Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lis Adesna

NPM : 17630761
Kelas : 7H Reg Malam Banjarmasin

Soal UTS Akhlaq TI dan SI UNISKA*

1. Apa pengertian Taqwa dan Ikhlas ? Serta sebutkan Dalil keduanya dari
Al-Qur'an/Hadist !
2. Apa pengertian Cinta dan Ridho ? Serta sebutkan Dalil keduanya dari
Al-Qur'an/Hadist !
3. Apa pengertian Khauf dan Raja' ? Serta sebutkan Dalil keduanya dari
Al-Qur'an/Hadist !
4. Apa pengertian Tawakkal dan Syukur ? Serta sebutkan Dalil keduanya dari Al-
Qur'an/Hadist !
5. Apa pengertian Muraqabah dan Taubat ? Serta sebutkan Dalil keduanya dari Al-
Qur'an/Hadist !
6. Apa itu Birrul Walidain ? Lalu sebutkan Dalil keduanya dari Al-Qur'an/Hadist !
Kemudian berikan Contoh Birrul Walidain !

Soalnya dan jawabannya diketik, lalu dikirim ke WA bapa dalam format PDF.

Jangan lupa sertakan nama, NPM beserta kelas kalian di chat WA saat
mengumpulkannya.

Batas akhir pengumpulan adalah 24 jam dari sekarang !

1. TAKWA Menurut arti harfiah, takwa berarti hati-hati, ingat, mawas diri
dan waspada. Kata takwa tidak dapat diartikan sama dengan “takut”, karena sifat
takut itu lebih banyak bercampur dengan rasa benci. Padahal persoalan takwa ialah
segi hubungan manusia dengan Tuhannya, dimana tidak boleh terdapat dalam hubungan
itu unsur benci walaupun sedikit. Dalam pengertian umum - sebagaimana yang telah
dikemukakan berulang-ulang kali dalam pembahasan-pembahasan yang lalu takwa ialah
sikap mental orang-orang mukmin dan kepatuhannya dalam melaksanakan perintah-
perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-larangan-Nya atas dasar kecintaan
semata. Dengan demikian pengertian takwa dalam Surah Ali Imran: 131 dan dalam Surah
Al-Anfal 25 tersebut, tidaklah berbeda dengan takwa yang diterangkan dalam ayat-
ayat yang lalu. Semua perkataan takwa di sini menunjukkan buah ibadah seseorang.
IKHLAS adalah sifat hati yang bersih dari campuran yang mencemarinya atau suatu
yang murni, dimana ketulusan adalah kunci keikhlasan dalam setiap tindakan tanpa
adanya dorongan riya’ dan takabur dalam sanubari. Allah SWT telah berfirman dalam
Q.S. An-Nahl: 66, “Berupa susu yang bersih di antara tahi dan darah yang mudah
ditelan bagi orang-orang yang meminumnya”.
2. Cinta adalah kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang
menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh
semangat dan rasa kasih sayang. Cinta dengan pengertian demikian sudah merupakan
fitrah yang dimiliki setiap orang. Islam tidak hanya mengakui keberadaan cinta itu
pada diri manusia, tetapi juga mengaturnya sehingga terwujud dengan mulia. Begi
seorang mukmin, cinta pertama dan yang utama sekali diberikan kepada Allah SWT.
Sebagaimana Allah SWT berfirman: “Dan diantara manusia ada orang-orang yang
menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah.
dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[106] mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah
semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” ridha
dengan segala aturan dan keputusan Allah SWT. Artinya dia harus dapat menerima
dengan sepenuh hati, tanpa penolakan sedikitpun, segala sesuatu yang dating dari
Allah SWT dan Rasul-Nya. Dengan keyakinan seperti ini dia juga akan rela menerima
segala qadha dan qadar Allah terhadap dirinya. Dia akan bersyukur atas segala
kenikmatan, dan akan bersabar atas segala cobaan. Demikianlah sikap cinta dan ridha
terhadap Allah SWT. Dengan cinta kita mengharapkan ridha-Nya, dengan ridha kita
mengharapkan cinta-Nya
3. Khaufadalah perasaan takut terhadap siksa dan keadaan yang tidak
mengenakkan karena kemaksiatan dan dosa yang telah diperbuat. Sedangkan raja'
adalah perasaan penuh harap akan surga dan berbagai kenikmatan lainnya, sebagai
buah dari ketaatan kepada Allah dan rasul Nya. Dalil Khauf dan Raja’ dalam Al-Quran
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya1193 dan mereka selalu berdoa kepada
Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap……” (QS. As-Sajadah: 16)
4. Tawakal yang berarti menyerahkan sepenuhnya kepada Allah. Sedangkan
syukur yaitu menikmati semua yang telah Allah beri kepada kita. Tawakal: Surah Al-
Maidah ayat 23 dan Surah al-Anbiya ayat 69 Syukur: Surah Ibrahim ayat 7
5. Muraqabah berakar dari kata raqaba yang berarti menjaga, mengawal,
menanti, mengamati. Semua pengertian kata raqaba tersebut bisa disimpulkan dalam
satu kata yaitu pengawasan karena apabila seseorang mengawasi sesuatu dia akan
mengamati, menantikan, menjaga dan mengawalnya. Dengan demikian muraqabah bisa kita
artikan dengan pengawasan. Sedangkan yang dimaksud dengan muraqabah dalam
pembahasan kita adalah kesadaran seorang muslim bahwa dia selalu berada dalam
pengawasan Allah SWT. Kesadaran itu lahir dari keimanannya bahwa Allah SWT dengan
sifat ‘ilmu, bashar dan sama’ (mengetahui, melihat, dan mendengar) Nya mengetahui
apa saja yang dia lakukan kapan dan di mana saja. Dia mengetahui apa yang
dipikirkan dan rasakan. Tidak ada satupun yang luput dari pengawasan-Nya.
Digambarkan oleh Allah SWT dalam surat Al-An’am ayat 59 bahwa sebutir bijipun dalam
gelap gulita bumi yang berlapis lapis tetap diketahui oleh Allah SWT. Perhatikan
firman-Nya:“ Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, taka da yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di
lautan, dan tidak sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula),
dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah
atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfizh). (QS.
Al-An’am 6:59). Taubat berakar dari kata taba yang berarti kembali. Jadi orang yang
bertaubat kepada Allah SWT berarti orang yang kembali dari sesuatu menuju sesuatu,
kembali dari sifat-sifat tercela menuju sifat-sifat yang terpuji, kembali dari
larangan Allah menuju perintah-Nya, kembali dari maksiat menuju taat. Selain itu
searti dengan tabah adalah anaba dan aba. Orang yang takut azab Allah disebut taib
(isim fa’il dari taba), bila karena malu disebut munib (isim fa’il anaba) dan bila
dikarenakan menganggungkan Allah SWT disebut awwab. Apabila seorang muslim
melakukan kesalahan dia wajib melakukan taubat kepada Allah SWT. Kesalahan atau
kemaksiatan yang dimaksud adalah semua kegiatan yang melanggar ketentuan syariat
Islam, baik dalam bentuk meninggalkan kewajiban atau melanggar larangannya, baik
yang termasuk shaghair (dosa kecil) atau kabair (dosa besar) Allah berfirman dalam
QS. An-Nur 24:31 “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra
mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka,
atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada
Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. “ (QS. An- Nur 24:31)
6. Birrul Walidain adalah bagian dalam etika Islam yang menunjukan kepada
tindakan berbakti kepada kedua orang tua. Yang mana berbakti kepada orang tua ini
hukumnya fardhu ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua orang tuanya
adalah non muslim. Amalan Birrul Walidain dalam Kehidupan Sehari-hari. Setelah
mengetahui berbagai keutamaan dari birrul walidain, hendaknya umat Islam senantiasa
berusaha memuliakan kedua orangtua. Berikut ini adalah beberapa penerapan birrul
walidain dalam kehidupan sehari-hari:Mendoakan Orang Tua, Meringankan Beban Orang
Tua, Tidak Membentak Orang Tua

Anda mungkin juga menyukai