Anda di halaman 1dari 12

MANUSKRIP

PENGELOLAAN RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI


GASTROINTESTINAL PADA SDR. A DENGAN
DENGUE HAEMORRAGIC FEVER (DHF)
DI RUANG DAHLIA RSUD UNGARAN

Oleh:
ADE KURNIA WARDANIE
080116A001

PRODI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019

Pengelolaan Resiko Ketidakefektifan Perfusi Gastrointestinal pada Sdr. A dengan


Dengue Haemorragic Fever (dhf) di Ruang Dahlia RSUD Ungaran 1
LEMBAR PENGESAHAN

Manuskrip dengan judul “Pengelolaan Resiko Ketidakefektifan Perfusi


Gastrointestinal Pada Sdr. A Dengan Dengue Haemorragic Fever (DHF) Di Ruang Dahlia
RSUD Ungaran” disetujui oleh pembimbing utama Program Studi Diploma III
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo yang disusun oleh :
Nama : Ade Kurnia Wardanie
NIM : 080116A001
Program Studi : D-III Keperawatan

Ungaran, Juli 2019

Pembimbing Utama

Ummu Muntamah, S.Kp., Ns., M.Kes


NIDN. 0607077603

Pengelolaan Resiko Ketidakefektifan Perfusi Gastrointestinal pada Sdr. A dengan


Dengue Haemorragic Fever (dhf) di Ruang Dahlia RSUD Ungaran 2
PENGELOLAAN RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI GASTROINTESTINAL PADA SDR. A
DENGAN DENGUE HAEMORRAGIC FEVER (DHF) DI RUANG DAHLIA RSUD UNGARAN

Ade Kurnia Wardanie*, Ummu Muntamah**


Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
Email: adekurniaw10@gmail.com

ABSTRAK

Dengue Haemorragic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi virus dengue akut
disebabkan oleh virus dengue, virus dengue ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti atau
nyamuk aedes albopictus, yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitannya. Penderita
DHF pada umumnya mengalami gangguan pada sistem gastrointestinal karena
pathogenesis utama yang menyebabkan kematian pada hamper seluruh pasien DHF
adalah syok karena kebocoran plasma. Tujuan penulisan ini untuk mendeskripsikan
pengelolaan resiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal pada pasien dengan DHF di
RSUD Ungaran.
Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan
pasien dalam memenuhi kebutuhan mengurangi resiko ketidakefektifan perfusi
gastrointestinal yang dilakukan selama dua hari pada Sdr. A dengan menggunakan teknik
wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, dan pemeriksaan penunjang. Tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi resiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal adalah
monitor perdarahan saluran cerna, monitor tanda vital, monitor hasil laboratorium, Kaji
status nutrisi pasien, instruksikan kepada pasien dan keluarga untuk mengurangi
aktivitas fisiknya dan berkolaborasi pemberian terapi analgesic.
Hasil pengelolaan didapatkan resiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal
pada pasien dengue haemorragic fever berkurang, feses sudah berwarna kuning dan
lembek tidak ada nyeri di abdomen.
Saran bagi perawat di rumah sakit agar meningkatkan pelayanan yang lebih
maksimal terutama pada pasien dengue haemorragic fever agar bisa menerapkan
monitor perdarahan saluran cerna seperti dokumentasi warna, jumlah dan karakter
feses.

Kata Kunci : Dengue Haemorragic Fever, Resiko ketidakefektifan perfusi


gastrointestinal

Pengelolaan Resiko Ketidakefektifan Perfusi Gastrointestinal pada Sdr. A dengan 1


Dengue Haemorragic Fever (dhf) di Ruang Dahlia RSUD Ungaran
ABSTRACK

Dengue Haemorragic Fever (DHF) is an acute dengue virus infection caused by


the dengue virus. Dengue virus is transmitted by aedes aegypti or aedes albopictus
mosquito, which enters the body through its bite. DHF sufferers generally experience
gastrointestinal system disorders because of main pathogenesis that causes death in
almost all DHF patients is shock due to plasma leakage. The purpose of this paper is to
describe the risk management of gastrointestinal perfusion ineffectiveness to patients
with DHF at RSUD Ungaran.
The method used to provide management with patient care to meet the needs
of reducing ineffectiveness risk gastrointestinal perfusion, that was carried out for two
days to Mr. A by using interview techniques, physical examination, observation, and
investigation. Actions taken to reduce the gastrointestinal perfusion ineffectiveness risk
are monitoring gastrointestinal bleeding, monitoring vital signs, monitoring laboratory
results, assessing patients nutritional status, instructing patients and families to reduce
their physical activity and collaborating in analgesic therapy giving.
The results of management obtained that gastrointestinal perfusion
ineffectiveness risk in patients with dengue haemorragic fever has diminished, feces was
yellow and soft, there was no abdominal pain.
Suggestions for nurses in hospitals to improve more optimal service especially in
patients with dengue haemorragic fever, in order to be able to apply the gastrointestinal
bleeding monitor such as documentation of color, number and feces character.

Keywords : Dengue Haemorragic Fever, Ineffectiveness Risk Gastrointestinal


Perfusion
yang banyak ditemukan di sebagian
PENDAHULUAN besar wilayah tropis dan subtropis
Menurut Ratnasari, Setiani dan terutama asia tenggara, Amerika
Dangiran (2018) Dengue Haemorragic tengah, Amerika dan Karibia. Host alami
Fever (DHF) adalah suatu penyakit DHF adalah manusia, agentnya adalah
infeksi yang disebabkan oleh virus virus dengue yang termasuk ke dalam
ditularkan melalui nyamuk Aedes famili Flaviridae dan genus Flavivirus,
aegypti dan Aedes albopictus. DHF terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-
adalah salah satu penyakit yang 2, Den-3 dan Den -4, ditularkan ke
termasuk dalam kejadian luar biasa. manusia melalui gigitan nyamuk yang
Penyakit ini tidak menular melalui terinfeksi, khususnya nyamuk Aedes
kontak manusia secara langsung, tetapi aegypti dan Aedes albopictus yang
dapat ditularkan melalui nyamuk. terdapat hampir di seluruh pelosok
Nyamuk Aedes aegypti betina Indonesia (Candra, 2010).
menyimpan virus ke dalam tubuh Data World Health Organization
manusia melalui gigitan. Dengue (WHO) tahun 2009 menunjukkan bahwa
Haemorragic Fever merupakan penyakit 2,5 miliard manusia tinggal di daerah

Pengelolaan Resiko Ketidakefektifan Perfusi Gastrointestinal pada Sdr. A dengan 2


Dengue Haemorragic Fever (dhf) di Ruang Dahlia RSUD Ungaran
virus dengue bersirkulasi. Tahun 2011 fever diderita lebih banyak oleh laki-laki
Propinsi Jawa Tengah menempati dibandingkan perempuan. Pada kasus
peringkat kedua tertinggi di Indonesia dengue haemorragic fever, terdapat
dengan jumlah 2.345 kasus. Pada tahun manifestasi klinis mulai dari infeksi
2012 jumlah kasus Dengue Haemorragic tanpa gejala demam, dengue
Fever Jawa Tengah 7.088 kasus dan 108 haemorrgic fever ditandai dengan
kematian (CFR=1,5%) (Ditjen PP dan PL demam tinggi terus menerus selama 2-7
Kemenkes RI, 2013 dalam Nuril Faiz, hari; pendarahan diatesis seperti uji
Rita Rahmawati, Diah Safitri). tourniquet positif, trombositopenia
Kabupaten Semarang dengan jumlah trombosit ≤ 100 x 109/L
merupakan salah satu daerah endemis dan kebocoran plasma akibat
di Provinsi Jawa Tengah. Setiap tahun peningkatan permeabilitas pembuluh
selalu terjadi kasus DHF dan setiap (Candra, 2010).
tahun juga terdapat kematian karena Dari infeksi virus Dengue yang
penyakit tersebut. Data dari Dinas paling ditakutkan adalah terjadinya
Kesehatan pada tahun 2011 terdapat perdarahan dan kebocoran plasma yang
108 kasus, tahun 2012 terdapat 110 dapat menyebabkan syok. Perdarahan
kasus, dan pada tahun 2013 terdapat dapat terjadi akibat adanya
296 kasus (Sucipto, Raharjo & Nurjazuli, trombositopenia dan gangguan fungsi
2015). Digambarkan pada data keadaan trombosit. Sebagian peneliti
morbiditas pasien berdasarkan usia di menyebutkan bahwa kemungkinan
RSUD Ungaran dalam kurun waktu tiga penyebabnya adalah trombopoesis
tahun terakhir dari 2016-2018 masih yang menurun dan destruksi trombosit
sangat tinggi, dan tahun 2016 yang dalam darah meningkat, peneliti lain
mengalami kejadian paling tinggi pada menyebutkan adanya gangguan fungsi
usia 5-14 tahun yaitu 314 0rang. trombosit (Soegijanto, 2012). Pada
Dengue haemorragic fever pasien DHF sering terjadi permeabilitas
menunjukkan adanya penurunan pada membran meningkat yang
tahun 2017 umur 65 tahun keatas yaitu menyebabkan terjadinya penurunan
hanya 1 orang. Sedangkan berdasarkan trombosit dan kebocoran plasma.
jenis kelamin, tertinggi pada tahun 2016 Penurunan trombosit menyebabkan
dan terendah di tahun 2017. Sebagian penurunan faktor-faktor pembekuan
besar penyakit dengue haemorragic darah (trombositopeni) merupakan

Pengelolaan Resiko Ketidakefektifan Perfusi Gastrointestinal pada Sdr. A dengan


Dengue Haemorragic Fever (dhf) di Ruang Dahlia RSUD Ungaran 3
salah satu faktor yang sering meningkatkan status kesehatan klien
mengakibatkan terjadinya risiko seperti pendidikan tentang DHF,
ketidakefektifan perfusi gastrointestinal melakukan pencegahan terhadap
(Nurarif & Kusuma, 2013 dalam Astuti, kemungkinan terjadinya perdarahan
2016). Risiko ketidakefektifan perfusi dengan memantau kondisi penderita
gastrointestinal jika tidak segera DHF, monitor tanda-tanda perdarahan,
ditangani bisa menyebabkan menganjurkan pasien untuk banyak
perdarahan bahkan kematian akibat istirahat, kolaborasi dalam pemberian
syok karena perdarahan berlebih, yang obat dan manfaatnya, monitor tanda-
awalnya disebabkan oleh infeksi virus tanda vital dan memonitor hasil
dengue membentuk kompleks antigen laboratorium.
antibodi yang mengaktivasi sistem Dari uraian diatas penulis
komplemen, menyebabkan terjadinya tertarik untuk mengetahui lebih dalam
agregasi trombosit dan mengaktivasi melalui karya tulis ilmiah dengan judul
sistem koagulasi. Lalu terjadi pengelolaan resiko ketidakefektifan
pengeluaran ADP (Adenosin Diphospat) perfusi gastrointestinal pada pasien
yang disebabkan rangsangan dari Dengue Haemoragic Fever (DHF).
pelekatan antigen-antibodi pada
membran trombosit yang menyebabkan HASIL DAN PEMBAHASAN
sel-sel trombosit saling melekat. Sel-sel Pengkajian ini dilakukan pada
trombosit tersebut dihancurkan oleh hari Senin tanggal 21 Januari 2019 pukul
sistem retikuloendotel 09.30 WIB dengan dengue haemorragic
(Reticuloendotehelial system-RES) fever (DHF) di Ruang Dahlia RSUD
sehingga terjadinya trombositopeni Ungaran dengan cara auto anamnesa
yang menyebabkan risiko dan allo anamnesa dari pengkajian
ketidakefektifan perfusi gastrointestinal diperoleh data yaitu pasien Sdr. A
(Soedarto, 2012 dalam Astuti, 2016). berumur 17 tahun dan masih pelajar.
Penatalaksanaan resiko Keluhan utama pasien mengatakan
ketidakefektifan perfusi gastrointestinal buang air besar berwarna hitam dengan
pada penyakit DHF yaitu dengan konsistensi cair. Pasien dibawa ke RSUD
menggunakan pendekatan proses Ungaran pada hari Jumat, 18 Januari
keperawatan dengan memberikan 2019 pada jam 14.00 WIB dengan
pendidikan kesehatan untuk mengeluh demam selama 4 hari disertai

Pengelolaan Resiko Ketidakefektifan Perfusi Gastrointestinal pada Sdr. A dengan


Dengue Haemorragic Fever (dhf) di Ruang Dahlia RSUD Ungaran 4
mual muntah, pusing dan BAB hitam berawarna hitam dengan konsistensi
cair. Pasien disarankan agar rawat inap cair. Terlihat adanya kemerahan dalam
di ruang Dahlia dan mendapat terapi RL anusnya
30 tpm, injeksi omeprazole 1 ampul/12 Dari hasil pengkajian pada
jam, injeksi ceftriaxone 1 gram/12 jam, tanggal 21 Januari 2109 data pengkajian
paracetamol 3x500mg/8jam. dan observasi diatas, penulis melakukan
Sebelumnya pasien tidak pernah analisa data kemudian merumuskan
mengalami penyakit yang sama, pasien diagnosa keperawatan yaitu resiko
tidak mempunyai riwayat operasi, ketidakefektifan perfusi gastrointestinal
pasien mengatakan baru kali ini terkena berhubungan dengan koagulasi
DHF dan pernah dirawat di rumah sakit intravascular diseminata. Menurut
ketika umur satu tahun karena diare di Juwita dan Wahyuni (2017), merupakan
RSUD Ambarawa. Pasien tidak memiliki suatu bentuk penetrasi yang komplek
alergi pada makanan, obat-obatan dan dari lambung, usus halus, usus besar
faktor lingkungan tertentu. Pasien akibat dari bocornya isi dari usus ke
mengatakan tidak merokok, tidak dalam rongga perut. Dan menyebabkan
mengkonsumsi obat-obatan dan tidak nyeri perut hebat yang makin
minum alkohol. meningkat dengan adanya pergerakan
Pada pengkajian abdomen disertai nausea, vomitus, pada keadaan
didapatkan data subyektif pasien lanjut disetai demam dan menggigil.
mengatakan tidak boleh makan terlebih Penulis akan membahas
dahulu, BAB berwarna hitam dan cair. mengenai intervensi yang digunakan
Sedangkan data subyektif Pasien ada untuk mengatasi masalah keperawatan
program puasa selama 12 jam karena resiko ketidakefektifan perfusi
BAB berwarna hitam dan cair. I : gastrointestinal pada Sdr. A.
Bentuk perut datar, A : Bising usus 16 Mempunyai tujuan yaitu setelah
x/menit, P : Terdapat nyeri tekan, P : dilakukan selama 2x24 jam diharapkan
Abdomen teraba keras juga pada masalah resiko ketidakefektifan perfusi
pengkajian sistem reproduksi yaitu gastrointestinal dapat diatasi. Dalam
genetalia jenis kelamin laki-laki dan rencana keperawatan pertama yang
tidak ada gangguan, tidak terpasang dilakukan pada Sdr. A yaitu memonitor
kateter di alat reproduksi. Anus : pasien tanda vital sign pasien bertujuan untuk
buang air besar lebih dari tiga kali mengetahui keadaan pasien (NANDA

Pengelolaan Resiko Ketidakefektifan Perfusi Gastrointestinal pada Sdr. A dengan


Dengue Haemorragic Fever (dhf) di Ruang Dahlia RSUD Ungaran 5
NIC-NOC, 2015). Memonitor tanda vital Permatasari (2011) berat badan
sign pasien sangat penting untuk merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui keadaan pasien karena menentukan status gizi anak. Rencana
syok hipovolemik pada pasien dapat keperawatan kelima yang dilakukan
terjadi dengan cepat, maka perlunya pada Sdr. A yaitu menginstruksikan
memonitor vital sign secara intensif pasien dan keluarga untuk mengurangi
sangat diperlukan dalam mengatasi aktivitas fisiknya. Menurut (Pujianti,
pasien dengan DHF tanpa syok ataupun 2009 dalam Daryani, 2016) istirahat
dengan syok (Nelson,2012 dalam atau badrest yang cukup setidaknya 7
Daryani, 2016). Rencana keperawatan sampai 8 jam dapat membantu tubuh
kedua yang dilakukan pada Sdr. A yaitu kembali fresh dan akan memproduksi
monitor perdarahan saluran cerna. lebih banyak trombosit dan
Seperti pada penelitian Kurniawan, mempercepat proses penyembuhan.
Juffrie, dan Rianto (2015) yaitu Rencana keperawatan keenam yang
perdarahan saluran cerna merupakan dilakukan pada Sdr. A yaitu kolaborasi
salah satu komplikasi yang ditakutkan. pemberian analgesik sesuai advis
Kondisi ini dapat dijelaskan karena tindakan ini dilakukan untuk mengatasi
perdarahan yang timbul akan rasa nyeri di sistem gastrointestinal, dan
memperberat kehilangan volume diantaranya juga untuk mengatasi
plasma akibat kebocoran sehingga terjadinya peradangan.
mempercepat terjadinya syok. Rencana Implementasi yang pertama
keperawatan ketiga yang dilakukan Sdr. memonitor tanda-tanda vital pada hari
A yaitu memonitor nilai laboratorium pertama hasil pemeriksaan TTV yaitu
menurut (Syumarta, 2014 dalam tekanan darah 120/90 mmHg,
Daryani, 2016) perdarahan yang terjadi pernafasan 21 x / menit, nadi 84 x /
disebabkan oleh trombositopenia, maka menit, suhu 36,9oC, pada hari kedua
perlu dilakukan pemeriksaan darah tekanan darah 130/90 mmHg,
trombosit dan pemantauan. Rencana pernafasan 21 x / menit, nadi 83 x /
keperawatan keempat yang dilakukan menit, suhu 36oC. Memonitor tanda-
pada Sdr. A yaitu kaji status nutrisi tanda vital merupakan cara cepat
pasien. Seperti penelitian yang memonitor kondisi klien, mengenali
dilakukan oleh Saniathy E, Arhana BNP, masalah, dan mengevaluasi respon klien
Suandi IKG, Sidiartha IGL dalam terhadap intervensi. Implementasi

Pengelolaan Resiko Ketidakefektifan Perfusi Gastrointestinal pada Sdr. A dengan


Dengue Haemorragic Fever (dhf) di Ruang Dahlia RSUD Ungaran 6
kedua memonitor perdarahan saluran dengan hasil masalah keperawatan
cerna terdiri dari monitor warna, resiko ketidakefektifan perfusi
jumlah, karakter feses setiap hari dan gastrointestinal berhubungan dengan
monitor status pasien. Pada hari koagulopati intravascular diseminata
pertama pengkajian buang air besar pada Sdr. A telah teratasi, hal tersebut
berwarna hitam dan cair, dan hari dapat dilihat dari tercapainya tujuan
kedua buang air besar sudah berwarna dan kriteria hasil yang sudah ditetapkan
kuning dengan konsistensi lembek. sebelumnya buang air besar sudah
Implementasi ketiga memonitor nilai berwarna kuning dan tidak cair lagi
laboratorium diperoleh hasil ditandai dengan tekanan darah 130/90
laboratorium pada tanggal 21 Januari mmHg, nadi 82x/menit, pernasafan
2019, hemoglobin ( 15,8 g/dl), 21x/menit, suhu 36,5o c, berat badan 60
trombosit (49 10^3/UL), hematrokit kg, perut pasien sudah tidak keras lagi,
(44,1%). Implementasi keempat dan wajah sudah tidak pucat. Masalah
mengkaji status nutrisi pasien dari hasil keperawatan sudah teratasi maka
pengkajian pasien menyukai makan pertahankan intervensi.
menggunakan telur goreng, dan
menyukai makanan ringan seperti PENUTUP
biscuit dan makanan ringan lainnya. A. Kesimpulan
Implementasi keempat 1. Pengkajian pada pasien dengan
menginstruksikan pasien dan keluarga resiko ketidakefektifan perfusi
untuk mengurangi aktivitas fisiknya gastrointestinal dengan dengue
seperti mengistirahatkan klien seperti haemorragic fever didapatkan
bedrest, tidur yang cukup. data subjektif yaitu pasien
Berkolaborasi dengan dokter dalam mengatakan saat buang air
pemberian terapi obat seperti asam besar berwarna hitam karena
traneksamat 500 mg, Injeksi Omeprazol adanya perdarahan di
1 ampul. dengan hasil yang diperoleh gastrointestinal dengan
pasien mau di berikan obat melalui oral konsistensi cair. Sedangkan
dan injeksi. data obyektif yang didapatkan
Berdasarkan tindakan yang keadaan umum pasien tampak
dilakukan terhadap klien selama 2 hari, lemas dan pucat, kesadaran
penulis melakukan evaluasi akhir compos mentis, Tekanan darah

Pengelolaan Resiko Ketidakefektifan Perfusi Gastrointestinal pada Sdr. A dengan


Dengue Haemorragic Fever (dhf) di Ruang Dahlia RSUD Ungaran 7
: 120/90 mmHg, Denyut nadi : dan meng kolaborasikan
84x/menit, Pernafasan : 21 pemberian analgesik sesuai
x/menit, Suhu badan : 36,9o C, advis.
Trombosit (49 10^3/uL),
Hemoglobin (15,8 g/dl), B. Saran
terpasang infus RL 30 tetes 1. Bagi pembaca
permenit. Agar pembaca lebih
2. Diagnosa keperawatan yang banyak refrensi tentang kasus
muncul yaitu resiko atau penyakit DHF, dan dapat
ketidakefektifan perfusi mengembangkan pengetahuan
gastrointestinal berhubungan tentang keperawatan khususnya
dengan koagulopati pada pasien DHF.
intravaskuler diseminata. 2. Bagi institusi pendidikan
3. Intervensi keperawatan yang Disarankan bagi intitusi
ditetapkan untuk mengatasi pendidikan untuk menambah
masalah keperawatan tersebut lebih banyak lagi refrensi
antara lain lakukan pengukuran tentang DHF.
vital sign, monitor perdarahan 3. Bagi institusi rumah sakit
saluran cerna, monitor nilai Diharapkan bisa
laboratorium, kaji status nutrisi memahami tentang konsep
pasien, instrusikan pasien dan keperawatan didalam
keluarga untuk mengurangi memberikan pelayanan bagi
aktivitas fisiknya, dan kolaborasi pasien penderita Dengue
pemberian analgesic. Haemorragic Fever (DHF)
4. Implementasi yang dilakukan khususnya dengan masalah
oleh penulis yaitu memonitor memonitor cairan.
tanda-tanda vital sign, 4. Bagi perawat
memonitor perdarahan saluran Diharapkan perawat
cerna, memonitor nilai dapat mengupdate 6 bulan
laboratorium, mengkaji status sekali untuk mencari refrensi
pasien, menginstruksikan tertakait masalah DHF.
pasien dan keluarga untuk
mengurangi aktivitas fisiknya,

Pengelolaan Resiko Ketidakefektifan Perfusi Gastrointestinal pada Sdr. A dengan


Dengue Haemorragic Fever (dhf) di Ruang Dahlia RSUD Ungaran 8
5. Bagi klien dan keluarga diakses pada tanggal 30 Januari
2019
Diharapkan klien dan
keluarga dapat memanfaatkan Juwita dan Wahyuni. (2017). Analisa
Praktik Klinik Keperawatan
sumber informasi yang ada agar pada Pasien dengan Post
dapat melakukan pengelolaan Operasi Laparatomi atas
Indikasi Perforasi Gaster
dan merawat anggota keluarga Dengan Intervensi Inovasi
Mobilisasi Progresif Level I
yang menglami DHF. dengan Terapi Musik Terhadap
6. Bagi masyarakat Perubahan Hemodinamik di
Ruang High Care Unit (Hcu)
Diharapkan masyarakat RSUD Abdul Wahab Sjahranie
dapat memanfaatkan berbagai Samarinda
https://dspace.umkt.ac.id/hand
informasi yang ada mengenai le/463.2017/389=diakses pada
tanggal 5 Februari 2019
perawatan dan penanganan
klien dengan DHF. Nuril, Faiz. Rita, Rahmawati. Diah,
Safitri. (2013). Analisis Spasial
Penyebaran Penyakit Demam
DAFTAR PUSTAKA Berdarah Dengue dengan
Indeks Moran dan Geary ’s c
Astuti, M. D. (2016). Upaya Pencegahan http://ejournal-
Risiko Perdarahan Pasien s1.undip.ac.id/index.php/gaussi
Demam Berdarah Dengue di an=diakses pada tanggal 16 Mei
RSUD dr. Soehadi Prijonegoro 2019
https://scholar.google.co.id/sch
olar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=u Permatasari. (2011). Pengaruh Status
paya+pencegahan+risiko+perda Gizi Terhadap Demam Berdarah
rahan+pasien+dbd+di+rsud+dr+ Dengue Di Instalasi Rawat Inap
soehadi&btnG=#d=gs_qabs&u= Anak RSUD Tangerang
%23p%3D6oz6Qsz507AJ=diakse http://repository.uinjkt.ac.id=di
s pada tanggal 29 Januari 2019 akses pada tanggal 29 Januari
2019
Candra, A. (2010). Demam Berdarah
Dengue Epidemiologi, Ratnasari, Setiani dan Dangiran. (2018).
Patogenesis, dan Faktor Risiko Hubungan Faktor Lingkungan
Penularan. Vol 02 No.2. Hal dan Faktor Perilaku dengan
110-119. Kejadian Demam Berdarah
https://scholar.google.co.id/sch Dengue (DBD) di Wilayah Kota
olar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=d Semarang. Vol 06. No. 4.
emam+berdarah+dengue+aryu+ Http://ejournal3.undip.ac.id/ind
candra&btnG=#d=gs_qabs&u= ex.php/jkm=diakses pada
%23p%3DgXjrRsrxG9sJ=diakses tanggal 30 Januari 2019
pada tanggal 29 Januari 2019
Soegijanto, S. (2012). Demam Berdarah
Daryani. (2016). Upaya Pencegahan Dengue.Edisi 2. Surabaya:
Terjadinya Perdarahan Dan Airlangga University Press
Syok Pada Pasien DHF DI RSUD
Pandan Arang Boyolali. Sucipto, Raharjo & Nurjazuli. (2015).
http://eprints.ums.ac.id/44585= Faktor – Faktor Yang

Pengelolaan Resiko Ketidakefektifan Perfusi Gastrointestinal pada Sdr. A dengan


Dengue Haemorragic Fever (dhf) di Ruang Dahlia RSUD Ungaran 9
Mempengaruhi Kejadian
Penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) Dan Jenis
Serotipe Virus Dengue Di
Kabupaten Semarang. Vol 14.
No 2. Hal 51-56.
https://media.neliti.com/media
/publications/4907-10-Faktor-
Fator-yang-mempengaruhi-
kejadian-penyakit-demam-
berdarah-dengue-dbd-
dan.pdf=diakses pada tanggal
29 Januari2019

Pengelolaan Resiko Ketidakefektifan Perfusi Gastrointestinal pada Sdr. A dengan


Dengue Haemorragic Fever (dhf) di Ruang Dahlia RSUD Ungaran 10

Anda mungkin juga menyukai