Anda di halaman 1dari 2

(Aliran Seni Lukis Kubisme dan Tokoh Seni Lukis Kubisme) – 

Kubisme adalah sebuah


gerakan modern seni rupa pada awal abad ke-20 yang dipelopori oleh Picasso dan Braque.
Prinsip dasar yang umum pada kubisme yaitu menggambarkan bentuk objek dengan cara
memotong, distorsi, overlap, penyederhanaan, transparansi, deformasi, menyusun dan aneka
tampak. Gerakan ini dimulai pada media lukisan dan patung melalui pendekatannya masing-
masing Bentuk2 karyanya menggunakan bentuk geometri (segitiga, segiempat, kerucut, kubus,
lingkaran). Seniman kubisme sering menggunakan teknik kolase, misalnya menempelkan
potongan kertas surat kabar, gambar poster.
Kubisme sebagai pencetus gaya nonimitative muncul setelah Picasso dan Braque menggali
sekaligus terpengaruh bentuk kesenian primitif, seperti patung suku bangsa Liberia, ukiran
timbul (basrelief) bangsa Mesir, dan topeng-topeng suku Afrika. Juga pengaruh lukisan Paul
Cezanne, terutama karya still life dan pemandangan, yang mengenalkan bentuk geometri baru
dengan mematahkan perspektif zaman Renaisans. Ini membekas pada keduanya sehingga
meneteskan aliran baru.
Istilah “Kubis” itu sendiri, tercetus berkat pengamatan beberapa kritikus. Louis Vauxelles
(kritikus Prancis) setelah melihat sebuah karya Braque di Salon des Independants,
berkomenmtar bahwa karya Braque sebagai reduces everything to little cubes (menempatkan
segala sesuatunya pada bentuk kubus-kubus kecil. Gil Blas menyebutkan lukisan Braque sebagai
bizzarries cubiques (kubus ajaib). Sementara itu, Henri Matisse menyebutnya sebagai susunan
petits cubes (kubus kecil). Maka untuk selanjutnya dipakai istilah Kubisme untuk memberi ciri
dari aliran seperti karya-karya tersebut.
Perkembangan awal Seni Lukis Kubisme
Dalam tahap perkembangan awal, Kubisme mengalami fase Analitis yang dilanjutkan pada
fase Sintetis. Pada 1908-1909 Kubisme segera mengarah lebih kompleks dalam corak yang
kemudian lebih sistematis berkisar antara tahun 1910-1912. Fase awal ini sering diberi istilah
Kubisme Analitis karena objek lukisan harus dianalisis. Semua elemen lukisan harus dipecah-
pecah terdiri atas faset-fasetnya atau dalam bentuk kubus. Objek lukisan kadang-kadang
setengah tampak digambar dari depan persis, sedangkan setengahnya lagi dilihat dari belakang
atau samping. Wajah manusia atau kepala binatang yang diekspos sedemikian rupa, sepintas
terlihat dari samping dengan mata yang seharusnya tampak dari depan.
Pada fase Kubisme Analitis ini, para perupa sebenarnya telah membuat pernyataan dimensi
keempat dalam lukisan, yaitu ruang dan waktu karena pola perspektif lama telah ditinggalkan.
Bila pada pereiode analitis Braque maupun Picasso masih terbelenggu dalam kreativitas yang
terbatas, berbeda pada fase Kubisme Sintetis. Kaum Kubis tidak lagi terpaku pada tiga warna
pokok dalam goresan-goresannya. Tema karya-karya mereka pun lebih variatif. Dengan
keberanian meninggalkan sudut pandang yang menjadi ciri khasnya untuk beranjak ke tingkat
inovatif berikutnya.
Perkembangan karya kaum Kubis selanjutnya adalah dengan perhatian mereka terhadap realitas.
Dengan memasukkan guntingan-guntingan kata atau kalimat yang diambil dari suratpaper colle.
kabar kemudian direkatkan pada kanvas sehingga membentuk satu komposisi geometris.
Eksperimen tempelan seperti ini lazim disebut teknik kolase atau paper colle.
Mengamati perkembangan dunia seni lukis sekarang ini yang bisa dibilang begitu revolusioner,
paling tidak Kubisme telah memberi andil dalam kelahiran aliran-aliran baru. Hal ini sekaligus
meratakan jalan bagi pengekspresian kreativitas yang tiada batas.

Anda mungkin juga menyukai