Gambar 2.1. Tatanan regional Cekungan Jawa Timur (Mudjiono dan Pireno, 2001).
16
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 17
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 18
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Jawa – Meratus Sribudiyani, dkk., 2003). Aktivitas magmatik berumur Kapur Akhir
dapat ditelusuri dari Sumatera Utara hingga Jawa dan Kalimantan Tenggara (Gambar
2.3).
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 19
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 20
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Pada periode ini juga terjadi proses divergen, yaitu aktifnya Laut Cina Selatan
sebagai sea-floor spreading center (Gambar 2.5) (Sribudiyani, dkk., 2003).
Pergerakan konvergen Lempeng India yang terus berlanjut menyebabkan rejim
tektonik kompresi di Sumatera dan Jawa sehingga menyebabkan struktur-struktur
inversi pada cekungan, meskipun pola cekungan yang berkembang tetap mengikuti
arah utara-selatan.
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 21
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
sebagai akibat dari mekanisme strike-slip akibat subduksi ke arah utara sepanjang
Jawa selatan.
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 22
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Matthews, 1992), yaitu: Fase Pre-rift, Fase Syn-rift (Megasekuen Paleogen), dan Fase
Post-rift (Megasekuen Neogen). Fase Pre-rift dicirikan oleh basement yang
terstrukturkan secara intensif dan zona perlipatan yang tererosi secara intensif yang
diperkirakan berkembang pada Zaman Kapur. Fase syn-rift (Megasekuen Paleogen)
dicirikan oleh pelamparan sedimen pada rift kompleks berpola E – W disepanjang
cekungan, dibatasi oleh area-area dengan tempat akomodasi yang lebih tipis. Fase
post-rift (Megasekuen Neogen) dicirikan oleh onset dan inversi berkelanjutan yang
menyebabkan perubahan arsitektur cekungan.
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 23
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 24
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Gambar 2.8. Rekonstruksi pergerakan lempeng selama Kapur Akhir dan Tersier
(modifikasi dari Daly dkk, 1991 op.cit. Bransden dan Matthews, 1992)
Berikut rangkuman formasi-formasi yang diendapkan pada fase syn-rift:
1. Formasi Ngimbang
Komposisi umum formasi ngimbang adalah batuan sedimen klastik berbutir
halus (batulempung dengan alternatif batulanau) dan batugamping yang
berkembang secara lokal (KNOC, 2006). BATULEMPUNG: abu terang
kehijauan, kenampakan seperti lilin, tekstur halus, sedikit – sedang kandungan
pecahan karbonan berbutir sangat halus dan glaukonit, kandungan euhedral
pirit melimpah, kandungan kristal kalsit sedang. Di bawah kedalam 2600 m
warna menjadi abu gelap - abu sedang. BATULANAU: abu terang berangsur
abu sedang, sebagian abu kehijauan, platy, kandungan pecahan karbonanan
dan fragmen tanaman sedang - melimpah, terkadang dijumpai kandungan
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 25
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 26
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 27
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 28
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 29
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 30
BAB II – GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Gambar 2.9. Stratigrafi Regional Cekungan Jawa Timur (modifikasi dari KNOC,
2006)
Studi Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Berdasarkan Analisis Model Sejarah Geologi | 31