Anda di halaman 1dari 25

MATERI – Pengaturan tempat Kerja & Analisis

Stock Floor
Pasar swalayan (supermarket) adalah sebuah toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari,
antara lain bahan makanan, minuman, sabun, sampo, mainan, dan lain-lain. Selain menjual
produk kebutuhan sehari-hari, swalayan juga merupakan tempat untuk menjual
produk fashion, seperti baju, sepatu, aksesori, produk sport, dan produk
kosmetik. Supermarket adalah pasar besar yang melakukan kegiatan usaha ritel dengan
menggunakan prinsip self-service di mana pembeli diberi kesempatan untuk melihat,
memegang, dan memilih sendiri produk yang akan dibelinya.

A. Pengaturan Tempat Kerja


1. Tata Kelola Ruang Kerja
Dalam membuat rancangan tata ruang pasar swalayan, pengelola pasar swalayan
(supermarket/hypermarket) harus menyeimbangkan beberapa aspek, antara lain sebagai
berikut.

a. Tata ruang swalayan hendaknya memengaruhi para pelanggan untuk membeli lebih


banyak. Salah satu metodenya adalah dengan merancang tata ruang toko yang
memfasilitasi suatu pola lalu lintas pelanggan yang spesifik.
b. Menyediakan beberapa variasi. Sasaran yang kedua dari tata ruang pasar swalayan yang
baik adalah dengan menyeimbangkan antara ruangan yang memadai dan biaya yang
besar untuk menata merchandise dan besarnya belanja para pelanggan.
c. Pembuatan perencanaan (space planning). Interior pasar swalayan dibagi menjadi dua
area, yaitu non-selling space dan selling space. Non-selling space adalah area yang
disediakan untuk melaksanakan customer service, penyimpanan stok produk, dan area
khusus karyawan. Sementara selling space digunakan sebagai area penjualan.

2. Pengaturan Tata Ruang Kerja Supermarket/Hypermarket


Tiap toko memiliki luas yang berbeda, tetapi hal terpenting adalah cara pengelola
toko membagi ruangan selling area, merchandise area, personnel area, dan customer
area sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagaimana seharusnya.
a. Selling space, yaitu bagian toko yang difungsikan untuk memajang produk, sehingga
sekaligus sebagai tempat berinteraksi antara penjual dan konsumen, serta
melakukan demonstrasi produk. Pengelola toko yang menerapkan sistem self-
service membutuhkan area (tempat) display produk.

b. Merchandise space area, yaitu tempat menyimpan stok produk. Luas tempat


penyimpanan persediaan produk toko disesuaikan dengan jumlah produk yang disimpan
dan sistem penyimpanan yang digunakan. Contoh: penyimpanan sepatu yang dikelola dengan
sistem tradisional membutuhkan ruangan yang luas.

c. Personnel space, yaitu area khusus untuk karyawan. Ruangan ini dapat digunakan


untuk ganti pakaian, istirahat, makan, dan menyimpan produk pribadi
karyawan. Personnel space biasanya tidak terlalu luas karena setiap space bagi pengelola
toko merupakan tempat yang sangat berharga.

d. Customer space, yaitu area yang disediakan untuk pengunjung toko. Area ini disediakan
untuk menambah mood berbelanja pelanggan. Di customer space disediakan fasilitas
berupa tempat duduk, dressing room, aisles, cafe, dan lounge.

Fasilitas yang harus disediakan oleh pengelola pasar swalayan per bagian ruangan adalah
sebagai berikut.

3. Persiapan Desain Tata Ruang


Desain supermarket antara yang satu dan lainnya mungkin terlihat sama. Meskipun
demikian, rak dan tata cara penataan tetap akan sedikit berbeda. Kreativitas desain penataan
ruang toko akan memengaruhi pemilihan toko dan niat beli calon konsumen. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menentukan desain tata ruang supermarket adalah sebagai berikut.

a. Pengukuran Ruangan yang Akurat

Ruangan yang besar memungkinkan pengunjung lebih leluasa dalam berbelanja dan memilih
produk yang berbeda dalam jumlah yang diinginkan. Biasanya, pengunjung mencari toko
yang produk dagangannya lengkap. Untuk memenuhi hal tersebut, dibutuhkan ukuran toko
yang cukup besar, misalnya supermarket atau hypermarket. Pengukuran juga diperlukan
untuk menentukan sistem penataan dan penggunaan rak yang sesuai. Oleh karena itu,
perencanaan dan pengukuran ruangan harus benar-benar dilakukan dengan maksimal.
b. Peralatan Pendukung

Peralatan pendukung yang diperlukan oleh supermarket, antara lain security alarm, AC, boks
rokok, lemari es krim dan lemari es, meja kasir, rak toko, kamera CCTV, barcode scanner,
laci kasir, dan komputer.

c. Lahan Parkir yang Luas

Pada umumnya, orang datang ke supermarket dengan membawa kendaraan pribadi. Oleh
karena itu, kenyamanan dan luasnya tempat parkir menjadi pertimbangan para pengunjung.
Sering kali, pengunjung tidak jadi berbelanja di sebuah supermarket karena
mereka kesulitan memarkirkan kendaraan karena tempat parkir yang sering kali penuh.

d. Pemilihan Warna

Tampilan warna bertujuan menggambarkan suasana toko. Warna cat dinding dan warna rak
perlu disesuaikan dengan brand perusahaan.

4. Jenis-jenis Tata Ruang Toko (Market)


Pengecer modern menggunakan jenis-jenis desain tata ruang toko (market) sebagai berikut.

a. Pola Jaringan (Grid Pattern)

Pada pola ini, produk dan point of sale ditempatkan mengikuti gondola panjang dan lorong-
lorong rak. Tata ruang jaringan (grid pattern) cocok diterapkan untuk penataan supermarket.
Produk supermarket paling tepat dipajang dengan menggunakan gondola. Grid berupa
lorong dan setiap lorong digunakan untuk memajang produk dengan kategori yang
berbeda-beda sesuai dengan karakteristik produk tersebut. Selain itu, tata ruang jaringan
memungkinkan pengunjung bergerak secara leluasa ke seluruh bagian toko/supermarket,
dan juga di antara lorong atau rak-rak merchandise.
Layout SMEGAMART menerapkan tata ruang jaringan (grid pattern).

Layout ini baik digunakan jika mayoritas konsumen berkeinginan untuk menjelajahi seluruh


isi toko. Selain itu, kelebihan layout ini adalah lebih efisien secara budget, mudah
dalam pengorganisasian merchandise, serta merchandise yang dijual lebih mudah
dijangkau oleh konsumen. Namun, kekurangannya adalah penggunaan layout ini
akan mengurangi pandangan antara satu merchandise dan yang lain, sehingga lebih sulit
untuk mencari barang yang diinginkan, juga mengurangi ruang dekorasi sehingga
terkadang membuat tampilan toko tampak membosankan.
b. Pola Pengulangan (Racetrack Pattern)

Gambar diambil dari: wvdsgn.wordpress.com

Pada layout ini, konsumen akan diajak menjelajahi toko dalam satu jalur khusus yang


dimulai dari pintu masuk, lalu melewati ruang jalan yang membentuk suatu jalur, dan
kembali lagi ke pintu masuk seperti lintasan balap. Layout ini digunakan oleh Shopper’s
Stop dan Ritu Wear.

Gambar diambil dari: www.retail4growth.com


c. Pola Bebas (Free Flow Pattern)

Ga
mbar diambil dari: wvdsgn.wordpress.com

Pada layout ini, merchandise dipajang dengan pola mengalir bebas di dalam toko.


Konsumen leluasa menjelajahi setiap titik karena tidak ada pola lalu lalang tertentu. Jenis ini
biasanya baik diterapkan di toko kecil, seperti boutique atau fashion store. Hal tersebut
dikarenakan unsur utama dalam penataan produk fashion adalah kreativitas dan keindahan.
Dengan demikian, pengelola toko diharapkan mampu menciptakan ide yang inovatif,
sehingga memunculkan daya tarik bagi pelanggan untuk membeli produk yang dipajang.
Akan tetapi, pola ini tidak cocok diterapkan di toko yang memiliki banyak
variasi merchandise karena akan membingungkan pengunjung dan kurang efisien karena
terlalu banyak menyita ruang.

d. Spine Layout
Ga
mbar diambil dari: wvdsgn.wordpress.com

Pada pola ini, pengunjung berjalan dari pintu masuk ke ujung belakang toko melalui satu
ruang jalan, merchandise ditempatkan di kedua sisi ruang jalan, dan point of
sale ditempatkan di ujung belakang toko. Layout ini banyak digunakan oleh toko-toko
dengan luas yang cukup besar.

e. Area Corak

Yaitu penunjang dalam tata ruang berupa space khusus untuk promosi. Dalam melakukan
perencanaan tata ruang, semua supermarket menyediakan space khusus area corak. Space
area corak dapat berada di bagian depan toko, pada area penjualan, ataupun pada akhir
lorong.

Area corak dirancang untuk mendapatkan perhatian pelanggan, meliputi sebagai berikut.

1) Perlengkapan display, yang berdiri bebas (free standing fixtures) dan boneka pajangan


yang menjadi maskot atau brand suatu supermarket.

2) Penutup akhir, yang terletak pada akhir suatu lorong dan diperlukan untuk penutup akhir
penjualan. Sebelum pelanggan menyusuri lorong-lorong toko yang panjang, pelanggan sudah
memiliki beberapa barang di keranjang belanjanya. Seperti yang kita ketahui, beberapa
produk ditempatkan di akhir setiap lorong (rak end cap). Hampir setiap sisi sebuah toko
dilapisi dengan produk. Produk-produk yang ditempatkan di rak end cap di ujung lorong
seringkali tidak berkorelasi dengan produk yang dijual di lorong itu. Dengan cara ini, kita
dapat menggunakan awal dan akhir lorong untuk menampilkan barang baru atau promo yang
relatif mendekati tanggal kedaluwarsa. Mungkin karena produk ini tidak terkait dengan
barang lain di dalam lorong, pelanggan mungkin lebih cenderung untuk membelinya.

3) Area promosi, yang digunakan sepadan dengan penutup akhir.

5. Kebutuhan Ruangan Toko


Pengelola toko perlu memperhatikan dan memenuhi kebutuhan ruangan supermarket untuk
menunjang kesuksesan dalam mengelola usaha. Ada beberapa kebutuhan ruangan yang harus
dipenuhi, antara lain sebagai berikut.

a. Ruangan untuk smua bagian penunjang penjualan, yaitu bagian pengiriman produk dan
pengembalian produk.

b. Ruangan untuk kenyamanan pelanggan dan karyawan. Contoh: ruang menyusui, mushola,
toilet, ruangan untuk istirahat karyawan, dan ruang tunggu.

c. Pintu masuk, pintu keluar, dan tangga atau eskalator.

d. Ruangan kantor dan ruangan pembelian.

e. Ruangan etalase atau pemajangan produk.

f. Ruangan komputer, termasuk untuk keperluan lain seperti alat untuk teknologi baru.

g. Gang-gang atau lorong-lorong yang cukup lebar untuk memudahkan arus lalu lintas
pengunjung.

6. Jenis-jenis Area Supermarket atau Hypermarket
a. Area Kantor

Area kantor adalah tempat pimpinan toko dan para manajer serta staf melakukan aktivitas
atau kegiatan operasional toko.

b. Area Kasir

Area kasir terdiri atas:


1) Kasir, biasanya berjumlah satu atau lebih (jika terdapat pada supermarket besar). Di dekat
kasir biasa terdapat Contract of Counter (COC), yaitu counter yang disewa secara khusus
oleh supplier untuk memajang produk miliknya. Produk yang dipajang biasanya berupa
produk-produk kecil yang sering dibeli oleh konsumen, misalnya permen, minuman botol
atau kaleng, batu baterai, alat pencukur kumis, obat umum, dan lain-lain. Biasanya,
pemajangan produk tersebut bertujuan memunculkan impulse bulying bagi konsumen yang
sedang antre di kasir.

Peralatan yang digunakan di area kasir adalah sebagai berikut.

a) Mesin kasir, biasanya terdiri atas satu unit komputer POS.

b) Mesin Debit, yaitu mesin yang digunakan untuk menerima pembayaran nontunai dengan
memakai kartu kredit/kartu debit.

2) Tempat Penitipan Produk, yaitu tempat untuk menitipkan barang-barang


milik customer atau pengunjung toko, seperti tas dan lain-lain.

c. Area Perishable

Perishable artinya barang yang tidak tahan lama. Area perishable terdiri atas


area meat, fruit, vegetables, dan dairy.

1) Area meat, yaitu area penempatan ikan, daging (sapi, ayam, dan lain-lain) beserta
olahannya, dan makanan siap santap (ready to eat). Peralatan yang digunakan pada area ini,
antara lain mesin timbangan produk, mesin wrapping untuk mengemas produk, dan peralatan
pelengkap lain.

2) Area fruit, yaitu tempat meletakkan beraneka jenis buah segar, seperti jeruk, apel, anggur,
pir, dan lain-lain. Peralatan yang digunakan adalah timbangan produk dan mesin wrapping.

3) Area vegetables, yaitu tempat berbagai jenis sayuran segar, beraneka macam rempah dan
bumbu dapur, serta makanan olahan beku yang disimpan di freezer.

4) Area dairy, yaitu tempat berbagai olahan susu yang disimpan di lemari es.

d. Area Merchandising

Area merchandising terdiri atas area rak (shelving) atau gondola dan area gudang.
1) Area rak (shelving) atau gondola, yaitu area pemajangan produk-produk yang dijual.

2) Area gudang, yaitu tempat untuk menyimpan produk-produk persediaan. Produk yang
disimpan dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu kelompok food, seperti kelompok
makanan (beras, gula pasir, dan jenis sembako lainnya), makanan bayi, snack, mie, minuman,
dan kelompok nonfood, seperti sampo, sabun, detergen, dan lain-lain.

B. Pengaturan Tata Ruang Jual


1. Perencanaan Tata Ruang
Penataan produk melalui berbagai bentuk penyajian produk dengan berbagai model
rak display menjadikan suasana menjadi semarak dan menimbulkan daya tarik, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan. Perencanaan tata ruang toko yang menarik
harus menjadi salah satu hal yang diperhatikan oleh pengelola toko.

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam membuat display adalah manajemen ruang
(space management), yaitu suatu sistem dalam pengaturan produk berupa optimalisasi
pemakaian ruangan yang tersedia, sehingga menghasilkan nilai lebih. Tujuan utama tata
ruang toko adalah menggunakan selling area semaksimal mungkin untuk memajang produk
dengan baik. Space management yang baik akan mampu menciptakan suatu kondisi dalam
toko. Sistem pengaturan ruangan display harus memberikan nilai tambah terhadap penjualan
produk.

Perencanaan tata ruang jual (selling space planning) adalah pembagian area penjualan ke
bagian area display setiap departemen. Hal-hal yang perlu diperhatikan setiap departemen
adalah sebagai berikut.

a. Struktur kategori produk.

b. Rentang keragaman produk (assortment) yang akan ditampung secara selective atau full


assortment.

c. Kombinasi pilihan keseimbangan stock-dept dengan assortmnent-width..

d. Banyaknya jumlah produk yang bisa ditata untuk setiap item.

e. Pengaturan penempatan setiap item dalam setiap elemen alat panjang (planogram).
Jenis-jenis area selling space planning meliputi:

a. Area yang berbatasan (mainroad window of the isle),

b. Area antara window of the isle dan dinding, dan

c. Area paling belakang dalam sebuah counter (wall atau dinding).

Lorong dibuat dengan cara menata fixture, sehingga terbentuk lorong untuk jalan para
pembeli. Idealnya lebar jalan minimal 75-80 cm.

2. Pengaturan Pemajangan
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pengaturan pemajangan (selling space planning)
menurut Sujana (2012) adalah sebagai berikut.

a. Profitability and Stock-to-Sales-Ratio (SSR)

Persediaan produk yang  fast moving harus menjadi fokus utama dalam penataan produk.
Peritel harus mengantisipasi agar produk fast moving tidak sampai mengalami kekosongan
produk (out of stock) karena produk tersebut merupakan produk yang menghasilkan laba
(producing items). Namun demikian, persediaan produk tersebut tidak boleh berlebihan juga
(over-stock) karena permasalahan ketersediaan tempat penyimpanan bisa saja terjadi dan
produk yang kedaluwarsa akan timbul. Oleh karena itu, pengadaan produk harus
memperhatikan rasio persediaan (SSR).

b. Customer Flow

Dalam penempatan kategori produk di ruang pajang, arah gerak konsumen sesuai dengan
kecenderungan belanjanya harus diperhatikan. Produk yang sedang promo dan produk fast
moving sebaiknya diletakkan di pintu masuk paling depan. Customer flow terutama
diterapkan untuk penataan produk fashion, sedangkan untuk
produk supermarket, penempatan produk-produk yang mempunyai daya tarik tinggi pada
pintu masuk toko bertujuan memengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk
membeli produk.

c. Technical Racking

Dalam pengaturan ruang untuk rak panjang, aspek teknis (seperti tinggi rendahnya jarak
antar-shelving) hendaknya diperhatikan. Rak minimarket harus bersifat knock-down yang bisa
disambung-sambung atau dibongkar pasang sesuai kebutuhan.

d. Size and Shape of Merchandise

Pengaturan pemajangan pada rak gondola per shelving hendaknya memperhatikan keserasian


ukuran (besar atau kecil), tinggi rendah, serta bentuk dan bahan kemasan produk.

e. Seasonal Factor

Produk tertentu bisa jadi bersifat musiman. Oleh karena itu, pemajangan jenis produk ini
hendaknya dilakukan secara khusus dan pada lokasi yang khusus juga. Buat dekorasi yang
menonjol dan menarik agar perhatian konsumen terarah pada produk tersebut. Contoh: paket
lebaran, seperti biskuit dan sirup.

3. Alokasi Penataan Setiap Departemen


Alokasi penataan produk setiap departemen merupakan tahapan terpenting dalam sistem
pemajangan produk karena aspek ini sangat menentukan keramaian di
dalam supermarket. Diperlukan pengetahuan produk yang cukup mendalam agar alur (flow)
dan relasi lokasi antardepartemen terasa halus. Pedoman alokasi departemen (Sujana, 2012)
adalah sebagai berikut.

a. Relative Advantager

Penempatan produk per kategori dalam satu lorong (aisle) harus memiliki keterkaitan.
Contohnya, antara kategori Baby Milk & Food dan Baby Needs & Toiletries.

b. Fast and Slow Moving

Harus ada kombinasi antara fast moving items (FMI) dan slow moving items (SMI).
Kombinasi antara kategori yang cenderung SMI dan kategori yang relatif FMI bertujuan
meratakan keramaian (traffic) per lorong. Contohnya, penempatan kategori Breakfast Food
dengan Baking Needs.

c. Impulsive and Destination

Artinya,, produk impulsif bukan merupakan tujuan belanja, sehingga kelompok kategori ini
harus ditempatkan di depan, bahkan di sekitar area kasir. Kelompok produk basic hendaknya
ditempatkan di bagian belakang karena biasanya dicari. Dengan demikian, konsumen dipaksa
masuk dan memutar, sehingga keseluruhan kategori akan terlihat (visible).

d. Special Corner

Produk dengan keunikan dan sensitivitas yang tinggi ditempatkan pada counter khusus untuk
mendapatkan fokus perhatian. Contohnya rokok, obat, vitamin, kosmetik, dan barang-barang
best seller.

e. Spesific Item

Yaitu produk yang dijamin hanya ada di supermarket tertentu (tidak ada di supermarket lain)
dan karenanya menjadi competitive advantage.

f. Cross Departemen

Yaitu pemajangan produk tertentu yang kegunannya dekat dengan kategori yang lainnya di
dua tempat. Contoh: saringan kopi dipajang di area pajang kelompok kategori tea and coffee.

g. Cross Merchandising
Yaitu metode space planning yang secara apik memadukan pemajangan kategori produk yang
cukup kontras/berbeda kelompok kategori besarnya dalam satu lorong. Contoh: alat-alat
masak dipajang di seberang kelompok seasoning dalam satu lorong yang sama.

4. Penataan Tata Ruang dan Produk


Tata letak yang baik akan membuat customer merasa nyaman saat berbelanja. Kecermatan
dalam mengatur produk menjadi sebuah keharusan. Beberapa hal yang bisa dilakukan
pengelola supermarket untuk menata ruang supermarket dan mengatur tata letak produk
dagangan, antara lain sebagai berikut.

a. Pencahayaan dan Warna Ruangan

Pengaturan cahaya lampu dalam ruangan yang tepat akan membuat pelanggan merasa
nyaman. Warna putih pada tembok, lantai, dan atap plafon adalah warna yang paling tepat
untuk dipilih peritel karena akan sejuk di mata.

b. Penempatan Gondola

Penempatan gondola menjadi bagian penting dalam membuat ruang supermarket nyaman.
Peletakan rak dengan posisi yang berjejer merupakan pilihan terbaik karena para pembeli
akan mudah berlalu lintas, serta pramuniaga mudah mengawasi tingkah laku mereka. Rak
yang berbentuk bundar lebih baik ditempatkan sejajar dengan rak yang panjang dengan
memberi jarak sekitar 1-1,5 meter, sehingga menjadi indah dan efektif. Rak bundar
diletakkan lebih awal dari ppintu masuk agar lebih tampak elegan.

c. Klasifikasi Produk yang Akan Dijual

TTujuan klasifikasi produk adalah memudahkan pelanggan mencari barang yang akan
mereka beli. Barang yang sering dibeli, seperti sabun mandi, pasta gigi, buku tulis, dan
sebagainya, diletakkan pada bagian rak yang mudah dijangkau, sedangkan produk yang
jarang dibeli ditempatkan pada bagian yang agak tinggi. Produk yang memiliki kesan rendah,
seperti keset, lap pel, dan sikat WC dapat diletakkan pada bagian dasar rak.

d. Jalur Lalu Lintas Pelanggan

Mengatur posisi lalu lintas pelanggan dilakukan dengan menambah ruang antar-display agar
pelanggan mudah mencapai tempat yang dituju tanpa saling bertabrakan.
e. Lokasi Meja Kasir

Umumnya, lokasi pasir berdekatan dengan pintu keluar, tetapi ada juga supermarket yang
menempatkannya di pintu tengah atau belakang. Berikut adalah tujuan keduanya.

1) Di Pintu Keluar

Tempat pembayaran (kasir) yang terletak tidak jauh dari pintu keluar bertujuan:

a) Memastikan keamanan akan lebih baik.

b) Mengarahkan arus lalu lintas pelanggan.

c) Meminimalkan ruang yang tidak berfungsi (dead spot).

d) Menempatkan produk pendukung di posisi yang lebih baik.

2) Di Bagian Tengah atau Belakang

Kasir yang terletak di bagian tengah dan belakang supermarket bertujuan:

a) Menunjukkan lebih banyak produk kepada pelanggan dengan cara menarik mereka untuk
melewati display sebelum mereka sampai di kasir untuk membayar.

b) Mengawasi kamar pas di belakang.

c) Memudahkan karyawan untuk menyarankan penjualan tambahan.

d) Menempatkan produk di posisi yang menguntungkan.

C. Menjaga Kebersihan Area Kerja


1. Kebersihan Tempat Kerja
Kebersihan tempat kerja akan memberi kenyamanan bagi karyawan saat bekerja dan bagi
pengunjung toko saat melihat-lihat atau berbelanja.

a. Kebersihan Tempat Kerja


Kegiatan pembersihan termasuk dalam kegiatan inspeksi karena pada saat melakukan
pembersihan berlangsung juga pengontrolan terhadap produk-produk yang tidak digunakan di
tempat kerja. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menunjang kebersihan tempat kerja
adalah sebagai berikut.

1) Kebersihan merupakan tanggung jawab seluruh karyawan.

2) Lakukan kegiatan pembersihan tempat kerja selama minimal tiga menit setiap harinya.

3) Bersihkan setiap tempat walaupun jarang digunakan.

4) Perlakukan jadwal kebersihan sebagai inspeksi awal untuk menemukan kesalahan-


kesalahan kecil.

b. Keuntungan Menjaga Kebersihan di Area Kerja

Menjaga kebersihan di area kerja memiliki manfaat sebagai berikut.

1) Berkurangnya risiko kecelakaan dan cedera.

2) Terwujudnya tenaga kerja yang sehat dan produktif.

3) Berkurangnya risiko kebakaran.

4) Terwujudnya tempat kerja lebih nyaman dan aman.

5) Berkurangnya waktu yang terbuang untuk mencari material dan peralatan karena semua
peralatan akan tertata bersih dan rapi.

6) Pengunjung yang datang merasa nyaman dan puas.

c. Menjaga Kebersihan Tempat Kerja

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat kerja, antara lain
sebagai berikut.

1) Menentukan penanggung jawab kebersihan untuk setiap bagian.


Secara umum, kebersihan merupakan tanggung jawab setiap orang. Dalam pelaksanaannya,
sering kali diperlukan adanya penanggung jawab untuk tiap-tiap area agar bisa berjalan
dengan baik. Penanggung jawab kebersihan akan sangat diperlukan, terutama untuk tempat-
tempat yang sering dipakai bersama.

2) Menentukan apa saja yang perlu dibersihkan.

Hal ini memerlukan kesepakatan agar setiap orang mempunyai pemahaman yang sama dan
tidak melakukan kesalahan dalam melakukan kegiatan pembersihan tempat kerja. Setiap
orang harus memahami pentingnya kebersihan dan dapat mengurangi penyebab terjadinya
pengotoran di tempat kerja.

3) Mematuhi aturan yang telah disepakati.

Buatlah jadwal melakukan kebersihan, alat yang digunakan, dan cara yang disepakati. Aturan
dapat berjalan dengan baik apabila setiap orang berusaha mematuhi kesepakatan tersebut.

2. Pembagian Tugas Membersihkan Area


Supermarket
Agar hasilnya lebih maksimal, kegiatan kebersihan di supermarket dibagi per bidang area,
yaitu sebagai berikut.

a. Kebersihan Area Luar

Area luar meliputi area parkir, teras, dan halaman. Hal-hal yang dilakukan adalah sebagai
berikut.

1) Membersihkan sampah dan membuangnya pada tempatnya.

Sampah yang sudah terkumpul di tempat sampah secara periodik harus segera dibuang di
penampungan sampah sesuai waktu yang ditetapkan. Jika sampah sudah penuh, segera buang
ke tempat penampungan. Hal ini dilakukan agar sampah tidak terlihat menumpuk dan
berserakan.

2) Menyediakan tempat pembuangan sampah sementara.


Biasanya, ada petugas kebersihan yang akan mengangkut sampah ke tempat pembuangan
akhir sampah. Sebelum sampah tersebut diangkut oleh petugas kebersihan, kumpulkan
sampah di tempat pembuangan sementara.

3) Membersihkan debu pada halaman minimarket.

Banyaknya debu di halaman supermarket dapat diantisipasi dengan menyiram air. Pastikan
air tidak menggenang di halaman karena air yang menggenang akan mengganggu
kenyamanan pelanggan.

4) Membersihkan kaca bagian luar dan bebas dari debu.

Secara berkala, petugas kebersihan harus membersihkan kaca depan toko. Namun demikian,
jika kaca sudah terlihat kotor, segera bersihkan tanpa menunggu jadwal pembersihan. Kaca
yang kotor memberikan kesan toko tidak bersih, meskipun di dalam toko sebenanrnya bersih.

5) Membersihkan produk yang ada di luar area penjualan agar bersih dan bebas dari debu.

Sering kali, produk ditempatkan di luar area penjualan utama, misalnya produk yang sedang
promo atau diskon. Produk-produk tersebut juga harus dibersihkan agar tetap bersih dan
bebas debu.

b. Kebersihan Area Penjualan

Area penjualan perlu dijaga dan dibersihkan, terutama dari debu, kotoran, dan bau. Peralatan
dan perlengkapan di area penjualan yang perlu dibersihkan secara berkala adalah sebagai
berikut.

1) Peralatan penyimpanan, yaitu peralatan yang digunakan sebagai media penyimpanan di


gudang transit supermarket, antara lain rak gudang, kotak pendingin (chilling box) dan kotak
pembeku (chest freezer box).

2) Peralatan pemajangan, yaitu alat yang digunakan untuk menampilkan ketersediaan produk
kepada konsumen, antara lain rak pajang supermarket (gondola shelving), etalase
(showcase/display counter), cooler display, dan freezer.

3) Peralatan pengisian dan pengambilan produk, yaitu alat bantu yang digunakan untuk
mengambil produk dari gudang dan menempatkannya di rak pajang, seperti bangku pijak
(kickstool), tangga kecil (handy steps), dan troli dorong (flatbed trolley).
4) Peralatan promosi, terdiri atas papan nama toko/minimarket/supermarket, warna cat
dinding, serta berbagai alat penunjuk dan alat promosi.

5) Peralatan dan perlengkapan kasir, seperti meja kasir, hardware computer, serta peralatan
pendukung operasi kasir (money detector, EDC, mesin kartu kredit, dan mesin debit).

6) Peralatan dan perlengkapan belanja konsumen, seperti shopping cart dan shopping basket.

7) Peralatan pendukung operasional, seperti peralatan kantor, mekanis, peralatan kantor,


mesin-mesin, dan kendaraan.

8) Fixtures, seperti wagon, shelving, hanging/waterfall, showcase, tables, dan bins.

9) Produk yang dipajang.

10) Lampu dan langit-langit.

11) AC atau kipas angin yang harus di-service secara berkala.

12) Lantai di dalam toko.

13) Pintu kaca dan kaca depan toko bagian dalam.

c. Kebersihan di Area Gudang dan Toilet

1) Area Gudang

Gudang perlu dijaga kebersihannya agar tidak kotor, lembab, berbau, dan dimasuki hewan
atau serangga. Kebersihan gudang berpengaruh pada kondisi produk yang disimpan. Gudang
yang kotor akan menyebabkan produk yang disimpan menjadi russak dan kotor, sehingga
tidak layak untuk dijual. Hal yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan gudang, antara
lain sebagai berikut.

a) Pastikan lantai gudang selalu di-vacuum, disapu, dan dipel agar selalu bersih.

b) Produk disimpan menggunakan karton/kardus yang disusun secara teratur dan rapi.

c) Jauhkan produk kimia dan produk pembersih dari stock produk makanan dan minuman.
d) Rapikan dan tata kardus bungkus produk.

e) Pastikan posisi pintu gudang tertutup dan hanya dapat diakses oleh karyawan.

2) Area Toilet

Penjagaan kebersihan toilet biasanya diserahkan kepada petugas khusus yang bertanggung
jawab terhadap kondisi toillet. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan pada area toilet.

a) Toilet harus dalam keadaan kering, bersih, dan layak pakai.

b) Kebersihan toilet, meliputi lantai, dinding keramik, plafon, dan kloset harus selalu terjaga.

c) Toilet selalu dalam kondisi kering.

d) Pastikan posisi pintu toilet karyawan tertutup dan hanya dapat diakses oleh karyawan jika
toilet ada di dalam area toko.

e) Toilet untuk para pengunjung selalu dalam keadaan bersih dan tidak bernoda.

f) Pastikan kloset dalam keadaan bersih dan tidak bernoda.

g) Pastikan alat-alat kebersihan tersimpan dan tertata rapi.

h) Tambahkan pewangi ruangan di dalam toilet.

D. Stock Floor dan Floor Display


1. Stock Floor
Stock floor adalah penataan produk pada gondola, fixture, ataupun stage display dalam
jumlah yang banyak yang sekaligus menunjukkan stock/persediaan suatu produk. Sistem ini
memudahkan pengelola swalayan untuk mengetahui persediaan produk dan mengurangi
jumlah stock produk di gudang.

a. Kelebihan Stock Floor


Pemajangan produk dengan sistem stock floor memiliki beberapa kelebihan, yaitu sebagai
berikut.

1) Pemajangan dapat dilakukan lebih mudah karena jumlah produk yang banyak akan
memudahkan pengelompokkan produk sesuai kategori, ukuran, warna, dan jenisnya.

2) Display terlihat lebih rapi, dan menarik.

3) Memudahkan konsumen mencari produk.

4) Memudahkan petugas dalam melakukan stock opname.

b. Kelemahan Stock Floor

Kelemahan-kelemahan pemajangan produk dengan sistem stock floor adalah sebagai berikut.

1) Produk slow moving dengan masa kedaluwarsa pendek berisiko banyak yang diretur.

2) Memerlukan banyak ruangan dan peralatan display.

3) Display terkesan monoton karena stock floor akan memerlukan waktu yang relatif lama
untuk bertahan sebelum dilakukan perubahan.

4) Dengan banyaknya jumlah per item produk yang di-display, diperlukan ketelitian dan
kecermatan petugas untuk melakukan pengecekan produk rusak dan kedaluwarsa.

c. Penerapan Sistem Stock Floor

Adapun penerapan sistem stock floor adalah sebagai berikut.

1) Penataan dengan sistem stock floor diterapkan dalam hypermarket dan supermarket karena
hypermarket dan supermarket memajang produk dalam jumlah banyak.

2) Khusus untuk produk yang dipajang dengan sistem stock floor, gudang hanya
dimanfaatkan untuk menyimpan produk yang harus diretur (rusak/kedaluwarsa).

3) Stock floor memerlukan ruang pajang yang cukup luas dan gondola dalam jumlah yang
banyak karena setiap jenis produk akan dipajang pada satu gondola.
4) Jenis produk yang dipajang dengan menggunakan sistem stock floor adalah khusus produk
supermarket. Penataan produk dengan sistem stock floor tidak berlaku untuk produk fashion.

2. Floor Display.

Floor display adalah suatu penataan produk yang diletakkan pada lantai tanpa menggunakan
rak tertentu. Floor display berada di lantai dengan menggunakan ambalan sebagai alasnya.
Floor display digunakan untuk memajang poduk yang paling laku (premier). Produk yang
dipajang dengan sistem floor display adalah produk yang paling dicari oleh konsumen serta
produk dengan harga murah.

Floor display sering digunakan untuk memajang produk promo, discount, ataupu produk
khusus hari raya keagamaan. Jenis produk yang ditata dengan sistem ini lebih serinng
diterapkan untuk produk supermarket. Meskipun demikian, terkadang ada juga produk
fashion, seperti sepatu dan tas yang dipajang dengan sistem ini.

Penataan floor display terdiri atas dua kelompok, yaitu sebagai berikut.

a. Floor Display Kelompok Produk Sejenis

Contoh floor display kelompok produk sejenis adalah sebagai berikut.

1) Sepatu dan berbagai merek yang dipajang dengan tema tahun ajaran baru.

2) Sirop, biskuit kaleng, dan sarung berbagai merek yang dipajang saat bulan puasa dan hari
raya Idul Fitri.

3) Beras karungan yang ditumpuk.

b. Floor Display Oleh Perusahaan Sejenis

1) Pemajangan semua produk yang diproduksi oleh PT A.

2) Sekelompok produk yang diproduksi oleh XXX Group.

c. Tema Floor Display

Floor display harus dibuat sekreatif mungkin. Supermarket sering menjadikan floor display
sebagai salah satu daya tarik agar konsumen melihat dan mendatangi produk yang ditata..
Produk yang ditata dengan floor display harus diganti secara berkala agar konsumen yang
sering datang tidak merasa bosan. Penataan dengan floor display harus menggunakan tema-
tema tertentu, seperti:

1) Perayaan hari raya, contohnya tema Idul Fitri, tema tahun baru, tema hari Natal, dan tema
Imlek.

2) Tahun ajaran baru, contohnya back to school.

3) Program promo dari manajemen toko.

4) Program promo dari supplier, contohnya Perusahaan X memberikan promo khusus kepada
pelanggan yang berbelanja produknya dalam jumlah tertentu, misalnya berupa diskon atau
mendapatkan hadiah langsung.

d. POS Penataan Produk Floor Display

Beberapa Prosedur Operasi Standar (POS) penataan produk floor display, yaitu sebagai
berikut.

1) Tinggi maksimum produk yang dipajang pada floor display adalah 100 cm.

2) Produk yang dipajang adalah produk sejenis atau produk dari supplier yang sama.

3) Floor display ditempatkan pada posisi yang strategis.

4) Penataan floor display tidak menggunakan arus produk ataupun arus pelanggan.

5) Floor display menggunakan POP (Point of Purchase) yang menarik, berupa tulisan atau
gambar.

6) Produk tidak diletakkan langsung di permukaan lantai, tetapi diberi alas berupa papan atau
palet. Alas disesuaikan dengan jenis dan ukuran produk.

7) Luas floor display adalah sekitar 90 cm x 90 cm.

3. Perbedaan Stock Floor dengan Floor Display

Perbedaan antara stock floor dan floor display dijelaskan dalam tabel berikut.
Stock Flor Floor display

a. Produk dipajang adalah produk a. Produk yang dipajang adalah produk


kebutuhan sehari-hari yang fast moving yang sedang tren
b. Letak stock floor berada di tengah- b. Posisi floor display berada di posisi
tengah antara salah satu area display dan strategis yang langsung terlihat oleh
yang lainnya, bukan pada tempat yang konsumen, seperti di dekat pintu
disediakan secara khusus masuk swalayan
c. Tidak ada batas waktu durasi c. Durasi waktu pemajangan tidak
pemajangan. Pengecualian terjadi terlalu lama
apabila produk tersebut tidak laku dalam d. Biasanya, jenis produk yang di
jangka waktu tertentu display adalah produk supermarket
d. Jenis produk yang di display dengan dan produk fashion seperti sepatu dan
stock floor hanya produk supermarket tas
e. Produk yang pada stock floor merupakan e. Produk yang dipajang pada floor
produk yang dibeli konsumen secara display dapat meningkatkan volume
kontinu, serta tidak mempunyai dampak pennjualan
yang significan terhadap volume
penjualan

4. Waktu Penataan Stock Floor dan Floor Display


Produk yang dipajang dengan stock floor dan floor display mempunyai batas waktu yang
berbeda. Ketentuan jangka waktu pemajangannya, yaitu sebagai berikut.

a. Ketentuan jangka waktu pemajangan dengan stock floor.

Pengelola swalayan memilih sistem pemajangan produk untuk meningkatkan volume


penjualan. Stock floor sering disebut penataan produk sepanjang tahun karena jarang
dilakukan perubahan produk yang dipajang. Perubahan hanya dilakukan untuk produk slow
moving.

Produk yang dipajang dalam stock floor diamati secara continue. Dalam stock floor ada
istilah 3G, yaitu geser, gusur, dan ganti. Berikut penjelasannya.
1) Geser, artinya jika produk yang dipajang dalam stock floor setelah tiga bulan tidak
memberikan profit, produk akan digeser dari posisi yang strategis ke posisi yang tidak terlalu
strategis. Biasanya masih pada rak yang sama, tetapi dipindahkan ke tingkatan rak yang tidak
strategis.

2) Gusur, dilakukan apabila produk sudah digeser, tetapi volume penjualannya tidak
meningkat. Produk tersebut akan dipindahkkan ke gondola lain yang letaknya tidak terlalu
terjangkau oleh konsumen.

3) Ganti, yaitu tahap terakhir yang dilakukan jika produk benar-benar tidak terjual, Produk
akan dikeluarkan daru area display dan diganti dengan produk lain.

b. Ketentuan jangka waktu pemajangan dengan sistem floor display.

Lama waktu pemajangan dengan floor display menggunakan ketentuan yang berbeda-beda,
antara lain sebagai berikut.

1) Floor display dengan tema.

Untuk floor display dengan tema, durasi display-nya disesuaikan dengan tema tersebut.
Contohnya, untuk tema Idul fitri, biasanya display dipasang selama bulan puasa sampai
setelah hari raya dengan waktu kurang lebih 30 hari, begitu pun dengan hari Natal, tahun
baru, dan tema back to school.

2) Floor display untuk program promo dari supplier dan pengelola toko.

Dalam rangka promo, biasanya perusahaan memajang produknya dalam floor display. Jangka
waktu pemajangan floor display disesuaikan dengan kebijakan perusahaan, yaitu satu
Minggu, 15 hari, atau satu bulan.

SUMBER:

Nuryati, Puji. Utami Hadiyanti., dan Dwi Harti. 2019. Penataan Produk Untuk SMK/MAK
Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

1.

Anda mungkin juga menyukai