Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH DANGEROUS GOODS

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Dangeorus Goods Program Studi D4 Logistik Bisnis

Oleh:

Rezsa Riana

NPM: 6164111
Kelas: D4 LB 4D

PROGRAM STUDI D4 LOGISTIK BISNIS


POLITEKNIK POS INDONESIA

BANDUNG

2019
DANGEROUS GOODS
Menurut Asosiasi Angkutan Udara International (IATA) dalam
buku peraturan barang berbahaya (Dangerous Goods Regulation) dan
Annex 18 tentang The Safe Transport of Dangerous Goods by Air,
bahwa barang berbahaya didefinisikan sebagai berikut:
Bahwa suatu barang berbahaya adalah bahan atau zat yang
berpotensi dapat membahayakan secara nyata terhadap kesehatan,
keselamatan atau harta milik apabila diangkut dengan pesawat udara.
Bahaya yang ditimbulkan akan berakibat pada keselamatan penerbangan.
Hal ini memberikan petunjuk kepada mereka yang bergerak di bidang
penanganan barang berbahaya yang akan dikirim atau diterima, agar tetap
menjaga keamanan dan keselamatan terhadap kemungkinan terjadi
kecelakaan penerbangan yang disebabkan petugas berwenang yang lalai
atau kurang melaksanakan pengawasan yang ketat terhadap barang
berbahaya tersebut.
Dangerous goods adalah unsur-unsur zat bahan dan atau barang
berbahaya yang sangat peka terhadap suhu udara, tekanan dan getaran
serta dapat mengganggu terhadap kesehatan manusia maupun binatang,
dapat menggangu serta membahayakan keselamatan
penerbangan dan dapat merusakkan peralatan pengangkutan.
A. Klasifikasi Barang Berbahaya atau Dangerous Goods
Masyarakat pada umumnya belum banyak mengenal
secara pasti bahwa suatu barang itu berbahaya kalau diangkut
dengan pesawat udara, guna memudahkan mengenal barang
berbahaya tersebut maka dibagi kelas dan divisi sebagai berikut:
1. Golongan (1)
Explosives yaitu semua bahan peledak dan ini
sangat dilarang dalam penerbangan.
a. Sub-golongan (1.1), zat dan bahan yang
memiliki bahaya ledakan besar (mass explotion
hazards)
b. Sub-golongan (1.2), zat dan bahan yang
memiliki projection hazard yang besar namun
bukan merupakan bahaya ledakan besar.
c. Sub-golongan (1.3), zat dan bahan yang
memiliki bahaya kebakaran (fire hazard) dan
bahaya ledakan yang kecil atau bahaya
proyektil yang kecil atau keduanya.
d. Sub-golongan (1.4), zat dan bahan yang tidak
mempunyai bahaya yang signifikan, hanya
bahaya kecil dalam hal pengapian atau insiasi
dan selama transportasi dengan efek apapun
sebagian besar terbatas pada paket.
e. Sub-golongan (1.5), zat yang sangat sensitif
yang memiliki bahaya ledakan yang besar.
f. Sub-golongan (1.6), sangat sensitif yang tidak
memiliki bahaya ledakan besar.

Gambar 1.1 Explosive


Hazard Labels
Contoh: Rudal, Nuklir, TNT, Granat, Dinamite, Bom
Molotov, Mercon, Kembang Api.
2. Golongan (2)
Gases (udara) berupa gas bertekanan, mudah
terbakar.
a. Sub-golongan (2.1), Flammable gas (gas yang
mudah terbakar).

Gambar 1.2 Flammable Gas


Hazard Labels
Contoh: Gas LPJ, Butane, Hydrogen,
Propane, Acetylene, Lighters.
b. Sub-golongan (2.2), Non-flammable, Non-toxic
gas (gas yang tidak terbakar dan tidak
beracun).

Gambar 1.3 Non-Flammable Gas


Hazard Labels
Contoh: Oxygen, Nitrogen, Carbon dioxide
Neon, Fire extinguisher, or low temperature
liquefied gas as: liquefied Nitrogen or Helium.
c. Sub-golongan (2.3), Toxic gas (gas beracun).

Gambar 1.4 Toxic Gas


Hazard Labels
Contoh: Semprotan (obat nyamuk, semprotan
wangi-wangian) Aerosols of low toxicity, Tear
gas devices.
3. Golongan (3)
Flammable Liquid (benda cair yang mudah
terbakar) berupa cairan yang mudah terbakar. Tidak
boleh kena panas.

Gambar 1.5 Flammable Liquid


Hazard Labels
Contoh: Bahan Bakar Minyak (BBM, minyak
tanah) Paint, Alcohols, some Adhesives, Acetone,
Petrol, etc.
4. Golongan (4)
Flammable Solids yaitu berupa zat padat yang
mudah terbakar, bila bersinggungan dengan air atau
pancaran gas dalam seketika menimbulkan kebakaran,
contoh: karbit.
a. Sub-golongan (4.1), Flammable Solids (zat
padat yang mudah terbakar).

.
Gambar 1.6 Flammable Solid
Hazard Labels
Contoh: batubara, Matches.
b. Sub-golongan (4.2), Subtsances liable to
spontaneously combustion (zat mudah
meledak).

Gambar 1.7 Spontaneously Combustible


Hazard Labels
Contoh: White or Yellow phosphorus,
Magnesium dinamide.
c. Sub-golongan (4.3), Substances which, in
contact with water, emit flammable gas (zat
padat jika terkena air akan berubah menjadi
gas dan mudah terbakar).

Gambar 1.8 Dangerous When Wet


Hazard Labels
Contoh: Calcium carbide, Sodium.
5. Golongan (5)
Oxidizing substances and Organic peroxide berupa
zat yang mudah menghasilkan O2 yg dapat
mengakibatkan kebakaran atau bahan-bahan dan
formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya biasanya
tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan
mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar
mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara
signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan
anorganik seperti garam (salt-like) dengan
sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida
organik, contoh bahan tersebut adalah kalium klorat
dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat.
a. Sub-golongan (5.1), Oxidizer (zat yang mudah
beroksidasi dengan zat lain).

Gambar 1.9 Oxidizer Hazard Labels


Contoh: Air raksa, Ammonium nitrate feltilizer,
Calcium chlorate, Bleaches.
b. Sub-golongan (5.2), Organic peroxides (zat
yang mudah berorganic dengan zat lain).
Gambar 1.10 Organic Peroxide
Hazard Labels
Contoh: Belerang, Aspal dan ter-Butyl
hydroperoxide.
6. Golongan (6)
Toxic and Infectious Substances adalah zat padat
atau cair yang bila di hirup atau di telan akan
menyebabkan kematian. Berupa barang-barang yang
mengandung racun yang merupakan bahan dan
formulasi yang dapat menyebabkan kerusakan
kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematianpada
konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui
inalasi melalui mulut (ingestion), atau kontak
dengan kulit, contoh: bahan dengan sifat
tersebutmisalnya kalium sianida, hydrogen sulfida,
nitrobenzenedan atripin.
a. Sub-golongan (6.1), Toxic substances (zat
yang beracun).

Gambar 1.11 Toxic


Hazard Labels
Contoh: Pestisida, Arsenic, Nicotine, Cyanide,
Pesticides, Strychnine Some are totally
forbidden: Bromoacetone.
b. Sub-golongan (6.2), Infectious substances,
yaitu salah satu zat yang dapat mengakibatkan
infeksi dan kematian pada seseorang.
Gambar 1.12 Infectious Subtance
Hazard Labels
Contoh: Viruses, Vaksin, Bacteria, such as HIV
(AIDS), Rabies, some diagnostic specimens
and biological products and Medical.
7. Golongan (7)
Radioactive material (zat yang dapat
mengeluarkan sinar radiasi) bahan atau barang atau
benda yang memancarkan radiasi. Materi ini biasanya
digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN).

Gambar 1.13 Fissile Hazard Labels


Gambar 1.14 Radioactive I Hazard Labels

Gambar 1.15 Radioactive II Hazard Labels

Gambar 1.16 Radioactive III Hazard Labels


Contoh: Radionuclides or isotopes for medical or
industrial: such as Cobalt 60, Caesium 131 and Iodine
132.
8. Golongan (8)
Corrosives (zat yang dapat mengakibatkan korosi
menjadi karat) bahan yang dapat merusak jaringan
kulit atau mempunyai tingkat korosif yang tinggi.

Gambar 1.17 Corrosive Hazard Labels


Contoh: Battery acids, Mercury, Sulphuric acid.
9. Golongan (9)
Miscellianeous Dangerous Goods (zat diluar 8
golongan Dangerous Goods) bahan padat atau cair
yang mempunyai sifat iritasi atau yang dapat
menyebabkan ketidak nyamanan.

Gambar 1.18 Miscellaneous Hazard Labels


Contoh: Asbestos, Life Tafts, Internal Combastion
Enginges
Dry Ice, Carbon dioxide, solid, magnetors and non-
shieled permanent magnets without keeper bars.
Kesembilan kelas tersebut harus mendapat perlakuan
khusus apabila akan diangkut dengan pesawat udara.
Terkadang kita tidak sadar telah membawa barang-barang yang
termasuk dalam Dangerous Goods tersebut ke dalam kabin
pesawat,yang tentunya masih dalam batas kewajaran seperti
contoh: Korek api gas (Dangerous Goods kelas ls II), parfum
beralkohol/ethanol, minuman beralkohol (Dangerous Goods
kelas III), areosol dalam batas max 500ml (Dangerous Goods
kelas II), baterai mengandung alkali (Dangerous Goods kelas
VIII), kamper, korek kayu (Dangerous Goods kls IV), laptop
ataupun peralatan elektronik pun apabila dalam jumlah besar
masuk dalam kategori (Dangerous Goods kelas IX).
B. Efek Samping Terhadap Kesehatan Manusia
Efek samping adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan, yang timbul sebagai hasil
intervensi. Suatu pengaruh atau dampak negatif disebut sebagai
efek samping ketika itu timbul sebagai efek sekunder. Salah satu
efek samping terhadap kesehatan manusia yang harus
diperhatikan adalah dangerous goods. Berikut ini kategori dan
penjelasan efek yang ditimbulkan, diantaranya:
1. Beracun
Bahan kimia yang menyebabkan kematian jika
tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit dengan
toksisitas (merusaknya suatu zat yang dipaparkan,
oral, kulit dan inhalasi) kategori 1, 2, 3.

Gambar 2.1 GHS06 Beracun


Contoh: Asam Hidrofluorat, Bromin, Asam Hidrosianat.
2. Berbahaya
Zat yang menyebabkan bahaya yang ditentukan,
tetapi kurang berbahaya bagi kesehatan dengan
kategori:
a. Kategori 1, toksisitas sistemik organ target
khusus setelah paparan tunggal.
b. Kategori 2, iritasi kulit dan iritasi mata.
c. Kategori 3, iritasi kulit, iritasi saluran
pernapasan dan efek narkotika.
d. Kategori 4, toksisitas akut (oral, kulit dan
inhasi).

Gambar 2.2 GHS07 Berbahaya


Contoh: Hidrokarbon dan Limonena
3. Bahaya Bagi Kesehatan
Zat dan campuran dengan berbagai efek toksik
pada organ tertentu atau efek berbahaya kronis dengan
kategori:
a. Kategori 1, sensitisasi pernapasan, toksisitas
sistemik organ target khusus setelah paparan
tunggal, toksisitas sistemik organ target khusus
setelah paparan berulang dan bahaya
penghirupan.
1. Kategori 1A, mutagenisitas sel germina,
karsinogenisitas dan toksisitas reproduktif.
2. Kategori 1B, mutagenisitas sel germina,
karsinogenisitas dan toksisitas reproduktif.
b. Kategori 2, mutagenisitas sel germina,
karsinogenisitas, toksisitas reproduktif,
toksisitas sistemik organ target khusus setelah
paparan tunggal, toksisitas sistemik organ
target khusus setelah paparan berulan g dan
bahaya penghirupan.
Gambar 2.3 GHS08 Bahaya Bagi kesehatan
Contoh: Benzena, Isosianat, Metanol.
4. Lainnya
Penggunaan dapat mengakibatkan toksisitas akut
(oral, kulit, inhalasi) dengan kategori 5, iritasi mata
dengan kategori 2B dan toksisitas reproduksi-efek
pada atau melalui laktasi.
C. Rencana Penggunaan Dangerous Goods
Berdasarkan klasifikasi dan bahaya yang ditimbulkan oleh
dangerous goods maka perlu dilakukan rencana
penggunaannya yang terutama berhubungan dengan
pengambilan keputusan untuk masa depan , baik jangka panjang
maupun jangka pendek, sehubungan dengan Lembaga yang
dimanajemeni maupun usaha-usaha. Berikut ini hal-hal yang
harus diperhatikan dan dikenali dalam rencana penggunaan
dangerous goods:
1. Tanda atau Marka (Marking)
Pada dasarnya marka atau tanda-tanda yang harus
ditempel atau dipasang pada paket atau kemasan
suatu barang berbahaya menjadi tanggung jawab
pengirim (Shipper). Jenis marka atau tanda yaitu,
marka khusus kemasan.
Package specification marking yaitu tanda yang
menunjukkan ciri-ciri, misal UN 4G artinya tanda kotak
dari bahan fiber-kayu (fiberboard box). Kemasan yang
menggunakan tanda untuk jenis barang berbahaya,
pengirim barang berbahaya, penerima barang
berbahaya dan lainnya.
2. Tanda-tanda spesifik kemasan
Setiap kemasan yang akan diangkut harus diberi
tanda atau marking, sebagaimana contoh berikut:
a. UN 4G/Y50/S/99
b. NL/VL 824
Keterangan:
1. UN : United Nations (Simbul Internasional).
2. 4G : 4 kode Fiberboard/papan fiber; G kode
Boxs/kotak.
3. Y : Packing Group (kelompok kemasan).
4. 50 : Maksimum kuantitas 50 kg.
5. S : Solid/padat : Inner Packing.
6. 99 : Tahun pembuatan 1999.
7. NL : Negara yang berkepentingan.
8. VL : Nomor pabrik
3. Label (Labelling)
Setiap kemasan yang akan diangkut harus
ditempel label sesuai dengan isi kemasan. Pengirim
bertanggung jawab menempelkan label pada kemasan
tersebut, Sedangkan Airline (operator yang
mengangkut) bertanggung jawab hanya mengganti
label yang tidak jelas atau rusak selama pengangkutan.
Yang dimaksud label adalah kertas bergambar dan
bertuliskan, berbentuk segi empat yang
menggambarkan barang berbahaya yang ditempel
pada kemasan berukuran 100 mm x 100 mm. Berikut
ini jenis-jenis label:
a. Hazards Label atau label bahaya
Label yang mengidentifikasikan adanya
bahaya atau risiko, berupa gambar simbol dan
nomor kelas yang masing-masing mempunyai
warna dasar berbeda sesuai kelasnya.
b. Handling Label atau label Instruksi
Label yang berisi gambar dan tulisan serta
petunjuk lain yang merupakan instruksi untuk
dilaksanakan atau ditaati.
4. Pemeriksaan Dangerous Goods
Dalam rangka pemeriksaan suatu barang
berbahaya diperlukan petunjuk atau pedoman yaitu
pada daftar barang berbahaya (list of Dangerous
Goods) yang sudah baku sesuai dari IATA Dangerous
Goods Regulation.Adapun langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Lihat nama jenis barang berbahaya (Power
shipping name and UN number).
b. Pastikan kelas atau devisi atau subsidiary
apakah sesuai dengan
daftar barang berbahaya.
c. Catat dan perhatikan harzad label, cocok atau
tidak.
d. Lihat dan perhatikan packing group.
e. Perhatikan dengan cermat berat
paket barang berbahaya, baik yang dapat
diangkutdengan pesawat penumpang atau
pesawat kargo atau pesawat kargo saja.
f. Periksa catatan pada (kolom M), apakah ada
special provisions atau tidak.
5. Pengiriman Dangerous Goods
1. Pengirim atau shipper memohon pembukuan
terlebih dahulu melalui airlines customer service
dengan memberikan MSDS, pemberitahuan
tentang isi, tujuan dan tanggal pengiriman.
2. Customer service menginformasikan dan meminta
klarifikasi persetujuan angkut atas lampiran MSDS
dari pengirim kepada station ramp atau traffic yang
bersertifikat Dangerous Goods Regulation.
3. Station ramp atau traffic akan meneliti MSDS serta
peralatan yang ada apakah sudah sesuai
ketentuan minimum Dangerous Goods Regulation.
4. Apabila data MSDS sesuai dengan ketentuan
Dangerous Goods Regulation, station ramp atau
traffic menkonfirmasikan kepada customer service
barang Dangerous Goods tersebut dapat di angkut.
5. Bila data belum lengkap, station ramp atau traffic
meminta kepada pengirim atau shipper untuk
melengkapi persyaratannya disampaikan melalui
customer service.
6. Piktogram peringatan
Selain piktogram mereka sendiri dalam kasus-
kasus yang disahkan oleh otoritas yang
kompeten, Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan
Label pada Bahan Kimia memungkinkan penggunaan
piktogram peringatan yang sebelumnya ditentukan
oleh Uni Eropa (dalam Petunjuk 92/58/Dewan EEC
tanggal 24 Juni 1992) atau Biro Standar Afrika
Selatan (SABS 0265: 1999) yaitu sebagai berikut:

Menggunakan kacamata pelindung


untuk melindungi kontak langsung
dengan mata yang bisa berakibat
berbahaya bagi mata bisa
mengakibatkan sampai kebutaan

Menggunakan masker agar tidak


terpapar langsung dengan gas
beracun yang mengakibatkan
kerusakan organ dalam tubuh.

Menggunakan penutup yang dapat


menutup keseluruhan muka agar
tidak terpapar atau terkena cairan
yang dapat bereaksi langsung pada
kulit muka.

Menggunakan jas lab yang dapat


melindungi keseluruhan bagian
tubuh agar terhindar dari paparan
langsung dengan cairan yang
beracun.

Menggunakan sepatu pelindung


untuk melindungi kaki dari kejatuhan
cairan berbahaya atau benda berat
lainnya yang dapat melukai kaki.
Menggunakan sarung tangan untuk
melindungi tangan dari bahayanya
yang di sentuh secara langsung dan
agar dapat melindungi kulit tangan
langsung tersentuh dengan zat
berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Dendi Permana Al-Aziz. 2015. Dangerous Goods. Bandung: NASA Airline
Education Center.
https://en.wikipedia.org/wiki/Dangerous_goods (diakses 04 November
2019).

Anda mungkin juga menyukai