Anda di halaman 1dari 7

Frequently Asked Questions (FAQ) Helpdesk General

Nama : Alfian Ardi Wijaya


Divisi : Product Development
Jobdesk : IT Helpdesk
Employee ID/ NIK : AW210249

1. A : Bagaimana cara biller/client melakukan create virtual account melalui h2h/ api ?
B : Menggunakan contoh script “createbilling/invoice” dari dokumen teknis ecollection.
Dengan mengisi parameter sesuai dengan ketentuan mandatory/ non mandatory. Berikut
sample request createbilling/invoice :

{
“type” : “createbilling”,
“client_id” : “001”,
“trx_id” : “1230000001”,
“trx_amount” : “100000”,
“billing_type” : “c”,
“customer_name” : “Mr. X”,
“customer_email” : “xxx@email.com”,
“customer_phone” : “08123123123”,
“virtual_account” : “8001000000000001”,
“datetime_expired” : “2016-03-01T16:00:00+07:00”,
“description” : “Payment of Trx 123000001”
}
{

“client_id”:”001”,
“prefix”:”8”,
“data”:”GUtJFEMcHh0WE0QNA0ZPTU1VCkVPejghNxFFGgQ9NVxVDnBBAVddWFYD
UTQRFBMTGRc3Ewh4DFoIUQJNVXAASlB6Nbo1NloXAzk4PwJGWVZcVwJL
WXR7VXVKAgocNApgXFV2TnRRVRdFUQM0DQVGWVtbBVNLCHVXfVADTgRL
NRgbR0MTRRobGxQUOT4CWkxVXVx2U0V2ekoDVwNcBUs0IRNFQxBDGRgZ
ExFGQxATFQUUCglYX3R_TDYbOBkURUIYFEVBEUQKFQtWWwZ3Ax0FR1pM
d1pLWH9TAUoDUAQ9NUxECnZUfVVNSUdZB3tSSUcFIwlHFxdKRBdLD0UZ
A0JIIxNFTBBDC2U”
}

2. A : Jika ada biller/client mengalami error 002 dengan response berikut ketika melakukan
createbilling (prod/beta), apa yang harus kita lakukan ?
{
"message": "IP address not allowed or wrong Client ID.",
"status": "002"
}
B : Jika dilihat dari beberapa case yang sering muncul, kendala tersebut dikarenakan IP
Public Static dari biller belum terwhitelist pada portal ecollection baik itu di env prod/beta.
Serta ketidaksesuaian client id yang digunakan saat prose createbilling.
Hal pertama yang dapat kita lakukan adalah melakukan cek pada ASL prod/beta, lalu filter
by cid dan filter tanggal serta waktu dimana client melakukan proses createbilling. Lalu kita
dapat melihat berasal dari IP manakan proses tersebut. Kemudian kita cek pada client lis,
apakah IP tersebut sudah terwhitelist. Jika belum, maka bisa kita lakukan whitelist IP
terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan yang ada (prod/beta). Kita cek juga snippet log ASL
nya, narasinya error nya dikarenakan IP atau CID.

3. A : Sering terdapat case dari biller tokopedia/dana/shopee/ovo, dimana transaksi atas suatu
Virtual Account tidak menampilkan nomor Virtual Accountnya. Hanya terdapat detail atas :
Post Date, Value Date, Branch, Journal No., Description, Debit/ Credit . Apa yang menyebabkan hal
tersebut ?
B : Terkait hal tersebut terjadi karena biasanya transaksi diteruskan langsung ke rekening
pooling client, tidak melalui nomor Virtual Account . Cara ceknya melalui account statement rc,
dimana kita filter melalui rekening pooling cid yang terkendala. Lalu difilter waktu dan jurnal
transaksinya. Apabila statusnya VA Not Present, bisa dibilang itu transaksi yang diteruskan langsung
pada rekening poolingnya. Karena tidak tercatat pada billing data sehingga kita tidak dapat
melakukan flagging. Namun adakalanya beberapa transaksi tercatat pada billing data dan core
banking, namun account statemen rc statusnya VA Not Present. Pada kesempatan ini apabila dari sisi
client ingin dilakukan flagging, dapat kita proses flagging by billing id agar tercatat pada payment
history ecollection.

4. A : Apabila ingin melakukan rekonsiliasi VA Debit Wallet saldo core banking, current wdw
deva, dan ecollection yang tidak sesuai. Bagaimana cara download inquiry transaksi pada
core dengan cepat tanpa harus mendownload data dari awal pertama va itu tercreated dan
ditransaksikan sampai saat ini ?
B : Dapat dilakukan caranya seperti berikut :
a) Siapkan VA Debit Wallet yang terkendala selisih saldo. Kemudian buka deva – reports
– account statement – filter tanggal (misal 2015 s/d saat ini) – input nomor VA pada
kolom Virtual Account Number (enter) – klik action detail (button mata) – akan
ditampilkan detail
b) Kemudian filter tanggal sejak awal va dicreate s/d saat ini
c) On pada detail info
d) Klik kolom Trx Datetime, akan sorting date menjadi yang terbaruLalu ambil salah
satu nomor jurnal secara random, tanggalnya bisa diawal bulan/tahun tengah
bulan/tahun, akhir bulan/tahun tergantung va itu apakah sudah banyak atau belum
transaksinya

e) Jika sudah ditentukan cek withdrawable limit atas salah satu nomor jurnal tersebut
serta perhatikan tanggal transaksinya
f) Kemudian buka ecollection ke menu master tools – inquiry core – inquiry trx – input
va dan nomor jurnalnya
g) Filter tanggal transaksi sesuai nomor jurnal yang telah dipilih pada portal deva tadi,
inquiry
h) Cek pada bagian desc. Dimana desc ini adalah withdrawable limit pada core banking.
Jika diperhatikan untuk withdrawable limit sudah sesuai antara core dan deva pada
waktu transaksi tersebut
{
"status": true,
"data": {
"header": {
"bankReference": "401702"
},
"content": {
"trxVirtualAccount": {
"colTxnType": "01",
"colPostDate": "28\/05\/2022",
"colTranDate": "28\/05\/2022",
"colTranTime": "01153247",
"colTranCode": "004055",
"colJournalNum": "246203",
"colUserID": "000004",
"colBranch": "0997",
"colAmount": " 284167.00-",
"desc": " 95622906.00 "

i) Maka dari itu, untuk download


iquiry trx bisa dilakukan dari tanggal
tersebut hingga transaksi
terakhir yang tercatat pada portal
deva/ transaksi saat ini.

5. A : Bagaimana caranya mengecek log error ketika terjadi intermitten atau gangguan
pada jaringan serta kendala TPS pada Ecollection
B : Bisa dilakukan pengecekan melalu monitoring https://grafana-ecoll.spesolution.net
Kemudian diperhatikan pada grafik BNI Core Transaction Per Second (TPS), BNI
Incoming Transaction Per Second (TPS), BNI Core Response Time, BNI Incoming
Transaction Per Second (TPS) - JK3.
Jika ada penurunan grafik bisa dicek melalui API Service Log, filter waktu sesuai rentang
penurunan grafik tersebut. Kemudian type filter (create/update/inquiry), status code
filter (008 sys temporary offline /997 tech failure), data filter (error only). Jika data yang
ditampilkan melalui filter tersebut sangat banyak (terlihat tidak seperti kondisi
biasanya), bisa dicek client response dan snippet lognya untuk evidence case. Lalu
klik Trans id yang akan hyperlink ke BNI Server Log nya, jika di server log response XML
nya kosong bisa dijadikan evidence case. Juga bisa dicek pada acc statemen rc, apakah
notifnya terproses atau tidak. Jika sudah dikumpulkan evidencenya disampaikan
melalui HPD Ecollection, agar dapat dimonitoring oleh tim yang lain. Dan apabila
kendalanya berasal dari BNI, maka kita sampaikan melalui grup docotel bosque untuk
semua evidence case tersebut.
6. A : Pada https://wappin.id didalam menu Blast Message terdapat 3 submenu yaitu
Recurring, Scheduled, Queue. Apakah pengertian diantara ketiga submenu tersebut ?
B : Ketiga menu tersebut memiliki pengertian dan perbedaan masing-masing,
a. Recurring : Merupakan tipe blast yang dapat dilakukan secara berulang dalam
waktu yang telah ditentukan. Jadi ketika sudah pada waktu yang ditentukan,
blast message akan berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada.
b. Scheduled : Merupakan tipe blast yang ditentukan untuk dikirim pada 1 waktu
saja, jadi jika client ingin melakukan blast dengan konten/isi yang berbeda-beda
maka dapat dilakukan sheduled blast. Dan ditentukan kapan waktu pengiriman
pesannya.
c. Queue : Merupakan daftar antrian blast message yang dapat kita cek tanggal dan
waktu scheduled blastnya, serta dapat dicek detailnya dan juga project atas blas t
message tersebut.

7. A : Pada https://wappin.id/client/contact terdapat menu Contact yang didalamnya


terdapat submenu Contact dan Group. Apakah perbedaan diantara keduanya ?
B : Dari kedua submenu tersebut terdapat perbedaan yaitu :
a. Contact : Menu ini digunakan untuk menambahkan contact baru yang belum ada
pada daftar contact atau melakukan overwrite data contact. Proses
penambahannya pun bisa melalui beberapa cara diantaranya :

- Bulk Upload : Upload menggunakan template yang disediakan (download


template), sehingga data contact yang ditambahkan bisa berjumlah
sangat banyak. Dan juga bisa ditambahkan atas 1 project, beberapa
project atau semua project yang ada. Serta bisa dilakukan overwrite data
contact existing.
- Single Upload : Upload contact dalam jumlah satuan, dan fitur ini hanya
digunakan untuk menambahkan kontak baru saja yang belum terassign
pada project tertentu.
- Assign Bulk Upload : Upload contact yang sudah ada agar dapat di assign
kedalam project atau group tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan
upload template assign bulk contactnya.
b. Group : Menu ini digunakan untuk membuat group baru atau melakukan update
group yang existing atau melihat detail groupnya. Group baru dapat
ditambahkan atas Project ID yang di kehendaki sesuai kebutuhan client. Dimana
fungsi group adalah agar contact yang sudah terupload/ existing dapat di assign
atas group tertentu.

8. A : Bagaimana cara cek OTP client/ merchant autopay, jika ada permintaan untuk OTP.
Misalnya dari lazada/ pln ?
B : Bisa dicek melalui telegram “[BOT-UAT] BNI Autopay Alert”. Kondisinya ketika client/
merchant meminta OTP, kita harus segera mengecek pada group bot tersebut. Pastikan
muncul keterangan berikut pada botnya :

Autopay UAT, [16/06/2022 10:31]


BNI AUTOPAY - OTP TRANSAKSI Autopay butes merchant retail : 104528 valid s.d 11:29
WIB No. Kartu ********1111. OTP RAHASIA JANGAN beritahu ke siapapun.

FROM SERVER : ap-service-bni-dev

Dikarenakan untuk OTP yang ditampilkan pada bot ini bersifat realtime bisa dipastikan
untuk setiap request client/merchant yang terbaru adalah yang kita berikan OTP nya

9. A : Bagaimana cara menambahkan akun lender pada https://rdl.bni-ecollection.com ?


B : Login RDL dengan menggunakan credential production RDL, lalu klik menu – p2p
Management. Input P2P Name sesuai dengan permintaan penambahan lender atas P2P
apa, semisalnya Xendit. Kemudian button “View P2P Lender” pada kolom Action.
Setelah masuk kita klik button “Add Lender” dan lengkapi form yang ada sesuai
dengan kebutuhan yang telah disampaikan. Lalu klik “Save” dan lender baru sudah
terdaftar saat ini pada P2P tersebut.

10. A : Kenapa transaksi atas beberapa biller sering tidak terproses flagging ? namun
transaksi sudah tercatat pada core banking BNI.
B : Hal ini bisa terjadi karena perbedaan antara rekening pooling pada database
ecollection, dengan rekening pooling pada form pengajuan biller BNI atau yang
terdaftar di sistem Icons milik BNI. Kendala tersebut juga bisa terjadi karena notif
transaksi atas cid dan rekening pooling nya pada sistem Icons BNI tidak disetting
sehingga transaksi sering tidak terproses flagging secara otomatis. Sedangkan
apabila transaksi nya dibayarkan melalui bank lain dan tidak mendapatkan notif bill
payment karena tidak dibayarkan melalui channel BNI.

11. A : Sering terdapat beberapa case dari biller/ client VA Debit, dimana terjadi transaksi
pendebetan atas nomor Virtual Account dalam jumlah yang ditentukan dan ingin
didebet dalam beberapa kali tarikan (misal 10 juta ingin ditarik 5x, berarti 1x tarikan
nominal 2 juta). Namun pada saat proses transaksi yang kesekian (misal transaksi ke 4x),
uang tidak keluar dari mesin ATM namun saldo di portal Deva terpotong (sudah
terdebet sebanyak 8 juta). Hal ini yang sering menyebabkan selisih antara saldo core
banking dan saldo portal Deva. Mengapa hal ini bisa terjadi dan bagaimana cara
pengembalian saldonya agar sesuai kembali pada portal Deva ?
B : Hal ini bisa terjadi dikarenakan transaksi pada mesin atm tersebut dibatasi untuk
jumlah uang yang dapat dilakukan pendebetan (penarikan) atas suatu virtual account
atau rekening. Dan bisa juga dikarenakan saldo pada mesin atm tersebut limitnya sudah
habis. Lalu untuk cara pengembalian saldonya dapat dilakukan dengan payment
reversal, dimana setiap transaksi pendebetan virtual account debit yang terkendala
dengan masalah tersebut akan dikembalikan saldonya H+1 setelah kejadian. Dimana
prosesnya akan dilakukan pengecekan pada penyesuaian unflag as reversal untuk
transaksi yang terkendala. Kegiatan ini biasanya diproses oleh tim helpdesk yang
bertugas shift malam. Setelah diproses, saldo akan dikembalikan pada rekening VA
tersebut disaat jam operasional Bank sudah dimulai kembali.

Anda mungkin juga menyukai