Anda di halaman 1dari 38

A.

Pengaturan Tempat Kerja


1. Tata Kelola Ruang Kerja
Dalam membuat rancangan tata ruang pasar swalayan, pengelola pasar
swalayan (supermarket/hypermarket) harus menyeimbangkan beberapa
aspek, antara lain sebagai berikut.

a. Tata ruang swalayan hendaknya memengaruhi para pelanggan


untuk membeli lebih banyak. Salah satu metodenya adalah dengan
merancang tata ruang toko yang memfasilitasi suatu pola lalu
lintas pelanggan yang spesifik.

b. Menyediakan beberapa variasi. Sasaran yang kedua dari tata ruang pasar
swalayan yang baik adalah dengan menyeimbangkan antara ruangan yang
memadai dan biaya yang besar untuk menata merchandise dan besarnya
belanja para pelanggan.

c. Pembuatan perencanaan (space planning). Interior pasar swalayan dibagi


menjadi dua area, yaitu non-selling space dan selling space. Non-selling
space adalah area yang disediakan untuk melaksanakan customer service,
penyimpanan stok produk, dan area khusus karyawan. Sementara selling
space digunakan sebagai area penjualan.

2. Pengaturan Tata Ruang


Kerja Supermarket/Hypermarket
Tiap toko memiliki luas yang berbeda, tetapi hal terpenting adalah cara
pengelola toko membagi ruangan selling area, merchandise area, personnel
area, dan customer area sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagaimana
seharusnya.

a. Selling space, yaitu bagian toko yang difungsikan untuk memajang


produk, sehingga sekaligus sebagai tempat berinteraksi antara penjual dan
konsumen, serta melakukan demonstrasi produk. Pengelola toko yang
menerapkan sistem self-service membutuhkan area (tempat) display produk.

b. Merchandise space area, yaitu tempat menyimpan stok produk. Luas


tempat penyimpanan persediaan produk toko disesuaikan dengan jumlah
produk yang disimpan dan sistem penyimpanan yang digunakan. Contoh:
penyimpanan sepatu yang dikelola dengan sistem tradisional membutuhkan
ruangan yang luas.
c. Personnel space, yaitu area khusus untuk karyawan. Ruangan ini dapat
digunakan untuk ganti pakaian, istirahat, makan, dan menyimpan produk
pribadi karyawan. Personnel space biasanya tidak terlalu luas karena
setiap space bagi pengelola toko merupakan tempat yang sangat berharga.

d. Customer space, yaitu area yang disediakan untuk pengunjung toko. Area
ini disediakan untuk menambah mood berbelanja pelanggan. Di customer
space disediakan fasilitas berupa tempat duduk, dressing room, aisles, cafe,
dan lounge.

Fasilitas yang harus disediakan oleh pengelola pasar swalayan per bagian
ruangan adalah sebagai berikut.

3. Persiapan Desain Tata Ruang


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan desain tata
ruang supermarket adalah sebagai berikut.

a. Pengukuran Ruangan yang Akurat


Untuk memenuhi hal tersebut, dibutuhkan ukuran toko yang cukup besar,
misalnya supermarket atau hypermarket. Pengukuran juga diperlukan
untuk menentukan sistem penataan dan penggunaan rak yang
sesuai. Oleh karena itu, perencanaan dan pengukuran ruangan harus benar-
benar dilakukan dengan maksimal.

b. Peralatan Pendukung
Peralatan pendukung yang diperlukan oleh supermarket, antara lain security
alarm, AC, boks rokok, lemari es krim dan lemari es, meja kasir, rak toko,
kamera CCTV, barcode scanner, laci kasir, dan komputer.

c. Lahan Parkir yang Luas


Pada umumnya, orang datang ke supermarket dengan membawa kendaraan
pribadi. Oleh karena itu, kenyamanan dan luasnya tempat parkir menjadi
pertimbangan para pengunjung. Sering kali, pengunjung tidak jadi
berbelanja di sebuah supermarket karena mereka kesulitan memarkirkan
kendaraan karena tempat parkir yang sering kali penuh.

d. Pemilihan Warna
Tampilan warna bertujuan menggambarkan suasana toko. Warna cat dinding
dan warna rak perlu disesuaikan dengan brand perusahaan.
4. Jenis-jenis Tata Ruang Toko (Market)
Pengecer modern menggunakan jenis-jenis desain tata ruang toko (market)
sebagai berikut.

a. Pola Jaringan (Grid Pattern)

Pada pola ini, produk dan point of sale ditempatkan mengikuti gondola
panjang dan lorong-lorong rak. Tata ruang jaringan (grid pattern) cocok
diterapkan untuk penataan supermarket. Produk supermarket paling tepat
dipajang dengan menggunakan gondola. Grid berupa lorong dan setiap
lorong digunakan untuk memajang produk dengan kategori yang
berbeda-beda sesuai dengan karakteristik produk tersebut. Selain itu, tata
ruang jaringan memungkinkan pengunjung bergerak secara leluasa ke
seluruh bagian toko/supermarket, dan juga di antara lorong atau rak-
rak merchandise. Layout ini baik digunakan jika mayoritas konsumen
berkeinginan untuk menjelajahi seluruh isi toko. Selain itu,
kelebihan layout ini adalah lebih efisien secara budget, mudah
dalam pengorganisasian merchandise, serta merchandise yang dijual
lebih mudah dijangkau oleh konsumen.

b. Pola Pengulangan (Racetrack Pattern)


Pada layout ini, konsumen akan diajak menjelajahi toko dalam satu jalur
khusus yang dimulai dari pintu masuk, lalu melewati ruang jalan yang
membentuk suatu jalur, dan kembali lagi ke pintu masuk seperti lintasan
balap. Layout ini digunakan oleh Shopper’s Stop dan Ritu Wear.

e. Area Corak
Yaitu penunjang dalam tata ruang berupa space khusus untuk promosi.
Dalam melakukan perencanaan tata ruang,
semua supermarket menyediakan space khusus area corak. Space area corak
dapat berada di bagian depan toko, pada area penjualan, ataupun pada akhir
lorong.

Area corak dirancang untuk mendapatkan perhatian pelanggan, meliputi


sebagai berikut.
1) Perlengkapan display

2) yang berdiri bebas (free standing fixtures) dan boneka pajangan yang
menjadi maskot atau brand suatu supermarket.

2) Penutup akhir

yang terletak pada akhir suatu lorong dan diperlukan untuk penutup akhir
penjualan. Sebelum pelanggan menyusuri lorong-lorong toko yang panjang,
pelanggan sudah memiliki beberapa barang di keranjang belanjanya. Seperti
yang kita ketahui, beberapa produk ditempatkan di akhir setiap lorong
(rak end cap). Hampir setiap sisi sebuah toko dilapisi dengan produk. Produk-
produk yang ditempatkan di rak end cap di ujung lorong seringkali tidak
berkorelasi dengan produk yang dijual di lorong itu. Dengan cara ini, kita
dapat menggunakan awal dan akhir lorong untuk menampilkan barang baru
atau promo yang relatif mendekati tanggal kedaluwarsa. Mungkin karena
produk ini tidak terkait dengan barang lain di dalam lorong, pelanggan
mungkin lebih cenderung untuk membelinya.

3) Area promosi,
4) yang digunakan sepadan dengan penutup akhir.

5. Kebutuhan Ruangan Toko


Ada beberapa kebutuhan ruangan yang harus dipenuhi, antara lain sebagai
berikut.

a. Ruangan untuk smua bagian penunjang penjualan, yaitu bagian pengiriman


produk dan pengembalian produk.

b. Ruangan untuk kenyamanan pelanggan dan karyawan. Contoh: ruang


menyusui, mushola, toilet, ruangan untuk istirahat karyawan, dan ruang
tunggu.

c. Pintu masuk, pintu keluar, dan tangga atau eskalator.

d. Ruangan kantor dan ruangan pembelian.

e. Ruangan etalase atau pemajangan produk.

f. Ruangan komputer, termasuk untuk keperluan lain seperti alat untuk


teknologi baru.
g. Gang-gang atau lorong-lorong yang cukup lebar untuk memudahkan arus
lalu lintas pengunjung.

6. Jenis-jenis
Area Supermarket atau Hypermarket
a. Area Kantor
Area kantor adalah tempat pimpinan toko dan para manajer serta staf
melakukan aktivitas atau kegiatan operasional toko.

b. Area Kasir
Area kasir terdiri atas:

1) Kasir, biasanya berjumlah satu atau lebih (jika terdapat


pada supermarket besar). Di dekat kasir biasa terdapat Contract of
Counter (COC), yaitu counter yang disewa secara khusus oleh supplier untuk
memajang produk miliknya. Produk yang dipajang biasanya berupa produk-
produk kecil yang sering dibeli oleh konsumen, misalnya permen, minuman
botol atau kaleng, batu baterai, alat pencukur kumis, obat umum, dan lain-lain.
Biasanya, pemajangan produk tersebut bertujuan memunculkan impulse
bulying bagi konsumen yang sedang antre di kasir.

Peralatan yang digunakan di area kasir adalah sebagai berikut.

a) Mesin kasir, biasanya terdiri atas satu unit komputer POS.

b) Mesin Debit, yaitu mesin yang digunakan untuk menerima pembayaran


nontunai dengan memakai kartu kredit/kartu debit.

2) Tempat Penitipan Produk, yaitu tempat untuk menitipkan barang-barang


milik customer atau pengunjung toko, seperti tas dan lain-lain.

c. Area Perishable
Perishable artinya barang yang tidak tahan lama. Area perishable terdiri atas
area meat, fruit, vegetables, dan dairy.

1) Area meat, yaitu area penempatan ikan, daging (sapi, ayam, dan lain-lain)
beserta olahannya, dan makanan siap santap (ready to eat). Peralatan yang
digunakan pada area ini, antara lain mesin timbangan produk,
mesin wrapping untuk mengemas produk, dan peralatan pelengkap lain.
2) Area fruit, yaitu tempat meletakkan beraneka jenis buah segar, seperti
jeruk, apel, anggur, pir, dan lain-lain. Peralatan yang digunakan adalah
timbangan produk dan mesin wrapping.

3) Area vegetables, yaitu tempat berbagai jenis sayuran segar, beraneka


macam rempah dan bumbu dapur, serta makanan olahan beku yang disimpan
di freezer.

4) Area dairy, yaitu tempat berbagai olahan susu yang disimpan di lemari es.

d. Area Merchandising
Area merchandising terdiri atas area rak (shelving) atau gondola dan area
gudang.

1) Area rak (shelving) atau gondola, yaitu area pemajangan produk-


produk yang dijual.

2) Area gudang, yaitu tempat untuk menyimpan produk-produk persediaan.


Produk yang disimpan dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu
kelompok food, seperti kelompok makanan (beras, gula pasir, dan jenis
sembako lainnya), makanan bayi, snack, mie, minuman, dan
kelompok nonfood, seperti sampo, sabun, detergen, dan lain-lain.

B. Pengaturan Tata Ruang Jual


1. Perencanaan Tata Ruang
Penataan produk melalui berbagai bentuk penyajian produk dengan berbagai
model rak display menjadikan suasana menjadi semarak dan menimbulkan
daya tarik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan.
Perencanaan tata ruang toko yang menarik harus menjadi salah satu hal yang
diperhatikan oleh pengelola toko.

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam membuat display adalah
manajemen ruang (space management), yaitu suatu sistem dalam pengaturan
produk berupa optimalisasi pemakaian ruangan yang tersedia, sehingga
menghasilkan nilai lebih. Tujuan utama tata ruang toko adalah
menggunakan selling area semaksimal mungkin untuk memajang produk
dengan baik. Space management yang baik akan mampu menciptakan suatu
kondisi dalam toko. Sistem pengaturan ruangan display harus memberikan
nilai tambah terhadap penjualan produk.
Perencanaan tata ruang jual (selling space planning) adalah pembagian area
penjualan ke bagian area display setiap departemen. Hal-hal yang perlu
diperhatikan setiap departemen adalah sebagai berikut.

a. Struktur kategori produk.

b. Rentang keragaman produk (assortment) yang akan ditampung


secara selective atau full assortment.

c. Kombinasi pilihan keseimbangan stock-dept dengan assortmnent-width..

d. Banyaknya jumlah produk yang bisa ditata untuk setiap item.

e. Pengaturan penempatan setiap item dalam setiap elemen alat panjang


(planogram).

Jenis-jenis area selling space planning meliputi:

a. Area yang berbatasan (mainroad window of the isle),

b. Area antara window of the isle dan dinding, dan

c. Area paling belakang dalam sebuah counter (wall atau dinding).

2. Pengaturan Pemajangan
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pengaturan pemajangan (selling
space planning) menurut Sujana (2012) adalah sebagai berikut.

a. Profitability and Stock-to-Sales-Ratio (SSR)


Persediaan produk yang fast moving harus menjadi fokus utama dalam
penataan produk. Peritel harus mengantisipasi agar produk fast moving tidak
sampai mengalami kekosongan produk (out of stock) karena produk tersebut
merupakan produk yang menghasilkan laba (producing items). Namun
demikian, persediaan produk tersebut tidak boleh berlebihan juga (over-
stock) karena permasalahan ketersediaan tempat penyimpanan bisa saja
terjadi dan produk yang kedaluwarsa akan timbul. Oleh karena itu, pengadaan
produk harus memperhatikan rasio persediaan (SSR).

b. Customer Flow
Dalam penempatan kategori produk di ruang pajang, arah gerak konsumen
sesuai dengan kecenderungan belanjanya harus diperhatikan. Produk yang
sedang promo dan produk fast moving sebaiknya diletakkan di pintu masuk
paling depan. Customer flow terutama diterapkan untuk penataan
produk fashion, sedangkan untuk produk supermarket, penempatan produk-
produk yang mempunyai daya tarik tinggi pada pintu masuk toko bertujuan
memengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli
produk.

c. Technical Racking
Dalam pengaturan ruang untuk rak panjang, aspek teknis (seperti tinggi
rendahnya jarak antar-shelving) hendaknya diperhatikan.
Rak minimarket harus bersifat knock-down yang bisa disambung-sambung
atau dibongkar pasang sesuai kebutuhan.

d. Size and Shape of Merchandise


Pengaturan pemajangan pada rak gondola per shelving hendaknya
memperhatikan keserasian ukuran (besar atau kecil), tinggi rendah, serta
bentuk dan bahan kemasan produk.

e. Seasonal Factor
Produk tertentu bisa jadi bersifat musiman. Oleh karena itu, pemajangan jenis
produk ini hendaknya dilakukan secara khusus dan pada lokasi yang khusus
juga. Buat dekorasi yang menonjol dan menarik agar perhatian konsumen
terarah pada produk tersebut. Contoh: paket lebaran, seperti biskuit dan sirup.

3. Alokasi Penataan Setiap Departemen


Alokasi penataan produk setiap departemen merupakan tahapan terpenting
dalam sistem pemajangan produk karena aspek ini sangat menentukan
keramaian di dalam supermarket. Diperlukan pengetahuan produk yang
cukup mendalam agar alur (flow) dan relasi lokasi antardepartemen terasa
halus. Pedoman alokasi departemen (Sujana, 2012) adalah sebagai berikut.

a. Relative Advantager
Penempatan produk per kategori dalam satu lorong (aisle) harus memiliki
keterkaitan. Contohnya, antara kategori Baby Milk & Food dan Baby
Needs & Toiletries.

b. Fast and Slow Moving


Harus ada kombinasi antara fast moving items (FMI) dan slow moving items
(SMI). Kombinasi antara kategori yang cenderung SMI dan kategori yang
relatif FMI bertujuan meratakan keramaian (traffic) per lorong. Contohnya,
penempatan kategori Breakfast Food dengan Baking Needs.

c. Impulsive and Destination


Artinya,, produk impulsif bukan merupakan tujuan belanja, sehingga
kelompok kategori ini harus ditempatkan di depan, bahkan di sekitar area
kasir. Kelompok produk basic hendaknya ditempatkan di bagian belakang
karena biasanya dicari. Dengan demikian, konsumen dipaksa masuk dan
memutar, sehingga keseluruhan kategori akan terlihat (visible).

d. Special Corner
Produk dengan keunikan dan sensitivitas yang tinggi ditempatkan pada
counter khusus untuk mendapatkan fokus perhatian. Contohnya rokok, obat,
vitamin, kosmetik, dan barang-barang best seller.

e. Spesific Item
Yaitu produk yang dijamin hanya ada di supermarket tertentu (tidak ada di
supermarket lain) dan karenanya menjadi competitive advantage.

f. Cross Departemen
Yaitu pemajangan produk tertentu yang kegunannya dekat dengan kategori
yang lainnya di dua tempat. Contoh: saringan kopi dipajang di area pajang
kelompok kategori tea and coffee.

g. Cross Merchandising
Yaitu metode space planning yang secara apik memadukan pemajangan
kategori produk yang cukup kontras/berbeda kelompok kategori besarnya
dalam satu lorong. Contoh: alat-alat masak dipajang di seberang kelompok
seasoning dalam satu lorong yang sama.

4. Penataan Tata Ruang dan Produk


Tata letak yang baik akan membuat customer merasa nyaman saat berbelanja.
Kecermatan dalam mengatur produk menjadi sebuah keharusan. Beberapa hal
yang bisa dilakukan pengelola supermarket untuk menata ruang supermarket
dan mengatur tata letak produk dagangan, antara lain sebagai berikut.
a. Pencahayaan dan Warna Ruangan
Pengaturan cahaya lampu dalam ruangan yang tepat akan membuat pelanggan
merasa nyaman. Warna putih pada tembok, lantai, dan atap plafon adalah
warna yang paling tepat untuk dipilih peritel karena akan sejuk di mata.

b. Penempatan Gondola
Penempatan gondola menjadi bagian penting dalam membuat ruang
supermarket nyaman. Peletakan rak dengan posisi yang berjejer merupakan
pilihan terbaik karena para pembeli akan mudah berlalu lintas, serta
pramuniaga mudah mengawasi tingkah laku mereka. Rak yang berbentuk
bundar lebih baik ditempatkan sejajar dengan rak yang panjang dengan
memberi jarak sekitar 1-1,5 meter, sehingga menjadi indah dan efektif. Rak
bundar diletakkan lebih awal dari ppintu masuk agar lebih tampak elegan.

c. Klasifikasi Produk yang Akan Dijual


TTujuan klasifikasi produk adalah memudahkan pelanggan mencari barang
yang akan mereka beli. Barang yang sering dibeli, seperti sabun mandi, pasta
gigi, buku tulis, dan sebagainya, diletakkan pada bagian rak yang mudah
dijangkau, sedangkan produk yang jarang dibeli ditempatkan pada bagian
yang agak tinggi. Produk yang memiliki kesan rendah, seperti keset, lap pel,
dan sikat WC dapat diletakkan pada bagian dasar rak.

d. Jalur Lalu Lintas Pelanggan


Mengatur posisi lalu lintas pelanggan dilakukan dengan menambah ruang
antar-display agar pelanggan mudah mencapai tempat yang dituju tanpa
saling bertabrakan.

e. Lokasi Meja Kasir


Umumnya, lokasi pasir berdekatan dengan pintu keluar, tetapi ada juga
supermarket yang menempatkannya di pintu tengah atau belakang. Berikut
adalah tujuan keduanya.

1) Di Pintu Keluar

Tempat pembayaran (kasir) yang terletak tidak jauh dari pintu keluar
bertujuan:

a) Memastikan keamanan akan lebih baik.


b) Mengarahkan arus lalu lintas pelanggan.

c) Meminimalkan ruang yang tidak berfungsi (dead spot).

d) Menempatkan produk pendukung di posisi yang lebih baik.

2) Di Bagian Tengah atau Belakang

Kasir yang terletak di bagian tengah dan belakang supermarket bertujuan:

a) Menunjukkan lebih banyak produk kepada pelanggan dengan cara


menarik mereka untuk melewati display sebelum mereka sampai di kasir
untuk membayar.

b) Mengawasi kamar pas di belakang.

c) Memudahkan karyawan untuk menyarankan penjualan tambahan.

d) Menempatkan produk di posisi yang menguntungkan.

C. Menjaga Kebersihan Area Kerja


1. Kebersihan Tempat Kerja
Kebersihan tempat kerja akan memberi kenyamanan bagi karyawan saat
bekerja dan bagi pengunjung toko saat melihat-lihat atau berbelanja.

a. Kebersihan Tempat Kerja


Kegiatan pembersihan termasuk dalam kegiatan inspeksi karena pada saat
melakukan pembersihan berlangsung juga pengontrolan terhadap produk-
produk yang tidak digunakan di tempat kerja. Hal-hal yang harus
diperhatikan untuk menunjang kebersihan tempat kerja adalah sebagai
berikut.

1) Kebersihan merupakan tanggung jawab seluruh karyawan.

2) Lakukan kegiatan pembersihan tempat kerja selama minimal tiga menit


setiap harinya.

3) Bersihkan setiap tempat walaupun jarang digunakan.


4) Perlakukan jadwal kebersihan sebagai inspeksi awal untuk menemukan
kesalahan-kesalahan kecil.

b. Keuntungan Menjaga Kebersihan di Area Kerja


Menjaga kebersihan di area kerja memiliki manfaat sebagai berikut.

1) Berkurangnya risiko kecelakaan dan cedera.

2) Terwujudnya tenaga kerja yang sehat dan produktif.

3) Berkurangnya risiko kebakaran.

4) Terwujudnya tempat kerja lebih nyaman dan aman.

5) Berkurangnya waktu yang terbuang untuk mencari material dan peralatan


karena semua peralatan akan tertata bersih dan rapi.

6) Pengunjung yang datang merasa nyaman dan puas.

c. Menjaga Kebersihan Tempat Kerja


Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat kerja,
antara lain sebagai berikut.

1) Menentukan penanggung jawab kebersihan untuk setiap bagian.

Secara umum, kebersihan merupakan tanggung jawab setiap orang. Dalam


pelaksanaannya, sering kali diperlukan adanya penanggung jawab untuk
tiap-tiap area agar bisa berjalan dengan baik. Penanggung jawab kebersihan
akan sangat diperlukan, terutama untuk tempat-tempat yang sering dipakai
bersama.

2) Menentukan apa saja yang perlu dibersihkan.

Hal ini memerlukan kesepakatan agar setiap orang mempunyai pemahaman


yang sama dan tidak melakukan kesalahan dalam melakukan kegiatan
pembersihan tempat kerja. Setiap orang harus memahami pentingnya
kebersihan dan dapat mengurangi penyebab terjadinya pengotoran di
tempat kerja.

3) Mematuhi aturan yang telah disepakati.


Buatlah jadwal melakukan kebersihan, alat yang digunakan, dan cara yang
disepakati. Aturan dapat berjalan dengan baik apabila setiap orang berusaha
mematuhi kesepakatan tersebut.

2. Pembagian Tugas Membersihkan Area


Supermarket
Agar hasilnya lebih maksimal, kegiatan kebersihan di supermarket dibagi per
bidang area, yaitu sebagai berikut.

a. Kebersihan Area Luar


Area luar meliputi area parkir, teras, dan halaman. Hal-hal yang dilakukan
adalah sebagai berikut.

1) Membersihkan sampah dan membuangnya pada tempatnya.

Sampah yang sudah terkumpul di tempat sampah secara periodik harus


segera dibuang di penampungan sampah sesuai waktu yang ditetapkan. Jika
sampah sudah penuh, segera buang ke tempat penampungan. Hal ini
dilakukan agar sampah tidak terlihat menumpuk dan berserakan.

2) Menyediakan tempat pembuangan sampah sementara.

Biasanya, ada petugas kebersihan yang akan mengangkut sampah ke tempat


pembuangan akhir sampah. Sebelum sampah tersebut diangkut oleh petugas
kebersihan, kumpulkan sampah di tempat pembuangan sementara.

3) Membersihkan debu pada halaman minimarket.

Banyaknya debu di halaman supermarket dapat diantisipasi dengan


menyiram air. Pastikan air tidak menggenang di halaman karena air yang
menggenang akan mengganggu kenyamanan pelanggan.

4) Membersihkan kaca bagian luar dan bebas dari debu.

Secara berkala, petugas kebersihan harus membersihkan kaca depan toko.


Namun demikian, jika kaca sudah terlihat kotor, segera bersihkan tanpa
menunggu jadwal pembersihan. Kaca yang kotor memberikan kesan toko
tidak bersih, meskipun di dalam toko sebenanrnya bersih.

5) Membersihkan produk yang ada di luar area penjualan agar bersih dan
bebas dari debu.
Sering kali, produk ditempatkan di luar area penjualan utama, misalnya
produk yang sedang promo atau diskon. Produk-produk tersebut juga harus
dibersihkan agar tetap bersih dan bebas debu.

b. Kebersihan Area Penjualan


Area penjualan perlu dijaga dan dibersihkan, terutama dari debu, kotoran,
dan bau. Peralatan dan perlengkapan di area penjualan yang perlu
dibersihkan secara berkala adalah sebagai berikut.

1) Peralatan penyimpanan, yaitu peralatan yang digunakan sebagai media


penyimpanan di gudang transit supermarket, antara lain rak gudang, kotak
pendingin (chilling box) dan kotak pembeku (chest freezer box).

2) Peralatan pemajangan, yaitu alat yang digunakan untuk menampilkan


ketersediaan produk kepada konsumen, antara lain rak pajang supermarket
(gondola shelving), etalase (showcase/display counter), cooler display, dan
freezer.

3) Peralatan pengisian dan pengambilan produk, yaitu alat bantu yang


digunakan untuk mengambil produk dari gudang dan menempatkannya di
rak pajang, seperti bangku pijak (kickstool), tangga kecil (handy steps), dan
troli dorong (flatbed trolley).

4) Peralatan promosi, terdiri atas papan nama


toko/minimarket/supermarket, warna cat dinding, serta berbagai alat
penunjuk dan alat promosi.

5) Peralatan dan perlengkapan kasir, seperti meja kasir, hardware computer,


serta peralatan pendukung operasi kasir (money detector, EDC, mesin kartu
kredit, dan mesin debit).

6) Peralatan dan perlengkapan belanja konsumen, seperti shopping cart dan


shopping basket.

7) Peralatan pendukung operasional, seperti peralatan kantor, mekanis,


peralatan kantor, mesin-mesin, dan kendaraan.

8) Fixtures, seperti wagon, shelving, hanging/waterfall, showcase, tables, dan


bins.

9) Produk yang dipajang.

10) Lampu dan langit-langit.


11) AC atau kipas angin yang harus di-service secara berkala.

12) Lantai di dalam toko.

13) Pintu kaca dan kaca depan toko bagian dalam.

c. Kebersihan di Area Gudang dan Toilet


1) Area Gudang

Gudang perlu dijaga kebersihannya agar tidak kotor, lembab, berbau, dan
dimasuki hewan atau serangga. Kebersihan gudang berpengaruh pada
kondisi produk yang disimpan. Gudang yang kotor akan menyebabkan
produk yang disimpan menjadi russak dan kotor, sehingga tidak layak untuk
dijual. Hal yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan gudang, antara
lain sebagai berikut.

a) Pastikan lantai gudang selalu di-vacuum, disapu, dan dipel agar selalu
bersih.

b) Produk disimpan menggunakan karton/kardus yang disusun secara


teratur dan rapi.

c) Jauhkan produk kimia dan produk pembersih dari stock produk makanan
dan minuman.

d) Rapikan dan tata kardus bungkus produk.

e) Pastikan posisi pintu gudang tertutup dan hanya dapat diakses oleh
karyawan.

2) Area Toilet

Penjagaan kebersihan toilet biasanya diserahkan kepada petugas khusus


yang bertanggung jawab terhadap kondisi toillet. Berikut hal-hal yang harus
diperhatikan pada area toilet.

a) Toilet harus dalam keadaan kering, bersih, dan layak pakai.

b) Kebersihan toilet, meliputi lantai, dinding keramik, plafon, dan kloset


harus selalu terjaga.

c) Toilet selalu dalam kondisi kering.


d) Pastikan posisi pintu toilet karyawan tertutup dan hanya dapat diakses
oleh karyawan jika toilet ada di dalam area toko.

e) Toilet untuk para pengunjung selalu dalam keadaan bersih dan tidak
bernoda.

f) Pastikan kloset dalam keadaan bersih dan tidak bernoda.

g) Pastikan alat-alat kebersihan tersimpan dan tertata rapi.

h) Tambahkan pewangi ruangan di dalam toilet.

D. Stock Floor dan Floor Display


1. Stock Floor
Stock floor adalah penataan produk pada gondola, fixture, ataupun stage
display dalam jumlah yang banyak yang sekaligus menunjukkan
stock/persediaan suatu produk. Sistem ini memudahkan pengelola swalayan
untuk mengetahui persediaan produk dan mengurangi jumlah stock produk
di gudang.

a. Kelebihan Stock Floor


Pemajangan produk dengan sistem stock floor memiliki beberapa kelebihan,
yaitu sebagai berikut.

1) Pemajangan dapat dilakukan lebih mudah karena jumlah produk yang


banyak akan memudahkan pengelompokkan produk sesuai kategori, ukuran,
warna, dan jenisnya.

2) Display terlihat lebih rapi, dan menarik.

3) Memudahkan konsumen mencari produk.

4) Memudahkan petugas dalam melakukan stock opname.

b. Kelemahan Stock Floor


Kelemahan-kelemahan pemajangan produk dengan sistem stock floor adalah
sebagai berikut.
1) Produk slow moving dengan masa kedaluwarsa pendek berisiko banyak
yang diretur.

2) Memerlukan banyak ruangan dan peralatan display.

3) Display terkesan monoton karena stock floor akan memerlukan waktu


yang relatif lama untuk bertahan sebelum dilakukan perubahan.

4) Dengan banyaknya jumlah per item produk yang di-display, diperlukan


ketelitian dan kecermatan petugas untuk melakukan pengecekan produk
rusak dan kedaluwarsa.

c. Penerapan Sistem Stock Floor


Adapun penerapan sistem stock floor adalah sebagai berikut.

1) Penataan dengan sistem stock floor diterapkan dalam hypermarket dan


supermarket karena hypermarket dan supermarket memajang produk dalam
jumlah banyak.

2) Khusus untuk produk yang dipajang dengan sistem stock floor, gudang
hanya dimanfaatkan untuk menyimpan produk yang harus diretur
(rusak/kedaluwarsa).

3) Stock floor memerlukan ruang pajang yang cukup luas dan gondola dalam
jumlah yang banyak karena setiap jenis produk akan dipajang pada satu
gondola.

4) Jenis produk yang dipajang dengan menggunakan sistem stock floor


adalah khusus produk supermarket. Penataan produk dengan sistem stock
floor tidak berlaku untuk produk fashion.

2. Floor Display.

Floor display adalah suatu penataan produk yang diletakkan pada lantai
tanpa menggunakan rak tertentu. Floor display berada di lantai dengan
menggunakan ambalan sebagai alasnya. Floor display digunakan untuk
memajang poduk yang paling laku (premier). Produk yang dipajang dengan
sistem floor display adalah produk yang paling dicari oleh konsumen serta
produk dengan harga murah.

Floor display sering digunakan untuk memajang produk promo, discount,


ataupu produk khusus hari raya keagamaan. Jenis produk yang ditata dengan
sistem ini lebih serinng diterapkan untuk produk supermarket. Meskipun
demikian, terkadang ada juga produk fashion, seperti sepatu dan tas yang
dipajang dengan sistem ini.

Penataan floor display terdiri atas dua kelompok, yaitu sebagai berikut.

a. Floor Display Kelompok Produk Sejenis


Contoh floor display kelompok produk sejenis adalah sebagai berikut.

1) Sepatu dan berbagai merek yang dipajang dengan tema tahun ajaran baru.

2) Sirop, biskuit kaleng, dan sarung berbagai merek yang dipajang saat bulan
puasa dan hari raya Idul Fitri.

3) Beras karungan yang ditumpuk.

b. Floor Display Oleh Perusahaan Sejenis


1) Pemajangan semua produk yang diproduksi oleh PT A.

2) Sekelompok produk yang diproduksi oleh XXX Group.

c. Tema Floor Display


Floor display harus dibuat sekreatif mungkin. Supermarket sering
menjadikan floor display sebagai salah satu daya tarik agar konsumen
melihat dan mendatangi produk yang ditata.. Produk yang ditata dengan floor
display harus diganti secara berkala agar konsumen yang sering datang tidak
merasa bosan. Penataan dengan floor display harus menggunakan tema-tema
tertentu, seperti:

1) Perayaan hari raya, contohnya tema Idul Fitri, tema tahun baru, tema hari
Natal, dan tema Imlek.

2) Tahun ajaran baru, contohnya back to school.

3) Program promo dari manajemen toko.

4) Program promo dari supplier, contohnya Perusahaan X memberikan


promo khusus kepada pelanggan yang berbelanja produknya dalam jumlah
tertentu, misalnya berupa diskon atau mendapatkan hadiah langsung.

d. POS Penataan Produk Floor Display


Beberapa Prosedur Operasi Standar (POS) penataan produk floor display,
yaitu sebagai berikut.

1) Tinggi maksimum produk yang dipajang pada floor display adalah 100 cm.

2) Produk yang dipajang adalah produk sejenis atau produk dari supplier
yang sama.

3) Floor display ditempatkan pada posisi yang strategis.

4) Penataan floor display tidak menggunakan arus produk ataupun arus


pelanggan.

5) Floor display menggunakan POP (Point of Purchase) yang menarik, berupa


tulisan atau gambar.

6) Produk tidak diletakkan langsung di permukaan lantai, tetapi diberi alas


berupa papan atau palet. Alas disesuaikan dengan jenis dan ukuran produk.

7) Luas floor display adalah sekitar 90 cm x 90 cm.


A. Pengaturan Tempat Kerja
1. Tata Kelola Ruang Kerja
Dalam membuat rancangan tata ruang pasar swalayan, pengelola pasar
swalayan (supermarket/hypermarket) harus menyeimbangkan beberapa
aspek, antara lain sebagai berikut.

a. Tata ruang swalayan hendaknya memengaruhi para pelanggan


untuk membeli lebih banyak. Salah satu metodenya adalah dengan
merancang tata ruang toko yang memfasilitasi suatu pola lalu
lintas pelanggan yang spesifik.

b. Menyediakan beberapa variasi. Sasaran yang kedua dari tata ruang pasar
swalayan yang baik adalah dengan menyeimbangkan antara ruangan yang
memadai dan biaya yang besar untuk menata merchandise dan besarnya
belanja para pelanggan.

c. Pembuatan perencanaan (space planning). Interior pasar swalayan dibagi


menjadi dua area, yaitu non-selling space dan selling space. Non-selling
space adalah area yang disediakan untuk melaksanakan customer service,
penyimpanan stok produk, dan area khusus karyawan. Sementara selling
space digunakan sebagai area penjualan.

2. Pengaturan Tata Ruang


Kerja Supermarket/Hypermarket
Tiap toko memiliki luas yang berbeda, tetapi hal terpenting adalah cara
pengelola toko membagi ruangan selling area, merchandise area, personnel
area, dan customer area sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagaimana
seharusnya.

a. Selling space, yaitu bagian toko yang difungsikan untuk memajang


produk, sehingga sekaligus sebagai tempat berinteraksi antara penjual dan
konsumen, serta melakukan demonstrasi produk. Pengelola toko yang
menerapkan sistem self-service membutuhkan area (tempat) display produk.

b. Merchandise space area, yaitu tempat menyimpan stok produk. Luas


tempat penyimpanan persediaan produk toko disesuaikan dengan jumlah
produk yang disimpan dan sistem penyimpanan yang digunakan. Contoh:
penyimpanan sepatu yang dikelola dengan sistem tradisional membutuhkan
ruangan yang luas.
c. Personnel space, yaitu area khusus untuk karyawan. Ruangan ini dapat
digunakan untuk ganti pakaian, istirahat, makan, dan menyimpan produk
pribadi karyawan. Personnel space biasanya tidak terlalu luas karena
setiap space bagi pengelola toko merupakan tempat yang sangat berharga.

d. Customer space, yaitu area yang disediakan untuk pengunjung toko. Area
ini disediakan untuk menambah mood berbelanja pelanggan. Di customer
space disediakan fasilitas berupa tempat duduk, dressing room, aisles, cafe,
dan lounge.

Fasilitas yang harus disediakan oleh pengelola pasar swalayan per bagian
ruangan adalah sebagai berikut.

3. Persiapan Desain Tata Ruang


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan desain tata
ruang supermarket adalah sebagai berikut.

a. Pengukuran Ruangan yang Akurat


Untuk memenuhi hal tersebut, dibutuhkan ukuran toko yang cukup besar,
misalnya supermarket atau hypermarket. Pengukuran juga diperlukan
untuk menentukan sistem penataan dan penggunaan rak yang
sesuai. Oleh karena itu, perencanaan dan pengukuran ruangan harus benar-
benar dilakukan dengan maksimal.

b. Peralatan Pendukung
Peralatan pendukung yang diperlukan oleh supermarket, antara lain security
alarm, AC, boks rokok, lemari es krim dan lemari es, meja kasir, rak toko,
kamera CCTV, barcode scanner, laci kasir, dan komputer.

c. Lahan Parkir yang Luas


Pada umumnya, orang datang ke supermarket dengan membawa kendaraan
pribadi. Oleh karena itu, kenyamanan dan luasnya tempat parkir menjadi
pertimbangan para pengunjung. Sering kali, pengunjung tidak jadi
berbelanja di sebuah supermarket karena mereka kesulitan memarkirkan
kendaraan karena tempat parkir yang sering kali penuh.

d. Pemilihan Warna
Tampilan warna bertujuan menggambarkan suasana toko. Warna cat dinding
dan warna rak perlu disesuaikan dengan brand perusahaan.
4. Jenis-jenis Tata Ruang Toko (Market)
Pengecer modern menggunakan jenis-jenis desain tata ruang toko (market)
sebagai berikut.

a. Pola Jaringan (Grid Pattern)

Pada pola ini, produk dan point of sale ditempatkan mengikuti gondola
panjang dan lorong-lorong rak. Tata ruang jaringan (grid pattern) cocok
diterapkan untuk penataan supermarket. Produk supermarket paling tepat
dipajang dengan menggunakan gondola. Grid berupa lorong dan setiap
lorong digunakan untuk memajang produk dengan kategori yang
berbeda-beda sesuai dengan karakteristik produk tersebut. Selain itu, tata
ruang jaringan memungkinkan pengunjung bergerak secara leluasa ke
seluruh bagian toko/supermarket, dan juga di antara lorong atau rak-
rak merchandise. Layout ini baik digunakan jika mayoritas konsumen
berkeinginan untuk menjelajahi seluruh isi toko. Selain itu,
kelebihan layout ini adalah lebih efisien secara budget, mudah
dalam pengorganisasian merchandise, serta merchandise yang dijual
lebih mudah dijangkau oleh konsumen.

b. Pola Pengulangan (Racetrack Pattern)


Pada layout ini, konsumen akan diajak menjelajahi toko dalam satu jalur
khusus yang dimulai dari pintu masuk, lalu melewati ruang jalan yang
membentuk suatu jalur, dan kembali lagi ke pintu masuk seperti lintasan
balap. Layout ini digunakan oleh Shopper’s Stop dan Ritu Wear.

e. Area Corak
Yaitu penunjang dalam tata ruang berupa space khusus untuk promosi.
Dalam melakukan perencanaan tata ruang,
semua supermarket menyediakan space khusus area corak. Space area corak
dapat berada di bagian depan toko, pada area penjualan, ataupun pada akhir
lorong.

Area corak dirancang untuk mendapatkan perhatian pelanggan, meliputi


sebagai berikut.
1) Perlengkapan display

2) yang berdiri bebas (free standing fixtures) dan boneka pajangan yang
menjadi maskot atau brand suatu supermarket.

2) Penutup akhir

yang terletak pada akhir suatu lorong dan diperlukan untuk penutup akhir
penjualan. Sebelum pelanggan menyusuri lorong-lorong toko yang panjang,
pelanggan sudah memiliki beberapa barang di keranjang belanjanya. Seperti
yang kita ketahui, beberapa produk ditempatkan di akhir setiap lorong
(rak end cap). Hampir setiap sisi sebuah toko dilapisi dengan produk. Produk-
produk yang ditempatkan di rak end cap di ujung lorong seringkali tidak
berkorelasi dengan produk yang dijual di lorong itu. Dengan cara ini, kita
dapat menggunakan awal dan akhir lorong untuk menampilkan barang baru
atau promo yang relatif mendekati tanggal kedaluwarsa. Mungkin karena
produk ini tidak terkait dengan barang lain di dalam lorong, pelanggan
mungkin lebih cenderung untuk membelinya.

3) Area promosi,
4) yang digunakan sepadan dengan penutup akhir.

5. Kebutuhan Ruangan Toko


Ada beberapa kebutuhan ruangan yang harus dipenuhi, antara lain sebagai
berikut.

a. Ruangan untuk smua bagian penunjang penjualan, yaitu bagian pengiriman


produk dan pengembalian produk.

b. Ruangan untuk kenyamanan pelanggan dan karyawan. Contoh: ruang


menyusui, mushola, toilet, ruangan untuk istirahat karyawan, dan ruang
tunggu.

c. Pintu masuk, pintu keluar, dan tangga atau eskalator.

d. Ruangan kantor dan ruangan pembelian.

e. Ruangan etalase atau pemajangan produk.

f. Ruangan komputer, termasuk untuk keperluan lain seperti alat untuk


teknologi baru.
g. Gang-gang atau lorong-lorong yang cukup lebar untuk memudahkan arus
lalu lintas pengunjung.

6. Jenis-jenis
Area Supermarket atau Hypermarket
a. Area Kantor
Area kantor adalah tempat pimpinan toko dan para manajer serta staf
melakukan aktivitas atau kegiatan operasional toko.

b. Area Kasir
Area kasir terdiri atas:

1) Kasir, biasanya berjumlah satu atau lebih (jika terdapat


pada supermarket besar). Di dekat kasir biasa terdapat Contract of
Counter (COC), yaitu counter yang disewa secara khusus oleh supplier untuk
memajang produk miliknya. Produk yang dipajang biasanya berupa produk-
produk kecil yang sering dibeli oleh konsumen, misalnya permen, minuman
botol atau kaleng, batu baterai, alat pencukur kumis, obat umum, dan lain-lain.
Biasanya, pemajangan produk tersebut bertujuan memunculkan impulse
bulying bagi konsumen yang sedang antre di kasir.

Peralatan yang digunakan di area kasir adalah sebagai berikut.

a) Mesin kasir, biasanya terdiri atas satu unit komputer POS.

b) Mesin Debit, yaitu mesin yang digunakan untuk menerima pembayaran


nontunai dengan memakai kartu kredit/kartu debit.

2) Tempat Penitipan Produk, yaitu tempat untuk menitipkan barang-barang


milik customer atau pengunjung toko, seperti tas dan lain-lain.

c. Area Perishable
Perishable artinya barang yang tidak tahan lama. Area perishable terdiri atas
area meat, fruit, vegetables, dan dairy.

1) Area meat, yaitu area penempatan ikan, daging (sapi, ayam, dan lain-lain)
beserta olahannya, dan makanan siap santap (ready to eat). Peralatan yang
digunakan pada area ini, antara lain mesin timbangan produk,
mesin wrapping untuk mengemas produk, dan peralatan pelengkap lain.
2) Area fruit, yaitu tempat meletakkan beraneka jenis buah segar, seperti
jeruk, apel, anggur, pir, dan lain-lain. Peralatan yang digunakan adalah
timbangan produk dan mesin wrapping.

3) Area vegetables, yaitu tempat berbagai jenis sayuran segar, beraneka


macam rempah dan bumbu dapur, serta makanan olahan beku yang disimpan
di freezer.

4) Area dairy, yaitu tempat berbagai olahan susu yang disimpan di lemari es.

d. Area Merchandising
Area merchandising terdiri atas area rak (shelving) atau gondola dan area
gudang.

1) Area rak (shelving) atau gondola, yaitu area pemajangan produk-


produk yang dijual.

2) Area gudang, yaitu tempat untuk menyimpan produk-produk persediaan.


Produk yang disimpan dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu
kelompok food, seperti kelompok makanan (beras, gula pasir, dan jenis
sembako lainnya), makanan bayi, snack, mie, minuman, dan
kelompok nonfood, seperti sampo, sabun, detergen, dan lain-lain.

B. Pengaturan Tata Ruang Jual


1. Perencanaan Tata Ruang
Penataan produk melalui berbagai bentuk penyajian produk dengan berbagai
model rak display menjadikan suasana menjadi semarak dan menimbulkan
daya tarik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan.
Perencanaan tata ruang toko yang menarik harus menjadi salah satu hal yang
diperhatikan oleh pengelola toko.

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam membuat display adalah
manajemen ruang (space management), yaitu suatu sistem dalam pengaturan
produk berupa optimalisasi pemakaian ruangan yang tersedia, sehingga
menghasilkan nilai lebih. Tujuan utama tata ruang toko adalah
menggunakan selling area semaksimal mungkin untuk memajang produk
dengan baik. Space management yang baik akan mampu menciptakan suatu
kondisi dalam toko. Sistem pengaturan ruangan display harus memberikan
nilai tambah terhadap penjualan produk.
Perencanaan tata ruang jual (selling space planning) adalah pembagian area
penjualan ke bagian area display setiap departemen. Hal-hal yang perlu
diperhatikan setiap departemen adalah sebagai berikut.

a. Struktur kategori produk.

b. Rentang keragaman produk (assortment) yang akan ditampung


secara selective atau full assortment.

c. Kombinasi pilihan keseimbangan stock-dept dengan assortmnent-width..

d. Banyaknya jumlah produk yang bisa ditata untuk setiap item.

e. Pengaturan penempatan setiap item dalam setiap elemen alat panjang


(planogram).

Jenis-jenis area selling space planning meliputi:

a. Area yang berbatasan (mainroad window of the isle),

b. Area antara window of the isle dan dinding, dan

c. Area paling belakang dalam sebuah counter (wall atau dinding).

2. Pengaturan Pemajangan
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pengaturan pemajangan (selling
space planning) menurut Sujana (2012) adalah sebagai berikut.

a. Profitability and Stock-to-Sales-Ratio (SSR)


Persediaan produk yang fast moving harus menjadi fokus utama dalam
penataan produk. Peritel harus mengantisipasi agar produk fast moving tidak
sampai mengalami kekosongan produk (out of stock) karena produk tersebut
merupakan produk yang menghasilkan laba (producing items). Namun
demikian, persediaan produk tersebut tidak boleh berlebihan juga (over-
stock) karena permasalahan ketersediaan tempat penyimpanan bisa saja
terjadi dan produk yang kedaluwarsa akan timbul. Oleh karena itu, pengadaan
produk harus memperhatikan rasio persediaan (SSR).

b. Customer Flow
Dalam penempatan kategori produk di ruang pajang, arah gerak konsumen
sesuai dengan kecenderungan belanjanya harus diperhatikan. Produk yang
sedang promo dan produk fast moving sebaiknya diletakkan di pintu masuk
paling depan. Customer flow terutama diterapkan untuk penataan
produk fashion, sedangkan untuk produk supermarket, penempatan produk-
produk yang mempunyai daya tarik tinggi pada pintu masuk toko bertujuan
memengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli
produk.

c. Technical Racking
Dalam pengaturan ruang untuk rak panjang, aspek teknis (seperti tinggi
rendahnya jarak antar-shelving) hendaknya diperhatikan.
Rak minimarket harus bersifat knock-down yang bisa disambung-sambung
atau dibongkar pasang sesuai kebutuhan.

d. Size and Shape of Merchandise


Pengaturan pemajangan pada rak gondola per shelving hendaknya
memperhatikan keserasian ukuran (besar atau kecil), tinggi rendah, serta
bentuk dan bahan kemasan produk.

e. Seasonal Factor
Produk tertentu bisa jadi bersifat musiman. Oleh karena itu, pemajangan jenis
produk ini hendaknya dilakukan secara khusus dan pada lokasi yang khusus
juga. Buat dekorasi yang menonjol dan menarik agar perhatian konsumen
terarah pada produk tersebut. Contoh: paket lebaran, seperti biskuit dan sirup.

3. Alokasi Penataan Setiap Departemen


Alokasi penataan produk setiap departemen merupakan tahapan terpenting
dalam sistem pemajangan produk karena aspek ini sangat menentukan
keramaian di dalam supermarket. Diperlukan pengetahuan produk yang
cukup mendalam agar alur (flow) dan relasi lokasi antardepartemen terasa
halus. Pedoman alokasi departemen (Sujana, 2012) adalah sebagai berikut.

a. Relative Advantager
Penempatan produk per kategori dalam satu lorong (aisle) harus memiliki
keterkaitan. Contohnya, antara kategori Baby Milk & Food dan Baby
Needs & Toiletries.

b. Fast and Slow Moving


Harus ada kombinasi antara fast moving items (FMI) dan slow moving items
(SMI). Kombinasi antara kategori yang cenderung SMI dan kategori yang
relatif FMI bertujuan meratakan keramaian (traffic) per lorong. Contohnya,
penempatan kategori Breakfast Food dengan Baking Needs.

c. Impulsive and Destination


Artinya,, produk impulsif bukan merupakan tujuan belanja, sehingga
kelompok kategori ini harus ditempatkan di depan, bahkan di sekitar area
kasir. Kelompok produk basic hendaknya ditempatkan di bagian belakang
karena biasanya dicari. Dengan demikian, konsumen dipaksa masuk dan
memutar, sehingga keseluruhan kategori akan terlihat (visible).

d. Special Corner
Produk dengan keunikan dan sensitivitas yang tinggi ditempatkan pada
counter khusus untuk mendapatkan fokus perhatian. Contohnya rokok, obat,
vitamin, kosmetik, dan barang-barang best seller.

e. Spesific Item
Yaitu produk yang dijamin hanya ada di supermarket tertentu (tidak ada di
supermarket lain) dan karenanya menjadi competitive advantage.

f. Cross Departemen
Yaitu pemajangan produk tertentu yang kegunannya dekat dengan kategori
yang lainnya di dua tempat. Contoh: saringan kopi dipajang di area pajang
kelompok kategori tea and coffee.

g. Cross Merchandising
Yaitu metode space planning yang secara apik memadukan pemajangan
kategori produk yang cukup kontras/berbeda kelompok kategori besarnya
dalam satu lorong. Contoh: alat-alat masak dipajang di seberang kelompok
seasoning dalam satu lorong yang sama.

4. Penataan Tata Ruang dan Produk


Tata letak yang baik akan membuat customer merasa nyaman saat berbelanja.
Kecermatan dalam mengatur produk menjadi sebuah keharusan. Beberapa hal
yang bisa dilakukan pengelola supermarket untuk menata ruang supermarket
dan mengatur tata letak produk dagangan, antara lain sebagai berikut.
a. Pencahayaan dan Warna Ruangan
Pengaturan cahaya lampu dalam ruangan yang tepat akan membuat pelanggan
merasa nyaman. Warna putih pada tembok, lantai, dan atap plafon adalah
warna yang paling tepat untuk dipilih peritel karena akan sejuk di mata.

b. Penempatan Gondola
Penempatan gondola menjadi bagian penting dalam membuat ruang
supermarket nyaman. Peletakan rak dengan posisi yang berjejer merupakan
pilihan terbaik karena para pembeli akan mudah berlalu lintas, serta
pramuniaga mudah mengawasi tingkah laku mereka. Rak yang berbentuk
bundar lebih baik ditempatkan sejajar dengan rak yang panjang dengan
memberi jarak sekitar 1-1,5 meter, sehingga menjadi indah dan efektif. Rak
bundar diletakkan lebih awal dari ppintu masuk agar lebih tampak elegan.

c. Klasifikasi Produk yang Akan Dijual


TTujuan klasifikasi produk adalah memudahkan pelanggan mencari barang
yang akan mereka beli. Barang yang sering dibeli, seperti sabun mandi, pasta
gigi, buku tulis, dan sebagainya, diletakkan pada bagian rak yang mudah
dijangkau, sedangkan produk yang jarang dibeli ditempatkan pada bagian
yang agak tinggi. Produk yang memiliki kesan rendah, seperti keset, lap pel,
dan sikat WC dapat diletakkan pada bagian dasar rak.

d. Jalur Lalu Lintas Pelanggan


Mengatur posisi lalu lintas pelanggan dilakukan dengan menambah ruang
antar-display agar pelanggan mudah mencapai tempat yang dituju tanpa
saling bertabrakan.

e. Lokasi Meja Kasir


Umumnya, lokasi pasir berdekatan dengan pintu keluar, tetapi ada juga
supermarket yang menempatkannya di pintu tengah atau belakang. Berikut
adalah tujuan keduanya.

1) Di Pintu Keluar

Tempat pembayaran (kasir) yang terletak tidak jauh dari pintu keluar
bertujuan:

a) Memastikan keamanan akan lebih baik.


b) Mengarahkan arus lalu lintas pelanggan.

c) Meminimalkan ruang yang tidak berfungsi (dead spot).

d) Menempatkan produk pendukung di posisi yang lebih baik.

2) Di Bagian Tengah atau Belakang

Kasir yang terletak di bagian tengah dan belakang supermarket bertujuan:

a) Menunjukkan lebih banyak produk kepada pelanggan dengan cara


menarik mereka untuk melewati display sebelum mereka sampai di kasir
untuk membayar.

b) Mengawasi kamar pas di belakang.

c) Memudahkan karyawan untuk menyarankan penjualan tambahan.

d) Menempatkan produk di posisi yang menguntungkan.

C. Menjaga Kebersihan Area Kerja


1. Kebersihan Tempat Kerja
Kebersihan tempat kerja akan memberi kenyamanan bagi karyawan saat
bekerja dan bagi pengunjung toko saat melihat-lihat atau berbelanja.

a. Kebersihan Tempat Kerja


Kegiatan pembersihan termasuk dalam kegiatan inspeksi karena pada saat
melakukan pembersihan berlangsung juga pengontrolan terhadap produk-
produk yang tidak digunakan di tempat kerja. Hal-hal yang harus
diperhatikan untuk menunjang kebersihan tempat kerja adalah sebagai
berikut.

1) Kebersihan merupakan tanggung jawab seluruh karyawan.

2) Lakukan kegiatan pembersihan tempat kerja selama minimal tiga menit


setiap harinya.

3) Bersihkan setiap tempat walaupun jarang digunakan.


4) Perlakukan jadwal kebersihan sebagai inspeksi awal untuk menemukan
kesalahan-kesalahan kecil.

b. Keuntungan Menjaga Kebersihan di Area Kerja


Menjaga kebersihan di area kerja memiliki manfaat sebagai berikut.

1) Berkurangnya risiko kecelakaan dan cedera.

2) Terwujudnya tenaga kerja yang sehat dan produktif.

3) Berkurangnya risiko kebakaran.

4) Terwujudnya tempat kerja lebih nyaman dan aman.

5) Berkurangnya waktu yang terbuang untuk mencari material dan peralatan


karena semua peralatan akan tertata bersih dan rapi.

6) Pengunjung yang datang merasa nyaman dan puas.

c. Menjaga Kebersihan Tempat Kerja


Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat kerja,
antara lain sebagai berikut.

1) Menentukan penanggung jawab kebersihan untuk setiap bagian.

Secara umum, kebersihan merupakan tanggung jawab setiap orang. Dalam


pelaksanaannya, sering kali diperlukan adanya penanggung jawab untuk
tiap-tiap area agar bisa berjalan dengan baik. Penanggung jawab kebersihan
akan sangat diperlukan, terutama untuk tempat-tempat yang sering dipakai
bersama.

2) Menentukan apa saja yang perlu dibersihkan.

Hal ini memerlukan kesepakatan agar setiap orang mempunyai pemahaman


yang sama dan tidak melakukan kesalahan dalam melakukan kegiatan
pembersihan tempat kerja. Setiap orang harus memahami pentingnya
kebersihan dan dapat mengurangi penyebab terjadinya pengotoran di
tempat kerja.

3) Mematuhi aturan yang telah disepakati.


Buatlah jadwal melakukan kebersihan, alat yang digunakan, dan cara yang
disepakati. Aturan dapat berjalan dengan baik apabila setiap orang berusaha
mematuhi kesepakatan tersebut.

2. Pembagian Tugas Membersihkan Area


Supermarket
Agar hasilnya lebih maksimal, kegiatan kebersihan di supermarket dibagi per
bidang area, yaitu sebagai berikut.

a. Kebersihan Area Luar


Area luar meliputi area parkir, teras, dan halaman. Hal-hal yang dilakukan
adalah sebagai berikut.

1) Membersihkan sampah dan membuangnya pada tempatnya.

Sampah yang sudah terkumpul di tempat sampah secara periodik harus


segera dibuang di penampungan sampah sesuai waktu yang ditetapkan. Jika
sampah sudah penuh, segera buang ke tempat penampungan. Hal ini
dilakukan agar sampah tidak terlihat menumpuk dan berserakan.

2) Menyediakan tempat pembuangan sampah sementara.

Biasanya, ada petugas kebersihan yang akan mengangkut sampah ke tempat


pembuangan akhir sampah. Sebelum sampah tersebut diangkut oleh petugas
kebersihan, kumpulkan sampah di tempat pembuangan sementara.

3) Membersihkan debu pada halaman minimarket.

Banyaknya debu di halaman supermarket dapat diantisipasi dengan


menyiram air. Pastikan air tidak menggenang di halaman karena air yang
menggenang akan mengganggu kenyamanan pelanggan.

4) Membersihkan kaca bagian luar dan bebas dari debu.

Secara berkala, petugas kebersihan harus membersihkan kaca depan toko.


Namun demikian, jika kaca sudah terlihat kotor, segera bersihkan tanpa
menunggu jadwal pembersihan. Kaca yang kotor memberikan kesan toko
tidak bersih, meskipun di dalam toko sebenanrnya bersih.

5) Membersihkan produk yang ada di luar area penjualan agar bersih dan
bebas dari debu.
Sering kali, produk ditempatkan di luar area penjualan utama, misalnya
produk yang sedang promo atau diskon. Produk-produk tersebut juga harus
dibersihkan agar tetap bersih dan bebas debu.

b. Kebersihan Area Penjualan


Area penjualan perlu dijaga dan dibersihkan, terutama dari debu, kotoran,
dan bau. Peralatan dan perlengkapan di area penjualan yang perlu
dibersihkan secara berkala adalah sebagai berikut.

1) Peralatan penyimpanan, yaitu peralatan yang digunakan sebagai media


penyimpanan di gudang transit supermarket, antara lain rak gudang, kotak
pendingin (chilling box) dan kotak pembeku (chest freezer box).

2) Peralatan pemajangan, yaitu alat yang digunakan untuk menampilkan


ketersediaan produk kepada konsumen, antara lain rak pajang supermarket
(gondola shelving), etalase (showcase/display counter), cooler display, dan
freezer.

3) Peralatan pengisian dan pengambilan produk, yaitu alat bantu yang


digunakan untuk mengambil produk dari gudang dan menempatkannya di
rak pajang, seperti bangku pijak (kickstool), tangga kecil (handy steps), dan
troli dorong (flatbed trolley).

4) Peralatan promosi, terdiri atas papan nama


toko/minimarket/supermarket, warna cat dinding, serta berbagai alat
penunjuk dan alat promosi.

5) Peralatan dan perlengkapan kasir, seperti meja kasir, hardware computer,


serta peralatan pendukung operasi kasir (money detector, EDC, mesin kartu
kredit, dan mesin debit).

6) Peralatan dan perlengkapan belanja konsumen, seperti shopping cart dan


shopping basket.

7) Peralatan pendukung operasional, seperti peralatan kantor, mekanis,


peralatan kantor, mesin-mesin, dan kendaraan.

8) Fixtures, seperti wagon, shelving, hanging/waterfall, showcase, tables, dan


bins.

9) Produk yang dipajang.

10) Lampu dan langit-langit.


11) AC atau kipas angin yang harus di-service secara berkala.

12) Lantai di dalam toko.

13) Pintu kaca dan kaca depan toko bagian dalam.

c. Kebersihan di Area Gudang dan Toilet


1) Area Gudang

Gudang perlu dijaga kebersihannya agar tidak kotor, lembab, berbau, dan
dimasuki hewan atau serangga. Kebersihan gudang berpengaruh pada
kondisi produk yang disimpan. Gudang yang kotor akan menyebabkan
produk yang disimpan menjadi russak dan kotor, sehingga tidak layak untuk
dijual. Hal yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan gudang, antara
lain sebagai berikut.

a) Pastikan lantai gudang selalu di-vacuum, disapu, dan dipel agar selalu
bersih.

b) Produk disimpan menggunakan karton/kardus yang disusun secara


teratur dan rapi.

c) Jauhkan produk kimia dan produk pembersih dari stock produk makanan
dan minuman.

d) Rapikan dan tata kardus bungkus produk.

e) Pastikan posisi pintu gudang tertutup dan hanya dapat diakses oleh
karyawan.

2) Area Toilet

Penjagaan kebersihan toilet biasanya diserahkan kepada petugas khusus


yang bertanggung jawab terhadap kondisi toillet. Berikut hal-hal yang harus
diperhatikan pada area toilet.

a) Toilet harus dalam keadaan kering, bersih, dan layak pakai.

b) Kebersihan toilet, meliputi lantai, dinding keramik, plafon, dan kloset


harus selalu terjaga.

c) Toilet selalu dalam kondisi kering.


d) Pastikan posisi pintu toilet karyawan tertutup dan hanya dapat diakses
oleh karyawan jika toilet ada di dalam area toko.

e) Toilet untuk para pengunjung selalu dalam keadaan bersih dan tidak
bernoda.

f) Pastikan kloset dalam keadaan bersih dan tidak bernoda.

g) Pastikan alat-alat kebersihan tersimpan dan tertata rapi.

h) Tambahkan pewangi ruangan di dalam toilet.

D. Stock Floor dan Floor Display


1. Stock Floor
Stock floor adalah penataan produk pada gondola, fixture, ataupun stage
display dalam jumlah yang banyak yang sekaligus menunjukkan
stock/persediaan suatu produk. Sistem ini memudahkan pengelola swalayan
untuk mengetahui persediaan produk dan mengurangi jumlah stock produk
di gudang.

a. Kelebihan Stock Floor


Pemajangan produk dengan sistem stock floor memiliki beberapa kelebihan,
yaitu sebagai berikut.

1) Pemajangan dapat dilakukan lebih mudah karena jumlah produk yang


banyak akan memudahkan pengelompokkan produk sesuai kategori, ukuran,
warna, dan jenisnya.

2) Display terlihat lebih rapi, dan menarik.

3) Memudahkan konsumen mencari produk.

4) Memudahkan petugas dalam melakukan stock opname.

b. Kelemahan Stock Floor


Kelemahan-kelemahan pemajangan produk dengan sistem stock floor adalah
sebagai berikut.
1) Produk slow moving dengan masa kedaluwarsa pendek berisiko banyak
yang diretur.

2) Memerlukan banyak ruangan dan peralatan display.

3) Display terkesan monoton karena stock floor akan memerlukan waktu


yang relatif lama untuk bertahan sebelum dilakukan perubahan.

4) Dengan banyaknya jumlah per item produk yang di-display, diperlukan


ketelitian dan kecermatan petugas untuk melakukan pengecekan produk
rusak dan kedaluwarsa.

c. Penerapan Sistem Stock Floor


Adapun penerapan sistem stock floor adalah sebagai berikut.

1) Penataan dengan sistem stock floor diterapkan dalam hypermarket dan


supermarket karena hypermarket dan supermarket memajang produk dalam
jumlah banyak.

2) Khusus untuk produk yang dipajang dengan sistem stock floor, gudang
hanya dimanfaatkan untuk menyimpan produk yang harus diretur
(rusak/kedaluwarsa).

3) Stock floor memerlukan ruang pajang yang cukup luas dan gondola dalam
jumlah yang banyak karena setiap jenis produk akan dipajang pada satu
gondola.

4) Jenis produk yang dipajang dengan menggunakan sistem stock floor


adalah khusus produk supermarket. Penataan produk dengan sistem stock
floor tidak berlaku untuk produk fashion.

2. Floor Display.

Floor display adalah suatu penataan produk yang diletakkan pada lantai
tanpa menggunakan rak tertentu. Floor display berada di lantai dengan
menggunakan ambalan sebagai alasnya. Floor display digunakan untuk
memajang poduk yang paling laku (premier). Produk yang dipajang dengan
sistem floor display adalah produk yang paling dicari oleh konsumen serta
produk dengan harga murah.

Floor display sering digunakan untuk memajang produk promo, discount,


ataupu produk khusus hari raya keagamaan. Jenis produk yang ditata dengan
sistem ini lebih serinng diterapkan untuk produk supermarket. Meskipun
demikian, terkadang ada juga produk fashion, seperti sepatu dan tas yang
dipajang dengan sistem ini.

Penataan floor display terdiri atas dua kelompok, yaitu sebagai berikut.

a. Floor Display Kelompok Produk Sejenis


Contoh floor display kelompok produk sejenis adalah sebagai berikut.

1) Sepatu dan berbagai merek yang dipajang dengan tema tahun ajaran baru.

2) Sirop, biskuit kaleng, dan sarung berbagai merek yang dipajang saat bulan
puasa dan hari raya Idul Fitri.

3) Beras karungan yang ditumpuk.

b. Floor Display Oleh Perusahaan Sejenis


1) Pemajangan semua produk yang diproduksi oleh PT A.

2) Sekelompok produk yang diproduksi oleh XXX Group.

c. Tema Floor Display


Floor display harus dibuat sekreatif mungkin. Supermarket sering
menjadikan floor display sebagai salah satu daya tarik agar konsumen
melihat dan mendatangi produk yang ditata.. Produk yang ditata dengan floor
display harus diganti secara berkala agar konsumen yang sering datang tidak
merasa bosan. Penataan dengan floor display harus menggunakan tema-tema
tertentu, seperti:

1) Perayaan hari raya, contohnya tema Idul Fitri, tema tahun baru, tema hari
Natal, dan tema Imlek.

2) Tahun ajaran baru, contohnya back to school.

3) Program promo dari manajemen toko.

4) Program promo dari supplier, contohnya Perusahaan X memberikan


promo khusus kepada pelanggan yang berbelanja produknya dalam jumlah
tertentu, misalnya berupa diskon atau mendapatkan hadiah langsung.

d. POS Penataan Produk Floor Display


Beberapa Prosedur Operasi Standar (POS) penataan produk floor display,
yaitu sebagai berikut.

1) Tinggi maksimum produk yang dipajang pada floor display adalah 100 cm.

2) Produk yang dipajang adalah produk sejenis atau produk dari supplier
yang sama.

3) Floor display ditempatkan pada posisi yang strategis.

4) Penataan floor display tidak menggunakan arus produk ataupun arus


pelanggan.

5) Floor display menggunakan POP (Point of Purchase) yang menarik, berupa


tulisan atau gambar.

6) Produk tidak diletakkan langsung di permukaan lantai, tetapi diberi alas


berupa papan atau palet. Alas disesuaikan dengan jenis dan ukuran produk.

7) Luas floor display adalah sekitar 90 cm x 90 cm.

Anda mungkin juga menyukai