Anda di halaman 1dari 20

WORKSHOP

“TEACHING FACTORY”
di SMK MEDIKACOM BANDUNG

Oleh :
1. Antonius Triyanto, S.E, S.T.
2. Iwan Setiawan, S.Pd.

Kamis-Sabtu, 22-24 Agustus 2019


Perjalanan ……
Th’ 1962 : Mulai didirikan dengan nama STM Kanisius dengan 2 jurusan : Mesin umum dan Bangunan. Saat itu
belum memiliki fasilitas pendidikan baik lahan, gedung dll. Untuk kegiatan belajar mengajar menggunakan
gedung paroki Purbayan dan SD K. Pasar Kliwon Surakarta
Th’ 1963 : Kegiatan Belajar Mengajar pindah ke SMP Kanisius 2 Surakarta.
 Th’ 1964 : Yayasan Karya Bakti didaftarkan dan disahkan notaris, Yayasan membeli tanah di desa Karangasem,
Laweyan, Surakarta yang kemudian di atasnya dibangun bengkel dan kelas-kelas
Th’ 1967 : STM Kanisius berganti nama menjadi STM Katolik St. Mikael Bersubsidi Surakarta dengan status Swasta
Bersubsidi. Berdasarkan SK Departemen P dan K no. 4464/BS/F.II tanggal 30 Desember 1966.
 Th’ 1968 : Dibangun Kampus ATMI di Jl. Mojo No. 1 Karangasem, Laweyan, Surakarta.
 Th’ 1986 : Berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah No. 001/C/Kep/1.86,
sebagai hasil akreditasi, STM Katolik Santo Mikael diberi status “DISAMAKAN”.
Th’ 1989 : Untuk meningkatkan daya saing tamatan dikembangkan Program Plus Gambar Produktif 700 jam dan Praktik
Mekanik 400 jam dengan sistem blok di kelas 3.
 Th’ 1995 : Mendikbud RI (Bapak Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro) berkenan melihat dari dekat
STM Katolik Santo Mikael dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan terutama dalam penerapan
Link and Match.
 Th’ 1997 : STM Katolik St. Mikael berganti nama menjadi SMK Katolik St. Mikael Surakarta.
 Th’ 2002 : SMK Katolik Santo Mikael ditetapkan oleh pemerintah sebagai sister dari IGI
 Th’ 2003 : Memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 nomor 01 100 018826 dari PT TÜV Internasional Indonesia,
 Th’ 2010 : Menjadi TUK (Tempat Uji Kompetensi) LSP-LMI / BNSP
 Th’ 2012 : Unit produksi mulai dibentuk legal body dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT)
 Th’ 2016 : Menjadi LSP Pihak 1 yang ditetapkan oleh dari BNSP
Sistem Kelembagaan di SMK Mikael

KOLESE
MIKAEL

Yayasan Karya Bhakti Yayasan Karya ATMI

SMK Politeknik PT. IGI- PT.


PT. ATMI PT. AKE PT. ADE
Mikael ATMI ATMI BIZDEC
Edukasi yang Produktif –
Produksi yang Edukatif
Kurikulum SMK mengikuti
Kebijakan Pemerintah
REVOLUSI SAINS akan terjadi manakala paradigma yang berlaku
mengalami apa yang disebut anomali atau penyimpangan, serta
tidak lagi dapat memecahkan persaoalan yang ada. (Thomas
khun)

Sejarah Perubahan Kurikulum di Indonesia

2013 revisi
1947 1964 1975 1994 2006 2017

1952 1968 1984 2004 2013


Education System
Base on Curriculum

focuses on the achievement of


CBT competence separately

Not Focus on real product


Vocational School

Learning by Doing

Student make real product or


Dual System service

Not focus on step by step


competence achievements
DEFINISI TEACHING FACTORY

Konsep Teaching Factory adalah sebuah konsep pembelajaran yang


mengamanatkan keselarasan antara edukasi dengan produksi.

Keselarasan tersebut diwujudnyatakan melalui adanya:


• Jadwal pembelajaran yang sinergis dengan jadwal produksi,
• RPP dan Silabus (Job Sheet) yang sinergis,
• serta adanya produk internal / produk eksternal yang berkelanjutan.

Tujuan utama metode pembelajaran tersebut adalah mengantarkan


peserta didik mencapai kompetensi sesuai dengan standar industri dan
dengan tujuan sekunder mengefisienkan biaya pendidikan.

Definisi TeFa
Manfaat Teaching Factory ???
• Mampu meningkatkan kompetensi (Skills; Knowledge; dan
Attitude) siswa, karena siswa akan menghadapi masalah
atau benda kerja yang riil
• Ada tambahan manfaat karena jobsheet di design
sedemikian rupa sehingga hasil akhirnya adalah produk yang
bermanfaat
• Adanya penurunan biaya (minal untuk pembelian material),
karena kebutuhan internal sekolah bisa dipenuhi melalui
jobsheet yang merupakan turunn dari produk
Definisi TeFa
Strategi Implementasi
Teaching Factory
4 PILAR TEFA

Produk Jadwal Blok Job Sheet Budaya Industri

1 2 3 4
4 PILAR TEFA

1 Produk

Produk (barang/jasa) adalah media pengantar untuk mencapai suatu


kompetensi tertentu, jadi bukan sekedar produk yang dihasilkan dari
pemanfaatan sarana/prasarana yang ada.

Aspek yang harus diperhatikan dalam penentuan suatu produk (barang/jasa)


adalah:
• Jumlah kompetensi yang dapat diantarkan melalui produk tersebut;
• Standar kualitas dan nilai guna produk (dapat memenuhi kebutuhan internal
atau eksternal).
4 PILAR TEFA

1 Produk

Contoh : Mesin Pengelupas Kulit Nanas


4 PILAR TEFA

2 Jadwal Blok
Penyusunan jadwal blok diartikan sebagai upaya untuk:
• Mengatur kontinuitas proses pembelajaran dalam pencapaian kompetensi;
• Menyelaraskan budaya belajar dengan budaya industri;
• Menyelaraskan proses pembelajaran dengan proses produksi;
• Mengoptimalisasi penggunaan alat praktik untuk proses pembelajaran.

Dengan kata lain, penyusunan jadwal blok adalah upaya optimalisasi


pemanfaatan sumber daya yang ada di sekolah (peserta didik, pendidik,
sarana dan prasarana, dll.) dalam rangka menciptakan situasi belajar
mengajar (pengantaran kompetensi) yang lebih efektif dan efisien.
2 Jadwal Blok

Jadwal Berupa Jadwal Blok


• 2 Minggu Teori
• 4 Minggu Praktek

Mengapa Jadwal Blok :


1. Penggunaan konsep tuntas dalam penyelesaian kompetensi
2. Penyesuaian dengan industri
4 PILAR TEFA

3 Job Sheet
Job sheet merupakan bagian dari Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Job
sheet memuat urutan materi untuk mengantarkan pencapaian kompetensi
peserta didik dengan hasil akhir berupa produk, oleh karenanya Job sheet
harus disusun selaras dengan produk dan jadwal blok yang sudah ditetapkan
sebelumnya.

Job sheet terdiri dari soal praktik, prosedur pengerjaan, rubrik penilaian dan
format penilaian. Pada setiap Job sheet diidentifikasikan dengan jelas
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, sehingga target kompetensi
dasar yang diajarkan tercapai.
4 PILAR TEFA

3 Job Sheet
Job Sheet berupa
• Modul Praktek / Kompetensi
• Job Order
• Project Work
Job sheet terdiri dari soal praktik, prosedur pengerjaan, rubrik penilaian dan
format penilaian. Pada setiap Job sheet diidentifikasikan dengan jelas
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, sehingga target kompetensi
dasar yang diajarkan tercapai.
4 PILAR TEFA

4 Budaya Industri

Kultur korporasi penting ditanamkan kepada mahasiswa melalui kebiasaan


sehari hari. Selain memuat nilai (values) tentang Kualitas, Efisiensi, dan
Kreativitas, perlu juga ditanamkan nilai-nilai tentang integritas, kerapian,
kebersihan, dll.

Pilar ini mengikat ketiga pilar sebelumnya menjadi sebuah budaya dengan
membentuk relik fisik yang tampak seperti seragam, tampilan, cara bertindak,
“mantra”, “ritual” yang dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
4 PILAR TEFA

4 Budaya Industri

• 3 R (Ringkas, Rapi, Resik)


• K3
• Pakaian Kerja
• Punching Absensi
• Peminjaman Alat melalui Koin
• Penerapan Jam Minus dan Jam Kompensasi
• Briefing
• Cleaning
KONSEP IMPLEMENTASI - RUMAH
TEFA

EKSTERNAL
“PAYUNG”
TEFA
REGULASI DUKUNGAN
PEMERINTAH DUDI
PENGHUBUNG HUBUNGAN EKSTERNAL

KULTUR TEFA
PEMBELAJARAN
4 PILAR

BELAJAR
JADWAL
PRODUK

INTERNAL
RENCANA
UTAMA
TEFA

PONDASI PEMAHAMAN TEACHING FACTORY & MANAJEMEN

TeFa House
Keempat pilar yang ada (aktifitas kunci) perlu dilandasi dengan Pemahaman dan
Manajemen Sekolah yang baik supaya keempat pilar dapat tegak berdiri dan saling
sinkron. Diperlukan juga Hubungan Eksternal, Regulasi Pemerintah, dan Support dari
Industri.
Teaching Factory

Kegiatan Belajar Kegiatan Produksi

Pelatihan, Kerja Praktek 1 Operasional Produksi

Siswa Terlatih Produk


2 3

Karyawan/Pengusaha/
Internal Eksternal
Studi Lanjut

Definisi TeFa

Anda mungkin juga menyukai