(DHF) DENGAN HIPERTERMIA DI RS PANTI WALUYA MALANG
Oleh: Haris Fadilah181477
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA MALANG 2022 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut yang menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dan genus flavivirus, virus RNA dari keluarga falviviradea. Infeksi dari salah satu serotipe virus tersebut, dan kekebalan sementara dalam waktu pendek terhadap serotipe virus dengue lainnya (Soedarti, 2012). Demam berdarah dengue (DBD) ditandai dengan demam mendadak tanpa sebab yang jelas dan disertai gejala lain seperti lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada anggota badan, punggung, sendi, kepala, dan perut. Pada hari kedua atau ketiga demam muncul bentuk pendarahan yang beraneka ragam dimulai darai yanng paling ringan berupa perdarahan di bagian bawah kulit, perdarahan gusi, epistakasis sampai perdarahan yang hebat berupa muntah darah akibat perdarahan lambung, melena, dan juga hematuria masif (Ngastiyah, 2014). Demam berdarah dapat mengancam kehidupan, jumlah trombosit yang rendah salah satu dari gejala utama DBD adalah menurunnya jumlah trombosit darah secara mendadak. Angka trombosit di bawah normal 150.000, perlu perawatan lebih intens dan diberikan trombosit tambahan menggunakan jarum intra vena. Perdarahan pada gusi, hidung berdarah, sampai perdarahan vagina. Apabila perdarahan tidak segera dilakukan maka akan berakibat fatal pada kesehatan. Apabila tiba-tiba menderita demam dan semakin tinggi, segera lakukan tes darah untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti. Virus demam berdarah menyerang sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi setiap organ dalam tubuh. Itulah sebabnya, mengapa banyak bayi dan orang tua yang meninggal apabila terkena DBD. Jika fisik lemah, maka infeksi virus Dengue ini dengan mudah masuk ke dalam tubuh Anda dan menyerang setiap organ-organnya (Savitri, 2016). Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia.Menurut laporan World Health Organization (WHO) sekitar 40 persen dari populasi dunia berisiko di daerah tropis dan daerah subtropis. Laporan yang sama juga menyatakan bahwa 50 juta infeksi dilaporkan setiaptahun karena DBD. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian anak-anak di beberapa negara Asia. (Rahim R, 2010). Menurut World Health Organization (WHO), DBD merupakan penyakit virus oleh nyamuk yang terpenting di dunia.Sekitar 2,5 -3 milyar manusia yang hidup di 112 negara tropis dan subtropis berada dalam keadaan terancam infeksi dengue. Setiap tahunnya sekitar 50 – 100 juta penderita dengue dan 500.000 penderita DBD di laporkan oleh WHO diseluruh dunia dengan jumlah kematian sekitar 22.000 jiwa (Soedarto, 2014). Indonesia angka kematian yang di akibatkan oleh kasus DBD dari 326.075 kasus dengan 2.461 kematian. Penderita DBD incidence rate per 100.000 penduduk sebanyak 50,75 dengan kasus meninggal sebanyak 1.639 orang dan case fatality rate sebanyak 2,75% Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat mencatat angka kasus DBD pada tahun 2017 dengan kasus sebanyak 5.082 orang atau sebanyak 2,8%, kasus yang meninggal 10 dan case fatality rate sebanyak 0,43% (Kemenkes RI, 2017). Provinsi jawa timur merupakan salah satu daerah endemic DBD, berdasarkan mapping insiden DBD Provinsi Tahun 2012, Jawa Timur termasuk kedalam provinsi berwarna merah yang berartiProvinsi dengan insiden KLB (Kejadian Luar Biasa). Menurut Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur yang termasuk dalam Kota KLN DBD. Daerah itu antaralain Kab. Kediri, Kab. Simenep, Kab. Jember, Kab. Lamongan, Kab. Mojokerto, Kota Madiun, Kab. Pamekasan,. Kondisi ini semakin memperparah reputasi Jawa Timur di bidang kesehatan. Komplikasi Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Biasanya baerhubungan dengan syok berat. Pemberian cairan berlrbihan selama fase kebocoran plasma dapat berakibat efusi massif, yang berujung pada gagal nafas, dapat terjadi gangguan elektrolit / metabolic: hypoglikemia, hipokalsemia, atau terkadang hiperglikemia (Tjokroprawiro, 2015) Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui secara nyata pelaksanaan asuhan keperawatan klien Dengue Haemorrhagic Fever yang di rawat di RS Panti Waluya Malang 1.2. Batasan Masalah Batasan masalah pada studi kasus ini ialah pada asuhan keperawatan pada klien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan hipertermia di RS Panti Waluya Malang 1.3. Rumusan Masalah Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan Hipertermia pada klien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) di RS Panti Waluya Malang?
1.4. Tujuan Penelitian
1,4.1. Tujuan Umum Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan hipertermia di RS Panti Waluya Malang. 1,4.2. Tujuan Khusus 1) Teridentifikasi Pengkajian Asuhan Keperawatan Hipertermia Pada Klien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) di RS Panti Waluya Malang. 2) Teridentifikasi Diagnosa Asuhan Keperawatan Hipertermia Pada Klien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) di RS Panti Waluya Malang. 3) Teridentifikasi Perencanaan Asuhan Keperawatan Hipertermia Pada Klien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) di RS Panti Waluya Malang. 4) Teridentifikasi Implementasi Asuhan Keperawatan Hipertermia Pada Klien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) di RS Panti Waluya Malang. 5) Teridentifikasi Evaluasi Asuhan Keperawatan Hipertermia Pada Klien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) di RS Panti Waluya Malang. 6) Teridentifikasi Dikumentasi Asuhan Keperawatan Hipertermia Pada Klien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) di RS Panti Waluya Malang. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis Hasil tulisan ini diharapkan dapat berguna untuk menjadi bahan referensi dalam penelitian lain serta dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan asuhan keperawatan khususnya pada klien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan hipertermia. 1.5.2. Manfaat Praktis 1) Bagi Perawat Hasil tulisan in diharapkan dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan hipertermia untuk penentuan rencana tindakan keperawatan. 2) Bagi Rumah Sakit Hasil tulisan ini dapat menjadi salah satu bahan dan acuan untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan hipertermia di RS Panti Waluya Malang. 3) Bagi Institusi Hasil tulisan ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penulisan studi kasus atau penelitian lain yang terkait dengan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan hipertermia. 4) Bagi Klien Pasien dapat memahami masalah kesehatan yang sedang dialami dan dapat bersikap kooperatif dengan tindakan yang dilakukan perawat yang bertujuan untuk mempercepat proses kesembuhan pasien.