Anda di halaman 1dari 21

RESUME

STRATEGI PEMASARAN DALAM RETAIL

Nama Kelompok

1. Farhan Putra Rahmansyah (210803101035)


2. Sindi Dwi Wahyuni (210803101037)
3. Affanda Bagus Syahputra (210803101041)
4. Elya Isya’ Afkarina (210803101043)

D3 MANAJEMEN PERUSAHAAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN AJARAN
2022/2023
1. PERENCANAAN STRATEGIS RITEL
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan perusahaan, membuat strategi
untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktifitas kerja perusahaan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan tak
akan dapat berjalan.
Perencanaan bisnis ritel melibatkan penggunaan strategi berbasis data yang
disesuaikan untuk tidak hanya memenuhi permintaan konsumen, tetapi juga
mengoptimalkan dan memaksimalkan (Return on Investmen) ROI Anda.
Perencanaan strategis (strategic planning) adalah “proses pemilihan tujuan-
tujuan organisasi; penentuan strategi, kebijaksanaan dan program-program strategik
yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut; dan penetapan metoda-metoda yang
diperlukan untuk menjaga bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan”.
Strategis pemasaran ritel adalah pernyataan yang menjelaskan tentang beberapa
hal berikut ini:
a. Target Pasar Ritel
Dimana pengertian target pasar adalah segmen pasar yang menjadi fokus bisnis
riteldalam penyusunan rencana sumber daya, usaha dan bauran ritelnya. Segmen
atau kelompok pelanggan tersebut harus sudah di identifikasikan dengan jelas,
sehingga kebutuhan dan keinginannya dapat dipahami dan disesuaikan dengan
sumber daya yangdimiliki maupun yang harus disiapkan oleh peritel
b. Format Ritel
Format ritel akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan target pasar,
menggambarkan karakteristik operasi dari bisnis ritel (jenis barang dan jasa, harga,
iklan dan promosi,desain toko yang khas, lokasi) untuk memenuhi kebutuhan target
pasarnya.
c. Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage)
Yaitu keunggulan pengecer yang tidak mudah ditiru oleh pesaing dan dapat
dipertahankan selama jangka waktu yang Panjang.

Perencanaan dibagi menjadi dua elemen penting diantaranya adalah :


1. Sasaran
Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup atau seluruh organisasi.
Sasaran sering pula disebut tujuan. sasaran memadu, manajemen membuat
keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu sasaran yang dinyatakan ( stated
goals ) dan sasaran real.
2. Rencana.
Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai
tujuan. Rencana biasanya mencangkup alokasi sumber daya, jadwal dan tindakan-
tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu,
kekhususan, dan frekwensi penggunaannya.
Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Rencana strategi
Rencana umum yang berlaku bagi peritel.
b. Rencana operasional
Rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari. Jika ingin merencanakan
membuka usaha ritel / eceran maka peritel harus pintar dalam mengambil
keputusan dan juga mempelajari ritel agar usaha yang didirikan dan dirintis
dapat berjalan dengan lancar walaupun dikelilingi competitor atau pesaing.

2. ELEMEN- ELEMEN BAURAN PERENCANAA DALAM RITEL


Bauran ritel adalah elemen-elemen yang menjadi faktor penentu dalam implementasi
strategi dan taktik yang dijalankan oleh peritel. Bauran ritel terdiri dari beberapa elemen
yaitu Place, People, Product, Price, Promotion. Kelima elemen tersebut saling melengkapi
satu dengan lainnya.
Elemen – Elemen Bauran Ritel
Terdapat enam elemen bauran ritel yang akan memiliki fungsi saling mendukung dan
melengkapi. Tidak dapat dikatakan bahwa satu elemen memiliki peran yang lebih penting
dibandingkan elemen lain karena masing-masing elemen akan saling mendukung dan
melengkapi. Berikut penjelasan dari masing-masing elemen tersebut.
1. Lokasi (Place)
Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran ritel. Pada lokasi yang tepat,
sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang
strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama, merchandise dijual oleh
pramuniaga yang sama banyak dan sama-sama memiliki keterampilan, bahkan sama-
sama memiliki setting /ambience yang bagus.
Beberapa jenis gerai yang berbeda seperti supermarket, variety store/depatment store,
toko fashion dapat menetapkan lokasi, berkumpul dalam suatu area perdagangan ritel;
seperti mal atau pusat bisnis. Masing-masing mendapatkan pembeli dari segmen yang
sesuai incaran mereka. Hal ini dimungkinkan setelah masing-masing peritel
mempelajari karakteristik mal atau pusat perbelanjaan yang bersangkutan dari berbagai
aspek seperti luas dan kepadatan wilayah/area yang dilayani, kelas sosial ekonomi
penduduk, luas mal/pusat perbelanjaan, kondisi lalu lintas, sarana transportasi umum,
dll. Berbagai faktor tersebut akan mendatangkan informasi tentang banyaknya
kunjungan masyarakat ke mal setiap harinya dan perkiraan belanja.
Beberapa hal yang perlu menjadi pemikiran terkait dengan penetapan lokasi ritel adalah
sebagai berikut:
• Lokasi merupakan hal yang kritis dalam bisnis ritel, meliputi pemilihan terhadap
wilayah perdagangan untuk bisnis tersebut dan di mana tepatnya bisnis tersebut
akan dijalankan.
• Ukuran toko pada suatau lokasi tertentu, yang dimaksud dengan ukuran adalah
besar dan bentuk toko yang dapat memaksimumkan produktifitas tempat yang ada.
Hal ini penting dilakukan, kadang ritel dihadapkan pada pilihan lokasi yang
strategis, namun luas area untuk toko tidak mencukupi (sempit).
• Layout/penyajian toko pada suatu lokasi, mengacu kepada arus trafik/lalu lintas
konsumen; lokasi dan banyaknya departemen barang yang akan dijual; luas dan
lokasi counter pelayanan konsumen; area penyimpanan barang; serta suasana di
sekeliling toko.
Keputusan menentukan lokasi dapat berubah karena ritel juga harus melakukan
investasi substansiil, seperti melakukan pembelian dan pengembangan untuk tokonya,
atau menyewa secara jangka panjang kepada para pengembang. Seandainya
ditempatkan di mall atau daerah pusat bisnis, menguntungkan bagi ritel karena strategi
bersaingnya lain tidak mudah ditiru, sebab ada batasan penempatannya.
Ritel mempunyai 3 tipe dasar lokasi yang bisa dipilih :
a. Pusat perbelanjaan
b. Lokasi di kota besar atau bertempat di tengah kota, maupun kota kecil
c. freestanding (bebas)
1. Produk (Product)
Produk yang dijual peritel dalam gerainya, disebut merchandise merupakan satu
dari unsur bauran pemasaran ritel (retail marketing mix). Produk yang dibeli oleh peritel
untuk dijual kembali merupakan penerjemahan dari positioning yang dipilih oleh peritel
tersebut (karena penting bagi peritel untuk menentukan positioining di awal memulai
bisnis). Merchandise yang akan dijual penting untuk dipilih dengan karena merchandise
adalah mesin sukses bagi pengecer.
Produk yang dijual peritel (merchandise) merupakan satu dari unsur bauran
pemasaran ritel yang penting dan terkait dengan hal-hal sebagai berikut:
• Intensitas yaitu mengenai produktifitas barang-barang yang dijual yang dinyatakan
sebagai penjualan barang tersebut per meter persegi
• Mode/gaya yaitu mengenai jenis barang yang akan dijual oleh pengecer yang
bersangkutan, seperti seberapa jauh barang yang dijual dapat mengikuti mode atau
seberapa inovatif mode/gaya barang yang dijual dimana hal ini menentukan tingkat
perbedaan/diferensiasi suatu usaha dengan usaha lain yang sejenis
• Keragaman barang mengacu kepada bauran produk yang akan dijual dalam hal
pilihan akan jenis barang dan jumlah barang (“depth”/dalam dan “width”/lebar).
Lebih jauh pembahasan lebih dalam tentang produk atau lebih tepatnya
merchandise akan dilakukan pada pokok bahasan berikutnya.

2. Harga (Price)
Keputusan penetapan harga semakin peting karena pelanggan saat ini
cenderung mencari nilai barang (value) ketika mereka membeli barang dagangan atau
jasa. Nilai adalah hubungan antara apa yang diperoleh pelanggan (barang dan jasa) dan
dan apa yang harus dia bayar untuk mendapatkan manfaat barang tersebut. Seringkali
penetapan harga yang dilakukan oleh ritel skala besar yang menyediakan item barang
dagangan sampai puluhan ribu merupakan hal yang biasa, sedangkan bagi ritel yang
baru memulai usaha dan belum memiliki sistem ataupun tenaga trampil dalam
menetapkan harga, maka satu-satunya langkah yang dapat dilakukan adalah
membenahi dan membangun sistem pengadaan barang dagangan yang baik dengan
tidak meninggalkan keinginan untuk membangun relasi yang baik dan saling
menguntungkan dengan pihak pemasok dan didukung pula oleh keberadaan sistem
informasi yang handal dan canggih.
Beberapa hal yang terkait dengan harga dapat dirinci sebagai berikut:
a. “Value”/Nilai berkaitan dengan persepsi konsumen tentang harga yang ditawarkan
dibandingkan dengan persaingan yang ada di bisnis tersebut
b. Kualitas mengacu kepada hubungan antara harga dengan kualitas dan posisi
pengecer tersebut di pasar
c. Tingkat harga berhubungan dengan rentangan harga yang diberikan yang
mempengaruhi kemasan barang yang dijual. Tingkat harga ini juga mencakup harga
yang ditetapkan untuk menarik target market yang ada.
Dalam pasar ritel sekarang, terdapat dua strategi penetapan harga yang berlainan
yaitu:
• Penetapan harga rendah tiap hari (=EDLP; everyday low pricing) yang
menekankan kontinyuitas harga ritel pada level antara harga non-obral reguler
dan harga obral diskon besar pesaing ritel (tak selalu berarti termurah).
• High atau low pricing (HLP), di mana ritel menawarkan harga yang kadang
kadang diatas EDLP pesaing, dengan memakai iklan untuk mempromosikan
obral dalam frekuensi yang cukup tinggi.
Penetapan strategi harga rendah, harga biasa atau biasa disebut dengan at par
(sama dengan harga rata-rata pasar) maupun harga tinggi, berkaitan erat dengan faktor-
faktor merchandise (yaitu ragam, fitur maupun nilai barang dagangan), lokasi, atmosfer
maupun layanan yang disediakan oleh ritel. Barang dagangan (merchandise) yang
tergolong kelas rata-rata dan dijual di lokasi biasa akan dijual dengan harga yang
umum. Sedangkan produk-produk yang bersifat eksklusif yang unik biasanya dijual di
lokasi yang strategis dengan sedikit pesaing biasanya akan dijual dengan harga yang
relatif tinggi. Sebaliknya produk yang sangat populer dan banyak dibuat orang sehingga
tersebar hingga ke pelosok akan dijual dengan harga yang lebih rendah daripada harga
pasar atau harga umum.
3. Orang (People)
Manajemen Sumber Daya Manusia dapat menjadi dasar untuk mendapatkan
keuntungan yang kompetitif, dengan tiga alasan sebagai berikut :
a. Perhitungan biaya tenaga kerja termasuk sebagai salah satu komponen dalam biaya
total ritel. Oleh karena itu, mengelola karyawan yang efektif dapat menghasilkan
keuntungan dalam penghematan biaya total ritel.
b. Pengalaman yang dimiliki kebanyakan pelanggan terhadap ritel, bisa ditentukan
dari aktivitas karyawan yang menseleksi barang dagangan atau merchandise,
menyediakan informasi dan bantuan, dan ketrampilan dalam memajang stok barang
dagangan (stock merchandise) di rak pajang. Oleh karena itu, karyawan menjadi
fungsi utama dalam membedakan apa yang ditawarkan ritel terhadap apa yang
ditawarkan oleh ritel pesaing.
c. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang baik akan mewujudkan kinerja
operasional karyawan ritel yang baik pula dan dapat mewujudkan keuntungan
potensial bagi ritel. Keuntungan potensial tersebut sulit atau bahkan tidak dapat
ditiru oleh pesaing.
Contoh, tiap eksekutif departemen toko memahami tentang pentingnya penyediaan
layanan bagi pelanggan yang dilakukan oleh karyawan dalam menyambut
pelanggan secara outstanding (karyawan berdiri di luar toko), namun tiap eksekutif
tidak mungkin secara terus menerus melakukan pengawasan agar standar pelayanan
ini konsisten dilaksanakan. Hal ini akan sangat tergantung pada komitmen masing-
masing pekerja ritel dan sangat berorientasi pada budaya perusahaan tersebut.

4. Promosi (Promotion)
Bisnis ritel berkaitan dengan pemasaran barang-barang (atau jasa) yang
dibutuhkan perorangan dan rumah tangga. Pembahasan mengenai konsumen berarti
berbicara tentang pikiran dan emosi mereka. Dengan demikian image atau citra
perusahaan ritel yang ingin diciptakan dapat berwujud dalam bentuk; image secara
umum, atribut merchandise (..menyajikan produk lengkap dan bermutu), atribut
harga(..dengan harga murah/wajar..), atribut fisik (…digerai yang ditata secara nyaman
di lokasi prima…), customer service (…pramuniaga-pramuniaga yang sopan dan
terlatih…), perhatian terhadap lingkungan (…akrab dengan lingkungan…). Jika
digabungkan image secara lengkap akan berbunyi” sebagai 3 besar peritel nasional
yang menyajikan produk lengkap dan bermutu dengan harga wajar di gerai yang ditata
secara nyaman di lokasi prima dengan pelayanan prauniaga yang sopan dan terlatih dan
akarb dengan lingkungan.
Image akan dibangun dengan program promosi. Program promosi yang lengkap
disebut sebagai bauran promosi (promotion mix) yang terdiri atas iklan, sales
promotion, public relation(& publisitas) dan personal selling.
Bauran ritel yang terdiri dari elemen Place, People, Product, Price, Promotion
merupakan hal yang sangat substantial dalam mengembangkan strategi dalam bisnis
ritel. Kesalahan dalam penetapan salah satu elemen tersebut akan berimplikasi terhadap
elemen yang lain, untuk itu menjadi tugas utama top level manajemen dalam bisnis ritel
utnuk selalau konsern pada semua elemen retail mix tersebut.

3. PERENCANAAN RETAIL
Perencanaan retail merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan retail untuk
mengatur strategi dan kegiatan bisnisnya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan ini meliputi berbagai aspek seperti pengembangan produk, penjualan,
pemasaran, dan pengelolaan stok.
Proses perencanaan retail dimulai dengan melakukan analisis pasar untuk memahami
kondisi pasar dan persaingan yang terjadi. Kemudian, perusahaan retail melakukan analisis
data penjualan untuk menganalisis kinerja bisnis pada periode sebelumnya dan
mengidentifikasi tren dan pola pembelian yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan
bisnis.
Selanjutnya, perusahaan retail melakukan perencanaan produksi dan pengadaan barang
untuk memastikan stok barang yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan pelanggan di masa
depan. Perusahaan juga melakukan pengaturan stok yang efisien untuk menghindari
kelebihan atau kekurangan stok.
Selain itu, perusahaan retail juga melakukan perencanaan pemasaran untuk
mempromosikan produknya kepada konsumen. Perencanaan pemasaran meliputi
pengembangan kampanye pemasaran, iklan, dan promosi.
Perusahaan retail juga melakukan analisis biaya untuk mengelola biaya produksi, biaya
distribusi, dan biaya pemasaran dengan efisien. Dengan menganalisis biaya secara teliti,
perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan.
Sumber untuk melakukan perencanaan retail dapat bervariasi tergantung pada
perusahaan dan industri yang bersangkutan. Beberapa sumber yang dapat digunakan antara
lain:
a. Data Penjualan: Data penjualan dapat digunakan untuk menganalisis kinerja bisnis pada
periode sebelumnya dan mengidentifikasi tren dan pola pembelian yang dapat
digunakan sebagai dasar perencanaan bisnis.
b. Analisis Pasar: Melakukan analisis pasar dapat membantu perusahaan retail dalam
memahami kondisi pasar dan persaingan yang terjadi. Analisis pasar dapat meliputi
survei, riset, dan analisis data untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
c. Analisis Persediaan: Perusahaan retail perlu melakukan analisis persediaan untuk
mengetahui stok yang tersedia dan mengantisipasi kebutuhan pelanggan di masa depan.
Analisis persediaan meliputi perencanaan produksi, pengadaan barang, dan pengaturan
stok.
d. Analisis Biaya: Analisis biaya meliputi perencanaan dan pengelolaan biaya produksi,
biaya distribusi, dan biaya pemasaran. Dengan menganalisis biaya secara teliti,
perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan.
e. Analisis Risiko: Perusahaan retail juga perlu melakukan analisis risiko untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bisnisnya, seperti risiko
persediaan, risiko pemasaran, dan risiko keuangan.
Sumber-sumber di atas dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti laporan keuangan,
data penjualan, survei pasar, dan analisis data industri. Selain itu, perusahaan dapat juga
menggunakan.
Terakhir, perusahaan retail juga melakukan analisis risiko untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bisnisnya, seperti risiko persediaan, risiko
pemasaran, dan risiko keuangan.
Secara keseluruhan, perencanaan retail menjadi sangat penting untuk membantu
perusahaan retail mencapai tujuan bisnisnya dengan efisien dan efektif.

4. PROSES PERENCANAAN RETAIL STRATEGI


Proses perencanaan retail strategi adalah suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan
retail untuk mengembangkan dan mengimplementasikan strategi bisnisnya secara efektif.
Proses ini meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Analisis Situasi: Tahap ini melibatkan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman (SWOT) perusahaan retail. Analisis ini membantu perusahaan retail dalam
memahami kondisi pasar, persaingan, dan konsumen.
b. Penetapan Tujuan: Tahap ini melibatkan penetapan tujuan jangka pendek dan jangka
panjang untuk perusahaan retail. Tujuan ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai,
relevan, dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
c. Pengembangan Strategi: Tahap ini melibatkan pengembangan strategi bisnis yang tepat
berdasarkan analisis situasi dan tujuan perusahaan retail. Strategi ini harus
mempertimbangkan kebutuhan konsumen, persaingan, dan kekuatan perusahaan.
d. Penentuan Taktik: Tahap ini melibatkan penentuan taktik untuk mengimplementasikan
strategi bisnis perusahaan retail. Taktik ini dapat berupa program pemasaran, promosi,
pengembangan produk, dan sebagainya.
e. Implementasi: Tahap ini melibatkan implementasi taktik dan strategi bisnis yang telah
dikembangkan. Implementasi harus dilakukan dengan hati-hati dan disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi pasar yang berubah-ubah.
f. Monitoring dan Evaluasi: Tahap ini melibatkan pemantauan dan evaluasi strategi bisnis
dan taktik yang telah diimplementasikan. Evaluasi harus dilakukan secara teratur dan
menghasilkan data yang akurat untuk memastikan bahwa strategi bisnis dan taktik yang
telah diimplementasikan memberikan hasil yang diinginkan.
Proses perencanaan retail strategi adalah suatu proses yang kompleks dan
membutuhkan kerjasama tim yang baik antara manajemen dan karyawan perusahaan retail.
Dalam proses ini, perusahaan harus mengikuti perkembangan pasar dan persaingan secara
terus-menerus untuk tetap relevan dan efektif di pasar.

5. STRATEGI PEMASARAN DALAM RITEL


Pengertian Pemasaran
• Menurut Kotler & Keller (2016), pemasaran adalah kegiatan mengatur lembaga, dan
proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan bertukar
penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada
umumnya.
• Menurut Melydrum (2016), pemasaran adalah proses bisnis yang berusaha
menyelaraskan antara sumber daya manusia, finansial dan fisik organisasi dengan
kebutuhan dan keinginan para pelanggan dalam konteks strategi kompetitif.
• Menurut Stanton (2013), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan produk yang dapat memuaskan keinginan dalam mencapai tujuan
perusahaan
Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran,
bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang
diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang
menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu:
a. Daur hidup produk
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan,
tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
b. Posisi persaingan perusahaan di pasar
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan,
apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari
pasar.
c. Situasi ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan,
apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.
Strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu: 1. Merangsang
kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai. 2. Merangsang kebutuhan
primer dengan memperbesar tingkat pembelian. 3. Merangsang kebutuhan selektif
dengan mempertahankan pelanggan yang ada. 4. Merangsang kebutuhgan selektif
dengan menjaring pelanggan baru.
Pengertian Ritel
Kotler (2002:274) yang dialih bahasakan oleh AB.Susanto mendefinisikan “penjualan
eceran adalah meliputi semua kegiatan yang melibatkan dalam semua penjualan barang dan
jasa secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi bukan bisnis.”Ritel
merupakan rantai yang penting dari saluran distribusi yang menghubungkan keseluruhan
dari bisnis dan orang-orang yang mrncakup perpindahan secara fisik dan transfer
kepemilikan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen.
Sedangkan menurut Djasmin Saladin (2006:163) “penjualan eceran adalah meliputi
semua aktifitas yang melibatkan penjualan barang dan jasa pada konsumen akhir untuk
dipergunakan yang sifatnya pribadi, dan bukan bisnis.” Menurut Hendri Ma’ruf (2005)
“Bauran Eceran adalah kombinasi dari faktor-faktor ritel yang dipergunakan untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli.”
Faktor-fakror tesebut adalah lokasi (location), barang dagangan (merchendise), harga
(price), promosi (promotion), pelayanan (service), suasana toko (atmosfer). Dari beberapa
definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa usaha eceran (ritel) merupakan aktifitas penjualan
barang atas jasa yang langsung kepada konsumen akhir dan bukan untuk dijual Kembali
a. Jenis-Jenis Ritel
Menurut Hendri Ma’ruf (2005:74) menyatakan jenis- jenis gerai modern adalah sebagai
berikut :
1. Minimarket yaitu toko yang relatif kecil yang menjual barang kebutuhan sehari-
hari, biasanya berukuran antara 50m sampai 200m.
2. Convenience Store yaitu toko yang mirip mini market dalam hal produk yang dijual,
tetapi berbeda dalam harga, jambuka dan luas ruang dan lokasi.
3. Specialty Srore yaitu toko yang menyediakan pilihan produk yang lengkap hingga
konsumen tidak harus mencari lagi d toko lain, keragaman produk disertai harga
yang bervariasi dari yang terjangkau hingga yang premium membuat specialty store
unggul.
4. Fectory Outlet yaitu toko yang menjual produk- produk okspor yang masih layak
untuk dijual.
5. Disto Atau Distribution Outlet yaitu toko yang menjual produk-produk yang
memiliki merk sendiri.
6. Supermarket yaitu toko yang menjual produk – produk kebutuhan seharihari dengan
ukuran lebih besar dari minimarket.
7. Departemen Store yaitu toko yang berukuran sangat besar dan menjual produk-
produk kebutuhan sehari- hari, rumah tangga bahkan non pangan.

6. JENIS JENIS PEMASARAN


Konsep pemasaran merupakan suatu tindakan yang dilakukan perusahaan untuk
memperkenalkan produknya. Perusahaan harus menyesuaikan produknya dengan
kebutuhan atau keinginan konsumen. Secara umum, ada beberapa jenis pemasaran yang
biasa dipraktikkan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya sehingga lebih efisien
dan efektif. Sebelum membahas mengenai jenis-jenis pemasaran terlebih dahulu perlu
dipahami mengenai kebutuhan, keinginan, dan permintaan dalam pemasaran. Untuk lebih
jelasnya diuraikan berikut ini :
1. Needs (kebutuhan).
Kebutuhan merupakan hal sangat penting bagi semua orang dalam kehidupannya.
Bilamana kebutuhan seseorang tidak terpenuhi maka akan berdampak buruk bagi
dirinya seperti disfungsi atau kematian. Ketidakterpenuhan kebutuhan dapat
menimbulkan kondisi yang tidak seimbang. Kebutuhan dapat dibagi menjadi kebutuhan
obyektif seperti sandang dan pangan dan kebutuhan subjektif dan psikologis, seperti
kebutuhan menjadi anggota bagi suatu kelompok seperti keluarga, kelompok sosial,
dan harga diri.
2. Wants (keinginan).
Hal ini merupakan sesuatu yang diharapkan atau dicita-citakan. Keinginan dibentuk
oleh budaya atau lingkungannya sehingga keinginan ini, jika tidak tercapai tidak akan
mempengaruhi kebutuhan yang mendasar.
3. Demands (permintaan).
Permintaan ini dilakukan bilamana konsumen membutuhkan atau menginginkannya
didukung dengan kemampuan untuk memperolehnya atau membayarnya.

7. MANAJEMEN STRATEGI UNTUK PEMASARAN RITEL


Pemahaman terhadap pelaku ritel terhadap karakteristik target pasar atau konsumen
yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Dalam operasionalnya pelaku ritel
menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu konsumen dalam menyediakan
berbagai produk & jasa. Menjalankan fungsi memecah maupun menambah nilai produk,
secara keseluruhan pengelola bisnis ritel membutuhkan implementasi fungsi – fungsi
manajemen secara terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia,
maupun operasional.
Konsep Ritel adalah orientasi manajemen yang memfokuskan ritel dalam menentukan
kebutuhan target pasar serta memenuhi kebutuhannya dengan lebih efektif & efisien. Ritel
yang berhasil harus memenuhi kebutuhan pelanggan pada segmen pasar yang dilayani
secara lebih baik daripada yang dilakukan oleh pesaing.
Tugas Utama dalam mengembangkan Bisnis Ritel adalah menetapkan sasaran pasar,
proses ini diawali dengan menetapkan segmentasi pasar. Hal – hal penting yang harus
diperhatikan dalam bisnis ritel untuk mengembangkan keunggulan bersaing:
1. Loyalitas Konsumen
Loyalitas konsumen berarti kesetiaan konsumen untuk berbelanja di lokasi ritel
tertentu. Mempunyai konsumen yang loyal adalah metode yang penting dalam
mempertahankan keuntungan dari para pesaing, jika mmeiliki konsumen yang loyal
brarti konsumen memiliki keengganan untuk menjadi pelanggan pada ritel – ritel
pesaing 2. Program Loyalitas
2. Program loyalitas
Adalah bagian dari keseluruhan manajemen hubungan antar konsumen,
Program ini sudah umum dijalankan dalam bisnis ritel, program loyalitas bekerja sama
dengan manajemen hubungan pelanggan / Customer Relationship Marketing ( CRM )
. Anggota – anggota program loyalitas diketahui saat mereka membeli, karena mereka
menggunakan beberapa tipe kartu loyalitas, informasi pembelian disimpan dalam
database yang besar, dari dari database dapat diketahui jenis – jenis barang apa yang
dibelioleh konsumen, dengan mengunakan cara ini pelaku ritel dapat menyesuaikan
berbagai penawaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang loyal dengan baik.
Beberapa pelaku ritel yang telah mengunakan program ini seperti : Alfa dengan AFC (
Alfa Family Club ), Carrefour dengan Kartu Belanja ( KB ) Carrefour, Maatahari
dengan MMC (Matahari Club Card ), dan masih banyak contoh lainnya.
3. Lokasi
Lokasi adalah faktor utama dalam pemilihan took Konsumen, Ini juga
keunggunlan bersaing yang tidak mudah ditiru. Contohnya Starbucks, mereka
menciptakan keberadaan pasar yang sulit untuk disaingi, Carrefour, mereka selalu
menentukan lokasi yang selalu strategis. Penentuan lokasi dapat dimulai dengan
memilih komunitas, keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan
ekonomi dan stablitas maupun persaingan serta iklim politik . selain itu juga geografis
sangat menentukan.
4. Manajemen Sumber Daya Manusia
Ritel adalah bisnis tenaga kerja intensif, para pegawai memiliki peranan penting
dalam memberikan layanan pada konsumen dan membangun loyalitas konsumen.
5. Sistem Distribusi & Informasi
Semua Ritel berusaha untuk mengelola usaha secara efisien, mereka terus
memenuhi kebutuhan konsumen, dan pada saat yang sama member konsumen barang-
barang dengan harga lebih baik dari pada pesaingnya atau memutuskan utnuk
mengunakan kesempatan guna menarik perhatian konsumen dari para pesaing
denganmenawarkan jasa, barang, dan penyajian visual yang lebih baik.
6. Barang-barang yang Unik
Mengembangkan merek-merek berlabel ( juga disebut merek-merek toko ) yang
merupakan produk – produk yang dikembangkan dan dipasarkan oleh ritel dan hanya
tersedia dari ritel tersebut.
7. Layanan Konsumen
Dibutuhkan waktu dan usaha untuk membangun sebuah tradisi dan reputasi untuk
layanan konsumen, karena layanan konsumen yang bagus merupakan asset strategis
yang sangat berharga. Ritel yang berhasil harus memenuhi kebutuhan pelanggan pada
segmen pasar yang dilayani secara lebih baik daripada yang dilakukan pesaing.
Pasar ritel bukan merupakan tempat khusus dimana para pembeli dan penjual
bertemu, tetapi sebagai kelompok konsumen dengan kebutuhan-kebutuhan yang sama
(segmen pasar) dan sekelompok ritel yang menggunakan format ritel yang sama untuk
memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.
Menetapkan pasar sasaran merupakan syarat untuk menetapkan strategi bauran
ritel. Bauran ritel atau disebut dengan retail mix adalah kombinasi elemen-elemen
produk, harga, lokasi, personalia, promosi dan presentasi atau tampilan-untuk menjual
barang dan jasa pada konsumen akhir yang menjadi target pasar.
Maka dapat ditarik kesimpulan strategi pemasaran ritel adalah pemasaran yang
mengacu kepada variabel, dimana pedagang eceran dapat mengkombinasikan menjadi
jalan alternatif sebagai suatu strategi pemasaran untuk dapat menarik konsumen.
Variabel tersebut umumnya meliputi faktor seperti : variasi barang dagangan dan jasa
yang ditawarkan, harga, iklan, promosi, dan tata ruang, desain toko, lokasi toko dan
merchanding.
Untuk menjaga kelangsungan hidup serta kemajuan dan keunggulan dalam bisnis
eceran yang semakin kompetitif, maka pengelola bisnis tersebut harus berupaya
menerapkan strategi berupa program bauran penjualan eceran yang diharapkan
memunculkan minat konsumen.
Komponen produk, harga, tempat, dan promosi atau lebih dikenal dengan 4P
(product, price, place, and promotion) dengan menitikberatkan perhatian yang berbeda-
beda pada keempat variabel tersebut karena tergantung kepada sipembuat keputusan
pemasarannya untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang cenderung berubah-ubah
yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mencapai tujuan perusahaan,
dimana konsep tersebut berlaku bagi bisnis eceran dengan penekanan pda faktor yang
berlainan.

8. STRATEGI BAURAN PEMASARAN RITEL


a. Produk
Produk adalah keseluruhan dari penawaran yang dilakukan secara normal oleh
perusahaan kepada konsumen dalam memberikan pelayanan. Konsumen akan
memberikan kesan yang baik terhadap toko apabila toko tersebut dapat menyediakan
barang yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Faktor-faktor yang
dipertimbangkan oleh suatu toko atau department store dalam memilih produk yang
dijualnya yaitu variety, width or breath, depth, consistency, dan balance.
1. Variety
Kelengkapan produk yang dijual dapat memengaruhi pertimbangan konsumen
dalam memilih suatu toko atau department store.
2. Width or Breath
Tersedianya produk-produk pelengkap dari produk utama yang ditawarkan.
Contohnya pada toko roti, selain menyediakan roti juga menyediakan berbagai
macam minuman.
3. Depth
Merupakan macam dan jenis karakteristik dari suatu produk, misalnya baju yang
dijual di department store tidak hanya dari satu merek saja tetapi juga tersedia
merek- merek lainnya.
4. Consistency
Produk yang sudah sesuai dengan keinginan konsumen harus tetap dijaga
keberadaannya dengan cara menjaga kelengkapan, kualitas, dan harga dari produk
yang dijual.
5. Balance
Berkaitan erat dengan usaha untuk menyesuaikan jenis dan macam-macam produk
yang dijual dengan pasar sasarannya.
b. Harga
Harga terkait dengan nilai dasar dari persepsi konsumen berdasarkan dari
keseluruhan unsur bauran ritel dalam menciptakan suatu gambaran dan pengalaman
bertransaksi. Tingkat harga pada suatu toko dapat memengaruhi cara berpikir
konsumen terhadap unsur-unsur lain dari bauran ritel. Contohnya tingkat harga sering
kali dianggap dapat mencerminkan kualitas dari barang akan memengaruhi konsumen
dalam menentukan pilihannya untuk berbelanja di sebuah department store. Faktor-
faktor yang perlu diperhatikan dalam menetapkan harga adalah pasar sasaran,
persaingan, biaya produk yang akan dijual, karakteristik barang dagangan, dan
pertimbanganpertimbangan hukum. Dalam menetapkan harga, terdapat tiga macam
strategi harga yang pada umumnya digunakan sebagai dasar oleh para peritel yaitu:
2. Penetapan harga di bawah harga pasar
Penetapan harga di bawah harga pasar (pricing below the market) umumnya
dilakukan
oleh peritel yang mempunyai biaya operasional yang lebih rendah dan volume yang
lebih tinggi.
3. Penetapan harga sesuai dengan harga pasar
Penetapan harga sesuai dengan harga pasar (pricing at the market) umumnya
dilakukan
oleh peritel untuk memperlebar pasarnya dengan menawarkan kepada konsumen
mengenai kualitas produk yang baik, harga yang cukup, dan pelayanan yang baik.
4. Penetapan harga di atas harga pasar
Penetapan harga di atas harga pasar (pricing above the market) biasanya dijalankan
oleh toko yang sudah mempunyai reputasi yang baik atau sudah terkenal.
Konsumen akan tetap membeli meskipun harganya di atas harga pasar dan ini
merupakan keuntungan bagi penjual.
c. Promosi
Promosi merupakan alat komunikasi untuk menghubungkan keinginan pihak peritel
dengan konsumen untuk memberitahu, membujuk, dan mengingatkan konsumen agar
mau membeli produk yang dijual dari keuntungan dan manfaat yang diperolehnya. Para
peritel harus dapat mendukung dan memperkuat posisi badan usahanya di pasar. Ada
tiga macam alat promosi yang sering digunakan oleh peritel, yaitu:
1. Iklan
Segala bentuk presentasi nonpersonal dan promosi dari barang-barang serta
pelayanan
oleh sebuah sponsor tertentu yang dapat dilakukan melalui berbagai media seperti
televisi, radio, majalah, surat kabar, katalog, dan media lainnya.
2. Penjulan langsung
Merupakan bentuk presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau
beberapa orang calon pembeli dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan
pembelian.
3. Promosi penjualan
Merupakan aktivitas yang dapat merangsang konsumen untuk membeli yang
meliputi pemajangan, pameran, pertunjukan, dan demonstrasi. Bentuk promosi
penjualan, antara lain dengan pemberian sampel dan kupon hadiah.
d. Pelayanan
Pelayanan merupakan suatu keinginan konsumen untuk dilayani, dan pelayanan
tersebut tentunya berhubungan dengan penjualan produk yang akan dibeli konsumen,
misalnya pemberian fasilitas alternatif pembayaran, pemasangan perlengkapan,
merubah model untuk pakaian dan sebagainya. Pelayanan didefinisikan sebagai
aktivitas, manfaat, kepuasan dari sesuatu yang ditawarkan dalam penjualan. Para
pengusaha harus dapat menyesuaikan jenis layanan yang ditawarkan dengan unsur-
unsur lainnya dalam bauran ritel. Contohnya, toko yang menetapkan harga jual di atas
harga pasar harus memberikan pelayanan yang benar-benar sesuai dengan harga yang
dibayar oleh konsumen. Adapun jenis-jenis pelayanan dalam bauran ritel antara lain:
1. Waktu pelayanan took
2. Pengiriman barang,
3. Penanganan terhadap keluhan dari konsumen,
4. Penerimaan pesanan melalui telepon dan pos,
5. Penyediaan fasilitas parkir.
Berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan di atas dapat membedakan pelayanan
antara toko yang satu dengan yang lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
lengkap dan memuaskan pelayanan yang diberikan oleh department store, maka
semakin besar kemungkinan konsumen akan tertarik untuk memilih berbelanja di
department store yang bersangkutan.
e. Fasilitas Fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor penentu dalam mendominasi pangsa pasar yang
diinginkan oleh perusahaan, karena penguasaan pasar dapat dicapai apabila perusahaan
mendapat kedudukan yang baik sehingga dapat menciptakan citra perusahaan bagi para
konsumennya. Secara spesifik, beberapa elemen penting yang dapat lebih menonjolkan
citra dari suatu toko yaitu berupa arsitektur yang baik, desain eksterior dan interior yang
menarik, sumber daya manusia yang memadai, penyediaan barang yang baik, lambang
dan logo, penempatan lokasi toko dan nama toko yang dapat menarik perhatian. Nama
toko berperan penting karena sebagian besar dari elemen tersebut berkaitan dengan
peritel (pengelolanya) yang ditampilkan secara fisik. Adapun faktor-faktor lain yang
harus dipertimbangkan, yaitu kestrategisan, apakah daerah tersebut dapat dijadikan
pusat bisnis atau bukan dan bagaimana arus lalu lintasnya. Arus lalu lintas
memengaruhi penempatan lokasi toko ritel karena dapat menarik konsumen untuk
mengunjungi toko tersebut, bahkan berbelanja.
Lokasi merupakan struktur fisik dari sebuah toko yang merupakan komponen
utama yang terlihat dalam membentuk kesan sebuah toko yang dilakukan peritel dalam
melakukan penempatan tokonya dan kegiatan dalam menyediakan saluran pelayanan
yang dibutuhkan oleh konsumen. Fasilitas fisik mempunyai peran penting untuk
memposisikan toko ritel dalam benak konsumen. Sebagai contoh, sebuah peritel yang
ingin memposisikan dirinya sebagai toko berskala atas akan menggunakan penampilan
yang mewah atau canggih untuk menarik minat konsumen agar datang ke toko dan
melakukan pembelian. Fasilitas fisik dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Lokasi took
Mencari dan menentukan lokasi merupakan tugas paling penting, karena penentuan
lokasi yang tepat merupakan kunci kesuksesan suatu bisnis.
b. Tata letak toko
Penataan toko yang dirancang dan dibuat setelah lokasi toko dipilih. Semuanya ini
bertujuan untuk memudahkan dan memberikan kenyamanan bagi konsumen dalam
berbelanja.
c. Desain took
Desain dari sebuah toko dibagi ke dalam dua bagian:
1. Desain eksterior
Merupakan penampilan luar dari sebuah toko yang harus dapat menarik
konsumen untuk melakukan pembelian, meliputi: penempatan pintu masuk,
penerangan pada bagian luar toko, penempatan papan reklame serta pengaturan
jendela dan dinding.
2. Desain interior
Merupakan penampilan bagian di dalam suatu toko yang tidak kalah pentingnya
untuk menarik konsumen. Faktor-faktor desain interior ini meliputi ketinggian
langit-langit, penerangan dalam toko, warna, dan temperatur dalam ruangan.

9. STRATEGI-STRATEGI PERTUMBUHAN
Empat tipe kesempatan-kesempatan pertumbuhan yang diusahakan oleh ritel yaitu:
1. Penembusan Pasar
Pendekatan untuk meningkatkan penembusan pasar meliputi menarik konsumen-
konsumen baru dengan membuka lebih banyak toko di target pasar dan berusaha
membukanya dalam beberapa jam lebih lama bahkan terdapat beberapa ritel seperti
Sinar Supermarket yang menawarkan layanan dengan buka 24 jam nonstop.
2. Perluasan pasar
Perluasan pasar dilakukan melalui menambah varian produk yang berbeda dalam satu
toko. Misalnya toko perlengkapan bayi yang semula hanya menjual perlengkapan
balita, kemudian menambah variasi produk perlengkapan wanita dewasa.
3. Pengembangan Format Ritel
Kesempatan pengembangan format ritel meliputi penawaran format ritel baru, format
dengan gabungan ritel yang berbeda pada target pasar yang sama, contohnya Gramedia.
Ritel yang berdasar pada toko buku khusus, menggunakan kesempatan pengembangan
format saat toko mulai menjual buku-buku pada target pasarnya sekarang melalui
Internet.
4. Diversifikasi entang edisi ini
Diversifikasi mengembangkan penjualan produk yang tidak terkait dengan produk saat
ini, misalnya ketika perusahaan ketika perusahaan toko mainan anak, dalam rangka
diversifikasi membuat toko perlengkapan outdoor.
5. Penyatuan Vertikal
Penyatuan vertikal adalah diversifikasi yang dilakukan ritel dalam penjualan atau
produksi. Salah satu contoh penyatuan vertikal adalah ketika perusahaan distributor
membeli pabrik/perusahaan yang berproduksi.

10. STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN BISNIS RITEL YANG


LEBIH BAIK
Berikut adalah tujuh strategi pemasaran untuk bisnis ritel terbaik yang kami rangkum untuk
meningkatkan penjualan pasar B2C atau B2B Anda sepanjang tahun.
1. Buat iklan di google ads
2. Bangun brand awareness melalui media sosial
3. Gunakan guerilla marketing
4. Membuat video marketing
5. Memasarkan produk pada e-commerce mendunia besar dan
6. Gunakan promo pada hari besar dan liburan
7. Ketahui musim ramai penjualan dan buat rencana sesuai dengan hal itu
8. Adaptasi teknologi terbaru untuk pengembangan bisnis ritel lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

• Istiatin. “Analisis Strategi Pemasaran Bisnis Retail Di Lottemart Surakarta”. Jurnal


Paradigma, Vol 12. Edisi 02, 2015. Diakses Pada 05 April 2023.
• Heriawan, Teguh. “Analisa Kreatifitas Pelaksanaan Strategi Pemasaran Pada Usaha
Retail Business (Bisnis Eceran) Untuk Usaha Mini Market Konvensional Di
Indonesia”. Jurnal Ekonomi, Vol 9. 2018. Diakses Pada 05 April 2023.
• Nurhidatullah. “Marketing Strategy In Modern Retail Business In The Sharia
Economic Perspective”. 2010, Hal 4. Diakses Pada 05 April 2023.
• Maheza, Vincentius Gentha. “Pengaruh Retail Mix Terhadap Kepuasan Pelanggan
Pada Unagi Bali Handycraft And Souvenir Gallery Di Kota Denpasar”. Jurnal
Manajemen Unud, Vol 4. 2015, Hal 1881-1901. Diakses Pada 05 April 2023.
• Basu Swasta & T Hani Handoko, 2000, Manajemen Pemasaran ; Analisa Perilaku
Konsumen. Yogyakarta, BPFE.
• Cannon, Perreault Mc. Carthy, 2009, Pemasaran Dasar, Jakarta, Salemba

Anda mungkin juga menyukai