Anda di halaman 1dari 9

Jurnal SCRIPTURA, Vol. 11, No. 2, Desember 2021, 96-104 DOI: 10.9744/scriptura.11.2.

96-104
ISSN 1978-385X (Print) / ISSN 2655-4968 (Online)

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENGELOLA PERUBAHAN PADA


TRANSFORMASI DIGITAL PERUSAHAAN

Afifah Nurrosyidah
Institute of Information Management, National Cheng Kung University
Tainan, Taiwan
Email: r38097010@gs.ncku.edu.tw

ABSTRAK

Perkembangan teknologi mendorong perusahaan untuk melakukan transformasi digital. Hal ini dilakukan supaya perusahaan
dapat bersaing di kancah global dan meningkatkan efisiensi dari proses bisnis yang dilakukan. Transformasi ini bisa berupa
otomasi proses bisnis hingga implementasi tren teknologi seperti big data dan internet of things. Dalam implementasi inovasi
digital, tidak semuanya berjalan mudah. Aspek organisasi dan kesiapan sumber daya manusia menjadi tantangan dan
berisiko dalam kegagalan implementasi. Maka dari itu, diperlukan adanya manajemen perubahan dengan strategi
komunikasi yang sesuai di setiap tahapannya sebagai kunci dari transformasi digital. Penelitian ini menggunakan metode
kajian pustaka guna mengumpulkan informasi terkait dengan penelitian sebelumnya untuk pengelolaan perbahan yang
diselaraskan dengan strategi komunikasi pada konsep difusi inovasi. Dari kajian tersebut, diperoleh tiga tahapan utama yang
dapat diimplementasikan dalam pengelolaan perubahan antara lain tahapan edukasi, transformasi, dan evaluasi. Penyusunan
manajemen risiko pun penting guna mendukung tahapan tersebut dan meminimalisir adanya penolakan dari sisi individu
maupun kelompok.

Kata kunci: Digitalisasi, transformasi digital, difusi inovasi, manajemen perubahan

ABSTRACT

Technological developments encourage companies to carry out digital transformation. This transformation can range from
automation of business processes to implementing technological trends such as big data and the internet of things. In
implementing digital innovation, not everything is easy, and aspects of organization and readiness of human resources
become challenges and risks in implementation failure. Therefore, it is necessary to have change management with
appropriate communication patterns at each stage as the key to digital transformation. This study uses a literature review
method to collect information related to previous change management research aligned with the communication strategy on
the concept of diffusion of innovation. From this study, three main stages were obtained that can be implemented in change
management, including the stages of education, transformation, and evaluation. The preparation of risk management is also
essential to support these stages and minimize ressistance from the side of individuals and groups.

Keywords: Digitalization, digital transformation, diffusion innovation, change management.

1. PENDAHULUAN dapat bertahan lebih baik jika mereka memperbaiki


kualitas, menurunkan biaya pada keseluruhan mata
Meningkatnya persaingan ekonomi global mendo- rantai pasoknya, memperbanyak diversifikasi produk
rong perusahaan untuk menerapkan digitalisasi dalam dan jasa serta lebih bisa diandalkan dari kompetitor
perusahaan untuk mengefisiensikan proses bisnis. yang lain (D. L. Rogers, 2016). Integrasi proses bis-
Fenomena digitalisasi juga semakin meningkat secara nis dalam teknologi sangat membantu organisasi
signifikan dengan adanya pandemi, dimana teknologi dalam meningkatkan aktivitas operasional dan mam-
dimanfaatkan guna mendukung proses bisnis yang pu mengoptimasi sumber daya yang tersedia.
terkendala. Berbagai tren teknologi banyak berkem-
bang pesat, seperti otomasi dan kecerdasan buatan. Dalam implementasinya, perusahaan kerap meng-
Seperti contoh, adanya otomasi memungkinkan per- alami kesulitan sehingga tidak mendapatkan manfaat
usahaan untuk melalukan proses pelaporan menjadi digitalisasi sesuai dengan yang diharapkan, karena
lebih mudah dengan adanya sistem yang terintegrasi. tingginya kompleksitas sistem dan resiko yang di-
Berbagai proses manual dan berbasis dokumen pun dapatkan dari implementasi teknologi. Selain kom-
dapat diminimalisir uuntuk meningkatkan performa pleksitas digitalisasi yang disebabkan karena faktor
kinerja masing-masing unit bisnis. Selain itu, untuk infrastuktur teknologi dan proses bisnis, faktor sosial
bertahan dalam situasi yang kompetitif, perusahaan dan organisasi juga menjadi alasan kegagalan sistem

96
Nurrosyidah: Strategi Komunikasi dalam Mengelola Perubahan pada Transformasi Digital Perusahaan

(Chou et al., 2014). Beberapa studi sebelumnya telah partisipatif terhadap inisiatif yang dijalankan oleh
banyak mengidentifikasi faktor-faktor yang berpenga- instansi, dan kesadaran terhadap risiko-risiko yang
ruh dalam digitalisasi. Faktor sumber daya manusia dapat muncul dan langkah yang dapat diambil untuk
menjadi tantangan tersendiri, dimana aspek yang meminimalisir risiko tersebut.
mempengaruhi perilaku stakeholder satu sama lain
menjadi hal yang dapat menunjang keberhasilan Dalam implementasi digitalisasi, sikap resistensi ter-
implementasi. Salah satu faktor yang menjadi kunci hadap adanya digitalisasi menjadi risiko atas adanya
keberhasilan dalam pengelolaan stakeholder adalah kegagalan implementasi (Laumer & Eckhardt, 2015).
dukungan dari top manajemen (Nwankpa, 2015; Strategi resistensi ini dapat berupa sabotase maupun
Shang & Seddon, 2002). Dukungan top manajemen ketidakpatuhan stakeholder, baik dalam individu
dalam implementasi digitalisasi diharapkan mampu maupun organisasi yang berakibat pada terhambatnya
memotivasi seluruh stakeholder dalam organisasi atau proses digitalisasi. Penolakan ini dapat berupa pe-
perusahaan untuk digitalisasi hingga mengambil nolakan sepenuhnya, penolakan sebagian, hingga
peran dalam menyelesaikan konflik yang terjadi pada penggunaan secara terpaksa, sehingga efektivitas dari
stakeholder. Sebuah penelitian dari Nwankpa (2015) digitalisasi tidak dapat diwujudkan. Hal ini juga akan
menyatakan bahwa dukungan organisasi yang ideal memunculkan persepsi negatif kepada calon peng-
dalam digitalisasi merupakan faktor penting. Kese- guna untuk menolak adanya inovasi berupa digitali-
larasan antara organisasi dengan sistem mampu sasi. Untuk mengelola risiko ini, strategi komunikasi
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis menjadi kunci utama untuk mewujudkan inovasi
dalam perusahaan. Selain itu, top manajemen juga digital yang efektif (B. E. Rogers & Dunkerley,
dapat menjadikan digitalisasi guna mendukung kon- 2016). Penelitian sebelumnya dari Dwivedi et al
trol terhadap keseluruhan proses bisnis, termasuk (2014) telah mengidentifikasi adanya penyebab dari
bagaimana operasional perusahaan berjalan. kegagalan implementasi teknologi informasi antara
lain perbedaan perspektif antara individu seperti
Saat ini, fenomena digitalisasi di Indonesia pun se- pengembang sistem, top manajemen, dan pengguna
sehingga perlu adanya keselarasan di antara mereka.
makin meningkat, bahkan sebelum adanya pandemic.
Dalam mengelola perubahan, penelitian sebelumnya
Hal ini ditandai dengan semakin masifnya perkem-
dari E.M Rogers, (2003) telah mengidentifikasi
bangan e-commerce dan startup digital guna me-
strategi komunikasi untuk difusi inovasi, termasuk
wujudkan perekonomian digital. Selain itu, berbagai
digitalisasi ke dalam lima tahapan antara lain penge-
investasi teknologi informasi juga diimplementasikan
tahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan kon-
di perusahaan seperti big data dan business intelli- firmasi. Dalam teori tersebut, komunikasi memiliki
gence. Sebuah laporan dapat dihasilkan dengan peran yang penting untuk menyampaikan detail
mudah dari berbagai bagian perusahaan karena proses terkait teknis digitalisasi kepada pengguna. Selain
bisnis yang terintegrasi dan data yang terpusat. Salah harus menyampaikan konsep inovasi dan perubahan
satu tantangan besar yang menjadi risiko dalam melalui sosialisasi, komunikasi untuk mengelola
percepatan pengembangan digitalisasi adalah bagai- sikap pengguna secara personal untuk adopsi tekno-
mana menyusun strategi dalam tahapan implemen- logi juga harus diperhatikan. Komunikasi intraperso-
tasi, salah satunya dalam menyesuaikan dari sisi nal menjadi penting sebagai pendekatan personal
dukungan sumber daya manusia (Kane et al., 2015). kepada pengguna. Teori difusi inovasi ini pun banyak
Dalam mengimplementasikan inisiatif dalam inovasi digunakan untuk strategi komunikasi terkait dengan
berkelanjutan, khususnya dalam penguatan model inovasi kepada stakeholder. Namun, teori ini memi-
digitalisasi, digunakan strategi khusus yang umumnya liki keterbatasan dalam mengelola transisi dan per-
disebut dengan change management atau manajemen ubahan setelah adanya pemahaman terkait dengan
perubahan guna menyesuaikan tahapan implementasi inovasi yang akan diimplementasikan. Dalam imple-
terhadap tingkat adopsi yang dimiliki oleh pengguna mentasinya, perusahaan dapat menerapkan mana-
atau stakeholder. Manajemen perubahan juga sangat jemen perubahan guna mendorong keberhasilan
dipengaruhi oleh budaya dan etika instansi karena digitalisasi secara berkelanjutan. Sebuah laporan dari
dapat mengoptimalkan peran manusia dan perubahan Gartner menunjukkan bahwa dengan adanya pening-
dalam menjalankan digitalisasi. Sehingga, dalam katan perubahan karena perkembangan teknologi,
mengimplementasikan suatu perubahan, peran manu- 34% perusahaan gagal dalam proses transformasi
sia yang diperlukan untuk mengoptimalkan perubah- (Spafford, 2013) . Mengidentifikasi pendekatan untuk
an yang dijalankan antara lain keterbukaan dan melakukan perubahan melalui komunikasi sesuai
ketertarikan kepada inovasi dan inisiatif digitalisasi dengan kebutuhan perusahaan menjadi penting untuk
yang akan dijalankan, budaya transparan dan mewujudkan tujuan digitalisasi.

97
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 11, No. 2, Desember 2021: 96-104

Di era teknologi yang masif saat ini, pemahaman Dengan adanya digitalisasi, perusahaan diharapkan
akan adanya digitalisasi dan pengelolaan terhadap dapat memperoleh manfaat yang lebih hingga pening-
perubahan menjadi sangat penting guna kesusksesan katan pendapatan karena adanya proses yang lebih
digitalisasi. Dari latar belakang tersebut, permasalah- efisien dan menghasilkan keluaran lebih cepat dan
an utama yang muncul adalah belum adanya kajian berkualitas. Proses digitalisasi sendiri perlu didukung
terkait dengan manajemen perubahan dengan strategi dengan adanya transformasi yang selaras dengan
komunikasi yang efektif, khususnya dalam mengelola tujuan organisasi. Transformasi digital dari Gartner
perubahan. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini mendefinisikan pentingnya perencanaan dan strategi
adalah melakukan kajian terhadap pengelolaan per- sebagai tahapan dalam mengimplementasikan inisiatif
ubahan yang efektif sehingga dapat diimplementasi-
yang dapat dilihat dari Gambar 1. Prencanaan tersebut
kan oleh perusahaan untuk mengadopsi digitalisasi.
Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka meliputi adanya pendefinisian strategi jangka pan-
untuk mengidentifikasi penelitian sebelumnya yang jang, rencana aksi jangka pendek, hingga melakukan
mengkaji tentang pengelolaan perubahan. Penelitian eksekusi terhadap perencanaan operasional. Lebih
ini berkontribusi baik teoritikal dan praktikal untuk jauh lagi, transformasi digital ini akan berpengaruh
pengembangan metode pengelolaan perubahan dan juga terhadap nilai proposisi, key partner, dang pen-
implementasinya di dalam digitalisasi atau bentuk dapatan dari perusahaan sehingga dalam pengelolaan-
inovasi teknologi informasi lainnya. nya tetap harus selaras dengan tujuan perusahaan
(Veile et al., 2022). Sebagai salah satu factor ter-
2. TINJAUAN PUSTAKA penting yang mendukung adanya transormasi digital,
aspek people menjadi faktor yang paling kritikal,
2.1 Digitalisasi di Industri karena berkaitan langsung dengan proses digitalisasi
dan perubahan. Hal ini juga didukung oleh penemuan
Digitalisasi saat ini telah berkembang seiring dengan dari Ostmeier & Strobel (2022) yang menyatakan
perkembangan teknologi informasi guna memudah- bahwa pentingnya kemampuan dari stakeholder
kan aktivitas pengguna sehari-hari. Brennen & Kreiss dalam hal teknis dan mengelola perubahan, sehingga
(2016) mendefinisikan digitalisasi sebagai konsep digitalisasi bisa diimplementasikan dengan baik di
konversi antara informasi yang dikelola secara manu- perusahaan.
al menjadi tersistem. Dalam digitalisasi, segala jenis
informasi dikelola secara terpusat dan terorganisir
2.2 Difusi Inovasi
sehingga memberi kemudahan untuk diproses lebih
lanjut. Digitalisasi bisa didukung oleh berbagai jenis
teknologi, contohnya smart home, smart city, hingga Difusi inovasi merupakan teori yang dikembangkan
e-healthcare yang mengubah banyak proses dalam oleh E. M. Rogers (1983) sebagai teori yang mem-
kehidupan manusia (Gray & Rumpe, 2015). Saat ini, bahas tentang konsep penerimaan inovasi di sebuah
istilah digitalisasi banyak dikaitkan dengan konsep sistem sosial. Dalam difusi inovasi, terdapat empat
big data dimana segala jenis data dalam jumlah besar unsur utama antara lain inovasi, saluran komunikasi,
tersedia terpusat dan dapat dianalisis lebih lanjut guna waktu, dan sistem sosial. Konsep inovasi menurut
mendukung keputusan. Efek dari adanya digitalisasi Rogers merupakan sebuah ide yang diartikan sebagai
di sebuah organisasi tidak hanya meliputi perubahan sesuatu yang baru, sedangkan difusi sendiri adalah
proses bisnis saja, tapi juga termasuk inovasi digital, konsep mengkomunikasikan sebuah inovasi. Sedang-
perubahan organisasi, ekosistem, bahkan struktur kan Markee (1992) mendefinisikan inovasi sebagai
perusahaan (Kuusisto, 2017; Suuronen et al., 2022) sebuah prosedur atau ide baru yang membawa
peningkatan terhadap sebuah proses dan mendukung
pencapaian sebuah tujuan. Adapun tujuan dari adanya
inovasi ini dapat beragam, mulai dari peningkatan
efektifitas dan efisiensi dalam melakukan aktivitas
sehari-hari, peningkatan pendapatan, hingga memper-
baiki kondisi sosial menjadi lebih baik dari sebelum-
nya. Sumardjo (2016) tidak hanya mendefinisikan
inovasi sebagai ide saja, namun juga sebagai tekno-
logi, metode, ideologi, sistem nilai, yang akan ber-
kembang sesuai dengan kebutuhan manusia. Inovasi
Gambar 1. Proses transformasi digital tidak hanya berkaitan dengan pengguna individu,
(Sumber: https://www.gartner.com/en/information-techno- namun juga berpotensi mengakibat adanya perubahan
logy/insights/digitalization diakses 19 Maret 2022) sosial dalam masyarakat. Keraguan dari individu

98
Nurrosyidah: Strategi Komunikasi dalam Mengelola Perubahan pada Transformasi Digital Perusahaan

merupakan halangan terbesar dari adanya adopsi dalam tahapan komunikasi, dimana individual yakin
sebuah inovasi. Maka, komponen kedua yang penting atas keputusan yang telah diambil. Dalam pengambil-
dalam difusi inovasi adalah komunikasi. an keputusan, E. M. Rogers (1983) mendefinisikan
dua tipe penolakan yang mungkin terjadi, yakni aktif
Rogers menjelaskan proses komunikasi dimana dan pasif. Penolakan aktif adalah dimana individu
individual dapat mengurangi keraguan atas inovasi memutuskan untuk tidak menggunakan inovasi saat
yang diterimanya melalui pencarian informasi ini, namun memiliki keinginan untuk mengimple-
sehingga dapat mendapatkan pemahaman terkait mentasikannya di masa yang akan datang. Sedangkan
dengan inovasi yang ada saat ini. Komunikasi secara penolakan pasif merupakan kondisi dimana individu
luas dapat didefinisikan sebagai proses untuk meng- tidak ada keinginan sama sekali unuk menggunakan
informasikan sebuah inovasi, namun juga mengajar- inovasi baik saat ini maupun di masa yang akan
kan dan memotivasi individu untuk menerima dan datang. Dalam penelitian ini, strategi komunikasi
menggunakan inovasi yang ada (Sumardjo, 2016). terhadap individu untuk mensosialisasikan inovasi
Proses komunikasi ini dapat melalui dua cara, yakni akan dikolaborasikan dengan teori manajemen per-
melalui media massa dan komunikasi intrapersonal. ubahan, guna meminimalisir adanya penolakan yang
Melakukan pendekatan personal kepada individual akan dilakukan oleh individu.
menjadi hal yang penting untuk mempengaruhi
individu dalam menerima adanya inovasi (Mahajan, 2.3 Manajemen Perubahan
2004; Meade & Islam, 2006). Perbedaan jenis inovasi
dapat mempengaruhi strategi komunikasi yang Adanya inovasi sudah pasti membawa perubahan di
berbeda, sesuai dengan kompleksitas inovasi masing- sistem sosial. Perubahan itu sendiri tidak hanya di
masing (Boschma, 2005). Tahapan pertama dalam ruang lingkup pekerjaan saja, namun juga bisa dalam
proses komunikasi adalah penekanan terhadap penge- hal perubahan strategis, struktural, maupun budaya.
tahuan baru terkait dengan inovasi. Untuk inovasi By (2005) mendefinisikan manajemen perubahan
berupa teknologi, Hall (2009) menekankan perlunya sebagai proses yang berkelanjutan guna mendukung
mendefinisikan manfaat yang diperoleh melalui pembaharuan atau inovasi yang searah dengan tujuan
adopsi teknologi sebagai salah satu upaya komuni- organisasi, struktur, dan memiliki kebermanfaatan
kasi. Individual akan lebih mudah menerima pe- untuk individual di dalam organisasi tersebut. Mana-
mahaman inovasi jika manfaat yang akan diterima jemen perubahan dapat diartikan sebagai proses yang
sesuai dengan kebutuhan individu saat ini. Sebagai dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan organi-
contoh, implementasi e-office untuk mengurangi sasi dengan adanya berbagai jenis perubahan yang
proses administrasi yang masih manual berbasis ada di dalam perusahaan atau organisasi (Lauer,
kertas. Dalam implementasi tersebut, bisa jadi ada 2021). Tujuan dari adanya manajemen perubahan
beberapa orang yang menolak karena keterbatasan adalah untuk meminimalkan dampak negative karena
pengetahuan dan kenyamanan dengan sistem yang adanya perubahan dan memaksimalkan manfaat yang
ada saat ini. Walaupun secara teknis akan banyak bisa diperoleh organisasi atau perusahaan (Kotter,
manfaat yang diperoleh mulai dari berkurangnya 1996). Dalam mengelola perubahan karena adanya
biaya operasional maupun efisiensi sistem, tidak pembaharuan atau inovasi, perlu adanya framework
menutup kemungkinan adanya anggapan bahwa e- guna memfasilitasi tiap tahapan perubahan. Aktivitas
office terlalu mahal dan kompleks. Maka dari itu, dalam manajemen perubahan merupakan bagaimana
dalam tahapan komunikasi, harus ditanamkan keber- mengatasi kompleksitas dalam mengimplementasi-
manfaatan dari adanya e-office secara mendetail. kan srategi implementasi dan menyesuaikan dengan
Mahajan (2004) juga menambahkan bahwa adanya kondisi individual maupun organisasi (Paton A &
observasi terkait dengan utilitas inovasi yang akan McCalman, 2008).
diterima akan menambahkan intensi individu dalam
melakukan adopsi teknologi. Hal ini bisa dilakukan Secara umum, terdapat tiga komponen utama yang
melalui penjelasan detail dari adanya fitur yang harus diperhatikan dalam manajemen perubahan,
terdapat pada e-office tersebut, misal pendefinisian antara lain people (manusia), process (proses), dan
nomor surat secara otomatis. Setelah tahapan penge- technology (teknologi). Individual merupakan kom-
tahuan, selanjutnya adalah tahapan persuasi yang ponen terkecil yang harus diperhatikan dalam hal
lebih afirmatif, dimana hal ini akan berakibat pada perubahan, dimana mereka memiliki tuntutan tidak
proses pengambilan keputusan dari individual, apakah hanya beradaptasi dengan tantangan baru, namun
akan menerima atau menolak inovasi terkait. Setelah juga mempromosikan adanya inovasi tersebut kepada
adanya keputusan terkait dengan penerimaan inovasi, stakeholder yang lain. Sementara itu, manajer dan
tahapan implementasi dan konfirmasi juga termasuk jajaran top manajemen pun memegang peranan yang

99
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 11, No. 2, Desember 2021: 96-104

sangat penting untuk mengelola dan mengkomuni- Dari informasi terkait dengan teori manajemen
kasikan perubahan kepada individu. Hal ini meng- perubahan, akan dianalisis bagaimana kerangka ter-
akibatkan organisasi harus mampu mengkomunikasi- sebut dapat dikolaborasikan dengan teori komunikasi
kan secara rutin untuk mendukung persaingan di pada difusi inovasi guna menghasilkan rencana
lingkunan perusahaan yang kompetitif sehingga strategis yang bisa diimplementasikan oleh perusaha-
mereka dituntut untuk beradaptasi dengan inovasi an dalam mengelola perubahan. Dengan adanya
lebih cepat (McCabe, 2020). Kotter (1996) juga rencana strategis ini, perusahaan atau organisasi
mendefinisikan perubahan secara organisasi, dimana diharapkan dapat bersaing di lingkungan yang kom-
adanya perubahan misi, strategi, hingga operasional. petitif dalam mengikuti setiap perkembangan tekno-
Untuk beberapa perusahaan, rencana strategis selama logi digital yang berdampak pada proses bisnis
lima tahun harus dilengkapi dengan skema penge- masing-masing.
lolaan perubahan yang mendukung implementasi
inovasi, khususnya penggunaan teknologi digital. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perencanaan manajemen perubahan yang tepat akan
membantu perusahaan atau organisasi dalam mem- Dalam mengimplementasikan adanya sebuah inovasi
persiapkan implementasi dari inovasi maupun tekno-
berupa transformasi digital, perlu adanya rencana
logi.
strategis yang dirangkum dari penelitian terdahulu
3. METODE PENELITIAN mengenai menajemen perubahan yang dikolaborasi-
kan dengan strategi komunikasi. Upaya ini dilakukan
Penelitian ini menggunakan pendekatan literature sebagai pendekatan yang sistemais dan terstruktur
review atau kajian Pustaka yang diadaptasi dari guna membantu perusahaan atau organisasi dalam
Webster & Watson (2002). Pada pendekatan literatur, menerapkan perubahan dari kondisi yang ada saat ini
data yang diperoleh dari penulis berasal dari teori ke dalam kondisi yang akan datang dengan dukungan
sebelumnya terkait dengan manajemen perubahan. teknologi sehingga pekerjaan dapat dilakukan
Teori utama tentang difusi inovasi dari Rogers pun menjadi lebih efektif dan efisien. Pembahasan terkait
menjadi acuan utama sebagai referensi terkait dengan dengan strategi ini dibagi menjadi dua garis besar,
pendekatan komunikasi kepada stakeholder. yakni dari sisi rencana strategis dalam mengelola
perubahan dan strategi dalam mengelola penolakan
Tabel 1. Tahapan manajemen perubahan dari berbagai sumber
oleh stakeholder.
Referensi Tahapan Pengelolaan Perubahan
Kotter JP. Leading 1. Menumbuhkan urgensi 4.1. Rencana Strategis dan Manajemen Perubah-
Change. Boston, 2. Menyusun arahan an dalam Digitalisasi
MA: Harvard 3. Mengembangkan visi dan strategi
Business School 4. Mengkomunikasikan perubahan
Press; 1996 terhadap visi Manajemen perubahan dapat didefinisikan sebagai
5. Memberdayakan sumber daya untuk pengelolaan terhadap seluruh aspek perubahan, baik
jangka panjang
6. Menyusun rencana jangka pendek
dalam sisi pengelolaan terhadap individu, kelompok,
7. Menyusun pencapaian dan perubahan maupun sistem yang lebih luas (By, 2005; Kotter,
yang harus dilakukan. 1996; Lauer, 2021; McCabe, 2020). Terdapat ber-
8. Menyusun pendekatan untuk masa bagai aspek yang harus diperhatikan dalam mengelola
depan
Bridges W, Bridges 1. Tahap akhir, dimana orang mulai perubahan menurut Winardi (2006) antara lain
S, Managing waspada terhadap perubahan yang akan motivasi, kepemimpinan, dan komunikasi. Penting-
Transitions: Making datang. nya faktor komunikasi juga ditekankan dalam teori
the Most of Change. 2. Tahap transisi, dimana penerimaan
3rd ed. Cambridge, mulai muncul.
difusi inovasi, sehingga dalam hal ini penulis men-
MA: Da Capo 3. Awalan baru, fase final dimana definisikan tiap tahapan perubahan dengan proses
Lifelong Books; 2009 paradigma baru mulai berkembang. komunikasi yang mendukung. Dari kajian terhadap
Lewin Kurt. Field 1. Pencairan (freezing), dimana terdapat penelitian sebelumnya terkait dengan manajemen
Theory in Social proses penciptaan persepsi dan motivasi
Sciences. Harper & untuk melakukan perubahan. perubahan (Kotter, 1996; Lewin, 1976; McCabe,
Row, 1976 2. Pergerakan (moving), bertujuan 2020; Spafford, 2013; W & S, 2009), dapat dide-
membantu stakeholder untuk finisikan tiga strategi utama yang dapat dilakukan
mempelajari konsep baru. dalam mengimplementasikan perubahan, khususnya
3. Pembekuan Kembali (refreezing),
memantapkan keadaan baru setelah untuk digitalisasi antara lain tahapan edukasi, transisi,
terjadi perubahan. dan evaluasi.

100
Nurrosyidah: Strategi Komunikasi dalam Mengelola Perubahan pada Transformasi Digital Perusahaan

4.1.1. Tahapan Edukasi dalam mendukung keputusan pengguna untuk


menerima keputusan dalam menggunakan inovasi
Dalam sebuah digitalisasi, tahapan edukasi merupa- digital yang ada. E. M. Rogers (1983) menjelaskan
kan langkah awal untuk memotivasi pengguna atas bahwa konfirmasi ini perlu, karena pengguna masih
adanya inovasi digital. Kotter (1996) mendefinisikann berada di dalam tahapan transisi, dimana terdapat
tahapan ini dalam mengelola visi dan misi perubahan kemungkinan untuk melanjutkan inovasi atau justru
kepada pengguna. Strategi komunikasi dalam tahapan meninggalkannya. Dalam digitalisasi, tahapan transisi
ini adalah pengetahuan dan persuasi, sesuai dengan ini dapat didukung dengan adanya penghargaan dan
framework dari E. M. Rogers (1983). Dalam fase ini, hukuman dari adanya implementasi guna meningkat-
pengguna harus bisa menjawab “Apa yang dimaksud kan motivasi pengguna untuk berpartisipasi aktif
dengan digitalisasi dan mengapa harus terjadi”. Untuk dalam merealisasikan inisiatif dan digitalisasi.
mendefinisikan sebuah pengetahuan baru, pengguna
tidak hanya bisa memahami tentang konteks digitali- 4.1.3. Tahapan Evaluasi
sasi yang ingin diimplementasikan, namun juga me-
mahami pentingnya digitalisasi dan manfaat yang Tahapan terakhir yang dilakukan oleh perusahaan
akan diperoleh pengguna (Seemann, 2003). Karena adalah evaluasi dan pemberian umpan balik dari
kompetensi dan pengetahuan sumber daya manusia adanya digitalisasi. Hal ini juga selaras dengan tulisan
memegang peran yang sangat penting dalam digitali- dari Wibowo (2006) bahwa proses evaluasi menjadi
sasi, maka perlu adanya semacam kampanye di penting dalam mengukur dan mengontrol hasil ino-
lingkungan perusahaan. Hal ini dapat dilakukan oleh vasi, khususnya digitalisasi. Strategi komunikasi
divisi teknologi informasi sebagai pihak yang ber- bersifat konfirmasi juga digunakan pada tahapan ini,
tanggung jawab dari adanya digitalisasi dan penyedia bertujuan untuk memastikan adanya implementasi
layanan, sehingga divisi tersebut harus konsisten secara komperehensif dari inovasi yang ada. Dalam
dalam mengkomunikasikan perubahan dalam layanan digitalisasi, tahapan ini dapat dilakukan dengan
teknologi informasi. Tidak bekerja sendirian, divisi adanya penilaian terhadap key performance indicator
teknologi informasi juga harus bekerjasama dengan atau KPI tiap individu. Dengan adanya evaluasi
pemilik proses bisnis yang lain sehingga infromasi berbasis penilaian KPI ini, diharapkan individu dapat
yang diberikan juga dapat menyeluruh. Hal ini terus berpartisipasi aktif dalam mendukung adanya
didukung oleh penemuan dari (Rushendi & Sarwititi implementasi inovasi digital. KPI ini dapat berupa
Sarwoprasdjo, 2016) yang menekankan bahwa evaluasi secara individu maupun secara terstruktur
komunikasi melalui sosialisasi maupun interpersonal dalam bentuk KPI unit bisnis atau divisi. KPI unit
yang bersifat edukasi kepada pengguna dapat mem- dapat disesuaikan dengan unit bisnis bersangkutan
pengaruhi keputusan adopsi inovasi. Selain itu, peran yang menjalankan inovasi terkait. Selain itu commu-
komunikasi pun tidak hanya sebagai media dalam nication plan juga bisa disusun untuk dapat menun-
mendidik pengguna, namun juga memotivasi sehing- jang proses pematauan implementasi inovasi digital
ga tujuan dari adanya digitalisasi itu bisa tercapai yang akan dilakukan oleh top manajemen. Dukungan
(Hubeis et al., 2007). top manajemen diidentifikasikan sebagai salah satu
faktor yang mempengaruhi keberhasilan digitalisasi
4.1.2. Tahapan Transisi (Nwankpa, 2015). Namun, sebuah penelitian dari Lee
et al (2016) menunjukkan bahwa peran stakeholder
Setelah adanya tahapan edukasi, selanjutnya adalah dalam level operasional juga memiliki pengaruh lebih
tahapan transisi. Pada tahapan ini terjadi proses pene- besar untuk mendapatkan manfaat terkait implemen-
rimaan terhadap konsep baru (Lewin, 1976; Bridges tasi teknologi. Dalam hal ini, penting adanya evaluasi
& Bridges, 2009). Dalam transformasi digital, pada baik dari sisi unit maupun individual untuk mengukur
umumnya terdapat roadmap yang akan diikuti se- kinerja operasional yang dipantau oleh sisi top mana-
bagai acuan mengimpelentasikan setiap inovasi yang jemen.
ada. Sesuai dengan rencana strategis yang ada,
penerapan fase transisi mengintegrasikan keseluruhan 4.2. Meminimalisir Penolakan terhadap Digitali-
proses, implementasi, dan perubahan guna mencapai sasi
tujuan dan mengurangi faktor kesenjangan (Haines et
al., 2005). Strategi komunikasi yang digunakan pada Melakukan digitalisasi sangatlah penting bagi
tahapan ini adalah komunikasi pada implementasi perusahaan untuk dapat bersaing di era global.
untuk menyalurkan informasi yang bersifat teknis. Mengidentifikasi teori yang bisa digunakan untuk
Selain itu, komunikasi berupa konfirmasi juga penting pengelolaan perubahan yang didukung proses

101
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 11, No. 2, Desember 2021: 96-104

komunikasi yang sesuai menjadi langkah awal yang transformasi ini tidak sepenuhnya berjalan lancar dan
sangat penting. Keseluruhan bagian dalam perusaha- mendapatkan dukungan dari stakeholder. Terdapat
an, baik top manajemen maupun individu di level kemungkinan terjadinya penolakan bahkan kegagalan
operasional harus mampu bekerja sama untuk me- karena ketidaksiapan sumber daya manusia hingga
wujudkan perubahan transofrmasi digital. Oleh tak sejalan dengan visi dan misi perusahaan.
karena itu, tiap orang memegang peran yang krusial
dalam memberikan kontribusi terbaiknya sehingga Maka dari itu, perlu adanya manajemen perubahan
evaluasi terhadap perubahan bisa dinilai lebih baik. yang didukung oleh strategi komunikasi strategis
Adanya penolakan terhadap perubahan muncul kare- guna mendukung adanya transformasi digital. Pene-
na individu merasa terganggu, terancam, dan ketakut- litian ini merumuskan tiga tahapan utama dalam
manajemen perubahan untuk digitalisasi meliputi
an sehingga menghambat adopsi terhadap teknologi
tahapan edukasi, transisi, dan evaluasi yang diperoleh
baru (Mukti & Dudija, 2016).
melalui kajian terhadap penelitian sebelumnya. Selain
itu, tiap tahapan juga memiliki strategi komunikasi
Terdapat alasan utama dari gagalnya sebuah trans-
yang berbeda sesuai dengan konsep difusi inovasi,
formasi digital, yakni ketidaksiapan sumber daya
sehingga diharapkan dapat sesuai dengan perilaku
manusia dan ketidakmampuan memberikan pema-
individu di setiap tahapan perubahan. Dari berbagai
haman atas adanya inovasi (Turner et al., 2009).
kajian terkait dengan manajemen perubahan terhadap
Dengan kata lain, sumber daya manusia memang
sebiah inovasi, penelitian ini mengkolaborasikan
menjadi tantangan terbesar dalam transformasi digital.
dengan teori difusi inovasi pada strategi komunikasi,
Untuk meminimalisir adanya penolakan terhadap
sehingga dapat sesuai dengan kebutuhan individu.
digitalisasi, implementasi manajemen risiko atas
Kontribusi dari adanya penelitian ini berupa kontri-
perubahan yang disiplin menjadi kunci dalam suk-
busi secara teoritikal dan praktikal. Secara teoritikal,
sesnya transformasi digital (Markus, 2004). Penyu-
framework manajemen perubahan yang dirumuskan
sunan manajemen risiko yang dikaitkan dengan
dalam penelitian ini dapat dikaitkan dengan perilaku
penolakan perubahan atau resistance to change harus
pengguna dan dibuktikan dalam bentuk hipotesis.
dilakukan, sehingga dapat dilakukan langkah preven-
Adapun kontribusi secara praktikal adalah, framework
tif jika terdapat indikasi penolakan dari individu
manajemen perubahan dapat diimplementasikan di
maupun kelompok. Pengelolaan risiko atau risk
perusahaan dalam mendukung suksesnya transfor-
management ini juga penting guna menganalogikan
masi digital yang dilakukan.
risiko yang akan muncul dan bagaimana menangani
risiko tersebut, baik dari sisi tindakan maupun strategi
komunikasi (Fiedler, 2010). Maka, dalam sebuah 6. DAFTAR PUSTAKA
manajemen proyek dan penyusunan strategi terhadap
Boschma, R. A. (2005). Proximity and innovation: A
implementasi yang baik, harus dilengkapi dengan
critical assessment. Regional Studies, 39(1), 61–
perencanaan dalam mengelola risiko, pengukuran
74. https://doi.org/10.1080/0034340052000320
terhadap sejauh mana penolakan yang kemungkinan
887
akan terjadi, serta mitigasi risiko. Selaras dengan
Brennen, J. S., & Kreiss, D. (2016). “Digitization”
manajemen risiko Hultman (2003) mendefinisikan
and “digitalization” are two conceptual terms
model strategis untuk mengelola penolakan meliputi
that are closely associated and often used
mendefinisikan penolakan yang akan terjadi, me-
interchangeably in a broad range of literatures.
ngembangkan strategi untuk mengatasi penolakan,
This entry argues that there is analytical value in
dan mengevaluasi strategi tersebut.
explicitly making a clear distinction between
thes. The International Encyclopedia of Com-
5. KESIMPULAN
munication Theory and Philosophy, 1–11.
Transformasi digital saat ini menjadi semakin massif https://doi.org/10.1002/9781118766804.wbiect1
dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat 11
pesat. Pemerintah pun sangat menggalakan adanya By, R. T. (2005). Organisational change manage-
digitalisasi yang ditandai oleh meningkatknya jumlah ment: A critical review. Journal of Change
startup digital tiap tahunnya dan berbagai inovasi Management, 5(4), 369–380. https://doi.org/10.
digital perusahaan maupun organisasi yang diimple- 1080/14697010500359250
mentasikan. Inovasi ini pun bisa berupa digitalisasi di Chou, H., Chang, H., Lin, Y., & Chou, S. (2014).
area smart city, e-office, otomasi, maupun implemen- Computers in Human Behavior Drivers and
tasi internet of things. Supaya lebih mampu effects of post-implementation learning on ERP
berkompetisi di era digital, makan transformasi pun usage. Computers in Human Behavior, 35, 267–
harus ditingkatkan. Namun, implementasi dari 277. https://doi.org/10.1016/j.chb.2014.03.012

102
Nurrosyidah: Strategi Komunikasi dalam Mengelola Perubahan pada Transformasi Digital Perusahaan

Dwivedi, Y. K., Wastell, D., Laumer, S., & Henrik- Lee, J.-C., Shiue, Y.-C., & Chen, C.-Y. (2016).
sen, H. Z. (2014). Research on information Examining the impacts of organizational culture
systems failures and successes : Status update an top management support of knowledge
and future directions. https://doi.org/10.1007/ sharing on the success of software process
s10796-014-9500-y improvement. Computers in Human Behavior.
Fiedler, S. (2010). Managing resistance in an orga- Lewin, K. (1976). Field Theory in Social Science.
nizational transformation: A case study from a Harper & Row.
mobile operator company. International Journal Linton, J. (1998). Diffusion of innovations. In Circuits
of Project Management, 28(4), 370–383. Assembly (Vol. 9, Issue 4). Free Press.
https://doi.org/10.1016/j.ijproman.2010.02.004 https://doi.org/10.4337/9781800883284.diffusio
Gray, J., & Rumpe, B. (2015). Models for digitali- n.of.innovations
zation. Software and Systems Modeling, 14(4), Mahajan, V. (2004). Innovation diffusion. Techno-
1319–1320. https://doi.org/10.1007/s10270-015- logy Review, 107(10), 18.
0494-9 Markee, N. (1992). The Diffusion of Innovation in
Haines, S., Stead, A., & J, M. (2005). Enterprise Wide Language Teaching. Annual Review of Applied
Change - Superior result through System Think-
Linguistics, 13, 229–243. https://doi.org/10.
ing. Wiley.
1017/s0267190500002488
Hall, B. H. (2009). Innovation and Diffusion. The
Markus, M. L. (2004). Technochange management:
Oxford Handbook of Innovation, January.
https://doi.org/10.1093/oxfordhb/978019928680 Using IT to drive organizational change. Journal
5.003.0017 of Information Technology, 19(1), 4–20.
Hubeis, Priono, M., S, S., A, S., A, B., Y, R., & Mien- https://doi.org/10.1057/palgrave.jit.2000002
tarti. (2007). Komunikasi Inovasi (2nd ed.). McCabe, D. (2020). Changing Change Management.
Universitas Terbuka. Changing Change Management, July. https://
Hultman, K. (2003). Resistance to Change, Mana- doi.org/10.4324/9780429029981
ging. Encyclopedia of Information Systems. Meade, N., & Islam, T. (2006). Modelling and fore-
https://doi.org/Hultman, K. (2003). Resistance to casting the diffusion of innovation - A 25-year
Change, Managing. Encyclopedia of Infor- review. International Journal of Forecasting,
mation Systems, 693–705. doi:10.1016/b0-12- 22(3), 519–545. https://doi.org/10.1016/j.ijfore-
227240-4/00149-0 cast.2006.01.005
JP, K. (1996). Leading Change. Harvard Business Mukti, D. P., & Dudija, N. (2016). Organizational
School Press. Change Dynamics : A Learning Organization
Kane, G. C., Palmer, D., Philips Nguyen, A., Kiron, Process toward World Class Organization.
D., & Buckley, N. (2015). Strategy, Not Tech- Isclo, 69–78. https://doi.org/10.2991/isclo-15.
nology, Drives Digital Transformation. MIT 2016.15
Sloan Management Review & Deloitte, 57181, Nwankpa, J. K. (2015). Computers in Human Beha-
27. http://sloanreview.mit.edu/projects/strategy- vior ERP system usage and benefit : A model of
drives-digital-transformation/ antecedents and outcomes. 45, 335–337.
Kuusisto. (2017). Organizational effects of digitali- Ostmeier, E., & Strobel, M. (2022). Building skills in
zation: A literature review. International Journal the context of digital transformation: How
of Organization Theory & Behavior, 20(3), 341–
industry digital maturity drives proactive skill
362. https://doi.org/Kuusisto, M. (2017). Organi-
development. Journal of Business Research,
zational effects of digitalization: A literature
review. International Journal of Organization 139(January 2020), 718–730. https://doi.org/10.
Theory & Behavior, 20(3), 341–362. doi:10. 1016/j.jbusres.2021.09.020
1108/ijotb-20-03-2017-b003 Paton A, R., & McCalman, J. (2008). Change Mana-
Lauer, T. (2021). Success Factor Person: Right gement: A Guide to Effective Implementation
Leadership in Change. In Change Management. (Third Edit). SAGE.
https://doi.org/10.1007/978-3-662-62187-5_6 Rogers, B. E., & Dunkerley, D. (2016). CRISC:
Laumer, S., & Eckhardt, A. (2015). Why Do People Certified in Risk and Information Systems
Reject Technologies : A Review of User Resis- Control. McGraw-Hill Education.
tance Theories Why Do People Reject Techno- Rogers, D. L. (2016). The digital transformation play-
logies : A Review of User Resistance Theories. book : rethink your business for the digital age.
September 2011. https://doi.org/10.1007/978-1- Columbia University Press.
4419-6108-2 Rogers, E. M. (1983). Diffusion of Innovation.

103
Jurnal SCRIPTURA, Vol. 11, No. 2, Desember 2021: 96-104

Rushendi, Sarwititi Sarwoprasdjo, R. S. H. (2016). Turner, D. M., Hallencreutz, J., & Haley, H. (2009).
Influence of Interpersonal Communication Me- Leveraging the value of an organizational
dia on Adoption Decision of the Integrated Ci- change management methodology. Internatio-
tronella–Livestock Bio-industry Farming Inno- nal Journal of Knowledge, Culture and Change
vation in West Java Province. 34(2), 135–144. Management, 9(9), 25–34. https://doi.org/10.
Seemann, K. (2003). Basic principles in holistic 18848/1447-9524/cgp/v09i09/49802
technology education. Journal of Technology Veile, J. W., Schmidt, M. C., & Voigt, K. I. (2022).
Education, 14(2), 28–39. https://doi.org/10. Toward a new era of cooperation: How indus-
21061/jte.v14i2.a.3 trial digital platforms transform business models
Shang, S., & Seddon, P. B. (2002). perspective. 2000, in Industry 4.0. Journal of Business Research,
271–299. 143(November 2021), 387–405. https://doi.org/
Spafford, G. (2013). Know the Top Five Reasons Why 10.1016/j.jbusres.2021.11.062
New Change Management Implementations W, B., & S, B. (2009). Managing Transitions:
Fail and How to Avoid Failure. Making the Most of Change. Da Capo Lifelong
Sumardjo. (2016). Pengertian Komunikasi Inovasi. Books.
Komunikasi Inovasi, Sumardjo 2014, 1–60. Webster, J., & Watson, R. T. (2002). Analyzing the
Suuronen, S., Ukko, J., Eskola, R., Semken, R. S., & Past to Prepare for the Future : Writing a
Rantanen, H. (2022). A systematic literature Literature Review Analyzing The Past To
review for digital business ecosystems in the Prepare For The Future : Writing A. 26(2).
manufacturing industry: Prerequisites, challeng- Wibowo. (2006). Managing Change: Pengantar
es, and benefits. CIRP Journal of Manufacturing Manajemen Perubahan. Penerbit Alfabeta.
Science and Technology, 37, 414–426. Winardi. (2006). Manajemen Perubahan. Kencana
https://doi.org/10.1016/j.cirpj.2022.02.016 Prenada Media Group.

104

Anda mungkin juga menyukai