Kondisi lalu lintas eksisting terdiri dari beberapa variabel yang sangat
Ruas Jalan Parepare – Pinrang ini merupakan kelas jalan nasional yang
hasil dari perhitungan kapasitas jalan pada Ruas Jalan Parepare - Pinrang, dilihat
dari tabel :
- Jarak = 1m
- Hambatan Samping = Low
5 Penyesuaian Ukuran Kota 0,94 FCcs
Kapasitas Jalan ( Total 2 Arah ) 2039,59 smp/jam
Sumber : Hasil Analisis, 2021
a. Periode Sibuk
Berdasarkan hasil pengamatan pada hari kerja selama 17 jam mulai dari
pukul 05.00 – 21.00 WIB didapatkan hasil periode jam sibuk sebagai berikut:
PUKUL MC LV HV UM SMP/JAM
Poros Parepare – Pinrang (Utara-Selatan) jatuh pada pukul 10.00 – 11.00 WITA.
Untuk jam sibuk siang jatuh pada pukul 13.00 – 14.00 WITA. Sedangkan untuk
PUKUL MC LV HV UM SMP/JAM
Pada tabel diatas menunjukan bahwa periode jam sibuk pagi di Ruas Jalan
Poros Parepare – Pinrang (Selatan-Utara) jatuh pada pukul 09.00 – 10.00 WITA.
Untuk jam sibuk siang jatuh pada pukul 12.00 – 13.00 WITA. Sedangkan untuk
Chart Title
2,000
1,771
1,600 1,607
1,417 1,436
1,370 1,347
1,303
1,200 1,222
1,121 1,162
800 874 TOTAL
400 382
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 :0 8:0 9:0 0:0 1:0 2:0 3:0 4:0 5:0 6:0 7:0 8:0
-0 -0 -0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
:00 :00 :00 :00 :00 :00 :00 :00 :00 :00 :00 :00
06 07 0 8 0 9 1 0 1 1 12 13 14 15 1 6 1 7
Gambar 4.3 Grafik Periode Jam Sibuk Total 2 Arah di Ruas Jalan Poros Parepare
Pada grafik diatas menunjukan bahwa periode jam sibuk pagi di Ruas
Jalan Poros Parepare jatuh pada pukul 10.00 – 11.00 WITA. Untuk jam sibuk
siang jatuh pada pukul 13.00 – 14.00 WITA. Sedangkan untuk jam sibuk sore
a. Proporsi Kendaraan
Berikut ini merupakan grafik yang menunjukan proporsi kendaraan pada Ruas
3%
25% MC
LV
HV
14,020 71.61830813
4,888 24.96935022
668 3.412341643
72%
Dari grafik tersebut dapat dikatakan bahwa pada Jalan Poros Parepare
didominasi oleh kendaraan roda dua atau sepeda motor (MC) dengan jumlah
sebanyak 72% kendaraan, untuk kendaraan ringan (LV) sebanyak 25% kendaraan
C. Kecepatan
diatasnya serta perilaku pengguna. Salah satu indikator kinerja lalu lintas yang
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada kondisi arus lalu lintas bebas
b. Kecepatan Aktual
yang pertama yaitu metode survey space mean speed dengan menentukan dua titik
Indikator Kecepatan
Waktu Rata-
Ruas Jalan Jarak (m) m/s Km/jam
Rata (s)
Jl.Poros Parepare 30 2,1 14,29 51,43
Sumber : Hasil Analisis, 2017
Metode kedua adalah menggunakan speed radar, dengan secara random
sampling 85th percentile pada spot pendekat jarak 30 meter dari situs kajian.
berapa kecepatan yang akan dipakai guna analisis selanjutnya, perlu untuk
kecepatan yang dipilih guna analisis selanjutnya pada Ruas Jalan Parepare –
nilai VC Ratio sebesar 0,6 yaitu level C, yang memiliki arti bahwa di ruas jalan
Parepare – Pinrang tersebut kondisi arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak
kendaraan dikendalikan.
Dalam wilayah kajian ada terdapat satu simpang tak bersinyal, yaitu simpang
Jalan Strekan. Berikut ini visualisasi persimpangan jalan terdampak yang diambil
Surya Indah Motor Jepara, yang bertempat di ruas jalan yang sama yaitu Ruas
Surya Indah Motor Jepara ini adalah karena karakteristik yang sama, baik dari
segi produk dan operasional. Berikut ini merupakan letak lokasi dari data
TOTAL 24 45 52 163
5th year
OPERATIONAL
operational
Maxim Optimu
EXISTI
Maxim Optimu um - m- Maximu Optimu
NG
um m Openin Openin m m
g g
Lo
Lo
N Loka Lo Lo S
C Lo S
o. si Lo S S Ma
S Opt
S Ma Op x
V LoS V Ma V V V V V 5th
Op x t 5th
x yea
t (o) (o) yea
r
r
A. KINERJA RUAS JALAN JEPARA – KUDUS
Jl.
Jepar
196 1941 198 1945 2020 1997
1 a- 2813 1934 C C C D C D D
4 ,4 2 ,8 ,1 ,5
Kudu
s
5th year
OPERATIONAL
operational
Maxim Optimu
EXISTI
Maxim Optimu um - m- Maximu Optimu
NG
um m Openin Openin m m
g g
Lo
Lo
N Loka Lo Lo S
C Lo S
o. si Lo S S Ma
S Opt
S Ma Op x
D LoS D Ma D D D D D 5th
Op x t 5th
x Yea
t (o) (o) yea
r
r
B. KINERJA SIMPANG Jl. STREKAN
Jl.
1869, 8,36 8,24
1 Strek 10,9 B 8,35 B 8,24 B 11,1 C 10,9 C B B
12 4 7
an
Jl.
Jepar
3085, 9,64 9,62
2 a- 9,59 B 9,62 B 9,6 B 9,64 B 9,6 B B B
06 6 7
Kudu
s (U)
3 Jl. 3085, 9,59 B 9,62 B 9,6 B 9,64 B 9,6 B 9,64 B 9,62 B
Jepar 06 4 5
a-
Kudu
s (S)
Sumber : Hasil Analisis, 2017
B. Penilaian Kinerja
Soreang menurunkan tingkat kinerja lalu lintas di Ruas Jalan Parepare – Pinrang
dari C menjadi D. Dampak dari adanya tarikan dan bangkitan perjalanan baru
memang ada, namun tidak signifikan, dan dapat ditangani dengan bentuk
E. Analisis Parkir
kendaraan. Bangkitan parkir ini akan menimbulkan masalah antara lain bangkitan
tidak tertampung oleh fasilitas parkir di luar badan jalan yang tersedia, sehingga
meluap ke badan jalan yang mengakibatkan gangguan kelancaran arus lalu lintas.
Berikut merupakan lahan parkir yang akan disediakan di kawasan Gedung SPBU
No Keterangan Kapasitas
Area Parkir Umum
1 Sepeda Motor 15 SRP
Mobil 26 SRP
Area Parkir Karyawan
2 Sepeda Motor 15 SRP
Mobil 12 SRP
3 Service Parking 36 SRP
Sumber : Hasil Analisis, 2017
digunakan oleh mobil pengunjung Minimarket dan Mesjid. Dari hasil survei
pembanding rata- rata pengunjung yang datang yaitu sekitar 3 motor/jam dan 7
mobil/jam. Dalam hal ini berarti perkiraan 3 SRP untuk motor dan 7 SRP untuk
mobil per jam nya. Dengan kapasitas parkir yang disediakan oleh pihak
pemrakarsa, berarti masih tersisa cukup banyak area parkir untuk kendaraan
pengunjung. Begitu juga untuk area parkir untuk karyawan dan service parking
area, kapasitas parkir yang telah disediakan masih dapat menampung kebutuhan
gate (pintu) di mana terdapat 1 pintu masuk utama dengan lebar 5 (lima) meter
dan 1 pintu keluar utama dengan lebar 6 (enam) meter. Berikut ini merupakan
Keterangan :
Kendaraan Masuk Kendaraan Keluar
Area Parkir Service Mobil
Area Parkir Setelah Service Mobil Area Parkir Mobil
Area Parkir Motor
G. Analisis PejalanKaki
PV2 P V Rekomendasi
>2 x 108 50-1100 400 – 750 Zebra cross dengan lapak tunggu
Berdasarkan data yang didapat pada survey penjalan kaki, didapat hasil analisis
sebagai berikut :
No P V V2 PxV2
angka PV2< 108, dengan jumlah pejalan kaki yang menyeberang <50 dan jumlah
direkomendasikan adalah zebra cross. Akan tetapi jika dilihat dari hasil
pengamatan dilapangan, aktifitas pejalan kaki di Ruas Jalan Jepara-Kudus sangat
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi penanganan dampak yang bisa kami usulkan
Armada Motor Jepara untuk kemudian disepakati dengan Pemerintah Kabupaten Jepara,
Dari tabel 5.1 mengenai rekomendasi dampak, berikut ini adalah implementasi
Hal-hal yang akan dilakukan oleh pengembang, dalam kaitan Pembangunan Gedung
Showroom dan Dealer PT Mandalatama Armada Motor Jepara. adalah sebagai berikut :
perambuan danpemarkaan;
2. Melakukan instalasi landmark lokasi sesuai dengan kebutuhan Gedung Showroom dan
Dealer PT Mandalatama Armada Motor Jepara, guna memberi tanda bagi pengguna
jalan, baik berupa penanda tempat maupun rambu-rambu lalu lintas petunjuk lokasi
3. Melakukan instalasi flasher lamp, warning text, atau perangkat lain yang membantu
memberi aba-aba bagi pengemudi untuk menyiap atau mengurangi kecepatan secara
4. Melakukan instalasi alat pembatas dan pengendali kecepatan berupa pita penggaduh
atau marka kejut agar pengguna jalan mengurangi kecepatannya dan meningkatkan
tingkat kewaspadaan pengguna jalan yang melintas di ruas jalan kawasan studi. Untuk
5. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas yang terlatih, berkoordinasi dengan Dinas
Dalam upaya menangani dampak yang timbul, diharapkan Pemerintah Kabupaten Jepara
dalam hal ini seluruh instansi yang terkait dapat melakukan pendampingan berupa:
yangdibutuhkan;
4. Menjaga agar rambu lalu lintas pada ruas jalan Jepara-Kudus, tetap berfungsi optimal
5. Menjaga sarana dan prasarana di Ruas Jalan Jepara-Kudus tetap berfungsi normal,
dalam sub-bab sebelumnya, maka akan dilaksanakan mulai tanggal disetujuinya Dokumen
Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas ini, sampai dengan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
setelah operasional Gedung Showroom dan Dealer PT Mandalatam Armada Motor Jepara.
INSTANSI
No. DAMPAK PENANGANAN
PEMANTAU
Kendaraan keluar-
Dinas Perhubungan
masuk lokasi: Penempatan
KabupatenJepara;
Konflik arus lalu petugas pengatur
Satuan Lalu Lintas
lintas; lalu lintas;
1 Polres Jepara.
Penempatan
Badan Pelayanan
Rawan landmark
Perizinan Terpadu
kecelakaan lalu petunjuk lokasi;
KabupatenJepara;
lintas;
Instalasi alat
Kecepatan kendaraan
pembatas dan
tinggi :
pengendali Dinas Perhubungan
2 Rawan
kecepatan (pita KabupatenJepara;
kecelakaan lalu
penggaduh/
lintas;
markakejut)
Instalasi kebutuhan
Perlengkapan Jalan
perlengkapan jalan
kurang memadai : Dinas Perhubungan
3 di ruas
Rawan kecelakaan KabupatenJepara;
jalankawasan
lalu lintas
studi.
dan Dealer PT Mandalatama Armada Motor Jepara ini, perlu dilakukan evaluasi dan
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat di tarik
kesimpulan terkait dengan permasalahan yang terdapat dalam analisis dampak lalu
lintas pada SPBU Soreang yang berlokasi di Ruas Jalan Parepare – Pinrang
secara langsung akan memberikan dampak terhadap kinerja lalu lintas. Namun
demikian, sesuai dengan hasil analisis yang dilakukan oleh konsultan, membuktikan
bahwa dampak yang ada tidak sampai menurunkan tingkat pelayanan (Level of
mengingat aktifitas pejalan kaki pada Ruas Jalan Poros Parepare Pinrang yang sangat
umum, karena memang dari hasil analisis yang dilakukan pemilihan moda pada Ruas
Jalan Poros parepare-pinrang untuk angkutan umum yang tinggi. Untuk alokasi
kebutuhan parkir pada kawasan SPBU masih dapat menampung kebutuhan parkir
bagi pengunjung.
dalam Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas ini, dari mulai koordinasi,
.
B. Saran
Dari hasil analisis diatas maka dalam rangka mempertahankan kondisi kinerja ruas
jalan harus tetap bagus maka perlu adanya antisipasi terhadap kemungkinan-
kemungkinan yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang, yaitu dengan
menerapkan manajemen dan rekayasa lalu lintas yang perlu dilakukan dalam rangka
1. Perlu koordinasi kepada pihak yang terkait dalam penerapan dan penanganan
dampak lalu lintas SPBU Soreang baik dengan Dinas Perhubungan, Dinas PU,
2. Perlunya pengawasan dan evaluasi unjuk kerja lalu lintas sekitar kawasan setelah
3. Analisis dampak lalu lintas ini dilakukan untuk prediksi 5 (tahun) dan untuk tahun
selanjutnya perlu melakukan review dan evaluasi kajian yang lebih komprehensif.
4. Perlu penerapan usulan-usulan dampak lalu lintas yang telah dikaji, sehingga
dampak yang ditimbulkan terhadap lalu lintas dapat diatasi sebelum melakukan
Pembangunan.