Anda di halaman 1dari 5

HIPERTENSI

DEFINISI

Hipertensi adalah nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan atau diastolic >95 persentil
berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tinggi badan pada pengukuran sebanyak 3 kali atau lebih.
(PPM Anak 2009)

Hipertensi merupakan suatu kondisi peningkatan tekanan darah di atas normal, baik tekanan
darah sistolik maupun tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan saat
jantung memompa darah, sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan darah saat darah
kembali ke jantung. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140
mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang).

Hampir semua consensus/ pedoman utama baik dari dalam walaupun luar negeri, menyatakan
bahwa seseorang akan dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan yang berulang. Tekanan darah
sistolik merupakan pengukuran utama yang menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi.
Adapun pembagian derajat keparahan hipertensi pada seseorang merupakan salah satu dasar
penentuan tatalaksana hipertensi (disadur dari A Statement by the American Society of
Hypertension and the International Society of Hypertension2013)

EPIDEMIOLOGI

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada manusia dan
diperkirakan prevalensnya lebih dari satu miliar di seluruh dunia.1 Meskipun demikian angka
kejadian hipertensi pada anak belum diketahui dengan pasti. Salah satu laporan menunjukkan
bahwa prevalens hipertensi pada anak adalah 1%. Akhir-akhir ini dilaporkan bahwa prevalens
hipertensi pada anak, khususnya usia sekolah, mengalami peningkatan. Hal ini mungkin
disebabkan meningkatnya prevalens obesitas pada kelompok usia tersebut.2 Berdasarkan
penyebabnya hipertensi dibagi atas primer (esensial) dan sekunder. 3 Penyebab hipertensi pada
anak, terutama masa preadolesens, umumnya adalah sekunder. Di antara penyebab
sekunder tersebut, penyakit parenkim ginjal merupakan bentuk yang paling banyak
ditemukan (60-70%). Memasuki usia remaja, penyebab tersering hipertensi adalah
primer, yaitu sekitar 85-95%. 4 Pada umumnya hipertensi yang bersifat akut dan berat pada
anak, terutama usia sekolah, disebabkan oleh glomerulonefritis, sedangkan hipertensi kronik
terutama disebabkan oleh penyakit parenkim ginjal.5,6 Bayi muda dalam keadaan hipertensi akut
dapat menunjukkan gejala payah jantung kongestif. Setelah masa bayi, hipertensi biasanya
bersifat asimtomatik. Penderita dengan hipertensi berat dapat menunjukkan gejala nyeri kepala,
gangguan penglihatan, perdarahan hidung, dan nausea.7 Hipertensi pada anak harus mendapat
perhatian yang serius, karena bila tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menetap
hingga dewasa.8-13 Agar hipertensi dapat dideteksi sedini mungkin sehingga dapat ditangani
secara tepat, maka pemeriksaan tekanan darah yang cermat harus dilakukan secara berkala setiap
tahun setelah anak berusia tiga tahun. (consensus tatalaksana hipertensi)

Angka kejadian hipertensi pada anak belum diketahui secara pasti. Salah satu laporan
menunjukkan bahwa prevalens hipertensi pada anak adalah 1-3%.1 Akhir-akhir ini dilaporkan
bahwa prevalens hipertensi pada anak, khususnya pada usia sekolah mengalami peningkatan. Hal
ini mungkin disebabkan oleh peningkatan prevalens obesitas pada kelompok usia tersebut.1,2
Beberapa penelitian membuktikan bahwa hipertensi pada orang dewasa sudah dimulai sejak
masa anak. Hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner pada orang
dewasa, dan hipertensi pada anak memberikan kontribusi terhadap terjadinya penyakit jantung
koroner sejak dini.2 Sampai saat ini masih banyak anggapan bahwa hipertensi merupakan
penyakit yang hanya terjadi pada orangtua atau dewasa, oleh sebab itu perhatian serta
pengetahuan tentang masalah hipertensi pada anak harus ditingkatkan agar upaya deteksi dini
hingga pencegahan komplikasi hipertensi pada anak dapat dilakukan secara tepat.(Best Practice)

Prevalensi hipertensi anak tidak diketahui secara pasti bergantung pada definisi yang
dipergunakan, tetapi menurut kepustakaan prevalensinya 1%-5% populasi anak. Hipertensi berat
terdapat pada 10% dari hipertensi keseluruhan atau 0,1% populasi anak, dan biasanya hipertensi
sekunder yang memerlukan pengobatan dan lebih sering dijumpai di rumah sakit rujukan.6
Diperkirakan 2/3 anak dengan hipertensi akan menderita kerusakan ginjal di kemudian hari
apabila tidak ditangani dengan tepat. Banyak faktor yang memengaruhi tekanan darah anak.
Anak yang lebih berat atau lebih tinggi badannya mempunyai nilai tekanan darah yang lebih
tinggi dibandingkan anak sebaya yang lebih kurus dan pendek.7 Hipertensi primer kebanyakan
dijumpai pada remaja laki-laki dalam bentuk derajat ringan dan biasanya tidak menunjukkan
gejala klinis. Gejala umum yang timbul pada anak adalah sakit kepala, pusing, penglihatan
kabur, nyeri perut, muntah, nafsu makan berkurang, gelisah,berat badan turun, dan keringat
berlebihan (profil hipertensi)

[1][2]

[1] M. Catherine Aranda and S. J. Spence, Best Practices: Pediatrics. 2013.


[2] S. Haris, H. Dimiati, and M. S. Anwar, “Profil Hipertensi pada Anak di RSUD Dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh,” Sari Pediatr., vol. 15, no. 2, p. 105, 2016, doi:
10.14238/sp15.2.2013.105-110.
ETIOLOGI

1. Hipertensi primer (esensial)


Hipertensi ini biasanya banyak ditemukan pada anak yang sudah beranjak remaja.
Hipertensi biasanya dalam derajat ringan dan kadang tidak memberikan gejala
(asimptomatik). Pathogenesis hipertensi juga tidak diketahui secara jelas.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipertensi primer ini, genetic, obesitas,
stress, dan makanan yang banyak megandung garam.
Perubahan hemodinamik yang terjadi pada remaja dengan hipertensi primer(esensial)
dimulai dengan curah jantung yang meningkat, tahanan pembuluh darah perifer normal,
kemudian pada bentuk dewasa, diikuti tahanan pembuluh darah perifer meningkat,
sedangkan curah jatung normal.
Memasuki usia remaja, penyebab tersering hipertensi adalah primer, yaitu sekitar 85-
95%.3 Beberapa penelitian menyebutkan hubungan antara peningkatan tekanan darah
dengan body mass index (BMI) yang menunjukkan bahwa obesitas adalah faktor yang
kuat terhadap terjadinya hipertensi primer pada anak dan remaja. Selain obesitas,
penyakit sindrom metabolik seperti kadar HDL yang rendah, trigliserida yang tinggi,
resistensi insulin, merupakan faktor risiko hipertensi

2. Hipertensi sekunder
Penyebab hipertensi pada anak, terutama masa preadolesens, umumnya adalah sekunder.
Di antara penyebab sekunder tersebut, penyakit parenkim ginjal merupakan penyebab
yang paling banyak ditemukan (60-70%)
• Penyakit ginjal
Hipertensi yang disebabkan oleh penyakit ginjal dapat berasal dari penyakit
parenkim ginjal atau penyakit pembuluh darah ginjal. Hampir 80% penyebab
hipertensi pada anak berasal dari parenkim ginjal. Hipertensi yang berasal dari
penyakit parenkim ginjal timbulnya dapat dalam bentuk akut atau kronik dan
menetap.
Hipertensi akut dapat ditemukan pada penyakit glomerulonephritis akut pasca
streptokokkus, sindrom hemolitik uremik, pielonefritis akut, purpura henoch-
schonlein, lupus eritematous sistemik, dan gagal ginjal akut
Hipertensi derajat ringan-berat sering ditemukan pada penderita dengan sindrom
hemolitik uremik, dan kenaikan tekanan darah dapat berlangsung jadi menetap,
walaupun fungsi ginjal sudah membaik.
Hipertensi juga dapat terjadi pada lupus eritematous sistemik dengan gambaran
histopatologi glomerulonephritis proliferates difus. Atau sebagai komplikasi
pengobatan steroid dosis tinggi walaupun tanpa ketelibatan ginjal yang bermakna.
Hipertensi biasanya terdapat pada anak-anak dengan nefritis berat dan fungsi
ginjal yang menurun, tetapi kadang-kadang hipertensi dapat juga terjadi walaupun
tanpa terdapat hematuria, proteinuria, azotemia
Hipertensi kadang-kadang dapat pula ditemukan pada anak terutamapada usia
muda dengan pielonefritis akut
Pada anak dengan glomerulonephritis kronik, hipertensi sering timbul pada awal
penyakit, walaupun pada saat itu fungsi ginjal relative masih baik
Keadaan lain juga dapat timbul pada anak adalah nefritis pasca radiasi
Gagal ginjal kronik

• Penyakit kardiovaskular
Koarktasio aorta merupakan penyakit kardiovaskular yang selalu menyebabkan
hipertensi, baik pada masa bayi maupun pada usia anak dan remaja.
Bayi dengan koarktasio aorta yang sering tampak dalam 6 bulan pertama
kehidupan yang disertai dengan gangguan pertumbuhan, dekompensasio jantung
akut dan sakit berat
Hamper 85% dari jumlah bayi dengan koarktasio disertai anomali kongenital
jantung seperti duktus arteriosus paten, defek septum ventrikel, defek septum
artrium, stenosis aorta, dan deformitas katup aorta.
Kombinasi dari kelainan ini menimbulkan perubahan hemodinamik yang
mempercepat timbulnya dekompensasi jantung
Anak dengan koarktasio aorta pada umumnya asimptomatik selama dekade
pertama kehidupan, dan biasanya kelainan ini berasal dari isolated coarctatio aorta
pada masa bayi
Kadang-kadang beberapa kasus dapat dijumpai keluhan sakit kepala, epistaksis,
gagal jantung akut, dan klaudikasio intermitten
Diagnosis koarktasio aorta berdasarkan pemeriksaan fisik yang ditunjukkan
dengan tekanan darah pada lengan atas lebih tinggi dari tekanan darah pada
tungkai, denyut nadi perifer (arteri femoralis, tibialis dan dorsum pedis) melemah
atau sulit diraba,
• Gangguan endokrin
Hipertensi pada anak yang disebabkan oleh penyait endokrin sangat jarang
ditemukan. Beberapa diantara : Feokromositoma, Sindrom adrenogenital,
Hiperaldosteronisme dan Sindrom cushing
Feokromositoma merupakan neoplasma yang berasal dari sel kromafin yang
berlokasi terutama dibagian medulla kelenjar adrenal. Ditemukan sekitar 0,5%
dari penyebab hipertensi sekunder. Sel-sel kromafin merupakan tempat untuk
mesintesis, menyimpan dan mensekresikan hormone katekolamin. Hormo ini
bertindak sebagai neurotransmitter alfa adrenergic yang memegang peranan
dalam pathogenesis hipertensi. Pada feokromositoma, sintesis dan sekresi
katekolamin yang dihasilkan oleh sel tumor yang berasal dari sel kromafin
meningkat dalam aliran darah. Peningkatan sekresi hormone ini menyebabkan
timbulnya hipertensi. Manifestasi klinis yang dapat dijumpai pada anak dengan
feokromositoma adalah hipertensi paroksismal atau intermitten, palpitasi,
takikardi, pucat, flushing, sakit kepala, keringat berlebihan, bb menurun, polyuria.
Ini dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan katekolamin dalam darah
Neuroblastoma dan ganglioneuroma, kedua jenis tumor ini dapat mensintesis dan
mesekresi katekolamin dalam jumlah yang berlebihan kedalam aliran darah
sehingga menimbulkan hipertensi.
Sindrom adrenogenital. Terdapat 2 jenis penyakit endokrin yang sangat jarang
ditemukan merupakan penyebab hipertensi sekunder yaitu defisiensi 11 beta
hidroksilase dan 17 alfahidroksilase

• Kelainan neurologic
Tekanan intracranial yang meningkat baik oleh karena tumor, infeksi, atau oleh
trauma dapat pula menimbulkan hipertensi. Hipertensi juga dapat ditemukan pada
sindrom Guillan-Barre ataupun pada poliomyelitis. Pathogenesis hipertensi pada
gangguan neurologic, diduga berkaitan dengan peningkatan rangsangan patologik
terhadap system saraf sentral.

Anda mungkin juga menyukai