Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Aplikasi Google Classroom terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa

Kelas X SMA Muhammadiyah Pangsid

Suprianingsi1, Usman M2, Jumiati3


1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Sidenreng Rappang
Email: suprianingsih0109@gmail.com
2
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Sidenreng Rappang
Email : stkipusman@gmail.com
3
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Muhammadiyah Sidenreng Rappang
Email : jumiatilanta@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aplikasi Google Classroom
terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Muhammadiyah Pangsid.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Studi Eksprimental dengan
desain One Group Pretest-Postest Design. Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua
variabel yaitu aplikasi Google Classroom sebagai variabel bebas dan hasil belajar bahasa
Indonesia sebagai variabel terikat. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X IPA
SMA Muhammadiyah Pangsid yang berjumlah 19 orang siswa. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan memberikan tes awal (pre-test), kemudian diberi perlakuan
(treatment) dengan menggunakan aplikasi Google Classrrom, dan selanjutnya diberikan tes
akhir (post-test) pada akhir pembelajaran. Uji pengambilan hipotesis dengan program aplikasi
SPSS 25.0 yang digunakan adalah uji analisis hipotesis Non Parametrik Wilcoxon.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai signifikansinyaa 0,00 < 0,05. Nilai pretest
yang diperoleh siswa yakni 70,53 sedangkan nilai posttest yang diperoleh siswa 85,26 jadi
nilai rata-rata yang diperoleh siswa meningkat. Hipotesis yang dihitung dengan program
aplikasi SPSS 25.0 For Windows dapat disimpulkan bahwa Hipotesis Kerja (H1) diterima
dan Hipotesis Nihil (H0) ditolak , artinya ada perbedaan signifikan antara hasil belajar
Bahasa Indonesia pretest dan postest. Sehingga pengambilan keputusan hipotesis bahwa
“Ada pengaruh aplikasi Google Classroom terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa
kelas X SMA Muhammadiyah Pangsid”.

Kata Kunci : Media Pembelajaran, Google Classroom, Hasil Belajar, Bahasa Indonesia

PENDAHULUAN penyebarannya yang sangat cepat, WHO


menyatakan dunia sebagai darurat global
Mulai awal 2020, dunia dihebohkan terkait virus tersebut. Kisah wabah ini bisa
dengan wabah virus Corona (COVID-19). memiliki akhir yang berbeda setiap negara,
Hampir semua negara di dunia telah hal ini bergantung pada kebijakan yang
terinfeksi. Virus ini ditandai dengan diterapkan dan kemampuan pemerintah
untuk merespon guna meminimalkan Beberapa sekolah sudah menggunakan
penyebarannya. Google Classroom sebagai pembelajaran
media interaksi antara guru dan siswa
Pemerintah Republik Indonesia telah dalam penerapannya. Dari hasil observasi
memberlakukan berbagai kebijakan untuk awal proses pembelajaran bahasa
mengurangi penyebaran virus corona indonesia siswa kelas X di SMA
dengan menerapkan sosial distancing, Muhammadiyah Pangsid permasalahan
physical distancing dan karantina fisik yang biasanya terjadi dalam proses
untuk menerapkan PSBB (pembatasan pembelajaran adalah dalam proses belajar
sosial skala besar). Salah satunya dengan mengajar guru menggunakan metode
meliburkan siswa dan menerapkan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Guru
proses belajar dengan sistem daring (dalam berusaha melibatkan seluruh peserta didik
jaringan), sesuai dengan surat edaran dalam proses pembelajaran namun masih
Nomor 4 Tahun 2020 dari Menteri ada peserta didik yang kurang aktif atau
Pendidikan dan Kebudayaan Republik kurang berpartisipasi dalam proses
Indonesia tentang Kebijakan Pendidikan pembelajaran. Dalam proses
Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona pembelajarannya, guru hanya
Virus Disease (COVID-19). menggunakan buku paket sebagai sumber
Pendidikan setiap saat selalu mengalami ajarnya dan siswa memperhatikan,
pembaharuan untuk mengetahui struktur mencatat dan menghafal kembali saat
kurikulum, sistem pendidikan, model ulangan, sehingga membuat siswa jenuh
pembelajaran, metode pembelajaran, dan dan menyebabkan siswa kurang aktif serta
media pembelajaran yang efektif dan kurang termotivasi dalam proses
efisien. Upaya tersebut untuk perubahan pembelajaran ini juga berdampak pada
dan perbaikan kurikulum, peningkatan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru
daya dukung sarana dan prasarana, seharusnya mampu melakukan inovasi
pemanfaatan teknologi dalam proses dalam pelaksanaan proses pembelajaran
pembelajaran. Masalah dalam pendidikan agar dapat memacu motivasi dan
selalu menjadi bahan perbincangan yang menjadikan hasil belajar siswa lebih
menarik dikalangan masyarakat luas, lebih bermakna, serta berperan aktif dalam
lagi pakar pendidikan. Hal ini merupakan proses pembelajaran. Guru juga harus
hal yang wajar karena setiap dapat memilih atau menggunakan model
berkepentingan dan ikut terlibat dalam pembelajaran yang dapat menarik
pendidikan (Usman M:2016). Kedepannya perhatian siswa, salah satunya adalah
diharapkan pendidik dapat memberikan media pembelajaran E-Learning Google
pengalaman belajar kepada siswa dengan Classroom.
menata lingkungan belajar yang meliputi Berdasarkan uraian di atas, peneliti
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, bermaksud melakukan penelitian dengan
metode pembelajaran, dan penilaian judul “Pengaruh Aplikasi Google
pembelajaran (disebut juga komponen Classroom Terhadap Hasil Belajar Bahasa
pembelajaran). Indonesia Siswa Kelas X SMA
Muhammadiyah Pangsid”
TINJAUAN PUSTAKA menggunakan perangkat elektronik
sebagai media pembelajarannya. (Ike
A. Media Pembelajaran Yustanti, 2019)
Istilah media pembelajaran berasal dari Menurut Hartley yang dikutip oleh
bahasa latin “medius” yang secara harfiah Setyoningsih (2015) E-learning
berarti “tengah”, perantara atau merupakan salah satu metode belajar-
pendahuluan. Dalam bahasa arab, mengajar yang memanfaatkan media
perantara atau media pesan dari pengirim internet atau media jaringan komputer
pesan ke penerima. Sedangkan dalam lainnya untuk memberikan bahan ajar
kamus bahasa indonesia, media mengacu sebagai pekerjaan rumah bagi siswa. Hal
pada alat, sarana, dan komunikasi ini senada dengan pendapat yang
informasi. diutarakan menurut Horton dalam bukunya
Menurut AECT (Association of Education E-Learning Tools and Technologies
and Communication Technology) yang (2003) “E-Learning adalah segala
dikutip oleh Tafonao (2018) "Media pemanfaatan atau penggunaan teknologi
adalah segala bentuk yang digunakan internet dan web untuk menciptakan
untuk proses penyaluran informasi". pengalaman belajar”.
Sedangkan menurut Gagne (1998) Dari beberapa pendapat diatas dapat
mengatakan bahwa “Media adalah disimpulkan bahwa E-Learning adalah
berbagai jenis komponen di lingkungan pembelajaran berbasis teknologi elektronik
siswa yang dapat merangsang internet yang digunakan untuk
pembelajaran mereka." Selanjutnya Oemar memudahkan masyarakat memperoleh
Hamalik (1994) mendefinisikan “Media ilmu dan meningkatkan keterampilan
adalah sebagai teknologi yang menjadikan siswa.
komunikasi antara guru dan siswa lebih
efektif dalam pembelajaran”. C. Google Classrrom

Dari berbagai pengertian diatas dapat Pada website Google Classroom tertulis
disimpulkan bahwa media pembelajaran informasi bahwa Google Classroom dapat
adalah segala sesuatu yang dapat terhubung dengan semua layanan Google
digunakan untuk menyalurkan pesan dari for Education lainnya sehingga pendidik
antar pengirim pesan, dapat merangsang dapat menggunakan Google Mail, Google
pikiran, perasaan, perhatian dan minat, Drive, Google Calendar, Google Docs,
serta mendorong proses belajar mengajar, Google Sheets, Google Slides dan Website
sehingga dapat mencapai tujuan Google selama proses pembelajaran
pengajaran secara efektif dan efisien. (Fahimi, 2019). Melalui aplikasi ini dapat
mempermudah proses pembelajaran bagi
B. E-Learning guru dan siswa.
Kata E-Learning terdiri dari dua bagian Menurut Gunawan & Sunarman (2017)
yaitu "e" yang artinya "elektronik" atau Google Classroom (ruang kelas) adalah
elektronik dan "learning" yang artinya platform pembelajaran yang dapat
"belajar". Jadi kata E-Learning diartikan digunakan untuk bidang pendidikan apa
sebagai sistem pembelajaran yang pun, yang bertujuan untuk membantu
menemukan solusi atas kesulitan yang dapat belajar dengan baik. Proses
dihadapi dalam pekerjaan rumah tanpa pembelajaran yang baik menciptakan
kertas (paperless). Berdasarkan teori ini, kondisi belajar yang bermanfaat bagi
Google Classroom adalah suatu bentuk siswa, memotivasi siswa untuk belajar dan
pembelajaran online yang dapat digunakan mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran
guru sebagai media pembelajaran yang yang telah dilaksanakan.
menarik.
E. Hasil Belajar
D. Belajar dan Pembelajaran
Menurut Pujiastutik (2017) hasil belajar
Belajar dan pembelajaran merupakan suatu merupakan hasil yang dicapai oleh
kegiatan yang sangat penting dalam individu setelah melakukan proses
kehidupan manusia. Mulai dari lahir aktivitas pembelajaran dalam waktu
hingga akhir hayatnya proses belajar terus tertentu. Hasil belajar dapat diartikan
berlangsung. Belajar dan pembelajaran sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
adalah dua konsep yang saling terkait, mempelajari materi pelajaran di sekolah
seperti dua sisi mata uang yang sulit yang dinyatakan sebagai nilai yang
dipisahkan. diperoleh dari hasil tes dan mengetahui
nilai dari beberapa mata pelajaran tertentu.
Menurut Pane & Darwis Dasopang (2017) Yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan adalah hasil akhir yang diperoleh siswa
oleh seseorang dalam keadaan sadar dan setelah melalui kegiatan belajar.
disengaja untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman, atau pengetahuan baru. Klasifikasi hasil belajar secara umum
Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan menjadi tiga aspek, yakni aspek kognitif,
seseorang dalam melakukan aspek mental aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
yang memungkinkan terjadinya perubahan Menurut Bloom (Sudjana, 2015)
pada dirinya. Belajar menurut Susanto menjelaskan ketiga aspek tersebut, sebagai
(2013:4) merupakan suatu aktivitas yang berikut : 1) Ranah kognitif berkenaan
dilakukan oleh seseorang dalam keadaan dengan hasil belajar intelektual, 2) Ranah
sadar dan disengaja untuk memperoleh afektif berkenaan dengan sikap, dan 3)
suatu konsep, pemahaman, atau Ranah psikomotorik berkenaan dengan
pengetahuan baru yang akibatnya terjadi hasil belajar keterampilan dan kemampuan
perubahan perilaku seseorang yang wajar bertindak.
dan baik dalam berpikir, merasa, maupun
bertindak. Dengan demikian, belajar itu Dalam pembelajaran, ketiga aspek diatas
bukan sekedar mengingat atau menghafal sangat penting dalam mengukur hasil
saja, tetapi mengalami. belajar. Siswa dapat memperoleh ketiga
aspek tersebut melalui kegiatan belajar
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, mengajar. Kemampuan siswa dalam
dapat disimpulkan bahwa belajar dan memahami materi dan bahan ajar yang
pembelajaran adalah sesuatu yang diberikan oleh guru merupakan aspek
dilakukan oleh guru dan siswa pada kognitif. Sikap siswa yang dilakukan
lingkungan belajar sebagai proses berdasarkan rubrik afektif serta bersifat
pencapaian tujuan belajar sehingga siswa objektif merupakan aspek afektif. Tingkat
keterampilan siswa diamati dari kegiatan Posttest Design, untuk lebih jelasnya bisa
praktikum dan juga diamati dalam dari dilihat tabel dibawah ini:
kemampuan siswa dalam menggunakan
aplikasi dan juga saat pengumpulan tugas Tabel 1. One Group Pretest and Posttest
Design
dengan cepat dan tepat merupakan aspek Kelompok Pretest perlakua Posttest
psikomotorik. n
Kelas O1 X O2
METODE PENELITIAN Eksperimen
Keterangan :
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
X : Perlakuan yang diberikan dengan
Penelitian ini menggunakan penelitian menggunakan aplikasi Google Classroom
kuantitatif yang bertujuan menguji
dalam proses pembelajaran
hipotesa dari data-data yang telah
O1 : Pretest (sebelum dilakukan perlakuan)
dikumpulkan sesuai dengan teori dan O2 : Posttest (setelah dilakukan perlakuan)
konsep sebelumnya. Metode penelitian
kuantitatif adalah suatu metode yang C. Definisi Opersional Variabel
digunakan untuk menanggapi
permasalahan penelitian yang berkaitan Definisi operasional variabel penelitian
dengan data berbentuk angka dan diolah menurut Sugiyono (2015) adalah suatu
dengan metode statistik, salah satu jenis atribut atau kegiatan yang memiliki variasi
penelitian adalah yang spesifikasinya tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti
sistematis, terencana, dan terstruktur untuk dipelajari dan kemudian ditarik
dengan jelas sejak awal hingga pembuatan kesimpulannya, berikut ini akan diberikan
desain penelitiannya. definisi operasional variabel yang
digunakan dalam penelitian.
Desain atau jenis penelitian yang
digunakan adalah Quasi Eksperimental 1. Google Classroom sebagai sarana
wujud One Group Pretest–Posttest Design. kegiatan belajar antara guru dengan
Menurut Sugiyono (2016) One Group peserta didik tanpa tatap muka langsung
Pretest–Posttest Design adalah desain sehingga lebih efektif serta dapat
penelitian yang sudah ada Pra-tes sebelum menghemat waktu dan tempat. Google
menerima perlakuan Classroom digunakan untuk membantu
guru mengelola proses pembelajaran
B. Variabel Penelitian dan Desain tanpa sebuah lembaran kertas dengan
Penelitian memanfaatkan fitur yang terdapat pada
Variabel dalam penelitian ini ada dua aplikasi tersebut.
yaitu, Variabel bebas (independent 2. Hasil belajar adalah perubahan perilaku
variable) aplikasi Google Classroom dan kemampuan siswa secara
sebagai variabel X dan Variabel terikat keseluruhan setelah mengikuti proses
(dependent variabel) hasil belajar bahasa pembelajaran. Hasil belajar merupakan
indonesia disebut dengan variabel Y. hasil yang diperoleh siswa setelah
Desain penelitian yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang
Quasi Eksperimental dengan menggambarkan penguasaan siswa
menggunakan One Group Pretest and
terhadap indikator-indikator materi 2. Sampel
yang relevan.
3. Bahasa Indonesia merupakan Teknik pengambilan sampel yang
pembelajaran yang sangat penting digunakan dalam penelitian ini adalah
disekolah. Hasil belajar bahasa teknik probability sampling. Teknik
Indonesia dalam penelitian hasil materi probability sampling merupakan teknik
teks biografi di sekolah mencakup pengambilan sampel yang memastikan
4(empat) keterampilan berbahasa yaitu setiap elemen (anggota) memiliki
menyimak, berbicara, membaca dan kesempatan yang sama untuk dipilih
menulis. Yang akan dijadikan objek sebagai anggota sampel, dengan teknik
penelitian adalah hanya keterampilan Simple Random Sampling. Dikatakan
menulis. Menulis dapat didefinisikan sederhana (simple) karena anggota
sebagai suatu kegiatan penyampaian populasi sampelnya diambil secara acak
pesan dengan menggunakan bahasa tanpa memperhatikan tingkatan yang ada
tulis. Oleh karena itu, kemampuan dalam populasi tersebut. Untuk lebih
menulis perlu ditingkatkan agar siswa jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah
mampu menuangkan ide, gagasan, ini:
pengalaman, perasaan, dan pendapatnya Tabel 3. Sampel Penelitian
dengan benar. No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
4. Teks biografi adalah cerita hidup L P
seseorang yang ditulis oleh orang lain 1 X IPA 8 11 19
atau biasa disebut dengan riwayat
hidup. Penulis harus mengutarakan E. Teknik Pengumpulan Data
pandangan atau apresiasi terhadap kisah Teknik dalam pengumpulan data yang
hidup tokoh yang ditulisnya pada akhir digunakan di penelitian ini adalah :
teks biografi yang telah dibuatnya
sesuai struktur dan isi. 1. Teknik Dokumentasi, digunakan untuk
mendapatkan data tentang jumlah
D. Populasi dan Sampel siswa yang aktif dalam proses belajar
mengajar kelas X SMA
1. Populasi Muhammadiyah Pangsid tahun ajaran
Populasi pada penelitian ini mencakup 2020/2021.
seluruh siswa kelas X SMA 2. Teknik Tes, digunakan untuk
Muhammadiyah Pangsid tahun ajaran mengukur prestasi pelajaran Bahasa
2020/2021 yang berjumlah 26 siswa. Indonesia untuk siswa kelas X SMA
Untuk gambaran yang jelas mengenai Muhammadiyah Pangsid. Soal yang
keadaan populasi penelitian ini, dapat diberikan yakni dalam bentuk Essay.
dilihat pada tabel berikut :
F. Teknik Analisis Data
Tabel 2. Keadaan Populasi Penelitian
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah Teknik analisis data yang digunakan pada
L P penelitian ini adalah teknik statistik.
1 X IPA 8 11 19
Adapun langkah-langkah yang digunakan
2 X IPS 6 1 7
Jumlah 14 12 26 adalah sebagai berikut:
1. Klasifiikasi nilai/skor siswa mengindikasikan bahwa ada
perbedaan signifikan antara hasil
Skor yang didapatkan akan dikonversi tes siswa kelas eksperimen.
menjadi nilai menggunakan rumus : b. Sebaliknya jika Asymp.Sig. (2-
tailed) lebih besar > 0,05,
SP
N= x 100 H1ditolak dan H0 diterima. Hal
SM
tersebut mengindikasikan bahwa
tidak ada perbedaan antara hasil tes
Keterangan :
peserta didik kelas eksperimen
N : Nilai Siswa
SP : Skor Perolehan
SM : Skor Maksimal 4. Hasil belajar siswa kemudian di olah
100 : Skor Standar dengan menggunakan aplikasi SPSS
Setelah mendapatkan hasil nilai maka akan Versi 25.0 For Windows
diklasifikasikan sesuai dengan tabel
berikut: HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Tabel 4. Klasifikasi Nilai siswa
No Nilai Ketuntasan Klasifikasi A Hasil Penelitian
1 < 30 Tidak tuntas Buruk
Sangat 1. Penyajian Data
2 30 - 44 Tidak tuntas
Kurang
3 45 - 58 Tidak tuntas Kurang Data yang disajikan ini adalah data hasil
4 59 - 72 Tidak tuntas Cukup tes belajar Bahasa Indonesia siswa kelas X
5 73 - 86 Tuntas Baik SMA Muhammadiyah Pangsid untuk
87 -
6 Tuntas Sangat Baik meningkatkan minat dan motivasi
100
belajarnya sebanyak 26 siswa berasal dari
2. Uji Normalitas 2 kelas, yaitu X IPA dan X IPS sebagai
populasi keseluruhan dan jumlah sampel
Jenis uji normalitas yang digunakan sebanyak 19 siswa dari kelas X IPA. Siswa
dalam penelitian ini adalah uji statistik diberikan tes sebanyak 10 soal Essay untuk
Non Parametrik jenis Wilcoxon sampel mendapatkan nilai sejauh mana tingkat
berpasangan. Metode uji ini dapat kemampuan belajar siswa dalam
digunakan untuk analisis data baik pembelajaran. Berikut adalah data hasil
skala nominal maupun ordinal karena pretets dan posttest siswa SMA
biasanya data berbentuk ini tidak Muhammadiyah Pangsid kelas X IPA.
terdistribusi normal. Baik itu dari segi
Tabel 5. Hasi Nilai Siswa Kelas X IPA
jumlah data, statistik non parametrik
SMA Muhammadiyah Pangsid
umumnya digunakan untuk data yang
No Pretest Posttest
berjumlah kecil (n<30). 1 70 90
2 65 80
3. Uji Hipotesis Wilcoxom 3 65 80
4 75 90
a. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) 5 75 85
lebih kecil dari < 0,05, maka H1 6 70 80
diterima, H0 ditolak. Hal tersebut 7 65 90
8 70 85
9 65 80

Frequenc

Cumulati
Percent

Percent

Percent
10 70 85

Valid

ve
y
11 75 85
12 70 90
13 70 85 80,00 5 26,3 26,3 26,3
14 70 85 85,00 8 42,1 42,1 68,4

Valid
15 75 90 90,00 6 31,6 31,6 100,0
16 70 85 Total 19 100,0 100,0
17 70 85
18 75 85
19 75 90 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa
jumlah siswa yang memperoleh nilai hasil
2. Analisis Data belajar pada Posttest yaitu 5 siswa
memperoleh nilai 80 tuntas
Analisis data dalam penelitian ini diolah diklasifikasikan dalam kategori baik, 8
dengan menggunakan program aplikasi siswa memperoleh nilai 85 tuntas
SPSS 25.0 for windows. diklasifikasikan dalam kategori baik, dan 6
Tabel 6. Frequency Table Pretest siswa memperoleh nilai 90 tuntas dan
Pretest diklasifikasikan dalam kategori sangat
baik. Berdasarkan standar nilai KKM yang
Cumulati
Frequenc

Percent

Percent

Percent

harus dicapai siswa yaitu 75, jadi dapat


Valid

ve
y

dikatakan 19 siswa dalam tes Posttest


mampu mencapai standar nilai KKM.
65,00 4 21,1 21,1 21,1
70,00 9 47,7 47,4 68,5
Valid

Tabel 8. Descriptive Table Statistics


75,00 6 31,6 31,6 100,0
Table Statistics
Total 19 100,0 100,0
N Me Std. Mini Maxi
an Devi mum mum
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan ation
bahwa jumlah siswa yang memperoleh Prete 19 70, 3,687 65 75
nilai hasil belajar yaitu 4 siswa st 53
memperoleh nilai 65 tidak tuntas dan Postt 19 85, 3,899 80 90
diklasifikasikan dalam kategori cukup, 9 est 26
siswa memperoleh nilai 70 dikategorikan
dan diklasifikasikan cukup, 6 siswa Berdasarkan tabel diatas, diketahui jumlah
memperoleh nilai 75 tuntas dan data hasil belajar siswa kelas X IPA baik
diklasifikasikan dalam kategori baik. dari tes awal (Pretest) maupun tes akhir
Berdasarkan standar nilai KKM yang (Postest) adalah berjumlah 19 siswa. Nilai
harus dicapai siswa yaitu 75, jadi jumlah rata-rata tes hasil belajar siswa atau Mean
siswa yang tidak mencapai standar nilai untuk tes Pretest sebesar 70,53 sedangkan
KKM yaitu 13 siswa. untuk tes Postest sebesar 85,26. Sementara
untuk hasil Standar Deviation masing-
Tabel 7. Frequency Table Posttest masing tes baik tes Pretest maupun tes
Posttest Postest yakni 3,687 dan 3,899.

Tabel 9. Table Ranks


Ranks
N Mean Sum dimana kurang dari batas kritis penelitian
Rank of 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa “H1
Rank diterima” dan “H0 ditolak”. artinya ada
Posttest Negativ 0a ,00 ,00 perbedaan 55 signifikan antara hasil
-Pretest e Ranks
belajar bahasa Indonesia Pretest dan
Positive 19h 10,00 190,0
Ranks 0 Postest. Sehingga pengambilan keputusan
Ties 0c hipotesis bahwa “Ada pengaruh aplikasi
Total 19 Google Classroom terhadap hasil belajar
a. Posttest < Pretest Bahasa Indonesia siswa kelas X SMA
b. Posttest > Pretest Muhammadiyah Pangsid”.
c. Posttest = Pretest
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
bahwa jumlah Negatif Ranks (selisih Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
negatif) pada hasil Output Table Ranks untuk mengetahui pengaruh aplikasi
adalah 0 baik pada nilai N, Mean Ranks Google Classroom terhadap hasil belajar
dan Sum Ranks menunjukkan bahwa tidak Bahasa Indonesia siswa kelas X SMA
adanya penurunan (pengurangan) dari nilai Muhammadiyah Pangsid pada materi Teks
Pretest ke nilai Posttest. Untuk Positif Biografi. Populasi seluruh siswa kelas X
Ranks (selisih positif) antara hasil belajar SMA Muhammadiyah Pangsid berjumlah
Pretest dan 54 Postest sebanyak 19 yang 26 siswa dengan sampel dari kelas X IPA
artinya 19 siswa ini mengalami berjumlah 19 siswa. Adapun variabel
peningkatan hasil belajar dari nilai Pretest dalam penelitian ini terdiri dari variabel
ke Postest. Mean Ranks (rata-rata) sebesar bebas (independent variabel) yaitu aplikasi
10,00 sedangkan jumlah Sum of Ranks Google Classroom atau disebut variabel X,
sebesar 190,00. Dan Ties (nilai yang sama dan variabel terikat (dependent variabel)
besarnya) antara Posttest dan Pretest juga yaitu hasil belajar bahasa Indonesia siswa
berjumlah 0 dari hasil total 19 siswa, kelas X SMA Muhammadiyah Pangsid
sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada atau disebut variabel Y.
nilai yang sama antara hasil belajar tes
Pretest dan tes Postest. Setelah melakukan penelitian,
perbandingan hasil belajar bahasa
Tabel 10. Test Statistics Indonesia siswa kelas X IPA SMA
Test Statistics Muhammadiyah Pangsid yang diajar
Postest-Pretest menggunakan aplikasi Google Classroom
Z -3,920b lebih baik dibandingkan dengan siswa
Asymp. Sig. (2- ,000 yang tidak menggunakan aplikasi Google
tailded) Classroom. Jadi peneliti menemukan
a. Wilcoxon Signed Rank Test
bahwa hasil Postest belajar bahasa
b. Based on Negative Rank
Indonesia materi Teks Biografi setelah
diajar menggunakan aplikasi Google
Berdasarkan hasil Output perhitungan
Classroom lebih tinggi dari hasil belajar
Wilcoxon Signed Ranks Test nilai Z yang
Pretest sebelum diajar menggunakan
didapat sebesar -3,920 dengan P-value
aplikasi Google Classroom.
(Asympg.Sig. 2-tailed) sebesar 0,00
Hal tersebut didukung oleh teori dari adalah di dalam aplikasi Google
Gunawan & Sunarman (2017) mengatakan Classroom terdapat ruang yang sangat
bahwa Google Classroom (ruang kelas) banyak bukan hanya materi dan soal
adalah platform pembelajaran yang dapat saja tetapi dapat juga menambahkan
digunakan untuk bidang pendidikan apa gambar file, video, ataupun link ke
pun, yang bertujuan untuk membantu postingan. Google Classroom juga
menemukan solusi atas kesulitan yang dapat digunakan untuk membuat
dihadapi dalam pekerjaan rumah tanpa materi pembelajaran dan mengelola
kertas (paperless). Berdasarkan teori ini, durasi waktu pembelajaran,
Google Classroom adalah suatu bentuk memberikan tugas kepada siswa,
pembelajaran online yang dapat digunakan melakukan penilaian, dan memberikan
guru sebagai media pembelajaran yang umpan balik tentang pembelajaran
menarik. Sehingga dapat dikatakan online. Selain itu juga siswa dapat
aplikasi Google Classroom berpengaruh memantau materi dan tugas kelas,
dan efektif digunakan dalam pembelajaran. berbagi materi dengan teman sekelas,
berinteraksi di kelas atau melalui
KESIMPULAN DAN SARAN email, mengirim tugas, dan guru juga
bisa langsung menghasilkan nilai
A. Kesimpulan masukan dari siswa.
3. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji
Berdasarkan uraian dan hasil penelitian,
hipotesis melalui analisis data program
maka peneliti dapat menyimpulkan
aplikasi SPSS 25.0 diperoleh nilai rata-
beberapa hal sebagai berikut:
rata tes Postest 85,26 lebih tinggi
1. Hasil belajar siswa yang diajar dibandingan dengan hasil tes Pretest
menggunakan Aplikasi Google 70,53, serta nilai Sig 2-tailed (Pvalue)
Classroom lebih tinggi dibandingkan sebesar 0,00 < 0,05 yang menandakan
dengan siswa yang diajar tidak bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini
menggunakan Aplikasi Google berarti ada perbedaan signifikan antara
Classroom dalam hasil belajar Bahasa hasil belajar siswa sebelum
Indonesia siswa kelas X SMA mendapatkan perlakuan menggunakan
Muhammadiyah Pangsid. Aplikasi Google Classroom dengan
2. Penggunaan Aplikasi Google hasil belajar siswa setelah diberi
Classroom berpengaruh terhadap hasil perlakuan dalam proses belajar.
belajar Bahasa Indonesia materi Teks
B. Saran
Biografi. Hal ini karena dengan
menggunakan Google Classroom, guru Berdasarkan hasil penelitian yang
dan siswa dapat melakukan proses diperoleh, peneliti memberikan saran
belajar mengajar dengan lebih mudah, sebagai berikut :
guru bisa mengelola penilaian, dan
menyampaikan informasi kepada siswa 1. Bagi Guru
dengan cepat dan akurat. Keunggulan Guru mata pelajaran dapat
aplikasi Google Classroom menggunakan aplikasi Google
dibandingkan dengan aplikasi lain Classroom untuk memudahkan
pembelajaran selama proses belajar Penelitian ini diharapkan dapat
mengajar, sehingga selama proses memberikan kontribusi bagi program
belajar mengajar berlangsung terjadi studi teknologi pendidikan dan
umpan balik antara guru dan siswa dan mengembangkan media pembelajaran
memungkinkan siswa untuk lebih aktif sebagai alat peraga di kelas.
mengungkapkan pendapatnya. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
2. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Dapat digunakan sebagai alat bantu digunakan sebagai bahan penelitian
dalam proses belajar mengajar dengan dan menjadi bahan penelitian untuk
menggunakan Aplikasi Google pemanfaatan Aplikasi Google
Classroom khususnya pada mata Classroom yang lebih baik dan lebih
pelajaran Bahasa Indonesia. beragam lagi dalam proses
3. Bagi Program Studi Teknologi pembelajaran, sehingga tujuan yang
Pendidikan diharapkan dapat tercapai dengan
sebaik-baiknya.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Fahimi, A. (2019). Efektifitas Pembelajaran E-Learning Melalui Di Kabupaten Rembang.
Gagne, R.M. (2002) The condition of learn-ing. New York: Holt, Rinehart and Winstone.
Gunawan, F. I., & Sunarman, S. G. (2017). Pengembangan Kelas Virtual Dengan Google
Classroom Dalam Keterampilan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Topik
Vektor Pada Siswa Smk Untuk Mendukung Pembelajaran. Prosiding Seminar
Nasional Etnomatnesia, 340–348.
Horton, William dan Horton, Katherine.E-Learning Tools and Technologies: A Consumer
Guide for Trainers,Teachers, Educators, and Instructional Designers. USA: Wiley
Publishing, Inc. 2003.
Ike Yustanti, dan D. N. (2019). Pemanfaatan E-Learning Bagi Para Pendidik Di Era Digital
4.0. Jurnal Sosial Humaniora Sigli, 2(2), 35–41.
https://doi.org/10.47647/jsh.v2i2.169.
M Usman, 2016, Pengaruh Penggunaan Media Presentasi Microsoft Power Point terhadap
prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Maiwa Kabupaten Enrekang. Jurnal Panrita. Vol. 11. No. 2 Agustus 2016.
Pane, A., & Darwis Dasopang, M. (2017). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 333.
https://doi.org/10.24952/fitrah.v3i2.945
Pujiastutik, H. (2017). Efektivitas penggunaan media pembelajaran e- learning berbasis web
pada mata kuliah belajar pembelajaran i terhadap hasil belajar mahasiswa. Jurnal
Teladan, 4(1), 12.
Setyoningsih. (2015). E Learning : Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi. Elementary,
3(1), 39–58.
Sudjana, N. (2016). (2015). Rosdikarya, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Suherman. (Issue 2013).
Tafonao, T. (2018). Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(2), 103.
https://doi.org/10.32585/jkp.v2i2.113

Anda mungkin juga menyukai