Anda di halaman 1dari 9

nama: jefry aronal rahman

nim : 18073012

sesi :senin siang

1.

 P memiliki arti yaitu parkir ,sesuai dengan namanya posisi ini digunakan
saat mobil parkir .sengan tuas di posisi P .transmisi tidak akan bekerja dan
terdapat pengaman yang mengunci agar gigi tidak aktif.
 R memiliki arti berasal dari kata reverse atau mundur. Posisi gigi ini jelas
untuk memundurkan mobil.
 N memiliki arti neutral atau netral. Seperti menetralkan gigi pada transmisi
manual, huruf N pada transisi otomatis juga menonaktifkan gigi. posisi
tuas N digunakan ketika berhenti sambil menunggu lampu lalu lintas.
 D diambil dari kata drive dan memiliki fungsi menjalankan mobil. Karena
transmisi otomatis memindahkan gigi.
 2(S) atau Second, adalah posisi untuk berjalan maju di medan
pegunungan. Posisi ini ada di maksimum gigi ke-2 (engine break)
 1(L) atau Low adalah posisi maju pada gigi ke satu, hanya digunakan pada
saat berkendara di medan yang menanjak curam.

2. Teknik Ototronik adalah kompetensi keahlian dibidang otomotif yang


menekankan keahlian pada bidang penguasaan teknologi elektronik dan kontrol
yang ada di kendaraan bermotor.contohnya dalam bidang teknik Otomotif yang
mengunakan peralatan kerja dan peralatan ukur elektronik, seperti injeksi, Power
Windows, ABS, EFI, EMS dan GPS dll.

Komponen Sistem Bahan Bakar Pada Mesin Injeksi EFI

Fungsi sistem bahan bakar pada sistem EFI adalah untuk menyalurkan bahan
bakar dari tangki menuju ke ruang bakar (silinder). Komponen-komponen sistem
bahan bakar pada mesin EFI dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Komponen-komponen sistem bahan bakar pada mesin EFI antara lain :

1. Tangki bahan bakar (Fuel tank)

Tangki bahan bakar atau fuel tank berfungsi untuk menyimpan/ menyediakan
bahan bakar di dalam kendaraan.

2. Saringan bahan bakar (Fuel filter)

Saringan bahan bakar atau fuel filter berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran
yang ada di dalam bahan bakar agar nantinya kotoran-kotoran ini tidak
mengganggu kinerja (menyumbat) komponen-komponen lainnya pada sistem
bahan bakar.
3. Pompa bahan bakar (Fuel pump)

Pompa bahan bakar atau fuel pump berfungsi untuk memompa bahan bakar agar
dapat bersirkulasi pada sistem bahan bakar.

4. Selang/ pipa bahan bakar (Fuel line)

Selang atau pipa bahan bakar berfungsi sebagai tempat untuk menyalurkan bahan
bakar dari komponen-komponen sistem bahan bakar.

5. Pipa pembagi/ penyalur (Fuel delivery pipe)

Pipa pembagi atau fuel delivery pipe merupakan komponen pada sistem bahan
bakar yang berhubungan dengan injektor. Pipa pembagi bahan bakar berfungsi
untuk menyalurkan bahan bakar ke injektor.

6. Pressure regulator

Pressure regulator pada sistem bahan bakar EFI berfungsi untuk menjaga tekanan
pada pipa pembagi agar tekanannya tetap stabil. Besar tekanan bahan bakarnya
pada pipa pembagi ini diatur sebesar 2,55-2,9 kg/cm2. Apabila tekanan bahan
bakarnya melebihi spesifikasi yang telah ditentukan maka katup (valve) pada
regulator tekanan akan membuka sehingga bahan bakar akan dialirkan kembali ke
dalam tangki.

7. Pultation damper

Pulsation damper berfungsi untuk mencegah terjadinya fluktuasi (menyerap


kejutan dari variasi tekanan bahan bakar yang terjadi) tekanan dari bahan bakar di
pipa pembagi. Pultation damper ini tidak terdapat pada semua mesin EFI, hanya
beberapa mesin EFI yang menggunakan komponen ini.

8. Injektor

Injektor berfungsi untuk menyemprotkan atau menginjeksikan bahan bakar ke


dalam intake manifold (tipe MPI) atau ke ruang bakar (tipe GDI).

9. Cold Start Injector


Cold start injector atau injekjor tambahan ketika start dingin merupakan
komponen pada sistem bahan bakar yang berfungsi untuk membantu/ menambah
penginjeksian bahan bakar ketika kondisi mesin masih dalam keadaan dingin.
Cold start injector ini tidak terdapat pada semua mesin EFI, hanya beberapa mesin
EFI yang menggunakan komponen ini.

10. Pipa pengembali bahan bakar (Return pipe)


Pipa pengembali bahan bakar berfungsi sebagai tempat menyalurkan kelebihan
tekanan bakan bakar pada pipa pembagi untuk kembali ke dalam tangki bahan
bakar

3. mekanisme pengaturan katup elektronika

Pada mesin 4 tak  pengaturan langkah-langkah kerja  dalam siklus  kerja


disebabkan oleh gerakan piston dan dipengaruhi oleh mekanisme pengatur
pembukaan dan penutupan katup.

     Katup digerakkan oleh sebuah    poros nok (camshaft)  yang  putarannya


setengah dari putaran poros engkol (crankshaft).

      Kenyataannya katup isap mulai dibuka (KIB) sebelum TMA dan menutupnya
(KIT) setelah TMB dan katup buang terbuka (KBB) sebelum TMB dan
penutupannya setelah TMA (KBT), hal ini menyebabkan derajat pembukaan
katup-katup lebih dari 180o. Pada saat awal katup isap terbuka katup buang masih
terbuka (overlap).
      Pembukaan katup lebih panjang bertujuan agar pembukaan dan penutupan
katup terjadi dengan lembut, menghindari ketukan keras pada mekanisme, juga
mempertimbangkan gaya inersia aliran gas. Harapannya pengisapan dan
pembuangan optimal.

    Bentuk dari tonjolan cam akan mempengaruhi diagram pembukaan katup.


    Semakin tinggi tonjolan cam   dari lingkaran dasar akan semakin lebar
pembukaan katup, semakin  cembung  bentuk sisi  buka  dan sisi
tutup cam semakin  cepat  pembukaan   dan penutupan katup. 

     Sistem mekanisme katup konvensional lama pembukaan katup relatif tetap,


dipengaruhi oleh penyetelan celah katup dan keausan yang terjadi pada
mekanisme katup.

     Ketika engine berputar semakin cepat, gerakan piston semakin cepat. Karena


ada hambatan aliran udara dan waktu yang untuk mengalir udara semakin pendek
menyebabkan pengisian silinder kurang optimal (rendamen volumetrik
berkurang). Akibatnya daya engine berkurang.

     Agar pengisian lebih optimal pada putaran tinggi maka diperlukan waktu
pembukaan katup yang lebih lama.

 
      Solusi yang dilakukan dengan mengontrol waktu pembukaan dan penutupan
katup yang variabel. Pembukaan katup  diawalkan dan  diikuti dengan
penutupannya  diperlambat.  Ada pula yang selain merubah saat pembukaan dan
penutupan katup, juga dengan merubah lebar pembukaan katup. Aktuator yang
dioperasikan berbeda-beda, ada yang berupa motor listrik, selenoid, atau selenoid
yang mengatur hidrolik.

 II.       SISTEM KENDALI PENYESUAIAN SECARA ELEKTRONIK

 1.   VVT-i (Variable Valve Timing – Intelligen)

     Sistem VVT-i pembukaan katup masuknya dipercepat atau diperlambat dengan


memutar poros nok lebih cepat atau lambat.

Saat start dan mesin dingin dan  mesin stasioner tanpa


beban, timing dimundurkan 30 derajat, menghilangkan overlap, harapannya tidak
ada bahan bakar yang terbuang saat terisap ke ruang bakar. Konsumsi BBM jadi
hemat dan mesin lebih ramah lingkungan.

     Saat ada beban, timing akan maju 30 derajat . Derajat overlapping meningkat.


Tujuannya memanfaatkan gaya inersia aliran gas buang yang menghisap gas baru
dan memanaskan campuran bahan bakar dan udara yang masuk. Efeknya,
efisiensi volumetrik jadi lebih baik.
2.      VTEC (Variable Valve Timing and Lift Electronic Control)

VTEC menerapkan penggantian nok, juga hanya diaplikasikan pada katup masuk.


 Gambar 8. Kerja rockerarm terpisah

     Engine dilengkapi dengan dua katup masuk dengan nok sendiri-sendiri dan


kerja bersamaan. Diantara kedua nok terdapat satu nok lain dengan tinggi angkat
yang lebih besar.

     Saat putaran rendah nok-nok standar yang bekerja membuka katup-katup


dengan bukaan relatif kecil.

     Seiring naiknya putaran mesin, kebutuhan suplai udara juga meningkat. Nok-
nok disatukan dengan nok sehingga nok tambahan yang bekerja dan nok standar
tidak menonjok rokerarm, bukaan katup isap jadi lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai