Anda di halaman 1dari 21

2.

2 Pengertian Genetika
Genetika (berasal dari bahasa Greek kuno) merupakan sebuah disiplin ilmu
biologi yang mempelajari tentang hereditas dan variasi dalam makhluk hidup. Genetika
disebut juga studi tentang pewarisan sifat (hereditas). Gregor Johan Mendel abad ke-19
melakukan percobaan persilangan pada kacang ercis (Pisum sativum) → terutama pada
variasi bentuk dan warna ditandai dengan hubungan dominan-resesif. Mendel
menyilangkan tanaman kacang ercis yang tinggi dengan yang pendek. Keturunannya
memperlihatkan nisbah (perbandingan) tanaman tinggi terhadap tanaman pendek sebesar
3:1.

Gambar 1. Hasil percobaan kacang ercis


Hukum mendel di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Hukum Mendel I/Hukum Segregasi.
Pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan
dalam 2 sel anak. Contoh: pada persilangan Monohibrid.
2. Hukum Mendel II/Hukum Pengelompokan gen secara bebas.
Jika 2 individu berbeda satu dengan lain dalam dua macam sifat atau lebih, maka
penurunan sifat yang satu tidak tergantung pada sifat yang lain. Contoh : Pada
persilangan Dihibrid.
Contoh Hukum mendel I (Persilangan Monohibrid)
a. Jari lebih (Polidactily) ditentukan oleh gen dominan P, sedang alel resesif gen p
menentukan jari normal. Seseorang ibu normal (PP), suaminya Polidactily
mempunyai 3 orang anak. Anak pertama dan ke dua adalah laki-laki polidactyli dan
anak ke 3 perempuan normal. Bagaimanakah kira-kira genotif dari individu
tersebut?
Ibunya normal, berarti mempunyai genotif pp. Ayahnya polydactily tetapi
mempunyai seorang anak perempuan normal. Jadi ayahnya pasti memiliki gen
resesif p dalam genotifnya, sehingga ayah itu heterozigotik Pp. Dengan demikian
gen resesif p dari ayah akan bertemu dengan gen p dari ibu, sehingga dihasilkan
anak dengan genotif pp (normal). Anak laki-lakinya yang polidactyli tentunya
heterozigotik Pp.
Diagram pewarisan:
P : ♂ Pp X ♀ PP
(Polydaktyli) (Normal)
G : Pp P
P P
p
F1 : Pp
F2 :
♂ P p

P Pp (Polydactyli) pp (Normal)
Perbandingan genotifnya 1 PP: 1 Pp.
b. Kencing Manis (Diabetes militus)
Suatu penyakit metabolisme pada tubuh manusia yang disebabkan oleh karena
pankreas kurang menghasilkan insulin, sehingga kadar gula dalam darah tinggi dan
sebagian dibuang melalui air kencing. Dahulu dikira penyakit ini bukan keturunan,
sebab memang kebayakan penderita karena berfoya makan, tidur tidak teratur ,
mendapat tekanan perasaan yang sangat dirasakan /kerusakan lain dalam faal tubuh.
Akan tetapi dari penyelidikan diketahui bahwa kurangnya kemampuan pankreas
untuk membentuk insulin itu ditentukan oleh gen resesif d. Jika seseorang pada
suatu waktu diketahui menderita diabetes, sedangkan kedua orang tuanya normal,
dapat dipastikan bahwa kedua orang tua itu heterozigotik. Dengan demikian maka
igen resesif d dari kedua orang tua akan bertemu pada anaknya.
 Diagram Pewarisan :
P : ♂ Dd X ♀ Dd
(Normal) (Normal)
G : D D
d d
F1 :
♂ D d

D DD (Normal) Dd (Normal)
d dD (Normal) dd (diabetes)

Perbandingan fenotifnya 3 normal: 1 diabetes


Perbandingan genotifnya 1 DD : 2 Dd : 1 dd.
Perbandingan fenotip : 3 Tinggi : 1 pendek
Perbandingan genotif : 1 TT (tinggi) : 2 Tt (tinggi) : 1 tt (pendek).
c. Persilangan pada tumbuhan (Monohibrid)

Perbandingan fenotip : 3 Tinggi : 1 pendek


Perbandingan genotif : 1 TT (tinggi) : 2 Tt (tinggi) : 1 tt (pendek).
 Perkawinan Resiprok (kebalikan)
Perkawinan resiprok adalah perkawinan yang merupakan kebalikan dari
perkawinan semula dilakukan. Sebagai contoh digunakan percobaan mendel pada
tanaman ercis berbuah polong hijau yang ditentukan oleh gen (H) dan berbuah
polong kuning yang ditentukan oleh gen (h).
 Diagram pewarisan:
P : ♂ HH X ♀ hh
(Hijau) (Kuning)
G : H h
F1 : Hh (Hijau)
F2 :
♂ H H

H HH (hijau) Hh (Hijau)
h Hh (Hijau) hh (kuning)

Perbandingan fenotifnya 3 hijau : 1 kuning


Perbandingan genotifnya 1 HH : 2 Hh : 1 hh.
 Perkawinan Resiprok (kebalikan) adalah:
P : ♂ hh X ♀ HH
(kuning) (hijau)
G : h H
F1 : Hh (Hijau)
F2 :
♂ H H

H HH (hijau) Hh (Hijau)
H Hh (Hijau) hh (kuning)

Perbandingan fenotifnya 3 hijau : 1 kuning


Perbandingan genotifnya 1 HH : 2 Hh : 1 hh.
 Perkawinan balik (Back Cross)
Perkawinan individu hasil individu F1 dengan salah satu induknya baik yang
betina atau jantan. Sebagai contoh digunakan percobaan mendel tanaman ercis.
Berbatang tinggi dengan berbatang pendek.
 Diagram pewarisan:

P1 : ♂ TT X ♀ tt
(Tinggi) (Pendek)
G : T t
F1 : Tt (tinggi)
P2 : ♂ Tt X ♀ tt
(Tinggi) (pendek)
G: T, t t
F1:
♂ T t

t Tt (tinggi) tt (pendek)
Keterangan:
Hasil persilanagan antara induk jantan yang homozigot dominan (TT) dengan induk
betina yang homozigot resesif (tt) menghasilkan keturunan yang berbatang tinggi bersifat
heterozigot (Tt) atau F1 nya. Kemudian F1 tersebut dikawinkan kembali dengan salah satu
induknya yaitu induk betinanya dan menghasilkan perbandingan. Perbandingan genotif 1 Tt:
1 tt. Perbandingan fenotif: 1 Tt (tinggi): 1 tt (pendek) atau 50% berbatang tinggi dan 50%
berbatang pendek.
 Perkawinan pengujian (Testcross)
Perkawinan antara individu F1 (hibrid) dengan individu yang dobel resesif. Contoh
persilangannya menggunakan marmut berbulu hitam yang ditentukan oleh gen B dan
marmut berbulu putih yang ditentukan oleh gen b.
 Diagram pewarisan:
P1 : ♂ BB X ♀ bb
(Hitam) (Putih)
G : B b
F1 : Bb
(Hitam)

P2 : ♂ Bb X ♀ bb
(Hitam) (putih)
G: B, b b
F1:
♂ B b

b Bb (hitam) bb (putih)
50% 50%

Keterangan:
Bedanya dengan perkawinan balik adalah pada perkawinan pengujian F1
disilangkan dengan individu yang dobel resesif, sedangkan perkawinan balik F1 bisa
dissilangkan dengan induk jantan dan betina. Perkawinan pengujian menghasilkan
keturunan yang mempunyai perbandingan 1:1 dan biasanya dilakukan untuk
menguji ketidak murnian suatu individu.
 Semidominan (Intermediet)
Jika diadakan penyilanagan antara tanaman bunga pukul empat (Mirabilis
jalava) berwarna merah (MM) dengan bunga pukul empat berwarna putih (mm),
maka terjadi F1 berwarna merah muda (pink). Dalam perkawinan intermediet
perbandingan antara genotif dan fenotifnya adalah 1 : 2 : 1.
 Diagram pewarisan:
P : ♂ MM X ♀ mm
(merah) (putih)
G : M m
F1 : Mm
(Pink)
F2 :
♂ M M

M MM (merah) Mm (Pink)
m Mm (Pink) mm (putih)

Perbandingan genotifnya 1 MM: 2 Mm : 1 mm


Perbandingan fenotifnya 1 MM (merah) : 2 Mm (pink) : 1 mm (putih).
Jika dihitung dalam persentase maka 25% merah: 50% pink: 25% putih.
Contoh Hukum mendel II (Persilangan Dihibrid)
 Perkawinan antara tanaman ercis (pisum sativum) berbiji bulat dan berwarna kuning,
dengan biji keriput dan berwarna hijau. Kedua sifat ini ditentukan oleh kedua gen-
gen yang berbeda yaitu:
B : gen untuk biji bulat
b : gen untuk biji keriput
K : gen untuk warna kuning
k : gen untuk warna hijau
Jika biji bulat, warna kuning disilangkan dengan biji keriput, warna hijau,
menghasilkan F1 yang dihibrid F1 ini berbiji bulat dan berwarna kuning. Jadi biji
bulat dominan bterhadap biji keriput dan warna kuning dominan terhadap warna
hijau F2 terdiri atas 4 fenotif yaitu bulat kuning, bulat hijau, keriput kuning, dan
keriput hijau. Dalam hal ini diantara ke-empat fenotif tersebut ada yang sama
dengan induknya yaitu berbiji bulat berwarna kuning dan berbiji keriput berwarna
hijau. Dua fenotif yang lain merupakan suatu hasil yang baru yaitu tanaman yang
berbiji bulat berwarna hijau dan tanaman berbiji keriput berwarna kuning. Kedua
sifat tersebut merupakan suatu kombinasi baru anatara induk-induk semula. Diagram
dihibrid dapat dilihat pada contoh dibawah ini.
 Diagram Pewarisan:
P : ♂ BBKK X ♀ bbkk
(bulat, kuning) (keriput, hijau)
G : BK bk
F1 : BbKk
(bulat, kuning)
Gamet-gamet yang terbentuk:
♂ : BK, Bk, bK, bk
♀ : BK, Bk, bK, bk
F2 :
♂ BK Bk Bk Bk

BK BBKK BBKk BbKK BbKk
(bulat, kuning) (bulat, kuning) (bulat,kuning (bulat, kuning)
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
(bulat, kuning) (bulat, hijau) (bulat, kuning) (bulat, hijau)
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
(bulat, kuning) (bulat, kuning) (Keriput,k uning) (keriput,kuning)
Bk BbKk Bbkk bbKk bbkk
(bulat,kuning) (bulat, hijau) (keriput, kuning) (Keriput, hijau)
Diagram perkawinan antara dua tanaman dengan dua sifat beda. Tanaman F1
disebut dihibrid dan bila mengadakan penyerbukan sendiri menghasilkan F2 yang
memiliki fenotif dengan perbandingan 9:3:3:1 yaitu 9 (bulat, kuning): 3 (bulat, hijau):
3 (keriput kuning): 1 (keriput hijau).
2.2.1 Jenis-Jenis Penyimpangan Semu Hukum Mendell.
a) Kriptomeri disebut juga dengan atavisme adalah peristiwa dimana gen dominan
yang karakternya akan muncul jika bersama-sama dengan gen dominan lainnya. Jika
gen dominan berdiri sendiri, maka karakternya akan tersembunyi (kriptos).
Disini yang mempengaruhi karakter jawer ayam bukan hanya diatur oleh satu
gen, melainkan ada 2 gen yang salin berinteraksi. Ada 4 jenis jawer ayam yaitu:
R-P- : Walnut
rrP- : Ercis/pea
R-pp : mawar (ros)
Rrpp : tunggal single
Contoh: Perkawinan antara ayam yang berjawer mawar (RRpp) dengan ayam yang
berjawer ercis (rrPP) akan memperlihatkan perbandingan fenotif yang sama dengan
perbandingan fenotif pada dihibrid dominansi.
P : ♂ RRpp X ♀ rrPP
(Mawar) (Ercis)
G : Rp rP
F1 : RrPp
(Walnut)
Gamet-gamet yang terbentuk pada F1 adalah:
♂ : RP, Rp, rP, rp ♀ : RP, Rp, rP, rp
F2 :
♂ RP Rp rP rp

RP RRPP RRPp RrPP RrPp
(Walnut) (Walnut) (Walnut) (Walnut)
Rp RRPp RRpp RrPp Rrpp
(Walnut) (mawar) (walnut) (mawar)
rP RrPP RrPp rrPP rrPp
(walnut) (walnut) (ercis) (ercis)
Rp RrPp Rrpp rrPp rrpp
(walnut) (mawar) (ercis) (single)
Rasio genotif :1 RRPP: 2 RRPp: 2 RrPP: 4 rRPp: 1 RRpp: 2 Rrpp: 1 rrPP: 2 rrPp: 1
rrpp, sedangkan Fenotif : 9 walnut, 3 mawar, 3 ercis, 1 single.
b) Komplementer
Peristiwa komplementer adalah dimana gen-gen saling melengkapi, jika ada
salah satu gen yang tidak hadir/ada maka pertumbuhan suatu karakter tak sempurna
atau terhalang. Di sini ada 2 gen yang saling berinteraksi yaitu C-c dan P-p. C bekerja
menumbuhkan zat bahan pigmen, sedangkan alelnya c tidak menumbuhkan bahan
pigmen. Dan gen P bekerja menumbuhkan pigmen antosianin yang berwarna ungu
dan alelnya tidak menumbuhkan warna ungu, sedang C-p akan menumbuhkan warna
putih. Dan c-P serta c-p menumbuhkan warna putih. Smulasi persilanagan
komplementer dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
 Diagram Pewarisan:
P : ♂ CCpp X ♀ ccPP
(Putih) (Putih)
G : Cp cP
F1 : CcPp
(ungu)
Gamet-gamet yang terbentuk pada F1 adalah:
♂ : CP, Cp, cP, cp
♀ : CP, Cp, cP, cp
F2 :
♂ CP Cp cP Cp

CP CCPP CCPp CcPP CcPp
(ungu) (ungu) (ungu) (ungu)
Cp CCPp CCpp CcPp Ccpp
(ungu) (putih) (ungu) (putih)
cP CcPP CcPp ccPP ccPp
(ungu) (ungu) (putih) (putih)
Cp CcPp Ccpp ccPp Ccpp
(ungu) (putih) (putih) (putih)
Rasio genotif : 9 CP (ungu): 3 Cp (putih): 3Cp (putih): 1cp (putih)
Fenotif : 9 (ungu): 7 (putih)
c) Polmeri adalah Interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling menambahkan). Bedanya
dengan komplementar adalah tanpa kehadiran salah satu gen (alel dominan). Karakter
yang disebabkan tetap muncul hanya mutu atau derajatnya yang kurang dibandingkan
dengan kehadiran gen yang menumbuhkan suatu karakter polimeri biasanya lebih dari
satugen sehingga disebut karakter gen ganda.
Melihat banyaknya gen yang mengatur pertumbuhan maka dalam tubuh kita
dapat dikelompokkan menjadi 2 karakter yaitu karakter kualitatif dan karakter
kuantitatif. Karakter kualitatif adalah karakter yang dapat dilihat pada ukurannya.
1. Pigmentasi normal albino.
2. Berjari normal polydactily
3. Biji bundar (round)-kriput (wrinkled)
Sedangkan karakter kuantitatif adalah karakter yang dapat dilihat pada ukuran
nilai dan mutunya.
1. Berat badan hewan dan orang
2. Kadar susu sapi
3. Besar dan banyaknya isi biji tongkol jagung
4. Pigmentasi kulit orang yang berderajat (dari terang sampai yang gelap).
Simulasi persilangan polimeri pada tanaman gantum (Hordeum vulgare),
terdapat gen-gen saling menambahkan. Jika gen dominan A dan B terdapat berssama-
sama maka akan menumbuhkan warna ungu tua pada kulit buah, tetapi apabila
terdapat satu gen dominan saja (yaitu A dan B), menumbuhkan warna ungu pada kulit
buah. Dan jika Ab terdapat secara bersama-sama, maka akan menumbuhkan warna
putih pada kulit biji.
 Diagram pewarisan:
P : ♂ AABB X ♀ aabb
(Ungu tua) (Putih)
G : AB ab
F1 : AaBb
(ungu tua)
Gamet-gamet yang terbentuk pada F1 adalah:
♂ : AB, Ab, aB, ab
♀ : AB, Ab, aB, ab
F2 :
♂ AB Ab aB Ab

AB AABB AABb AaBB AaBb
(ungu tua) (ungu tua) (ungu tua) (ungu tua)
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
(ungu tua) (ungu) (ungu tua) (ungu)
aB AaBB AaBb aaBB aaBb
(ungu tua) (ungu tua) (ungu) (ungu)
Ab AaBb Aabb aaBb aabb
(ungu tua) (ungu) (ungu) (putih)
Diagram diatas merupakan persilangan antara F1 X F1 di dapat perbandingan fenotif
dengan perbandingan 9 (Ungu tua) : 6 (ungu) : 1 (putih).
d) Epistasis dan hipostasis
Merupakan interaksi dimana satu gen mengalahkan atau menutupi pekerjaan
gen lain yang bukan alelnya. Gen P dan R adalah bukan alel, tetapi masing-masing
dominan terhadap alellnya (r dan p). Gen yang mengalahkan disebut epistasis, sedang
gen yang dikalahkan disebut hipostasis.
e) Epistasis dominan
Apabila digunakan huruf-huruf permulaan dari alfabet, maka kuncinya:

A epistasis terhadap B
dan b
Contoh persilanagan antara umbi lapis (Allium sp). A= gen untuk umbi merah dan B=
gen untuk umbi kuning sedangkan aabb=gen untuk warna putih.
P : ♂ AABB X ♀ aabb
(merah) (Putih)
G : AB ab
F1 : AaBb
(merah)

Gamet-gamet yang terbentuk pada F1 adalah:


♂ : AB, Ab, aB, ab
♀ : AB, Ab, aB, ab
F2 :
♂ AB Ab aB ab

AB AABB AABb AaBB AaBb
(merah) (merah) (merah) (merah)
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
(merah) (merah) (merah) (merah)
aB AaBB AaBb aaBB aaBb
(merah) (merah) (kuning) (kuning)
Ab AaBb Aabb aaBb aabb
(merah) (merah) (kuning) (putih)

f) Epistasis dominan
Kuncinya:

aa epistasis terhadap B
dan b
Warna bulu mencit
Ada interaksi lain dalam menumbuhkan warna bulu pada mencit.
A = gen untuk warna kelabu
a = gen untuk warna hitam
C = pigmentasi normal
c = tidak ada pigmentasi
Yang epistasis disini adalah Cc, jadi epistasis resesip. Kalau cc tidak ada atau
tidak hadir maka warna bulu mencit berwarna kelau dengan kehadiran gen A, dan
hitam dengan kehadiran gen a.
 Diagram pewarisan:
P : ♂ CCaa X ♀ ccAA
(hitam) (Putih)
G : Ca cA
F1 : CacA
(kelabu)
F2 : 9 C-A- mencit kelabu
3 C-aa mencit hitam
3 ccA- mencit putih
1 ccaa mencit putih
Jadi perbandingan fenotif pada epistasis resesif adalah 9 (mencit kelabu) : 3
(mencit hitam): 4 (mencit putih).
g) Interaksi Dominan dan resesif
Sebagai simulasi persilangan interaksi dominan resesif adalah persilangan
pada ayam ras. Terjadi interaksi antara 2 gen yang epistasis ialah alel dominan I-i dan
C-c.
I = Epistasis
i = tidak menghalangi keluarnya warna
C = pigmentasi normal
c = tidak ada pigmentasi
Jika I dan C hadir bersama-sama menghasilkan ayam berbulu putih, sedang jika i saja
yang hadir akan menghasilkan warna hitam pada bulu ayam.
P : ♂ IICC X ♀ iicc
(putih) (Putih)
G : IC ic
F1 : IiCc
(putih)
Gamet-gamet yang terbentuk pada F1 adalah:
♂ : IC, Ic, iC, ic
♀ : IC, Ic, iC, ic
F2 :
♂ IC Ic iC ic

IC IICC IICc IiCC IiCc
(putih) (putih) (putih) (putih)
Ic IICc IIcc IiCc Iicc
(putih) (putih) (putih) (putih)
iC IiCC IiCc iiCC iiCc
(putih) (putih) (hitam) (hitam)
Ic IiCc Iicc iiCc iicc
(putih) (putih) (hitam) (putih)
Perbandingan genotif = 9 I-C- (putih) : 3 I-cc (putih) : 3 iiC- (hitam) : 1 iicc (putih)
Perbandingan fenotif = 13 (putih) : 3 (hitam)
Keterangan (-) bisa berpasangan dengan (I dan i), sedang (C-) dapat berpasangan
dengan C dan c.s.
h) Epistasis Gen Dominan Rangkap.
Gen dominan rangkap terjadi karena terdapat 2 gen dominan yang
mempengaruhi bagian tubuh makhluk hidup yang sama.
Kuncinya:

A epistasis terhadap B dan b


B epistasis terhadap A dan a
Contohnya: Pada tanaman bursa sp. Gen dominan A maupun B, entah terdapatnya
sendiri-sendiri atau bersamaan dalam genotif, akan menyebabkan buah berbentuk
segitiga. Akan tetapi apabila dalam genotif tiada sebuah gen dominanpun, maka buah
akan mempunyai bentuk oval.
Perkawinan antara tanaman berbuah oval dengan yang berbuah segitiga
homozigot, akan menghasilkan tanam-tanaman F1 berbuah segitiga. Keturunan F2
terdiri dari 16 kombinasi dengan perbandingan 15/16 bagian berbuah segitiga:1/16
bagian berbuah oval atau 15:1.
 Diagram pewarisan:
P : ♂ AABB X ♀ aabb
(buah segitiga) (buah oval)
G : Ca cA
F1 : AaBb
(buah segitiga)
F2 : 9 A-B- buah segitiga
3 A-bb buah segitiga
3 aaB- buah segitiga
1 aabb buah oval
i) Inhibiting gen (Epistasis Gen Resesip Rangkap).
Pada manusia dikenal kelainan bisu-tuli yang disebabkan oleh adanya
interaksi gen-gen. Seorang dapat berbicara dan mendengar normal sejak lahir, apabila ia
memiliki gen dominan D dan E bersama-sama dalam genotif atau kedua gen dominan itu
bahkan absen, maka orang dilahirkan bisu-tuli. Anehnya suami istri masing-maasing bisu
tuli dapat mempunyai anak yang semuanya normal. Sebaliknya suami istri masing-
masing normal dapat mempunyai anak yang sebagian normal dan ada kemungkinan
sebagian bisu-tuli dengan perbandingan 9:7. Berhubung angka-angka dalam
perbandingan ini yaitu 9 dan 7 hampir sama besarnya, maka apabila pada perkawinan
yang terakhir itu hanya dihasilkan anak sedikit (misalnya 1 dan 2), anaknya dapat normal
semua, tetapi dapat bisu tuli semua.
 Diagram pewarisan:
P : ♂ DDee X ♀ ddEE
(bisu tuli) (bisu tuli)
G : Ca cA
F1 : DdEe
(normal)
P2 : ♂ DdEe X ♀ DdEe
(normal) (normal)
F2 : 9 D-E- Normal
3 D-ee bisu tuli
3 ddE- bisu tuli
1 ddee bisu tuli

2.2.2 Pola-pola Hereditas


Pola-pola hereditas terdiri atas:
a. Pautan dan pindah silang
Pautan adalah pada saat pembelahan reduksi (miosis), tidak semua gen memisah
secara bebas, tetapi cenderung selalu bersama atau bertatutan satu dengan yang lainnya.
Sedangkan pindah silang merupakan pemisahan dan pertukaran segmen (bagian
kromatid) yang berpasangan antar kromosom homolog yang menghasilkan kombinasi
baru dari sifat tetuanya.
Catatan: Apabila gen letaknya berdekatan, akan terjadi pautan, sedangkan apabila
letaknya berjauhan akan terjadi pindah silang.
Contoh: Gen GgLl = Lalat jantan berwarna abu-abu dan bersayap panjang
Ggll = Lalat betina berwarna hitam dan bersayap pendek
Apabila dikawinkan akan terjadi kemungkinan:
1. Tidak terjadi pautan, artinya terjadi pemisahan secara bebas dan gen akan
berpasangan secara bebas sehingga akan diperoleh keturunan yang bervariasi, yang
berbeda dari kedua induknya.
 Diagram pewarisan:
P : ♂ GgLl X ♀ ggll
G : GL, gL,Gl, gl gl
F1 :
♀ gl

GL GLgl = Lalat jantan berwarna abu-abu dan bersayap panjang
Gl Glgl = Lalat jantan berwarna abu-abu dan bersayap pendek
gL gLgl = Lalat jantan berwarna hitam bersayap panjang
gl Glgl =lalat betina berwarna hitam bersayap pendek
Perbandingan: 1:1:1:1
2. Apabila terjadi pautan, artinya gen-gen yang terletak pada lokus yang sama akan
terpaut atau tidak terpisahkan sehingga gamet yang terbentuk hanya dua, yaitu gen G
selalu berpasangan dengan gen L dan gen g selalu berpasangan dengan gen l.
 Diagram pewarisan:
P : ♂ GgLl X ♀ ggll
G : GL, gl gl
F1 : GgLl = lalat abu-abu bersayap panjang =1
ggll = lalat hitam bersayap pendek = 1
3. Apabila terjadi pindah silang, pada induk yang heterozigot akan terbentuk 4 macam
gamet. Akibatnya, diperoleh keturunan menyimpang dari induknya yang merupakan
kombinasi kedua induknya.
 Diagram pewarisan:
P : ♂ GgLl X ♀ ggll
G : GL, Gl, gL, gl gl
F1 :
♀ gl

GL GgLl = Lalat berwarna abu-abu bersayap panjang
Gl Ggll = Lalat berwarna abu-abu bersayap pendek
gL ggLl = Lalat berwarna hitam bersayap panjang
gl ggll =lalat berwarna hitam bersayap pendek
Filial tetuanya: GgLl dan ggll
Filial rekombinasi: ggLl dan Ggll.
Nilai pindah silang (NPS) atau FR dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
FR = Jumlah keturunan rekombinan
Jumlah seluruh keturunan
Kita ambil contoh sebagai berikut:
GgLl = 965
ggll = 944
ggLl = 206
Ggll = 185
Untuk menghitung FR adalah
FR = (206+185) x 100% = 17%
2.300
Ketentuan nilai pindah silang:
Apabila NPS >50%, terjadi pautan
Apabila NPS < 50%, terjadi pindah silang.
Jadi pada perkawinan antara lalat jantan dan lalat betina tersebut terjadi pindah silang.
b. Pautan seks
Pautan seks adalah peristiwa pewarisan sifat oleh gen yang terdapat pada kromosom
atau gen yang terletak pada genosom atau kromosom seks. Contohnya: Penderita
hemofilia.
Contoh: Laki-laki penderita hemofilia dilahirkan dari seorang ibu yang normal,
tetapi membawa sifat hemofilia (karier).
 Diagram Pewarisan :
P : ♂ XHY X ♀ XHXh
(Normal) (karier)
G : XH XH
Y Xh
F1 :
♂ XH Y

XH XH XH (Wanita Normal) XH Y (Pria Normal)
Xh XH Xh (Wanita Normal karier) Xh Y (pria hemofilia)
Kemungkinan: 3 anak yang normal (2 wanita dan 1 pria) dan 1 pria penderita
hemofilia atau 25% anaknya penderita hemofilia.
Apabila anaknya yang wanita (normal karier) menikah dengan pria penderita
hemofilia keturunannya adalah sebagai berikut:
 Diagram Pewarisan :
P : ♂ XHY X ♀ XHXh
(ayah hemofilia) (ibu karier)
G : Xh XH
Y Xh
F1 :
♂ Xh Y

XH XH Xh (Wanita Normal karier) XH Y (Pria Normal)
Xh Xh Xh (Wanita hemofilia) Xh Y (pria hemofilia)
Perbandingan anak yang normal dan yang menderita hemofilia adalah 50:50.
c. Gagal berpisah
Merupakan peristiwa gagalnya satu atau lebih kromosom untuk berpisah pada
waktu miosis yang menyebabkan jumlah kromosom tidak sama. Gagal berpisah juga
merupakan peristiwa gagalnya berpisah gonosom atau autosom yang homolog sewaktu
miosis pada anafase I atau anafase II sehingga terbentuk gamet yang memiliki
kromosom kurang dan gamet yang lain kelebihan.
Pristiwa-pristiwa non-disjunction adalah:
a. Aneuploidi: suatu individu keturunan yang memiliki satu kromosom lebih atau satu
kromosom kurang dari jumlah kromosom yang dimiliki tetuanya.
b. Trisomi: individu yang mempunyai tiga kromosom yang setipe (2n+1) yang
seharusnya hanya diploid.
c. Monosomi: individu yang kekurangan satu kromosom bersatu dengan gamet normal
(2n-1).
d. Poliploidi : keadaan keturunan yang memiliki kelipatan jumlah kromosom tetuanya
atau tiga kali/lebih dari setiap perangkat haploid kromosom khas yang dimiliki
tetuanya.
e. Autoploidi : perubahan jumlah kromosom, bertambah banyak karena salah satu atau
kedua tetuanya diploid atau poliploid. Contoh apel triploid.
Non-disjunction pada wanita mengakibatkan terbentuknya gamet dengan kromosom
XX dan 0, sedangkan apabila terjadi pada pria, gamet yang terbentuk mengandung
kromosom XY dan 0. Perkawinan gamet-gamet tersebut akan menghasilkan
keturunan sebagai berikut:
 Diagram Pewarisan :
P : ♀ 46 X ♂ 46
(44+XX) (44+XY)
Normal Gagal berpisah
G : 22XX dan 22 22X dan 22Y
F1 :
♂ 22X 22 Y

22XX 44XXX=47 (Wanita super) 44XXY=47 (sindromklinefelter)
22 44X=45 (sindrom turner) 44Y=45 (letal=mati)

d. Penentuan jenis kelamin


Determinasi seks adalah penentuan jenis kelamin, yang diwariskan secara bebas oleh
gamet parentalnya kepada keturunannya dalam peristiwa meiosis. Kromosom seks
mempengaruhi sifat-sifat kelamin suatu organisme. Pada individu betina terdapat
sepasang kromosom berbentuk batang yang disebut kromosom X. Pada individu jantan,
selain terdapat kromosom X, juga terdapat pasangan kromosom tersebut yang memiliki
ujung bengkok disebut kromosom Y. Simbol untuk betina = XX, sedangkan jantan =
XY. Untuk menentukan jenis kelamin manusia digunakan tipe XY. Sel somatis Pada
manusia: 46 kromosom Pria : 44A + XY atau 22AA + XY, Wanita: 44A + XX atau
22AA + XX. Pria memiliki kromosom 22 AA+XY, sedangkan wanita memiliki
22AA+XX. Pada sel kelamin terdapat separuh jumlah kromosom tubuh, yaitu untuk sel
telur adalah 22A+X sedangkan untuk sperma adalah 22A+X atau 22A+Y.
e. Gen letal
Gen letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot, menyebabkan kematian pada
individunya. Artinya apabila individu memilki gen letal dalam keadaan homozigot,
baik yang dominan ataupun resesif akan mengakibatkan kematian pada individu
tersebut.
a. Gen letal Dominan
Gen letal dominan menyebabkan kematian pada keadaan homozigot dominan. Pada
keadaan heterozigot, umumnya penderita hanya mengalami kelainan.
b. Gen letal resesif
Gen letal resesif menyebabkan kematian jika berada dalam keadaan homozigot
resesif.

Anda mungkin juga menyukai