Anda di halaman 1dari 13

PAPER TUGAS MANAJEMEN RITEL

“STRATEGI TATA RUANG BISNIS RITEL”

Dosen Pengampu : Drs. Eko Boedhi Santoso, M.M.

Disusun oleh :

Kelompok 8

1. Rada Mufarida (20)


2. Rayana Sasi Pranawa Gusti (23)

PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN PEMASARAN

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2023
A. Latar Belakang
Industri retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan
penjualan dan pemberian layanan kepada masyarakat sebagai pelaku
konsumen untuk pengunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga.
Keberhasilan dalam pasar Retail yang kompetitif, pelaku Retail harus dapat
menawarkan produk yang tepat, dengan harga, waktu dan tempatyang tepat pula. Oleh
karena itu, pemahaman terhadap pelaku Retail terhadap karakteristik target pasar atau
konsumen yang akan dilayani merupakan halyang sangat penting.
Tujuan utama dari sebuah bisnis adalah mencari keuntungan yang
setinggi-tingginya, salah satu caranya adalah dengan meningkatkan total
penjualan. Agar tujuan utama tersebut tercapai, pembisnis ritel harus
memperhatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi penjualan (Utami,2010),
yaitu memahami pesaing yang dihadapi dan perilaku konsumennya dalam
berbelanja, strategi-strategi ritel (aspek pemasaran, aspek sumber daya manusia, aspek
keuangan, aspek pemilihan lokasi, aspek sistem informasi,dan aspek hubungan
pelanggan) yang harus dikembangkan, merencanakan dan mengelola barang
dagangannya, serta mengatur tata letak toko, desain, dan visualisasi barang
dagangan. Dari keempat hal di atas terlihat bahwa salah satu hal yang
mempengaruhi penjualan disebuah bisnis ritel adalah tata letak toko tersebut.
Menarik konsumen dapat dilakukan pembelian tidak hanya dapat
dilakukan dengan memberikan diskon, door prize, atau kegiatan promosi
lainnya. Salah satu cara dalam menarik konsumen dapat dengan cara
memberikan tata letak (layout) yang menyenangkan bagi kosumen saat berada di
dalam toko, dan diharapkan konsumen akan melakukan pembelian kembali.
Tata letak (layout) riteltidak hanya dapat memberikan suasana lingkungan
pembelian yang menyenangkan saja, tetapi juga dapat memberikan nilai
tambah terhadap produk yang dijual. Selain itu, tata letak (layout) ritel juga akan
menentukan citra toko, yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan
untuk tetap bertahan terhadap persaingan dalam membentuk pelanggan yang
loyal. Tata letak (layout) ritel sebagai salah satu sarana komunikasi yang berdampak
positif dan menguntungkan, jika tataletak (layout) itu sendiri dibuat semenarik
mungkin dengan mempertimbangkan luas toko, jarak antara gondola, pencahayaan
lorong, dan penempatan produk yang dipajang (Supariyani dan Marpaung, 2013).
B. Pengertian Strategi Tata Ruang Bisnis Ritel
Strategi tata ruang bisnis ritel adalah rencana atau pendekatan yang digunakan
oleh perusahaan ritel untuk merencanakan dan mengelola tata letak fisik toko dan
penempatan produk mereka dalam upaya untuk mencapai tujuan bisnis tertentu. Ini
mencakup bagaimana toko ritel mengatur produk-produk mereka di dalam toko,
bagaimana mereka merancang ruang ritel mereka, dan bagaimana mereka
mengoptimalkan pengalaman pelanggan dalam toko.
Tujuan utama dari strategi tata ruang bisnis ritel adalah meningkatkan
penjualan, mengoptimalkan efisiensi operasional, meningkatkan pengalaman
pelanggan, dan mencapai keunggulan bersaing dalam industri ritel. Hal ini dapat
melibatkan pemilihan lokasi yang tepat untuk toko, tata letak produk di dalam toko,
manajemen stok, penggunaan visual merchandising, analisis data, serta penyesuaian
dengan tren dan perubahan dalam perilaku konsumen.
Dengan merancang strategi tata ruang bisnis ritel yang baik, perusahaan ritel
dapat mencapai hasil yang lebih baik dalam hal penjualan, kepuasan pelanggan, dan
keberlanjutan bisnis mereka. Strategi ini juga memungkinkan mereka untuk
beradaptasi dengan perubahan dalam pasar dan persaingan yang terus berubah.
Beberapa strategi tata ruang bisnis ritel yang umum meliputi :
 Pemilihan Lokasi yang Tepat
Memilih lokasi yang strategis adalah kunci kesuksesan bisnis ritel. Ini
termasuk mempertimbangkan demografi konsumen, tingkat lalu lintas,
aksesibilitas, dan keberadaan pesaing di sekitar lokasi tersebut.
 Tata Letak Toko yang Efisien
Merancang tata letak interior toko yang efisien dapat membantu pelanggan
menemukan produk dengan mudah. Ini mencakup penempatan produk di area
yang paling terlihat dan menarik perhatian pelanggan.
 Pengelolaan Stok yang Cermat
Merancang tata letak interior toko yang efisien dapat membantu pelanggan
menemukan produk dengan mudah. Ini mencakup penempatan produk di area
yang paling terlihat dan menarik perhatian pelanggan.
 Penggunaan Visual Merchandising
Merancang tata letak interior toko yang efisien dapat membantu pelanggan
menemukan produk dengan mudah. Ini mencakup penempatan produk di area
yang paling terlihat dan menarik perhatian pelanggan.
 Analisis Data
Mengumpulkan dan menganalisis data penjualan, perilaku pelanggan, dan tren
belanja dapat membantu perusahaan ritel mengambil keputusan yang lebih
baik tentang tata ruang dan strategi produk mereka.
 Segmentasi Toko
Menyesuaikan tata ruang dan produk untuk mencerminkan segmentasi
pelanggan yang berbeda dalam toko yang sama. Misalnya, menciptakan zona
untuk pelanggan yang mencari produk mewah dan zona untuk pelanggan yang
mencari produk dengan harga lebih terjangkau.
 Penawaran Khusus dan Promosi
Menempatkan produk yang sedang dipromosikan atau menawarkan diskon di
lokasi yang menarik perhatian pelanggan dapat meningkatkan penjualan.
 Perubahan Fleksibel
isnis ritel perlu dapat merespons perubahan tren konsumen dan keadaan pasar
dengan cepat. Ini mungkin melibatkan penyesuaian tata ruang atau produk
yang ditawarkan.

Strategi tata ruang bisnis ritel harus selalu berdasarkan pemahaman yang
mendalam tentang pelanggan dan pasar mereka. Itu juga harus fleksibel dan dapat
disesuaikan dengan perubahan dalam perilaku konsumen dan persaingan.

C. Tujuan Desain Toko


1. Tujuan Layout Toko
a. Memberikan pelayanan pada konsumen lebih efektif Tata letak toko
yang baik akan memudahkan konsumen untuk bergerak didalam toko
dan memperoleh barang dagangan yang diinginkan dengan mudah
atau tidak kebingungan.
b. Meningkatkan efisiensi toko, tata letak dapat memudahkan karyawan
untuk mengatur barang dagangan. Seperti barang yang kurang laku
atau sudah kadaluarsa barang yang kurang laku nantinya akan
dipindahkan ke tempat yang lain yang mudah dilihat oleh konsumen,
sehingga konsumen merasa tertarik untuk membeli. Sedangkan
barang atau makanan yang sudah kadaluarsa akan disingkirkan dari
toko.
c. Memaksimalkan penjualan barang-barang akan jadi maksimal karena
penataan barang dilakukan secara keseluruhan berdasarkan
pertimbangan biaya, ruang, pergerakan, produk, dan keuntungan.
d. Memberikan kemudahan dan kenyamanan konsumen dalam pencarian
barang atau produk yang dibutuhkan.
2. Tujuan Desain Toko
Sebagai daya tarik bagi pengunjung disamping berbelanja untuk
memenuhi kebutuhan, desain toko yang baik akan menarik konsumen untuk
membeli barang diluar kebutuhan. Karena mendapat rangsangan melalui
desain toko yang baik.
Mengkomunikasikan citra toko sebagai daya saing antara ritel
satudengan ritel yang lain, menjadi unsur pembeda dengan ritel lain, dan
desain dapat membangun presepsi konsumen tentang toko ritel.
1) Membantu mengundang reaksi emosi pengunjung.
2) Memberikan kenyaman berbelanja konsumen.
3) Memberikan pengalaman berbelanja konsumen.
4) Meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan.
Semakin banyaknya pusat perbelanjaan, maka bagi semua
pemilik bisnis retail, terutama yang berbasis toko (store-based retailing),
keputusan yang berhubungan dengan desain dan susunan lingkungan toko
merupakan elemen-elemen penting, karena dapat mempengaruhi
perilaku berbelanja konsumen. Hal ini sangat penting bahkan dapat
menjadi keunggulan kompetitif bagi store based retail, karena desain
dan lingkungan toko merupakan variabel yang dapat dikendalikan
oleh retailer yang mana pengaruhnya dapat ditujukan kepada konsumen
yang tepat di tempat yang benar baik di dalam toko maupun di luar toko
(Linggawinata, 2008).
3. Tata Ruang Toko
Tata tuang toko adalah desain barang, pegawai dan perkembangan area
konsumen di toko. Pemilik toko harus merencanakan desain item
yang memikat dan terbuka secara efektif untuk pembeli. Perancangan toko
adalah suatu rencana tata ruang bagi setiap usaha ritel yang berperan
sebagai pencipta suasana yang nyaman dan sesuai keinginan pembeli serta
menyebabkan pelanggan merasa perlu membeli di toko (Martiani, 2019). Tata
letak toko (store layout) atau yang disebut juga dengan tata letak ruang.
Menurut Deswitha (2012) “Store layout merupakan pengaturan dan
pengalokasian terhadap perabotan tetap gondola (fixture), perabotan sementara
(fittings), perlengkapan (equipment), barang dagangan (marchandise), gang
(aisles), dan area barang yang tidak dijual seperti area pemeriksaan dan ruang
pas. Tata letak toko bertujuan untuk menarik perhatian konsumen untuk
berlama-lama dan betah berada disuatu toko dan terdorong keinginan untuk
berbelanja.
Tata letak akan mempengaruhi pengalaman dan kecepatan pelanggan
dalam berbelanja (Goswami et al, 2013). Bentuk dan pengaturan tata letak
yang tepat dan baik akan mempermudah alur pelanggan dalam sirkulasi
didalam toko, dan menghindari kesesakan. Tata letak akan mempengaruhi
langsung pada pengalaman pelanggan dalam berbelanja dengan tata letak toko
seperti apa yang akan memuaskan atau mengecewakan pelanggan. Jadi pola
lalu lintas internal dan efisiensi operasional toko menurut Elbers (2016),
bergantung pada rancangan tata letak toko yang baik. Termasuk
pintu,penempatan barang dagang, orientasi rak, musik, check-out konter,
dekorasiinterior, sikap staf, pencahayaan, dan lokasi yang memuat fasilitas
toko. Store layout merujuk pada perlengkapan, alokasi ruang, pengelompokan
produk, arus lalu lintas, departemen lokasi, dan alokasi dalam departemen
yang bertujuan untuk menarik perhatian konsumen (Fransisca, 2013).
Pebisnis yang hendak menata sebuah store harus memperhatikan tujuan yang
ingin dicapai. Menurut Deswitha (2012) ada 3 hal yang harus diperhatikan
dalam menentukan suasana lingkungan store, yaitu:
 Suasana lingkungan toko harus konsisten dengan citra store dan
strategisecara keseluruhan.
 Menentukan pelanggan dalam pengambilan keputusan pembelian.
 Biaya yang diperlukan agar sesuai dengan yang dianggarkan.

Tata letak toko atau store layout memiliki pengaruh terhadap waktu lama atau
tidaknya konsumen di dalam toko, berapa banyak produk yang menjadi
kualitas konsumen serta jalur yang dilalui oleh konsumen saat berada di toko.
Tata letak dibagi menjadi 2 bagian :

 Tata letak jejaring. Semua gerai dan perlengkapan ditempatkan


dengan sudut yang menyiku satu sama lain dan membentuk jalur yang
agak ruwet, di mana gerai barang dagangan bertindak sebagai
penghalang bagi aliran lalu lalang pembeli.
 Tata letak aliran bebas. Barang dagangan dan perlengkapan
dikelompokkan ke dalam pola-pola yang memungkinkan konsumen
berlalu lalang tanpa struktur yang jelas. Barang dagangan
dipisahkan berdasarkan perlengkapan tetap dan tanda-tanda yang ada
dalam toko dan konsumen dapat melakukan kontak pandangan dengan
semua bagian dari berbagai titik lokasi dalam toko.

D. Perencanaan Ruangan
Perancangan toko adalah rencana tata ruang bagi setiap usaha ritel yang
berperan sebagai pencipta iklim yang kondusif dan sesuai keinginan pembeli. Serta
menyebabkan pembeli merasa perlu menunggu ditoko yang dapat mendorong
konsumen untuk melakukan pembelian (Arnipianti, 2021).
Untuk merancang suatu tataruang toko yang baik, maka para perancang toko harus
menyeimbangkan beberapa sasaran–sasaran yang sering kali konflik. Pertama, tata
ruang toko hendaknya menggoda para pelanggan untukbgr disekitar toko untuk
membeli lebih banyak barang-barang perdagangan daripada yang sebenarnya telah
mereka rencanakan. Salah satu metode adalah untuk mengungkapkan kepada
pelanggan dengan suatu tataruang toko yang memfasilitasi suatu pola lalu lintas yang
spesifik.
Bila sedang merancang atau merancang kembali toko, para manajer
memenuhi empat tujuan, yaitu :
 Rancangan harus sesuai dengan kesan dan strategi. Untuk memenuhi tujuan
pertama, para manajer ritel harus menentukan pelanggan target dan kemudian
merancang toko yang melengkapi kebutuhan pelanggan.
 Rancangan harus memengaruhi perilaku konsumen secara positif.
Untuk memenuhi tujuan kedua, dalam memengaruhi keputusan
pelanggan untuk membeli, para peritel terfokus pada masalah
rancangan toko dan perencanaan ruangan.
 Rancangan harus mempertimbangkan biaya-biaya dan nilai. Beberapa toko
pangan menempatkan produk mereka dekat pintu masuk toko karena
memiliki kesempatan lebih besar untuk di beli daripada kategori-
kategori barang lain dan menciptakan suasa yang nyaman. Peritel
mengembangkan peta yang disebut plano gram yang menjelaskan lokasi
barang berdasarkan keuntungan dan faktor-faktor lain. Bila
mempertimbangkan masalah suasana rancangan toko, para peritel harus
menimbang biaya-biaya untuk strategi tersebut dan masalah-masalah
ketertarikan pelanggan.
 Rancangan harus fleksibel

E. Teknik Penyajian Barang


Teknik penyajian barang terdapat beberapa metode bagi ritel untuk
menyajikan barang secara efektif bagi pelanggan. Untuk memutuskan apa yang
terbaik untuk situasi khusus, para perencana toko harus memperhatikan empat
masalah:
 Pertama, dan mungkin yang paling penting, barang harus
dipamerkandengan cara sedemikian rupa sesuai dengan kesan toko.
 Kedua, para perencana toko harus memperhatikan sifat produk.
Basicjeans bisa dipamerkan dalam tumpukan, tapi rok harus
digantungsehingga pelanggan bisa memeriksa desain dan gayanya
dengan lebih mudah.
 Ketiga, kemasan seringkali menentukan bagaimana produk dipamerkan.
Contohnya, toko diskon menjual mur dan baut dalam kemasan kecil,
sedangkan toko perangkat keras masih menjual secara ritel. Meskipun
harga per unit lebih tinggi untuk produk yang dijual dalam
kemasan, namun karena tidak memiliki tenaga penjual yang cukup
untuk menimbang dan membungkus barang-barang barang tersebut dijual
dalam kemasan.
 Keempat, kemungkinan keuntungan produk yang akan diterima
peritelakan memengaruhi keputusan untuk memamerkan barang
dagangan. Barang dagangan dengan kemungkinan keuntungan besar akan
dipajang di tempat yang strategis.
Terdapat beberapa teknik penyajian barang, yaitu :
 Penyajian yang terorientasi pada pemikiran
Beberapa ritel menggunakan penyajian yang terorientasi pada pemikiran suatu
metode yang menyajikan barang-barang berdasarkan pada idekhusus
atau kesan toko. Contohnya pakaian wanita seringkali dipajang untuk
memberi kesan atau pemikiran keseluruhan.
 Penyajian gaya atau jenis barang
Mungkin teknik pengaturan stok yang paling umum adalah dengan gaya atau
barang. Toko diskon, toko makanan, toko perangkat keras, dan toko obat
menggunakan metode ini untuk hampir setiap kategori barang.
Banyak ritel pakaian menggunakan teknik ini. Bila pelanggan mencari
jenis barang khusus, seperti sweater, mereka berharap menemukan
semuabarang dilokasi yang sama.
 Penyajian warna
Teknik penyajian yang berani adalah dengan warna. Contohnya dibulan-bulan
musim dingin, toko pakaian wanita bisa memamerkan semua pakaian
dengan warna putih untuk memberitahu pelanggan bahwa toko itu adalah
“tempat” untuk membeli baju untuk liburan musim dingin.
 Penentuan harga
Strategi ini membantu pelanggan mencari barang dengan mudah
pada harga yang ingin mereka bayar. Contohnya, kemeja laki-laki bisa diatur
menjadi tiga grup penjualan yaitu dengan harga paling mahal, menengah,dan
murah.
 Pengaturan barang secara vertical
Cara umum lain untuk mengatur barang adalah dengan pengaturan
barangsecara vertikal. Barang disajikan secara vertikal dengan
menggunakan dinding dan gondola yang tinggi. Pelanggan banyak
belanja seperti mereka membaca koran dari kiri ke kanan, menuruni tiap
kolom atas kebawah. Toko bisa mengatur secara efektif untuk mengikuti
gerakan alamimata.
Menurut Shultz dalam Alma (2011) display adalah usaha mendorong
perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong
keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langung. Menata barang dagangan
atau dikenal dengan istilah display merupakan salah satu aspek penting untuk
menarik konsumen pada toko dan barang kemudian dapat mendorong
keinginan konsumen yang pada saat datang ke toko untuk membeli suatu
produk melalui daya tarik penglihatan langsung pada suatu produk. Toko harus
melakukan menciptakan daya tarik penataan ruang dan penyusunan produk sehingga
konsumen atau pelanggan merasa betah dan nyaman dalam berbelanja.
Pelaksanaan display yang efektif akan meningkatkan penjualan dan dapat
merangsang keputusan pembelian secara seketika (Rahmadana, 2016). Menurut
Fitriana (2016), perilaku impulsive buying itu dapat diciptakan dengan berbagai
cara salah satunya dengan penataan display yang baik,menarik dan harmonis
antar penyusunan barang sehingga tidak menciptakan kebosanan bagi yang
melihatnya dalam pelaksanan display. Setiap perubahan display akan mempengaruhi
penjualan produk, terutama produk yang mudahterlihat karena lebih banyak
dipilih oleh konsumen. Sesuai dengan tujuanperusahaan, penataan display juga
memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Menarik perhatian konsumen display menjadi sangat berarti jika mampu
menarik perhatian konsumen. Melalui display yang baik dengan
memperhatikan faktor pengadaan barang, pengelompokan barang dan
penyusunan barang memungkinkan konsumen dapat lebih mudah
mengamati, meneliti atau bahkan mencoba barang yang dipajang. Hal ini
dapat menarik perhatian konsumen terhadap barang yang disediakan
perusahaan.
b. Dapat menimbulkan keinginan membeli barang yang dipajang.
Denganbanyaknya pilihan barang yang terdiri dari berbagai macam merek,
ukuran maupun kualitas pengelompokkan barang yang memudahkan
konsumen untuk memperoleh barang, penataan barang yang menarik, rapi dan
bersih,penerangan yang cukup, udara yang sejuk, dapat menimbulkan
keinginan untuk membeli barang-barang yang ditawarkan
c. Meningkatkan penjualan.
Dengan adanya display memungkinkan perusahaan untuk
menyajikanSebagian besar daganganya, yang disajikan pada tempat–tempat
khusus, rak-rak, atau etalase. Cara ini lebih baik karena dapat
langsung terlihat oleh konsumen. Dengan melihat display interior toko,
para pembeli distimulir untuk memilih, meneliti bahkan mencoba
barang yang disediakan perusahaan, bahkan dapat dibujuk untuk
membeli barang yang tersedia. Dengan demikian display tersebut dapat
meningkatkan penjualan.
Elemen penting dari Display Interior yaitu :
1) Product supplying (Pengadaan Barang). Dalam penyajian barang yangperlu
diperhatikan adalah pengadaan barang dan kemudahan memperoleh
barang yang di dalamnya mengandung petunjuk-petunjuk yang dapat
memberitahukan dimana letak barang yang diinginkan konsumen.
2) Product Grouping (Pengelompokan Barang). Pengelompokkan barang
diperlukan untuk mengklasifikasi semua jenis barang yang ditawarkan sesuai
dengan bentuk, ukuran, dan merek barang dagangan yang sejenis.
3) Product Arranging (Penyusunan Barang). Penyusunan Barang diperlukan
untuk menampilkan barang dan yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan barang ini adalah tentang kebersihan, kerapihan,pencahayaan.

F. Penciptaan Suasana Toko


Suasana Toko (store atmosphere) adalah suatu karakteristik fisik yang sangat
penting bagi setiap bisnis dan bisa mempengaruhi perasaan atau mood dari para
konsumen yang berkunjung ke tokoh sehingga mempengaruhi minat untuk
membeli karena store atmosphere berperan sebagai penciptan suasana yang
nyaman sesuai dengan keinginan konsumen dan membuat konsumen ingin
berlama-lama berada didalam tokoh dan secara tidak nilai sebuah toko
sebelum memeriksa barang dagangan dan harga pada toko tersebut. Suasana
toko dapat mempengaruhi kenikmatan orang dalam berbelanja dan menghabiskan
waktu pada toko tersebut. Penciptaan suasana berarti rancangan lingkungan
melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik dan wangi-wangian
untuk merancang respon emosional dan perseptual pelanggan dan untuk
mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang.
1) Komunikasi Visual
Komunikasi visual yang terdiri dari grafik, papan tanda, efek p panggung baik
di toko dan di jendela akan membantu meningkatkan penjualan
dengan memberikan informasi tentang produk dan menyarankan pembeli
barang.
2) Pencahayaan
Buat suasana tenang dan pertahankan kesan Biasanya, departement store dan
toko-toko di Indonesia menggunakan lampu pijar untuk memberikan kesan
hangat dan menyenangkan. Sumber cahaya menarik perhatian terhadap
barang dan etalase. Rancangan pencahayaan yang biasa digunakan
pada toko-toko di eropa cenderung lebih terang, dingin dan minimal daripada
di Amerika yang menciptakan suasana dan kesan yangsangat berbeda daripada
pencahayaan lampu pijar yang lebih lembut.
3) Warna
Penggunaan wama yang kreatif bisa meningkatkan kesan ritel dan
membantu menciptakan suasana hati. Penelitian menunjukkan
bahwawarna-warna hangat (Merah dan Kuning) menghasilkan efek psikologis
dan fisiologis yang berlawanan dari wama-wama dingin (Biru dan Hijau),
yang berlawanan pada spektrum warna. Warna Hijau dan Biru adalah
warna tenang, damai, dan menyenangkan. Warna-warna dingin paling
efektif bagi ritel dalam menjual produk-produk dengan harga yang mahal atau
jasa seperti yang ada pada kantor dokter gigi. Warna adalah alat yang sangat
kuat dalam visualisasi barang dagangan. Warna juga menciptakan daya tarik
dan sangat dapat melahirkan penjualan. Wama dipakai untuk menciptakan
daya tarik, menumbuhkan perhatian, menciptakan semangat,dan merangsang
setiap orang untuk bertindak. Warna memiliki tenaga dan dapat berdampak
pada mood atau rasa setiap orang. Warna dapat memberikan
beberapa makna misalnya merah: hidup dan bergerak, impresi
kedekatan, emosi yang kuat. Oranye: hangat, impresi kedekatan, waktu
menuai, vitalitas, membuat makanan dan interior yang lebih menarik;
kuning: hangat, impresi kedekatan, berkesan matahari tenggelam,
menarik untuk dilihat; biru: adem, kalem, impresi jarak,
menginspirasikan kesegaran alam; hijau: adem, seimbang, harmoni,
impresi jarak, menginspirasikan kesegaran alam; merah muda: mungil,
merah marun: kekayaan; ungu: misteri, berhubungan dengan loyalitas dan
keseriusan.
4) Musik
Banyak keputusan untuk membeli konsumen yang dilakukan dipengaruhi oleh
music, karena music mempengaruhi mood seseorang. Mood yang baik
dapat menggerakkan perasaan konsumen untuk melakukan pembelian
yang tidak terduga.
5) Aroma
Aroma, bau, atau wangi-wangian merupakan salah satu dari elemen
atmosfer toko yang secara sengaja dihadirkan dalam lingkungan restoran
sebagai salah satu daya tarik bagi pengunjung. Di dalam sistem panca indera,
aroma dianggap sebagai sesuatu yang paling lekat berkaitan dengan
respons emosional, karena penelitian menunjukkan bahwa wangi-wangian
memiliki dampak positif pada pembelian dan kepuasan pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai