Anda di halaman 1dari 6

FORMAT JAWABAN TUGAS TUTON

Tugas 1

PDGK 4205
Pembeljaran Terpadu di SD

RISWANDI AFRIZAL
856781844
S1.PGSD
UPBJJ Palembang

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2021.2
1. Jelaskan Hakikat Pembelajaran Terpadu?
Jawab :
pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan,
merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dari berbagai mata pelajaran yang
beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan siswa secara simultan.

2. Jelaskan Model-model Pembelajaran Terpadu, serta uraikan dari masing-masing Model


Pembelajaran Terpadu?
Jawab.
1. The Fragmented Model (model fragmen) Yaitu model pembelajaran konvensional
yang terpisah secara mata pelajaran atau model tradisional yang memisahkan secara
diskrit masing-masing mata pelajaran. Keterpaduan model ini harus tercapai ketika
satu satuan waktu telah ditempuh, misalnya pada satu catur wulan. Keterpaduan
pada model fragmented terjadi jika siswa telah menyelesaikan seluruh runtutan
kajian atau materi pelajaran yang pada akhirnya seluruh satuan-satuan konsep itu
mencapai keutuhan, baik konsep, pemahaman suatu kajian, keterampilan dan nilai.
Contoh: dalam satu pelajaran, terdapat materi perambatan cahaya (content),
prediksi (thinking skill), dan peta konsep (organizing skill).

2. The Connected Model (Model Terhubung), yaitu dalam setiap mata pelajaran berisi
konten yang berkaitan antara topik dengan topik dan konsep dengan konsep dalam
satu mata pelajaran. Model ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi
inter bidang studi itu sendiri. Fogarti (1991) menyatakan bahwa di dalam mata
pelajaran terdapat isi mata pelajaran yang dikaitkan, misalnya topik dengan topik,
konsep dengan konsep, dan ide-ide yang berhubungan. Kaitan dapat diadakan
secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu sehingga pembelajaran menjadi
lebih bermakna dan efektif. Dalam model connected ini secara sengaja
menghubungkan kurikulum di dalam mata pelajaran melebihi dari apa yang
diasumsi siswa-siswa yang akan memahami hubungan secara otomatis.

3. The Nested Model ( Model Tersarang) yaitu model pembelajaran terpadu yang
merupakan pengintegrasian kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan
memfokuskan pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru
kepada siswa dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran
(content) yang meliputi keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan sosial
(social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill) Fogarty (1991: 23).

4. The Sequenced Model (Model Terurut) yaitu model pembelajaran dimana saat guru
mengajarkan suatu mata pelajaran guru dapat menyusun kembali topik mata
pelajaran lain dalam urutan pengajaran itu dalam topik yang sama atau relevan.
Kelebihannya yaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru
dapat mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang
dibuat penulis dalam buku teks, membantu siswa memahami isi pembelajaran
dengan lebih kuat dan bermakna. Sedangkan kekurangannya yaitu diperlukkan
kolaborasi berkelanjutan dan fleksibilitas semua orang yang terlibat dalam content
area dalam mengurutkan sesuai peristiwa terkini.

5. The Shared Model (Model Terbagi) yaitu suatu model pembelajaran terpadu
dimana pengembangan disiplin ilmu yang memayungi kurikulum silang. Misalnya
Matematika dan IPA disejajarkan sebagai ilmu pengetahuan. Kelebihannya yaitu
lebih mudah dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju secara penuh
menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu, dengan
menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan
memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam. Sedangkan kekurangannya
yaitu model integrasi antar dua disiplin ilmu memerlukan komitmen pasangan
untuk bekerjasama dalam fase awal, untuk menemukan konsep kurikula yang
tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan percakapan yang mendalam.

6. The Webbed Model (Model Jaring Laba-laba) yaitu merupakan salah satu model
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Menurut Padmono
dalam bukunya Pembelajaran Terpadu menyatakan Webbed menyajikan
pendekatan tematik untuk mengintegrasikan mata pelajaran. Satu tema yang subur
dijaring laba-labakan untuk isi kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran
menggunakan tema untuk menyelidiki keseuaian konsep, topik, dan ide-ide.
Karakteristik pendekatan tema ini untuk mengembangkan kurikulum dimulai
dengan satu tema misalnya “transportasi”, “penyelidikan”, dan lain-lain.

7. The Threaded Model (Model Pasang Benang) yaitu model pembelajaran yamg
menfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan
dengan inti materi subjrk. Misalnya untuk melatih keterampilan berpikir (problem
solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian dari
problem solving. Seperti pada komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang
sedang berlangsung, mengantisipasi sebuah bacaan dan sebagainya.

8. The Integrated Model ( Model Integrasi) yaitu pembelajaran yang menggabungkan


bidang studi denggan cara menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling
berhubungan di dalam beberapa bidang studi. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan antar bidang studi.

9. The Immersed Model ( Model Terbenam) yaitu model pembelajaran yang


melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang
mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia,
Komputer, Ia juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada
kesatuannya. Model ini merupakan satu dari model yang memungkinkan pelajar
menyeberang dan atau tetap di dalam mata pelajaran tenggelam dalam minat dan
kemaunnya untuk belajar.

10. The Networked Model ( Model Jaringan) yaitu model pembelajaran yang berupa
kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau
lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya
sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber
dapat berupa buku bacaan, internet, TV, atau teman, kakak, orang tua dan
sebagainya yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya
sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam
dirinya.
3. Jelaskan Beberapa Landasan Pembelajaran Terpadu
Jawab.
1. Landasan Filosofis
Aspek filsafat merupakan hal yang penting dalam penerapan pembelajaran terpadu.
Bahkan perumusan dan isi pembelajaran tersebut tergantung pada pandangan
filosofis. Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran terpadu bisa berbeda-beda
2. Landasan Fsikologis
Penentuan materi pembelajaran terpadu perlu mempertimbangkan psikologi
perkembangan siswa agar pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan siswa
tersebut. Selain itu, psikologi belajar juga berperan dalam bagaimana materi
disampaikan ke siswa.
3. Landasan Praktis
Hal-hal yang terjadi di dalam proses pembelajaran terpadu juga harus diperhatikan
dalam pelasanaan pembelejaran tersebut.

4. Jelaskan Bentuk-Bentuk Kegiatan Pendahuluan dalam pembelajaran?


Jawab :
1. Guru mengucapkan salam dan sapa kepada siswa

2. Guru meminta siswa yang datang lebih awal untuk memimpin doa

3. Guru mengecek kehadiran siswa

4. Guru dan siswa bertanya jawab tentang pembelajaran sebelumnya.

5. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini.

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

5. Sebutkan beberapa faktor penggunaan strategi Pembelajaran Terpadu, jelaskan masing-


masing faktor tersebut?
Jawab.
1. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam
kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar
berpangkal dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan
sama halnya keberhasilan pengajaran.Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan
mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru, dan secara langsung
guru mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik.
2. Guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi
pembelajaran. Tanpa guru bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi tidak
mungkin bisa diaplikasikan. Keberhasilan implementasi suatu strategi
pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode
dan tekhnik pembelajaran.Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang
sangat penting. Guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa
tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Dengan demikian efektivitas proses
pembelajaran terletak dipundak guru. Oleh karenanya, keberhasilan suatu proses
pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Guru sangat
menentukan bagi keberhasilan anak, mengingat guru adalah pengajar dan
pembimbing anak didik walaupun tujuan akhir tergantung dari anak didik tersebut.
3. Anak Didik (Sisiwa)
Menurut Dunkin, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dilihat
dari aspek siswa meliputi :
a. Latar belakang siswa (pupil formative experience) meliputi jenis kelamin siswa,
tempat kelahiran, tingkat sosial ekonomi, dari keluarga bagaimana siswa berasal
dan lain sebagainya. Kepribadian mereka bermacam-macam ada yang pendiam,
ada yang periang, ada yang suka bicara, ada yang kreatif, keras kepala, manja
dan sebagainya.

b. Sifat yang dimiliki siswa (pupil properties) meliputi kemampuan, pengetahuan


dan sikap. Tidak dapat disangkal bahwa setiap siswa memiliki kemampuan atau
tingkat kecerdasan yang bervariasi. Perbedaan-perbedaan semacam itu
menuntut perlakuan yang berbeda pula baik dalam penempatan atau
pengelompokan siswa maupun dalam perlakuan guru dalam menyesuaikan gaya
belajar. Karena itu perbedaan anak pada aspek biologis, intelektual dan
psikologis tersebut dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar.Anak didik
atau siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek
kepribadiannya, akan tetapi jarak dan irama perkembangan masing-masing anak
pada setiap aspek tidak selalu sama.
4. Sarana Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap
kelancaran proses pembelajaran misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran,
perlengkapan sekolah dan lain-lain. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu
yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran
misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain-lain.
Kelengkapan saran dan prasarana akan membantu guru dalam menyelenggarakan
proses pembelajaran dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen
penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
5. Kegiatan Pembelajaran
Pola umum kegiatan pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan anak
didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang
belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi
kepentingan belajar anak didik.Strategi penggunaan metode mengajar amat
menentukan kualitas hasil belajar mengajar.
6. Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapa mempengaruhi proses
pembelajaran yaitu:
a. Faktor organisasi kelas, yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu
kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran.

b. Faktor iklim sosial – psikologis maksudnya, keharmonisan hubungan antara


orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi
secara internal dan eksternal.Iklim sosial – psikologis secara internal adalah
hubungan antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah misalnya iklim
sosial antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara guru dengan
guru bahkan antara guru dengan pimpinan sekolah.Iklim sosial – psikologis
eksternal adalah keharmonisan hubungan antara pihak sekolah dengan dunia
luar, misalnya hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah
dengan lembaga-lembaga masyarakat dan sebagainya.Iklim sosial yang banyak
mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
Sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan
demografi keluarga (letak rumah) semuanya dapat memberi dampak baik
ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
7. Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah
dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Biasanya bahan pelajaran itu
sudah dikemas dalam bentuk buku paket untuk dikonsumsi oleh anak didik. Setiap
anak didik dan guru wajib mempunyai buku paket tersebut guna kepentingan
kegiatan belajar mengajar di kelas.
8. Suasana Evalusi
Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas. Semua anak didik
dibagi menurut kelas masing-masing dan tingkatan masing-masing. Besar kecilnya
jumlah anak didik yang dikumpulkan di dalam kelas akan mempengaruhi suasana
kelas. Sekaligus mempengaruhi suasana evaluasi yang dilaksanakan. Sistem silang
adalah tekhnik lain dari kegiatan mengelompokkan anak didik dalam rangka
evaluasi. Sistem ini dimaksudkan untuk mendapatkan data hasil evaluasi yang
benar-benar objektif.

Anda mungkin juga menyukai