Anda di halaman 1dari 2

NAMA : BAGUS PRASOJO

KELAS : A
NIM : 13206241017

KUBISME

Kubisme adalah gerakan seni rupa modern pada awal abad ke-20 yang dipelopori oleh
Picasso dan Braque. Prinsip dasar kubisme adalah menggambarkan bentuk objek dengan cara
memotong, distorsi, overlap, penyederhanaan, transparansi, deformasi, menyusun dan aneka
tampak dari beberapa sudut.
Gerakan ini dimulai pada media lukisan dan patung melalui pendekatan masing-masing.
Bentuk karya kubisme menggunakan bentuk –bentuk geometri (segitiga, segiempat, kerucut,
kubus, lingkaran dan sebagainya). Kadang-kadang seniman kubisme sering menggunakan
teknik kolase, misalnya menempelkan potongan kertas surat kabar, gambar –gambar poster
dan lain- lain.
Kubisme muncul setelah Picasso dan Braque menggali sekaligus terpengaruh bentuk
kesenian primitif, seperti patung suku bangsa Liberia, relief patung-patung kuno Mesir, dan
topeng-topeng suku Afrika. Juga pengaruh lukisan Paul Cezanne, terutama karya still life dan
pemandangan, yang mengenalkan bentuk geometri baru dengan mematahkan perspektif
zaman Renaisans. Ini membekas pada keduanya sehingga meneteskan aliran baru.
Istilah “Kubis” itu sendiri, tercetus berkat pengamatan beberapa kritikus. Louis Vauxelles
(kritikus Prancis) berkomentar setelah melihat sebuah karya Braque di Salon des
Independants, bahwa karya Braque sebagai "reduces everything to little cubes" (menempatkan
segala sesuatunya pada bentuk kubus-kubus kecil). Gil Blas menyebutkan lukisan Braque
sebagai "bizzarries cubiques" (kubus ajaib). Sementara Henri Matisse menyebutnya sebagai
susunan "petits cubes" (kubus kecil). Maka untuk selanjutnya dipakai istilah Kubisme untuk
memberi ciri dari aliran seperti karya-karya tersebut.

Perkembangan awal

Dalam tahap perkembangan awal, Kubisme mengalami fase Analitis yang dilanjutkan
pada fase Sintetis. Dimulai pada 1908-1909, Kubisme segera mengarah lebih kompleks dalam
corak, kemudian antara tahun 1910-1912 Kubisme menjadi lebih sistematis.
Fase awal Kubisme sering diberi istilah Kubisme Analitis karena objek lukisan harus
dianalisis. Semua elemen lukisan harus dipecah-pecah atas faset-fasetnya atau dalam bentuk
kubus.
Objek lukisan kadang-kadang setengah tampak digambar dari depan persis, sedangkan
setengahnya lagi dilihat dari belakang atau samping. Wajah manusia atau kepala binatang
yang diekspos sedemikian rupa, sepintas terlihat dari samping dengan mata yang seharusnya
tampak dari depan.
Pada fase Kubisme Analitis ini, para perupa sebenarnya telah membuat pernyataan
dimensi keempat dalam lukisan, yaitu ruang dan waktu karena pola perspektif lama telah
ditinggalkan.
Bila pada periode analitis Braque maupun Picasso masih terbelenggu dalam kreativitas
yang terbatas, berbeda pada fase Kubisme Sintetis. Kaum Kubis tidak lagi terpaku pada tiga
warna pokok dalam goresan-goresannya. Tema karya-karya mereka pun lebih variatif.
Dengan keberanian meninggalkan sudut pandang yang menjadi ciri khasnya untuk beranjak
ke tingkat inovatif berikutnya.
Perkembangan karya kaum Kubis selanjutnya adalah perhatiannya terhadap realitas.
Dengan memasukkan guntingan-guntingan kata atau kalimat yang diambil dari surat kabar
kemudian direkatkan pada kanvas sehingga membentuk satu komposisi geometris.
Eksperimen tempelan seperti ini lazim disebut teknik kolase .

Daftar Pelukis Kubisme :


 Pablo Picasso
 George Braque
 Metzingera
 Albert Glazez
 Andre Derain
Di Indonesia, pelukis kubisme ada juga, beberapa pelukis di bawah ini mempunyai corak
kubisme dalam karya-karyanya :
 But Mochtar
 Moctar Apin
 Fajar Sidik
 Widayat
 Soedibio
 Abas Alibasyah

Anda mungkin juga menyukai