Rubrum) TERHADAP
TUGAS AKHIR
Oleh:
NIM 145070601111026
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ...............................................................................................……. i
Lembar Pengesahan ...................................................................………. ii
Pernyataan Keaslian Tulisan ……………………………………….......... iii
Kata Pengantar ....................................................................................... iv
Abstrak …………………………………………………………….……….. vi
Abstract …………………………………………………………….………. vii
Daftar Isi ...................................................................................………… viii
Daftar Gambar.............................................................................………. xi
Daftar Tabel ………………………………………………………………… xii
Daftar Lampiran ....................................................................................... xiii
Daftar Singkatan .........................................................................……….. xv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................………. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................……… 4
1.3 Tujuan Penelitian…...........................................................……… 4
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………........ 4
BAB 6. PEMBAHASAN
6.1 Nyeri Dismenore pada Mahasiswi S1 Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang ………………….…… 73
6.2 Efek Konsumsi Serbuk Jahe Merah (Zingiber officinale var.
Rubrum) terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore…...... 74
6.3 Analisis Perbedaan Hasil Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol …………………………...........……………………………. 76
6.4 Keterbatas Penelitian ………………………….…………………… 78
BAB 7. KESIMPULAN
7.1 Kesimpulan ………….……………………………………………… 79
7.2 Saran ………………………………………………………………... 79
Putri, Erdiana Dwi. 2018. Efek Serbuk Jahe Merah (Zingiber officinale var.
Rubrum) terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore pada
Mahasiswi di Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang. Tugas Akhir, Program Studi S1
Kebidanan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Pembimbing: (1)
Coryna Rizky Amelia, SST., M.Keb (2) Catur Saptaning Wilujeng, S.Gz.,
MPH.
Putri, Erdiana Dwi. 2018. The Effect of Red Ginger Powder (Zingiber
officinale var. Rubrum) to Decrease the Pain Intensity of
Dysmenorrhea for Female Students in Bachelor of Midwifery
Program Faculty of Medicine Brawijaya University Malang. Final
Assignment, Bachelor of Midwifery Program, Faculty of Medicine,
Brawijaya University. Supervisors: (1) Coryna Rizky Amelia, SST., M.Keb
(2) Catur Saptaning Wilujeng, S.Gz., MPH.
PENDAHULUAN
endometrium. Hal ini merupakan suatu hal yang fisiologis terjadi secara rutin
setiap bulan pada wanita. Beberapa masalah yang timbul pada menstruasi
yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit pada daerah perut, pinggang
maupun panggul (Yeh et al., 2007). Hal tersebut sebagai akibat dari
(2015) sekitar 64,25% yang terdiri dari dismenore primer 54,89% dan
dengan obat anti nyeri yang dijual bebas (Khayat et al., 2014). Hal tersebut
sangat beresiko karena efek samping dari obat-obatan tersebut apabila
ataupun terapi non farmakologis yang lebih aman jika dibandingkan dengan
pangan, dan bahan obat. Jahe merah memiliki banyak keunggulan jika
ditinjau dari zat gingerol, oleoresin, dan minyak atsiri yang tinggi, sehingga
lebih banyak digunakan sebagai bahan baku obat. Gingerol pada jahe merah
merupakan herbal yang diakui aman secara umum oleh Food and Drug
kapsul yang berisi serbuk rimpang jahe dengan dosis 250 mg, asam
mefenamat dosis 250 mg dan kapsul ibuprofen 400 mg, pada hasil penelitian
tersebut dikatakan bahwa serbuk rimpang jahe memiliki efek yang sama
penurunan skala nyeri yang lebih besar pada kelompok eksperimen daripada
Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan tanggal 24 Mei 2017 pada
memberikan jahe merah dalam sediaan serbuk dalam kapsul dengan melihat
segi praktisnya dan juga cangkang kapsul tidak memiliki rasa sehingga
dapat menutupi rasa pedas pada jahe tersebut dibandingan dalam sediaan
lainnya sehingga klien yang tidak menyukai rasa jahe tetap dapat
mengkonsumsinya, selain itu kapsul mudah ditelan dan cepat hancur atau
“Apakah terdapat efek serbuk jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum)
1. Untuk mengetahui adanya efek serbuk jahe merah (Zingiber officinale var.
merah (Zingiber officinale var. Rubrum) sebagai salah satu teknik non
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Menstruasi
darah dari uterus secara periodik yang dimulai sekitar 14 hari setelah
terjadi.
mengalir melalui kanalis servikalis tidak bergumpal. Jika jumlah darah lebih
banyak sehingga tidak cukup banyak waktu untuk dilisis oleh fibrinolisin,
Menstruasi ini biasanya terjadi pada remaja usia 9-12 tahun, namun
ada sebagian kecil yang mengalami keterlambatan yaitu usia 13-15 tahun.
Sejak saat itu wanita akan terus mengalami menstruasi setiap bulan hingga
mencapai usia kurang lebih 44-55 tahun atau biasa disebut dengan
waktu antara 3 hingga 8 hari dengan siklus rata-rata 28 hari. Lama dan
Fase ini berlangsung sejak sekitar hari ke-5 hingga hari ke-
kurang lebih 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari ketebalan
ovarium.
ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus, menjadi kaya akan
b. Siklus Ovulasi
oosit yang tidak matur (sel primordial). Pada saat sebelum terjadinya
pada saat ovulasi maka korpus luteum berkurang dan kadar hormon
meluruh.
c. Siklus Hipofisis-Hipotalamus
pada hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi
2.2 Nyeri
sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya.
Secara sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak
dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga individu
sensorik yang dinyatakan seperti pegal, linu, ngilu, keju, kemeng, cangkeul,
2) Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang
pada sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, thalamus, dan
lain-lain.
menghilang.
2) Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
1) Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat
dan berakhir kurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri
luka.
2) Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri
periode yang diselingi interval bebas lalu timbul kembali, dan begitu
seterusnya. Ada pula pola nyeri kronis yang konstan, artinya rasa
yang berhubungan dengan psikis dapat terjadi oleh karena adanya trauma
psikologis. Nyeri dapat disebabkan oleh faktor fisik yang berkaitan dengan
terganggunya serabut saraf reseptor nyeri. Serabut saraf ini terletak dan
seperti makna nyeri itu sendiri bagi mereka, yang selanjutnya juga
dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya, faktor kepribadian, dan status
suatu hal yang kompleks dan tidak dapat dipisahkan dari kurangnya
terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakang
(Barbara,1996).
2.2.6 Pengukuran Nyeri Numeric Rating Scales (NRS)
yaitu Numeric Rating Scale (NRS). NRS ini sering digunakan oleh perawat
dalam menilai rasa nyeri atau rasa sakit pada orang dewasa karena lebih
menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) ini bertujuan untuk menilai rasa
nyeri NRS ini terdiri dari 11 angka, mulai dari angka 0 sampai 10. Skala 0
yang berarti tidak nyeri dan skala 10 berarti nyeri sangat berat. Kelebihan
dari cara NRS ini adalah mudah untuk dilakukan, memiliki banyak kategori
0 = Tidak nyeri
baik.
7-9 = Nyeri berat, secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
distraksi.
2.3 Dismenore
yang dapat mengganggu aktifitas wanita, ditandai dengan nyeri atau rasa
sakit pada daerah perut, pinggang maupun panggul (Yeh et al., 2007).
Dismenore sangat umum terjadi pada wanita usia subur, dengan perkiraan
a. Dismenore Primer
Nyeri yang meningkat terjadi pada saat remaja dan pada awal usia 20
b. Dismenore Sekunder
mioma uteri, pemakaian AKDR, atau akibat dari trauma. Nyeri pada
yaitu endometritis.
b. Terkadang nyeri menghilang setelah satu atau dua hari. Namun, ada
juga wanita yang masih merasakan nyeri perut meskipun sudah dua
hari menstruasi
d. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri
pekerjaan sehari-hari.
meninggalkan pekerjaanya.
kepala,
juga dapat menimbulkan gejala lain seperti diare, mual, dan muntah.
1999).
(Simanjuntak, 2008).
tubuh terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor yang termasuk dalam hal ini
(Simanjuntak, 2008).
banyak faktor yang menjadi penyebab, namun saat ini prostaglandin paling
prostaglandin ini berasal dari asam lemak tak jenuh yang disintesis oleh
seluruh sel yang ada di dalam tubuh. Setelah proses ovulasi terjadi
sel. Pada saat kadar progesteron turun sebelum menstruasi terjadi, maka
dan terjadinya keluhan sistemik seperti muntah, mual, sakit kepala dan
tersebut mengandung PGF₂α dan PGE₂, dimana rasio PGF₂α dan PGE₂
tersebut lebih tinggi pada endometrium dan darah menstruasi wanita yang
yang mengukur kadar PGF₂α pada darah menstruasi yang terdapat dalam
tampon, bahwa kadar PGF₂α dua kali lebih tinggi pada wanita yang
darah menstruasi dan sirkulasi perifer (Milne and Jabbour, 2003). Sehingga
al., 2001).
(Dawood, 2006).
1. Manajemen Farmakologis
isoenzim, yaitu COX-1 dan COX-2. Kedua isoenzim ini hampir 60%
juga dapat memicu terjadinya serangan asma. Oleh karena itu, obat
yang masih tinggi 20% hingga 25% (Proctor et al., 2002). Data evidence
dan yang paling sering terjadi adalah muntah (Burke et al., 2006;
Dawood, 2006).
2. Manajemen Non Farmakologis
menggunakan kompres hangat atau juga bisa dengan mandi air hangat,
masase (pijatan), teknik distraksi, latihan fisik, tidur yang cukup, diet
Officinale Rosc.), air kelapa hijau (Cocos Nucifera Linn.), dan kunyit
2.4 Jahe
pita, dengan panjang 15 cm hingga 23 cm, lebar daun kurang lebih 2,5 cm,
bentuk yang bervariasi, mulai dari agak pipih sampai bulat panjang, dengan
Secara umum, terdapat tiga klon atau jenis tanaman jahe yang dapat
dibedakan dari warna, bentuk, dan besar rimpang. Ketiga jenis tanaman jahe
tersebut adalah jahe putih besar atau disebut dengan jahe gajah, jahe putih
kecil atau disebut jahe emprit, dan jahe merah atau disebut jahe sunti
(Setyaningrum, 2013).
Gambar 2.4 Rimpang Jahe
Keterangan: (a) Rimpang jahe putih besar atau jahe gajah
(b) Rimpang jahe putih kecil atau jahe emprit (c) Rimpang
jahe merah atau jahe sunti (Setyaningrum, 2013).
penyakit seperti rematik, asma, stroke, sakit gigi, diabetes, nyeri otot,
tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi (Wang and Wang,
2005; Tapsell et al., 2006; Ali et al., 2008). Selain itu jahe juga dapat
mengobati diare, dan juga memiliki sifat antioksidan yang aktivitasnya lebih
Phaza, 2010).
Dalam kelompok produk awetan jahe terdiri dari 3 jenis, yaitu jahe
kering, jahe serbuk dan asinan jahe. Tujuan utama pembuatan produk jahe
kering dan serbuk jahe adalah untuk menyelamatkan hasil panen jahe,
dengan demikian rimpang jahe tersebut dapat disimpan dalam waktu relatif
Ordo : Zingiberales
Subfamili : Zingiberoidae
Genus : Zingiber
Manju and Nalini 2005; Stoilova et al., 2007). Selain itu rimpang jahe juga
mengandung air, pati, minyak atsiri, oleoresin (Bermawie dan Purwiyanti,
2011).
lebih tinggi pada jahe merah daripada jahe jenis lainnya, senyawa yang
ternyata akan menurunkan kadar [6] gingerol (Zhang et al., 1994; He et al.,
bahwa jahe segar memiliki kadar air sebanyak 94%, kadar [6]-gingerol
2008). Hal ini dibuktikan dalam penelitian Ozgoli et al.(2009) yang berjudul
yang berisi serbuk rimpang jahe dengan dosis 250 mg, kelompok 2
sebanyak 4 kali dalam sehari selama 3 hari mulai dari hari pertama
menstruasi. Hasil dari penelitian tersebut dengan p > 0,05 yang berarti
bahwa jahe memiliki efek yang sama seperti asam mefenamat dan
tersebut juga dilakukan oleh Jenabi (2013) yang berjudul “The Effect of
dengan dosis 500 mg diminum 3 kali dalam sehari selama 3 hari mulai dari
seorang apoteker. Tahap pembuatan serbuk jahe ini dimulai dari rimpang
derajat celcius selama 24 jam, setelah itu digiling menjadi serbuk. Hasil
nyeri otot pada atlet sepak takraw juga dilakukan oleh Astuti (2011), dalam
jahe merah dengan dosis masing-masing kapsul sebesar 0,8 gram. Jadi,
selama 10 hari. Pada ekstrak jahe merah dengan berat 0,8 gram setara
gingerol pada jahe memiliki efek analgesik dan antinflamasi terhadap tikus
putih (Rattus norvegicus) strain wistar. Onset kerja ekstrak jahe baik
pada subjek manusia yang sehat dengan dosis tunggal dalam berbagai
dosis mulai dari 100 hingga 2000 mg, penelitian tersebut mendeteksi 6-, 8-,
Prinsip metode recall 24 jam adalah mencatat jenis dan jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Hal penting yang
perlu diketahui adalah bahwa data yang diperoleh dari recall 24 jam
cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan data
menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring, dan lain lain) atau ukuran
turut.
berturut-turut dalam satu minggu. Data ini tidak cocok untuk menjelaskan
konsumsi makanan dan zat gizi individu, sehingga perlu dilakukan recall 24
optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang asupan harian
sampai istirahat tidur malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu
konsumsi yang ditanyakan adalah mulai pukul 07.00 (saat itu) dan
Urutan waktu makan sehari dapat disusun berupa makan pagi, siang,
mineral juga dicatat serta adanya pemberian tablet besi atau kapsul
vitamin A.
makanan jadi.
Oleh sebab itu, responden harus mempunyai daya ingat yang baik
sehingga metode ini tidak cocok dilakukan pada anak-anak usia <8
lansia, dan orang yang hilang ingatan atau orang yang pelupa.
yang dikonsumsi.
penelitian.
jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pecan,
dan lain-lain.
Dismenore
Primer Sekunder
Manajamen Nyeri
Farmakologis
- Prostaglandin
unyit
(Curcuma
longa Linn.)
- Kontraksi Uterus
ir Kelapa
Hijau (Cocos
nucifera Linn.)
Nyeri
Keterangan:
atau rasa sakit pada daerah perut, pinggang maupun panggul (Yeh et al.,
2007). Nyeri dismenore dibagi menjadi dua yaitu dismenore primer dan
dengan kelainan anatomis genetalis yang sering terjadi pada wanita muda
yang meningkat terjadi pada saat remaja dan pada awal usia 20 tahun, nyeri
2001; Doubova et al., 2007; Khayat et al., 2014). Nyeri pada dismenore
primer di mulai pada beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan awitan
uteri, pemakaian AKDR, atau akibat dari trauma, nyeri pada dismenore
lebih tua dibandingkan dengan usia yang terjadi pada dismenore primer
(Reeder, 2011).
banyak sekali cara yang dianjurkan, menurut Lefebvre (2005) salah satunya
yaitu dengan konsumsi bahan herbal seperti Jahe merah (Zingiber Officinale
var. Rubrum), air kelapa hijau (Cocos Nucifera Linn.), dan kunyit (Curcuma
Longa Linn.)
Rubrum) juga merupakan salah satu cara yang dapat menurunkan intensitas
nyeri pada dismenore karena pada jahe merah terdapat beberapa komponen
kimia salah satunya yaitu gingerol yang bertindak sebagai penghambat kerja
terhambat. Oleh karena itu jahe telah digunakan sebagai anti-inflamasi yang
ibuprofen dan asam mefenamat (El-Siddig et al., 2006; Ozgoli et al., 2009;
METODE PENELITIAN
diberikan kapsul yang berisi amilum. Dalam desain studi ini observasi
1. Kriteria Inklusi
setiap bulan.
2. Kriteria Eksklusi
di luar siklus.
perlakuan penelitian.
pemilihan sampel.
sampel penelitian.
dalam penelitian.
penelitian.
eksperimen yang diberikan kapsul berisi serbuk rimpang jahe merah dan
P (n-1) ≥ 15 = 2 (n-1) ≥ 15
= 2 n-2 ≥ 15
= 2n ≥ 17
= n ≥ 8,5
=n ≥9
Keterangan :
P : Jumlah perlakuan
Jadi jumlah sampel minimal yang akan diambil untuk penelitian ini
November 2017.
usia, tanggal lahir, angkatan & kelas, nomor hp, dan alamat di Malang)
eksklusi sampel.
saat penelitian. Lembar ini berisi kode responden, nama, usia, no hp,
alamat, keadaan umum (baik / lemah / lainnya), tingkat kesadaran
nadi, tekanan darah, riwayat ginekologi (ada / tidak ada), riwayat operasi
dan kelas, no hp. serta alamat di Malang. Untuk status menstruasi dalam
menstruasi.
pengukuran nyeri NRS ini bertujuan untuk menilai rasa nyeri sesuai
angka, dari 0 sampai 10. Skala 0 yang berarti tidak nyeri, skala 1-3 yang
berarti nyeri ringan, skala 4-6 yang berarti nyeri sedang dan skala 7-9
yang berarti nyeri berat dan skala 10 berarti nyeri sangat berat (Potter
untuk tidak nyeri dengan skor 0, nyeri ringan dengan skor 1, nyeri
sedang dengan skor 2, nyeri berat dengan skor 3 dan untuk nyeri yang
(post-test).
seperti konsumsi obat pereda nyeri, jamu, atau makanan dan minuman
9. Amilum
11. Botol kapsul dengan tutup merah untuk kelompok eksperimen dan tutup
Definisi
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Rimpang
jahe merah
Serbuk segar yang
jahe digiling
merah menjadi
Timbangan
(Zingiber serbuk 250 mg Rasio
digital
Officinale kemudian
var. dikemas
Rubrum). dalam
sediaan
kapsul
Tingkatan
nyeri atau Skor NRS
perasaan 0 = tidak nyeri
tidak nyaman 1 = nyeri ringan
yang dialami 2 = nyeri sedang Ordinal
oleh wanita 3 = nyeri berat
dismenore 4 = nyeri sangat
sebelum dan berat
setelah
diberikan
Lembar
perlakuan
Obsevasi
(dismenore
Pengukuran
Intensitas merupakan
Skala Nyeri
Nyeri kondisi
Menstruasi
Dismenore medis yang Numeric Rating
Numeric
terjadi pada Scale (NRS)
Rating
saat 0 = Tidak Nyeri
Scale (NRS)
menstruasi 1-3 = Nyeri Ringan
Interval
yang ditandai 4-6 = Nyeri Sedang
dengan nyeri 7-9 = Nyeri Berat
atau rasa 10 = Nyeri Sangat
sakit pada Berat
daerah perut,
pinggang
maupun
panggul)
4.7 Presedur Penelitian/Teknik Pengumpulan Data
Penyajian
Kesimpulan
4.7.2 Prosedur Penelitian
a. Meminta surat ijin pengambilan data dari FKUB untuk diserahkan kepada
Brawijaya Malang
Brawijaya Malang.
dalam populasi tidak memenuhi kriteria inklusi dan atau termasuk dalam
pereda nyeri atau jamu saat nyeri dismenore ketika menstruasi, pada
penelitian.
g. Memperkenalkan diri, lalu menjelaskan tujuan dari penelitian yang akan
jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum). Selain itu mahasiswi yang
kapsul jahe merah yang akan diberikan oleh peneliti pada saat responden
4 kali dalam sehari dengan dosis tiap kapsul 250 mg serbuk jahe merah,
selain itu juga dijelaskan mengenai waktu pelaksanaan penelitian, yaitu
observasi skala nyeri menstruasi. Peneliti juga meminta ijin untuk follow
dalam penelitian.
Serbuk jahe merah yang diperoleh dari UPT Materia Medica Batu
sebagai berikut:
SORTASI BASAH PENIMBANGAN
BASAH/SEGAR
1. Memisahkan dari (PENCATATAN)
kotoran dan gulma
2. Memilih bagian
tanaman yang baik,
tidak rusak, berjamur
atau terkena penyakit PENCUCIAN
Mesh 90
PENGEMASAN &
PELABELAN
Nama
Tanggal
NETTO
sama lain dan sukar dibuka karena kapsul tersebut dapat menyerap
air dari udara yang lembab, setiap botol berisi 8 kapsul yang berisi
kapsul yang berisi serbuk rimpang jahe dengan dosis 250 mg, hasil
perlakuan.
2.1 Amilum
tutup berwarna putih dan diberikan bahan pengering (silika gel) tanpa
menghindari cangkang kapsul menjadi lunak dan lengket satu sama lain
dan sukar dibuka karena kapsul tersebut dapat menyerap air dari udara
yang lembab, setiap botol berisi 8 kapsul yang berisi amilum. Selain itu
pertama menstruasi.
m. Memastikan keadaan umum responden baik dan tidak sedang sakit diluar
responden.
menstruasi (post-test).
pada hari kedua menstruasi untuk recall menstruasi hari pertama dan
mahasiswa jurusan Ilmu Gizi FKUB yang sudah terlatih. Hal tersebut
belum dilengkapi.
bersedia menjadi responden. Hal yang akan dilakukan pada saat pre-
test yaitu:
tingkatan nyeri.
nyeri.
Numeric Rating Scale (NRS) merupakan skala yang mudah dipahami dan
digunakan. Alat ini telah teruji validitas dan juga reliabilitasnya berdasarkan
1. Editing
yang telah diperoleh dari hasil lembar skala pengukuran nyeri kepada
responden.
2. Coding
3. Scoring
4. Tabulating
5. Entry Data
analisis.
6. Cleaning
dilakukan koreksi
.
4.10 Analisis Data
11 angka, mulai dari angka “0” yang berarti tidak nyeri, 1-3 yang berarti
nyeri ringan, 4-6 yang berarti nyeri sedang, 7-9 yang berarti nyeri berat,
Kelompok Eksperimen
Subyek Perbedaan (d)
Pre-test Post-test
N = 10 Σd =
Kelompok Kontrol
Subyek Perbedaan (d)
Pre-test Post-test
N = 10 Σd =
pemberian kapsul yang berisi serbuk jahe merah (Zingiber officinale var.
< 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Bila data tersebut
berdistribusi normal, maka dilakukan uji paired t-test dan apabila data
a. Self Determination
disediakan.
saja.
c.Confidentiality
penelitian.
penelitian.
selengkap-lengkapnya.
f. Benefience
dialami oleh subyek penelitian dan harus dilakukan dengan metode yang
g. Nonmaleficience
kesejahteraannya.
h. Justice
pembagian yang seimbang dalam hal beban atau resiko dan manfaat
angkatan 2016.
mahasiswi (60%).
konsumsi serbuk jahe merah dan amilum, dan juga data perbedaan hasil
konsumsi serbuk jahe merah pada kelompok eksperimen dan amilum pada
kelompok kontrol.
konsumsi kapsul yang berisi serbuk jahe merah perlu diketahui skala
berupa konsumsi kapsul yang berisi serbuk jahe merah pada kelompok
konsumsi kapsul yang berisi serbuk jahe merah perlu diketahui skala
berupa konsumsi kapsul yang berisi serbuk jahe merah terdapat 9 (90%)
responden yang merasakan nyeri sedang, hal ini dapat diketahui bahwa
intensitas nyeri dismenore menurun setelah mendapatkan perlakuan dan
pemberian kapsul yang berisi serbuk jahe merah (Zingiber officinale var.
menggunakan uji Shapiro Wilk karena jumlah responden < 50 orang yaitu
Pemberian Perlakuan P
Sebelum 0,549
Setelah 0,326
atau > 0,05 yaitu 0,549 dan 0,326 sehingga data hasil penelitian dianalisis
0,000 dengan p < α (0,05). Hal ini dapat membuktikan bahwa terdapat
0,024 dengan p < α (0,05). Hal ini dapat membuktikan bahwa terdapat
amilum.
N 95% CI P
Delta Eksperimen
20 0,135-1,265 0,018
Kontrol
0,018 dengan p < α (0,05). Hal ini dapat membuktikan bahwa terdapat
PEMBAHASAN
puncak insiden dismenore primer terjadi pada saat remaja dan pada awal
tahun menempati posisi paling banyak yaitu sebesar 50% dari total
menempati posisi paling sedikit yaitu usia 24 tahun sebesar 5,6% dari
jumlah responden.
bahwa pada usia tersebut dismenore sebagai akibat dari siklus ovulatorik
dismenore primer terjadi dengan rentang usia 20-24 tahun dan kemudian
akan menurun seiring dengan bertambahnya usia, selain itu wanita pada
usia 17-21 tahun merupakan kelompok usia yang berisiko tinggi terhadap
kejadian dismenore karena faktor tingkat stress yang tinggi dan juga gaya
hidup yang cenderung kurang teratur (Bedoya, 2011). Pada usia 21-25
tahun banyak yang mengalami dismenore karena pada usia tersebut terjadi
sekresi prostaglandin sehingga pada akhirnya timbul rasa sakit pada saat
terbanyak terdapat pada usia 20 dan 21 tahun. Hal ini terjadi akibat dari
banyak faktor yang dapat mempengaruhi baik faktor internal dan juga faktor
ovulatorik pada usia 20-24 tahun dan adanya optimalisasi fungsi pada saraf
rahim pada usia 21-25 tahun. Sedangkan faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi adalah tingkat stress yang tinggi dan juga gaya hidup.
6.2 Efek Konsumsi Serbuk Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum)
signifikansi p = 0,000 (p < 0,05). Dosis serbuk jahe merah yang diberikan
terjadi penurunan skala nyeri dismenore setelah diberikan jahe merah pada
kelompok perlakuan dengan hasil p = 0,000 < α 0,05. Hal ini didukung oleh
yang signifikan antara kelompok jahe merah, asam mefenamat dan juga
yang memiliki fungsi sebagai stimulan pemulih tenaga (tonikum) dan pereda
pada rasa nyeri (analgesik) karena didalam jahe terdapat senyawa gingerol.
Pada saat ini jahe merah tersebut digunakan sebagai obat tradisional dalam
Rimpang jahe merah juga memiliki unsur gizi penting seperti kalsium,
magnesium, zat besi, beta karoten dan juga vitamin C. Zat besi yang
dalam jahe merah, gingerol tersebut merupakan suatu antioksidan yang kuat
Konsumsi bahan herbal seperti jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum)
juga merupakan salah satu cara yang dapat menurunkan intensitas nyeri
kimia salah satunya yaitu gingerol yang bertindak sebagai penghambat kerja
terhambat. Oleh karena itu jahe telah digunakan sebagai anti-inflamasi yang
ibuprofen dan asam mefenamat (El-Siddig et al., 2006; Ozgoli et al., 2009;
diberikan kapsul yang berisi serbuk jahe merah (Zingiber officinale var.
Rubrum) dan kelompok kontrol yang diberikan kapsul yang berisi serbuk
kelompok didapatkan nilai p = 0,018 hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
Hasil mean delta nyeri pada kelompok eksperimen yaitu 1,30 dan
pada dismenore.
Pada saat dilakukan pre-test dan post-test pada kedua kelompok
tersebut didapatkan nilai perbedaan (d) antara pre-test dan post-test pada
antara pre-test dan post-test pada kelompok kontrol (amilum) yaitu d = 19, hal
besar hal ini karena didalam jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum)
2008). Hal ini berbeda dengan perlakuan yang diberikan kepada kelompok
kontrol yaitu konsumsi kapsul yang berisi serbuk amilum, amilum disebut juga
amilum sebagai eksipien (bahan yang tidak aktif) (Priyanta dkk, 2013). Pada
dismenore itu sendiri terkadang menghilang setelah satu atau dua hari
diberikan kapsul yang berisi serbuk jahe merah lebih memiliki efek terhadap
intensitas nyeri disemenore sebelum dan setelah perlakuan lebih tinggi pada
bahwa semakin besar nilai mean menunjukkan semakin besar pula perlakuan
dismenore.
2. Dosis perlakuan dalam penelitian ini hanya terdapat satu macam dosis
dismenore
kapsul, pengisian lembar skala nyeri dan lain-lain sehingga hal ini dapat
prosedur penelitian.
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Secara garis besar penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat efek
dengan hasil dari uji statistik menggunakan paired t-test dengan nilai signifikansi
p = 0,000.
7.2 Saran
2. Diperlukan penelitian lanjutan terkait variasi dosis serbuk jahe merah untuk
berwenang.
mengalami dismenore primer sebagai bentuk bahan yang tepat guna secara
produktivitasnya.
5. Sebagai referensi yang sangat bermakna bagi institusi Program Studi S1
Antao V., Black A., Burnett M., Feldman K., Lea R., Robert M. 2005. Primary
Dysmenorrhea Consensus Guideline. No 169, December. Toronto.
Anurogo W., 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri menstruasi, CV ANDI OFFSET,
Yogyakarta.
Bermawie N. dan Purwiyanti S., 2011. Jahe: Botani, Sistematika, dan Keragaman
Kultivar Jahe. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor.
Bieglmayer C., Hofer G., Kainz C., Reinthaller A., Kopp B., Janisch H.
Concentrations of various arachidonic acid metabolites in menstrual fluid
are associated with menstrual pain and are influenced by hormonal
contraceptives. Gynecol Endocrinol, 1995, 9: 307–312.
Bobak L. dan Jansen, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta.
Chia C.F., Joyce H.Y.L., Cheung P.K., Kwong L.T., Fiona P.M.L., Leung K.H., et
al, 2013. Journal Dysmenorrhea. Hongkong Med, 19, pp.222–228.
Clark K. and Myatt L., 2008. Prostaglandin and The Reproductive Cycle.
Glob.libr. women’s med (ISSN:1756-2228) 2008.
Cunningham G., Gant N., Leveno K., 2001. Williams Obstetrics: International
Edition. Mc-Graw-Hill.
Daniels S.E., Talwalker S., Torri S., Snabes M.C., Recker D.P., Verburg K.M.
Valdecoxib, a Cyclooxygenase‐2‐Specific Inhibitor, Is Effective in Treating
Primary Dysmenorrhea. Obstetrics & Gynecology, 2002, 100 (2): 350-358.
Dawood M.Y. and Dawood F.S. Clinical efficacy and differential inhibition of
menstrual fluid prostaglandin F2α in a randomized, double blind,
crossover treatment with plasebo, acetaminophen, and ibuprofen in
primary dysmenorrhea. American Journal of Obstetrics & Gynecology,
2007, 196 (1): 35.e1-35.e5.
Dermarderosian A. and Beutler J.A. Review of Natural Products. St. Louis: Facts
and Comparisons, 2000:243–246.
Doubova S.V., Morales H.R., Hernandez S.F., Martinez-Garcia M.C., Ortiz M.G.,
Chavez-Soto M.A., et al. Effect of a Psidii guajavae folium extract in the
treatment of primary dysmenorrhoea: a randomized clinical trial. Journal
Ethnopharmacology, 2007, 110 (2): 305-310.
Grove S.K., Gray J.R., Burns N, 2015. Understanding Nursing Research; Building
an Evidence-Based Practice, 6th Ed., Philadelphia, Saunders Company, p.
307.
Ju H., Jones M., Mishra G. The prevalence and risk factors of dysmenorrhea.
Epidemiologic Reviews, 2014, 36 (1): 104–113.
Khayat S., Kheirkhah M., Behboodi M.Z., Fanaei H., Kasaeian A., Javadimehr M.
Effect of Treatment with Ginger on the Severity of Premenstrual
Syndrome Symptoms. Journal Obstetrics and Gynecology, 2014.
Kim E.C., Min J.K., Kim T.Y., Lee S.J., Yang H.O., Han S., et al. [6]-Gingerol, a
pungent ingredient of ginger, inhibits angiogenesis in vitro and in vivo.
Biocheical Biophysical Research Communications, 2005, 335 (2): 300-
308.
Latthe P., Mignini L., Gray R., Hills R., Khan K. Factors predisposing women to
chronic pelvic pain: sistematic review. British Medical Journal, 2006, 332
(7544): 749-755.
Lestari, F. 2015. Pengaruh Pemberian Air Kelapa Hijau Terhadap Tingkat Nyeri
Haid pada Mahasiswi Program StudI Ilmu Keperawatan Stikes Aisyiyah
Yogyakarta. Tugas Akhir. Tidak diterbitkan. Stikes Aisyiyah, Yogyakarta.
Levebvre G., Pinsonneault O., Antao V., Black A., Burnett M., Fieldman K., et al.
Primary Dysmenorrhea Consensus Guideline. Journal of Obstetric and
Gynaecology Canada, 2005, 27 (12): 1117-1146.
Mardhiyah U., Rosidi A., Purwanti I.A. 2015. Pola Dysmenorrhea Primer pada
Remaja di MAN 1 Semarang. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah, Semarang.
Masuda T., Akiko J., Mabry T.J. Isolation and structure determination of
cassumunarins A, B, C: new anti-inflammatory antioxidants from a tropical
ginger, Zingible cassumunar. Journal of the American Oil Chemists’
Society, 1995, 72 (9): 1053-1057.
Mayo J.L. A Healthy Menstrual Cycle. Clinical Nutrition Insights, 1997, 5 (9): 1-8.
Milne S.A. and Jabbour H.N. Prostaglandin (PG) F2 Receptor Expression and
Signaling in Human Endometrium: Role of PGF2 In Epithelial Cell
Proliferation. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 2003,
88 (4): 1825-1832.
Ming-Chiu O., Tsung-Fu H., Andrew C.L., Yu-Ting L., Chia-Ching L. Pain Relief
Assessment by Aromatic Essential Oil Massage on Outpatients with
primary dysmenorrhea: Arandomized, double-blind clinical trial. Obstetrics
and Gynaecology Research, 2012, 38 (5): 817-822.
Ohde S., Tokuda Y., Takahashi O., Yanai H., Hinohara S., Fukui T.
Dysmenorrhoea among Japanese women. International Journal
Gynecology Obstetric, 2008, 100 (1): 13-17.
Phylis C.L. 2004. Primary Care for Women, Edisi Kedua, Lippincott
Williams&Wilkins, Philadelphia.
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep Proses,
dan Praktik, EGC, Jakarta.
Priyanta, R. B.S., Cokorda, I.S.A., Jemmy, Anton, P..2011. Sifat Fisik Granul
Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis dengan Lactobacilus
acidophilus pada Berbagai Waktu Fermentasi.
Proctor M.L., Smith C.A., Farquhar C.M., Stones R.W. Transcutaneous electrical
nerve stimulation and acupuncture for primary dysmenorrhoea. Cochrane
Database System Reviews, 2002, 1: CD002123.
Ramadhan A.E. dan Pazha H.A. 2010. Pengaruh konsentrasi etanol, suhu dan
jumlah stage pada ekstraksi oleoresin jahe (Zingiber officinale rosc)
secara batch. Tugas Akhir, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,
Semarang.
Rehman R., Akram M., Akhtar N., Jabeen Q., Saeed T., Shah .M.A., et al.
Zingiber officinale Roscoe (pharmacological activity). Journal of Medicinal
Plants Research, 2011, 5 (3): 344-348.
Rigi S.N., Kermansaravi F., Navidian A., Safabakhsh L., Safarzadeh A., Khazaian
S., et al. 2012. Comparing the analgesic effect of heat patch containing
iron chip and ibuprofen for primary dysmenorrhea: a randomized
controlled trial. BMC Women’s Health, 2012, 12 (1): 1.
Simopoulos A.P. Omega-3 fatty acids in health and disease and in growth and
development. Am J Clin Nutr, 1991, 54 (3): 438-463.
Speroff L. and Fritz M.A. 2005. Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility,
7th Ed., Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia., p.540–541.
Stoilova I., Krastanov A., Stoyanova A., Denev P., Gargova S. Antioxidant
activity of a ginger extract (Zingiber officinale). Food Chemistry, 2007, 102
(3): 764–770.
Supariasa I.D.N., Bakri B., Fajar I., 2016. Penilaian Status Gizi, Edisi Kedua,
EGC, Jakarta.
Surh Y.J., Park K.K., Chun K.S., Lee L.J., Lee E., Lee S. Anti-tumor-promoting
activities of selected pungent phenolic substances present in ginger. J.
Environ. Pathol. Toxicol. Oncol, 1999, 18 (2): 131-139.
Tapsell L.C., Hemphill I., Cobiac L., Patch C.S., Sullivan D.R., Fenech M., et al.
Health benefits of herbs and spices: the past, the present, the future.
Medical Journal of Australia, 2006, 185 (4): S4-S24.
Turk D.C. and Melzack R., 2011. Handbook of Pain Assesment. 3th Ed., Guilford
Press, New York.
Wang W.H. and Wang Z.M. Studies of commonly used traditional medicine-
ginger. Zhongguo Zhong Yao Za Zh, 2005, 30 (20): 1569–1573.
Winarti C. dan Nurdjanah N. Peluang tanaman rempah dan obat sebagai sumber
pangan fungsional. Jurnal Litbang Pertanian, 2005, 24 (2): 47-55.
Yeh L.L.L., Liu J., Lin K., Liu Y., Chiou J., Liang K., et al. A randomised placebo-
controlled trial of a traditional Chinese herbal formula in the
treatment of primary dysmenorrhoea. PloS ONE, 2007, 2(8): e719.
Zhang X., Iwaoka W.T., Huang A.S., Nakamoto S.T., Wong R. Gingerol
Decreases after Processing and Storage of Ginger. Journal Food
Science, 1994, 59 (6):1338-1340.
Zick S.M., Djuric Z., Ruffin M.T., Lizinger A.J., Normolle D.P., Alrawi S., et al.
Pharmacokinetics of 6-, 8-, 10-Gingerols and Shogaol and Conjugate
Metabolites in Healthy Human Subjects. Cancer Epidemiology,
Biomarkers & Prevention, 2008, 17 (8): 1930-1936.