Anda di halaman 1dari 10

SUMBER

HISTORIS,
SOSIOLOGIS, DAN
POLITIS
PANCASILA
DALAM SEJARAH
BANGSA
INDONESIA
Sumber Historis Pancasila
Pengertian Pancasila secara historis adalah terminologi pancasila
dilihat dari riwayat sejak penggunaan istilah,proses
perumusan,sampai ditetapkannya menjadi dasar negara
sebagaimana terdapat dalam Pembukaan UUD 1945
Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan,
dan agama yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia
sejak zaman kerajaan dahulu.
Misalnya, sila Ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu,
meskipun dalam praktik pemujaan yang beranekaragam, tetapi
pengakuan tentang adanya Tuhan sudah diakui..
Sumber Politis Pancasila
Sebagaimana diketahui bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila bersumber dan digali dari local wisdom (kearifan lokal), budaya,
dan pengalaman bangsa Indonesia, termasuk pengalaman dalam
berhubungan dengan bangsa-bangsa lain.
Nilai-nilai Pancasila, misalnya nilai kerakyatan dapat ditemukan dalam
suasana kehidupan pedesaan yang pola kehidupan bersama yang bersatu
dan demokratis yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan sebagaimana
tercermin dalam sila keempat Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Perlu ditegaskan bahwa secara Politik, Pendidikan Pancasila
merupakan kebijakan pemerintah NKRI agar Pancasila menjadi kultur
(budaya) politik Bangsa Indonesia guna mengisi dan menjadi jiwa
tatanan lingkup kehidupan infrastruktur politik dan suprastruktur
politik termasuk dalam hubungan timbal balik sesama struktur politik
termaksud. Oleh karena itu, Pendidikan politik bagi kalangan generasi
muda/mahasiswa harus merupakan upaya penanaman dan
pembudayaan Pancasila, sehingga mereka menjadi insan – insan
teladan dalam memahami, menghayati dan mengaktualkan nilai-nilai
Pancasila sejak dini sekaligus mampu sebagai teladan dalam
melestarikan budaya dan perilaku Pancasila.
Sumber Sosiologis Pancasila
Nilai-nilai Pancasila (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
keadilan) secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak
dahulu hingga sekarang. Salah satu nilai yang dapat ditemukan dalam
masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang adalah nilai
gotong royong. Misalnya dapat dilihat, bahwa kebiasaan
bergotongroyong, baik berupa saling membantu antar tetangga maupun
bekerjasama untuk keperluan umum di desa-desa. Kegiatan gotong
royong itu dilakukan dengan semangat kekeluargaan sebagai cerminan
dari sila Keadilan Sosial. Gotong royong juga tercermin pada sistem
perpajakan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat secara
bersama-sama mengumpulkan iuran melalui pembayaran pajak yang
dimaksudkan untuk pelaksanaan pembangunan.
Sumber sosiologis pancasila sebagai dasar negara telah berakar dalam
kehidupan masyarakat meliputi hal-hal sebagai berikut:

• nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan Spiritualitas


(yang bersifat vertical transcendental)
• nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum tuhan
• nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan
pergaulan kebangsaan

nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan itu
dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nila dan cita kebangsaan serta demokrasi
permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan keadilan
sosial
DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA DALAM
KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA
Salah satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah meletakkan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi
sebenarnya sehingga nilai-nilai Pancasila menyimpang dari kenyataan hidup
berbangsa dan bernegara.

Salah satu contohnya, pengangkatan presiden seumur hidup oleh MPRS dalam
TAP No.III/MPRS/1960 Tentang Pengangkatan Soekarno sebagai Presiden
Seumur Hidup. Hal tersebut bertentangan dengan pasal 7 Undang-Undang
Dasar 1945 yang menyatakan bahwa, ”Presiden dan wakil presiden memangku
jabatan selama lima (5) tahun, sesudahnya dapat dipilih kembali”. Pasal ini
menunjukkan bahwa pengangkatan presiden seharusnya dilakukan secara
periodik dan ada batas waktu lima tahun.
Argumen tentang Dinamika Pancasila
Pancasila lahir dan berkembang melalui proses yang cukup panjang.
Pada 1 Juni 1945 pancasila disuarakan menjadi dasar negara yang
diresmikan pada 18 Agustus 1945. Pada masa pemberlakuan Pancasila
sebagai dasar negara, terjadi pasang surut wibawa Pancasila sebagai
dasar negara. Dalam perjalanan pemerintahan Ir. Soekarno, ideologi
Pancasila mengalami pasang surut karena dicampur dengan ideologi
komunisme dalam konsep Nasakom. Akan tetapi pada masa Soeharto,
Pancasila menjadi asas tunggal untuk semua organisasi politik dan
organisasi masyarakat. Pancasila sebagai dasar negara bukan untuk
menghapuskan perbedaan, tetapi merangkul semuanya dalam satu
semboyan" Bhinneka Tunggal Ika ". Oleh karena itu, Pancasila dapat
menjadi jembatan untuk menyatukan bangsa Indonesia yang penuh
dengan keberagaman ini.
Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila

Adanya arus globalisasi ini, kita perlu lebih berhati-hati dalam berperilaku
agar mental bangsa Indonesia tidak rusak dan tetap berpedoman Pancasila.
Kita harus menyaring budaya baru seperti liberalisme, kapitalisme, komunisme,
sekularisme, pragmatisme, dan hedonisme, dll. Hal ini agar bangsa Indonesia
tetap berkarakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Adapun beberapa
penyebab lunturnya ideologi Pancasila pada bangsa Indonesia, yaitu:
• Melemahnya Penghayatan Terhadap Pancasila Sebagai Pandangan Hidup
Bangsa
• Pengaruh Unsur Budaya Dalam Pemakaiaan Bahasa Indonesia
• Berkurangnya Legitimasi Agama
• Dekadensi Moral dan Kekacauan Kemanusiaan
• Perubahan Pola Perilaku Dalam Pergaulan
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai