Anda di halaman 1dari 6

D.

PROSES APLIKASI SISTEM RETAIL


Sebagian modern retail (hypermaket, supermarket, mini market) telah menggunakan
teknologi sistem retail dalam mengoperasikan tokonya. Penerapan teknologi sistem retail
mempunyai peran yang cukup besar dalam pengembangan bisnis retail maupun sebagai
strategi untuk menghadapi persaingan. Misalnya untuk menghadapi persaingan, dengan
menggunakan teknologi sistem retail dapat untuk membuat database kosumen sehingga
dapat untuk me-maintenance atau mengelola konsumen yang dapat menciptakan loyalitas
konsumen.
Banyak pilihan teknologi sistem retail atau sistem program retail yang dapat
digunakan untuk mengoperasikan toko, salah satunya adalah sistem program Magic 7
Enterprise. Keunggulan dari sistem program ini adalah banyak pilihan menu program dan
kemudahan dalam mengoperasikan. Sedangkan manfaat dari sistem program ini adalah
membuat database, efisiensi, efektivitas, dan produktivitas, dan pengawasan. Adapun
menu program yang ada pada sistem program Magic 7 Enterprise adalah Setup, Master,
Transaksi, Laporan, Proses, dan Utility.
Pada materi modul pelatihan ini hanya mempelajari beberapa menu program dan sub
menu program saja. Menu program master berisi master barang dan tabel dan transaksi.
Pada menu master barang dan tabel terdapat submenu berupa master barang, master
supplier, dan menu master lainnya. Pada menu transaksi, berisi penerimaan barang, retur
barang, penyesuaian stock, dan pembuatan PO. Menu Program transaksi berisi kasir, return
penjualan, dan produk informasi. Menu program laporan berisi laopran tentang barang,
laporan penjualan, laporan pembelian, laporan return, laporan adjusmet dan laporan
inventory. Menu program proses, berisi end of day, hitung ulang stock, hitung maksimal &
minimal, dan end of month.

E. Komunikasi Visual
Komunikasi perusahaan ritel atau toko dengan konsumennya melalui wujud
fisik, seperti identitas toko, lay out dan display maupun in-store communication.
1. Unsur-Unsur Citra Toko

a. Merchandise/produk, seperti harga, kualitas, keragaman kategori, ketersediaan item


(warna, ukuran, jenis).
b. Lokasi yang mudah dijangkau, aman, dan berada dalam suatu pusat pembelanjaan atau
dekat dengan toko-toko ritel lainnya.
c. Mengutamakan pelayanan pada segmen tertentu yang sesuai dengan karakteristik
demografi calon pembeli.
d. Pelayanan, seperti pilihan cara bayar, delivery service.
e. Pramuniaga/staff/kasir, seperti perilaku dalam melayani (ramah, sopan, sigap),
pengetahuan produk, dan jumlah tenaga yang memadai
f. Citra kepribadian perusahaan atau toko, seperti lengkap/serba ada dan canggih
g. Fasilitas, seperti food court, parkir, toilet
h. Store ambience / atmosfer, seperti dekorasi eksterior yang modern dan anggun,
dekorasi interior yang menarik, situasi yang membuat betah (tata warna, musik,
pencahayaan), sirkulasi dalam toko yang memudahkan bergerak, lay out atau penataan
produk, display yang menarik
i. Promosi, seperti secara teratur melakukan promosi hadiah, memberikan diskon, event
khusus, program kupon, program undian berhadiah

2. Lay Out Toko

Lay out atau tata letak berkaitan erat dengan alokasi ruang guna penempatan produk yang
dijual.

a. Tujuan lay out toko

Tujuan dari lay out toko antara lain untuk mendekatkan produk kepada konsumen agar
tersedia dalam tempat dan jumlah yang tepat, untuk kenyamanan atau kemudahan untuk
memperoleh produk, dan untuk efisiensi dan efektifitas space yang ada, yaitu
pengelompokan berdasarkan group dan sub group

b. Manfaat lay out toko

Berikut ini merupakan manfaat dari lay out toko, antara lain:

1) Manfaat kegunaan tempat, kemudahan memperoleh produk pada tempat yang sesuai
dengan grouping.

2) Manfaat kegunaan waktu, kemudahan memperoleh produk pada saat yang diinginkan.

Manfaat kegunaan informasi, menginformasikan produk dan lokasinya.


c. Bentuk Lay Out

Lay Out Free

3. Display Produk
Display produk atau tata letak barang memperhatikan unsur pengelompokan jenis dan
kegunaan barang, kerapihan dan keindahan agar terkesan menarik dan mengarahkan
konsumen untuk melihat, mendorong, dan memutuskan untuk membeli.

a. Tujuan display
Tujuan dari display produk yaitu untuk menciptakan store image, mempermudah
pembeli mencari barang, menonjolkan jenis dan merek barang, meningkatkan penjualan,
dan memperkenalkan barang baru.
b. Bagaimana cara mendisplay produk ?

Full display/sesuai program, merek barang menghadap ke depan, artikel tidak tebalik,
pengisian barang dari belakang dengan metode FIFO jika perlu turunkan barang di rak
terlebih dahulu, rata depan-display mulai dari bibir rak, selalu cek expired date, dan jaga
selalu kerapian display barang.

c. Jenis-jenis Display Produk

1) Vertikal display, cara display dengan susunan barang tegak dalam rak

2) Floor display, cara display dengan menggunakan lantai sebagai dasar, tanpa terikat
suatu rak tertentu

3) Merchandising Mix display, cara display untuk menawarkan produk lain kepada
konsumen yang berhubungan dengan produk yang baru dibelinya. Display ini
menggunakan dua atau lebih produk yang saling berhubungan

4) Impulse Buying Product display, penempatan display barang pada tempat strategis yang
mudah dijangkau pembeli, biasanya berada di daerah dekat kasir (dekat pintu keluar)

5) Ends display, penempatan display yang berada di ujung lorong gondola

6) Special display, cara display barang secara khusus yang biasanya digunakan untuk barang
musiman atau untuk barang-barang yang dijual secara obral

7) Isldan display, penempatan display barang secara terpisah yang digunakan untuk
menarik perhatian konsumen

8) Cut Cases display, cara display barang tanpa gondola, melainkan menggunakan
kotak/karton kemasan besar dipotong sedemikian rupa dan disusun dengan rapi

9) Jumbled display, penempatan display barang secara berkumpul dan sembarangan,


biasanya digunakan untuk barang yang tidak mudah rusak/pecah

10) Multy Product display, penempatan display barang yang diberi harga promosi (bukan
obral) dan ditempatkan secara bersama-sama dengan barang lain yang juga promosi
4. Visual Merchandising

Visual Merchandising adalah aktivitas toko yang merupakan gabungan dari unsur-unsur
desain lingkungan toko, penyajian merchandise, dan komunikasi dalam toko.

Point of Purchase

Point of Purchase merupakan suatu media berupa kartu keterangan mengenai nama
barang, harga, ukuran, dan keterangan lain yang ditempatkan sedemikian rupa pada display
produk.

a. Tujuan Visual Merchandising

1) Menarik perhatian

2) Menonjolkan salah satu keistimewaan produk

3) Memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen

4) Mendramatisir suatu kesan

5) Merangsang minat konsumen untuk membaca keseluruhan pesan

6) Menjelaskan suatu pernyataan

F. RANGKUMAN

Produk merupakan pengetahuan dasar yang harus diketahui oleh seseorang yang bekerja
atau mempelajari di bidang bisnis retail. Banyak sekali produk yang beredar di pasar, salah
satu tugas retailer adalah menciptakan nilai tambah produk kepada konsumen.

Menurut Nielsen (1992; dalam GJ. Verra, 2002) menyebutkan ada empat langkah dalam
menentukan batasan kategori barang, yaitu sebagai berikut: Pertama, penetapan kategori
berdasarkan informasi dari manufaktur, lembaga-lembaga riset pemasaran, dan pendapat
atau kecenderungan umum konsumen.

Kedua, penetapan sub-kategori, sebagai bagian dari kategori yang bersangkutan,


berdasarkan kecenderungan konsumen dari karakteristik umum barang dalam kategori.
Ketiga, pertimbangan pendekatan kegunaan antar kategori atau sub-kategori dalam
pengelompokan maupun dalam pemajangan. Keempat, pertimbangan kecenderungan
intensitas konsumsi.

Terdapat dua fungsi penting dalam struktur kategori barang, yaitu klasifikasi dan
identifikasi. Pada fungsi klasifikasi barang tidak ada ketentuan khusus yang mengatur
berapa tingkat klasifikasi barang yang harus dibuat dan yang berkaitan dengan penamaan
atas kelas barang yang bersangkutan.

Struktur kategori barang dapat berperan sebagai bahasa untuk mengkomunikasikan bauran
barang atau assortment barang dalam keseluruhan internal business process suatu retailer.
Bahasa ditunjukkan dengan pengkodean item barang, kategori item, maupun supplier.
Struktur kategori diupayakan untuk menjadi bahasa yang dapat dipersepsikan secara persis
sama oleh seluruh mata rantai terkait dalam proses bisnis internal. Berikut adalah contoh
struktur klasifikasi barang : merchandise division, merchandise department, merchandise
group, merchandise family, merchandise sub-family, merchandise item code, merchandise
sub-code.

Anda mungkin juga menyukai