Anda di halaman 1dari 18

ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DALAM BISNIS RITEL (INDOGROSIR)

Guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Ritel


Dosen pengampu: Hapsari Dyah Herdiany, SE., M.M.

JUDUL

Disusun oleh :
Setiyo 17133200115 Manajemen B2
Rudhi Tristanto 17133200143 Manajemen B2
Soraya Kharisma Putri 17133200149 Manajemen B2

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
TAHUN 2019/2020
JL. PGRI I SONOSEWU NO. 117 PO BOX 1123 YOGYAKARTA 55182
Meraih Keunggulan Kompetitif dari Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia dapat menjadi dasar untuk mendapatkan keuntungan yang
kompetitf, dengan tiga alasan sebagai berikut:

1. Perhitungan biaya tenaga kerja termasuk sebagai salah satu komponen dalam biaya
total ritel.
2. Pengalaman yang dimiliki kebanyakan pelanggan terhadap ritel bisa ditentukan dari
aktivitas karyawan yang menyeleksi barang dagangan, menyedeiakan informasi dan
bantuan, dan keterampilan dalam stok barang dagangan di rak panjang.
3. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan mewujudkan kinerja operasional
karyawan ritel yang baik pula dan dapat mewujudkan keuntungan potensial bagi ritel.

Hasil dari sasaran strategis pengelolaan sumber daya manusia adalah untuk menyamakan
antara perilaku dan kemampuan karyawan, dengan tujuan jangka panjang dan jangka pendek
ritel.

Pengelola SDM nertanggung jawab menjalankan kelangsungan kantor, mempunyai


pengetahuan khusus tentang praktik SDM sekaligus kebijakan-kebijakannya. Pengelola ini
bertanggung jawab menetapkan SDM yang bisa memperkuat strategi ritel dan menyediakan
pelatihan kerja yang digunakan manajer lini dan karyawan, untuk menerapkan kebijakan-
kebijakan.

Mengatur sumber daya manusia dalam penjualan ritel sangat menantang menginat beberapa
hal berikut ini:

1. Adanya kebutuhan tenaga kerja paruh waktu


Hal ini disebabkan terdapat banyak ritel yang membuka gerai selama 24 jam sehari
yang biasanya dilakukan pada akhir pekan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Maka dari itu, ritel harus melengkapinya dengan menambah shift kerja pada saat
harus beroperasi selama 24 jam dalam sehari.
2. Penekanan terhadap kontrol biaya
Ritel harus beroperasi dengan batas biaya yang terkontrol. Maka dari itu pengelola
sangat berhati-hati merinci pembayaran gaji untuk tiap jam kerja karyawan dan begitu
juga siapa yang skill pekerjaannya rendah.
3. Perubahan demografis pekerja
Ritel yang beroperasi dalam pasar internasional akan menghadapi tantangan yang
lebih berat.

Persoalan Sumber Daya Manusia Internasional

Dalam manajemen karyawan di ritel internasional terdapat perbedaan tantangan karena


berbeda dalam nilai-nilai kerja, sistem ekonomi, dan hukum tenaga kerja yang berarti bila
praktik SDM yang efektif pada satu negara belum tentu efektif untuk negara lain. Terdapat
tiga persoalan strategis penting yang dihadapi pengelola SDM ritel, yaitu:

1. Bentuk struktur organisasi yang membagi tanggung jawab dan otoritas dalam
melaksanakan tugas pda unit-unit bisnis beserta orang-orangnya.
2. Pendekatan yang digunakan untuk mengoordinasi aktivitas departemen perusahaan
dan karyawan dalam memotivasi karyawan bekerja ke arah tujuan keberhasilan
perusahaan.
3. Program yang digunakan untuk membangun komitmen karyaan dan mempertahankan
nilai-nilai bagi SDM.

Struktur Organisasi yang Sesuai untuk Ritel

Struktur organisasi mengindentifikasi aktivitas yang spesifik dilakukan karyaawan dan


menentukan garis otoritas dan tanggung jaabnya diperushaan. Langkah pertama dalam
mengembangkan suatu struktur organisasi yaitu menentukan dahulu tugasnya apa. Tugas
tersebut bisa dibagi dalam empat kategori utama yaitu: manajemen strategis, manajemen
administratif, manajemen produk, dan manajemen ritel.

Dalam suatu ritel, manajer lini sebagai pengoperasional terlibat juga dalam tugas manajemen
produk atau barang dagangan dan manajemen ritel. Manajemen operasional ini menerapkan
perencanaan strategis dengan bantuan personel administratif. Merekalah yang membuat
keputusan sehari-hari yang secara langsung memengaruhi tujuan atau apa yang akan dicapai
oleh ritel.
Terdapat berbagai pilihan struktur organisasi dalam ritel yang ditunjukkan dalam bagan
organisasi:

1. Bagan organisasi fungsional


Disusun struktur organisasi berdasarkan fungsi yang dijanalankan oleh masing-
masing departmen, misalnya bagian promosi penjualan, bagian barang dagangan,
bagian sumber daya manusia, bagian operasional dan bagian pegawasan.
2. Bagan organisasi berdasarkan produk
Disusun struktur organisasi berdasarkan barang dangan yang dijual dalam ritel.
3. Bagan organisasi berdasarkan geografis
Struktur organisasi disusun berdasarkan wilayah geografis yang dilayani oleh ritel.
4. Bagan organisasi kombinasi
Disusun struktur organisasi dalam bentuk kombinasi antara fungsional dan geografis
maupun barang dagangan yang dijual.

Pertimbangan Bentuk Organisasi

Ketika tugas telah diindenfikasi, kelompok ritel dispesifikasikan dalam bentuk bidang kerja
untuk ditugaskan ke karyawan dan ditentukan pula hubungan timbal baliknya. Kemudian ritel
mengelompokkan pekerja untuk ditugaskan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:

1. Spesialisasi, memfokuskan karyawan pada suatu satuan aktivitas yang terbatas


sehingga memungkinkan karyawan untuk mengembangkan keahlian dan meingkatkan
produktivitas.
2. Menyelaraskan struktur organisasi dengan strategi ritel, rancangan struktur
organisasi perlu disesuaikan dengan format usaha ritel yang dipilih karena
setiapformat usah ritel memiliki keunikan dan karakteristik struktur organisasi yang
berbeda.
3. Modal dan Skala Usaha, aspek permodalan dan skala usaha juga turut menentukan
bentuk struktur organisasi.
Struktur organisasi ritel berbeda menurut tipe dari ritel dan ukuran perusahaan. Struktur
organisasi ritel dibedakan menurut jenis ritel dan ukuran perusahaan antara lain:

1. Organisasi ritel tunggal (organisasi ritel dengan single store)


Pemilik merupakan manajer organisasi secara keseluruhan. Ketika penjualan tumbuh,
pemilik mempekerjakan karyawan dengan spesialisasi yang terbatas.
2. Organisasi regional departement store
Berbeda dengan manajemen ritel tunggal, manajemen rantai ritel adalah kompleks.
Para manajer harus mengawasi unit secara geografis saling berjauhan. Dalam
sebagian besar perusahaan ritel, dua eksekutif senior yang biasa disebut CEO dan
COO, bekerja bersama-sama untuk mengatur perusahaan. Sebagian besar manajer dan
para karyawan ditempatkan di lokasi ritel melalui daerah geografis. Manajer barang
dagangan, pemasaran, keuangan, dan manajer sumber daya manusia dan para pekerja
bekerja pada kantor pusat.
a. Divisi barang dagangan bertanggung jawab atas perolehan barang dagangan yang
dijual di ritel dan memastikan mutu, tren, jenis, dan penentapan harga barang
dagangan sesuai dengan strategi perusahaan.
b. Divisi pembelian, bertanggung jawab atas pengadaan barang dagangan,
menentukan harga dan mengatur persediaan untuk kategori barang dagangan
khusus.
c. Manajer kelompok, bertanggung jawab untuk menyiapkan produk yang dipandang
sebagai produk pengganti bagi konsumen.
d. Divisi ritel, bertanggung jawab atas aktivitas kelompok yang dikerjakan di ritel.
3. Organisasi perusahaan dari rantai regional departement store
Keputusan yang dibuat pada kantor pusat meliputi aktivitas yang mengarah pada

strategi dan peningkatan produktivitas dengan mengoodinasikan aktivitas rantai-rantai

regional.
Organisasi Regional Department Store

Berbeda dengan manajemen dari ritel tunggal, rantai manajemen ritel ini adalah lebih
kompleks, karena ada divisi-divisi seperti:

1. Divisi barang dagangan


Divisi ini bertanggung jawab atas penyediaan atau perolehan barang dagangan untuk
dijual di ritel dan memastikan kualitas, gaya, pilihan, dan penentapan harga barang
dagangan sesuai dengan strategi perusahaan.
2. Divisi pembelian atau buyers
Divisi ini bertanggung jawab atas perolehan barang dagangan (kebutuhan
departement store), ketentuan harga dan pelabelan, dan membuat data inventasris
yang spesifik untuk kategori-kategori barang dagangan.
3. Manajer kategori
Para manajer kategori bertanggung jawab atas rangkaian produk yang menurut
pelanggan dipandang sebagai barang pengganti.
4. Perencana barang dagangan
Bertanggung jawab untuk menjatah barang dagangan dan merinci penyortiran barang
dagangan tersebut dalam beberapa kategori untuk ritel tertentu (spesifik).
5. Divisi ritel
Bertanggung jawab terhadap pembagian pekerjaan yang dilakukan di ritel.

Kesatuan Organisasi dalam Sebuah Rantai Pemasaran regional Departement Store

Keputusan yang ditetapkan dalam sebuah kantor perusahaan, meliputi aktivitas ke arah
pembentukan strategi dan peningkatan produktivitas.

Fungsi-fungsi aktivitas kantor perusahaan, melibihi ranta perdagangan regional, meliputi

1. Perusahaan
Dukungan pelayanan meliputi pajak, audit, akuntansi, perincian manajemen, dan
keuangan, internal audit, perencanaan, asuransi, peramalan eknomi, peraturan
perundangan, komunikasi perusahaan, pembelian, desain ritel dan konstruksinya, dan
kepemilikan tetap.
2. Pembuatan barang dagangan dan pengembangan produk
Fungsi ini mengembangkan strategi perdagangan, mengoordinasi hubungan dengan
penjual, desain dan pelabelan barang dagangan, dan mengatur program
pemasarannya.
3. Keuangan, administratif, dan pelayanan kredit
Kelompok penyedia kepemilikan kartu kredit dan jasa untuk beberapa departement
store regional.
4. Sistem perusahaan
Ini adalah divisi desain, yaitu menginstalasi dan mengatur sistem informasi yang
digunakan semua divisi.
5. Fungsi logistik (penyatu) dan pengoperasionalannya
Mengoordinasikan dan mengatur logistik serta menjalankan fungsi pemasaran yang
sesuai dengan utang dagang, pembelian, perencanaan penyimpanan, vendor teknologi,
dan kekuatan manajemen serta pengontrol biaya.

Persoalan pada Organisasi Ritel

Terdapat dua persoalan penting dalam merancang suatu organisasi ritel adalah:

1. Desentralisasi versus sentralisasi


Sentralisasi merupakan kewenangan untuk keputusan ritel yang dilimpahkan ke
manajer perusahaan bukan ke manajer ritel, regional, atau distrik yang tersebar secara
geografis. Sementara itu, desentralisasi merupakan wewenang untuk keputusan ritel
yang dilimpahkan ke tingkat yang lebih rendah dalam organisasi.
Ritel melakukan pengurangan biaya ketika pengambilan keputusan tersentral pada
manajemen perusahaan, hal ini disebabkan karena:
a. Pada saat biaya overhead turun karena lebih sedikit manajer yang dibutuhkan
untuk membuat perencanaan barang dagangan, SDM, pemasaran, dan keputusan
finansial.
b. Mengoordinasi pembelian untuk tiap ritel yang berbeda, perusahaan mendapat
harga lebih murah dari pemasok.
c. Pemusatan memberi kesempatan untuk memutuskan orang-orang secara baik
memutuskan untuk masuk ke perusahaan.
d. Pemusatan meningkatkan efisiensi.
Meskipun pemusatan mempunyai keuntungan dalam mengurangi biaya, tapi
keinginannya itu membuat ritel makin sulit untuk menyesuaikan dengan kondisi
pasar lokal.
2. Kordinasi barang dagangan dengan manajemen ritel
Terdapat tiga pendekatan yang digunakan ritel besar untuk mengoordinasikan
pembelian dan penjualan antara lain:
a. Meningkatkan tingkat ketertarikan pelanggan di ritel
Ritel harus lebih meingkatkan kontak pembelian dengan pelanggan dan
komunikasi informal antar pelanggan dengan personel ritel yang melayani
pembeliannya saat itu.
b. Membuat ritel untuk supaya selalu dikunjungi
Untuk lebih meningkatkan kontak dengan pelanggan dan tetap dapat
berkomunikasi adalah dengan cara mempunyai pelanggan di ritel, maksudnya
adalah pelanggan yang bekerja misalnya di departmen yang sering mereka
kunjungi dan membeli.
c. Menunjuk salah satu karyawan untuk mengoordinasikan tugas
Ritel mempunyai divisi barang dagangan yang bertanggung jawab
mengoodinasikan aktivitas pembelian dan penjualan, yaitu dengan mempunyai
staf di daerah-daerah serta melibatkan manajer ritel dalam pengambilan keputusan
pembelian.

Untuk meningkatkan koordinasi antara aktivitas pembelian dan penjualan bisa juga dengan
cara meningkatkan keterlibatan karyawan ritel dalam proses pembelian.

Motivasi Karyawan Ritel

Ritel umumnya menggunakan empat metode untuk meotivasi aktivitas karyawannya, yaitu
dengan: 1) kebijaksanaan tertulis dan pengawasan karyawan, 2) insentif, 3) reward dan
punishment, 4) budaya organisasi.
Kebijakan Tertulis dan Pengawasan Karyawan

Kebijakan tertulis adalah metode koordinasi yang paling mendasar yaitu, karena:

1. Menyiapkan kebijakan-kebijakan tertulis yang menjadi indikasi atau petunjuk


karyawan mengenai apa yang harus dilakukannya
2. Mempunyai pengawasan kerja yangketat untuk memperkuat atau menyelanggarakan
kebijakan tersebut.
Setiap manajemen bisnis ritel tentunya memiliki sejumlah kebijakan yang berbeda
antara bisnis ritel yang satu dengan bisnis lainnya meskipun beroperasi pada bidang
bisnis ritel yang sama. Kebijakan bisnis ritel ini menjadi penentu arah operasional dan
perkembangan perusahaan. Untuk itu mengantisipasi hal tersebut maka pebisnis ritel
perlu memerhatikan hal-hal berikut pada saat menyusun kebijakan manajemen, yaitu:
a. Peraturan Pemerintah
Pemerintah melalui Kementrian tenaga Kerja telah memiliki sejumlah peraturan
dan kebijakan berkenaan dengan hak dan kewajiban dari tenaga kerja.
b. Norma dan Nilai Sosial
Pebisnis ritel dapat mempelajari norma dan nilai sosial masyarakat di dalam
penyususan kebijakan manajemen. Setiap daerah di Indonesia memiliki norma dan
nilai sosial tersendiri yang perlu untuk diakomodasi untuk dapat meningkatkan
motivasi kerja karyawan.
c. Karakteristik Format Usaha
Perbedaan format usaha ritel menentukan juga kebijakan manajemen terkait
dengan operasional usaha.

Insentif

Insentif sangat memotivasi karyawan untuk lebih giat melaksanakan aktivitas yang konsisten
dan sesuai dengan tujuan ritel. Terdapat dua jenis insetif, yaitu komisi dan bonus. Jenis-jenis
insentif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Insentif ganti rugi


Terdapat dua tipe insentif ganti rugi yaitu komisi dan bonus.
Komisi adlah suatu kompensasi yang didasarkan pada rumusan yang ditetapkan
perusahaan, seperti 2% dari penjualan.
Bonus adalah kompensasi tambahan yang diberikan secara periodik berdasarkan hasil
evaluasi cara kerja karyawan.
2. Insentif
Insentif yang sangat efektif dalam memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat, tapi
bisa juga menyebabkan karyawan mengabaikan tugas-tugas yang lain.
3. Rewards dan Punishment
Sistem penghargaan (Rewards) meliputi:
a. Gaji
Penghargaan yang diberikan dengan jumlah nominal yang tetap dan diberikan
secara teratur pada periode tertentu.
b. Tunjangan
Penghargaan tambahan yang melengkapi penghargaan gaji di mana karyawan bisa
mendapatkan penghargaan tunjangan seperti transportasi, kesehatan, dan
sebagainya.
c. Bonus
Penghargaan yang diberikan pada saat karyawan mampu melampaui target
pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
d. Insentif
Penghargaan yang diberikan kepada karyawan yang dinilai sudah bekerja dengan
baik oleh manajemen tersebut.
Sistem sanksi (punishment) meliputi:
a. Peringatan Verbal
Sanksi ini berupa peringatan secara verbal kepada karyawan yang bekerja tidak
sesuai dengan prosedur dan peraturan kerja.
b. Peringatan tertulis
Sanksi ini berupa peringatan secara tertulis ke kepada karyawan yang bekerja
tidak sesuai dengan prosedur dan peraturan kerja.
c. Sanksi Moral
Sanksi ini berupa hukuman moral kepada karyawan yang bekerja tidak sesuai
dengan prosedur dan peraturan kerja
d. Pemutusan Hubungan Kerja
Sanksi ini berupa hukuman pemutusan kerja yang pada umumnya telah didahului
dengan sanksi peringatan verbal, tertulis dan sanksi moral.
4. Budaya Organisasi

Setiap perusahaan pasti memiliki budaya perusahaan (corporate culture). Budaya


perusahaan adalah nilai-nilai yang diadopsi oleh manajemen perusahaan sebagai dasar
dan panduan di dalam penyusunan peraturan dan kebijakan kerja dalam upaya
pengelolaan usaha.

Membangun Komitmen Karyawan

Tantangan utama dalam penjualan ritel adalah mengurangi turnover (perputaran karyawan).
Turnover yang tinggi akan mengurangi penjualan dan meningkatkan biaya.

Biaya-biaya meningkat karena kebutuhan untuk merekrut dan melatih karyawan baru terus-
menerus dilakukan. Beberapa pendekatan yang digunakan ritel untuk membangun komitmen
timbal balik adalah:

1. Mengembangkan keterampilan karyawan melalui seleksi dan pelatihan


a. Selektif mendengar
Untuk emmbangun kekuatan kerja awalnya harus dilakukan perekrutan orang-
orang yang benar. Perekrutan karywan memegang peranan penting dalam
menentukan kualitas sumber daya manusia yang akan mengisi posisi-posisi
pekerjaan dalam struktur organisasi yang ada.
b. Pelatihan
Beberapa jenis pelatihan yang diperlukan oleh karywan ritel yaitu:
1. Product Knowledge Training
Pelatihan karyawan berkenaan denan profil perusahaan yang meliputi sejarah
perusahaan, visi dan misi perushaan, budaya perusahaan, serta pengenalan
produk-produk perusahaan.
2. Managerial Training
Pelatihan karyawan berkenan dengan posusu dab tanggung jawab kerja,
kebijakan dan peraturan organisasi, amanjemen administrasi, dan sebagainya.
3. Customer Service Training
Pelatihan karyawan berkenan dengan layanan konsumen seperti menyapa
konsumen, melayani proses belanja konsumen, dan menangani komplain.
4. Personality Training
Pelatihan kepribadian karyawan yang meliputi manajemen waktu, penampilan
diri, manajemen komunikasi, dan sebagainya.
2. Mengikutsertakan karyawan (enpowerment)
Enpowerment adalah proses di mana para manajer mempunyai wewenang atau
otoritas untuk pengambilan keputusan dengan karyawan. Pebisnis ritel perlu untuk
belajar memberikan sebagian delegasi kwewenangan kepada karyawan.
3. Menciptakan suatu Hubungan Kemitraan dalam Karyawan
Terdapat tiga aktivitas manajemen sumber daya manusia yang dapat membangun dan
mengembangkan komitmen karyawan melalui hubungan kemitraan, yaitu:
1. Mengurangi perbedaan status
Beberapa ritel mencoba untuk mengurangi perbedaan status antar karyawan.
Dengan membatasi perbedaan status. Karyawan akan dapat merasa betah
menjalankan tugasnya yang penting dalam perusahaan, dalam pencapaian
keberhasilan tujuan perusahaan dan kontribusinya yang oatut dihargai.
2. Promosi kerja
Promosi kerja adalah suatu kebijakan susunan kepegawaian yang merekrut
karyawan baru hanya unutuk mempromosikan tingkatan yang paling bawah,
sedangkan dalam hierarki pekerjaan yang lebih tinggi dipromosikan untuk
karyawan di dalamnya.
3. Kehadiran karyawan untuk menyeimbangkan karier dan keluarga
Jumlah pendapatan yang berbeda apalagi bagu yang sudah berkeluarga tentunya
membuat sulit karyawan untuk secara efektif melakukan bekerja bersama. Maka
dari itu perlu Flextime dan job sharing. Flextime adalah suatu sistem penjadwalan
pekerjaan karyawan yang memungkinkan karyawan memilih waktunya untuk
bekerja. Sedangkan pembagiankerja dalah dua karywan yang secara sukarela
bertanggungjawab atas suatu pekerjaan yang sebelumnya hanya dijalankan oleh
satu orang.
Kecenderungan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia ritel

Terdapat tiga kecenderungan dalam manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan ritel,
antara lain:

1. Mengatur perbedaan
Suatu aktivitas manajemen sumber daya manusia yang tersedia untuk mewujudkan
gugus kerja yang berbeda-beda. Pelatihan keanekaragaman secarakhas terdiri dari dua
komponen:
a. Mengembangkan komponen kesadaran budaya
Mengajarkan bagaimana kultur berbeda satu dengan yang lain antar karyawan dan
bagaimana karyawan untuk tetap bisa bekerja sama.
b. Membangun kemampuan, melalui dukungan terhadap kelompok dan mentor
Program mentoring seperti para manajer tingkat tinggi membantu manajer tingkat
rendah belajar mengenai nilai-nilai perusahaan dan yang lainnya
2. Masalah kebijakan dan hukum dalam manajemen sumber daya manusia
Masalah hukum dan undang0undang utama yang ada dalam manajemen karywan ritel
adalah:
a. Kesempatan yang sama di setiap karyawan
b. Gaji atau kompensasi
c. Hubungan ketenagakerjaan
d. Keselamatan dan kesehatan karyawan
e. Pelecehan seksual
f. Privasi karyawan
3. Penggunaan teknologi
Perusahaan ritel menggunakan intranet untuk mengoperasikan sumber daya manusia
secara otomatis, seperti membuat catatan personal karyawan, pembayaran gaji,
penyerahan aplikasi pekerjaan, dan lain sebagainya.
Mengembangkan Kebijakan Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia bertanggung jawab mengembangkan program dan


kebijakan untuk meyakinkan karyawan dan para manajer untuk menyadari pembatasan kerja
dan mencari tahu apa yang akan dihadapi karyawan dari pelanggaran potensial tersebut.
Persepsi yang wajar dari karyawan didasarkan pada dua faktor persepsi, yaitu:

1. Keadilan distributif
Keadilan yang bisa dilihat dari hasil yang diterima dan dipadng adil dengan hasil yang
diterima oleh yang lain.
2. Keadilan secara prosedural
Keadilan yang didasrkan pada proses yang fair untuk menentukan hasil.
PEMBAHASAN

Meraih Keunggulan Kompetitif dari Manajemen Sumber Daya Manusia

Perubahan lingkungan bisnis yang diindikasi oleh perkembangan teknologi yang semakin
canggih itu merupakan tantangan utama bagi SDM itu sendiri. Kemajuan yang pesat ini
dalam bidang teknologi sangat memudahkan dalam kegiatan operasional di perusahaan ritel,
dengan kata lain perusahaan akhirnya tidak membutuhkan tenaga kerja kasar lagi yang bisa
tergantikan oleh adanya perkembangan teknologi yang canggih.

Perusahaan akan lebih memerlukan SDM yang berkualitas, mempunyai kompetensi tinggi.
SDM yang dibutuhkan harus memiliki profil yang menunjang baik dalam hal kemampuan
berpikir, kemampuan untuk menganalisa masalah, memiliki inisiatif, kemampuan untuk
mengambil keputusan di setiap kendala/ masalah, mampu berkerja sama dan berkomunikasi
yang baik dengan orang lain dan timnya.

Persoalan Sumber Daya Manusia Internasional

Struktur organisasi dan tugas masing-masing dari Indogrosir sendiri:

1. Direktur Utama
Direktur Utama bertindak sebagai manajer wilayah, atau penanggung jawab urusa
Indogrosir Yogyakarta. Bertanggung jawab kepada perusahaan induk dan bertugas
mengatur urusan yang berkaitan dengan perusahaan induk.
2. General Manajer
General Manager bertugas membantu Direktur Utama dalam urusan intern Indogrosir,
serta mengatur hubungan Indogrosir dengan pelanggan dan supplier. General
Manager bertanggung jawab kepada Direktur Utama
3. Bagian Umum
Bagian ini dipimpin oleh seorang Kepala Bagian, bertugas membantu Manajer dalam
urusan umum Indogrosir untuk membantu kelancaran usaha, antara lain bertanggung
jawab mengenai transportasi, peralatan, sarana dan prasarana.
4. Bagian Keuangan
Bagian keuangan bertugas melakukan hitung keuangan di Indogrosir dan bekerja
sama dengan bagian retail utuk membuat pembukuan serta bertugas melakukan
inventarisasi kantor.
5. Bagian Retail
Bagian ini dipimpin oleh seorang Kepala Bagian. Bagian retail bertanggung jawab
kepada Manajer atas segala aktivitas retail da bertugas untuk melakukan pegawasan
terhadap karyawan retail. Bagian ini dibantu oleh Supervisor Retail dan Kepala Kasir
6. Supervisor Retail
Supervisor Retail membawahi beberapa pramuniaga dalam suatu kelompok tugas
yang sama. Bertugas mengawasi pramuniaga yang bekerja dan mengawasi kartu stok
inventarisasi barang dagangan.
7. Kepala Kasir
Kepala Kasir membawahi beberapa kasir dan bertugas mengawasi pekerjaan kasir
serta melakukan rekap atas struk tercetak dan mengecek keabsahannya.
8. Bagian Administrasi dan Personalia
Bagian administrasi dan personalia yaitu suatu bagian yang bertugas melakukan
kegiatan surat-menyurat baik ke dalam perusahaan serta mendokumentasikan kegiatan
perusahaan serta bertugas untuk mengatur urusan kepegawaian, penggajian dan
pengawasan terhadap absensi karyawan.
9. Bagian Supply dan Gudang
Bagian ini bertugas menangani urusan stok di gudang dan berhubungan dengan pihak
supplier. Dalam tugasnya dibantu oleh Bagian Purchasing dan Bagian Gudang.
10. Bagian Purchasing
Bagian ini bertugas untuk melakukan pemesanan kepada supplier dengan persetujuan
Kepala Bagian Gudang. Pemesanan dilakukan setelah menerima laporan dari Bagian
Gudang dan melakukan pengecekan.
11. Bagian Gudang
Bagian ini bertugas untuk menginventarisasi stok yang ada di gudang dan menjaga
agar suatu jenis barang tidak menghilang dari rak supermarket karena kekosongan
stok.
12. Manajer OMI (Outlet Mitra Indogrosir)
Manajer OMI bertugas untuk menjaga kelancaran hubungan dengan mitra Indogrosir
yang mengikuti program OMI, yaitu program kemitraan dimana Indogrosir
menyediakan barang dengan diskon khusus dan bimbingan.
Cara membuat karyawan bertahan di era sumber daya manusia internasional dengan cara
mempunyai skill dan kemampuan untuk mampu bersaing dengan karyawan-karyawan lain di
ranah internasional. Dari segi manajemen SDMnya harus merekrut calon-calon karyawan
sesuai klasifikasinya yang dibutuhkan.

Pertimbangan Bentuk Organisasi

Kecenderungan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia ritel

Mengembangkan Kebijakan Sumber Daya Manusia

Dibagi menjaadi 2 faktor presepsi:

1. Keadilan distributive, yaitu suatu perlakuan kepada seseorang sesuai


dengan jasa-jasa yang telah dilakukan.
Contoh; Seorang supervisor yang diberi gaji lebih tinggi dari karyawan
bagian kasir karena tanggung jawab yang lebih tinggi.
2. Keadilan procedural, merujuk pada prosedur kerja dan tata cara
organisasi yang adil dan obyektif yang diberlakukan untuk semua
karyawa.
Contoh; Seorang karyawan yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang
jelas akan dikenakan surat peringatan oleh perusahaan, dan karyawan
yang kinerja dan performanya bagus bias dipromosikan untuk menempati
posisi jabatan yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai