Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

A. Presentasi Data Kondisi Eksisting

Kondisi lalu lintas eksisting terdiri dari beberapa variabel yang sangat

diperlukan sebagai tolak ukur menentukan kondisi dasar (baseline) dan

pelingkupan (scooping). Kondisi dasar (baseline) akan digunakan sebagai bahan

dasar untuk hipotesa permasalahan lalu lintas di sekitar kawasan terdampak,

sedangkan pelingkupan (scooping) dilakukan untuk membatasi sejauh mana area

kajian yang terkena dampak lalu lintas.

A. Kapasitas Ruas Jalan Terdampak

Ruas Jalan Parepare – Pinrang ini merupakan kelas jalan nasional yang

menghubungkan Kota Parepare dengan Kabupaten Pinrang. Berikut ini adalah

hasil dari perhitungan kapasitas jalan pada Ruas Jalan Parepare - Pinrang, dilihat

dari tabel :

Tabel 4.1 Kapasitas Jalan Parepare – Pinrang.

No Item Nilai Satuan


1 Kapasitas Dasar :
2.900 Smp/jam
- Tipe Jalan 2/2 UD
2 Penyesuaian Lebar Jalur
1,14 FCw
- Per lajur : 4 meter
3 Penyesuaian Pemisah Arah
FCsp
- 50 –50
4 Penyesuaian Hambatan Samping
- Jalan dengan Curbs
- 2/2UD 0,97 FCsf

- Jarak = 1m
- Hambatan Samping = Low
5 Penyesuaian Ukuran Kota 0,94 FCcs
Kapasitas Jalan ( Total 2 Arah ) 2039,59 smp/jam
Sumber : Hasil Analisis, 2021

B. Volume Lalu Lintas Ruas JalanTerdampak

Berikut ini merupakan beberapa uraian mengenai hasil dari pengolahan

data volume lalu lintas di Ruas Jalan Pare-pare..

a. Periode Sibuk

Berdasarkan hasil pengamatan pada hari kerja selama 17 jam mulai dari

pukul 05.00 – 21.00 WIB didapatkan hasil periode jam sibuk sebagai berikut:

PUKUL MC LV HV UM SMP/JAM

06:00 - 07:00 160 18 9 5 110


07:00 - 08:00 388 37 6 3 239
08:00 - 09:00 226 94 19 4 232
09:00 - 10:00 155 108 30 3 225
10:00 - 11:00 379 215 21 2 432
11:00 - 12:00 317 182 40 1 393
12:00 - 13:00 486 152 23 2 425
13:00 - 14:00 413 202 22 2 437
14:00 - 15:00 396 195 20 2 419
15:00 - 16:00 215 119 18 6 250
16:00 - 17:00 228 110 29 5 262
17:00 - 18:00 419 148 37 3 406
Pada tabel diatas menunjukan bahwa periode jam sibuk pagi di Ruas Jalan

Poros Parepare – Pinrang (Utara-Selatan) jatuh pada pukul 10.00 – 11.00 WITA.

Untuk jam sibuk siang jatuh pada pukul 13.00 – 14.00 WITA. Sedangkan untuk

jam sibuk sore jatuh pada pukul 17.00 – 18.00 WITA.

PUKUL MC LV HV UM SMP/JAM

06:00 - 07:00 180 14 1 5 105


07:00 - 08:00 394 47 2 3 247
08:00 - 09:00 568 180 34 4 508
09:00 - 10:00 634 251 44 3 625
10:00 - 11:00 546 236 20 2 535
11:00 - 12:00 580 218 33 1 551
12:00 - 13:00 548 195 32 2 511
13:00 - 14:00 515 174 21 2 459
14:00 - 15:00 492 175 25 2 454
15:00 - 16:00 526 253 49 6 580
16:00 - 17:00 820 359 61 5 848
17:00 - 18:00 863 269 35 3 746

Pada tabel diatas menunjukan bahwa periode jam sibuk pagi di Ruas Jalan

Poros Parepare – Pinrang (Selatan-Utara) jatuh pada pukul 09.00 – 10.00 WITA.

Untuk jam sibuk siang jatuh pada pukul 12.00 – 13.00 WITA. Sedangkan untuk

jam sibuk sore jatuh pada pukul 16.00 – 17.00 WITA.


PUKUL MC LV HV UM TOTAL SMP/JAM

06:00 - 07:00 340 32 10 5 382 215

07:00 - 08:00 782 84 8 3 874 485

08:00 - 09:00 794 274 53 5 1,121 740

09:00 - 10:00 789 359 74 3 1,222 850

10:00 - 11:00 925 451 41 2 1,417 967

11:00 - 12:00 897 400 73 2 1,370 943

12:00 - 13:00 1,034 347 55 3 1,436 936

13:00 - 14:00 928 376 43 2 1,347 896

14:00 - 15:00 888 370 45 2 1,303 873

15:00 - 16:00 741 372 49 6 1,162 806

16:00 - 17:00 1,048 469 90 5 1,607 1,110

17:00 - 18:00 1,282 417 72 4 1,771 1,152

Chart Title
2,000
1,771
1,600 1,607
1,417 1,436
1,370 1,347
1,303
1,200 1,222
1,121 1,162
800 874 TOTAL
400 382
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 :0 8:0 9:0 0:0 1:0 2:0 3:0 4:0 5:0 6:0 7:0 8:0
-0 -0 -0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
:00 :00 :00 :00 :00 :00 :00 :00 :00 :00 :00 :00
06 07 0 8 0 9 1 0 1 1 12 13 14 15 1 6 1 7

Gambar 4.3 Grafik Periode Jam Sibuk Total 2 Arah di Ruas Jalan Poros Parepare

Pada grafik diatas menunjukan bahwa periode jam sibuk pagi di Ruas

Jalan Poros Parepare jatuh pada pukul 10.00 – 11.00 WITA. Untuk jam sibuk

siang jatuh pada pukul 13.00 – 14.00 WITA. Sedangkan untuk jam sibuk sore

jatuh pada pukul 17.00 – 18.00 WITA.

a. Proporsi Kendaraan

Berikut ini merupakan grafik yang menunjukan proporsi kendaraan pada Ruas

Jalan Parepare - Pinrang :


Volume Kendaraan

3%
25% MC
LV
HV
14,020 71.61830813
4,888 24.96935022
668 3.412341643

72%

Gambar 4.6 Proporsi Kendaraan Di Ruas Jalan Poros Parepare

Dari grafik tersebut dapat dikatakan bahwa pada Jalan Poros Parepare

didominasi oleh kendaraan roda dua atau sepeda motor (MC) dengan jumlah

sebanyak 72% kendaraan, untuk kendaraan ringan (LV) sebanyak 25% kendaraan

dan untuk kendaraan berat (HV) sebanyak 3% kendaraan.

C. Kecepatan

Untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik lalu lintas maka

diperlukan berbagai informasi mengenai prasarana lalu lintas yang bergerak

diatasnya serta perilaku pengguna. Salah satu indikator kinerja lalu lintas yang

penting dalam rekayasa lalu lintas adalah kecepatan.


a. Kecepatan Bebas

Tabel 4.2 Kecepatan Bebas Ruas Jl. Parepare - Pinrang

No Item Nilai Satuan


1 Kecepatan Bebas Dasar :
- 2/2UD 42 km/jam
2 Penyesuaian Lebar :
- Lebar lajur : 7meter 0 FVw
3 Penyesuaian Hambatan Samping :
- TanpaCurbs
- 2/2 UD 0,98 FFVsf
- Jarak = 1m
- Hambatan Samping =Low
4 Penyesuaian Ukuran Kota 1 FFVcs
Kecepatan Arus Bebas 41,16 km/jam
Sumber : Hasil Analisis, 2017

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada kondisi arus lalu lintas bebas

tanpa gangguan kerusakan permukaan jalan, di Ruas Jalan Parepare - pinrang

dapat mengakomodir kecepatan kendaraan sampai dengan 41,16 km/jam.

b. Kecepatan Aktual

Untuk mengetahui kecepatan aktual, ada dua metode yang digunakan,

yang pertama yaitu metode survey space mean speed dengan menentukan dua titik

pengamatan awal dan akhir, untuk kemudian mencatat waktu tempuh

menggunakan stopwatch, pada masing-masing jumlah kendaraan dengan metode

random sampling 85th percentile.


Tabel 4.3 Kecepatan Aktual Hasil Survey Space Mean Speed Manual

Indikator Kecepatan
Waktu Rata-
Ruas Jalan Jarak (m) m/s Km/jam
Rata (s)
Jl.Poros Parepare 30 2,1 14,29 51,43
Sumber : Hasil Analisis, 2017
Metode kedua adalah menggunakan speed radar, dengan secara random

sampling 85th percentile pada spot pendekat jarak 30 meter dari situs kajian.

Berikut ini adalah hasilnya.

Tabel 4.4 Kecepatan Aktual Hasil Speed Radar


Ruas Jalan Kecepatan (km/jam)
Jl.Poros Parepare 48,7
Sumber : Hasil Analisis, 2017
Dari hasil perolehan data-data tersebut diatas, maka sebelum mengetahui

berapa kecepatan yang akan dipakai guna analisis selanjutnya, perlu untuk

diinventarisir dan dipilih kecepatan tertinggi, dengan pertimbangan bahwa

kecepatan tertinggi dapat mengakomodir kecepatan dibawahnya.

Tabel 4.5 Inventarisasi Kecepatan Hasil Analisis


Ruas Jalan Kecepatan (km/jam)
Bebas SMS Radar Pilih
Jl.Poros Parepare 41,16 51,43 48,7 51,43
Sumber : Hasil Analisis, 2017

Dari tabel inventarisasi kecepatan berdasarkan hasil analsis, maka

kecepatan yang dipilih guna analisis selanjutnya pada Ruas Jalan Parepare –

Pinrang yaitu 51,43 km/jam.


D. Tingkat Kinerja Ruas JalanTerdampak
Dari data Kapasitas dan Volume Lalu Lintas, maka dapat diperoleh data

Tingkat Kinerja Ruas Jalan Parepare - Pinrang sebagai berikut:

Tabel 4.6 Kinerja Ruas Jalan Terdampak

Lokasi Volume Kapasitas V/C Ratio Level


(smp/jam) (smp/jam)
Jl.Poros Parepare 524,7 2039,5932 0,2573 B

Sumber : Hasil Analisis, 2017

Tabel diatas menggambarkan bahwa tingkat kinerja ruas jalan memiliki

nilai VC Ratio sebesar 0,6 yaitu level C, yang memiliki arti bahwa di ruas jalan

Parepare – Pinrang tersebut kondisi arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak

kendaraan dikendalikan.

E. Tingkat Kinerja Persimpangan Jalan Terdampak

Dalam wilayah kajian ada terdapat satu simpang tak bersinyal, yaitu simpang

Jalan Strekan. Berikut ini visualisasi persimpangan jalan terdampak yang diambil

dari Google Satelit.

B. Presentasi Data Kondisi Setelah Operasional

Pembanding yang dianalisis adalah Gedung Showroom dan Dealer PT

Surya Indah Motor Jepara, yang bertempat di ruas jalan yang sama yaitu Ruas

Jalan Jepara-Kudus. Pertimbangan pemilihan Gedung Showroom dan Dealer PT

Surya Indah Motor Jepara ini adalah karena karakteristik yang sama, baik dari

segi produk dan operasional. Berikut ini merupakan letak lokasi dari data

pembanding yang diambil dari Google Satelit.


Gambar 4.8 Lokasi Kajian Pembanding (Gedung Showroom dan Dealer PT
Surya Indah Motor Jepara)
Karakteristik dari data pembanding dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10 Karakteristik Data Pembanding
No Item Jumlah Satuan
1 Showroom 12 Unit
2 Bengkel 10 Lane
3 Area Parkir
a. Mobil 30 Unit
b. Motor 40 Unit
Untuk analisis lebih lanjut dilakukan survei data pembanding berupa data
bangkitan/tarikan lalu lintas yang akan disajikan pada tabelberikut:
Tabel 4.11 Bangkitan/Tarikan DataPembanding
Tarikan
Jam MC Car
n org n org
8 - 9 2 4 3 12
9 - 10 4 5 7 28
10 - 11 3 6 6 12
11 - 12 5 10 8 16
12 - 13 3 6 10 20
13 - 14 2 4 9 36
14 - 15 3 6 4 18
15 - 16 2 4 5 21

TOTAL 24 45 52 163

Sumber : Hasil Analisis, 2017


Dari analisis diatas, ada dua cara menerapkan kedalam proyeksi tarikan
perjalanan Gedung Showroom dan Dealer PT Surya Indah Motor Jepara. Cara
pertama adalah menggunakan minimum attraction, yaitu menggunakan hasil
attraction per seat value rata-rata untuk diproyeksikan. Cara kedua adalah
menggunakan maximum attraction per seat value dari jam terpadat pengunjung
dari sisi jumlah kendaraan. Dari kedua cara tersebut dapat dipakai untuk
memperkirakan jumlah tarikan perjalanan/trip attraction yang akan ditimbulkan
oleh Gedung Showroom dan Dealer PT Surya Indah Motor Jepara pada saatnya
beroperasi. Berikut ini adalah hasil proyeksi kedua metode tersebut.
Total Capacity
92 cust.
Pembanding
Tarikan Optimum : 0,08 smp/jam
Tarikan Maksimum : 0,33 smp/jam
Tarikan Gerai Surya Indah Motor hasilProyeksi

Tarikan Optimum : 7,40 smp/jam


Tarikan Maksimum : 30,00 smp/jam
Dari analisis tersebut ada dua hasil proyeksi tarikan, yaitu tarikan optimum
dan maksimum. Tarikan optimum adalah asumsi jumlah smp per jam paling tidak
sibuk, sementara tarikan maksimum adalah asumsi jumlah smp per jam sibuk.
Hasil tersebut akan dibebankan pada volume jam puncak hasil dari pencacahan
arus lalu lintas, untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh yang
ditimbulkannantinya.
C. Perubahan Tingkat Kinerja Ruas Jalan
Setelah dilakukan pembebanan terhadap lalu lintas di ruas jalan,
berikutnya dilakukan identifikasi perubahan kinerja, sebagai berikut.
Tabel 4.14 Perubahan Kinerja Ruas Jalan
Perubahan Kinerja – Trip Generation Maximum
Volume Jam Puncak V/C Ratio Tingkat Pelayanan
Eksistin Kapasita Eksistin
Dibebanka Eksisting Dibebanka Dibebanka
Ruas g s (smp/ g
n (smp/ n n
Jalan (smp/ jam) (smp/
(smp/jam) jam) (smp/jam) (smp/jam)
jam) jam)
Jl.
Jepara 1.934 1.964,00 2.813 0,68 0,70 C D
- Kudus
Perubahan Kinerja – Trip Generation Optimum
Volume Jam Puncak Kapasita V/C Ratio Tingkat Pelayanan
Ruas Eksistin Dibebanka s (smp/ Eksisting Dibebanka Eksistin Dibebanka
Jalan g n jam) (smp/ n g n
(smp/ja (smp/
(smp/jam) jam) (smp/jam) (smp/jam)
m) jam)
Jl.
Jepara 1.934 1.941,4 2.813 0,68 0,69 C C
- Kudus
Perubahan Kinerja – Trip Generation Maksimum
(Saat Pembukaan)
Volume Jam Puncak V/C Ratio Tingkat Pelayanan
Eksistin Kapasita Eksistin
Dibebanka Eksisting Dibebanka Dibebanka
Ruas g s (smp/ g
n (smp/ n n
Jalan (smp/ja jam) (smp/
(smp/jam) jam) (smp/jam) (smp/jam)
m) jam)
Jl.
Jepara 1.934 1.982 2.813 0,68 0,70 C D
- Kudus
Perubahan Kinerja – Trip Generation Optimum
(Saat Pembukaan)
Volume Jam Puncak V/C Ratio Tingkat Pelayanan
Eksistin Kapasita
Dibebanka Eksisting Dibebanka Eksistin Dibebanka
Ruas g s (smp/
n (smp/ n g (smp/ n
Jalan (smp/ja jam)
(smp/jam) jam) (smp/jam) jam) (smp/jam)
m)
Jl.
Jepara 1.934 1.946 2.813 0,68 0,69 C C
- Kudus
Sumber : Hasil Analisis, 2017
Dari hasil analisis tersebut, terdapat perubahan tingkat kinerja ruas jalan
pada Kondisi Trip Generation Maksimum Ruas Jalan Jepara-Kudus yang tadinya
C menjadi D dengan karakteristik arus arus mendekati tidak stabil, kecepatan
masih dikendalikan dan V/C masih dapatditolerir.
D. Perubahan Tingkat Kinerja PersimpanganJalan
Berikut ini adalah hasil identifikasi kinerja pada simpang bersinyal dalam
wilayah kajian, sebagai berikut:

Tabel 4. Proyeksi Kinerja Pada Tahun Rencana


Tahun rencana kami hitung lima tahun, dengan ketentuan yang kami
usulkan adalah bahwa setelah lima tahun kinerja lalu lintas yang terpengaruh dari
Gedung Showroom dan Dealer PT Mandalatama Armada Motor Jepara dapat
kembali dievaluasi. Dengan Menggunakan formulasi yang ada, maka hasil dari
peningkatan lalu lintas akibat pertumbuhan akan kami integrasikan pada formulasi
perhitungan kinerja, serta kami lakukan penilaian apakah ada peningkatan secara
signifikan terhadap kinerja saatini.
1. Perbandingan Kinerja
Perbandingan kinerja dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.16 Perbandingan Kinerja Jaringan Jalan Terdampak

5th year
OPERATIONAL
operational
Maxim Optimu
EXISTI
Maxim Optimu um - m- Maximu Optimu
NG
um m Openin Openin m m
g g
Lo
Lo
N Loka Lo Lo S
C Lo S
o. si Lo S S Ma
S Opt
S Ma Op x
V LoS V Ma V V V V V 5th
Op x t 5th
x yea
t (o) (o) yea
r
r
A. KINERJA RUAS JALAN JEPARA – KUDUS
Jl.
Jepar
196 1941 198 1945 2020 1997
1 a- 2813 1934 C C C D C D D
4 ,4 2 ,8 ,1 ,5
Kudu
s
5th year
OPERATIONAL
operational
Maxim Optimu
EXISTI
Maxim Optimu um - m- Maximu Optimu
NG
um m Openin Openin m m
g g
Lo
Lo
N Loka Lo Lo S
C Lo S
o. si Lo S S Ma
S Opt
S Ma Op x
D LoS D Ma D D D D D 5th
Op x t 5th
x Yea
t (o) (o) yea
r
r
B. KINERJA SIMPANG Jl. STREKAN
Jl.
1869, 8,36 8,24
1 Strek 10,9 B 8,35 B 8,24 B 11,1 C 10,9 C B B
12 4 7
an
Jl.
Jepar
3085, 9,64 9,62
2 a- 9,59 B 9,62 B 9,6 B 9,64 B 9,6 B B B
06 6 7
Kudu
s (U)
3 Jl. 3085, 9,59 B 9,62 B 9,6 B 9,64 B 9,6 B 9,64 B 9,62 B
Jepar 06 4 5
a-
Kudu
s (S)
Sumber : Hasil Analisis, 2017

B. Penilaian Kinerja

Dari hasil perbandingan kinerja yang telah dianalisis, dapat diambil

kesimpulan bahwa sampai dengan lima tahun kedepan, operasional SPBU

Soreang menurunkan tingkat kinerja lalu lintas di Ruas Jalan Parepare – Pinrang

dari C menjadi D. Dampak dari adanya tarikan dan bangkitan perjalanan baru

memang ada, namun tidak signifikan, dan dapat ditangani dengan bentuk

perlakuan yang sederhana, yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

E. Analisis Parkir

Aktivitas suatu pusat kegiatan akan menimbulkan aktivitas parkir

kendaraan. Bangkitan parkir ini akan menimbulkan masalah antara lain bangkitan

tidak tertampung oleh fasilitas parkir di luar badan jalan yang tersedia, sehingga

meluap ke badan jalan yang mengakibatkan gangguan kelancaran arus lalu lintas.

Berikut merupakan lahan parkir yang akan disediakan di kawasan Gedung SPBU

Soreang Kecamatan Soreang Kota Parepare :

Tabel 4.17 Penyediaan Lahan Parkir

No Keterangan Kapasitas
Area Parkir Umum
1  Sepeda Motor 15 SRP
 Mobil 26 SRP
Area Parkir Karyawan
2  Sepeda Motor 15 SRP
 Mobil 12 SRP
3 Service Parking 36 SRP
Sumber : Hasil Analisis, 2017

Untuk asumsi mobil parkir di area parkir umum yaitu kemungkinan

digunakan oleh mobil pengunjung Minimarket dan Mesjid. Dari hasil survei

pembanding rata- rata pengunjung yang datang yaitu sekitar 3 motor/jam dan 7

mobil/jam. Dalam hal ini berarti perkiraan 3 SRP untuk motor dan 7 SRP untuk

mobil per jam nya. Dengan kapasitas parkir yang disediakan oleh pihak

pemrakarsa, berarti masih tersisa cukup banyak area parkir untuk kendaraan

pengunjung. Begitu juga untuk area parkir untuk karyawan dan service parking

area, kapasitas parkir yang telah disediakan masih dapat menampung kebutuhan

parkir di kawasan Gedung Showroom dan Dealer PT Mandalatama MotorJepara.

F. Analisis Sirkulasi Internal

Gedung Showroom dan Dealer PT Mandalatama Motor Jepara memiliki 2

gate (pintu) di mana terdapat 1 pintu masuk utama dengan lebar 5 (lima) meter

dan 1 pintu keluar utama dengan lebar 6 (enam) meter. Berikut ini merupakan

visualisasi untuk keperluan analisis sirkulasi internal kawasan.


Gambar 4.9 Sirkulasi Internal Kendaraan SPBU Soreang

Keterangan :
Kendaraan Masuk Kendaraan Keluar
Area Parkir Service Mobil
Area Parkir Setelah Service Mobil Area Parkir Mobil
Area Parkir Motor
G. Analisis PejalanKaki

Manajemen pejalan kaki dalam Pembangunan Gedung Showroom dan

Dealer PT Mandalatama Motor Jepara difokuskan pada penyediaan fasilitas

penyeberangan di depan lokasi objek. Dasar-dasar penentuan jenis fasilitas

penyeberangan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.18 Fasilitas Penyeberangan Berdasarkan PV2

PV2 P V Rekomendasi

>108 50-1100 300 – 500 Zebra cross

>2 x 108 50-1100 400 – 750 Zebra cross dengan lapak tunggu

>108 50-1100 >500 Pelican


>108 >1100 >300 Pelican

>2 x 108 50-1100 >750 Pelican dengan lapak tunggu

>2 x 108 >1100 >400 Pelican dengan lapak tunggu

Berdasarkan data yang didapat pada survey penjalan kaki, didapat hasil analisis

sebagai berikut :

Tabel 4.19 Data Pejalan Kaki

No P V V2 PxV2

1 8 419 175561 1404488

2 11 455 207025 2277275

3 10 459 210681 2106810

4 8 426 181476 1451808

Rata-rata 9,25 439,75 193685,8 1810095

Sumber : Hasil Analisis, 2017

Rata-rata perhitungan antara jumlah pejalan kaki yang menyeberang

dengan jumlah kendaraan yang melintas di depan lokasi objek menunjukkan

angka PV2< 108, dengan jumlah pejalan kaki yang menyeberang <50 dan jumlah

kendaraan yang melintas >500 maka fasilitas penyeberangan yang

direkomendasikan adalah zebra cross. Akan tetapi jika dilihat dari hasil
pengamatan dilapangan, aktifitas pejalan kaki di Ruas Jalan Jepara-Kudus sangat

jarang sehingga untuk kebutuhan tempat penyeberangan tidak terlalu dibutuhkan.


BAB V
PENANGANAN DAMPAK LALU LINTAS
A. Rekomendasi PenangananDampak

Berikut ini adalah beberapa rekomendasi penanganan dampak yang bisa kami usulkan

kepada Pengembang dari Pembangunan Gedung Showroom dan Dealer PT Mandalatama

Armada Motor Jepara untuk kemudian disepakati dengan Pemerintah Kabupaten Jepara,

kami rangkum dalam tabel berikut.

Tabel 5.1 Rekomendasi Penanganan Dampak Operasional

SUMBER DAMPAK PENANGANAN


 Penempatan petugas
 Konflik arus lalu
Kendaraan keluar- pengatur lalulintas;
lintas;
masuk lokasi Gedung  Penempatan landmark
 Rawan kecelakaan
Showroom dan Dealer petunjuk
lalulintas;
lokasi;
Kecepatan  Rawankecelakaan  Manajemen dan

kendaraan tinggi lalu lintas rekayasa lalu lintas;


Belum tersedianya  Pemasangan Rambu- Rambu
perlengkapan jalan  Rawan kecelakaan LaluLintas;
yang memadai di lalulintas  PemasanganWarning
kawasan studi Light;
Sumber : Hasil Analisis, 2017
B. Implementasi PenangananDampak

Dari tabel 5.1 mengenai rekomendasi dampak, berikut ini adalah implementasi

penanganan dampak yang kami usulkan.


Tabel 5.2 Implementasi Dampak Operasional

No. DAMPAK PENANGANAN IMPLEMENTASI

 Petugas pengatur lalu lintas


dapat ditunjuk dari security
Kendaraan keluar-
 Penempatan atau petugas parkir
masuk lokasi:
1 petugas pengatur kawasan studi yang
 Konflik arus lalu
lalu lintas; bertugas membantu keluar-
lintas;
masuk
kendaraan.

No. DAMPAK PENANGANAN IMPLEMENTASI


 Penugasan petugas
pengatur lalu lintas tersebut
harus berkoordinasi dengan
Dinas Perhubungan
Kabupaten Jepara dan
Satlantas Polres Jepara
agar dibekali pengetahuan
dasar kelalu lintasan.
 Landmark lokasi, harus ada
 Rawan  Penempatan di kawasan studi, dengan
kecelakaan lalu landmark tujuan sebagai penanda
lintas; petunjuk lokasi; para pengemudi.
 Instalasi flasher lamp,
warning text, atau
perangkat lain yang dapat
menarik perhatian
pengemudi juga
disarankan, berfungsi
sebagai pengurang
kecepatan kendaraan.
 Instalasi fasilitas alat
pembatas dan
Kecepatan kendaraan pengendali kecepatan
 Manajemen dan
tinggi : kendaraan di
2 Rekayasa
 Rawan kecelakaan kawasan studi, dapat
LaluLintas
lalu lintas; berkoordinasi dengan Dinas
Perhubungan
KabupatenJepara.
Belum tersedianya  Instalasi kebutuhan
 Pemasangan
perlengkapan jalan perlengkapan jalan di
Rambu-Rambu
yang memadai di kawasan studi, dapat
3. Lalu Lintas;
kawasan studi : berkoordinasi dengan
 Pemasangan
Rawan kecelakaan lalu Dinas Perhubungan
WarningLight;
lintas Kabupaten Jepara.
Sumber : Hasil Analisis, 2017
C. Usulan Tanggung JawabPengembang

Hal-hal yang akan dilakukan oleh pengembang, dalam kaitan Pembangunan Gedung

Showroom dan Dealer PT Mandalatama Armada Motor Jepara. adalah sebagai berikut :

1. Melakukan instalasi kebutuhan perlengkapan jalan di kawasan internal studi, seperti

perambuan danpemarkaan;

2. Melakukan instalasi landmark lokasi sesuai dengan kebutuhan Gedung Showroom dan

Dealer PT Mandalatama Armada Motor Jepara, guna memberi tanda bagi pengguna

jalan, baik berupa penanda tempat maupun rambu-rambu lalu lintas petunjuk lokasi

bengkel berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan KabupatenJepara;

3. Melakukan instalasi flasher lamp, warning text, atau perangkat lain yang membantu

memberi aba-aba bagi pengemudi untuk menyiap atau mengurangi kecepatan secara

aman, berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan KabupatenJepara;

4. Melakukan instalasi alat pembatas dan pengendali kecepatan berupa pita penggaduh

atau marka kejut agar pengguna jalan mengurangi kecepatannya dan meningkatkan
tingkat kewaspadaan pengguna jalan yang melintas di ruas jalan kawasan studi. Untuk

memfasilitasi alat pembatas dan pengendali kecepatan kendaraan, berkoordinasi

dengan Dinas Perhubungan KabupatenJepara;

5. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas yang terlatih, berkoordinasi dengan Dinas

Perhubungan Kabupaten Jepara dan Satuan Lalu Lintas PolresJepara;

D. Usulan Tanggung JawabPemerintah

Dalam upaya menangani dampak yang timbul, diharapkan Pemerintah Kabupaten Jepara

dalam hal ini seluruh instansi yang terkait dapat melakukan pendampingan berupa:

1. Penentuan spesifikasi sesuai dengan standar nasional, untuk instalasi perangkat

yangdibutuhkan;

2. Memfasilitasi proses perizinan danpenempatannya;

3. Memberikan pelatihan bagi petugas pengatur lalulintas;

4. Menjaga agar rambu lalu lintas pada ruas jalan Jepara-Kudus, tetap berfungsi optimal

untuk meminimasi dampak lalu lintas yang mungkin timbul;

5. Menjaga sarana dan prasarana di Ruas Jalan Jepara-Kudus tetap berfungsi normal,

untuk mengurangi dampak lalu lintas yangtimbul.

E. Rencana Pemantauan danEvaluasi

Dalam melaksanakan usulan tanggung jawab pengembang sebagaimana tercantum

dalam sub-bab sebelumnya, maka akan dilaksanakan mulai tanggal disetujuinya Dokumen

Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas ini, sampai dengan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan

setelah operasional Gedung Showroom dan Dealer PT Mandalatam Armada Motor Jepara.

Adapun yang melaksanakan pemantauan adalah sebagai berikut.


Tabel 5.3 Rencana Pemantauan

INSTANSI
No. DAMPAK PENANGANAN
PEMANTAU
Kendaraan keluar-
 Dinas Perhubungan
masuk lokasi:  Penempatan
KabupatenJepara;
 Konflik arus lalu petugas pengatur
 Satuan Lalu Lintas
lintas; lalu lintas;
1 Polres Jepara.
 Penempatan
 Badan Pelayanan
 Rawan landmark
Perizinan Terpadu
kecelakaan lalu petunjuk lokasi;
KabupatenJepara;
lintas;
 Instalasi alat
Kecepatan kendaraan
pembatas dan
tinggi :
pengendali  Dinas Perhubungan
2  Rawan
kecepatan (pita KabupatenJepara;
kecelakaan lalu
penggaduh/
lintas;
markakejut)
 Instalasi kebutuhan
Perlengkapan Jalan
perlengkapan jalan
kurang memadai :  Dinas Perhubungan
3 di ruas
 Rawan kecelakaan KabupatenJepara;
jalankawasan
lalu lintas
studi.

Dalam pelaksanaan upaya penanganan dampak dari operasional Gedung Showroom

dan Dealer PT Mandalatama Armada Motor Jepara ini, perlu dilakukan evaluasi dan

pelaporan secara berkala dengan rencana evaluasi.


Tabel 5.4 Rencana Evaluasi
OBYEK PENANGGUNG
No. KONSEP PELAPORAN
PELAPORAN JAWAB
1 Kondisi lalu lintas Setiap 6 (enam) bulan kepada  Dinas
di depan kawasan instansipenanggung jawab, Perhubungan
studi ditanda tangani oleh Pimpinan Kabupaten
Cabang. Memuat kejadian- Jepara;
kejadian terkait kecelakaan lalu  Satuan Lalu
lintasdan kejadian lainnya. Lintas Polres
 Jepara.

2 Kondisi alat Setiap 6 (enam) bulan kepada  Dinas


pembatas dan instansipenanggung jawab, Perhubungan
pengendali ditanda tangani oleh Pimpinan Kabupaten
kecepatan di Cabang. Memuat kondisi fisik Jepara;
Ruas Jalan perlengkapan
Jepara –Kudus jalan.
3 Kondisi Sarana Diperpanjang sesuai  Dinas
dan Prasarana ketentuan. Perhubungan
Jalan Kabupaten
Jepara
 Dinas
Pekerjaan
Umum
Kabupaten
Jepara
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat di tarik

kesimpulan terkait dengan permasalahan yang terdapat dalam analisis dampak lalu

lintas pada SPBU Soreang yang berlokasi di Ruas Jalan Parepare – Pinrang

Kecamatan Soreang Provinsi Sulawesi Selatan, antara lain:

1. SPBU Soreang mempunyai pengaruh terhadap lalu lintas di kawasan sekitarnya,

secara langsung akan memberikan dampak terhadap kinerja lalu lintas. Namun

demikian, sesuai dengan hasil analisis yang dilakukan oleh konsultan, membuktikan

bahwa dampak yang ada tidak sampai menurunkan tingkat pelayanan (Level of

Service) lalu lintas secara signifikan.

2. SPBU Soreang menimbulkan dampak bagi penyediaan fasilitas pejalan kaki,

mengingat aktifitas pejalan kaki pada Ruas Jalan Poros Parepare Pinrang yang sangat

jarang. SPBU Soreang menimbulkan dampak bagi tempat pemberhentian angkutan

umum, karena memang dari hasil analisis yang dilakukan pemilihan moda pada Ruas

Jalan Poros parepare-pinrang untuk angkutan umum yang tinggi. Untuk alokasi

kebutuhan parkir pada kawasan SPBU masih dapat menampung kebutuhan parkir

bagi pengunjung.

3. Pengembang bersedia berkomitmen untuk melaksanakan semua hal yang tertuang

dalam Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas ini, dari mulai koordinasi,

instalasi dan evaluasi, sebagai bentuk tanggung jawab pengembang kepada

masyarakat lewat Pemerintah Kota Parepare untuk menjamin terciptanya kondisi

keselamatan lalu lintas yang baik.

.
B. Saran

Dari hasil analisis diatas maka dalam rangka mempertahankan kondisi kinerja ruas

jalan harus tetap bagus maka perlu adanya antisipasi terhadap kemungkinan-

kemungkinan yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang, yaitu dengan

menerapkan manajemen dan rekayasa lalu lintas yang perlu dilakukan dalam rangka

meningkatkan keselamatan, kenyamanan dankelancaran lalu lintas. Beberapa saran yang

diusulkan adalah sebagaiberikut:

1. Perlu koordinasi kepada pihak yang terkait dalam penerapan dan penanganan

dampak lalu lintas SPBU Soreang baik dengan Dinas Perhubungan, Dinas PU,

Polres dan Pemerintah Daerah Kota Parepare.

2. Perlunya pengawasan dan evaluasi unjuk kerja lalu lintas sekitar kawasan setelah

SPBU Soreang mencapai operasi yang optimal.

3. Analisis dampak lalu lintas ini dilakukan untuk prediksi 5 (tahun) dan untuk tahun

selanjutnya perlu melakukan review dan evaluasi kajian yang lebih komprehensif.

4. Perlu penerapan usulan-usulan dampak lalu lintas yang telah dikaji, sehingga

dampak yang ditimbulkan terhadap lalu lintas dapat diatasi sebelum melakukan

Pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai