi yang perlu dikaitkan, seyogyangya telah dimiliki oleh para guru SD karena mereka adalah guru kelas.Oleh karena itu, bentuk pembelajaran terpadu yang seakan-akan muncul secara spontan ini, tentu tidak perlu dijadwalkan secara khusus. Terwujudnya pengalaman belajar yang terhayati sebagai pengalaman yang bersifat holistik serta bermakna oleh para siswa, sepenuhnya tergantung kepiawaian para guru dalam memenfaatkan setiap momen kegiatan belajar mengajar untuk membangun kaitan-kaitan konseptual intra atau antar bidang studi tersebut, demi kehasilgunaan pembelajaran yang maksimal. Pendekatan terpadu ini bertolak belakang dengan pendekatan yang masih digunakan guru, mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi, yaitu mengajar berdasarkan runtutan sajian sesuatu buku teks (theaching by the book). Sinyalemen itu mengisyaratkan kuat bahwa diperlukan pemodelan-pemodelan dalam pendidikan prajabatan guru SD, do as I do,merupakan cara mengajar (theaching how to teach) yang jauh efektif dibandingkan dengan, do as I say.
13 Pembelajaran Terpadu
Selain pengausaan materi dan metode khusus pembelajaran berbagai
bidang studi yang dituntut dari guru kelas SD, modal dasar yang diperlukan untuk secara terus kemungkinan arahan pengait. Arahan pengait yang dimaksud biasanya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pemadu yang harus dijawab atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh murid-murid, yang berdampak menggiring terwujudnya kaitan-kaitan konseptual intra bidang studi. Sedangkan persyaratan pokok lainya adalah penguasaan material terhadap pokok-pokok bahasan. Konsep-konsep, keterampilan-keterampilan dalam bidang studi yang perlu dikaitkan yang seyogyangya telah dimiliki oleh guru SD.Oleh karena itu, bentuk pembelajaran terpadu yang seakan-akan muncul secara spontan ini, tentu tidak perlu dijabarkan secara khusus. Namun demikian, kepiawaian guru- guru sangat diperlukan untuk mewujudkan pengalaman belajar yang lebih bersifat holistik dan bermakna bagi murid. Guru harus jeli dan terampil dalam memanfaatkan setiap kejadian dalam kegiatan belajarmengajar untuk membangun kaitan-kaitan konseptual. Pada kutub yang lain, bentuk implementasinya adalah pengintegrasi- an antar bidang studi. Beberapa bidang studi yang relevan dapat dipadukan menjadi satu modelpembelajaran terpadu melalui konsep, keterampilan, dan sikap yang sama yang harus ditumbuh kembangkan atau yang saling tumpang tindih. Berikut akan diuraikan ragam bentuk implementasi pembelajaran terpadu. 1. Ditinjau dari sifat materi yang dipadukan Jika ditinjau dari sifat materi yang dipadukan, maka sedikitnya ada dua macam bentuk implementasi pembelajaran terpadu, yaitu (1) pembelajaran terpadu intra bidang studi, dan (2) pembelajaran terpadu antar bidang studi. Pembelajaran terpadu dikatakan bersifat intra bidang studi jika yang dipadukan adalah materi-materi (kompetensi dasar/subkompetensi dasar, konsep/sub konsep, keterampilan atau nilai) dalam satu bidang studi. Suatu pembelajaran yang memadukan materi pengukuran, rasio, pecahan, operasi hitung, misalnya adalah pembelajaran terpadu intra bidang studi matematika. Pembelajaran yang memadukan keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis, misalnya adalah pembelajaran terpadu intra bidang Bahasa Indonesia. Sementara itu, pembelajaran terpadu yang memadukan konsep / subkonsep. Kompetensi dasar/subkompetensi dasar bidang studi yang satu dengan bidang-bidang studi lainnya dikatakan pembelajaran terpadu antar bidang studi. Suatu pembelajaran yang memadukan matematika dan IPA, misalnya, dikatakan sebagai pembelajaran
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional