Anda di halaman 1dari 44

Bahan Ajar

KELAS
XI
UNTUK SMA/MA
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga bahan ajar APBN dan APBD ini disusun untuk siswa/i kelas XI SMA dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Bahan ajar ini disusun dengan tujuan utama agar siswa/i dapat mencapai
kompetensi dasar yang telah ditentukan dapat terpenuhi. Di dalam modul ini
dipaparkan secara singkat dan jelas materi pembelajaran serta dilengkapi pula dengan
evaluasi yang akan mendukung ketercapaian kompetensi dasar sesuai dengan yang
diharapkan.

Penyusun meyakini bahwa dalam pembuatan bahan ajar APBN dan APBD ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna penyempurnaan modul ini di masa yang akan datang. Akhir kata,
penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung.

Medan, Mei 2017

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
A. KOMPETENSI INTI.......................................................................................................... 1

B. KOMPETENSI DASAR .................................................................................................... 2

C. INDIKATOR....................................................................................................................... 2

D. TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................................................ 3

E. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ........................................................................... 4

F. PETA KONSEP.................................................................................................................. 5

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA


(APBN)................................................................................................... 8
1. Pengertian APBN………………............................................................................................ 8

2. Fungsi dan Tujuan APBN................................................................................................. 9

3. Sumber-sumber penerimaan negara.......................................................................... 12

a. Penerimaan dalam negeri......................................................................................... 12

b. Hibah................................................................................................................................ 15

4. Jenis-jenis pengeluaran negara..................................................................................... 20

5. Mekanisme Penyusunan APBN...................................................................................... 21

6. Pengaruh APBN terhadap perekonomian................................................................... 22

D. Penyusunan APBN.............................................................................................................. 23

E. Pengaruh APBN terhadap Perekonomian...................................................................28

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH


(APBD)....................................................................................................32
1. Pengertian APBD................................................................................................................ 32
2. Fungsi dan Tujuan APBD................................................................................................. 33

3. Sumber-sumber Penerimaan Daerah.......................................................................... 34

4. Jenis – jenis Pengeluaran Daerah ................................................................................ 39

5. Mekanisme Penyusunan APBD...................................................................................... 40

6. Dampak APBD terhadap Perekonomian................................................................... 40

RANGKUMAN........................................................................................42
EVALUASI...............................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................48
Daftar Gambar

Daftar Gambar
4.1 APBN berfungsi sebagai penyeimbang............................................7
4.2 Seseorang sedang membayar pajak.................................................7
4.3 Contoh penerimaan SDA, migas dan non migas............................8
4.4 Pembayaran gaji PNS merupakan salah satu
pengeluaran negara.................................................................................... 12
4.5 Mekanisme penyusunan APBN.........................................................13
4.6 Beberapa contoh pajak daerah dipungut kabupaten....................7
4.7 Beberapa contoh restribusi daerah..................................................8
4.8 Contoh dana darurat ........................................................................... 7

APBN dan APBD 5


A KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan pengamalkan jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B KOMPETENSI DASAR

1.1 Mensyukuri pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia


untuk kesejahteraan rakyat
2.1 Bersikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kreatif, dan mandiri
dalam upaya mengatasi permasalahan pembangunan di Indonesia
3.4 Mendeskripsikan APBN dan APBD dalam pembangunan
4.4 Mengevaluasi peran APBN dan APBD dalam pembangunan

APBN dan APBD 6


C. INDIKATOR

3.4.1 Memahami pengertian APBN dan APBD


3.4.2 Menjelaskan fungsi dan tujuan APBN dan APBD
3.4.3 Mengklasifikasikan sumber-sumber penerimaan negara dan
daerah
3.4.4 Merinci jenis-jenis pengeluaran negara dan daerah
3.4.5 Memahami mekanisme penyusunan APBN dan APBD
3.4.6 Menganalisis pengaruh APBN terhadap Perekonomian
3.4.7 Memahami pengertian APBD
3.4.8 Menjelaskan fungsi dan tujuan APBD
3.4.9 Mengklasifikasikan sumber-sumber penerimaan daerah
3.4.10 Mengklasifikasikan jenis-jenis pengeluaran daerah.
3.4.11 Memahami mekanisme penyusunan APBD
3.4.12 Menganalisis pengaruh APBD terhadap Perekonomian
4.4.1.1 Menyajikan hasil diskusi peran APBN bagi Indonesia melalui
contoh APBN
4.4.1.2 Membuat laporkan peran APBN terhadap pembangunan
Indonesia
4.4.1.3 Menganalisis peran APBD bagi Indonesia melalui contoh APBD
4.4.1.4 Membuat laporkan peran APBD terhadap pembangunan
Indonesia

D TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa Mampu :
(1) Memahami pengertian APBN
(2) Menjelaskan fungsi dan tujuan APBN
(3) Mengklasifikasikan sumber-sumber penerimaan Negara
(4) Mengidentifikasikan jenis - jenis pengeluaran Negara
(5) Memahami mekanisme penyusunan APBN

APBN dan APBD 7


(6) Menganalisis pengaruh APBN terhadap perekonomian
(7) Membuat laporan peran APBN dalam pembangunan
(8) Memahami pengertian APBD
(9) Menjelaskan fungsi dan tujuan APBD
(10) Mengklasifikasikan sumber-sumber penerimaan daerah
(11) Mengklasifikasikan jenis-jenis pengeluaran daerah
(12) Memahami mekanisme penyusunan APBD
(13) Menganalisis pengaruh APBD terhadap pembangunan dengan
tanggung jawab
(14) Membuat laporan dan menyajikan hasil analisis peran APBD dalam
pembangunan dengan penuh tanggung jawab.

E. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Setiap peserta didik wajib mempelajari Modul ini sesuai dengan


kegiatan belajar yang bersangkutan atau sesuai dengan petunjuk
guru.
2. Apabila dalam mempelajari Modul ini peserta didik mengalami
kesulitan, hendaknya menanyakan kepada para guru ataupun
mencari lewat buku-buku penunjang lainnya.
3. Peserta didik dianjurkan untuk melengkapi referensi seperti
internet, koran, buku dari sumber lain yang relevan/sesuai dengan
pembahasan bila memang diperlukan.
4. Setelah selesai kegiatan belajar yang bersangkutan, setiap peserta
didik menjawab soal-soal latihan dan menyelesaikan tugas sesuai
petunjuk.
5. Bila tes hasil belajar belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) maka siswa yang bersangkutan harus mengikuti program
remedial sampai mencapai KKM
6. Siswa yang tuntas boleh dilakukan pengayaan dengan melanjutkan
pelajaran berikutnya.

APBN dan APBD 8


APBN DAN APBD

Tahukah Anda tentang peran APBN dan APBD untuk pembangunan? APBN
dan APBD berperan penting dalam masalah perekonomian di Indonesia.
APBN dan APBD berfungsi untuk mengatur alokasi dana dari seluruh
pendapatan negara, digunakan untuk pembangunan di Indonesia, dan juga
merupakan salah satu instrumen pengendali stabilitas perekonomian negara.
Materi bab ini akan menjelaskan tentang APBN dan APBD yang menguraikan
pengertian, fungsi dan tujuan, sumber penerimaan, jenis pengeluaran,
mekanisme penyususan dan pengaruhnya terhadap perekonomian. Mari kita
apelajari!

APBN dan APBD 9


F. PETA KONSEP

Pengertian APBN

Fungsi dan Tujuan APBN

Sumber-sumber penerimaan negara

APBN
Jenis-jenis pengeluaran negara

Mekanisme penyusunan APBN

Pengaruh APBN terhadap perekonomia

APBN dan APBD


Pengertian APBD

Fungsi dan Tujuan APBD

Sumber-sumber penerimaan negara

APBD
Jenis-jenis pengeluaran daerah

Mekanisme Penyusunan APBD

Pengaruh APBD terhadap perekonomia

APBN dan APBD 10


A. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat


utama pemerintah untuk mensejahterahkan rakyat dan alat pemerintah
untuk mengelola perekonomian negara. APBN merupakan wujud
pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan setiap tahun dengan Undang-
undang, terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja dan anggaran
pembiayaan. Pendapatan negara terdiri atas pajak, penerimaan bukan pajak,
dan hibah. Belanja negara dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan
tugas pemerintah pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah.

1. Pengertian APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintah Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang
memuat rencana penerimaan danpengeluaran negara selama satu tahun
anggaran ( 1 januari – 31 desember). APBN, perubahan APBN, dan
pertanggungjawaban APBN setiaptahun ditetapkan dengan Undang-undang.
Landasan hukum APBN sebagai berikut.
a. Undang-Undang Dasar Dasar 1945 Pasal 23 ayat (1) yang telah di
amandemen menjadi Pasal 23 ayat (1), (2), dan (3).
b. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara.
2. Fungsi dan Tujuan APBN
APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan
pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan
pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian, dan
menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.
Penyusunan APBN memiliki tujuan sebagai pedoman pengeluaran dan
penerimaan negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam
melaksanakan kegiatan kenegaraan untuk meningkatkan produksi dan

APBN dan APBD 11


kesempatan kerja dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh
karena itu,anggaran pendapatan dan belanja negara harus dirumuskan
sedemikian rupa yang mencakup perkiraan periodik dari semua pengeluaran
dan sumber penerimaan.
a. Fungsi APBN
Didalam Undang-Undang No.17 Tahun 2003 pasal 3 dikemukakan
tentang fungsi APBN, sebagai berikut.
1. Fungsi otorisasi
Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi
dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan.
2. Fungsi perencanaan
Fungsi perancanaan mengandung arti bahwa anggaran negara
menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada
tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara
menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelengaraan
pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

APBN dan APBD 12


4. Fungsi alokasi
Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus
diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber
daya, serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi distribusi
Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran
negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilitasi
Fungsi stabilitasi mengandung artibahwa anggaran pemerintah
menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental ekonomi.

Gambar 4.1
APBN berfungsi sebagai penyeimbang

b. Tujuan APBN

Setiap tahun pemerintah menyusun APBN untuk meningkatkan


pertumbuhan ekonomi. Tujuan penyusunan APBN pada akhirnya adalah
untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, baik material maupun
spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

Secara umum tujuan penyusunan APBN adalah sebagai berikut.

1) Memelihara stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya


defisit anggaran
2) Sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara dalam
rangka pelaksanaan kegiatan kenegaraan dan peningkatan

APBN dan APBD 13


kesempatan kerja yang diarahkan pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat.
3) Memungkinan pemerintah memenuhi prioritas belanja
4) Membantu  menciptakan  efisiensi  dan  keadilan  dalam  meny-
ediakan barang dan jasa publik melalui proses pemrioritasan

3. Sumber-sumber Penerimaan Negara

Penerimaan negara adalah semua pendapatan negara yang berasal


dari penerimaan dalam negeri serta penerimaan hibah dalam dan luar negeri
selama tahun anggaran yang bersangkutan.

a. Penerimaan dalam negeri, terdiri atas :


1) Penerimaan perpajakan, yang meliputi :
a) Pajak dalam negeri, terdiri atas Pajak Penghasilan (PPh),
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB), cukai dan pajak lainnya.
b) Pajak perdagangan internasional, terdiri atas bea masuk
dan bea keluar

Gambar 4.2
Seseorang sedang membayar pajak

APBN dan APBD 14


2) Penerimaan negara bukan pajak meliputi :
a) Bagian laba BUMN
b) Penerimaan sumber daya alam, seperti migas dan
nonmigas
c) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lainnya
d) Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)

Gambar 4.3
Contoh penerimaan sumber daya alam,
migas dan non migas

b. Hibah

Hibah merupakan pemberian dana secara sukarela yang tidak


perlu dibayar kembali dan tidak mengikat, yang berasal dari dalam
negeri atau luar negeri.

4. Jenis-jenis pengeluaran negara

Jenis – jenis pembelanjaan negara terdiri atas pengeluaran rutin dan


pengeluaran pembangunan. Pengeluaran rutin adalah semua pengeluaran
negara untuk membiayai tugas – tugas umum pemerintah dan kegiatan
operasional pemerintah pusat, pembayaran bunga atas utang dalam negeri dan
utang luar negeri, pembayaran subsidi dan pengeluaran rutin lainnya.
Pengeluaran  pembangunan  adalah  semua  pengeluaran negara untuk
membiayai proyek – proyek pembangunan yang dibebankan pada
anggaran  belanja  pemerintah  pusat. Belanja negara adalah semua pengeluaran

APBN dan APBD 15


negara untuk membiayai belanja pemerintah pusat dan daerah. Belanja
pemerintah pusat adalah semua pengeluaran Negara untuk membiayai
pengeluaran pembangunan.

Jika ditinjau menurut sifatnya, belanja atau pengeluaran tersebut


dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :

1) Belanja yang bersifat ekskausif, yaitu belanja untuk membeli barang atau
jasa yang langsung dikonsumsi atau dapat menghasilkan barang lain..
Misalnya, penyediaan vaksin untuk imunisasi (langsung dikonsumsi),
pembelian pesawat atau kapal terbang (dapat menghasilkan
pendapatan untuk memperoleh barang lain).
2) Belanja  yang  bersifat  transfer,  yaitu  belanja  untuk  kegiatan-kegiatan
sosial yang tidak produktif. Misalnya sumbangan untuk korban bencana
alam, subsidi, bea siswa dan lain – lain.
Proyeksi belanja negara pada tahun yang direncanakan
memperhatikan realisasi belanja negara tahun-tahun sebelumnya, pengaruh
asumsi dasar ekonomi makro yang digunakan beserta resikonya. Pertama
kali perencanaan dengan menyusun proyeksi besara belanja negara per jenis
belanja (pegawai, barang, modal, pembayaran bunga utang, subsidi, belanja
hibah,bansos, transfer ke daerah,dll). Setelah penyusunan tersebut, jumlah
kebutuhan alokasi yang dihasilkan dari proses tersebut kemudian
dikonsolidasikan dengan sumber pendanaan yang tersedia.

Belanja pemerintah Negara dapat diklasifikasikan tiga hal :


a. Menurut jenisnya, belanja pusat terdiri dari :
1. Belanja pegawai :
a) Honorarium
b) Kontribusi sosial
c) Belanja barang
2. Belanja barang :
a) Belanja barang
b) Belanja jasa
c) Belanja pemeliharaan
Gambar 4.4
Pembayaran gaji PNS merupakan salah satu
APBN dan APBD 16
pengeluaran negara
d) Belanja perjalanan
3. Belanja modal
4. Pembayaran bunga utang
a) Utang dalam negeri
b) Utang luar negeri
5. Subsidi :
a) Perusahaan Negara keuangan dan ( lembaga keuangan dan lembaga
nonkeuangan)
b) Perusahaan
c) Subsidi pajak
6. Belanja hibah
7. Bantuan sosial :
a) Penanggulangan bencana
b) Bantuan yang diberikan pusat
8. Belanja lain – lain
9. Tambahan belanja pemerintah pusat
b. Menurut fungsinya, belanja pemerintah pusat terdiri dari :
- Pelayanan umum
- Pertahanan
- Ketertiban dan keamanan
- Ekonomi
- Lingkungan hidup
- Perumahan dan fasilitas umum
- Kesehatan
- Pariwisata dan budaya
- Agama
- Pendidikan
- Perlindungan sosial
c. Menurut organisasinya, belanja pemerintah pusat terdiri dari
pengeluaran untuk berbagai proyek atau kegiatan dari seratus
kementerian / lembaga pemerintah.

APBN dan APBD 17


d. Belanja daerah terdiri dari :
1. Dana perimbangan
a. Dana bagi hasil
1) Perpajakan (pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan serta bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan)
2) Sumber daya alam (minyak bumi, gas alam, pertambangan umum,
kehutanan dan perikanan )
b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusus
1) Dana reboisasi
2) Nondana reboisasi
2. Dana otonomi khusus dan penyesuaian
a. Dana otonomi khusus
b. Dana penyesuaian

5. Mekanisme Penyusunan APBN

a. Prinsip-prinsip penyusunan APBN


Penyusunan APBN didasarkan pada prinsip umum yang meliputi dua
aspek, yakni aspek pendapatan dan aspek pengeluaran.
1) Prinsip penyusunan APBN berdasarkan Aspek Pendapatan
Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada
tiga, yaitu :
- Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan
kecepatan penyetoran
- Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara
- Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh
negara dan penuntutan denda
2) Prinsip penyusunan APBN berdasarkan Aspek Pengeluaran
Berdasarkan aspek ini, prinsip penyusunan APBN, terdiri dari :
- Hemat, efisien dan sesuai dengan kebutuhan
- Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau
kegiatan

APBN dan APBD 18


- Efektif menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan
memperhatikan kemampuan atau potensi nasional

b. Asas penyusunan APBN

Penyusunan APBN berdasarkan pada tiga asas berikut :

1) Kemandirian artinya pembiayaan oleh negara didasarkan atas


kemampuan negara, sedangkan pinjaman luar negeri hanya
sebagai pelengkap
2) Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas
3) Penajaman prioritas pembangunan artinya APBN harus
mengutamakan pembiayaan yang lebih bermanfaat

APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelengaraan


pemerintahan negara dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan
negara. Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja pemerintah
dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.

Pemerintah pusat mengajukan Rancangan Undang-undang (RUU-


APBN) disertai Nota Keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya
kepada DPR bulan agustus tahun sebelumnya. DPR dapat mengajukan usul
yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam
RUU-APBN. Pengambilan keputusan oleh DPR selambat-lambatnya 2 (dua)
bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. APBN yang
disetujui DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program,
kegiatan dan jenis belanja. Apabila DPR tidak menyetujui RUU-APBN,
Pemerintah Pusat dapat melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar
angka APBN tahun anggaran sebelumnya. Berikut ini alur mekanisme
penyusunan APBN.

APBN dan APBD 19


Gambar 4.5
Alur mekanisme penyusunan APBN

6. Pengaruh APBN terhadap Perekonomian

APBN merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mengarahkan


dan mempermudah pencapaian cita-cita pembangunan negara. Dengan
adanya APBN, setiap tindakan negara dapat dikendalikan sesuai dengan
tujuan APBN. Melalui APBN juga kita dapat mengetahui prioritas apa yang
sedang mendapat penekanan dari pemerintah sehingga seluruh masyarakat
dapat menyatukan pandangan dan gerak langkah bersama pemerintah dalam
mewujudkan pembangunan yang menjadi prioritas utama sesuai dengan
yang digariskan dalam APBN. Berikut ini adalah pengaruh APBN dalam
perekonomian.

APBN dan APBD 20


1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, maksudnya
dapat mengetahui besarnya GNP dari tahun ke tahun
2. Menciptakan kestabilan keuangan atau moneter negara, karena
dapat mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat
3. Menimbulkan investasi masyarakat, karena dapat
mengembangkan industri-industri dalam negeri
4. Memperlancar distribusi pendapatan, maksudnya dapat
mengetahui sumber penerimaan dan penggunaan untuk belanja
pegawai dan belanja barang, serta yang lainnya
5. Memperluas kesempatan kerja, karena terdapat pembangunan
proyek-proyek negara dan investasi negara, sehingga dapat
membuka lapangan kerja yang baru dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

APBN dan APBD 21


Selain itu, APBN memiliki pengaruh yang besar terhadap sektor lain,
seperti sektor moneter, neraca pembayaran, dan sektor produksi.
a) Sektor Moneter
Pengaruh APBN di sektor moneter jelas besar, mengingat anggaran
Negara merupakan salah satu komponen dari uang primer. Perubahan dalam
komponen tersebut akan memengaruhi jumlah uang yang beredar di
masyarakat.
b) Neraca Pembayaran
Pengaruh APBN juga mempengaruhi neraca pembayaran karena
beberapa hal, yaitu:
 Sebagai komponen penerimaan Negara berasal dari penerimaan
sektor migas, yaitu sebagian besar dari hasil penjualan migas
masuk ke kas Negara.
 Defisit APBN dan transaksi berjalan ditutupi oleh utang luar ngeri.
sebagai konsekuensinnya, sebagian komponen pengeluaran rutin
digunakan untuk pembayaran kembali utang dan bunganya.
 Komponen penerimaan pemerintah mengandung sisi impor yang
besar, misalnya bantuan proyek yang merupakan sumber untuk
menutupi defisit APBN.
c) Sektor Produksi
Bagi sektor produksi, pengaruh APBN terlihat dari penerapan
kebijakan penerimaan pajak dan pengeluaran pemerintah. Pemerintah yang
menempuh kebijakan anggaran defisit (dalam arti pengeluaran pemerintah
direncanakan lebih besar daripada penerimaan pemerintah), akan
menambah pengeluaran pemerintah (antara lain dalam bentuk subsidi).
Kedua hal ini akan meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat.
Akibatnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa cenderung
meningkat. Peningkatan permintaan akan mendorong sektor dunia usaha
untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Adanya peningkatan kapasitas
produksi dalam jangka panjang akan mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional.

APBN dan APBD 22


TUGAS INDIVIDU
1. Buatlah  anggaran  pendapatan  dan  belanja  keluargamu  dalamsatu  bul
an!
2. Buatlah laporan pelaksanaan anggaran selama satu bulan tersebut!
3. Mengapa terjadi penyimpangan antara anggaran dan pelaksanaan?Carilah  s
ebabnya!
4. Tulislah hasil pekerjaanmu dan tukarkan dengan temanmu untuk
dievaluasi!

TUGAS KELOMPOK

Kerjakan  dengan  benar!
1) Apakah  yang  dimaksud  dengan  APBN?
2) Jelaskan  fungsi  APBN  disertai  dengan  contoh  kasusnya!
3) Bagaimanakah  proses  penyusunan  APBN  hingga  ditetapkan
sebagai  UU?
4) Apa  tujuan  penyusunan  APBN?
5) Sebutkan  sumber-sumber  penerimaan  negara!
6) Apakah  yang  dimaksud  dengan  belanja  negara?
7) Sebutkan  jenis-jenis  pembelanjaan  negara!
8) Apakah  yang  dimaksud  dengan  belanja  daerah?

APBN dan APBD 23


B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

1. Pengertian APBD

Apa itu APBD? APBD adalah salah satu rancangan keuangan tahunan
daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah. Seperti halnya dengan APBN, rencana APBD
diajukan setip tahun oleh pemerintah daerah kepada DPRD untuk dibahas
dan kemudian disahkan sebagai peraturan daerah.
Dasar hukum dalam penyelenggaraan keuangan daerah dan
pembuatan APBD adalah sebagai berikut.
a. UU No. 32 Tahun 2003 tentang Pemerintah Daerah.
b. UU No. 33 Tahun 2003 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
c. PP No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah.
d. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban Keuangan Daerah serta
Tata Cara Pengawasan, Penyusunan, dan Penghitungan APBD.
2. Fungsi dan Tujuan APBD

1. Fungsi APBD
APBD yang disusun oleh setiap daerah memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Fungsi otorisasi
Bermakna bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk merealisasi
pendapatan, dan belanja untuk masa satu tahun. Tanpa dianggarkan
dalam APBD sebuah kegiatan tidak memiliki kekuatan untuk
dilaksanakan.
b. Fungsi perencanaan
Bermakna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen
dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi pengawasan
Mengandung makna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk

APBN dan APBD 24


menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintah
daerah.
d. Fungsi alokasi
Mengandung makna bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, dan
pemborosan sumberdaya, serta meningkatkan efisiensi, dan efektifitas
perekonomian daerah.
e. Fungsi distribusi
Memiliki makna bahwa kebijakan-kebijakan dalam penganggaran
daerah harus memperhatikan rasa keadilan, dan kepatutan.
f. Fungsi stabilitasi
Memiliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk
memelihara, dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian daerah.

2. Tujuan APBD
Tujuan penyusunan APBD adalah sebagai pedoman penerimaan dan
pengeluaran daerah, agar terjadi keseimbangan yang dinamis, demi
tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja,
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Adapun tujuan akhirnya adalah
mencapai masyarakat yang adil dan makmur material dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Berikut ini rincian tujuan penyusunan
APBD.

- Untuk memberikan arahan bagi pemerintah dalam melaksanakan


fungsi yang diembannya
- Untuk melihat dan mengevaluasi kinerja pemerintah dalam upaya
menyejahterahkan masyarakat karena anggaran disusun
berdasarkan kinerja
- Sebagai sumber data yang akurat bagi rakyat untuk mengevaluasi
kinerja pemerintah

APBN dan APBD 25


- Sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam
menggunakan pendapatan dari masyarakat yang dipungut melalui
pajak

3. Sumber-sumber penerimaan daerah

Pemerintah daerah memiliki berbagai sumber pendapatan untuk


membiayai pelaksanaan tugas dan fungsinya. Adapun sumber-sumber
pendapatan pemerintah daerah sebagai berikut :

Pendapatan daerah bersumber dari :


a. pendapatan asli daerah
b. dana perimbangan
c. pendapatan lain-lain.

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh
daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. PAD bertujuan memberikan kewenangan
kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah
sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. Sumber-
sumber PAD adalah sebagai berikut.

1). Pajak daerah


Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang
dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaran pemerintahan daerah dan
pembangunan daerah.

Sistem pemungutan pajak yang sekarang ini digunakan ada tiga, yaitu :

1. Dibayar sendiri oleh wajib pajak


2. Ditetapkan oleh kepala daerah
3. Dipungut oleh pemungut pajak.

APBN dan APBD 26


Jenis pajak daerah ada dua :
1) Pajak daerah yang dipungut oleh provinsi,
meliputi:
a. pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air
b. bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di
atas air,
c. pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan
d. pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah
dan air permukaan.
2) Pajak daerah yang dipungut oleh Kabupaten/Kota meliputi:
a. pajak hotel
b. pajak restoran
c. pajak hiburan,
d. pajak reklame,
e. pajak penerangan jalan
f. pajak pengambilan bahan galian golongan C, dan

Gambar 4.6
Beberapa contoh pajak daerah dipungut
kabupaten

APBN dan APBD 27


2). Retribusi daerah
Retribusi daerah adalah pungutan pemerintah daerah kepada orang
atau badan berdasarkan norma-norma yang ditetapkan retribusi
berhubungan dengan jasa timbal (kontraprestasi) yang diberikan secara
langsung atas permohonan dan untuk kepentingan orang atau badan yang
memerlukan, baik prestasi yang berhubungan dengan kepentingan umum
maupun yang diberikan oleh pemerintah. Retribusi daerah dapat
digolongkan menjadi tiga, Retribusi jasa umum, Retribusi jasa usaha,
Retribusi perizinan tertentu.
1. Retribusi jasa umum
adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah
untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan, misalnya:
a. retribusi pelayanan kesehatan
b. retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
c. retribusi penggantian biaya cetak KTP dan akte catatan sipil
d. retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat
e. retribusi parkir di tepi jalan umum

APBN dan APBD 28


Gambar 4.7
Beberapa contoh restribusi daerah

f. retribusi pelayanan pasar


g. retribusi pengujian kendaraan bermotor
h. retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran
i. retribusi penggantian biaya cetak peta
j. retribusi pengujian kapal perikanan.
2. Retribusi jasa usaha
yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah
dengan menganut prinsip komersil karena pada dasarnya dapat
pula disediakan oleh sektor swasta, misalnya:
a. retribusi pemakaian kekayaan daerah

APBN dan APBD 29


b. retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan
c. retribusi tempat pelelangan
d. retribusi terminal
e. retribusi tempat khusus parkir
f. retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/vila
g. retribusi penyedotan kakus
h. retribusi rumah potong hewan
i. retribusi pelayanan pelabuhan kapal
j. retribusi tempat rekreasi dan olahraga
k. retribusi penyeberangan di atas air
l. retribusi pengolahan limbah cair
m. retribusi penjualan produksi usaha daerah.
3. Retribusi perizinan tertentu
adalah retribusi atas kegiatan pemerintah dalam rangka
pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan
pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan
sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas
tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan, misalnya:
a. retribusi izin mendirikan bangunan (IMB)
b. retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol
c. retribusi izin gangguan
d. retribusi izin trayek
3). Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
4). Lain-lain PAD yang sah meliputi

1. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan


2. jasa giro
3. pendapatan bunga
4. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
5. komisi, potongan, ataupun bentuk lain akibat dari penjualan/
pengadaan barang/jasa oleh daerah.

APBN dan APBD 30


b. Dana Perimbangan
Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan bertujuan
mengurangi kesenjangan fiskal antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dan antar pemerintah daerah.
Dana perimbangan terdiri atas :
1. Dana Bagi Hasil, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan persentase untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
2. Dana Alokasi Umum, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan
antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.
3. Dana Alokasi Khusus, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
dan sesuai dengan prioritas nasional.

c. Lain-Lain Pendapatan
Lain-lain pendapatan bertujuan memberi peluang kepada daerah
untuk memperoleh pendapatan selain pendapatan dari PAD, dana
perimbangan, dan pinjaman daerah. Lain-lain pendapatan terdiri dari hibah
dan dana darurat.
a. Hibah adalah penerimaan daerah yang berasal dari pemerintah
negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional,
pemerintah, badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik
dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang/jasa, termasuk tenaga
ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.
b. Dana darurat adalah
dana yang berasal dari
APBN yang
dialokasikan kepada

APBN dan APBD 31


daerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa, dan
atau krisis solvabilitas.
c. Dana bagi hasil pajak dari provinsi
d. Dana penyesuaian dan otonomi khusus
Gambar 4.8
e. Bantuan keuangan dari provinsi
Contoh dana darurat dapat digunakan saat
tertimpa bencana alam

4. Jenis-jenis pengeluaran daerah

Adapun pengeluaran pemerintah daerah terdiri atas pengeluaran


belanja, bagi hasil ke daerah yang menjadi otoritasnya, dan pembiayaan.
Belanja terdiri atas tiga macam pengeluaran, yaitu belanja rutin, belanja
modal, dan belanja tidak terduga. Pembelanjaan yang termasuk pengeluaran
rutin, di antaranya belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja
pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, belanja pinjaman, belanja subsidi,
belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan belanja operasional lainnya.
Belanja modal, terdiri atas belanja aset tetap dan belanja aset lainnya.
Adapun belanja tidak terduga, yaitu pengeluaran yang tidak diperkirakan
sebelumnya.
Bagi hasil pendapatan ke daerah yang menjadi otoritas dilakukan
melalui tiga hal, di antaranya bagi hasil pajak ke kabupaten/kota, bagi hasil
retribusi ke kabupaten/kota, dan bagi hasil pendapatan lainnya ke
kabupaten/kota.
Adapun pengeluaran pembiayaan, di antaranya untuk pembayaran
pinjaman, penyertaan modal pemerintah, belanja investasi permanen, dan
pemberian pinjaman jangka panjang. Pengeluaran daerah adalah semua
pengeluaran kas daerah pada periode tahun tertentu yang menjadi beban
daerah.
Pada dasarnya pengeluaran daerah dapat diperinci menurut
organisasi, fungsi, dan jenis belanja sebagai berikut :
a. Oganisasi merupakan suatu bentuk kesatuan pengguna anggaran
misalnya DPRD dan sekretariat DPRD kepala daerah dan wakil
kepala daerah.

APBN dan APBD 32


b. Fungsi, yang termasuk dalam kategori fungsi, misalnya pendidikan
dan kesehatan.
c. Jenis belanja, yang termasuk dalam jenis belanja seperti belanja
pegawai, belanja pembangunan, belanja dinas dan seterusnya.

5. Mekanisme Penyusunan APBD

APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang


ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan Daerah. APBD terdiri atas
anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan. Pendapatan
daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain
pendapatan yang sah.
Dalam menyusun APBD pada tahun anggaran 2007, langkah-langkah
yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 dan Permendagri Nomor 26 Tahun 2006 adalah:
1. Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan dokumen Prioritas
dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
2. Pembahasan KUA dan PPAS antara Pemerintah Daerah dengan
DPRD
3. Penetapan Nota Kesepahaman KUA dan Prioritas dan Plafon
Anggaran (PPA)
4. Penyusunan dan penyampaian surat edaran kepala daerah tentang
pedoman penyusunan RKA-SKPD kepada seluruh SKPD
5. PPKD melakukan kompilasi RKA-SKPD menjadi Raperda APBD
untuk dibahas dan memperoleh persetujuan bersama dengan
DPRD sebelum diajukan dalam proses Evaluasi
6. Pembahasan RKA-SKPD oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD) dengan SKPD
7. Penyusunan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang APBD
8. Pembahasan Raperda APBD
9. Proses penetapan Perda APBD baru dapat dilakukan jika
Mendagri/Gubernur menyatakan bahwa Perda APBD tidak

APBN dan APBD 33


bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan
perundangan yang lebih tinggi
10. Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang
penjabaran APBD.

Sebagaimana diatur dalam UU No 22 tahun 1999 tentang


pemerintahan daerah, bahwa di dalam melaksanakan pembangunan harus
selalu berpedoman pada tiga Asas yaitu:
a. Asas Desentralisasi
Asas desentralisasi ini pada intinya terkait dengan masalah
penyerahan wewenang pemerintahan oleh pusat kepada daerah
otonom dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penyelenggaraan asas desentralisasi ini meliputi wilayah dan bukan
daerah kota atau kabupaten.
b. Asas Dekonsentrasi
Asas dekonsentrasi pada intinya memuat masalah pelimpahan
wewenang dari pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil
pemerintahan dan atas perangkat pusat di daerah.
c. Asas Tugas Pembantuan
Asas tugas pembantuan ini pada intinya memuat tentang
penegasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan desa serta dari
daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan
pembiayaan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia.

6. Dampak APBD terhadap perekonomian

Dampak APBD terhadap perekonomian, dan sektor – sektor lainnya.


Dampak tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a. APBD digunakan untuk memperbaiki dan menjaga kestabilan
ekonomi daerah

APBN dan APBD 34


b. APBD diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat
untuk berinvestasi
c. APBD mampu memberi pengaruh terhadap pertumbuhan
perekonomian daerah dengan mengikut sertakan secara aktif
peran masyarakat.
d. APBD dapat menimbulkan rasa percaya masyarakat terhadap
pemerintah daerah sehingga peran masyarakat dalam
pertumbuhan ekonomi akan semakin besar
e. Meningkatkan sektor ekonomi masyarakat, artinya masyarakat
mampu mengetahui GNP dari tahun ini dan seterusnya.
f. Memunculkan dan menimbulkan tingkat investasi masyarakat, ini
terjadi karena masyarakat dapat mengembangkan industri –
industri yang berada dalam negeri
g. Memperluas kesempatan kerja masyarakat, ini terjadi karena
muncul dan terbangunnya lapangan kerja di daerah.

TUGAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang beranggotakan tiga orang ! Berkunjunglah


kalian ke kantor walikota/bupati di wilayah tempat tinggalmu. Mintalah
contoh APBD selama dua tahun terakhir ! Kemudian cermatilag satu dengan
yang lain dan jawablah pertanyaan berikut ini :

1. Apa saja Pendapatan Asli Daerah di kota/kabupaten tempat


tinggalmu?
2. Dari belanja daerah yang terdapat dalam APBD tersebut apa saja yang
dapat dirasakan oleh masyarakat baik secara langsung maupuntidak
langsung?

RANGKUMAN

3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana


keuangan tahunan pemerintah Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.

APBN dan APBD 35


4. Fungsi APBN :
- Fungsi otorisasi
- Fungsi perencanaan
- Fungsi pengawasan
- Fungsi alokasi
- Fungsi distribusi
- Fungsi stabilitasi
5. Tujuan APBN :
- Memelihara stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya defisit
anggaran
- Sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara dalam
rangka pelaksanaan kegiatan kenegaraan dan peningkatan
kesempatan kerja yang diarahkan pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat.
- Memungkinan pemerintah memenuhi prioritas belanja
- Membantu  menciptakan  efisiensi  dan  keadilan  dalam  meny-
ediakan barang dan jasa publik melalui proses pemrioritasan
6. Sumber-sumber penerimaan negara :
a. Penerimaan dalam negeri, terdiri atas :
1. Penerimaan perpajakan, yang meliputi :
b. Pajak dalam negeri, terdiri atas Pajak Penghasilan
(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB), cukai dan pajak lainnya.
c. Pajak perdagangan internasional, terdiri atas bea masuk
dan bea keluar
2. Penerimaan negara bukan pajak meliputi :
a. Bagian laba BUMN
b. Penerimaan sumber daya alam, seperti migas dan
nonmigas
c. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lainnya
d. Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)
b. Hibah

Hibah merupakan pemberian dana secara sukarela yang tidak


perlu dibayar kembali dan tidak mengikat, yang berasal dari dalam
negeri atau luar negeri.

7. Jenis-jenis pengeluaran negara :

Jika dilihat menurut sifatnya :

- Belanja bersifat eksausif


- Belanja bersifat transfer

Jika dilihat menurut jenisnya :

- Belanja pegawai
- Belanja barang
- Belanja modal
- Pembayaran bunga utang

APBN dan APBD 36


- Subsidi
- Belanja hibah
- Bantuan sosial
- Belanja lain-lain
- Tambahan belanja pemerintah pusat

Jika dilihat menurut fungsinya :

- Pelayanan umum
- Pertahanan
- Ketertiban dan keamanan
- Ekonomi
- Lingkungan hidup

Jika dilihat menurut organisasinya : pengeluaran untuk berbagai


proyek dari seratus kementrian/lembaga pemerintah.

Belanja daerah terdiri dari :

- Dana perimbangan
- Dana otonomi khusus dan penyesuaian

8. Mekanisme penyusunan APBN :


a. Prinsip penyusunan APBN
- Prinsip penyusunan aspek pendapatan
- Prinsip penyusunan aspek pengeluaran
b) Asas penyusunan APBN
- Kemandirian
- Penghematan
- Penajaman prioritas
9. Pengaruh APBN terhadap perekonomian :
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, maksudnya
dapat mengetahui besarnya GNP dari tahun ke tahun
- Menciptakan kestabilan keuangan atau moneter negara, karena
dapat mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat
- Menimbulkan investasi masyarakat, karena dapat
mengembangkan industri-industri dalam negeri
- Memperlancar distribusi pendapatan, maksudnya dapat
mengetahui sumber penerimaan dan penggunaan untuk belanja
pegawai dan belanja barang, serta yang lainnya
- Memperluas kesempatan kerja, karena terdapat pembangunan
proyek-proyek negara dan investasi negara, sehingga dapat
membuka lapangan kerja yang baru dan dapat meningkatkan
10. APBD adalah : salah satu rancangan keuangan tahunan daerah yang
ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
11. Fungsi APBD adalah :
- Fungsi otorisasi
- Fungsi perencanaan
- Fungsi pengawasan
- Fungsi alokasi

APBN dan APBD 37


- Fungsi distribusi
- Fungsi stabilitasi
12. Tujuan APBD adalah :
- Untuk memberikan arahan bagi pemerintah dalam
melaksanakan fungsi yang diembannya
- Untuk melihat dan mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
upaya menyejahterahkan masyarakat karena anggaran disusun
berdasarkan kinerja
- Sebagai sumber data yang akurat bagi rakyat untuk
mengevaluasi kinerja pemerintah
- Sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam
menggunakan pendapatan dari masyarakat yang dipungut
melalui pajak
13. Sumber-sumber penerimaan daerah adalah :
- pendapatan asli daerah
- dana perimbangan
- pendapatan lain-lain.
14. Jenis-jenis pengeluaran daerah adalah :
- tiga macam pengeluaran, yaitu belanja rutin, belanja modal, dan
belanja tidak terduga. Adapun pengeluaran pembiayaan, di
antaranya untuk pembayaran pinjaman, penyertaan modal
pemerintah, belanja investasi permanen, dan pemberian
pinjaman jangka panjang.
15. Mekanisme penyusunan APBD :
- Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan dokumen
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
- Pembahasan KUA dan PPAS antara Pemerintah Daerah dengan
DPRD
- Penetapan Nota Kesepahaman KUA dan Prioritas dan Plafon
Anggaran (PPA)
- Penyusunan dan penyampaian surat edaran kepala daerah
tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD kepada seluruh SKPD
- PPKD melakukan kompilasi RKA-SKPD menjadi Raperda APBD
untuk dibahas dan memperoleh persetujuan bersama dengan
DPRD sebelum diajukan dalam proses Evaluasi
- Pembahasan RKA-SKPD oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD) dengan SKPD

APBN dan APBD 38


- Penyusunan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang
APBD
- Pembahasan Raperda APBD
- Proses penetapan Perda APBD baru dapat dilakukan jika
Mendagri/Gubernur menyatakan bahwa Perda APBD tidak
bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan
perundangan yang lebih tinggi
- Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang
penjabaran APBD.
16. Dampak APBD terhadap perekonomian :
- APBD digunakan untuk memperbaiki dan menjaga kestabilan
ekonomi daerah
- APBD diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat
untuk berinvestasi
- APBD mampu memberi pengaruh terhadap pertumbuhan
perekonomian daerah dengan mengikut sertakan secara aktif
peran masyarakat.
- APBD dapat menimbulkan rasa percaya masyarakat terhadap
pemerintah daerah sehingga peran masyarakat dalam
pertumbuhan ekonomi akan semakin besar
- Meningkatkan sektor ekonomi masyarakat, artinya masyarakat
mampu mengetahui GNP dari tahun ini dan seterusnya.

EVALUASI

a. Pilihan Berganda
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang menurut anda tepat !
1. Anggaran pendapatan dan belanja negara adalah...

APBN dan APBD 39


a. Suatu daftar yang disusun sedemikian rupa yang berisi jenis
pengeluaran yang digunakand untuk menggerakkan roda pemerintahan
b. Suatu daftar yang disusun sedemikian rupa yang menunjukkan rincian
uang yang didapat dari berbagai sumber yang ditujukan untuk
melayani masyarakat
c. Suatu daftar yang menyebut rincian pendapatan dan pengeluaran
negara dinyatakan dalam jumlah uang dalam kurun waktu tertentu
d. Suatu daftar yang dikeluarkan pemerintah setiap permulaan tahun
anggaran yang berisi proyek dari pemerintah untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat.
e. Rencana keuangan tahunan pemerintah Indonesia yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat.
2. Yang bukan tujuan secara umum penyusunan APBN adalah...
a. Memelihara stabilitas ekonomi dan mencegah defisit anggaran
b. Memungkinkan pemerintah memenuhi prioritas belanja
c. Sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara dalam rangka
pelaksanaan kegiatan kenegaraan
d. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan
barang dan jasa publik
e. Sebagai arah kebijakan negara yang harus dilakukan pemerintah pusat.
3. Anggaran negara menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan
kegiatan pada tahun bersangkutan, maka fungsi APBN yang dimaksud
adalah...
a. Fungsi perencanaan. d. Fungsi alokasi
b. Fungsi ditribusi e. Fungsi pengawasan
c. Fungsi stabilisasi

4. Jenis pengeluaran negara menurut sifatnya adalah....


a. Belanja pegawai
b. Belanja barang
c. Belanja modal
d. Belanja ekskausif.
e. Subsidi
APBN dan APBD 40
5. Perhatikan :

1. Pelayanan umum 3. Kesehatan 5. Honorarium


2. Pertahanan 4. Pendidikan 6. Belanja barang
Menurut fungsinya, yang merupakan belanja pemerintah pusat adalah :
a. 1, 2 , dan 5 b. 5 dan 6 e. 1,2 dan 6
b. 2 , 3, dan 6 d. 1, 2, 3, dan 4.
6. Yang bukan merupakan sumber pendapatan negara adalah...
a. Pajak c. Hibah e. Semua jawaban salah
b. Bukan pajak d. Utang luar negeri.
7. Sumber pendapatan asli daerah adalah...
a. Pajak daerah
b. Retribusi daerah
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
d. Keuntungan selisih tukar rupiah terhadap mata uang asing
e. Semua benar.
8. Yang bukan merupakan dana perimbangan dalam APBD adalah...
a. Dana aloksi umum d. Dana bagi hasil
b. Dana alokasi khusus e. Semua salah
c. Retribusi.
9. Yang merupakan pajak daerah dipungut oleh provinsi adalah...
a. Pajak restoran
b. Pajak hiburan
c. Pajak reklame
d. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor.
e. Pajak pengambilan bahan galian golongan C
10. Pajak daerah yang dipungut kabupaten/kota adalah...
a. Pajak kendaraaan bermotor
b. Bea balik nama kendaraan bermotor
c. Pajak pengambilan pemanfaatan air bawah tanah
d. Pajak bahan bakar kendaraan bermoto
e. Pajak penerangan jalan.
11. APBD disusun dengan tujuan untuk ....
a. mengatur pendapatan dan pengeluaran daerah.

APBN dan APBD 41


b. meningkatkan ekspor dan impor
c. mengatur pendapatan dan pengeluaran negara
d. meningkatkan pendapatan pajak dan retribusi
e. menentukan prioritas pembangunan Negara
12. Dasar hukum penyelengaraan keuangan daerah dan pembuatan APBD
adalah…
a. UU Nomor 23 tahun 2003
b. UU Nomor 32 tahun 2003
c. UU Nomor 25 tahun 1999
d. UU Nomor 28 tahun 1999
e. Keputusan presiden
13. Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan
tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, merupakan
pengertian dari...
a. Dana alokasi umum.
b. Dana alokasi khusus
c. Dana bagi hasil
d. Dana alokasi hasil
e. Dana hasil khusus
14. Pembelanjaan daerah yang termasuk pengeluaran rutin diantaranya
adalah…
a. belanja aset tetap
b. belanja aset lainnya
c. belanja yang tidak diperkirakan
d. belanja bantuan sosial.
e. belanja modal

15. APBD disahkan oleh DPRD melalui ....


a. Peraturan Daerah. d. Keputusan Daerah
b. Undang-Undang e. Keputusan Menteri
c. Peraturan Menteri

b. Essay Test
APBN dan APBD 42
1. Jelaskan pengertian APBN dan APBD!
2. Apa saja sumber pendapatan negara dan daerah?
3. Jelaskan fungsi APBN dan APBD!
4. Jelaskan mekanisme penyusunan APBN!
5. Jelaskan pengaruh APBN terhadap perekonomian!

DAFTAR PUSTAKA

Askolani, dkk. 2015. Pokok-Pokok Proses Penyusunan Anggaran Belanja


Kementrian Negaral/Lembaga. Jakarta: Direktorat Penyusunan APBN.

APBN dan APBD 43


Kusuwardani, Dewi. 2009. Ekonomi untuk SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Kinanti dan Nella. 2014. Buku Guru Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung:
Yrama Widya
Nopirin. 1997. Ekonomi Moneter jilid i. Yogyakarta. BPFE UGM
Sri Mulyanti, dkk. 2009. Ekonomi 2, Ekonomi dan Kehidupan SMA/MA. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

APBN dan APBD 44

Anda mungkin juga menyukai