Anda di halaman 1dari 14

MODUL

SUMBER DAYA KEUANGAN BISNIS RETAIL

AHMADUL HADI, SE

A. Mengenal Sumber Daya Keuangan Bisnis Retail


Dalam memulai bisnis retail tentu tidak dapat terpisahkan dari sumber daya keuangan. Lalu, apa
pengaruh sumber daya keuangan dalam bisnis retail! Simak pembahasan berikut!
1. Pengertian Sumber Daya Keuangan
Uang merupakan alat tukar yang sah digunakan dalam jual beli. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) menyatakan bahwa uang dapat diartikan sebagai “ alat tukar atau standar pengukuran nilai
(kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak atau
logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu”. Uang dalam ilmu ekonomi tradisional
didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa
benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang dimasyarakat dalam proses pertukaran barang dan
jasa.
Definisi keuangan menurut KBBI tersebut dapat diartikan sebagai (1) segala sesuatu yang bertalian
dengan uang; (2) seluk belik uang; (3) urusan uang; (4) keadaan uang. Keuangan identik dengan
mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan organisasi meningkatkan, mengalokasi dan menggunakan
sumber daya moneter sejalan dengan waktu dan juga menghitung risiko dalam menjalankan proyek
mereka. Adapun istilah keuangan dapat berarti (1) ilmu keuangan dan aset lainya; (2) manajemen aset
tersebut; (3) menghitung dan mengatur risiko proyek.

Modul Pembelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel


2. Indikator Keuangan dalam Retail
Metode dalam menjalankan operasional bisnis retail akan berdampak pada penjualan dan akhirnya
berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan retail. Indikator-indikator yang dapat
digunakan dalam mengukur kinerja keuangan dalam bisnis retail adalah sebagai berikut.

No Indikator Keterangan
1 Margin kotor a. Persentase margin kotor
b. Analisis per kategori
c. Markdown/ kerusakan
d. Persediaan barang
e. Margin kotor per meter persegi (m2)

2 Biaya operasional toko sebagai a. Gaji produktivitas per karyawan


persentase penjualan b. Biaya sewa
c. Depresiasi
d. Listrik
e. Total biaya operasi toko

3 Margin kontribusi a. Selisih antara margin kotor dengan biaya operasional


toko
b. Perbandingan antar toko dan rata-rata perusahaan.

3. Sumber Modal Usaha Bisnis Retail


Modal merupakan salah satu faktor produksi terpenting yang digunakan perusahaan untuk
membiayai operasional perusahaan. Sumber modal perusahaan berasal dari sumber, yaitu dari dalam
perusahaan (internal) dan dari luar perusahaan (ekternal). Sumber modal internal di antaranya laba (kas),
biaya penyusutan, dan suntikan modal dari pemilik perusahaan. Adapun sumber modal ekternal bisa
berasal dari utang maupun saham. Selain itu terdapat berbagai jenis kredit dan pinjaman tunai untuk bisa
diolah menjadi modal usaha kecil. Memang tidak mudah untuk menentukan sumber pembiayaan yang
sesuai dengan kebutuhan usaha. Namun, sebelum memulai usaha harus sudah menentukan jenis bidang
usahanya dengan berbagai perhitungan cermat, teliti, dan saksama terhadap rasio untung, rugi, dan risiko
aset usaha.
Beberapa alternatif sumber-sumber keuangan/ permodalan dalam perusahaan retail, di antaranya
sebagai berikut.
a. Dana Pinjaman
Dana pinjaman menawarkan dana yang tidak terbatas, sehingga sangat tepat digunakan untuk
mempercepat dan meperluas kegiatan produksi. Adanya lembaga keuangan sangat berperan dalam
memberikan dana pinjaman bagi keuangan perusahaan. Selain itu, pilihan yang diberikan sangat beragam
dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Umumnya dana pinjaman merupakan fasilitas yang
ditawarkan oleh lembaga keuangan kepada masyarakat yang bertujuan untuk menggerakan kegiatan
usaha dan investasi. Jika tidak memiliki simpanan dana pribadi dan kekurangan dana, altenatif lainya
adalah dana pinjaman permasalahanya dari dana pinjaman identik dengan beban yang harus terbayar,
baik itu pinjaman pokok dan suku bunga kredit setiap bulanya, sehingga mengikis besarnya keuntungan

Modul Pembelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel


perusahaan. Selain itu, risiko perusahaan mengalami kredit macet juga akan makin besar jika perusahaan
mengalami kerugian.
Berbagai alternatif dana pinjaman (terutama kredit perbankan) adalah sebagai berikut.

1) Kredit Usaha
Bank sebagai lembaga keuangan memberikan peran penting bagi kegiatan usaha di tengah-tengah
masyarakat. Salah satu fasilitas yang diberikan adalah memberikan pinjaman dana untuk pembiayaan
kegiatan usaha dalam bentuk kredit usaha. Bisa dikatakan semua bank pemerintah dan swasta memiliki
program kredit usaha dengan penamaan yang berbeda-beda, tetapi tujuannya sama, yaitu pemodalan.
Bank menawarkan banyak pilihan jenis kredit untuk kegiatan usaha, mulai dari kredit mikro puluhan juta
hingga ratusan juta dengan bunga kurang lebih 10%. Jangka waktu pengembalian pun juga beragam yaitu
antara 3 sampai 5 tahun tergantung dari besar kecilnya jumlah modal yang diberikan. Kredit usaha dari
bank mampu menjadi solusi bagi pengusaha dalam mengembangkan pasar dan produksi. Namun, di sisi
lain pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar cicilan dan bunga setiap bulannya. Keuntungan yang
didapat dari kegiatan bisnis pun akan menjadi terbagi karena beban yang harus dibayarkan ke bank apalagi
dengan bunga yang tidak kecil.
2) Leasing dan Lease Back
Leasing merupakan program pendanaan yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan berbentuk
perusahaan pendanaan. Pinjaman tersebut diberikan tidak berupa uang tunai, tetapi berupa pembelian
aset bergerak, seperti kendaraan bermotor. Adapun lease back identik dengan pinjaman yang diberikan
pada usaha yang membutuhkan dana tunai dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor yang dimiliki.
3) Kredit BPR (Bank Perkreditan Rakyat)
Bank Perkreditan Rakyat memiliki fungsi yang sama persis dengan bank pada umumnya. Pada
kenyataannya Bank Perkreditan Rakyat memiliki fungsi yang lebih sempit dibanding bank konvensional
lainnya, yaitu dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valuta asing, dan kegiatan asuransi. Fungsi Bank
Perkreditan Rakyat lebih menekankan pada kegiatan simpanan deposito berjangka, tabungan dan
pemberian kredit. Pada umumnya, fasilitas kredit dari BPR relatif lebih mudah persyaratan dan prosesnya
dibandingkan di perbankan. BPR melayani orang-orang yang membutuhkan pendanaan usaha (UKM)
dengan sistem dan persyaratan yang relatif lebih mudah. Namun, yang harus diingat adalah tingkat
bunganya cenderung lebih tinggi dari bank umum serta menggunakan jangka waktu yang relatif lebih
singkat. Jika dilihat dari fungsinya Dagai pemberian kredit. BPR bisa dijadikan sebagai alternatif keuangan
dalam memperluas kegiatan usaha, terutama untuk UKM. Bank perkreditan Rakyat menerapkan sistem
yang lebih mudah dalam usaha. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memilih.
Jalur permodalan dari Bank Perkreditan Rakyat, yaitu suku bunga kredit yang cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan bank pada umumnya dan jangka waktu pengembalian yang relatif lebih singkat.
4) Perum Pegadaian
Perum pegadaian adalah suatu lembaga keuangan yang dimiliki pemerintah untuk menyalurkan pinjaman
dengan jaminan barang tertentu, serta tingkat bunga yang relatif rendah dan dihitung per 2 mingguan.
Beberapa produk pegadaian yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan usaha seperti KCA (Kredit Cepat
Aman), Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai), atau kreasi (Kredit Angsuran Sistem Fidusia).
5) Pinjaman BUMN
Dana yang digunakan sebagai pinjaman dari BUMN identik dengan dana kemitraan yang disebut Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN. Sebagian berasal dari laba perusahaan yang disisihkan

Modul Pembelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel


untuk pengusaha kecil. BUMN yang memiliki program kemitraan ini, antara lain Pertamina, PT Gas Negara,
dan sebagainya.
6) Koperasi
Koperasi yang menyalurkan pendanaan adalah Koperasi kredit (Kopdit) atau KSP (Koperasi Simpan
Pinjam). Umumnya persyaratan yang diperlukan adalah menjadi anggota dari koperasi tersebut. Dengan
menjadi anggota dan melakukan simpanan, anggota berhak untuk mendapatkan fasilitas kredit. Sebab
pada umumnya, koperasi hanya melayani kredit bagi anggotanya saja. Koperasi merupakan alternatif lain
dari bank dalam hal pemberian pinjaman kredit usaha. Beberapa perusahaan yang dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan bank akan kesulitan mengajukan kredit usaha ke bank, sehingga memiliki
alternatif lain dalam permodalan, yaitu koperasi. Di sinilah letak peran koperasi dalam permodalan, yaitu
memberikan kemudahan bagi pengusaha untuk mengembangkan perusahaan dan kegiatan usaha dengan
memberikan persyaratan yang lebih mudah dari bank. Kopera memberikan pinjaman kredit usaha
memiliki beberapa keunggulan yang lebih baik dari bank, yaitu tanpa perlu jaminan dalam mengajukan
kredit usaha termasuk perusahaan yang masih dalam masa pertumbuhan (startup) serta memberikan
kredit bunga ringan yang jauh lebih kecil jika dibandingkan memberikan kredit bunga ringan yang jauh
lebih kecil i dengan kredit bunga bank pada umumnya.
7) Bagi Hasil (Profit Sharing)
Sistem bagi hasil bersifat sementara dan bukan suatu kepemilikan. Sistem bagi hasil bisa dilakukan setiap
bulan (untuk usaha retail) atau setiap proyek dengan jangka waktu tertentu sesuai masa kontrak. Di akhir
masa kontrak, modal bisa dikembalikan.
8) Modal Ventura
Beberapa keuntungan menggunakan modal dari ventura adalah mendapatkan dukungan dalam bentuk
dana serta bantuan pengelolaan manajemen dan bimbingan untuk menjalankan usaha berupa pelatihan.
9) Kredit Tanpa Agunan (KTA)
Kredit Tanpa Agunan (unsecured loans) merupakan pinjaman yang diberikan tanpa adanya aset sebagai
jaminan atas kredit tersebut. KTA menawarkan solusi yang sangat mudah bagi setiap nasabah yang
membutuhkan dana cepat dengan syarat yang relatif ringan tanpa adanya jaminan khusus untuk
mengajukan kredit atau untuk keperluan konsumtif. Beberapa kemudahan lainnya yang ditawarkan
adalah tingkat suku bunga kredit yang ditawarkan beragam, besar kecilnya disesuaikan dengan tingkat
risiko pinjaman. Bagi yang ingin mendirikan usaha baru mungkin akan kesulitan mendapatkannya. Namun,
jika berprofesi sebagai karyawan, bisa menggunakan profesi tersebut untuk mendapatkan kredit tersebut
guna membangun usaha. Misalnya jenis produk dengan pinjaman yang tersedia mulai dari 5 juta hingga
125 juta dengan bunga flat dan tenor sampai 3 tahun. Pada dasarnya, syarat dari keputusan pemberian
KTA adalah berdasarkan pada riwayat kredit dari nasabah itu sendiri. Bagi nasabah yang memiliki kartu
kredit dan memiliki riwayat kredit yang bagus akan lebih mudah mengajukan kredit dan terkadang bank
sendiri yang akan menawarkan lebih dahulu kepada nasabah
tanpa adanya proses pengajuan.
10) Menjalin Kerja Sama
Menjalin kerja sama bisa diterapkan dengan mendirikan usaha bersama mengajak teman atau saudara
dengan minat yang sama untuk diajak bergabung. Rekan usaha tersebut memberikan bantuan modal,
atau membantu operasional usaha sehari-hari.
b. Dana Pribadi

Modul Pembelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel


Dana pribadi adalah dana yang dimiliki oleh pemilik perusahaan itu sendiri. Bagi perusahaan retail yang
masih dalam masa awal pembukaan sangat kecil kemungkinan memperoleh suntikan dana dari pinjaman
bank atau investor. Bahkan, bisa menemui berbagai masalah yang menyulitkan terutama dalam hal teknis
dan manajemen.
Solusi Keuangan yang paling mudah jika perusahaan berada dalam kondisi tersebut adalah dana pribadi.
Pemakaian dana jenis ini dimungkinkan bila memiliki simpanan uang tunai di bank atau bentuk lain yang
bisa diuangkan. Dengan dana pribadi, lebih fleksibel dalam pemakaian jumlah dana sewaktu-waktu serta
bebas mengalokasikan dana sesuai dengan keputusan sendiri, terbebas dari bunga, pemotongan
keuntungan, dan tidak perlu membagi hasil dengan pihak lain. Namun demikian, terdapat beberapa
kelemahan jika menggunakan dana sendiri, antara lain kurang terkontrol dalam pemakaian dana, lalai
dalam pencatatan keuangan, dan menanggung kerugian sendiri jika mengalami kebangkrutan.
Menggunakan dana pribadi sebagai satu-satunya sumber keuangan perusahaan akan memberikan
keuntungan untuk pemilik perusahaan, yaitu lebih leluasa dalam menentukan semua arah kebijakan
kegiatan perusahaan dan mendapat keuntungan yang maksimal karena tidak terbebani utang atau
pembagian keuntungan dengan pihak lain. Sebab syarat utama yang harus terpenuhi jika mengandalkan
sumber keuangan pribadi berupa jumlah dana yang cukup besar untuk menggerakkan fungsi produktif
perusahaan sebagai kunci kekuatan finansial internal perusahaan. Namun, di sisi lain memiliki kekurangan
pada kinerja perusahaan berupa masalah keterbatasan modal menjadi faktor penting yang
mengakibatkan lambatnya perusahaan memperluas kegiatan usaha dan perusahaan kurang bisa bersaing.
Oleh sebab itu, sumber keuangan perusahaan memiliki banyak variasi masing-masing jenis memiliki
kelebihan dan kekurangan tersendiri. Seperti halnya jika hanya mengandalkan dana pribadi maka
konsekuensinya adalah keterbatasan dana saat ingin mengembangkan usaha dan yang lebih buruk lagi
adalah kalah dalam bersaing dengan perusahaan sejenis yang memiliki sumber keuangan lebih baik. Selain
itu, juga akan menyebabkan produksi barang dan jasa yang kurang berkualitas karena minimnya inovasi.
c. Dana Kolektif (Gabungan Usaha/Kongsi)
Pengumpulan dana dengan cara kemitraan berbentuk kongsi bisa menjadi salah satu pilihan
alternatif menjembatani antara memulai usaha sendiri maupun modal pinjaman. Dengan cara ini, modal
yang dikumpulkan bisa lebih besar dan mencukupi kebutuhan membuka usaha. Selain itu, tidak perlu
membayar bunga pinjaman. Sebagai gantinya akan ada pembagian hasil keuntungan dengan porsi dan
komposisi modal yang dimasukkan. Namun, poin penting yang harus diingat dari dana gabungan usaha
adalah memperhitungkan secara matang jumlah modal yang dibutuhkan, serta mempertimbangkan
berbagai keuntungan dan kelemahan dalam memilih sumber pendanaan dari luar. Jangan sampai usaha
retail baru berjalan, tetapi sudah terbebani dengan tingkat bunga yang tinggi. Oleh sebab itu, perlu
mencari informasi sebanyak banyaknya mengenai sumber pendanaan yang diinginkan .
Dana kolektif bisa dikatakan sebagai gabungan antara dana pribadi dengan dana beberapa orang yang
bersedia menjadi investor dalam memberikan permodalan untuk kegiatan usaha perusahaan. Pengertian
investor identik dengan kerabat maupun keluarga yang memiliki jumlah dana tertentu yang kemudian
dalam kesepakata orang-orang tersebut akan ditempatkan sebagai mitra usaha. Beberapa kelebihan
menggunakan dana kolektif dibanding dana pinjaman, antara lain tidak ada beban atau tidak memiliki
tanggungan untuk membayar utang pinjaman dan suku bunga kredit setiap bulannya, sehingga
keuntungan bisnis akan lebih maksimal. Selain itu, menggunakaan dana kolektif juga memiliki kerugian,
misalnya makin banyaknya orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan perusahaan. Hal
tersebut akan cenderung menyebabkan terjadinya konflik dalam membuat kebijakan arah perusahaan
serta pembagian keuntungan yang wajib dibagi antarpemberi modal sesuai dengan kesepakatan.
4. Imbal Hasil Atas Aset (Return on Asset/ROA)

Modul Pembelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel


Semua usaha bisnis retail pasti menginginkan pencapaian imbal hasil atas aset (Return on Aset/ROA)
Yang tinggi. ROA dikategorikan menjadi alur laba yang diukur oleh perputaran aset. Adapun margin laba
bersih (net profit margin) identik dengan seberapa besar keuntungan (setelah pajak) dapat juga digunakan
untuk mengukur produktivitas aset yang diinvestasikan dalam perusahaan. ROA umumnya dihitung
dengan membagi laba bersih dengan total aset. Rumus perhitungan ROA adalah sebagai berikut.
keuntungan (setelah pajak) yang didapat penjualanya dibagi penjualan bersihnya. perputaran aset (asset
turnover) dapat juga digunakan untuk mengukur produktivitas aset yang diinvestasikan dalam
perusahaan. ROA umumnya dihitung dengan membagi laba bersih dengan total aset. Rumus perhitungan
ROA adalah sebagai berikut.

Laba bersih
Rasio imbal hasil atas aset (ROA) =
Total aset

Salah satu bentuk keberhasilan keuangan dalam lingkup bisnis retail ditandai dengan memberi para
pemilik modal berupa pengembalian yang baik atas investasi mereka. Meskipun retail mengejar tujuan
keuangan yang sama, tetapi setiap retail dapat menggunakan strategi yang berbeda dalam mencapai
keuntungan tersebut. Misalnya, sebuah perusahaan retail berskala nasional menginvestasikan 2 miliar
rupiah dalam membangun toko dan membeli barang-barang dagangan yang disiapkan untuk dijual. Di
akhir tahun, perusahaan retail tersebut meraup keuntungan sebesar 700 juta rupiah. Artinya, perusahaan
tersebut menyumbangkan hasil sebesar 35% dibandingkan dengan investasinya.
a. Alur Keuntungan
Informasi yang digunakan untuk menganalisis alur keuntungan dapat berasal dari laporan laba rugi
sebuah perusahaan retail. Beberapa komponen utama dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut.
1) Penjualan Bersih
Penjualan bersih (net sales) dapat diketahui dari jumlah tolal rupiah yang diterima oleh retail setelah
dikurangi semua pembayaran kembali pada konsumen untuk barang-barang yang dikembalikan.
Adapun retur penjualan (sales return) mewakili nilai barang-barang yang dikembalikan konsumen
karena barang-barangnya rusak, tidak sesuai, dan sebagainya. Pada dasarnya, penjualan bersih
merupakan ukuran pengelolaan yang penting dalam bisnis retail karena penjualan bersih menunjukkan
tingkat kegiatan dari barang dagangan. Rumus perhitungan penjualan bersih adalah sebagai berikut.
Penjualan bersih = Jumlah penjualan kotor - Retur penjualan -
Potongan penjualan

2) Margin Laba Kotor


Margin laba kotor (gross profit margin) identik dengan ukuran penting dalam bisnis retail.
Adapun cara menghitungnya adalah sebagai berikut.
Margin laba kotor = Penjualan bersih - Harga pokok penjualan

Modul Pembelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel


Margin laba kotor juga diperoleh dari persentase penjualan bersih sehingga retail dapat membandingkan
(1) pengelolaan dari berbagai tipe barang (antarkelompok barang dagangan) dan (2) pengelolaan barang
dari satu retail dibandingkan dengan pengelolaan retail lain.
3) Beban
Beban (expenses) adalah biaya yang terjadi dalam aktivitas normal yang dilakukan dalam bisnis untuk
mendapatkan penghasilan. Beberapa beban dapat dikategorikan sebagai berikut.
Beban penjualan = Gaji staf penjualan + Komisi + Manfaat

Beban umum = Sewa + Utilitas + Beban lain-lain

Beban administrasi = Gaji semua karyawan selain tenaga penjualan + Beban


operasi kantor + Administrasi beban pembelian lain

Adapun beban operasi (operating expenses) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan
bisnis untuk memperoleh pendapatan. Satu kategori biaya pengeluaran adalah biaya-biaya
pengoperasian. Kedua adalah biaya modal, yaitu biaya untuk segala inventaris sampai pembelian lokasi
toko baru.
4) Keuntungan Bersih
Keuntungan bersih (net profit) adalah ukuran pengelolaan perusahaan keseluruhan. Keuntungan bersih
dapat diperoleh sebelum atau sesudah pajak.
Keuntungan bersih = Margin kotor - Beban

b. Alur Perputaran
Informasi yang dapat digunakan untuk menganalisis alur perputaran (turn over path) perusahaan
adalah pos-pos yang berasal dari neraca saldo seperti aset, kewajiban, dan sebagainya.
1) Aktiva Lancar
Aktiva lancar (current assets) adalah aset-aset yang bisa diubah menjadi uang dalam waktu satu
tahun.
Aktiva lancar = Piutang usaha + Persediaan barang dagangan + Aktiva lancar lain + Kas

2) Piutang Usaha
Piutang usaha (account receivable) ini penting bagi beberapa retail. Contohnya investasi walmart pada
uang yang diterima jauh lebih kecil daripada Tiffany karena kecenderungan yang tinggi dari konsumen
walmart untuk membayar tunai atau menggunakan kartu kredit pihak ketiga, seperti Visa atau
MasterCard.
3) Persediaan Barang Dagangan
Persediaan barang dagangan (merchandise inventory) adalah sumber hidup retail. Sebagai contoh,
persediaan mencakup kira-kira 27,10 % dari total aset walmart dan 37,53% dari total aset Tiffany.

Modul Pembelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel


Meskipun demikian, terdapat pengecualian yaitu pada retail-retail layanan seperti hotel, salon kecantikan,
dan lain-lain yang umumnya tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit persediaan
Barang
4) Kas dan Aktiva Lancar Lainnya
Kas (cash) terdiri atas uang tunai, simpanan, dan rekening di bank, surat berharga yang dapat
diperjualbelikan, dan piutang usaha. Adapun aktiva lancar lainnya meliputi berbagai pengeluaran maupun
ongkos kirim yang belum dibayarkan oleh pelanggan.
5) Aktiva Tetap
Aset-aset tetap (fixed assets) adalah aset yang membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk
mengubahnya menjadi tunai. Dalam bisnis retail, aktiva tetap umumnya terdiri atas bangunan, perabotan,
dan peralatan.
Aktiva tetap = biaya perolean aktiva - depresiasi

c. Perputaran Aktiva
Perputaran aktiva (asset turnover) identik dengan ukuran pengelolaan keseluruhan dari bagian aset
pada neraca saldo. Perputaran aktiva ini dapat digunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan
seberapa efektif para manajer menggunakan aset-asetnya.
penjualan bersih
Perputaran aktiva =
Total aktiva

d. Kewajiban dan Ekuitas Pemilik


Kewajiban lancar (current liabilities) dalam perusahaan retail identik dengan uang utang yang
diharapkan dibayar paling tidak dalam jangka waktu satu tahun.
Kewajiban yang paling penting adalah utang dagang, wesel bayar, dan utang utang lainnya.
1) Utang dagang adalah tagihan yang terutang kepada pemasok untuk pembelian barang dagangan.
2) Wesel bayar adalah bunga yang dipinjam retail pada bank yang melebihi tanggal dan dapat dibayar
kurang dari satu tahun.
3) Utang utang lainnya termasuk utang pajak, utang gaji, sewa, pemakaian, dan kewajiban-kewajiban
lain yang belum terbayarkan.
4) Kewajiban jangka panjang adalah utang-utang yang akan dibayar setelah satu tahun.
Hak pemilik atau hak para pemegang saham mewakili sejumlah aset pemilik perusahaan retail setelah
semua kewajiban terpenuhi. Dalam istilah akuntansi hubungan tersebut dapat diperoleh dengan cara
sebagai berikut.
Hak para pemilik = Total aktiva - Total kewajiban
Dengan demikian, akan didapatkan pola keuntungan yang menggabungkan dua rasio pengelolaan
dari hasil pendapatan dan neraca saldo serta batas keuntungan bersih dan hasil aset. Dengan mengalikan
perbandingan ini bersamaan maka diperoleh pengembalian atas aktiva (Return On Assets) yang dapat
dilihat pada gambar berikut.

Modul Pembelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel


B. Pengelolaan Sumber Daya Keuangan Bisnis Retail
Perencanaan anggaran biaya operasional dalam bisnis retail tentu diperlukan yang diawali dengan
tahap persiapan, implementasi, sampai tahap evaluasi.
1. Penganggaran Modal
Penganggaran modal merupakan proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan
penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat pada waktu yang akan datang.
Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang ditujukan guna mencapai
tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang dengan memiliki titik awal
(waktu investasi dilaksanakan) dan titik akhir (waktu investasi akan berakhir).
Penganggaran modal terdiri atas seluruh periode investasi yang mencakup pengeluaran dan
manfaat yang dikuantifikasi, sehingga memungkinkan untuk diadakan penilaian dan membandingkannya
dengan alternatif investasi lainnya. Dalam praktiknya, penganggaran modal mencakup seluruh
pengadaan analisis investasi dari beberapa alternatif investasi. Ketidaktepatan dalam menetapkan
pilihan investasi akan menimbulkan kerugian-kerugian baik kerugian nyata atau kehilangan kesempatan
untuk memperoleh manfaat yang lebih menguntungkan (opportunity cost) dapat diwujudkan. Analisis
investasi akan menyeleksi kesempatan-kesempatan investasi yang ada sehingga dapat dipilih investasi
yang memberikan manfaat terbesar dari setiap dana yang diinvestasikan.
Manfaat penganggaran modal adalah sebagai berikut.
a. Guna mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya
lebih dari satu tahun.
b. Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment.
c. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana makin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.
d. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.

2. Aliran Kas

Modul Pembelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel


Kondisi kas perusahaan retail pada tahap awal pada umumnya masih bernilai negatif karena
perusahaan retail mengeluarkan dana untuk awal pembukaannya. Setelah perusahaan retail berjalan
dengan semestinya, arus kas akan menjadi positif akibat adanya penghasilan dari investasi tersebut.
Perusahaan retail mengharap akan menghasilkan arus kas yang lebih besar dibandingkan sebelum
melakukan suatu investasi. Di dalam capital budgeting ini disebut sebagai arus kas tambahan
(incremental cash flow). Incremental cash flow ini yang digunakan untuk menghitung atau menganalisis
kelayakan suatu proyek dengan metode net present value.
Empat hal yang harus diperhatikan di dalam menentukan arus kas tambahan adalah sebagai berikut.
a. Sunk Cost
Pengeluaran yang telah terjadi di masa lalu, yang tidak terpengaruh oleh keputusan menerima atau
menolak suatu proyek.
b. Opportunity Cost
Biaya yang timbul karena perusahaan retail kehilangan kesempatan menerima suatu pendapatan
karena aset perusahaan retail digunakan pada proyek yang lain.
c. Side Effect
Dapat diklasifikasikan sebagai erosion atau synergy. Erosion terjadi ketika produk baru menurunkan
cash flow, sedangkan synergy terjadi sebaliknya.
d. Allocated Cost
Dilihat sebagai pengeluaran kas jika terjadi kenaikan cost pada proyek.
Arus kas dalam suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yaitu sebagai berikut.
a. Initial Investment (Investasi Awal)
Semua pengeluaran yang digunakan untuk membiayai proyek tersebut
b. Free Cash Flow
Arus kas bersih yang dapat dihasilkan selama proyek tersebut berlang Namun, yang perlu
diperhitungkan adalah selisih arus kas masuk dan keluar (pendapatan dan biaya) setelah dikurangi pajak
dan tidak memperhitungkan bunga serta depresiasi.
c. Terminal Value
Arus kas yang dihasilkan jika pada akhir periode investasi tersebut dijual. Nila ini adalah nilai bersih
dari penjualan tersebut.

3. Sistem dan Prosedur Penggunaan Dana Perusahaan Retail


Perlu diketahui bahwa penerapan manajemen selalu dihadapkan pada masalah cara menggunakan
dana dengan seefektif mungkin. Hal tersebut berkaitan dengan penggunaan dana agar sasaran bisa
dicapai serta mendapatkan dana tambahan guna memenuhi kebutuhan dan peluang (opportunity) yang
dihadapi perusahaan retail. Oleh karena itu, sebagai pelengkap laporan keuangan, ada baiknya
menyusun laporan sumber dan penggunaan dana. Selain itu, bisa mengetahui bagaimana manajemen
selama satu periode mempergunakan dana perusahaan retail dan dari mana dana itu didapatkan
Guna mengetahui asal usul sumber keuangan perusahaan retail beserta daya guna dari dana
tersebut, bisa diketahui dengan membandingkan neraca awal periode dengan neraca akhir periode.
Sumber dana bisa berasal dari tambahan utang, tambahan modal, penyusutan, dan lain-lain biaya

Modul Pembelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel


nonkas, pengurangan harta lancar, penjualan harta tetap, dan laba. Penggunaan dana dapat dilihat dari
berbagai transaksi-transaksi yang menyebabkan terjadinya pembagian deviden, faktor kerugian,
berkurangnya utang berkurangnya modal, bertambahnya harta tetap, dan bertambahnya harta lancar.
Dengan demikian, melihat posisi keuangan perusahaan retail pada satu periode (neraca) akan diketahui
dengan jelas dana yang dimiliki perusahaan retail dipergunakan untuk memiliki harta perusahaan retail
serta dana awal yang diperoleh perusahaan retail berasal dari investor/pemilik dan dari kreditor.
Adapun tanggung jawab seorang manajer keuangan sebagai berikut.
a. Keputusan operasi, yaitu bagaimana dana yang diperlukan dapat terpenuhi dan bagaimana dana
tersebut dioperasikan untuk mencapai sasaran perusahaan retail.
b. Keputusan pembelanjaan, yaitu keputusan yang harus diambil berkenaan dengan sumber dana yang
dibutuhkan perusahaan retail.
c. Keputusan investasi, yaitu berkaitan dengan pengaturan penggunaan dana agar risiko usaha yang
dihadapi seminimal mungkin.

Modul Pembelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel


Soal latihan
A. Pilihlah jawaban yang tepat!
1. Pengeluaran dana yang telah terjadi di masa lalu tidak terpengaruh oleh keputusan
menerima atau menolak suatu proyek disebut …
A. Sunk cost
B. Initial invesment
C. Opportunity cots
D. Terminal value
E. Side effect
2. Jika perusahaankan deng retail mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih
besar dibandingn sebelumnya melakukan suatu investasi, di dalam capital budgeting
disebut ….
A. Net present value
B. Dividend payout ratio
C. Incremental cash flow
D. Common stock
E. Capital gain/loss
3. Setiap retail menginginkan pencapain untuk hasil atas aset yang biasa disebut …
A. BEP
B. NET
C. Bruto
D. Sales
E. ROA
4. Informasi yang dapat digunakan untuk menganalisis alur perputaran (trun over path)
perusahaan adalah pos – pos yang berasal dari …
A. Laba/rugi
B. Neraca saldo
C. Ayat jurnal penyesuaian
D. Laba berjalan
E. Kewajiban (liabilities)
5. Kondisi kas perusahaan retail pada tahap awal umunya masih bernilai ….
A. Positif
B. Netral
C. Berjalan
D. Negatif
E. Normal
6. Alternatif yang bisa menjadi penengah antara memulai usaha dengan modal sendiri atau modal
pinjaman adalah ….
A. Modal ventura
B. Kemitraan
C. Profit sharing

Modul Pembelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel


D. Dana hibah
E. Koperasi
7. Perhatikan berbagai pernyataan berikut!
(1) Penjualan bersih
(2) Dana pribadi
(3) Margin laba kotor
(4) Keuntungan bersih
(5) Dana kolektif (gabungan usaha/kongsi)
(6) Beban
Dari berbagai pernyataan tersebut yang termasuk dalam sumber keuangan adalah …
A. (1) dan (3)
B. (2) dan (4)
C. (2) dan (5)
D. (3) dan (6)
E. (4) dan (6)
8. KTA menawarkan solusi yang sangat mudah bagi setiap nasabah yang membutuhkan dana cepat
dengan syarat mengajukan kredit ….
A. Relatif ringan tanpa adanya jaminan khusus
B. Dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi nasabah
C. Harus memilki izin usaha yang lengkap
D. Harus mendaftar terlebih dahulu pada ajang kompetisi usaha
E. Usaha minimal sudah berjalan 3 tahun
9. Meskipun sama – sama disebut bank, bukan berati Bank Pengkreditan Rakyat memilki fungsi
yang sama persis dengan bank pada umunya, karena pada dasarnya fungsi Bank Pengkreditan
Rakyat (BPR) lebih menenkankan pada kegiatan …
A. Menerima simpanan giro, kegiatan valuta asing, dan suransi
B. Simpanan deposito berjangka, kegiatan valuta asing, dan pemberian kredit
C. Menerima simpanan gior, simpanan deposito berjangka, dan suransi
D. Simpanan deposito berjangka, tabungan, dan pemberian kredit
E. Tabungan, pemberian kredit, dan asuransi
10. Sumber keuangan perusahaan dalam memperluas kegiatan usaha, terutama yang bergerak di
UKM adalah ….
A. Kredit usaha
B. Leasing
C. Kredit tanpa agunan
D. Perum pengadain
E. Kredit BPR

Modul Pembelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel


B. Selesaikan soal- soal berikut dengan tepat!
1. Jabarkan yang Anda ketahui tentang keuangan dalam KBBI!
2. Terangkan definisi dana kolektif!
3. Tuliskan yang Anda ketahui tentang definisi koperasi!
4. Sebutkan indikator – indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja keuangan dalam
bisnis retail!
5. Uraikan yang Anda ketahui tentang pola keuntangan strategis!
6. Sebutkan empat faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan arus kas tambahan!
7. Tuliskan yang Anda ketahui tentang free cash flow!
8. Jelaskankan yang Anda ketahui tentang sistem prosedur penggunaan dana perusahaan retail!
9. Jelaskan cara melihat posisi keuangan perusahaan retail pada satu periode (neraca)
10. Jelaskan hubungan antara penganggaran modal dengan analisis investasi!

Modul Pembelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel

Anda mungkin juga menyukai