Anda di halaman 1dari 7

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada tanggal yang akan disebutkan pada bagian

akhir Perjanjian ini oleh dan antara Para pihak diawah ini:

1. Nama : [xxx]
No. KTP : [xxx]
Alamat : [xxx]

Bertindak selaku atas nama Perseorangan/Badan hukum selanjutnya dalam


Perjanjian ini disebut sebagai Pihak Pertama ‘(Partner XXX)’.

2. PT XXx sebuah perseroan terbatas didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di


Republik Indonesia, yang memiliki alamat yang terdaftar di Jl. XXx dalam hal ini
diwakili oleh XXX dalam kapasitasnya selaku Direktur Utama, oleh karenanya
berhak bertindak untuk dan atas nama perseroan untuk selanjutnya disebut sebagai
Pihak Kedua.

Bertindak selaku atas nama Perseorangan/Badan hukum selanjutnya dalam


Perjanjian ini disebut sebagai Pihak Kedua.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama untuk selanjutnya disebut sebagai
“Para Pihak” dengan ini terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pihak Pertama dan Pihak Kedua bermaksud melakukan kerjasama atas Usaha Kedai
Kopi dengan Merek Dagang XXX.
2. Pihak Pertama merupakan Perseorangan/Badan Hukum dalam hal ini sebagai Partner
XXX yang juga disebut sebagai Pendana Sebagian permodalan untuk Usaha salah
satu Outlet XXX dan selanjutnya berhak atas pembagian sebagian hasil Usaha Outlet
XXX yang telah didanai yang besarannya diatur dalam perjanjian ini.
3. Pihak Kedua merupakan Badan hukum selaku Pemilik Usaha XXX.

Atas dasar pertimbangan tersebut diatas dan kesepakatan Para Pihak, maka selanjutnya
Para Pihak setuju dan sepakat untuk menandatangani Perjanjian ini, dengan ketentuan dan
syarat-syarat yang diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut:

PASAL 1
KETENTUAN UMUM
1. Pihak Pertama selaku Pendana Sebagian menyerahkan sejumlah uang tertentu kepada
Pihak Kedua untuk dipergunakan sebagai Modal Usaha untuk Outlet XXX.
2. Pihak Kedua selaku Pemilik Usaha sekaligus Pendana Sebagian akan bertanggung
jawab penuh untuk mengelola usaha Outlet XXX.
3. Bahwa Nama Merek XXi adalah milik Pihak Kedua dengan Nomor Permohonan
Pendaftaran Merek XXX.

1|Pag e
4. Hak Pihak Pertama sesuai yang tertuang dalam Perjanjian Kerjasama Partner XXX ini
adalah menerima Laporan Bulanan dan Laporan Keuangan, menerima hasil Usaha XXX
sesuai dengan besaran permodalan yang telah ditentukan dalam perjanjian ini, serta
mendapatkan Prioritas untuk menjadi Partner XXX pada project-project XXX selanjutnya.
5. Keseluruhan pengelolaan akan dilaksanakan oleh Pihak Kedua.
6. Pihak Pertama sebagai Pendana Sebagian Modal Usaha salah satu Project Outlet XXX,
dapat memberikan masukan maupun pendapat kepada Pihak Kedua megenai kegiatan
Operasional Usaha, namun dalam pengurusan keseluruhan Operasional Usaha tetap
adalah kewenangan sepenuhnya dari Pihak Kedua.
7. Jika ada hal-hal yang belum sesuai ataupun kurang pada pelaksanaan kegiatan
Operasional Usaha yang dilakukan oleh tenaga kerja Pihak Kedua, maka Pihak
Pertama dapat mengkritik ataupun mengkomplain dengan maksud mengsupport
pelaksanaan Operasional Usaha, namun pengambilan keputusan untuk kegiatan
Operasional Usaha sepenuhnya adalah kewenangan Pihak Kedua.
8. Para Pihak sepakat bahwa Pihak Pertama telah memberikan Dana Booking kepada
Pihak Kedua dengan detail sebagai berikut :
Nominal DP : [xxx]
Tanggal : [xxx]
Nama Penerima : [xxx]
Bank : [xxx]
No. Rekening : [xxx]

PASAL 2
OBJEK PERJANJIAN
1. Adapun Objek yang dijadikan kesepakatan oleh Para Pihak di dalam Perjanjian ini, yaitu:
:
Project/Outlet : [xxx]
Durasi Objek : [xxx].
Sewa Lokasi : [xxx]
No Perjanjian Sewa : [xxx]
Lokasi Usaha : [xxx].

Selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai Objek.

PASAL 3
PENDANAAN PROJEK
1. Para Pihak setuju dan sepakat dalam perjanjian ini bahwa total nomimal Pendanaan
Modal Usaha sudah termasuk dengan Dana Booking.
2. Dari Pendanaan yang telah disetor maka para Pihak berhak atas hasil yang akan dibagi
sesuai dengan presentase dari masing-masing Pihak atas Objek.
3. Pendanaan keseluruhan Modal Usaha atas Objek (diluar sewa) adalah sebagai berikut :
Nominal : [xxx]
Pihak Pertama : [xxx]
Pihak Kedua : [xxx]
4. Pihak Pertama tidak diperkenankan untuk menarik kembali Dana Permodalan Usaha,
melakukan perubahan kepemilikan Project, serta menjual sebagian / keseluruhan saham
kepemilikan Project kepada Pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari Pihak Kedua.
5. Pihak Pertama menyerahkan sisa Dana Permodalan Usaha yang telah disepakati
secara menyeluruh kepada Pihak Kedua untuk di kelola menjadi Objek setelah
Perjanjian ini ditandatangani.
6. Penyetoran Dana Permodalan Usaha yang dilakukan oleh Pihak Pertama kepada Pihak
Kedua hanya dianggap sah apabila penyetoran dana dilakukan ke :
Nama Penerima : [xxx]

2|Pag e
Bank : [xxx]
No. Rekening : [xxx]
7. Apabila Pihak Pertama sesudah 7 (tujuh) hari setelah ditandatanganinya Perjanjian ini
belum juga menyetor Dana Modal Usaha kepada Pihak Kedua, maka Para Pihak
sepakat dengan seluruh ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian ini menjadi
batal/berakhir seluruhnya, dan Pihak Kedua dibebaskan dari pengambalian Dana
Booking yang telah dibayarkan oleh Pihak Pertama.

PASAL 4
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
1. Keuntungan Usaha adalah Keuntungan Bersih (Nett Profit) yang dibagikan, berupa
keuntungan yang diperoleh dari Kegiatan Usaha atas Objek. Sehingga Pihak Pertama
dan Pihak Kedua berhak mendapatkan Keuntungan sebagai berikut :
a. Management Fee (Jika Sewa Objek Usaha XXX ditanggung Para Pihak, maka
Kedua Belah Pihak memiliki kewajiban untuk Biaya Management Fee) Sehingga
Para Pihak berhak mendapatkan keuntungan dengan rumus sebagai berikut :
 Sebelum ROI (Return Of Invesment), Para Pihak sepakat bahwa 17% (tujuh belas
persen) dari Profit 100% (seratus persen) akan diambil untuk Management Fee.
Sehingga Para Pihak mendapatkan keuntungan total 83% (delapan puluh tiga persen),
yang akan dibagi kembali sesuai dengan persentase masing-masing yang tertera pada
Pasal 3.
 Sesudah ROI (Return Of Invesment), para Pihak sepakat bahwa 25% (dua
puluh lima persen) dari Profit 100% (seratus persen) akan diambil untuk
Management Fee. Sehingga Para Pihak mendapatkan keuntungan total 75%
(tujuh puluh lima persen), yang akan dibagi kembali sesuai dengan persentase
masing-masing yang tertera pada Pasal 3.
b. Tidak ada Management Fee (Jika Sewa Objek Usaha XXX ditanggung Pihak
Pertama), sehingga Para Pihak berhak mendapatkan keuntungan sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam Pasal 3.
2. Laporan Bulanan dan pembagian Keuntungan Usaha akan diberikan kepada Pihak
Pertama selambat-lambatnya pada tanggal 15 (Lima Belas) periode berikut melalui
detail informasi sebagai berikut :
 Nomor Rekening : [xxx]
 Nama Bank : [xxx]
 Atas Nama : [xxx]
 Email : [xxx]
 No. Telp : [xxx]

Pihak Pertama setuju apabila terjadi kesalahan di kemudian hari yang di akibatkan oleh
kesalahan informasi pada keterangan diatas maka segala kerugian yang timbul
merupakan tanggung jawab Pihak Pertama.
3. Para Pihak setuju apabila di kemudian hari terjadi perubahan informasi keuangan maka
akan diadakan addendum pada kemudian hari.
4. Para Pihak setuju dan sepakat bahwa kerugian usaha menjadi tanggungan bersama
dengan proporsi berdasarkan persentase masing-masing Pihak.

PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

3|Pag e
1. Pihak Pertama
a. Pihak Pertama wajib menjamin keamanan dan keberlangsungan Objek atas
pemakaian Lokasi Usaha.
b. Pihak Pertama menjamin bahwa selama jangka waktu perjanjian ini, Pihak Pertama
akan bekerjasama dengan transparan dan jujur terhadap Pihak Kedua, tidak terbatas
untuk segala sesuatu, yang berhubungan dengan perjanjian kerjasama ini, dengan tetap
berperan sesuai dengan posisi masing-masing Pihak yang tertuang dalam perjanjian ini.
c. Pihak Pertama berhak untuk memeriksa Laporan Penjualan dan Laporan Keuangan
dari Pihak Kedua atas Objek sewaktu-waktu apabila dibutuhkan.
d. Pihak Pertama berhak untuk menagih hasil usaha Pihak Kedua atas Objek apabila
telah melewati batas waktu yang telah ditentukan.
e. Pihak Pertama berhak atas keuntungan usaha Objek yang sesuai dengan
kepemilikannya.
f. Pihak Pertama Berhak turut serta membantu mengembangkan dan atau
memasarkan usaha Objek dengan persetujuan Pihak Kedua.

2. Pihak Kedua
a. Pihak Kedua wajib menyerahkan keuntungan bagi hasil kepada Pihak Pertama.
b. Pihak Kedua menjamin bahwa selama jangka waktu perjanjian ini, Pihak Kedua
akan bekerjasama dengan transparan dan jujur terhadap Pihak Pertama, tidak
terbatas untuk segala sesuatu, yang berhubungan dengan perjanjian kerjasama ini,
dengan tetap berperan sesuai dengan posisi masing-masing Pihak yang tertuang
dalam perjanjian ini.
c. Pihak Kedua sebagai pengelola usaha Objek wajib memberikan kemudahan
kepada Pihak Pertama dalam hal mengakses Informasi dan Pemberitahuan
kegiatan realisasi Pihak Kedua.
d. Pihak Kedua berkewajiban untuk mengembangkan baik secara teknis maupun
konseptual tentang kegiatan yang dijalankan.
e. Pihak Kedua wajib membuat Laporan Bulanan dan Laporan Keuangan setiap 1
(satu) bulan sekali.
f. Pihak Kedua memiliki hak penuh untuk mengontrol dan/atau meninjau tempat
kegiatan usaha.
g. Pihak Kedua berhak membatalkan perjanjian Kepada Pihak Pertama apabila
terbukti melakukan penyelewengan atau pelanggaran yang tertuang dalam perjanjian
ini.

PASAL 6
JANGKA WAKTU DAN PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1. Jangka Waktu Perjanjian Kerjasama Usaha ini berlaku efektif selama Pihak Pertama
dengan Pihak Kedua (Pendana Sebagian Modal XXX) masih tetap bekerjasama
sebagai Partner XXX.
2. Perjanjian ini dapat diakhiri oleh Pihak Kedua sebelum jangka waktu berakhir yang telah
ditentukan dalam perjanjian ini, apabila Pihak Kedua menyatakan tidak lagi
menjalankan kegiatan usahanya, dengan tetap menyelesaikan kewajiban yang
tercantum dalam perjanjian ini kepada Pihak Pertama.
3. Ketika Jangka Waktu Sewa Perjanjian ini sudah 36 (tiga puluh enam) bulan atau 3 (tiga)
tahun, maka Pihak Pertama diperbolehkan lanjut sebagai Partner XXX. Namun jika
Pihak Pertama memutuskan untuk tidak melanjutkan sebagai Partner XXX, maka
Pihak Pertama dapat melakukan permintaan pengembalian

4|Pag e
Sisa Modal Pihak Pertama yang belum berhasil kembali melalui hasil usaha Objek
(apabila ada). Sisa Modal tersebut akan dikembalikan oleh Pihak Kedua kepada Pihak
Pertama selambat-lambatnya pada saat tutup buku periode berikutnya dan Pihak
Pertama dengan ini menyerahkan seluruh kepemilikan Objek kepada Pihak Kedua,
serta secara otomatis Perjanjian Partner XXX menjadi berakhir.

PASAL 7
LARANGAN DAN PINALTY
1. Pihak Pertama dilarang membuka usaha sejenis dengan Usaha dan Merek dagang
yang dimaksud dalam Perjanjian ini yaitu XXX dimanapun tanpa persetujuan tertulis
Pihak Kedua. Jika Pihak Pertama melakukannya, maka Pihak Pertama setuju dan
menerima untuk dikenakan sanksi Pinalty sebesar 50% (lima puluh persen) dari nominal
pengembalian dan/atau keuntungan yang seharusnya diterima setiap bulannya dan atas
seluruh sanksi baik secara materil maupun sampai kepada Tuntutan Pengadilan yang
akan dilakukan oleh Pihak Kedua terhadap kesalahan fatal Pihak Pertama yang sudah
membuka usaha dan memakai merek dagang XXx tanpa seizin Pihak Kedua.
2. Apabila Pihak Kedua dalam pelaksanaannya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah
Dana Modal Usaha sudah masuk seluruhnya, namun belum dapat menyelesaikan atau
merealisasikan Outlet XXX ini, maka Pihak Kedua bersedia dikenakan Pinalty sebesar
1‰ (Satu Permil) perhari sampai dengan selesainya Outlet tersebut dengan denda
maksimal mencapai 3% (Tiga Persen).
3. Seluruh Logo, Merek dan atau HAKI milik Pihak Kedua yang dipergunakan dalam
perjanjian ini dan tidak terbatas dalam promosi usaha XXX adalah tetap menjadi milik
Pihak Kedua sepenuhnya. Untuk penggunaan Logo, Merek maupun HAKI milik Pihak
Kedua di luar dari perjanjian kerjasama ini, wajib mendapat persetujuan tertulis dari
Pihak Kedua.
4. Pihak Pertama tidak diperkenankan memiliki hubungan ketenagakerjaan dengan tenaga
kerja Pihak Kedua. Jika dikemudian hari ditemukan dan sesuai hasil investigasi, terbukti
bahwa adanya hubungan ketenagakerjaan tersebut selama Perjanjian ini berlangsung,
maka Pihak Pertama sebagai Partner XXXX bersedia menerima segala konsekuensi
oleh Pihak Kedua, yang mana Pihak Pertama dalam perjanjian ini bersedia dengan
itikad baik akan membayar denda yaitu dua kali (2X) gaji karyawan per bulan kepada
Pihak Kedua.
5. Apabila letak Objek berada pada Lokasi yang dikelola ataupun di miliki oleh Pihak
Pertama, maka Pihak Pertama wajib mendukung Pihak Kedua selaku pengelola Objek
untuk mengatur waktu atupun segala sesuatu yang berhubungan dengan prosedur kerja
Objek pada lokasi sesuai dengan kebutuhan operasional XXX yang di rasa perlu. Dalam
hal terjadinya kejadian-kejadian seperti : Pencurian, Kerusakan, Keributan, Kekacauan,
gaduh, ataupun hal-hal yang meganggu ataupun merugikan, yang mungkin timbul
dikemudian hari dan mengakibatkan salah satu Pihak dalam perjanjian ini merasa
dirugikan, maka Para Pihak harus bersama-sama melakukan investigasi untuk mencari
pembuktian atas kerugian tersebut. Jika terbukti salah satu Pihak dalam perjanjian ini
baik karyawan ataupun bawahan dari Pihak tersebut terbukti melakukan hal-hal yang
dijelaskan diatas, maka Pihak tersebut wajib bertanggung jawab atas segala kerugian
yang dialami oleh Pihak yang dirugikan.
6. Pihak Pertama sebagai Pendana Sebagian yang sekaligus bertanggung jawab atas
Lokasi yang dijadikan Objek Usaha, dimana tempat tersebut adalah bukan milik Pihak
Pertama, dengan kata lain Pihak Pertama telah menyewa tempat itu dari Pihak Ketiga
(Pemilik tempat) tersebut, maka Pihak Pertama menjamin bahwa Objek yang akan
dioperasikan tetap berjalan dengan lancar dengan tidak ada gangguan apapun, dari
5|Pag e
manapun termasuk dari Pihak Ketiga. Menjamin Usaha Objek akan dapat beroprasi
sampai jangka waktu sedikitnya 36 (tiga puluh enam) bulan / 3 (tiga) tahun sewa sejak
Perjanjian ini ditandatangani.
7. Jika pada waktu berjalan ternyata Pihak Pertama tidak dapat menjamin jalannya
operasional Objek yang telah ditentukan dengan aman dan sesuai dengan jangka waktu
minimal yaitu 3 (tiga) tahun, atau dalam kata lain sebelum jangka waktu 3 (tiga) tahun
(ditengah jalan) Objek tidak bisa lagi beroprasi di Lokasi (dikeluarkan secara paksa),
maka otomatis dalam hal ini Pihak Kedua akan dirugikan. Oleh karena itu Pihak
Pertama beritikad baik sepakat dalam perjanjian ini untuk bersedia mengganti kerugian
Pihak Kedua sesuai dengan rumus sebagai berikut:

Dana Modal Usaha : (dibagi) Durasi Objek = Hasil Pembagian/Per bulan


Hasil Pembagian/ Per Bulan x (dikali) Modal Pihak Kedua = Hasil/Per Bulan
Hasil/Per Bulan x (dikali) Jumlah bulan yang tidak terealisasi = Biaya Ganti Kerugian Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua

Berikut ilustrasi perhitungan (ilustrasi ini hanya contoh di mana nominal modal usaha mengikuti Pasal
yang diterangkan pada Pasal 3)
Rp. 36.000.000,- (asumsi Dana Modal Usaha) : 36 bulan (3 tahun) = Rp. 1.000.000,- per bulan
Rp. 1.000.000,- X 40% (asumsi Modal Pihak Kedua) = Rp. 400.000,- per bulan
Rp. 400.000,- X Jumlah bulan yang tidak terealisasi = Biaya Ganti Kerugian Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua
Terkait dengan hal diatas, Pihak Pertama sekaligus akan memberikan hak kepada
Pihak Kedua untuk menarik seluruh peralatan dan perlengkapan yang di miliki Objek.

PASAL 8
HUKUM YANG MENGATUR DAN PENYELESAIAN SENGKETA
1. Perjanjian ini diatur berdasarkan dan dibuat sesuai dengan hukum dan ketentuan
Negara Republik Indonesia dan Para Pihak dengan ini menyatakan tunduk pada
peraturan dan hukum yang berlaku.
2. Apabila timbul perselisihan sehubungan dengan penafsiran dan pelaksanaan Perjanjian
ini, Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan yang dimaksud secara
musyawarah untuk mendapatkan mufakat antara Para Pihak dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari sejak salah satu Pihak menyampaikan pemberitahuan mengenai
adanya sengketa. Para Pihak akan menuangkan hasil kesepakatan antara Para Pihak
sehubungan dengan perselisihan tersebut dalam sebuah berita acara penyelesaian
sengketa yang ditandatangani oleh kedua belah Pihak.
3. Apabila dalam kurun waktu 30 (tiga puluh) hari sejak penyelesaian secara damai
sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 ayat 2 tidak berhasil, maka Para Pihak sepakat
untuk menyelesaikan Sengketa secara final dan terakhir pada Pengadilan Negeri
dimana Penggugat mendaftarkan gugatannya.

PASAL 9
FORCE MAJEURE
1. Apabila dalam pelaksanaan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Perjanjian ini
menjadi tidak mungkin dilaksanakan oleh salah satu Pihak dan berakibat berakhirnya
Perjanjian ini karena keadaaan di luar kuasa pihak tersebut termasuk namun tidak
terbatas dalam hal ini kejadian-kejadian yang alamiah, pemogokan umum, kerusuhan,
peledakan bom, bencana alam, gempa, perang, kebakaran, kebanjiran, epidemia,
karantina, pemberontakan dan kebijaksanaan Pemerintah serta peraturan-peraturan
Pemerintah (selanjutnya disebut Keadaan Kahar/ Force Majeure), maka masing-
masing pihak tidak dapat dinyatakan wanprestasi karena kegagalan untuk
melaksanakan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Perjanjian ini.

6|Pag e
2. Dalam hal terjadi Force Majeure, maka pihak yang mengalami Force Majeure wajib
memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya mengenai terjadinya Force
Majeure tersebut selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak
tanggal terjadinya Force Majeure. Segera setelah diterimanya pemberitahuan tertulis
tertang adanya Force Majeure tersebut, Para Pihak akan mengadakan musyawarah
untuk menentukan akibat dari Force Majeure tersebut serta cara penyelesaiannya.
3. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat
terjadinya Keadaan Kahar/ Force Majeure akan menjadi tanggung jawab Pihak yang
mengalami Keadaan Kahar/ Force Majeure tersebut dan tidak akan dalam bentuk
apapun menimbulkan kewajiban ataupun beban kepada pihak lainnya.

PASAL 10
LAIN-LAIN
1. Selama Perjanjian ini berlangsung Para Pihak dilarang untuk mengalihkan baik sebagian
maupun seluruh hak dan atau kewajiban yang timbul berdasarkan Perjanjian ini kepada
pihak lain tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya.
2. Perjanjian ini hanya dapat diubah, diperbaiki, ditambah, diperbaharui atas
kesepakatan/persetujuan Para Pihak yang dituangkan dalam suatu perubahan
Perjanjian yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.

Demikian Perjanjian ini dibuat dalam 2 rangkap dan diselesaikan pada hari dan tanggal
seperti tersebut pada bagian akhir Kontrak ini. Segera setelah Perjanjian ini dibuat Para
Pihak lalu menandatangani Perjanjian ini di atas materai. Para Pihak yang menandatangani
Perjanjian ini berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta tanpa adanya unsur
paksaan dari pihak manapun serta dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

Jakarta, [xxx]

Pihak Pertama Pihak Kedua


Partner [xxx] PT XXX

[xxx] XXX
Direktur Utama

7|Pag e

Anda mungkin juga menyukai