Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kapal Isap Produksi (KIP) Timah 11 merupakan salah satu kapal isap
produksi yang dimiliki oleh PT Timah Tbk. Kapal ini dibuat pada tahun 2012 dari
hasil kerjasama antara PT Timah Tbk. dan PT Dak. Dan mulai beroperasi pada
tahun 2013.

Gambar 4.1 KIP 11 di Laut Penganak


Sistem penggalian yang digunakan pada Kapal Isap Produksi 11 adalah
sistem kombinasi yaitu gabungan antara sistem rotary dan spuding. Kedalaman
minimum ladder berada pada kedalaman 24 meter di bawah permukaan air laut
serta kedalaman maksimum berada pada kedalaman 34 meter disesuaikan dengan
kondisi kong serta ketinggian permukaan air laut. Penggalian dimulai pada daerah
yang memiliki banyak cadangan timah berdasarkan peta rencana kerja. Setelah
menentukan lokasi dan koordinatnya, koordinat tersebut lalu diplotkan pada GPS
untuk selanjutnya mengarahkan kapal menuju koordinat yang dimaksud. Lokasi
penambangan berada 200 m dari bibir pantai dengan lokasi kerja saling
berdekatan dengan kapal-kapal penambang ilegal. Kegiatan dimulai dengan
proses pembukaan kolong oleh operator kapal dengan membentuk sudut 360° ,
setelah mencapai lapisan kaksa maka proses produksi dimulai dengan
memaksimalkan kinerja propeller yang berfungsi menggerakkan arah kapal pada
saat penggalian. Setelah lapisan kaksa diberai kemudian dihisap menggunakan
alat pipa yang terdapat pada ladder, kemudian masuk ke dalam bak distribusi

31
32

kemudian disalurkan ke jig-jig untuk meningkatkan kadar timah, kadar hasil


pencucian terakhir yang dilakukan pada alat shakan berkisar antara Sn ± 70%,
lalu dikumpulkan di dalam kampil, dengan rata-rata/kampil seberat 50 kg. Secara
umum, proses produksi bijih timah yang dilakukan pada KIP adalah sebagai
berikut:
1. Cutter memotong lapisan tanah yang mengandung pasir timah lalu lapisan
tanah yang terberai dihisap oleh pompa hisap. Cutter terletak pada ujung
ladder sehingga dapat melakukan kontak langsung dengan lapisan tanah yang
akan digali.
2. Pompa isap tanah menghisap feed yang telah dihancurkan oleh cutter dengan
daya hisap yang berasal dari pompa tanah dan kemudian di arahkan kedalam
saring putar.
3. Saring putar yang berbentuk grizzly berfungsi sebagai alat pemisah hasil
penggalian berdasarkan ukuran butirnya (sizing), oversize saring putar keluar
sebagai tailing melalui bandar tailing sedangkan undersize dialirkan oleh
bandar saring putar ke dua unit jig primer.
4. Jig primer berfungsi sebagai alat pemisah dengan prinsip perbedaan berat jenis
dari bijih timah dan mineral-mineral ikutan lainya. Oversize jig primer keluar
sebagai tailing sedangkan undersize jig primer dari semua kompartemen
(A,B,C) dialirkan langsung ke jig sekunder.
5. Jig skunder berfungsi sebagai alat pemisah dengan prinsip perbedaan berat
jenis dan juga untuk meningkatkan kadar bijih timah hasil olahan jig primer.
Oversize jig skunder keluar sebagai tailing, sedangkan undersize jig sekunder
dialirkan ke bak penampung konsentrat dengan Kadar Sn ± 50%.
6. Konsentrat tersebut lalu diproses di sakan untuk menghasilkan konsentrat akhir
dengan kadar Sn ± 70%, untuk proses pencucian pada bagian shakan dilakukan
secara manual yang dikemas dalam karung kecil (kampil) dan ditimbang
dengan berat tertentu dengan satuan kg/kampil setelah itu disimpan ke dalam
gudang penyimpanan.
Untuk melihat secara jelas proses produksi bijih timah KIP 11 dapat dilihat
pada Gambar 4.2 berikut:
33

Cutter

Pompa Tanah

Saring Putar

Jig Primer Jig Primer

Jig Sekunder Jig Sekunder

Shakan

Bijih Timah

Gambar 4.2 Bagan Proses Penggalian dan Pencucian Bijih Timah pada KIP 11
34

Sebelum melakukan penambangan konsentrat bijih timah, operator harus


menentukan terlebih dahulu lokasi yang akan dilakukan penggalian. Untuk
menentukan lokasi penggalian operator menggunakan peta rencana kerja (RK)
dan profil bor yang didapat dari hasil eksplorasi yang dikeluarkan oleh UPLB
Belinyu sebagai pedoman untuk menentukan lokasi penggalian.
Penggalian dimulai pada daerah yang memiliki banyak cadangan timah
berdasarkan peta rencana kerja. Setelah menentukan lokasi dan koordinatnya,
koordinat tersebut lalu diplotkan pada GPS untuk selanjutnya mengarahkan kapal
menuju koordinat yang dimaksud. Setelah sampai pada koordinat yang dituju,
langkah awal yang dilakukan adalah membuka kolong kerja untuk mengupas
lapisan tanah atas
Metode pencucian yang diterapkan pada Kapal Isap Produksi Timah yaitu
metode gravity concentration, yaitu metode pemisahan mineral pengotor yang
memanfaatkan berat jenis dari tiap mineral dengan air sebagai medianya. Metode
gravity concentration sangat efektif dilakukan pada KIP karena air sebagai
medianya terdapat secara berlimpah di sekeliling kapal dan juga karena berat jenis
bijih timah yang cukup besar sehingga membuat bijih timah mudah dipisahkan
sebagai konsentrat. Jumlah keseluruhan pekerja termasuk operator kapal sebanyak
30 orang yang terbagi menjadi 2 shift yang bekerja 24 jam, pergantian shift sendiri
dilakukan pada pukul 12.00 dan 00.00 WIB, dan terbagi lagi menjadi 2 aplus
dengan waktu kerja bergilir dengan masing – masing durasi selama 4 hari.

Gambar 4.3 Kegiatan foto bersama karyawan KIP 11


35

4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jam Stop pada KIP 11.


Jam jalan merupakan jam kerja produktif yang dapat dicapai dari jam kerja
yang tersedia dalam yang dimana jam kerja produktif tersebut harus terpenuhi
agar dapat menjadi acuan bahwa KIP tersebut bekerja dengan baik pada satu
periode kerja. Jam jalan sendiri sudah ditentukan oleh oleh PT Timah Tbk untuk
setiap KIP yang beroperasi, untuk KIP 11 jam jalan yang ditargetkan pada Bulan
Agustus 2018 sebesar 500 jam. Pada KIP 11 jam jalan yang tercapai hanya 404
jam dari target yang ditentukan sebesar 500 jam, itu artinya terdapat 316 jam stop
yang terjadi dari 605 jam kerja yang tersedia, berikut ini data yang menunjukkan
jam jalan dan jam stop pada KIP 11 pada Bulan Agustus 2018:
Tabel 4.1 Data jam jalan dan jam stop KIP 11 Bulan Agustus 2018
Jam jalan Jam stop Jam jalan Jam stop
Tanggal
(Jam) (Jam) (%) (%)
1 11 13 45,83 54,16
2 9 15 37,50 62,5
3 18 6 75 25
4 22 2 91,66 0,83
5 12 12 50 50
6 20 4 83,33 16,66
7 17 7 70,8 29,61
8 6 18 25 75
9 15 9 62,5 37,5
10 15 9 62,5 37,5
11 12 12 50 50
12 17 7 70,8 29,16
13 6 18 25 75
14 13 11 54,16 45,83
15 24 0 100 0
16 17 7 70,8 29,16
17 24 0 100 0
18 16 8 66,66 33,33
19 15 9 62,5 37,5
20 0 24 0 100
21 0 24 0 100
22 11 13 45,83 54,16
23 24 0 100 0
24 4 20 16,66 83,33
25 9 15 37,5 62,5
26 8 16 33,33 66,66
27 24 0 100 0
36

28 6 18 25 75
29 5 19 20,8 79,16
30 24 0 100 0
Jam kerja yang didapat pada Bulan Agustus 2018 hanya sebesar 404 jam
dengan jam stop yang terjadi sebesar 316 jam, berikut grafik perbandingan antara
jam jalan dengan jam stop:

Perbandingan Jam jalan/Jam stop KIP 11 Bulan


Agustus 2018
30

25

20

15

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jam jalan Jam stop

Gambar 4.4 Perbandingan Jam jalan dan Jam stop KIP 11 Bulan Agustus 2018.
Terdapat 316 jam stop yang didapat pada bulan agustus 2018, hal tersebut
diakibatkan oleh beberapa hambatan baik berupa hambatan perawatan maupun
hambatan yang tidak terencana seperti kerusakan alat atau faktor alam seperti
cuaca buruk, berikut identifikasi jam stop KIP 11 pada Bulan Agustus 2018:
Tabel 4.2 Jam Stop KIP Timah 11 Bulan Agustus 2018
Tanggal
Jam
/ Penyebab
stop
Bulan
Relokasi rencana kerja kapal dari jam 00.00 – 02.00 selama 2
1
jam
Agustus 13.00
Perbaikan mesin rudder kiri dari jam 08.00 – 18.00 selama 11
2018
jam
Doubling dinding lounder jig primer dari jam 01.00 – 16.00
2 15.00
selama 15 jam
3 6 Cuaca buruk dari jam 08.00 – 14.00 selama 6 jam
Perbaikan mesin rudder kiri dari jam 06.00 – 08.00 selama
4 2
2 jam
37

Ganti Baut as joint pompa tanah dari jam 22.00 – 10.00


5 12
selama 12 jam
Pergantian aplus karyawan KIP 11 dari jam 11.00 – 15.00
6 4
selama 4 jam
Buang balok kayu pada pipa hisap, las deksel pompa tanah,
7 7
dan doubling pipa press dari jam 08.00 – 15.00 selama 7 jam
Perbaikan mesin rudder kiri dari jam 06.00 – 00.00 selama 18
8 18
jam
Perbaikan hous block bearing pompa tanah dan ganti kuku
9 9
cutter dari jam 15.00 – 00.00 selama 9 jam
Relokasi rencana kerja kapal dari jam 00.00 – 04.00 selama 4
10 11
jam dan menunggu pengiriman kuku cutter selama 7 jam
Ganti filter solar mesin hydraulic kiri dari jam 06.00 – 18.00
11 12
selama 12 jam
Ganti as joint pompa tanah dari jam 03.00 – 09.00 selama 6
12 7 jam
Pengisian tanki BBM dari jam 11.00 – 12.00 selama 1 jam
Buang sampah di mulut isap dari jam 07.00 – 01.00 selama
13 18
18 jam
14 11 Cuaca buruk dari jam 08.00 – 19.00 selama 11 jam
15 0 -
Las Grizzly saring putar, Gembur Jig Primer, Ganti Tutup
16 7 Mur Cutter, dan Doubling Pipa Press dari jam 13.00 – 20.00
selama 7 jam
17 0 -
Bongkar muatan kampil timah sebesar 20 kampil via
18 8 penjangkaran kapal tongkang IV pukul 15.00 – 17.00 selama
2 jam
Cuaca buruk jam 22.00 – 04.00
Reparasi bulanan (servis, perawatan dan pelumasan pada alat
penambangan dan penunjang kapal KIP seperti alat
19 14
penggalian, pencucian mesin dan penunjang lainnya) dari jam
16.00 – 06.00
Reparasi bulanan (servis, perawatan dan pelumasan pada alat
penambangan dan penunjang kapal KIP seperti alat
20 24
penggalian, pencucian mesin dan penunjang lainnya) dari jam
06.00 – 06.00
Reparasi bulanan (servis, perawatan dan pelumasan pada alat
penambangan dan penunjang kapal KIP seperti alat
21 24
penggalian, pencucian mesin dan penunjang lainnya) dari jam
06.00 – 06.00
Ganti as joint pompa tanah dan kunci baut pondasi BB pompa
22 13
tanah dari jam 10.00 – 23.00 selama 13 jam
23 0 -
24 20 Ganti rakor dan filter solar mesin hydrolic dan perbaikan Pipa
38

Isap dari jam 10.00 – 6.00 selama 20 jam


25 15 Cuaca buruk dari jam 08.00 – 22.00
Ganti filter solar mesin hydraulic kiri dari jam 06.00 – 22.00
26 16
selama 16 jam
27 0 -
Cuaca buruk dari jam 06.00 – 16.00 selama 9 jam
28 18 Ganti as joint pompa tanah dan doubling pipa press dari jam
22.00 – 07.00 selama 9 jam
Buang kawat di cutter, dan doubling pipa press dari jam 08.00
29 19 – 18.00 selama 10 jam
Cuaca buruk dari jam 22.00 – 07.00 selama 9 jam
30
Agustus 0 -
2018
Dari Tabel diatas terlihat bahwa terdapat 316 jam stop yang terjadi pada
KIP 11 pada Bulan Agustus 2018, kendala yang terjadi umumnya permasalahan
teknis seperti reparasi bulanan dan reparasi alat, mulai dari alat penggalian sampai
ke alat pencucian, lalu diikuti dengan faktor dari alam yang tidak dapat dihindari
seperti cuaca buruk dan gelombang besar, berikut faktor-faktor yang dapat
diminimalisir dan tidak dapat dihindari yang terjadi pada KIP 11:
Tabel 4.3 Kategori permasalahan pada KIP 11 pada Bulan Agustus 2018
Jumlah Persentase Total
Kategori Permasalahan
(jam) (%) (%)
Dapat Kerusakan/reparasi Alat 241 76,26
Diminimalisi Relokasi ke rencana kerja 6 1,89 79.41
r Pergantian aplus 4 1,26
Tidak Cuaca buruk 63 19,93
dapat Pengisian BBM 1 0,31 20.59
dihindari Bongkar muatan 2 0,63
Dari Tabel diatas, permasalahan yang dapat diminimalisir sebesar 79.41%,
permasalahan tersebut berupa masalah teknis sebesar 76,26%, Relokasi rencana
kerja kapal sebesar 1,89% dan pengantian aplus sebesar 1,26%. Untuk
permasalahan yang tidak dapat dihindari terdapat sebesar 20,59% terdiri dari
cuaca buruk sebesar 19.93%, pengisian BBM sebesar 0,31% dan bongkar muatan
timah sebesar 0,63%.
Dari Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 316 jam stop yang terjadi dari
berbagai macam masalah yang terjadi di KIP 11 pada Bulan Agustus 2018, baik
39

itu permasalahan kecil sampai permasalahan berat. Permasalahan yang dapat


diminalisir sebesar 79.82% dan permasalahan yang tidak dapat dihindari sebesar
20.59%. Faktor alam memang tidak dapat dihindari terutama kondisi cuaca yang
buruk, hal tersebut mengharuskan pengoperasian KIP harus berhenti karena
dinilai tidak efektif dan berbahaya baik bagi alat atau karyawan KIP itu sendiri.

Gambar 4.5 Cuaca Buruk dan Perbaikan Pipa Hisap yang Tersumbat

4.2 Pengaruh Jam Jalan Terhadap Produksi Bijih Timah KIP 11


Jam jalan sangat berpengaruh pada aktivitas penambangan Kapal Isap
Produksi. Semakin banyak jam kerja yang terlaksana maka akan berpengaruh
terhadap hasil produksi yang didapat, apabila terdapat hambatan – hambatan
selama jam kerja maka pencapaian target produksi akan semakin kecil, Target jam
jalan yang diberikan oleh PT Timah Tbk untuk KIP 11 sebesar 500 jam pada
Bulan Agustus 2018 dengan koefisien efektif yang diberikan oleh perusahaan
sebesar 84% dari total waktu kerja yang tersedia, dengan waktu jam stop yang
terjadi sebesar 316 jam, artinya hanya terdapat 404 jam jalan yang didapatkan
pada Bulan tersebut, untuk melihat persentase jam jalan pada KIP 11 dilakukan
perhitungan dengan Persamaan 2.1, sebagai berikut :
Diketahui :
Kapal Isap Produksi 11
a. Waktu kerja yang tersedia = 720 jam x (84%) = 605 jam
*Ket : 84% = Koefisien Efektif KIP 11
b. Total Jam jalan = 404 jam
40

Total jam jalan


Persentase Jam jalan = x 100%
Waktu kerja tersedia
316
Persentase Jam jalan = x 100%
605
= 66,77%
Tabel 4.4 Presentase Jam jalan pada KIP 11

Jumlah Persentase
Keterangan
(Jam) (%)
Jam Jalan 404 66,77
Jam Stop 316 52,23
Dilihat pada tabel diatas, Kapal Isap Produksi 11 memiliki jam stop sebesar
316 jam dengan persentase 52,23% dan jalan sebesar 404 jam dari total 605 jam
kerja yang tersedia dengan persentase sebesar 66,77% dari target jam kerja
sebesar 500 jam, angka tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat kendala yang
terjadi pada KIP 11 termasuk permasalahan teknis maupun non teknis seperti
cuaca buruk (ombak besar dan angin kencang), berikut Tabel hasil produksi
harian dan jumlah jam jalan yang didapat pada Bulan Agustus 2018:

Tabel 4.5 Produksi harian KIP 11 dan Jam jalan pada Bulan Agustus 2018
Hasil produksi
Jam jalan
Tanggal timah/hari
(Jam)
(kg)
1 13 833
2 9 533
3 18 1093
4 22 1062
5 12 774
6 20 1048
7 17 603
8 6 30
9 15 1142
10 13 704
11 12 518
12 17 711
13 6 376
14 13 716
15 24 1212
16 17 538
41

17 24 1163
18 16 936
19 10 141
20 0 0
21 0 0
22 11 821
23 24 1256
24 4 77
25 9 918
26 8 870
27 24 1125
28 6 502
29 5 30
30 24 1232
Sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja KIP 11 pada Bulan Agustus 2018
dinilai belum maksimal apabila dilihat berdasarkan jumlah hasil produksi
konsentrat yang dihasilkan yaitu sebesar 25 ton dari target yang ditentukan
sebesar 30 ton, Berikut grafik perbandingan jam jalan dan hasil produksi
konsentrat timah untuk melihat pengaruh jam jalan terhadap hasil produksi:
30 1400

25 1200

1000 Hasil Produksi (kg)


20
Jam Jalan (jam)

800
15
600
10
400

5 200

0 0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30

Jam jalan Hasil produksi timah/hari

Gambar 4.6 Perbandingan hasil produksi KIP 11 berdasarkan Jam jalan Bulan
Agustus 2018
Pada tanggal 3 dan 9 jam jalan yang didapat tidak memenuhi target jam
jalan harian yang ditentukan sebesar 20 jam namun hasil produksi memenuhi
42

target yang ditentukan, hal tersebut dikarenakan cadangan timah pada lokasi yang
digali pada tanggal tersebut cukup besar, dan produksi harian pada tanggal
15,17,23 dan 30 melebihi dari target yang ditentukan sebesar 1000 kg,
dikarenakan tidak ada jam stop yang terjadi pada tanggal tersebut, karena semakin
banyak jam jalan yang didapat maka kemungkinan besar akan semakin besar pula
hasil produksi yang dihasilkan karena kedua hal tersebut berbanding lurus, berikut
perbandingan rata-rata jam jam jalan dengan hasil produksi konsentrat timah:

1400

1200

1000
Hasil Produksi (kg)

800

600

400

200

0
0 4 5 6 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 20 22 24

Hasil Produksi

Gambar 4.7 Rata-rata hasil produksi timah berdasarkan jam jalan


Jam jalan mempengaruhi hasil produksi timah yang didapat, itu artinya
apabila terdapat banyak jam stop yang terjadi maka hasil produksi akan menurun,
namun selain dari jam stop, faktor lain juga dapat berpengaruh seperti banyaknya
cadangan timah dan bentuk sebaran timah pada lokasi tersebut atau jam jalan yang
didapat digunakan untuk membuka kolong untuk mencapai lapisan kaksa, oleh
karena itu sebgaian kecil data di lapangan terkadang menunjukkan hasil produksi
yang berbanding terbalik dengan jam jalan.

4.3 Optimalisasi Produksi Bijih Timah


Produksi merupakan salah satu parameter penting untuk menganalisis
kinerja KIP, naik ataupun turunnya produksi yang diperoleh akan menjadi sumber
43

dari segala evaluasi yang dialami oleh KIP. Target produksi sudah ditentukan oleh
perusahaan melalui perhitungan data yang sudah diolah pada lokasi kerja tersebut.
Jika hasil produksi memenuhi target dengan jam kerja yang sudah disediakan
maka penambangan dikatakan berhasil. Berikut pencapaian target produksi KIP
11 pada Bulan Agustus 2018:
Tabel 4.6 Pencapaian Target Produksi KIP 11 Bulan Agustus 2018
Rata – rata
KIP Jam jalan produktif Produksi
Produksi
Jam
Aktual Tingkat Target Aktual Tingkat Jumlah
Timah jalan
(jam) (%) (ton) (ton) (%) (kg/jam)
11 tersedia
605 404 66,77 30 25 83 61,881
Setelah mengetahui hasil diatas, maka dapat dilihat korelasi antara jam jalan
dengan hasil produksi yang didapat, terlihat bahwa hasil produksi KIP Timah 11
tidak mencapai target yang sudah ditentukan yaitu sebesar 25 Ton dari target yang
ditentukan sebesar 30 ton dengan persentase 83% dan rata-rata produksi yaitu 61
kg/jam, hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya jam stop yang terjadi, akan tetapi
terdapat beberapa jam stop yang dapat diminimalisir sehingga dapat di
opltimalisasi untuk mendapatkan target produksi yang ditentukan.
Optimalisasi jam kerja yang dilakukan yaitu meminimalisir besaran jam
stop yang terjadi dari faktor non-alam sebesar 251 jam, hal tersebut mencakupi
relokasi rencana kerja kapal, pergantian aplus, kerusakan alat, perbaikan alat serta
menunggu pengiriman alat sparepart yang harus diganti berdasarkan prosedur
standar operasi, berikut permasalahan yang dapat diminimalisir pada KIP 11:
Tabel 4.7 Optimalisasi jam stop pada KIP 11 Bulan Agustus 2018
Jam Standa Jam Stop
Kendala Stop r Jam Yang Keterangan
(Real) Stop diminimalisir
Jadwal reparasi bulanan
hanya 1 hari tiap
bulannya, akan tetapi
Reparasi Bulanan 62 24 38
memakan waktu lebih
dari 2 hari untuk Bulan
Agustus 2018 .
Perbaikan Cutter 37 27 10 Instalasi cutter yang
memakan waktu 10 jam
44

dikarenakan menunggu
pengiriman alat cutter.
Permasalahan rumit
pada Jig primer diluar
kompetensi teknisi di
KIP 11 sehingga
Jig Primer 19 12 7
memakan waktu 7 jam
tambahan untuk
mendatangkan tenaga
ahli.
Pergantian aplus
memakan waktu 4 jam,
diluar standar waktu
Pergantian Aplus 4 2 2 yang ditentukan sebesar
2 jam akibat menunggu
karyawan pengganti
sampai ke lokasi.
Perbaikan permasalahan
yang sama pada mesin
rudder kiri yang
Mesin Rudder Kiri 40 20 20 dilakukan 3 kali pada
bulan tersebut yang
seharusnya diperbaiki
pada reparasi pertama
Perbaikan permasalahan
yang sama pada mesin
rudder kiri yang
dilakukan 3 kali pada
Mesin Rudder Kiri 40 20 20 bulan tersebut, yang
seharusnya dapat
diperbaiki pada reparasi
pertama.
Perbaikan mesin
hydraulic dilakukan
selama 4 kali pada
bulan tersebut, dan pada
Pompa Tanah 70 33 37
perbaikan ke-2
menggunakan alat yang
tersisa, dikarenakan
keterbatasan pada alat.
45

Perbaikan pada bar


revolving screen yang
patah sehingga harus di
Saringan Putar 19 17 2 las, dan perbaikan pada
mesin las dikarenakan
busur api pada las tidak
dapat dikontrol.
Total 251 135 116
Dengan total jam stop yang dapat diminimalisir sebesar 251 jam
dibandingkan standar waktu yang diberikan sebesar 135 jam, artinya terdapat 116
jam stop yang dapat dikurangi, permasalahan yang terjadi umumnya terjadi pada
alat penggalian seperti cutter dan pompa tanah, karena peralatan tersebut
melakukan kontak langsung dengan alam, dan penyumbang jam stop tertinggi
yaitu reparasi bulanan pada Bulan Agustus 2018 yang memakan waktu 62 jam
dengan jadwal yang ditentukan tiap bulannya hanya 24 jam, lalu terdapat masalah
kedisiplinan karyawan KIP 11 itu sendiri yaitu pada pergantian aplus yang
memakan waktu 4 jam melewati batas waktu yang ditentukan yaitu 2 jam.
Terdapat 404 jam jalan yang didapat pada Bulan Agustus 2018, apabila
dilakukan perhitungan jam jalan yang didapatkan berdasarkan jam stop yang telah
diminimalisir, maka terdapat 520 jam kerja yang akan didapatkan pada Bulan
Agustus 2018. Berikut perhitungan hasil produksi timah pada Bulan Agustus 2018
apabila jam jalan memenuhi target sebesar 520 jam:
Diketahui :
Kapal Isap Produksi Timah 11
a. Rencana Kerja (RK) = 500 jam
b. Jam Jalan (real) = 404 jam
c. Jam Jalan setelah di optimalisasi = 404 + (116) = 520 jam
*Ket (116): waktu yang didapatkan setelah meminimalisir jam stop
d. Hasil Produksi = 25 ton
Perhitungan optimalisasi hasil produksi menggunakan Persamaan 2.2:
Hasil produksi =
(Hasil produksi X jam jalan setelah optimalisasi)
Jam jalan(real )
46

(25 ton X 520 jam)


=
404 jam
= 33 ton
Setelah dilakukan optimalisasi pada jam stop maka jam jalan yang
didapatkan sebesar 520 jam dari 404 jam, dengan hasil produksi yang dihasilkan
sebesar 33 ton dari 25 ton, itu artinya baik jam jalan dan hasil produksi timah pada
Bulan Agustus 2018 keduanya mencapai target yang ditentukan apabila dilakukan
optimalisasi pada jam stop yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai