Anda di halaman 1dari 67

Hipertensi p

ada
anak
Dr. Dicky Fa
tu rrachman, S
pA., M.Biom
ed
Pendahuluan
0 Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi atas
primer (esensial) dan sekunder.
0 Penyebab hipertensi pada anak, terutama masa
preadolesens, umumnya adalah sekunder.
0 Diantara penyebab sekunder tersebut, penyakit
parenkim ginjal merupakan bentuk yang paling
banyak ditemukan (60-70%).
0 Memasuki usia remaja, penyebab tersering hipertensi
adalah primer, yaitu sekitar 85-95%.
0 Pada umumnya hipertensi yang bersifat akut dan
berat pada anak, terutama usia sekolah, disebabkan
oleh glomerulonefritis, sedangkan hipertensi kronik
terutama disebabkan oleh penyakit parenkim ginjal
0 Managemen terapi bersifat multidimensi. Pengobatan
nonfarmakologis berupa pengurangan berat badan,
olahraga, dan modifikasi diet.
0 Rekomendasi penggunaan pengobatan farmakologis
didasarkan pada adanya hipertensi yang bergejala,
bukti adanya kerusakan organ target, hipertensi
stadium 2, dan hipertensi stadium 1 yang tidak
berespon terhadap pengobatan nonfarmakologis.

4
Definisi
0 Tekanan darah normal pada anak adalah tekanan
darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik
(TDD) di bawah persentil 90 berdasarkan jenis
kelamin, usia dan tinggi badan
0 Hipertensi didefinisikan sebagai rerata TDS
dan/atau TDD persentil 95≥ sesuai dengan jenis
kelamin, usia dan tinggi badan pada 3 kali
pengukuran

5
0 Pre-hipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata
TDS atau TDD persentil 90 tetapi < persentil 95,
keadaan ini berisiko tinggi berkembang≥ menjadi
hipertensi. Terdapat istilah ”white-coat hypertension”
yang merujuk pada suatu keadaan penderita
memiliki tekanan darah > persentil 95 pada
pemeriksaan di klinik atau praktek dokter,
sedangkan di luar tempat kesehatan tersebut
penderita memiliki tekanan darah yang normal.

6
0 Hipertensi tingkat 1 (hipertensi bermakna) yaitu
rerata TDS atau TDD yang berada ≥ 95 sampai
dengan 5 mmHg di atas persentil 99.
0 Hipertensi tingkat 2 (hipertensi berat) yaitu rerata
TDS atau TDD > 5 mmHg di atas persentil 99

7
0 Krisis Hipertensi yaitu rerata TDS atau TDD > 5
mmHg di atas persentil 99 disertai gejala dan tanda
klinis

8
Klasifikasi BatasanTekanan Darah Normal Sistolik dan diastolik kurang
dari persentilke-90

Prehipertensi Sistolik atau diastolik lebih besar atau sama


dengan presentil ke-90 tetapi lebih kecil dari
persentil ke-95
Hipertensi Sistolik atau diastolik lebih besar atau sama
dengan persentil ke-95

Hipertensi tingkat 1 Sistolik dan diastolik antara presentil ke-95


dan 99 ditambah 5 mmHg
Hipertensi tingkat 2 Sistolik atau diastolik di atas persentil
ke-99 ditambah 5mmHg
Teknik pengukuran tekanan
darah pada anak
0 Pengukuran tekanan darah pada anak memerlukan
ruang pemeriksaan yang tenang, serta kondisi anak
yang tenang agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran.
0 Anak dapat berbaring telentang dengan tangan lurus
di samping badan ataupun duduk dengan lengan
bawah yang diletakkan di atas meja sehingga lengan atas
berada setinggi jantung.
0 Peralatan standar untuk mengukur tekanan darah
adalah sfigmomanometer air raksa pada anak berusia
lebih dari tiga tahun.

10
0 Manset yang digunakan harus sesuai dengan ukuran
tubuh anak. Tekanan darah akan terlalu tinggi apabila
manset yang dipakai terlalu kecil dan terlalu rendah
bila ukuran manset terlalu besar
0 Lebar kantong manset harus menutupi 1/2 sampai
2/3 panjang lengan atas atau panjang tungkai atas.
Panjang manset juga harus melingkari setidak-
tidaknya 2/3 lingkar lengan atas atau tungkai
atas.

12
0 Manset dipasang melingkari lengan atas atau tungkai
atas dengan batas bawah lebih kurang 3 cm dari siku
atau lipat lutut. Manset dipompa sampai denyut nadi
arteri radialis atau dorsalis pedis tidak teraba
kemudian diteruskan dipompa sampai 20-30 mmHg
lagi.
0 Stetoskop diletakkan di denyut arteri brakialis atau
poplitea, kemudian manometer dikosongkan
perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per
detik.

13
0 Panjang cuff manset
harus melingkupi
minimal 80% lingkar
lengan atas, sedangkan
lebar cuff harus lebih
dari 40% lingkar lengan
atas (jarak antara
akromion dan
olekranon, (lihat
Gambar 1dan 2)
0 Dalam keadaan normal, tekanan darah sistolik di
lengan 10-15 mmHg lebih rendah dibanding dengan
tekanan darah tungkai
0 Tekanan darah sebaiknya diukur setelah istirahat selama
3-5 menit, suasana sekitarnya dalam keadaan tenang.
Anak diukur dalam posisi duduk dengan lengan kanan
diletakkan sejajar jantung, sedangkan bayi diukur dalam
keadaan telentang. Jika tekanan darah menunjukkan
angka di atas persentil ke-90, tekanan darah harus
diulang dua kali pada kunjungan yang sama untuk
menguji kesahihan hasil pengukuran
15
Etiologi
Hipertensi primer
0 Hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi
yang tidak dapat dijelaskan penyakit yang mendasarinya.
0 Meskipun demikian, identifikasi faktor-faktor yang dapat
diperkirakan menjadi penyebab terjadinya hipertensi
primer telah dilakukan.
0 Beberapa predictor diidentifikasi seperti faktor
keturunan, berat badan, respon terhadap stres fisik dan
psikologis, abnormalitas transpor kation pada membran sel,
hipereaktivitas sistem saraf simpatis, resistensi insulin,
dan respon terhadap masukan garam dan kalsium

16
Hipertensi Sekunder
0 Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi oleh
karena adanya penyebab yang jelas.
0 Sekitar 60-80% hipertensi sekunder pada masa anak
berkaitan dengan penyakit parenkim ginjal.
0 Kebanyakan hipertensi akut pada anak berhubungan
dengan glomerulonefritis. Hipertensi kronis pada anak
paling sering berhubungan dengan penyakit parenkim
ginjal (70-80%), sebagian karena hipertensi renovaskular
(10-15%), koartasio aorta (5-10%), feokromositoma dan
penyebab endokrin lainnya (1-5%).
17
0 Pada anak yang lebih kecil (< 6 tahun) hipertensi
lebih sering sebagai akibat penyakit parenkim ginjal,
obstruksi arteri renalis, atau koartasio aorta.
0 Anak yang lebih besar bisa mengalami hipertensi
dari penyakit bawaan yang baru menunjukkan
gejala hipertensi dan penyakit dapatan seperti
refluks nefropati atau glomerulonefritis kronis.

18
Patogenesis
0 Patogenesis hipertensi pada anak dengan penyakit ginjal
melibatkan beberapa mekanisme.
0 Hipoperfusi ginjal pada penyakit glomerular diketahui
menstimulasi produksi renin melalui apparatus
jukstaglomerular yang mengaktifkan angiotensin I dan
selanjutnya mengaktifkan angiotensin II sehingga
menyebabkan hipertensi.
0 Sistem hormonal seperti prostaglandin meduler yang
bersifat vasodepresor dapat menurun dan
menyebabkan hipertensi, substansi lipid pada medula
ginjal juga menurun pada penyakit ginjal.

19
0 Hipervolemia dapat timbul akibat retensi air dan
cairan sehingga curah jantung meningkat dan
menimbulkan hipertensi. Hipertensi juga bisa
disebabkan oleh farmakoterapi untuk penyakit
parenkim ginjal yang diobati dengan kortikosteroid

20
Gejala klinis
0 Hipertensi derajat ringan atau sedang umumnya
tidak menimbulkan gejala.
0 Namun dari penelitian yang baru-baru ini
dilakukan, kebanyakan anak yang menderita
hipertensi tidak sepenuhnya bebas dari gejala.
0 Gejala non spesifik berupa nyeri kepala, insomnia,
rasa lelah, nyeri perut atau nyeri dada dapat
dikeluhkan.

21
0 Pada keadaan hipertensi berat yang bersifat
mengancam jiwa atau fungsi organ vital timbul gejala
yang nyata.
0 Keadaan ini disebut krisis hipertensi. Krisis
hipertensi ini dibagi menjadi dua kondisi yaitu
hipertensi urgensi dan hipertensi emergensi

22
0 Manifestasi klinisnya sangat bervariasi namun
komplikasi utama pada anak melibatkan sistem
saraf pusat, mata, jantung, dan ginjal
0 Krisis hipertensi dapat pula bermanifestasi sebagai
keadaan hipertensi berat yang diikuti komplikasi yang
mengancam jiwa atau organ seperti ensefalopati, gagal
jantung akut, infark miokardial, edema paru, atau gagal
ginjal akut.
0 Ensefalopati hipertensif ditandai oleh kejang fokal
maupun umum diikuti penurunan kesadaran dari
somnolen sampai koma.
23
Evaluasi awal
0 Evaluasi awal adanya hipertensi dapat dilakukan oleh
seorang dokter anak (general pediatrician).
Anamnesis terhadap pasien dan keluarganya serta
pemeriksaan fisis harus diikuti dengan pemeriksaan
urin rutin dan kimia dasar (Tabel2).
0 USG abdomen merupakan alat diagnostik yang tidak
invasif tetapi sangat bermanfaat dalam mengevaluasi
ukuran ginjal, deteksi tumor adrenal dan ginjal,
penyakit ginjal kistik, batu ginjal, dilatasi
sistemsaluran kemih, ureterokel, dan penebalan
dinding vesika urinaria
Evaluasi tambahan
0 Tidak jarang diperlukan evaluasi tambahan untuk membedakan
hipertensi primer dan sekunder (lihat Tabel 2).
0 Anak dengan riwayat infeksi saluran kencing harus dilakukan
pemeriksaan dimercapto succinic acid (DMSA). Teknik ini lebih
sensitif dibandingkan pielografi intravena (PIV), kurang radiatif
dan merupakan baku emas untuk mendiagnosisadanya parut
ginjal.
0 Sidik diethylenetriaminepentaceticacid (DTPA) dapat dilakukan
untuk melihat adanya uropati obstruktif.
Mictiocystourethrography(MCU) dianjurkan dilakukan pada anak
di bawah usia dua tahun dengan riwayat infeksi saluran kencing
untuk mendiagnosis derajat refluks vesikoureter, serta
merencanakan pengobatan jangka panjang terhadap penyakit
tersebut
Tabel 2 Evaluasi yang Harus Dilakukan pada Anak yang
Menderita

Tingkat Evaluasi yang dinilai


I (Evaluasiawal) Darah lengkap, elektrolit serum, asam
urat, uji fungsi ginjal, lemak darah,
urinalisis, kultur, USG
II (Tambahan bila perlu) Ekokardiografi, sidik nuklir (DMSA,
DTPA), USG dopler pada arteri ginjal,
T3, T4, TSH serum, katekolamin urin,
aldosteron plasma, aktivitas renin
plasma, arteriografi ginjal
Tatalaksana
Terapi Nonfarmakologis
0 Pada anak dengan kondisi pre-hipertensi atau
hipertensi tingkat 1 terapi berupa perubahan gaya
hidup direkomendasikan.
0 Terapi ini berupa pengontrolan berat badan,
olahraga yang teratur, diet rendah lemak dan
garam, pengurangan kebiasaan merokok pada anak
remaja yang merokok, dan tidak mengkonsumsi
alkohol.

27
0 Pada penelitian disebutkan bahwa penurunan
indeks massa tubuh 10% menurunkan tekanan darah
dalam jangka waktu pendek sebesar 8 sampai 10
mmHg
0 Aktivitas fisik yang teratur membantu menurunkan
berat badan dan sekaligus menurunkan tekanan
darah sistolik dan diastolik.
0 Aktivitas fisik tersebut minimal dilakukan selama 30-
60 menit per hari.

28
0 Intervensi diet pada anak dapat berupa
ditingkatnya diet berupa sayuran segar, buah segar,
serat, dan makanan rendah lemak, serta konsumsi
garam yang adekuat hanya 1,2 g/hari (anak 4-8
tahun) dan 1,5 g/hari untuk anak yang lebih besar
membantu dalam manajemen hipertensi.

29
0 Pengurangan garam pada anak dan remaja
disebutkan dapat mengurangi tekanan darah sebesar
1 sampai 3 mmHg.
0 Peningkatan masukan kalium, magnesium, asam folat
juga dikaitkan dengan tekanan darah yang rendah.

30
Terapi Farmakologis
0 Indikasi penggunaan terapi farmakologis hipertensi
pada anak dan remaja jika ditemukan keadaan
hipertensi yang bergejala, kerusakan organ target
(seperti: hipertrofi ventrikel kiri, retinopati,
proteinuria), hipertensi sekunder, hipertensi tingkat 1
yang tidak berespon dengan perubahan gaya hidup,
dan hipertensi tingkat 2.

31
0 Tujuan terapi adalah mengurangi tekanan darah
kurang dari persentil 95. Jika terdapat kerusakan
organ target atau penyakit yang mendasari, tujuan
terapi adalah tekanan darah kurang dari persentil 90.

32
Jenis Obat
0 Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (ACEI)
(seperti: kaptopril, enalapril, lisinopril, ramipril) dan
Calcium Channel Blocking Agents (seperti:
nifedipin, amlodipin, felodipin, isradipin) adalah obat
antihipertensi yang sering digunakan karena efek
sampingnya yang rendah. Diuretika (diuretik tiazid,
loop diuretic, dan diuretik hemat kalium biasanya
digunakan sebagai terapi tambahan.

33
0 Obat-obatan baru seperti penghambat reseptor
angiotensin (seperti: irbesartan) juga digunakan
pada hipertensi yang terjadi pada anak dan remaja.
Obat ini mungkin bisa menjadi pilihan pada anak
yang menderita batuk kronik akibat penggunaan
penghambat ACE.

34
0 Penghambat reseptor adrenergik (seperti: propanolol,
atenolol, metoprolol, dan labetolol), penghambat
reseptor adrenergik, agonis reseptor, vasodilator
langsung, agonis reseptor adrenergik perifer jarang
digunakan pada pasien anak karena efek samping yang
ditimbulkannya, akan tetapi obat-obatan ini dapat
menjadi pilihan bila terjadi kegagalan terapi dengan
obat-obatan Calcium Channel Blocking Agents,
Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors, atau
penghambat reseptor angiotensin.

35
Hipertensi Krisis
0 The Fourth Report on the diagnosis, evaluation, and
treatment of high blood pressure in children and
adolescents mendefinisikan hipertensi berat bila
tekanan darah melebihi 5 mmHg di atas persentil 99
menurut usia. Krisis hipertensi yaitu rerata TDS
atau TDD > 5 mmHg di atas persentil 99 disertai
gejala dan tanda klinis.

36
0 Krisis hipertensi yang disertai gejala ensefalopati
hipertensif memerlukan pengobatan dengan
antihipertensi intravena untuk mengontrol
pengurangan tekanan darah dengan tujuan terapi
menurunkan tekanan darah + 25% selama 8 jam
pertama setelah krisis dan secara perlahan-lahan
menormalisasikan tekanan darah dalam 26 sampai
48 jam.

37
0 Sodium nitroprusid, nikardipin, dan labetalol
direkomendasikan sebagai obat intravena yang aman
dan efektif karena mudah dititrasi dan dengan
toksisitas yang rendah. Obat lain yang
direkomendasikan adalah hidralazin, klonidin,
esmolol, enalapril.
0 Nipedipin oral yang diberikan secara sublingual
juga direkomendasikan.

38
Pengobatan
0 Lini Pertama : Nifedipin oral (5mg dan 10mg)  dosis 0,1mg/kgBB/kali,
dinaikkan 0,1 mg/kgBB/kali (dosis maksimal 10 mg/kali) setiap 5 menit
pada 15 menit pertama, kemudian setiap 15 menit pada 1 jam pertama,
selanjutnya setiap 30 menit, hingga tercapai tekanan darah yang stabil.
Furosemid diberikan dengan dosis 1mg/kgBB/kali 2 kali sehari; bila
tekanan darah tidak turun, diberikan kaptopril 0,3mg/kgBB/kali 2-3 kali
sehari.

0 Lini kedua: klonidin drip. Klonidin 0,002mg/kgBB/8jam dalam


100ml larutan Dextrose 5% dengan jumlah tetesan awal 12 menit, bila
tekanan belum turun, tetesan dinaikkan 6 mikrodrip/menit setiap 20
menit (maksimum 36 mikrodrip/menit), bila tekanan darah belum turun
ditambahkan kaptopril 0,3mg/kgBB/kali 2-3 kali sehari bersama
furosemid 1mg/kgBB/kali 2 kali sehari

39
TERIMA KASIH

40
Terminologi Dasar

41
42
43
44
GLOMERULONEFRITIS AKUT

45
46
47
48
49
50
Infeksi atau penyakit

Migrasi sel2 radang ke dalam glomerular

Pembentukan kompleks antigen-antibodi dalam dinding kapier

Deposit complement & anttracs netrofil & monosit
Enzim lysosomal merusak membran dasar gomerular
Fibrinogen & plasma protein lain

Meningkatkan permeabilitas dinding glomerular bermigrasi melalui dinding sel,


Manifestasi klinis; proteinuria

Eritrosit bermigrasi melalui dinding sel yg rusak


manifestasi; hematuria

Proliferasi sel & fibrin yg terakumulasi dalam kapsula bowmans

Menurunnya perfusi kapiler glomerular
Manifestasi klinis; retensi cairan & meningkatnya BUN kreatinin

51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67

Anda mungkin juga menyukai