Anda di halaman 1dari 21

BARANG BERBAHAYA

DANGEROUS  GOODS
General Philoshophy & Regulation
Jika sementara ini faktor manusia berpotensi dalam terjadinya kecelakaan
pesawat, maka kemungkinan barang berbahayapun dapat membahayakan
keselamatan penumpang apabila barang tersebut tidak diwaspadai dengan
cermat.

Suatu barang yang dikategorikan barang berbahaya yang akan dimuat di


pesawat udara, sengaja atau tidak sengaja dimungkinkan akan mencelakakan
manusia dan dapat merusak benda lain apabila barang tersebut meledak atau
terbakar.

Walaupun sudah ada referensi atau buku-buku yang menyangkut barang


berbahaya (dalam pembahasan disingkat dengan BB) namun sosialisasi BB
belum menjangkau masyarakat umum atau perusahaan  penerbangan itu sendiri.

A. Pengertian Barang-Barang Berbahaya


Menurut Asosiasi Angkutan Udara International (IATA) dalam buku Peraturan
Barang Berbahaya (Dangerous Goods Regulation) dan Annex 18 tentang The
Safe Transport of Dangerous Goods by Air, bahwa Barang Berbahaya
didefinisikan sebagai berikut :
bahwa suatu barang berbahaya adalah bahan atau zat yang berpotensi dapat
membahayakan secara nyata terhadap kesehatan, keselamatan atau harta milik

144
apabila diangkut dengan pesawat udara. Bahaya yang ditimbulkan akan
berakibat pada keselamatan.
Pada dasarnya barang berbahaya dapat diangkut dengan pesawat udara, namun
harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk
aturan kemasan dan cara pengemasannya, pemberian label serta penyimpanan
dan permuatannya.

a. Kelompok Barang-Barang Berbahaya


Barang berbahaya sebagai kargo dapat diangkut dengan pesawat udara
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
 Kelompok A adalah barang-barang berbahaya yang dapat diangkut
dengan pesawat udara penumpang atau dengan pesawat udara kargo.
 Kelompok B adalah barang-barang berbahaya yang dapat diangkut
dengan pesawat udara kargo saja
 Kelompok C adalah barang-barang berbahaya yang tidak boleh diangkut
dengan pesawat udara

Pengelompokan ini didasarkan pada ciri-ciri atau jenis barang berbahaya


ataupun jumlah yang akan diangkut dengan pesawat udara yang didasarkan
pada IATA DG Regulation.
 Kategori Barang-Barang Berbahaya Angkutan barang atau bahan yang
dilarang diangkut karena akibat yang ditimbulkan dapat membahayakan
keselamatan penerbangan dibagi dalam 4 (empat) kategori antara lain :
a. Explosive (Bahan Peledak)
b. Weapons (Senjata)
c. Dangerous Goods (Barang Berbahaya
d. Dangerous Article (Yang dapat membahayakan)
Contoh : Gunting, Obeng, Cutter, silet dan lain-lain.

145
 Sesuai dengan dasar pengelompokan kategori Dangerous Goods /
barang berbahaya tersebut diatas, maka barang berbahaya sebagai
kargo udara dapat dibagi dalam empat kategori yaitu :
b.  Barang berbahaya yang dapat diterima untuk diangkut dengan
pesawat udara
(excepted from the provision of the regulation) antara lain :
– Dangerous Goods carried by passengers or crew (tabel 2.3.A)
– Dangerous Goods Air Mail
– Dangerous Goods of the operator :
For or sale : Aerosol, Alkohol Beverage, Parfum
Air Worthines & op. Requirement : Live Rest, Portable Firex, Flare Gun
– Dangerous Goods in excepted quantities .
Barang berbahaya yang terlarang diangkut dengan pesawat udara karena
keadaannya
(forbidden for transport).
– Barang berbahaya yang terlarang diangkut dengan pesawat udara, kecuali
kalau dibebaskan oleh negara yang bersangkutan (Forbidden for transfort
unles exemted by state).
– Barang berbahaya yang dikecualikan dari IATA DGR (acceptable for
transport).

Pengirim harus memastikan bahwa barang yang berbahaya tersebut idak


dilarang untuk diangkutsesuai  dengan DGR, baik wadah, kuantitas/jumlah,
tanda/label, kelengkapan dokumen yang diperlukan.

Istilah-istilah pengemasan yang sering dipakai antara lain :


1. Packing : (the art and operation by which articles or substance are enveloped
in wrapping and or enclosed in packaging or otherwise secured. “adalah

146
suatu seni/cara pelaksanaan pengemasan rehadap bahan atau zat yang
dibungkus atau dikemas dalam suatu kemasan paket yang dijamin
keamanannya”.
2. Package : (non radioactive material) the complate product of the packing
operation consisting of the packinging and contens prepared for transport.
“adalah hasil lengkap pelaksanaan pengemasan dalam bentuk paket/kemas
yang terisi yang siap untuk diangkut”.
3. Packaging : (non radioactive material) Receptacles and any other
component or materials necesarry for the receptacles to perfrom its
containmnet function and tensure compliance with the minimum packing
requirement of these regulations. “adalah wadah dan komponen/bahan lain
yang diperlukan untuk membentuk suatu kemasan/paket sesuai dengan
persyaratan minimum pengemasan berdasarkan peraturan yang berlaku”.
4. Istilah umum yang digunakan berkaitan dengan kemasan
 Kemasan  : Packaget/paket
 Kemasan Tunggal    : Wadah atau tempat yang tidak memerlukan
kemasan dalam
 Kemasan Kombinasi:(Combation Packaging) suatu paket yang terdiri dari
satu atau lebih kemasan dalam (Inner Packaging) dalam kemasan luar
(Outer Packaging) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Kemasan Dalam       : (Inner Packaging) adalah pembungkus atau wadah
dalam satuan kecil
 Kemasan Luar          : (Outer Packaging) adalah pembungkus luar untuk
melindungi kemasan kombinasi berikut bantalan, alat penyerap dan lain-
lain yang diperlukan.
 Kemasan Ganda/Peti Kemas : (Overpack) suatu peti kemas yang berisi
satu atau lebih kemasan dan tersusun dalam satu wadah untuk
memudahkan pengangkutan dan penyimpanan.

147
Packing dan Marking

A. Packing berdasarkan tingkat bahayanya :


– Packing Group I (X) Great Danger (Resiko Bahaya Besar)
– Packing Group II (Y) Medium Danger (Resiko Bahaya Menengah)
– Packing Group III (Z) Minor Danger (Resiko Bahaya Kecil)
B. Marking Macamnya :
– UN Number
– Proper Shipping Name (PSN)
– UN Specifikation Packages

CLASSIFICATIONS

148
 Pengertian Kelas dan Divisi
Sesuai dengan dasar pembagian kelas dan divisi barang-barang berbahaya
yang diantaranya ada yang dapat dikirim dengan pesawat udara untuk
penumpang dan ada yang dapat dikirim hanya denga pesawat udara untuk
cargo (lihat Lampiran List of Dangerous Goods) terdapat kurang lebih 3.000
jenis barang berbahaya.

 Berdasarkan IATA (Internastional Air Transport Association) Barang dan


atau bahan berbahaya dapat diklasifikasikan menjadi 9 kelas dan divisi dan
masing-masing diberi kode tertentu (lihat Tabel 3.1 Identitas BB)

 Klasifikasi dan Divisi Barang Berbahaya


Masyarakat pada umumnya belum banyak mengenal secara pasti bahwa suatu
barang itu berbahaya kalau diangkut dengan pesawat udara, guna
memudahkan mengenal barang berbahaya tersebut maka dibagi kelas dan
divisi sebagai berikut:

I.  Kelas 1 :  Bahan Peledak (Explosives)


Yaitu bahan atau zat yang dapat meledak apabila terkena api atau panas.
Bahan peledak ini terdiri dari 6 divisi yaitu :
1. Barang Berbahaya yang mempunyai bahaya ledakan tinggi/mass
explosion hazard (REX).
2. Barang Berbahaya yang mempunyai bahaya proyeksi tinggi (suara
keras) / mass projection hazard (REX).
3. Barang Berbahaya yang mempunyai bahaya hembusan (ledakan)
kecil/monitor blast hazard (RCX dan RGX).

149
4. Barang Berbahaya yang tidak menimbulkan bahaya berarti/no significant
hazard (REX). terdiri dari 6 group yaitu dengan kode IMP (Interline
Message Procedures) adalah RXB, RXC, RXD, RXE, RXG dan  RXS.
5. Barang Berbahaya yang mempunyai bahaya ledakan tinggi/mass
explosion hazard (REX)
6. Barang Berbahaya yang mempunyai bahaya yang tidak mengakibatkan
bahaya ledakan dasyat/no mass explosion hazard (REX). Contoh :
Petasan, Kembang Api, Peluru
Catatan :  Peluru dapat dibawa penumpang dengan ukuran 9 mm/0,45”
maksimum 12 pes/org sebagai cargo

II.   Kelas 2 :  Bahan Gas (Gases)


yaitu bahan gas yang dapat mengeluarkan asap dan dapat menyala oleh bunga
api atau api. Gas ini terdiri dari 3 Divisi yaitu :
1. Flamable Gas yaitu gas yang mudah terbakar (RFG)
2. Non Flamabe Gas (RNG), Non Toxic Gas (RCL), gas-gas ini mempunyai
reaksi keras terhadap 02.
Contoh : Karbon Dioksida, Fire Extinguisher
3. Toxic Gas atau Gas Beracun (RPG), contoh :   Aerosol.

III.  Kelas 3 :  Cairan yang mudah terbakar (Flamable Liquids / RFL)


yaitu cairan dengan titik nyala di bawah 60,5°. dibawah suhu tersebut cairan
dapat mengeluarkan asap yang mudah terbakar. Kelas 3 ini tidak mempunyai
divisi. Contoh : Cat, Alkohol.

IV.   Kelas 4 :  Bahan padat yang mudah terbakar (Falamable Solids)


yaitu cairan padat yang dapat menimbulkan api melalui gesekan. Kelas ini
mempunyai 3 (tiga) divisi sebagai berikut :

150
1. Flamabel solid/zat padat yang  mudah terbakar , Contoh : Korek api
2. Spontaneous Combustible, yaitu zat yang kalau beraksi dengan udara
dapat terbakar   dengan sendirinya (RSC) Contoh : Phospor
3. Dangerous when wet (bahaya apabila basah). Zat ini akan mudah terbakar
atau mengeluarkan gas apabila bercampur dengan air (RFW). Contoh :
Kalsium Karbid.

V.  Kelas 5 :  Oxidizing Substances and Organic Peroxide


yaitu Zat yang beroksidasi dan zat organik terpencar. Kelas ini terdiri dari 2
divisi, yaitu :
1. Zat-zat yang mudah menghasilkan 02, zat ini membantu timbulnya
pembakaran atau api dengan mudah Contoh : Kalsium Klorat.
2. Organic Peroxides (ROP)
Zat padat atau cair yang mudah terbakar dan dapat menimbulkan api
apabila terjadi gesekan atau pengisapan uap lembab atau reaksi kimia.

VI.   Kelas 6 :  Toxic (Poisonous) Substances


yaitu bahan atau zat racun dan infections substances atau zat menular.
Kelas ini terjadi dari 2 divisi yaitu :
1. Divisi Toxic (Poison) substances (RPB)
Zat yang menyebabkan kematian apabila dihirup atau ditelan atau
disentuh dengan kulit bisa luka atau membahayakan kesehatan . Contoh :
Pestisida
2. Divisi Infections substances (RIS)
Zat yang mengundang micro organisme hidup termasuk bakteri, virus,
jamur dll. yang menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan. Contoh
: Hepatitis, Rabies, HIV

151
VII.    Kelas 7 :  Bahan Radioaktif
Adalah bahan yang mengeluarkan sinar radiasi yang berbahaya bagi manusia,
binatang dan barang. Sinar tersebut tak dapat dilihat dan hanya dapat dikontrol
dengan alat yang Geiger. Bahan ini terdiri dari tiga kategori. Masing-masing
memiliki tingkat radiasi yang berbeda-beda, sebagai berikut :
1.  Kategori I  Radioaktif (RRW)
Zat ini memiliki tingkat radiasi rendah dan yang kurang dapat diukur,
sehingga tidak memiliki nomor indeks transport (transport index atau T.I)
Bahan ini diberi label putih dengan 1 (satu)
Garis merah : Contoh : Kobalt 60
2.  Kategori II  
Bahan atau zat yang memiliki tingkat radiasi lebih tinggi dari kategori 1
dengan nomor indeks transport tidak lebih dari 1. zat ini diberi label
berwarna kuning pada kemasan dengan 2 (dua) garis merah.
3.   Kategori III 
Zat ini memiliki tingkat radiasi lebih tinggi dari pada kategori II dan
memiliki indeks transport 1,0 dan tidak melebihi 10 per kemasan. Zat ini
diberi label kuning dengan 3 (tiga) garis merah.

VIII.  Kelas 8 :  Corrosive Materials (RCM)/


Bahan bersifat menimbulkan Karat.
Bahan ini bentuknya cair atau padat yang dapat menyebabkan kerusakan pada
kulit jika disentuh. Kalau berasap sangat berbahaya jika dihirup dan dapat
menyebabkan iritasi pada mata, dapat merusak logam (struktur pesawat) atau
merusak barang atau kargo.
Kelas ini tidak mempunyai divisi. Contoh : Mercury

152
 IX. Kelas 9 :  Miscellaneous Dangerous Goods (barang berbahaya lain)
Barang atau benda-benda lainnya yang dianggap dapat membahayakan namun
tidak termasuk dalam 8 (delapan) kelas tersebut di atas. Kemungkinan dapat
menimbulkan bahaya terhadap manusia (petugas), pesawat apabila tidak
ditangani dengan baik.

Barang berbahaya lain-lain ini dibagi menjadi 4 bagian, Yaitu :


Kelas 9 (RMD)    : Miscellaneous Dangerous Goods/BB Lain.
Seperti : Engine Internal Combustion
Kelas 9 (RSB)     : Polymeric beads
Kelas 9 (ICE)      : Karbon Dioksida atau Dry Ice
Kelas 9 (MAG)   : Bahan yang mengandung magnet, bila pada jarak 4,6 M
dapat menimbulkan efek > 0,418 A/M atau pada kompas
jarum tertarik s.d 2°.

Marking and Labeling of Dangerous Goods


MARKING AND LABELLING

153
Tanda atau Marka (Marking)

Pada dasarnya marka atau tanda-tanda yang harus ditempel atau dipasang pada
paket atau kemasan suatu Barang Berbahaya menjadi tanggung jawab pengirim
(Shipper).
Ada dua jenis marka atau tanda yaitu :
1. Marka khusus kemasan
Package specifikation marking yaitu tanda yang menunjukkan ciri-ciri, misal
UN 4G artinya tanda kotak dari bahan fiber-kayu (fiberboard box).
1. Kemasan yang menggunakan tanda untuk : Jenis Barang Berbahaya,
Pengirim BB, Penerima BB dan lainnya.

 Tanda-tanda spesifik kemasan


Setiap kemasan yang akan diangkut dengan pesawat udara harus diberi tanda
atau marking, sebagaimana contoh berikut :
UN 4G/Y50/S/99
NL/VL 824
Keterangan :
UN    = United Nations (Simbul Internasional)
4G     = 4 kode Fiberboard/papan fiber; G kode Boxs/kotak
Y       = Packing Group (kelompok kemasan)
50      = Maksimum kuantitas 50 kg
S       = Solid/padat : Inner Packing
99      = Tahun pembuatan 1999
NL    = Negara yang berkepentingan
VL    = Nomor pabrik

154
 Pemasangan Tanda-tanda
 
Tanda-tanda yang diperlukan harus ditempel sesuai dengan jenis Barang
berbahaya yang terdapat dalam kemasan. Tanda-tanda itu harus lekat benar dan
tulisan harus tercetak jelas dengan catatan :
– Tahan lama
– Mudah dilihat
– Latar belakang yang menyolok atau kontras
– Tidak tertutup oleh tanda lain
Sesuai dengan peraturan barang berbahaya atau DGR, bahwa tanda-tanda harus
terletak pada kemasan dengan posisi yang benar sesuai dengan aturan di atas.
Apabila terdapat sisa tanda yang tidak perlu yang masih melekat pada kemasan,
maka tanda lama tersebut harus dicabut dan diganti yang baru.
Kaitannya dengan pemasangan tanda-tanda ini, pihak pengirim perlu
mengadakan pemeriksaan ulang, apakah tanda-tanda pada kemasan telah
lengkap dan memenuhi syarat, selain itu tiap kemasan tunggal juga diberikan
tanda-tanda.

 Label (Labelling)
Pengertian Umum
Setiap kemasan yang akan diangkut dengan pesawat udara harus ditempel label
sesuai dengan isi kemasan. Pengirim bertanggung jawab menempelkan label
pada kemasan tersebut, Sedangkan Airline (operator yang mengangkut)
bertanggung jawab hanya mengganti label yang tidak jelas atau rusak selama
pengangkutan.
Yang dimaksud label adalah kertas bergambar dan bertuliskan, berbentuk segi
empat yang menggambarkan Barang Berbahaya yang ditempel pada kemasan
berukuran 100 mm x 100 mm
155
1. Jenis Label
a.  Hazards Label atau label bahaya
Adalah label yang mengidentifikasikan adanya bahaya atau risiko, berupa
gambar simbol dan nomor kelas yang masing-masing mempunyai warna dasar
berbeda sesuai kelasnya.
b.  Handling Label atau label Instruksi .
Adalah label yang berisi gambar dan tulisan serta petunjuk lain yang merupakan
instruksi untuk dilaksanakan atau ditaati.
Syarat Penempelan Label antara lain
– Semua label ditempel di tempat aman pada kemasan sehingga mudah dibaca,
dilihat dan
tidak kabur
– Setiap label harus ditempel atau tercetak secara jelas dan warna yang kontras
– Ditempel yang kuat dan ukurannya sesuai aturan yang berlaku.
 Posisi Label dalam pemasangan

 Berdampingan dengan teks alamat pengirim


 Label bahaya utama berdampingan dengan label bahaya tambahan
 Label CAO (cargo aircraft only) berdampingan pada sisi yang sama

156
 Tanda “this way Up” dipasang pada kedua sisi yang bertolak Belakang.
 Rekognition Of Un Declared Dangerous Goods

I. Tabel Barang Berbahaya (List of Dangerous Goods)


Barang berbahaya dalam setiap kelasnya ada yang berbentuk bahan atau zat
atau unsur, baik yang berbentuk cair, padat atau gas. Dalam Peraturan Barang
berbahaya (DGR) telah tercatat sebanyak sekitar 3.000 bahan (lihat list of DG).
Nama barang atau bahan tersebut tersusun menurut urutan abjad dan setiap jenis
memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain memiliki nomor identitas internastional,
kelas atau divisi, packing group dan lain-lain. Pada tabel Barang Berbahaya
memiliki sebanyak 11 kolom dengan fungsi dan kegunaan sebagai berikut :
Kolom A : Nomor identitas internassional (UN/Identity number)
Kolom B : Nama jenis Barang Berbahaya (Proper shipping name)
Kolom C : Kelas atau Divisi (Class/Division)
Kolom D : Risiko tambahan (Subsidiary risk)
Kolom E : Label Bahaya (Hazard label)
Kolom F : Kelompok kemasan (Packing Group)
Kolom G : Petunjuk kemasan (Packaging instruction) untuk berat yang dibatasi
Kolom H: Maksimum berat bersih per paket (Max Net Quantity/package) untuk
beratyang dibatasi
Kolom I :   Petunjuk kemasan (Packaging instruction) untuk pesawat
penumpang danpesawat kargo
Kolom J :   Maksimum berat bersih per paket (Max Net Quantity per pakage for
CAO) untuk pesawat penumpang dan kargo.
Kolom K : Petunjuk kemasan (Packaging instruction) untuk pesawat kargo saja
(CAO)
Kolom L : Maksimum berat bersih per paket (Max Net Quantity per pakage)
untuk pesawat kargo saja

157
Kolom M : Ketentuan khusus (special provisions)

I.   Penerapan Penggunaan Daftar Barang Berbahaya

Contoh Daftar Barang Berbahaya

Pesawat Penumpang
dan kargo Hanya
Jml/berat pesawat
terbatas kargo
A B C D E F G H I J K L M
10 100 200
2875 Hexachlorophene 6.1 Toxic III Y619 kg 619 kg 619 kg

1.    Barang berbahaya yang tertera pada kolom B adalah Hexachlorophene,


termasuk Divisi 6.1 dengan nomor identitas 2875, tidak memiliki risiko
tambahan, tetapi mempunyai akibat membahayakan apabila bereaksi
dengan bahan racun.
2.    Jenis Barang Berbahaya ini memiliki tingkat bahaya rendah
3.    Untuk mengemas barang ini didasarkan pada petunjuk kemasan (kolom G)
yaitu nomor Y619 dengan batasan berat sebanyak tidak lebih dari 10 kg
saja (kolom H), kemudian dapat diangkut dengan pesawat penumpang atau
pesawat kargo.
4.    Barang jenis ini dapat pula dikemas berdasarkan packing instruction nomor
619,dengan muatan maksimum seberat 100 kg (kolom J) dan dapat
diangkut dengan pesawat penumpang atau pesawat kargo.
5.    Namun kalau barang tersebut berat lebih dari 100kg sampai 200kg (kolom
L) hanya boleh diangkut dengan pesawat kargo.

158
6.    Barang berbahaya ini tidak terkena peraturan khusus dan spesial provisions
(kolom M).

 Langkah Pemeriksaan Barang Berbahaya dengan menggunakan Daftar BB

Dalam rangka pemeriksaan suatu barang berbahaya diperlukan petunjuk atau


pedoman yaitu pada Daftar Barang berbahaya  (list of Dangerous Goods) yang
sudah baku sesuai dari IATA DGR.
Adapun langkah-langkah sebagai berikut :
a. Lihat nama jenis BB (Power shipping name and UN number)
b. Pastikan kelas atau devisi atau subsidiary apakah sesuai dengan daftar BB
c. Catat dan perhatikan Harzad label, cocok atau tidak
d. Lihat dan perhatikan packing group
e. Perhatikan dengan cermat berat paket BB, baik yang dapat diangkut
dengan pesawat penumpang atau pesawat kargo atau pesawat kargo saja.
f. Periksa catatan pada kolom M, apakah ada special provisions atau tidak.

Limitations of Dangerous Goods


LIMITATIONS

 Macam Pembatasan Barang-barang Berbahaya


Berdasarkan peraturan IATA ada beberapa aturan pokok yang membatasi atau
mensyaratkan berbagai Barang berbahaya yang dapat atau tidak dapat diangkut
dengan pesawat udara berdasarkan karakteristik barang dan ketentuan ketentuan
lain sebagai berikut :

159
1.  Barang berbahaya yang terlarang dalam kondisi apapun
i)     Bahan peledak (explosive) yang dapat terbakar dalam suhu 75°C
dalam waktu 48 jam
ii)    Bahan peledak yang mengandung clorat dan amunium salts
iii)   Bahan peledak yang mengandung campuran clorats dan phosporus
iv)   Bahan peledak padat yang diklasifikasikan sangat peka terhadap
bahan-bahan mekanis
v)    Bahan peledak cair yang diklasifikasikan cukup peka terhadap bahan-
bahan mekanis
vi)   Bahan atau zat dapat membahayakan karena adanya gas atau panas
dalam kondisi tertentu
vii)  Bahan atau zat yang mudah terbakar dan peroksida organik yang
diklasifikasikan mempunyai resiko tambahan (subsidiary risk)

2.  Barang berbahaya yang tersembunyi / tidak tercatata dalam Shipper


Declaration tetapi  terdapat di dalam barang lain .
a. Aircraft on ground (AOG) spare
b. Auto mobil and Car spare
c. Swimming pool chemicals
d. Household goods

3. Barang berbahaya yang dibawah oleh penumpang atau awak pesawat


a. Checked baggage yaitu barang yang masuk bagasi
b. Carry on baggage yaitu barang penumpang yang dibawa ke kabin dan barang
yang melekat pada penumpang itu sendiri (on the person).

4. Barang berbahaya dalam Pos Surat

160
Pengangkutan barang berbahaya lewat pos udara adalah dilarang, kecuali
dengan seizin atau persetujuan pihak PT. Pos yang berkaitan dengan barang
berbahaya :
a.   Zat menular atau virus yang terdapat dalam shipper declaratiom
b.   Karbon Dioxide, dry ice (solid) yang digunakan untuk pendingin zat
menular/infeksi yang tertera dalam shipper declaration disertai daftar
pengiriman (shipment).
c. Radio Aktif  yang tidak melebihi 0,1

5.  Barang berbahaya milik perusahaan penerbangan (Airliner)


a. Yang dibebaskan
–  Aircraft Equipment
– Barang Konsumen (consumer goods, aerosol, alcoholic beverage, perfumes,
cologne).
– Karbon dioxida (carbon dioxide) / Alat pemadam
b. Suku cadang pesawat (Aircraft Spares)
Peralatan pesawat udara

6. Barang berbahaya yang diijinkan sebagai barang kargo


Barang berbahaya ini dapat diangkut dengan kargo atas persetujuan dari negara
yang bersangkutan karena ada hal-hal yang sangat mendesak atau dianggap
kurang baik bagi masyarakat.
Negara memberi kebebasan untuk dimuat dipesawat kargo Berdasarkan :
–    Peraturan tambahan dari IATA
–    Lihat butir 2.1 atau 2.6.1 DGR
–  Diterima oleh Airliner (lihat special provision; A1.A2,A19)

161
7. Barang berbahaya yang diijinkan dengan jumlah yang dikecualikan  :
Barang berbahaya dalam jumlah yang sangat kecil dapat diangkut pesawat
udara. Barang berbahaya ini dikecualikan dari marking (tanda-tanda) dan label.
Barang berbahaya ini bila diangkut disebut sebagai “Dangerous Goods
Excepted Quantities”

Barang Berbahaya yang diijinkan dalam jumlah yang dikecualikan dapat


diangkut, kalau jumlahnya terkecuali, artinya jumlahnya dapat dikurangi atau
ditiadakan / disesuaikan, misal :
i.   Div. 2.2, tanpa resiko tambahan (Subsidiary risk)
ii. Kelas 3, Packing group (PG) I/II/III
iii. Kelas 4, PG II dan III, bukan barang yang bereaksi sendiri
iv. Div. 5.1, PG II dan III
v.  Div. 5.2, berisi chemical atau first aid kit
vi. Div. 6.1, PG I
vii.  Kelas 8, PG II dan III, diluar UN 2803 dan UN 2809
viii. Kelas 9, kecuali magnit

Barang berbahaya yang dibatasi jumlahnya


Barang berbahaya yang tidak diijinkan dalam jumlah yang dikecualikan
tidak dapat diangkut, misal :
a. Barang Berbahaya untuk pesawat penumpang
– Mercury switch in electrical
– Kelas I
– Divisi 2.1;2.2;2.3 mengandung resiko tambahan
– Kelas 4, ada resiko tambahan
– Divisi 5.1;5.2 (kecuali chemical atau first aid kit)

162
– Divisi 6.1, Packing Group I
– Divisi 6.2;7;8 (resiko tambahan) dan Divisi 9
– Barang berbahaya yang bebas dan ada persetujuan Negara atau Airliner
b. Baggage and Mail (Bagasi dan Pos Udara)\
c. Shipper Responsibilities (tanggung jawab pengirim)
d. Limited Quantity (jumlah terbatas)
– Inner Packaging : 1 g atau 1 ml (cair atau padat),
– PG I dan II, 30 g atau 30 ml yang diijinkan 30 g atau 30 ml non flamable
gas
– Outer Packaging : Terbatas pada semua kelas, kecuali Divisi 5.1 dan 6.2 PG
I; 300 g/ml; PG II : 500 g/ml; PG III : 1 kg/lt (lihat lampiran 1/Tab. DG)

Barang berbahaya yang tidak boleh diangkut berdasarkan peraturan atau


perundang-undang negara tertentu atau operator (State and Operator
Variations).
1. State Variations
State variations dimaksudkan sebagai bentuk ketentuan yang dikeluarkan oleh
suatu negara yang menetapkan, bahwa Barang Berbahaya tertentu tidak dapat
dikirim, diterima atau lewat diatas wilayah negara tanpa persetujuan negara
yang bersangkutan. Namun demikian sebelumnya negara yang bersangkutan
harus memberitahukan lebih dahulu Barang Berbahaya yang bagaimana yang
seharusnya dapat disetujui negara tersebut. Tiap negara telah memiliki inisial
nama sendiri dengan menggunakan kode huruf G (government) yang didahului
dengan inisial atau kode negara tersebut (lihat IATA DGR hal. 21), selanjutnya
diikuti dengan keterangan Barang Berbahaya ditulis dengan dua digit, misal :
CAG-02, artinya
CAG         = Negara Canada (lihat lampiran 2)
02             = Berkenaan dengan Barang Berbahaya

163
2.2.9.2.  Operator Variations
Operator Variations dimaksudkan sebagai bentuk ketentuan yang dikeluarkan
oleh Operator atau Airliner atau Perusahaan Penerbangan, yang berkenaan
dengan Barang Berbahaya yang dibawa oleh Pesawat (Airliner) melalui
persetujuan Airliner yang bersangkutan. Setiap Airliner mempunyai kode
operator sendiri-sendiri dan Barang Berbahaya atau lainnya yang telah
ditentukan (lihat IATA DGR hal. 31-51), cotoh : AA-01

164

Anda mungkin juga menyukai