Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
maka telah dapat diterbitkan Buku Panduan Pendidikan Program
Magister Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga Tahun akademik
2020/2021.
Direktur,
1
DAFTAR ISI
3
7.2 Kompetensi Lulusan ................................................................... 35
7.3 Struktur Kurikulum dan Beban Studi .......................................... 36
7.4 Strategi Pembelajaran ................................................................ 37
7.4.1 Metode Pembelajaran ......................................................... 37
7.4.2 Media Pembelajaran............................................................ 39
BAB VIII PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU FORENSIK ........................ 40
8.1 Visi, Misi Program Studi Magister Ilmu Forensik ........................ 40
8.2 Kompetensi Lulusan ................................................................... 40
8.3 Struktur Kurikulum dan Beban Studi .......................................... 41
8.4 Strategi Pembelajaran ................................................................ 42
8.4.1 Metode Pembelajaran ......................................................... 42
8.4.2 Media Pembelajaran............................................................ 44
BAB IX PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN BENCANA .............. 45
9.1 Visi, Misi Program Studi Magister Manajemen Bencana ............ 45
9.2 Kompetensi Lulusan ................................................................... 45
9.3 Struktur Kurikulum dan Beban Studi .......................................... 46
9.4 Strategi Pembelajaran ................................................................ 48
9.4.1 Metode Pembelajaran ......................................................... 48
9.4.2 Media Pembelajaran............................................................ 50
4
PIMPINAN SEKOLAH PASCASARJANA
Dr. Rudi Purwono, S.E.,M.SE Prof. Dr. Rr. Sri Pantja M, drh., M.Si Dr. Suparto Wijoyo, S.H., M.Hum
Wakil Direktur I Wakil Direktur II Wakil Direktur III
5
KOORDINATOR PROGRAM STUDI MAGISTER DAN DOKTORAL
Dr. Nuri Herachwati, Dra., Ec., M.Si., M.Sc Dr. Radian Salman, S.H., LL.M
Koordinator Program Studi Magister Koordinator Program Studi Magister
Pengembangan Sumber Daya Manusia Sains Hukum dan Pembangunan
Dr. Arief Hargono, drg., M.Kes Dr. Prawitra Thalib, S.H., M.H
Koordinator Program Studi Magister Koordinator Program Studi Magister
Manajemen Bencana Kajian Ilmu Kepolisian
6
KOORDINATOR PROGRAM STUDI MAGISTER DAN DOKTORAL
Prof. Dr. Theresia Indah Budhy S, drg., M.kes Dr. Ahmad Yudianto, dr., Sp.FM (K)., SH., M.Kes
Koordinator Program Studi Magister Imunologi Koordinator Program Studi Magister Ilmu Forensik
7
BAB I
GAMBARAN UMUM SEKOLAH PASCASARJANA
8
1.2 Struktur Organisasi Sekolah Pascasarjana
9
1.3 Pimpinan Sekolah Pascasarjana
10
Tabel 1.3. Nama-nama Tim Program Non Degree “Executive
Learning Hub-ELH”
11
BAB II
VISI MISI DAN TUJUAN SEKOLAH PASCASARJANA
2.1 Visi
Menjadi institusi berkelas dunia (future oriented) dengan
mengembangkan pemimpin transformatif (positioning) yang
memperbaiki dunia (purpose).
2.2 Misi
1. Mendidik mahasiswa menjadi pemimpin yang transformatif
2. Mengembangkan dan mendiseminasikan pengetahuan untuk daya
saing bisnis, pemerintah, dan masyarakat
3. Meningkatkan dampak pendidikan dan penelitian bagi daya saing
bisnis, pemerintah dan masyarakat
2.3 Tujuan
1. Menghasilkan lulusan magister dan doktor dengan perspektif
multidisiplin yang mampu menjadi pemimpin trranformatif.
2. Menghasilkan magister yang profesional dan transformatif, mampu
mengembangkan dan mendiseminasikan pengentahuan untuk daya
saing bisnis, pemerintah, dan masyarakat
3. Menghasilkan doktor yang profesional dan transformatif, memiliki
kemampuan dan kemandirian untuk menemukan, mengembangkan,
mendiseminasikan pengetahuan untuk daya saing bisnis, pemerintah,
dan masyarakat
4. Meningkatkan dampak pendidikan dan penelitian bagi daya saing
bisnis, pemerintah, dan masyarakat.
12
BAB III
PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER
13
3.4 Tata Laksana Pendidikan
1. Kualifikasi Dosen
a. Dosen tetap Universitas Airlangga minimal bergelar Magister
dengan jabatan Lektor Kepala atau bergelar Doktor.
b. Dosen tidak tetap adalah dosen luar biasa yang memiliki
kepakaran di bidang ilmu tertentu yang ditetapkan oleh Direktur
Sekolah Pascasarjana atas usul Koordinator Program Studi.
c. Doktor dengan jabatan asisten ahli dapat membantu dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
2. Dosen Wali
a. Dosen Wali adalah dosen tetap yang bertugas dan bertanggung
jawab sebagai pendamping mahasiswa dalam mengikuti
pelaksanaan pendidikan.
b. Dosen Wali diusulkan Koordinator Program Studi kepada Direktur
Sekolah Pascasarjana.
c. Peserta Program wajib memiliki Dosen Wali yang kesediaannya
dinyatakan dengan mengisi formulir kesediaan sebagai
pendamping mahasiswa dan ditetapkan berdasarkan Keputusan
Direktur Sekolah Pascasarjana.
14
Perkuliahan dan Penilaian Hasil Belajar
1. Agar diperkenankan menempuh ujian dalam satu mata kuliah
mahasiswa wajib menghadiri perkuliahan paling sedikit 75% (tujuh
puluh lima persen)
2. Ujian dapat berbentuk tugas terstruktur, ujian tulis, tugas makalah dan
ujian lisan.
3. Bagi mahasiswa yang tidak dapat/berhalangan mengikuti ujian, harus
melapor kepada Koordinator Program Studi dengan membawa surat
resmi.
4. Dosen/PJMK wajib memasukkan nilai akhir ke Universitas Airlangga
Cyber Campus (UACC) selambat-lambatnya 14 hari efektif setelah
pelaksanaan ujian. Print out nilai yang telah ditandatangani oleh
PJMK dikirim ke Kaur Akademik.
5. Mahasiswa dapat mengakses nilai melalui UACC.
Keterangan :
1. Nilai lulus ujian perkuliahan adalah sama dengan atau lebih
besar dari B
2. Nilai lulus ujian proposal dan ujian tesis adalah sama dengan
atau lebih besar dari nilai mutu 3 (tiga) atau nilai huruf B
15
Sesuai dengan SK Rektor Nomor 03 Tahun 2019, Penilaian Tugas
Akhir ditentukan oleh capaian publikasi karya ilmiah mahasiswa dengan
nilai konversi yang tertera pada tabel berikut :
Keterangan :
Mahasiswa yang memenuhi persyaratan publikasi dengan nilai konversi
0,8 nilai tugas akhir (Tesis) diterapkan oleh penguji dan dapat diluluskan
dengan nilai B.
Σ (Ki x Ni)
IP atau NMR = ---------------
Σ Ki
16
Untuk memberikan gambaran tentang Indeks Prestasi (IP) atau NMR,
dibawah ini disajikan contoh perhitungannya.
Nilai
Kode Mata Kuliah Kredit Nilai
Mutu
NxK
Jumlah 15 55,5
55,5
Hasil Penghitungan IP atau NMR = ---------- = 3,70
15
3.9 Kelulusan
Mahasiswa dinyatakan lulus Program Pendidikan Magister Sekolah
Pascasarjana Universitas Airlangga apabila :
1. Telah lulus seluruh mata kuliah yang diprogramkan
2. Indeks Prestasi Kumulatif ≥ 3,00
3. Menyerahkan sertifikat hasil ELPT dengan nilai ≥ 475 yang
dikeluarkan oleh Pusat Bahasa Universitas Airlangga sesuai SK
Rektor No. 6 tahun 2017
4. Mempublikasikan karya ilmiah sesuai dengan Peraturan Rektor Nomor
3 Tahun 2019.
17
Predikat kelulusan dengan pujian (cum laude) dengan ketentuan :
a. Masa studi maksimal 2 ( dua) tahun.
b. IPK : 3,75 – 4,00
c. Nilai ujian tesis A
d. Telah menghasilkan publikasi karya ilmiah dengan bobot nilai
konversi 1 (satu) sesuai dengan ketentuan tabel penilaian Tugas
Akhir di atas.
18
BAB IV
PROGRAM STUDI MAGISTER
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
19
4.3 Struktur Kurikulum dan Beban Studi
Kurikulum Program Studi Magister Pengembangan Sumber Daya
Manusia ditetapkan berdasarkan Keputusan Rektor Universitas
Airlangga Nomor : 2241/UN3/2014 sebagaimana tercantum dalam
Tabel 4.1.
Semester1
Wajib(15sks)
20
BebanStudi (sks)
Kode Mata Elemen
No Ajaran MataAjaran Kompetensi
Kuliah Praktikum Jml
Wajib(6sks)
1. PNS699N Tesis 6 ‑ 6 MWP
Sub Jumlah 6 - 6
Jumlahsksmahasiswadinyatakanlulusminimal 39sksmaksimal50sks
Ceramah
Mayoritas mata kuliah dalam program studi ini membutuhkan strategi
pembelajaran dalam bentuk ceramah. Ini disebabkan karena mata kuliah
tersebut membutuhkan penjelasan. Ceramah disini tidak dimaksudkan
hanya satu arah, tetapi juga dimungkinkan dalam dua arah, sehingga ada
interaksi antara dosen dan mahasiswa.
21
Diskusi
Diskusi adalah salah satu bentuk lain dari strategi pembelajaran yang
diterapkan dalam program studi magister. Lebih jauh lagi, mahasiswa S2
yang terdaftar di program ini meliputi lulusan mahasiswa dari berbagai
jenis jurusan di S1. Beberapa mahasiswa lain juga berasal dari ilmu-ilmu
umum seperti manajemen, dan lain-lain. Oleh karena itu diskusi untuk
saling bertukar pikiran menjadi sangat penting.
Studi Kasus
Bentuk lain dari strategi pembelajaran dari program studi magister adalah
dengan studi kasus. Hal ini sangat penting bagi mahasiswa untuk dapat
melihat fakta dilapangan dibandingkan dengan teori yang ada. Harapan
dari studi kasus ini adalah mahasiswa dapat menemukan cara atau solusi
untuk kemudian dikembangkan ditempat lain.
E-Learning
E-learning sebagai metode pembelajaran dalam pendidikan yang
memberikan peran sangat penting dalam fungsi besar bagi dunia
pendidikan yang mengedepankan efisiensi dalam belajar agar mendapat
pengajaran yg penuh meski tidak harus bertatap muka. Sesuai SK Rektor
no. 43 tahun 2017 , kegiatan perkuliahan yang dilakukan dengan e-
learning minimal 2 (dua) sesi dalam 14 (empat belas) sesi perkuliahan.
Metode ini dibantu dengan beberapa aplikasi seperti AULA, ZoomEdu,
Google Meet.
22
BAB V
PROGRAM STUDI MAGISTER
SAINS HUKUM DAN PEMBANGUNAN
23
4. Adaptif
Menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam masyarakat
5. Mandiri
Mengelola instansi yang dipimpin di berbagai daerah maupun
sebagai legal staff pada instansi pemerintah maupun swasta
6. Peneliti (Researcher)
Melakukan penelitian mandiri atau tergabung dalam tim peneliti
pada lembaga penelitian terkait di bidang administrasi, sosial dan
hukum yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan secara
professional, dengan menjaga etika
Pilihan* 8 sks
HKP612 Kebijakan Kriminal (Criminal 2 Penunjang MKK
8.
Policy)
24
9. HKT659 HKI (Intellectual Property) 4 Penunjang MPB
Hukum dan Transaksi Bisnis 4 Penunjang MKK
10.
HKT616 (Law in Business Transaction)
KSH606 Kapita Selekta Hukum 2 Penunjang MPB
11.
Persaingan
Perancangan Keputusan dan 2 Penunjang MKK
HKN608 Peraturan Perundang-
12. undangan
(Legal Drafting)
Perancangan Kontrak Bisnis 2 Penunjang MPB
13. HKT660 (Contract Drafting)
Hukum Perencanaan Kota 4 Penunjang MKK
14.
HKA620 (Urban Planning Law)
Mata Kuliah Tailor Made 4 Penunjang MPB
(disesuaikan dengan
15.
kebutuhan serta karakteristik
peserta pendidikan)
Jumlah 24
Semester 3
Wajib:
16. PNH798 Proposal 2 Utama
Mata Kuliah Penunjang Tesis 2 Penunjang MKK
17. I (MKPT I)
Mata Kuliah Penunjang Tesis 2 Penunjang MKK
18.
II (MKPT II)
19 PNH799 Tesis 6 Utama
Jumlah 12
Beban Studi 36
25
dapat saling bertukar pikiran untuk mencari model-model pengembangan
ilmu yang baru.
Ceramah
Mayoritas mata kuliah dalam program studi ini membutuhkan strategi
pembelajaran dalam bentuk ceramah. Ini disebabkan karena mata kuliah
tersebut membutuhkan penjelasan. Ceramah disini tidak dimaksudkan
hanya satu arah, tetapi juga dimungkinkan dalam dua arah, sehingga ada
interaksi antara dosen dan mahasiswa.
Diskusi
Diskusi adalah salah satu bentuk lain dari strategi pembelajaran yang
diterapkan dalam program studi magister. Lebih jauh lagi, mahasiswa S2
yang terdaftar di program ini meliputi lulusan mahasiswa dari berbagai
jenis jurusan di S1. Beberapa mahasiswa lain juga berasal dari ilmu-ilmu
umum seperti manajemen, dan lain-lain. Oleh karena itu diskusi untuk
saling bertukar pikiran menjadi sangat penting.
Studi Kasus
Bentuk lain dari strategi pembelajaran dari program studi magister adalah
dengan studi kasus. Hal ini sangat penting bagi mahasiswa untuk dapat
melihat fakta dilapangan dibandingkan dengan teori yang ada. Harapan
dari studi kasus ini adalah mahasiswa dapat menemukan cara atau solusi
untuk kemudian dikembangkan ditempat lain.
E-Learning
E-learning sebagai metode pembelajaran dalam pendidikan yang
memberikan peran sangat penting dalam fungsi besar bagi dunia
pendidikan yang mengedepankan efisiensi dalam belajar agar mendapat
pengajaran yg penuh meski tidak harus bertatap muka. Sesuai SK Rektor
no. 43 tahun 2017 , kegiatan perkuliahan yang dilakukan dengan e-
learning minimal 2 (dua) sesi dalam 14 (empat belas) sesi perkuliahan.
Metode ini dibantu dengan beberapa aplikasi seperti AULA, ZoomEdu,
Google Meet.
26
5.4.2 Media Pembelajaran
Media Pembelajaran merupakan alat bantu yang sangat penting bagi
keefektifan proses belajar mengajar. Tanpa alat bantu, mahasiswa akan
menemui kesulitan untuk dapat mengerti apa yang telah diajarkan oleh
para dosen. Secara umum, media yang digunakan oleh program
Magister ini adalah whiteboard dan LCD+computer. Untuk kuliah tamu
dengan institusi pendidikan diluar negeri, media yang mungkin digunakan
adalah teleconference yaitu seperangkat alat agar kita yang berada di
Indonesia dapat menikmati pelajaran oleh seseorang yang berada di
belahan dunia yang lain secara langsung.
27
BAB VI
PROGRAM STUDI MAGISTER KAJIAN ILMU KEPOLISIAN
28
3. Arbiter.
Mampu menyelesaikan permasalahan sosial dan hukum secara
profesional dan proporsional dengan tetap menjaga etika dan
moral agama
4. Adaptif
Mampu menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam
masyarakat
5. Mandiri.
Mampu mengelola instansi di berbagai daerah maupun sebagai
legal staff pada instansi tersebut
6. Researcher.
Mampu melakukan penelitian mandiri atau tergabung dalam tim
peneliti pada lembaga penelitian terkait di bidang administrasi,
sosial dan hukum yang bermanfaat bagi masyarakat dan
keilmuan secara professional, dengan menjaga etika
Semester 1
1. PHH601 Filsafat Ilmu dan Etika 3 Penunjang MKK,MKB
Metode Kualitatif dan
3 Penunjang MKK,MKB
2. PNH603 Kuantitatif
3. IKP601 Ilmu Kepolisian Indonesia 3 Utama MKK,MKB
Perbandingan Sistem
3 Penunjang MKK,MKB
4. IKP602 Kepolisian
6 Perubahan Sosial dan 2
Penunjang MKK,MKB
SOS603 Pembangunan
Sub Jumlah Beban Studi Semester 1 14 sks
Semester 2
5 Masalah Sosial dan Isu 3
Utama MKK,MKB
SOS602 Kriminologi
29
7 HKT635 Kejahatan Korporasi 2 Penunjang MKK,MKB
11 MNG608 Manajemen Proses dan
4 Utama MKK,MKB
Operasi
12 MNU628 Manajemen Sekuriti 3 Utama MKK,MKB
13 MNU629 Manajemen Sekuriti 2
Utama MKK,MKB
Swakarsa
Sub Jumlah Beban Studi Semester 2 14 sks
Semester 3
8. SOS604 Masalah Sosial dan Isu HAM 3 Penunjang MKK,MKB
14 MNM620 Manajemen Personalia dan
2 Utama MKK,MKB
Hubungan industry *
15 IKP603 Budaya Penjara * 2 Utama MKK,MKB
16 MNU630 Manajemen Sekuriti
2 Utama MKK,MKB
Informasi
Sub Jumlah Beban Studi Semester 3 7 sks
Catatan: *Antara Mata ajar Budaya Penjara dan Mata ajar Manajemen
Personalia dan Hubungan industri dipilih salah satu
Semester 4
9. PNH604 Proposal 2 Utama MKK,MKB
10. PNH699 Tesis 6 Utama MKK,MKB
Sub Jumlah Beban Studi Semester 4 8 sks
Jumlah Beban Studi Minat Manajemen
43 sks
Sekuriti
Semester 1
30
6 Perubahan Sosial dan 2
Penunjang MKK,MKB
SOS603 Pembangunan
Sub Jumlah Beban Studi Semester 1 14
sks
Semester 2
Semester 4
31
C. Minat Administrasi Kepolisian
No Mata Ajar : Perkuliahan Beban Kompetensi
Studi
Kode
Nama (sks) Jenis Elemen
Semester 1
Semester 2
5 Masalah Sosial dan Isu 3
Utama MKK,MKB
SOS602 Kriminologi
7 HKT635 Kejahatan Korporasi 2 Penunjang MKK,MKB
32
Semester 4
9 PNH604 Proposal 2 Utama MKK,MKB
Ceramah
Mayoritas mata kuliah dalam program studi ini membutuhkan strategi
pembelajaran dalam bentuk ceramah. Ini disebabkan karena mata kuliah
tersebut membutuhkan penjelasan. Ceramah disini tidak dimaksudkan
hanya satu arah, tetapi juga dimungkinkan dalam dua arah, sehingga ada
interaksi antara dosen dan mahasiswa.
Diskusi
Diskusi adalah salah satu bentuk lain dari strategi pembelajaran yang
diterapkan dalam program studi magister. Lebih jauh lagi, mahasiswa S2
yang terdaftar di program ini meliputi lulusan mahasiswa dari berbagai
jenis jurusan di S1. Beberapa mahasiswa lain juga berasal dari ilmu-ilmu
33
umum seperti manajemen, dan lain-lain. Oleh karena itu diskusi untuk
saling bertukar pikiran menjadi sangat penting.
Studi Kasus
Bentuk lain dari strategi pembelajaran dari program studi magister adalah
dengan studi kasus. Hal ini sangat penting bagi mahasiswa untuk dapat
melihat fakta dilapangan dibandingkan dengan teori yang ada. Harapan
dari studi kasus ini adalah mahasiswa dapat menemukan cara atau solusi
untuk kemudian dikembangkan ditempat lain.
E-Learning
E-learning sebagai metode pembelajaran dalam pendidikan yang
memberikan peran sangat penting dalam fungsi besar bagi dunia
pendidikan yang mengedepankan efisiensi dalam belajar agar mendapat
pengajaran yg penuh meski tidak harus bertatap muka. Sesuai SK Rektor
no. 43 tahun 2017 , kegiatan perkuliahan yang dilakukan dengan e-
learning minimal 2 (dua) sesi dalam 14 (empat belas) sesi perkuliahan.
Metode ini dibantu dengan beberapa aplikasi seperti AULA, ZoomEdu,
Google Meet.
34
BAB VII
PROGRAM STUDI MAGISTER IMUNOLOGI
b. Misi
Misi program studi Magister Imunologi adalah :
1. Menyelenggarakan pendidikan imunologi dan
imunobioteknologi yang multidisiplin untuk membentuk
manusia yang berkarakter dan mempunyai integritas
intelektual.
2. Menghasilkan penelitian dan publikasi yang bertaraf
Nasional maupun Internasional berbasis imunologi dan
imunobioteknologi.
3. Menerapkan imunologi dan imunobioteknologi untuk
berkontribusi dalam meningkatkan kemaslahatan
masyarakat.
4. Membina dan melakukan kerjasama dengan stake holder
terkait untuk meningkatkan kompetensi dan daya guna
lulusan.
35
yang diperoleh dari hasil penelitian yang berorientasi pada
pengembangan vaksin dan kitt diagnostik.
4. Community Leader: Mampu memimpin unit
kerja/Laboratorium riset, yang meliputi managemen,
operasional dan pengembangan yang disesuaikan dengan
dinamisasi kebutuhan masyarakat.
5. Manager: Mampu mengelola dan mengembangan
Laboratorium riset dalam upaya untuk menghasilkan suatu
bioproduk.
6. Researcher: Mampu melakukan penelitian di bidang
kesehatan baik secara mandiri maupun tim, serta
mempublikasikannya baik di tingkat Nasional maupun
Internasional.
36
Wajib
1 BII 621 Imunogenetika 2 2
2 BIS 622 Sel Punca dan 2 1 3
Rekayasa Jaringan
3 BII 623 Imunopatobiologi 2 2
4 BII 614 Imunologi 2 2
Molekuler
5 PTH601 MKPT 1 2 2
6 PTH602 MKPT 2 2 2
Sub-Jumlah 12 1 13
Semester 3
1 PNK683 Seminar Proposal 2 2
2 PNK685 Proposal 2 2
3 PNK686 Diseminasi 2 2
4 PNK687 Seminar Hasil 2 2
5 PNK699 Tesis * - -
Sub Jumlah 8 8
Semester 4
1 PNK699 Tesis 4 4
2 PNK689 Publikasi 2 2
Sub Jumlah 6 6
Jumlah beban studi Prodi Imunologi 40
37
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Studi Kasus
4. E-Learning
Ceramah
Mayoritas mata kuliah dalam program studi ini membutuhkan strategi
pembelajaran dalam bentuk ceramah. Ini disebabkan karena mata kuliah
tersebut membutuhkan penjelasan. Ceramah disini tidak dimaksudkan
hanya satu arah, tetapi juga dimungkinkan dalam dua arah, sehingga ada
interaksi antara dosen dan mahasiswa.
Diskusi
Diskusi adalah salah satu bentuk lain dari strategi pembelajaran yang
diterapkan dalam program studi magister. Lebih jauh lagi, mahasiswa S2
yang terdaftar di program ini meliputi lulusan mahasiswa dari berbagai
jenis jurusan di S1. Beberapa mahasiswa lain juga berasal dari ilmu-ilmu
umum seperti manajemen, dan lain-lain. Oleh karena itu diskusi untuk
saling bertukar pikiran menjadi sangat penting.
Studi Kasus
Bentuk lain dari strategi pembelajaran dari program studi magister adalah
dengan studi kasus. Hal ini sangat penting bagi mahasiswa untuk dapat
melihat fakta dilapangan dibandingkan dengan teori yang ada. Harapan
dari studi kasus ini adalah mahasiswa dapat menemukan cara atau solusi
untuk kemudian dikembangkan ditempat lain.
E-Learning
E-learning sebagai metode pembelajaran dalam pendidikan yang
memberikan peran sangat penting dalam fungsi besar bagi dunia
pendidikan yang mengedepankan efisiensi dalam belajar agar mendapat
pengajaran yg penuh meski tidak harus bertatap muka. Sesuai SK Rektor
no. 43 tahun 2017 , kegiatan perkuliahan yang dilakukan dengan e-
learning minimal 2 (dua) sesi dalam 14 (empat belas) sesi perkuliahan.
Metode ini dibantu dengan beberapa aplikasi seperti AULA, ZoomEdu,
Google Meet.
38
7.4.2 Media Pembelajaran
Media Pembelajaran merupakan alat bantu yang sangat penting bagi
keefektifan proses belajar mengajar. Tanpa alat bantu, mahasiswa akan
menemui kesulitan untuk dapat mengerti apa yang telah diajarkan oleh
para dosen. Secara umum, media yang digunakan oleh program
Magister ini adalah whiteboard dan LCD+computer. Untuk kuliah tamu
dengan institusi pendidikan diluar negeri, media yang mungkin digunakan
adalah teleconference yaitu seperangkat alat agar kita yang berada di
Indonesia dapat menikmati pelajaran oleh seseorang yang berada di
belahan dunia yang lain secara langsung.
39
BAB VIII
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU FORENSIK
b. Misi
Misi program studi Magister Ilmu Forensik adalah :
1. Menyelenggarakan program studi yang unggul di bidang Ilmu
Forensik pada jenjang magister dengan perspektif
multidisiplin dan menghasilkan lulusan yang memiliki
kompetensi bertaraf nasional dan internasional.
2. Melaksanakan dan mengembangkan penelitian unggulan di
bidang Ilmu Forensik dengan perspektif multidisiplin, bertaraf
nasional dan internasional, dengan mengedepankan
kearifan local.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Forensik
dengan perspektif multidisiplin untuk berkontribusi dalam
penyelesaian berbagai permasalahan bangsa dan
kemanusiaan guna pengabdian kepada masyarakat.
4. Menjalin kemitraan dengan berbagai institusi dalam
penegakan hukum di Indonesia
40
5. Profesional
Memiliki kemampuan profesionalisme dalam keahliannya
41
Teknik Preparasi
22 KIA629 Sampel dan 2 2 MPB Khusus
Instrumentasi
Validasi Metoda
23 KIA630 Analisis dan Mikro 2 2 MPB Khusus
Analisis
LADME Obat dalam
24 FAK607 2 2 MPB Khusus
Tubuh
No Mata ajaran Beban Studi pada Elemen Jenis
kegiatan :sks Kompetensi Kompetensi
Kode Nama Kulia Jumlah
h
1 2 3 4 5 6 7
Analisis Racun,
25 FAT619 2 2 MPB Khusus
NAPZA dan Doping
26 2 2 MPB Khusus
KDY610 Bahan Eksplosif
KONSENTRASI FISIKA
FORENSIK
27 KDY611 Analisis Jejak 2 2 MPB Khusus
Teknologi Audio
28 TME604 1 1 MPB Khusus
Forensik
29 KDY612 Pengujian Dokumen 2 2 MPB Khusus
30 KDY613 Teknologi Balistik 2 2 MPB Khusus
Teknologi Peledakan
31 KDY614 2 2 MPB Khusus
dan Kebakaran
32 KDY615 Mikroskopis Forensik 1 1 MPB Khusus
Jumlah beban studi tiap
10
pilihan Konsentrasi
33 PNK698 Proposal Tesis 2 2 MBB Utama
Jumlah beban studi pada
12
semester 3
Semester 4
34 PNK699 Tesis 6 6 MBB Utama
Jumlah beban studi pada semester 4 6
Jumlah total beban studi prodi 45
42
Secara umum, metode yang banyak digunakan dalam program magister
adalah sebagai berikut :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Studi Kasus
4. E-Learning
Ceramah
Mayoritas mata kuliah dalam program studi ini membutuhkan strategi
pembelajaran dalam bentuk ceramah. Ini disebabkan karena mata kuliah
tersebut membutuhkan penjelasan. Ceramah disini tidak dimaksudkan
hanya satu arah, tetapi juga dimungkinkan dalam dua arah, sehingga ada
interaksi antara dosen dan mahasiswa.
Diskusi
Diskusi adalah salah satu bentuk lain dari strategi pembelajaran yang
diterapkan dalam program studi magister. Lebih jauh lagi, mahasiswa S2
yang terdaftar di program ini meliputi lulusan mahasiswa dari berbagai
jenis jurusan di S1. Beberapa mahasiswa lain juga berasal dari ilmu-ilmu
umum seperti manajemen, dan lain-lain. Oleh karena itu diskusi untuk
saling bertukar pikiran menjadi sangat penting.
Studi Kasus
Bentuk lain dari strategi pembelajaran dari program studi magister adalah
dengan studi kasus. Hal ini sangat penting bagi mahasiswa untuk dapat
melihat fakta dilapangan dibandingkan dengan teori yang ada. Harapan
dari studi kasus ini adalah mahasiswa dapat menemukan cara atau solusi
untuk kemudian dikembangkan ditempat lain.
E-Learning
E-learning sebagai metode pembelajaran dalam pendidikan yang
memberikan peran sangat penting dalam fungsi besar bagi dunia
pendidikan yang mengedepankan efisiensi dalam belajar agar mendapat
pengajaran yg penuh meski tidak harus bertatap muka. Sesuai SK Rektor
no. 43 tahun 2017 , kegiatan perkuliahan yang dilakukan dengan e-
learning minimal 2 (dua) sesi dalam 14 (empat belas) sesi perkuliahan.
Metode ini dibantu dengan beberapa aplikasi seperti AULA, ZoomEdu,
Google Meet.
43
8.4.2 Media Pembelajaran
Media Pembelajaran merupakan alat bantu yang sangat penting bagi
keefektifan proses belajar mengajar. Tanpa alat bantu, mahasiswa akan
menemui kesulitan untuk dapat mengerti apa yang telah diajarkan oleh
para dosen. Secara umum, media yang digunakan oleh program
Magister ini adalah whiteboard dan LCD+computer. Untuk kuliah tamu
dengan institusi pendidikan diluar negeri, media yang mungkin digunakan
adalah teleconference yaitu seperangkat alat agar kita yang berada di
Indonesia dapat menikmati pelajaran oleh seseorang yang berada di
belahan dunia yang lain secara langsung.
44
BAB IX
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN BENCANA
45
c. Bertanggung-jawab dan berdedikasi dalam mengemban
tugas di wilayah bencana
d. Menerapkann metode yang tepat dalam melaksanakan
tugas di setiap tahap-tahap bencana
e. Mengidentifikasi faktor risiko pada setiap fase bencana
f. Menjelaskan langkah-langkah pencegahan dan
penanggulangan bencan
3. Melakukan Penelitian penanggulangan bencana
a. Memberdayakan seluruh komponen Masyarakat dalam
program pasca bencana
b. Menjelaskan semua program rehabilitasi berdasarkan
kearifan lokal
c. Memonitor dan mengevaluasi program penanggulangan
bencana pada semua fase
d. Membuat proposal penelitian penelitian sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi dengan benar.
46
5 DSK601 Respons Medis 1 1 2 Utama MKK,MKB
Kesehatan dalam
Bencana
6 DSS601 Sosiologi dan 1 1 2 Utama MKK,MKB
Pemberdayaan
Masyarakat
7 DSI601 Sistim Informasi dan 1 1 2 Utama MKK,MKB
Komunikasi di
Bencana
Sub Jumlah Beban Studi Semester 1 10 4 14
sks
Semester 2
47
19 DSS605 Psikologi dalam Mitigasi 2 - 2 Pendukung MPK,MKK
Bencana
Jumlah 14 4 18
sks
Jumlah Beban Studi pada Semester 3 - - 12
sks
Semester 4
24 PND698 Proposal 2 - 2 Utama MPK,MKK
48
3. Studi Kasus
4. E-Learning
Ceramah
Mayoritas mata kuliah dalam program studi ini membutuhkan strategi
pembelajaran dalam bentuk ceramah. Ini disebabkan karena mata kuliah
tersebut membutuhkan penjelasan. Ceramah disini tidak dimaksudkan
hanya satu arah, tetapi juga dimungkinkan dalam dua arah, sehingga ada
interaksi antara dosen dan mahasiswa.
Diskusi
Diskusi adalah salah satu bentuk lain dari strategi pembelajaran yang
diterapkan dalam program studi magister. Lebih jauh lagi, mahasiswa S2
yang terdaftar di program ini meliputi lulusan mahasiswa dari berbagai
jenis jurusan di S1. Beberapa mahasiswa lain juga berasal dari ilmu-ilmu
umum seperti manajemen, dan lain-lain. Oleh karena itu diskusi untuk
saling bertukar pikiran menjadi sangat penting.
Studi Kasus
Bentuk lain dari strategi pembelajaran dari program studi magister adalah
dengan studi kasus. Hal ini sangat penting bagi mahasiswa untuk dapat
melihat fakta dilapangan dibandingkan dengan teori yang ada. Harapan
dari studi kasus ini adalah mahasiswa dapat menemukan cara atau solusi
untuk kemudian dikembangkan ditempat lain.
E-Learning
E-learning sebagai metode pembelajaran dalam pendidikan yang
memberikan peran sangat penting dalam fungsi besar bagi dunia
pendidikan yang mengedepankan efisiensi dalam belajar agar mendapat
pengajaran yg penuh meski tidak harus bertatap muka. Sesuai SK Rektor
no. 43 tahun 2017 , kegiatan perkuliahan yang dilakukan dengan e-
learning minimal 2 (dua) sesi dalam 14 (empat belas) sesi perkuliahan.
Metode ini dibantu dengan beberapa aplikasi seperti AULA, ZoomEdu,
Google Meet.
49
9.4.2 Media Pembelajaran
Media Pembelajaran merupakan alat bantu yang sangat penting bagi
keefektifan proses belajar mengajar. Tanpa alat bantu, mahasiswa akan
menemui kesulitan untuk dapat mengerti apa yang telah diajarkan oleh
para dosen. Secara umum, media yang digunakan oleh program
50
BAB X
TESIS
51
iii. Sistematika pemikiran dan simpulan penelitian mahasiswa;
iv. Publikasi ilmiah sebagai kewajiban mahasiswa.
h. Pembimbing Ketua dan Pembimbing Kedua secara berkala
melakukan evaluasi kemajuan penelitian dan penulisan naskah
tesis, serta menandatangani catatan kegiatan pembimbingan
dalam buku kegiatan mahasiswa.
i. Dalam hal Pembimbing Ketua atau Pembimbing Kedua
berhalangan tetap, maka Direktur Sekolah Pascasarjana
secepatnya menetapkan pengganti Pembimbing Ketua atau
Pembimbing Kedua yang sesuai bidang ilmunya atas usul
Koordinator Program Studi.
j. Pembimbing Ketua dan/atau Pembimbing Kedua pengganti
sebagaimana dimaksud pada poin (i) wajib memperhatikan dan
mengedepankan kelangsungan usulan penelitian yang telah
disetujui oleh Tim Penilai Usulan Penelitian untuk Tesis.
k. Selama masa studi, Pembimbing Ketua dan/atau Pembimbing
Kedua dapat diganti, apabila terdapat hambatan non akademik
pada hubungan Pembimbing Ketua dan/atau Pembimbing Kedua
dengan mahasiswa.
l. Seorang Pembimbing Ketua tidak dapat diganti dengan
Pembimbing Ketua lain emata-mata disebabkan oleh hambatan
akademik pada mahasiswa.
m. Ketentuan batasan hambatan akademik atau hambatan non
akademik diputuskan oleh komisi etik Sekolah Pascasarjana.
n. Prosedur penggantian Pembimbing Ketua dan/atau Pembimbing
Kedua ditetapkan oleh Direktur Sekolah Pascasarjana.
6) Konsultan diusulkan oleh mahasiswa dan disetujui oleh Pembimbing
dan diketahui oleh Koordinator Program Studi serta selanjutnya
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Sekolah Pascasarjana.
Konsultan bertugas mendampingi mahasiswa untuk membantu
perencanaan dan pelaksanaan tesis.
7) Penguji proposal berjumlah 5 orang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
anggota penguji 3 orangtermasuk 2 orang pembimbing. Penguji
proposal ditentukan oleh Direktur/Wakil Direktur I atau pejabat yang
ditunjuk.
8) Pembimbing Ketua dan/atau pembimbing kedua wajib hadir dalam
pelaksanaan ujian proposal.
9) Ujian proposal dapat dilaksanakan apabila dihadiri sekurang-
kurangnya 4 orang penguji, termasuk Pembimbing Ketua dan/atau
Pembimbing Kedua.
52
10) Mahasiswa diperbolehkan mengajukan proposal tesis dengan
ketentuan :
a. Paling cepat pada semester 2 (dua)
b. Memenuhi persyaratan administrasi yang ditentukan oleh
Sekolah Pascasarjana
11) Keputusan hasil ujian proposal tesis merupakan indikator kelayakan
pelaksanaan penelitian .
53
5.1.3. Ujian Tesis
Mahasiswa yang telah menyelesaikan penulisan tesis dan telah
dinyatakan siap untuk diuji oleh Dosen Pembimbing, diwajibkan segera
mengajukan surat permohonan ujian tesis yang ditujukan kepada
Direktur/ Wakil Direktur I Sekolah Pascasarjana. Berdasarkan
permohonan tersebut, Direktur/Wakil Direktur I Sekolah Pascasarjana
menyusun panitia yang terdiri dari :
1. Penguji sebanyak 5 (lima) orang termasuk 2 (dua) orang Dosen
Pembimbing
2. Kriteria dosen penguji sama dengan dosen pembimbing.
3. Sidang ujian dipimpin oleh Ketua Penguji yang ditunjuk oleh
Direktur/Wakil Direktur ISekolah Pascasarjana.
4. Sidang ujian dihadiri sekurang-kurangnya 4 (empat) orang penguji
termasuk Pembimbing Ketua dan/atau Pembimbing Kedua, serta
Ketua Penguji.
5. Kelulusan ujian tesis ditentukan oleh hasil sidang ujian. Nilai minimum
kelulusan ujian Tesis adalah B.
6. Apabila nilai minimum kelulusan tidak dapat dicapai, maka harus
diadakan ujian ulang paling lambat 30 hari setelah ujian terdahulu.
7. Apabila sidang ujian tidak berhasil memperoleh kata sepakat untuk
menentukan kelulusan, maka keputusan akhir akan diserahkan
kepada Direktur/Wakil Direktur I atas usulan KPS.
54
55