Pada program nol sampah, seluruh warga sekolah wajib menjaga kebersihan
lingkungan sekolah dan sekitarnya dengan melaksanakan kegiatan antara lain: tidak
membuang sampah sembarangan, menyiapkan tempat-tempat sampah sesuai dengan
jenisnya, kerja bakti kebersihan lingkungan sekolah dan sekitarnya, bekerja sama dengan
kantin sekolah untuk tidak menggunakan kemasan plastik, mewajibkan para anak didik untuk
membawa peralatan makanan untuk meminimalisir penggunaan plastic kemasan dan
menumbuhkan kepekaan jiwa terhadap penting nyamen jaga kebersihan dan kesehatan bagi
para anak didik. Program nol sampah tersebut menurut kepala SDIT Serasan sekundang
terbilang cukup berhasil dimana sekolah menjadi cukup bersih, sehat dan nyaman.
Dalam mendaur ulang sampah organik kami warga SDIT Serasan sekundang
mencoba untuk berinovasi dalam membuat kompos padat organic ramah lingkungan dan
pupuk cair organik yang memanfaatkan limbah air cucian beras.Selain itu kami juga
memanfaatkan sampah organik yaitu bekas botol air mineral, karung plastik bekas dan lain
sebagainya.
Adapun keunggulan dari karya inovatif yang dihasilkan SDIT Serasan sekundang adalah:
Biopori adalah sejenis lubang resapan yang digunakan untuk mengatasi masalah
banjir dan konservasi tanah di area perkotaan. Lubang ini memiliki diameter antara 10-15
cm dan kedalaman sekitar 70-100 cm, yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai
metode resapan. Selain itu, biopori adalah teknologi yang dapat mencegah terjadinya
genangan air yang bisa menjadi tempat berkembangnya nyamuk dan penularan penyakit
seperti demam berdarah.