Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN AUDIT

KEPERAWATAN

RSIA AL HASANAH
Jl. Sri Rejeki No. 91 B Telp (0351) 463173 Fax : (0351) 467733
E-Mail : rsiaalhasanah18@yahoo.com

KOTA MADIUN
RUMAH SAKIT IBU ANAK AL HASANAH
Jalan Sri Rejeki No 91 B Telp (0351) 463173, Fax (0351) 467733
KOTA MADIUN

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AL HASANAH MADIUN

NOMOR : 187 / SK / RSIA.AH – MN / VIII / 2016

TENTANG

PANDUAN AUDIT KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AL HASANAH MADIUN

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AL HASANAH MADIUN

Menimbang : a. Bahwa keperawatan merupakan suatu profesi yang mempunyai


keahlian, tanggung jawab dan kesejawatan merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan harus memenuhi tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan professional.
b. Bahwa untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut maka salah satu upaya
yang dilakukan adalah dengan membentuk Komite Keperawatan.
c. Bahwa dengan dibentuknya Komite Keperawatan maka diperlukan
adanya Pedoman Pelayanan Komite Keperawatan yang dijadikan
sebagi acuan penyelenggaraan Komite Keperawatan.
d. Bahwa dalam rangka menjamin Mutu Pelayanan Keperawatan dan
Asuhan Keperawatan dan Kebidanan diberikan sesuai Standard an
Kompetensi Profesi maka perlu dilaksanakan Audit Keperawatan di
RSIA Al Hasanah Madiun.
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
diktum d, maka perlu ditetapkan Panduan Audit Keperawatan dengan
Keputusan Direktur RSIA Al Hasanah Madiun.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 /
Menkes / SK / II / 2008 tentang Standar Pelaayanan Minimal Rumah
Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02 /
Menkes / 148 / I / 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2013
tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit
9. Surat Keputusan Ketua Yayasan Al Hasanah Madiun Nomor : 003 / YA.AH
– MN / XI / 2014 / 01 Tanggal 01 November 2014 tentang Pengangkatan
Direktur RSIA Al Hasanah Madiun

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : Keputusan Direktur RSIA Al Hasanah Madiun tentang Panduan Audit


Keperawatan RSIA Al Hasanah Madiun.

KEDUA : Panduan Audit Keperawatan RSIA Al Hasanah Madiun sebagaimana


dimaksud dalam diktum PERTAMA tercantum dalam lampiran keputusan
ini.

KETIGA : Pembinaan dan Pengawasan Penerapan Panduan Audit Keperawatan RSIA


Al Hasanah Madiun dilaksanakan oleh Direktur RSIA Al Hasanah
Madiun.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : MADIUN

Pada Tanggal : 01 AGUSTUS 2017

DIREKTUR RSIA AL HASANAH MADIUN

dr. PARISUKO
NIK : 044.01.06.10
Lampiran : SK Direktur tentang Panduan Audit
Keperawatan RSIA Al Hasanah Madiun
Nomor : 187 / SK / RSIA.AH – MN / VIII / 2016
Tanggal : 01 Agustus 2016

PANDUAN AUDIT KEPERAWATAN


RSIA AL HASANAH MADIUN

A. Pengertian
Definis standar audit klinik menurut National Institute For Clinical Excellence (NICE)
yakni merupakan proses peningkatan mutu dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada pasien, melalui kajian sistematis terhadap pelayanan berdasarkan criteria eksplisit
dan upaya – upaya perbaikannya. Aspek struktur, proses dan hasil pelayanan dipilih dan
dievaluasi secara sistematis berdasarkan criteria eksplisit. Jika di indikasikan, upaya –
upaya perbaikan diterapkan pada tim individu atau tingkat pelayanan dan monitoring
selanjutnya digunakan untuk member konfirmasi adanya perbaikan dalam pemberian
pelayanan.
Audit Klinik adalah suatu kegiatan berkesinambungan penilaian mutu pelayanan yang
dilakukan para pemberi jasa pelayanan kesehatan langsung oleh dokter, perawat / bidan
dan atau profesi kesehatan lainnya, suatu Rumah Sakit untuk menghasilkan perbaikan –
perbaikan jika hasil penilaian menunjukkan bahwa mutu pelayanan mereka ternyata
dibawah optimal. Pengertian Klinik dalam konteks ini meliputi Kelompok Medik dan
Keperawatan, dengan demikian Audit Klinik dapat merupakan Audit Medik, Audit
Keperawatan atau gabungan antara Audit Medik dan Keperawatan.
Menurut Elison Audit Keperawatan secara khusus merujuk pada peningkatan kualitas
keperawatan klinis yang merupakan evaluasi secara professional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien, dengan menggunakan rekam
keperawatan dan dilaksanakan oleh profesi keperawatan. Audit Keperawatan Internal
dilakukan oleh Organisasi Profesi di dalam institusi tempat praktik keperawatan, Audit
Keperawatan Eksternal dilakukan oleh Organisasi Profesi di luar institusi.
Kebijakan Audit Medis di Rumah Sakit didasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 496 / Menkes / SK / IV / 2005 Tanggal 05 April 2005
tentang Pedoman Audit Medis Rumah Sakit sedangkan untuk Audit Keperawatan belum
ada kebijakan yang mengatur. Pelaksana Audit Keperawatan di Rumah Sakit :
1. Direktur Rumah Sakit membentuk Tim Pelaksana Audit Keperawatan beserta Uraian
Tugasnya
2. Tim Pelaksana dapat merupakan Tim atau Panitia yang dibentuk di bawah Komite
Keperawatan atau Panitia Khusus untuk itu Pelaksana Audit Keperawatan di Rumah
Sakit dapat dilakukan oleh Komite Keperawatan, Sub Komite (Panitia) Peningkatan
Mutu Keperawatan atau Sub Komite (Panitia) Audit Keperawatan
3. Pelaksana Audit Keperawatan wajib melibatkan Bagian Rekam Keperawatan
4. Pelaksana Audit Keperawatan wajib melibatkan SMF mulai dari pemilihan topik
penyusunan standar dan kriteria serta analisa hasil audit keperawatan
5. Apabila diperlukan dapat mengundang konsultan tamu atau organisasi profesi terkait
untuk melakukan analisa hasil audit keperawatan dan memberikan rekomendasi
khusus

B. Langkah – Langkah Proses Audit


1. Identifikasi Masalah
Hal – hal yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan topic adalah :
a. Adanya Standar Masional dan Pedoman yang menjadi Rujukan Praktik Klinis
yang lebih efektif
b. Area yang menjadi masalah dapat dijumpai di lahan praktik
c. Rekomendasi dari pasien dan masyarakat
d. Berpotensi jelas untuk meningkatkan pemberian pelayanan
e. Kaitan dengan volume, risiko dan biaya tinggi jika upaya perbaikan diterapkan
2. Menetapkan Kriteria dan Standar
a. Kriteria adalah pernyataan eksplisit yang didefinisikan sebagai elemen
representative dari pelayanan yang dapat diukur secara objektif
b. Standar adalah aspek pelayanan yang dapat diukur, yang selalu didasarkan pada
hasil penelitian yang terbaik (ekspektasi tiap kriteria)
c. Standar dan Kriteria Wajib (Must Do) merupakan criteria minimum yang
absolute dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan sesuai kebutuhan dan harus
dipenuhi oleh setiap perawat / bidan
d. Standar Kriteria Tambahan (Should Do) merupakan kriteria – kriteria dari hasil
riset yang dapat dibuktikan dan penting
3. Pengumpulan Data
Untuk menjamin Pengumpulan Data Tepat dan Teliti, dan hanya informasi penting
yang dikumpulkan, tentunya detail dari hal – hal yang akan di audit ditetapkan sejak
awal, diantaranya adalah :
a. Kelompok yang termasuk pengguna pelayanan dengan tanpa perkecualian
b. Profesional Kesehatan yang termasuk pemberi pelayanan
c. Periode penerapan dan kriteria
d. Ukuran sampel dapat ditentukan menggunakan statistic, data dapat dikumpulkan
baik dengan sistem informasi computer maupun secara manual. Yang terpenting
adalah data apakah yang akan diambil?, dimanakah data ditemukan?, dan
siapakah yang akan mengambil data ?.
4. Membandingkan Hasil Pengumpulan Data dengan Standar
Tahap ini merupakan tahap analisis, dimana hasil dari pengumpulan data
dibandingkan dengan kriteria dan standar. Hasil akhir dari analisis adalah apakah
standar sudah sesuai, jika dapat diaplikasikan, identifikasi alasan ketidaksesuaian
standar dengan kasus.
5. Melakukan Upaya Perbaikan (Melakukan Analisa Kasus Yang Tidak Sesuai Dengan
Standar dan Kriteria)
Setelah hasil audit dipublikasikan dan didiskusikan, kesepakatan sebaiknya dibuat
sebagai rekomendasi perbaikan. Rencana kegiatan dilaporkan untuk menentukan
siapa yang akan menyetujui, apa yang akan dilakukan dan kapan akan dimulai. Tiap
– tiap poin sebaiknya didefinisikan dengan jelas termasuk nama – nama individu
yang akan bertanggung jawab dan target waktu pencapaian
6. Tindakan Korektif
7. Rencana Re Audit

C. Persiapan Pelaksanaan Audit Keperawatan


1. Ditetapkan Organisasi Pelaksana Audit Keperawatan dengan Surat Keputusan
Direktur Rumah Sakit
2. Rumah Sakit menyusun Pedoman Audit Keperawatan Rumah Sakit, Prosedur
Operasional, Standar Clinical Pathway dan Kriteria Jenis Kasus / Jenis Penyakit yang
akan dilakukan audit
3. Rumah Sakit membudayakan PDCA (Plan, Do, Check, Action)
4. Rumah Sakit membuat ketentuan bahwa setiap perawat / bidan wajib membuat dan
melengkapi rekam keperawatan tepat waktu
5. Rumah Sakit melakukan sosialisasi kepada seluruh perawat / bidan yang memberikan
pelayanan keperawatan / kebidanan tentang rencana pelaksanaan audit keperawatan

D. Persyaratan Pelaksanaan Audit Keperawatan


1. Penuh Tanggung Jawab dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan, bukan untuk
menyalahkan atau menghakimi seseorang
2. Obyektif, Independen dan memperhatikan aspek kerahasiaan pasien dan wajib
menyimpan rahasia keperawatan
3. Analisa hasil audit keperawatan dilakukan oleh Kelompok Staf Keperawatan terkait
yang mempunyai kompetensi, pengetahuan dan keterampilan sesuai bidang
pelayanan atau kasus yang di audit
4. Politikasi Hasil Audit harus memperhatikan aspek kerahasiaan pasien dan citra
Rumah Sakit dan masyarakat

E. Cara Melaksanakan Audit Keperawatan


1. Membuat design Audit
2. Mengumpulkan Data Kasus yang akan dilakukan audit
3. Menindaklanjuti Hasil Audit
4. Melakukan Re Audit (Second Audit Cycle)

F. Design Audit
1. Tujuan Audit harus jelas
2. Standar dan Kriteria harus ditetapkan (Kriteria Wajib dan Kriteria Tambahan)
3. Bagaimana Pencarian Literature
4. Pemilihan Topik harus jelas sehingga output jelas
5. Strategi Pengumpulan Data
6. Penetapan Sampel
7. Metode Analisis Data
8. Perkiraan Waktu Audit (mulai dilaksanakan audit sampai audit selesai dilaksanakan)

G. Pengumpulan Data
Perlu uji coba untuk mengetahui mudah tidaknya data dikumpulkan dan dinilai :
1. Dapat dengan computer atau manual
2. Data yang dikumpulkan yang diperlukan saja
3. Menjamin untuk kerahasiaan pasien

H. Hasil Audit (Result)


1. Hasil telah memenuhi standar atau belum
2. Rencana Upaya Perbaikan Pelayanan Keperawatan

I. Re Audit (Second Audit Cycle)


Peningkatan Mutu Pelayanan yang bagaimana yang ingin dicapai pada Audit ke dua

Anda mungkin juga menyukai