Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN PERILAKU BULLYING DENGAN

PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA DI SMP


MUHAMMADIYAH 2 GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh
RATNA WULANDARI
201310201047

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
HUBUNGAN PERILAKU BULLYING DENGAN
PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA DI SMP
MUHAMMADIYAH 2 GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA
Ratna Wulandari

Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta


Email: ratnawulandari2016@gmail.com

Abstrack: Objective of research is to identify the correlation between bullying


attitude and learning achievement on students of Muhammadiyah Junior High School
2 of Gamping Sleman Yogyakarta. The study used quantitative method and
descriptive correlational design with time cross sectional approach. The respondents
were 97 students in 8th grade of Muhammadiyah Junior High School 2 of Gamping
Sleman Yogyakarta. The instrument for bullying attitude was questionnaires, while
learning used secondary data namely students’ last book report. The data analysis
used Kendall Tau correlation. The result showed that there was no correlation
between bullying attitude and learning achievement in Muhammadiyah Junior High
School 2 of Gamping Sleman Yogyakarta with low coefficient correlation showed by
p value = 0,719 < 0,05. There was no correlation between bullying attitude and
learning achievement in Muhammadiyah Junior High School 2 of Gamping Sleman
Yogyakarta. It is suggested that the students are advised to call a friend with a good
call and not mock each other.
Keywords: Bullying attitude, learning achievement.

Intisari: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku bullying


dengan Prestasi belajar pada remaja di SMP Muhammadiyah 2 Gamping Sleman
Yogyakarta. Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan
menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan waktu cross sectional.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2
Gamping Sleman Yogyakarta yang berjumlah 97 responden. Instrumen penelitian
perilaku bullying menggunakan kuesioner sedangkan prestasi belajar menggunakan
data sekunder yaitu raport terkahir siswa, analisis data menggunakan uji Korelasi
Kendall Tau. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan perilaku bullying
dengan prestasi belajar pada remaja di SMP Muhammadiyah 2 Gamping Sleman
Yogyakarta dengan tingkat keeratan rendah yang ditunjukkan dari nilai p value=
0,719<0,05. Hasil penelitian yaitu ada hubungan perilaku bullying dengan prestasi
belajar pada remaja di SMP Muhammadiyah 2 Gamping Sleman Yogyakarta.Saran
dalam penelitian ini Siswa disarankan untuk memanggil teman harus dengan
panggilan yang baik dan tidak saling mengejek.
Kata Kunci: Perilaku Bullying, Prestasi Belajar.
PENDAHULUAN
Hampir semua bangsa-bangsa dicapai oleh pemerintah Indonesia
di dunia sedang berproses dalam adalah mencerdaskan kehidupan
meningkatkan mutu pendidikan di bangsa. Pemerintah sejak Orde Baru
negara masing-masing. Mereka telah mengadakan perluasan
meyakini bahwa kunci masa depan kesempatan memperoleh pendidikan
suatu bangsa ditentukan oleh bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini
keberadaan sistem pendidikan yang sesuai dengan bunyi pasal 31 ayat 1
berkualitas, yang ditunjukkan dengan UUD 1945 yang menyatakan bahwa:
sekolah-sekolah yang berkualitas “Tiap-tiap warga negara berhak
(Zamroni, 2011). mendapatkan pengajaran”.
Pendidikan mempunyai tugas Hasil survei tahun 2007, nilai
untuk membentuk perilaku serta watak rata-rata prestasi pada bidang
pada anak agar dapat menyesuaikan matematika sebesar 397,1 dan sains
diri pada lingkungan hidupnya kelak, sebesar 427,0. Nilai rata-rata sebesar
Sekolah sangat berperan penting ini menempatkan Indonesia pada
(Ahmadi, 2007). Salah satu indikator posisi 35 dari 49 negara peserta.
keberhasilan suatu pendidikan dapat Rangking ini tidak jauh berbeda
dilihat dari prestasi belajar siswa. dengan hasil survei tahun 2003
Menurut Syah (2008) prestasi belajar maupun tahun 1999. Jika
adalah tingkat keberhasilan siswa dibandingkan hasil prestasi belajar
dalam mencapai program yang siswa dari negara-negara Asia
ditetapkan dalam sebuah program, Tenggara lainnya, prestasi siswa
prestasi belajar merupakan Indonesia masih dibawah Singapura,
pengukuran dan penilain hasil belajar Malaysia bahkan masih dibawah
yang telah dilakukan oleh siswa Philipina. Indonesia perlu adanya
setelah siswa melakukan kegiatan upaya perbaikan dalam pembelajaran
proses pembelajaran yang kemudian sehingga prestasi siswa indonesia
dibuktikan dengan suatu tes dan hasil dapat ditingkatkan (Santoso, 2010).
pembelajaran dinyatakan dalam Sekolah merupakan lembaga
bentuk simbol baik dalam bentuk pendidikan formal, berfungsi dan
angka, huruf maupun kalimat yang bertujuan untuk memproleh ilmu yang
menyatakan hasil yang sudah dicapai. menjadikan seseorang menjadi pribadi
Tujuan pendidikan yang hendak yang baik yang berwawasan luas dan
menjadi bekal untuk masa depan. Saat guru wali kelas VIII yaitu wali kelas
ini muncul permasalahan- VIIIA, VIIIB, VIIIC dan guru BK
permasalahan di dunia pendidikan mengatakan disetiap kelas ada
Indonesia. Sering kita jumpai kejadian bullying, salah satunya di
informasi di media sosial yang kelas VIII terdapat siswa yang pernah
mengatakan banyaknya kasus menjadi pelaku maupun korban dari
kekerasan di sekolah. Salah satu perilaku bullying. Beliau juga
tindakan kekerasan yang sering terjadi menambahkan bahwa pernah ada
tidak hanya secara fisik tetapi secara kejadian antara anak dengan anak
psikologis juga. Seperti pengucilan saling mengejek, menendang, menarik
dari teman-temannya atau sering jilbab teman yang lainnya. Peneliti
disebut dengan bullying. Fenomena juga mendapatkan data jumlah siswa
kekerasan seperti ini salah satu rantai kelas VIIIA yaitu 36 siswa, VIIIB
yang tidak terputus. Anak-anak yang berjumlah 37 siswa, VIIIC berjumlah
pernah mengalami bullying akan 36 siswa.
mengalami kesehatan mental yang Peneliti juga melakukan
serius, mereka akan mengalami wawancara pada 15 orang siswa,
ketakutan emosional, depresi maupun didapatkan 15 siswa diantaranya
kecemasan dalam jangka panjang mengatakan bahwa mereka pernah
(Yunika, 2013). mengejek, diejek, menendang,
Dampak dari prestasi menurun ditendang, mengucilkan teman dan
mengakibatkan rasa harga diri rendah ikut-ikutan teman. Mereka yang
yang menghasilkan perilaku tidak melakukan bullying sebanyak 10 siswa
produktif dan bahkan menjurus belajar dari 15 siswa memliki nilai rata-rata
ketergantungan pada orang lain prestasi belajar cukup pada raportnya
(Semiawan, 2007). sedangkan 5 siswa memiliki nilai rata-
Hasil studi pendahuluan yang rata prestasi belajar baik. Berdasarkan
dilakukan pada tanggal 6 Februari latar belakang, maka peneliti tertarik
2017 di SMP Muhammadiyah 2 untuk mengetahui Hubungan Perilaku
Gamping Sleman Yogyakarta Bullying dengan Prestasi belajar pada
didapatkan data siswa secara Remaja di SMP Muhammadiyah 2
keseluruhan berjumlah 109 siswa Gamping Sleman Yogyakarta.
yang terdiri dari kelas VIIIA, VIIIB
dan VIIIC. Hasil wawancara dengan 3
METODE PENELITIAN didirikan diatas tanah yang berasal
Rancangan yang digunakan dari kas Desa Nogotirto ke organisasi
pada penelitian ini adalah deskriptif Muhammadiyah.
korelatif yaitu penelitian yang Sekolah Menengah Pertama
diarahkan untuk mendeskripsikan atau Muhammadiyah 2 Gamping Sleman
menggambarkan hubungan antara Yogyakarta memiliki 9 ruang kelas
perilaku bullying dan prestasi belajar dengan luas tiap kelas sekitar 7x8 m2,
pada remaja di SMP Muhammadiyah terdiri dari kelas satu sampai kelas tiga
2 Gamping Sleman Yogyakarta. yang dibagi setiap kelasnya terdiri dari
Pendekatan waktu yang digunakan tiga kelas yaitu kelas A, B dan C.
adalah pendekatan cross sectional Ruang Kepala Sekolah terpisah
yaitu suatu penelitian yang dengan ruang guru. Fasilitas yang
menekankan pada pengukuran atau terdapat dalam SMP Muhammadiyah
observasi data variabel independen 2 Gamping Sleman Yogyakarta yang
dan dependen hanya satu kali pada digunakan siswa dalam kegiatan
satu saat. Kedua variabel dinilai secara intrakurikuler maupun ekstrakurikuler
simultan pada satu saat dan tidak ada antara lain ruang perpustakaan, ruang
tindak lanjutnya (Nursalam, 2011). ketrampilan, ruang serba guna, ruang
HASIL DAN PEMBAHASAN UKS, koperasi, Ruang BK/BP, ruang
Hasil Penelitian komputer, ruang ibadah, kantin serta
Gambaran Umum Lokasi Penelitian lapangan yang cukup luas di halaman
Penelitian ini dilaksanakan di depan sekolah. Tenaga pendidik/guru
SMP Muhammadiayah 2 Gamping berjumlah 26 guru dan 1 kepala
Sleman Yogyakarta yang terletak di sekolah, jumlah siswa tahun ajaran
Jalan Guyangan, Nogotirto, kecamatan 2016/2017 adalah sebanyak 305 siswa.
Gamping kabupaten Sleman kota Gambaran Umum Responden
Yogyakarta. Sekolah swasta Penelitian
terakreditasi B ini berada di bawah Berdasarkan hasil penelitian
naungan Yayasan Muhammadiyah dan yang dilakukan pada sampel penelitian
telah berdiri dan beroperasi sejak dapat dideskripsikan karakteristik data
tahun 1979. SMP Muhammadiayah 2 penelitian dalam tabel dibawah ini.
Gamping Sleman Yogyakarta berada Tabel 1 Distribusi Frekuensi
di atas tanah 2347 m2 dengan luas Karakteristik Responden Penelitian
bangunan 1024 m2. Sekolah SMP ini Berdasarkan Usia Responden dan
jenis kelamin di SMP Gamping Sleman Yogyakarta
Muhammadiyah 2 Gamping Sleman menunjukkan bahwa dari 97
Yogyakarta responden memiliki perilaku bullying
Aspek Frekuensi Persentase paling banyak dengan kategori sedang
Penindasan Fisik 0 0
sebanyak 85 (87,6%), sedangkan
Penindasan Verbal 94 97%

Penindasan psikologis 3 3%
paling sedikit adalah perilaku bullying
Total 97 100% dengan kategori rendah yaitu sebanyak
Sumber: Data Primer 2017
1 (1%).
Tabel 1 menunjukkan distribusi usia
Tabel 3 Frekuensi Tertinggi
responden. Dari 97 responden, usia
Perilaku Bullying pada Remaja di
yang paling banyak adalah 14 dan 15
SMP Muhammadiyah 2
tahun yaitu sebanyak masing-masing
Karateristik Frekuensi %
35 orang dengan prosentase sebesar
Jenis Kelamin
36,1%, sedangkan yang paling sedikit Laki-laki 48 49,5
Perempuan 49 50,5
usia 17 tahun yaitu sebanyak 3 orang
Total 97 100
dengan prosentase sebesar 3,1%. Usia Responden
13 8 8,2
Sedangkan untuk jenis kelamin yang
14 35 36,1
paling banyak adalah jenis kelamin 15 35 36,1
16 16 16,5
perempuan yaitu 49 (50,5%),
17 3 3,1
sedangkan sisanya dengan jenis Total 97 100
Sumber: Data Primer 2017
kelamin laki-laki sebanyak 48
Berdasarkan tabel 3 dapat
(49,5%).
dijelaskan bahwa perilaku bullying
Deskriptif Variabel Penelitian
paling banyak yaitu bullying verbal
a. Deskriptif Perilaku Bullying
sebanyak 94 siswa (97%) sedangkan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi
sisanya yaitu bullying psikologis yaitu
Perilaku Bullying pada Remaja di
sebanyak 3 siswa (3%).
SMP Muhammadiyah 2 Gamping
Hasil penelitian pola komunikasi
Perilaku Frekuensi Persentase
Bullying dapat dilihat lebih rinci pada tentang
Tinggi 11 11,3%
hasil kuisoner pada Tabel 4 berikut
Sedang 85 87,6%
Rendah 1 1,0% ini:
Total 97 100%
Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan data pada tabel 2


distribusi frekuensi perilaku bullying
pada remaja SMP Muhammadiyah 2
Tabel 4 Jawaban Perilaku Bullying untuk hasil jawaban selalu paling
pada Remaja di SMP banyak pada pernyataan nomor 11
Muhammadiyah 2 Gamping Sleman sebanyak 34 siswa (35,1%), yang
Yogyakarta menyatakan responden mengancam
Pertimbangan
memukul atau menyakiti teman lain.
Selalu Sering Kadang- Tidak
No Pernyataan
kadang pernah
Pada jawaban sering paling banyak
f (%) f (%) f (%) F (%)
1 Saya menampar
pada pertanyaan nomor 8 sebanyak 45
orang yang tidak
24
saya sukai, ketika 24
,7
37 38,1 22 22,7 14 14,4
siswa (46,4%), tentang tidak peduli
bersama teman-
teman saya.
pada teman yang tidak saya sukai.
2 Saya memukul
teman yang tidak
34 Sedangkan untuk jawaban kadang-
saya sukai di 33 34 35,1 25 25,8 5 5,2
,0
depan teman-
kadang paling banyak pada nomor 3
teman saya.
3 Saya mengejek
yaitu mengejek teman dengan sebutan
teman dengan
sebutan
19
19
32 33,0 43 44,3 3 3,1 “gendut/cungkring/bencong/tonggos”.
‘gendut/cungkring ,6
/bencong/tonggos’
Sebanyak 43 (44,3). Pada jawaban
.
4 Saya memanggil
tidak pernah paling banyak pada
nama teman saya, 17
17 39 40,2 32 33,0 9 9,3
dengan nama yang ,5
pernyataan nomor 1 sebanyak 14
jelek.
5 Saya membentak
siswa (14,4%) tentang menampar
teman yang 23
23 33 34,0 37 38,1 4 4,1
menertawakan ,7
orang yang tidak saya sukai, ketika
kesalahan saya.
6 Saya menggertak
bersama teman-teman saya.
teman yang tidak
12
saya sukai, jika 12
,4
39 40,2 40 41,2 6 6,2
b. Deskriptif Prestasi Belajar
memandang ke
arah saya.
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Prestasi
7 Saya membuat 19
19 43 44,3 26 26,8 9 9,3
teman menangis. ,6
Belajar Kelas VIII SMP
8 Saya tidak peduli
20
pada teman yang 20
,6
45 46,4 26 26,8 6 6,2
Muhammadiyah 2 Gamping Sleman
tidak saya sukai
9 Saya memandang
Yogyakarta
dengan sinis, pada 30
30 26 26,8 36 37,1 5 5,2
teman yang tidak ,9 Prestasi Belajar Frekuensi Persentase
saya sukai.
Baik 64 66%
10 Saya mengolok- 34
33 37 38,1 18 18,6 9 9,3 Cukup 33 34%
olok teman lain. ,0
11 Saya mengancam Total 97 100%
memukul atau 35
34 41 42,3 15 15,5 7 7,2 Sumber: Data Sekunder 2017
menyakiti teman ,1
lain.. Tabel 5 menunjukkan
12 Saya mengejek
teman untuk
26
26
26 26,8 32 33 13 13,4 distribusi nilai prestasi belajar
membuat tertawa ,8
anak-anak lainnya. responden. Dari 97 responden yang
Sumber: Data Primer 2017
paling banyak memiliki nilai rerata
Berdasarkan tabel 4 dapat
baik yaitu 64 siswa (66%), sedangkan
dijelaskan bahwa distribusi frekuensi
jawaban kuesioner perilaku bullying,
yang paling sedikit adalah nilai rerata prestasi belajar siswa di SMP
cukup sebanyak 33 siswa (34%). Muhammadiyah 2 Gamping Sleman
c. Hubungan Perilaku Bullying Yogyakarta. Sedangkan kekuatan
Dengan Prestasi Belajar Pada korelasi antara perilaku bullying
Remaja Di SMP Muhammadiyah 2 dengan prestasi belajar didapatkan
Gamping Sleman Yogyakarta koefisien korelasi sebesar -0,037. Nilai
Tabel 6 Hasil Korelasi Perilaku korelasi menunjukkan hubungan
Bullying dengan Prestasi Belajar SMP negatif dengan demikian arah korelasi
Muhammadiyah 2 Gamping Sleman berlawanan arah, artinya semakin
Yogyakarta. tinggi perilaku bullying maka semakin
Prestasi belajar
rendah nilai prestasi belajar dan
Perilaku Total (𝝉) (p)
bullying Baik Cukup sebaliknya apabila semakin rendah
N % N % N %
perilaku bullying maka semakin tinggi
Tinggi 7 7,2 4 4,1 11 11,3
Sedang
Rendah
56
1
57,7
1,0
29
0
29,9
0
85
1
87,6
1
-0,037 0,719 nilai prestasi belajar. Kekuatan
Total 64 66 33 34,0 97 100
korelasi perilaku bullying dengan
Sumber: Data Primer 2017
Tabel 6 menunjukkan tabel prestasi belajar sangat lemah.

silang dan korelasi antara perilaku Pembahasan


bullying dengan prestasi belajar. 1. Perilaku Bullying
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh Berdasarkan tabel 2 tentang

perilaku bullying dengan kategori distribusi frekuensi perilaku bullying

sedang memiliki prestasi belajar pada remaja SMP Muhammadiyah 2

dengan kategori baik paling banyak Gamping Sleman Yogyakarta

adalah 56 siswa (57,7%). Sedangkan menunjukkan bahwa responden yang

sisanya perilaku bullying dengan paling banyak perilaku bullying

kategori rendah memiliki prestasi dengan kategori sedang sebanyak 85

belajar kategori baik sebanyak 1 siswa siswa (87,6%). Tabel 3 tentang

(1%). Dari hasil analisis dengan uji frekuensi aspek responden perilaku

Kendal Tau, tingkat keeratan bullying pada remaja di SMP

hubungan kedua variabel ditunjukkan Muhammadiyah 2 Gamping

dengan nilai p = 0,719 maka p>0,05 menunjukkan bahwa perilaku bullying

dengan demikian dapat dikatakan paling tinggi yaitu perilaku bullying

tidak ada hubungan yang bermakna verbal sebanyak 94 siswa (97%).

antara perilaku bullying dengan Perilaku bullying responden pada


penelitian ini berbeda dengan perilaku
bullying yang ditemukan oleh Syamita perempuan (86,0%) merupakan bully
(2016) yaitu perilaku bullying tinggi (pelaku langsung bullying). Hasil
bullying fisik sebanyak 63 (41,73%) penelitian juga menunjukkan bahwa
siswa sedangkan pada penelitian ini persentase terbesar bentuk bullying
paling tinggi yaitu perilaku bullying yang dilakukan remaja berjenis
verbal sebanyak 94 siswa (97%). kelamin laki-laki (36,4%) adalah
Perilaku bullying verbal tinggi pada bullying fisik. Sementara itu yang
penelitian ini dapat dilihat pada hasil dilakukan oleh remaja berjenis
kuesioner butir nomor 3 sebanyak 43 kelamin perempuan cenderung
(44,3%) mengejek teman dengan melakukan bullying dalam bentuk
sebutan‘gendut/cungkring/bencong/to verbal (44,2%)
nggos’. Menurut Rigby (2008) bullying
Perilaku bullying pada penelitian ini kategori sedang (intermediate) terjadi
berbeda dibandingkan Syamita (2016) saat seseorang mengalami bentuk
terkait dengan tempat pengambilan pelecehan dan penghinaan yang secara
data dan jumlah responden. Glover, sistematik dan meyakinkan selama
dkk (2010) dalam penelitiannya periode waktu yang cukup lama (9-16
mengemukakan bahwa semakin sering hari dalam satu bulan). Tindakannya
seorang anak terlibat verbal bullying dalam meliputi ejekan yang kejam,
semakin besar kecenderungannya pengucilan yang berkelanjutan dan
untuk mengalami masa labil yang beberapa ancaman dan serangan fisik
ekstrim dan ketidakbahagiaan pada yang halus, contohnya mendorong,
masa remaja. menjegal, menarik baju.
Berdasarkan frekuensi jenis kelamin Perilaku bullying dalam kategori
dengan perilaku bullying sedang sedang dalam penelitian ini juga
menunjukkan bahwa prosentase antara dipengaruhi oleh faktor lingkungan
jenis kelamin laki-laki dan perempuan sekolah seperti sekolah yang bersih,
hampir seimbang, jenis kelamin manajemen atau perilaku yang baik,
perempuan 50,5 % lebih banyak selain faktor lingkungan faktor guru
dibandingkan laki-laki 49,5%. merupakan faktor yang berperan
Penelitian ini sejalan dengan penting terhadap perilaku bullying di
penelitian yang dilakukan oleh Karina sekolah, hal ini sesuai dengan
(2013) hasil penelitian menunjukkan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi
bahwa sebagian besar remaja (2016) yang mengatakan bahwa
lingkungan sekolah terutama peran di SMP Muhammadiyah 2 Gamping
guru sangat penting dalam Sleman Yogyakarta tergolong tinggi
membimbing siswanya sehingga yang memiliki nilai > 7 sebanyak 66%
masalah bullying dapat teratasi. sehingga dapat dikatakan SMP
Penelitian ini berbeda dengan Muhammadiyah 2 Gamping Sleman
penelitian Pratiwi (2016) yang Yogyakarta memiliki prestasi baik.
menunjukkan bahwa perilaku bullying Prestasi belajar responden pada
dalam kategori tinggi, terkait dengan penelitian ini lebih tinggi
faktor lingkungan sekolah yaitu guru dibandingkan dengan prestasi belajar
kurang memberikan perhatian yang ditemukan oleh Bahrin (2016).
terhadap bullying yang terjadi di kelas. Dalam penelitiannya Bahrin (2016)
Guru bahkan terkesan tidak peduli dan menemukan bahwa prestasi belajar
kurang tanggap terhadap permasalahan paling banyak yaitu 28 siswa (51,9%)
yang terjadi di kelasnya serta responden memiliki prestasi belajar
menganggap tindakan-tindakan kasar sedang.
siswa hanyalah guyon atau candaan. Prestasi belajar pada penelitian ini
Kaltiala-Heino (2010) berbeda dengan penelitian Bahrin
mengemukakan bahwa pelaku bullying (2016) dikarenakan ada beberapa
pada dasarnya sama seperti faktor yang dapat mempengaruhi
mengembangkan resiko berbagai perbedaan hasil tersebut, seperti
gangguan mental. Kecemasan, depresi tempat pengambilan data, kepemilikan
dan sindrom psikosomatik sering institusi dan pengajar. Penelitian
terjadi ditemukan pada para pelaku sebelumnya dilakukan di SMP Negeri
bullying pada masa anak-anak ketika sehingga proses belajar dan cara
mereka beranjak dewasa. Pelaku pengajaran antara SMP Negeri dengan
bullying juga cenderung melakukan SMP Muhammadiyah berbeda.
penyalahgunaan alkohol dan Prestasi belajar yang baik juga di
menggunakan zat-zat aditif. dukung oleh motivasi dari diri sendiri
2. Prestasi Belajar hal ini sesuai dengan penelitian
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan Amrina (2014) yang mengatakan
prestasi belajar baik yaitu 64 siswa motivasi adalah proses yang memberi
(66%), sedangkan yang paling sedikit semangat, arah dan kegigihan
adalah prestasi belajar cukup sebanyak perilaku. Artinya perilaku yang
33 siswa (34%). Prestasi belajar siswa termotivasi adalah perilaku yang
penuh energi, terarah dan bertahan uji statistik kendall tau nilai signifikan
lama. Jika siswa tidak merasa nyaman 0,719 maka p>0,05. Maka Ha ditolak
dengan lingkungan belajarnya bisa sehingga dapat disimpulkan bahwa
jadi siswa menghadapi dan tidak ada hubungan antara perilaku
menanggulangi hal tersebut dengan bullying dengan prestasi belajar siswa
terus berjuang dan mengatasi di SMP Muhammadiyah 2 Gamping
rintangan dalam dirinya, hal Sleman Yogyakarta.
tersebutlah yang dikatakan motivasi
Hasil penelitan ini tidak sesuai
yang besar. Faktor yang
dengan teori Wiyani (2012) Siswa-
mempengaruhi motivasi belajar adalah
siswa yang menjadi korban bullying
adanya motivasi belajar lebih besar
akan menghabiskan banyak waktu
dari pada rasa takut dan ketidak
untuk memikirkan berbagai cara untuk
nyamanan subjek terhadap lingkungan
menghindari gangguan di sekolah
sekolah yang terdapat perilaku
sehingga mereka hanya memiliki
bullying.
sedikit energi untuk belajar. Hal inilah
Prestasi belajar yang baik juga di
yang akan mempengaruhi prestasi
dukung oleh kebiasaan belajar, hal ini
belajar yang akan dicapai oleh siswa.
sesuai dengan Afida (2007) bahwa
Dan Lutfi (2013) Siswa yang menjadi
kebiasaan belajar yang baik akan
pelaku bullying memiliki prestasi
mempengaruhi prestasi belajar
rendah, tindakan-tindakan kepada
menjadi baik, begitu juga dengan
kekerasan dan anarkis, sering bolos
kebiasaan belajar buruk akan
sekolah dan sikap yang menantang
mempengaruhi prestasi menjadi buruk.
orang tua maupun orang dewasa.
3. Hubungan Perilaku Bullying
dengan prestasi belajar pada Penelitian ini tidak sejalan dengan

Remaja di SMP Muhammadiyah penelitian yang dilakukan oleh

2 Gamping Sleman Yogyakrta Sutrisno (2015) tentang hubungan


intelegensi dengan prestasi belajar
Penelitian ini dilakukan untuk
pada anak di daerah endemis Gaky
mengetahui hubungan antara perilaku
diperoleh (p=0,000) dengan X2 value
bullying dengan prestasi belajar pada
= 27,008, df = 2 menunjukkan bahwa
remaja di SMP Muhammadiyah 2
terdapat hubungan antara intelegensi
Gamping Sleman Yogyakarta,
dengan prestasi belajar pada anak di
merujuk pada tabel 4.5 dapat dilihat
daerah endemis Gaky. Hal tersebut
sesuai dengan teori Syah (2008) yang dalam dirinya. Hal ini sesuai dengan
menyatakan tingkat kecerdasan atau Slameto (2010) yang mengatakan
intelegensi (IQ) siswa tak dapat bahwa apabila anak hidup dalam
diragukan lagi, sangat menetukan keluarga yang miskin maka
tingkat belajar siswa. Hal ini mengakibatkan kebutuhan anak
menunjukkan bahwa intelegensi kurang terpenuhi sehingga belajar
sangat berhubungan dengan baik anak terganggu.
buruknya hasil belajar siswa. Semakin
Hasil penelitian Amrina (2013)
tinggi tingkat intelegensi seseorang
Faktor-faktor yang mempengaruhi
maka semakin besar peluangnya untuk
prestasi belajar antara lain: faktor
mencapai keberhasilan dalam belajar.
internal siswa yaitu faktor ang berasal
Sebaliknya seseorang yang memiliki
dari dalam diri siswa. Faktor eksternal
intelegensi rendah akan sulit untuk
yang berasal dari luar siswa seperti
mencapai keberhasilan belajar.
lingkungan sekolah dan lingkunga non
Penelitian ini juga tidak sejalan sosial. Disamping itu juga faktor yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh mempengaruhi prestasi belajar bukan
Darsini (2012) pengaruh ekonomi hanya karena lingkungan sekolah yang
keluarga siswa terhadap prestasi terdapat perilaku bullying akan tetapi
belajar siswa di MTS Mafatihul Huda faktor lain misalnya saja metode
Padakaton Brebes diperoleh dari belajar.
perhitungan product moment adalah
SIMPULAN DAN SARAN
0,447. Hasil uji t, diperoleh thitung =
Simpulan
2,827 sehingga thitung>ttabel atau 2,827
Siswa yang melakukan
> 1,697, Artinya ada pengaruh
perilaku bullying pada remaja di SMP
ekonomi keluarga siswa terhadap
Muhammadiyah 2 Gamping Sleman
prestasi belajar siswa di MTS
Yogyakarta memiliki perilaku bullying
Mafatihul Huda Padakaton Brebes.
paling banyak dengan kategori sedang
Hal ini menunjukkan bahwa peranan
sebanyak 85 (87,6%), sedangkan
ekonomi keluarga sangat menentukan
paling sedikit adalah perilaku bullying
perkembangan kepribadian anak,
kategori rendah yaitu sebanyak 1
sehingga anak akan memperoleh
(1%).
penghidupan layak dan mampu
Siswa yang memiliki Prestasi
mengembangkan potensi-potensi
belajar pada remaja di SMP
Muhammadiyah 2 Gamping Sleman Bagi Peneliti Selanjutnya
Yogyakarta sebagian besar termasuk Diharapkan peneliti selanjutnya
dalam kategori baik yaitu 64 orang mengendalikan variabel pengganggu
(66%), sedangkan kategori cukup penelitian. Pengambilan data
sebanyak 33 (34%). hendaknya siswa dilakukan di kelas
Tidak ada hubungan perilaku masing-masing tidak hanya dijadikan
bullying dengan prestasi belajar pada satu ruang, agar peneliti dapat
remaja di SMP Muhammadiyah 2 mengontol secara maksimal sehingga
Gamping Sleman Yogyakarta dengan responden tidak ramai ketika proses
nilai signifikan diperoleh p = 0,719, penelitian berlangsung dan siswa
p>0,05 dengan demikian dapat dapat memberikan data secara
dikatakan tidak ada hubungan antara maksimal.
perilaku bullying dengan prestasi
belajar. Daftar Pustaka
Saran
Afida, H. (2007). Pengaruh Kebiasaan
Bagi Kepala Sekolah dan Guru di
Belajar dan Minat
SMP Muhammadiyah 2
Membaca Terhadap
Kepala sekolah dan guru
Prestasi Belajar Siswa
disarankan agar mengajarkan pada
Kelas VIII pada Mata
siswa bahwa memanggil teman harus
Pelajaran IPS di MTs
dengan panggilan yang baik dan
Darul Huda Wonodadi
mengarahkan para siswa untuk saling
Blitar. Skripsi
mengingatkan temannya agar tidak
dipublikasikan. Universitas
saling mengejek.
Islam Negeri (UIN)
Bagi Responden
Malang.
Siswa disarankan untuk
Ahmadi, A. & Uhbiyati, N.
memanggil teman harus dengan
(2007). Ilmu Pendidikan.
panggilan yang baik dan tidak saling
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
mengejek serta menjauhi segala
Amrina, P. (2013) Pengaruh Bullying
macam bentuk bullying baik secara
Terhadap Motivasi Belajar
fisik, psikologis maupun verbal seperti
Siswa Kelas Vii Di Smpn 31
mengejek teman ataupun mengolok-
Samarinda. Skripsi
olok teman.
dipublikasikan. Fakultas
Psikologi Universitas 17 Universitas Negeri
Agustus 1945 Samarinda. Semarang.
Bahrin (2016). Hubungan Tingkat Lutfi, (2013). Bullying dan dampak-
Pendapatan Orang Tua dampak kepada korban dan
dengan Prestasi Belajar perilaku bullying.
Siswa Kelas VII SMP https://celotehanlutfihensob.
Negeri 1 Lasalimu Selatan wordpress.com/2013/09/19/
Skripsi dipublikasikan. bullying-dan-dampak-
Universitas Halu Oleo dampak-kepada-korban-
Kendari. dan-pelaku-bullying/.
Darsini (2012) Pengaruh Ekonomi Diakses pada tanggal 04
Keluarga Siswa Terhadap maret 2017
Prestasi Belajar Siswa di Nursalam. (2011). Manajemen
MTS Mafatihul Huda Keperawatan. edisi 3.
Padakaton Brebes. Skripsi Jakarta: Salemba Medika.
dipublikasikan. Pratiwi. (2010). Hubungan Perilaku
Kementerian Agama Bullying dengan
Republik Indonesia (RI) Kemampuan Interaksi
Institut Agama Islam Negeri Sosial Siswa Kelas iii SDN
(IAIN) Syekh Nurjati Minomartani 6 Sleman.
Cirebon. Jurnal Pendidikan Guru
Kaltiala-Heino, R., Rimpela, M., Sekolah Dasar. Edisi 2
Rantanen, P., Rimpela, A. Tahun ke-5.
2010. Bullying at School- Rigby, K. (2005). The Anty Bullying
An Indicator of Adolescents and Teasing Book.
At Risk for Mental Gryphone House, Inc.
Disorder. Journal of Santoso, A. (2010). Faktor-Faktor
Adolescence 23: 661-674. yang Mempengaruhi
Karina, A. (2013). Hubungan antara Prestasi Siswa: Tinjauan
perilaku over protective Berdasarkan Data TIMSS
orang tua dengan 2007. Jakarta: Kepala Pusat
Bullying pada siswa sdn Penilaian Pendidikan.
bendan ngisor semarang.
Skripsi dipublikasikan.
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi.
Jakarta: Rineka Cipta,.
Syah, M. (2008). Psikologi Belajar.
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Syamita (2016). Gambaran perilaku
bullying pada remaja di
SMP Negeri 11 dan SMP
Muhammadiyah 3
Yogyakarta. Skripsi
dipublikasikan. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan: Universitas
Muhammadiyah
Yogyakarta.
Wiyani, A. (2012). Save Our Children
From School Bullying.
Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Yunika, R., Alizamar.,& Sukmawati,
I. (2013). Upaya Guru
Bimbingan Dan Konseling
Dalam Mencegah Perilaku
Bullying Di SMA Negeri Se
Kota Padang. Jurnal Ilmiah
Konseling, 25-25.
Zamroni, (2011). Dinamika
peningkatan mutu.
Yogyakarta: GAVIN
KALAN UTAMA

Anda mungkin juga menyukai