Anda di halaman 1dari 56

1

A. Judul
Analisis Pembelajaran Sosiologi Model Interaksi Sosial (Social

Interaction) Berbasis Aplikasi Microsoft Teams di Kelas XI IPS

Mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak.

B. Latar Belakang
Untuk membangun peserta didik yang terdidik dan peserta didik yang

cerdas guru harus mampu memberikan suatu pembelajaran yang efektif dan

efisien di dalam kelas. Pembelajaran yang pelaksanaannya tidak monoton

berpusat kepada Pendidik, tapi harus ada interaksi dan komunikasi dialogis

yang transparan, tidak arogan dan toleransi yang terjadi antara guru dan

murid agar proses pembelajaran di kelas dapat berjalan dan dapat mencapai

tujuan dari pembelajaran yang dilakukan.

Menurut Sagala, (2013) “pembelajaran merupakan proses komunikasi

dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan

belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid” (h.61).

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan pembelajaran, (2011)

menyatakan bahwa:

Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang


guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar.
Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran merupakan
tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan
tenaga profesional yang dipersiapkan untuk itu. pembelajaran
di sekolah semakin berkembang dari pembelajaran yang
bersifat tradisonal sampai pembelajaran yang bersifat modern
( h.128).
2

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK) sangat berperan dalam

pembelajaran yang bersifat modern, seperti pembelajaran yang dilakukan

secara Online oleh sekolah-sekolah saat ini. Seiring dengan kemajuan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi, ilmu pendidikan juga mengalami kemajuan

yang pesat.

Sejalan dengan pentingnya IPTEK untuk dunia pendidikan, Ramayulis

( 2015) menyatakan bahwa:

pendidikan serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK)


mempunyai kaitan yang sangat erat. Seperti diketahui IPTEK
menjadi bagian utama dalam isi pengajaran, dengan kata lain
pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan
pengembangan IPTEK. Dari sisi lain, setiap perkembangan
IPTEK harus segera diakomodasikan oleh pendidikan yakni
dengan segera memasukkan hasil pengembangan IPTEK itu
ke dalam isi bahan ajar (h.46).
Dengan memanfaatkan IPTEK dalam dunia pendidikan, pembelajaran

menjadi suatu hal yang tidak terhalang oleh waktu dan tempat sehingga

dapat tetap dilaksanakan melalui jarak jauh. Guru dan murid dapat

berinteraksi dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dari perangkat-

perangkat lunak yang ada melalui aplikasi-aplikasi yang tersedia.

Mata pelajaran sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran wajib

yang ada di Sekolah Menengah Atas khususnya kelas Ilmu Pengetahuan

Sosial ( IPS). Andayani Dkk (2020:6) menyatakan bahwa sosiologi pertama

kali dicetuskan oleh Aguste Comte yang secara terminologi berasal dari

bahasa Latin dan Yunani yaitu,” socios” yang berarti


3

“berkawan/bermasyarakat” dan “logos” yang berarti “ilmu”, kata tersebut

dapat diartikan bahwa sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari

tentang masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut Brinkerhoft dan White

(dalam Damsar, 2015:2) menyatakan bahwa sosiologi merupakan sebuah

studi yang mempelajari tentang interaksi sosial. Dari pendapat tersebut,

dapat diartikan bahwa mata pelajaran sosiologi merupakan sebuah mata

pelajaran yang dalam dalam prosesnya mempelajari tentang interaksi yang

terjadi dalam masyarakat.

Dalam proses pembelajaran secara online,khususnya pembelajaran

sosiologi yang pada dasarnya adalah ilmu tentang interaksi sosial, pendidik

harus mampu merencanakan pelaksanaan pembelajaran dengan tepat dan

benar dengan menggunakan aplikasi-aplikasi yang tersedia untuk

menunjang pelaksanaan pembelajaran secara online. Hal tersebut dimulai

dari merencanakan model pembelajaran apa yang efektif digunakan dalam

pelaksanaan pembelajaran yang akan diterapkan agar terjadi hubungan yang

interaktif antar guru dengan murid, maupun antar murid dengan murid

lainnya. Pemilihan model pembelajaran tersebut sangat penting peranannya

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dari diakannya pelaksanaan

pembelajaran di kelas.

Salah satu aplikasi yang digunakan oleh sekolah dalam proses

pelaksanaan pembelajaran secara online adalah aplikasi Microsoft Teams.

Microsoft Teams merupakan bagian dari office 365. Myerson dalam

(Ramadhani dkk,2020) menyatakan bahwa “Microsoft Teams merupakan


4

bagian dari office 365 yang memanfaatkan fitur komputasi awan. Microsoft

Teams terintegrasi pada platform lainnya yang ada di office 365, platform-

flatform pendukung pembelajaran ini disebut Microsoft Education yang

digunakan untuk pembelajaran abad-21” (h.29). Jamad dkk (2020)

menyatakan bahwa “melalui layanan-layanan seperti Microsoft Teams ini,

guru dan murid bisa menciptakan ruang kelas yang terus terkoneksi secara

online” ( 2020,hal. 9.).

Berdasarkan pra riset yang dilakukan pada tanggal 05 Oktober 2021,

Penulis melakukan wawancara kepada Ibu Annes selaku kepala SMA

Kristen Immanuel Pontianak, diketahui bahwa SMA Kristen Pontianak telah

menetapkan pembelajaran secara online pada Maret 2020 sebagai imbas dari

pandemi virus corona. Adapun aplikasi yang digunakan oleh sekolah untuk

melaksanakan pembelajaran secara online di SMA Kristen Immanuel

Pontianak adalah aplikasi Microsoft Teams. Aplikasi ini ditetapkan sebagai

media pembelajaran online di SMA Kristen Immanuel Pontianak dengan

berbagai pertimbangan dari pihak sekolah. Salah satu alasan pengunaan

aplikasi ini adalah karena aplikasi ini memiliki fitur-fitur yang lengkap

dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran secara online.

Microsoft Teams adalah Sebuah aplikasi yang digunakan dalam proses

pelaksaanaan pembelajaran secara online yang dapat terus terkoneksi

meskipun diakses dengan jarak jauh . Melalui aplikasi ini, tenaga pendidik

atau guru dapat memberikan materi pelajaran, melakukan presentasi

maupun memberikan tugas kepada peserta didik dengan mudah. Peserta


5

didik selaku pelajar pun dapat menerima pelajaran, melaksanakan kerja

kelompok dan mengumpulkan tugas yang telah diberikan guru langsung

melalui aplikasi Microsoft Teams.

Tabel 1. Data Guru Pengampu Mata Pelajaran Sosiologi Kelas XI IPS


Mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak Tahun ajaran 2021/2022

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah


1. XI IPS Mandarin - 1 1
Sumber: Tata Usaha SMA Kristen Immanuel Pontianak tahun 2021
Tidak terkecuali pada pembelajaran sosiologi di SMA Kristen

Immanuel Pontianak, pelaksanaan pembelajarannya juga menggunakan

aplikasi Microsoft Teams. Berdasarkan pra riset pada 13 Oktober 2021

dengan Ibu Radha selaku guru pengampu mata pelajaran sosiologi di SMA

Kristen Immanuel Pontianak, diketahui bahwa dalam proses pelaksanaan

pembelajaran secara online, sebelum melaksanakan pembelajaran guru

harus merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang efektif demi

mencapai hasil pembelajaran seperti yang diinginkan. Dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebutlah guru merancang model

pembelajaran apa yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran

sosiologi yang akan dilaksanakan. Adapun salah satu model pembelajaran

sosiologi yang digunakan adalah model pembelajaran interaksi sosial (social

interaction).

Aunurrahman (2012) menyatakan bahwa:


model interaksi sosial ( social interaction models) merupakan
suatu model pembelajaran yang beranjak dari pandangan bahwa
segala sesuatu tidak terlepas dari realitas kehidupan, individu
tidak mungkin melepaskan dirinya dari interaksi dengan orang
6

lain. Karena itu, proses pembelajaran harus dapat menjadi


wahana untuk mempersiapkan siswa agar dapat berinteraksi
secara luas dengan masyarakat. Kelompok model-model sosial
ini dirancang dengan memanfaatkan kerjasama antara siswa
melalui berbagai bentuk kegiatan nyata aktivitas pembelajaran
baik yang dilaksanakan di dalam kelas maupun di luar kelas
(h.149).
Proses pembelajaran dengan menggunakan model interaksi sosial ini

pada dasarnya adalah untuk mengembangkan kemampuan murid dalam

melakukan interaksi sosial antar sesama sehingga dalam model ini lebih

banyak menggunakan metode pembelajaran seperti diskusi dan kerja

kelompok. Dalam proses pembelajaran tersebut ada langkah-langkah yang

ditempuh guru dalam model pembelajaran interaksi sosial ( social

interaction models) seperti yang dinyatakan oleh Sagala (2013) langkah-

langkah tersebut adalah:

(1) Guru melemparkan masalah dalam bentuk situasi sosial


kepada para siswa; (2) siswa dengan bimbingan guru menelusuri
berbagai macam masalah yang terdapat dalam situasi tersebut;
(3) siswa diberi tugas atau permasalahan untuk dipecahkan,
sianalisis, dikerjakan dengan yang berkenaan dengan situasi
tersebut; (4) dalam memecahkan masalah belajar tersebut, siswa
diminta untuk mendiskusikannya; (5) siswa memuat kesimpulan
dari hasil diskusinya; (6) pembahasan kembali hasil-hasil
kegiatannya (h.178).
Didalam pembelajaran sosiologi menggunakan model interaksi sosial

(social interaction) berbasis aplikasi Microsoft Teams di kelas XI IPS

Mandarin SMA Kristen Immanuel, guru dan siswa melakukan interaksi

secara virtual dalam kelas online yang dilaksanakan melalui Microsoft

Teams. Adapun interaksi tersebut berupa diskusi atau tanya jawab tentang

materi pelajaran yang ajarkan oleh oleh guru kepada murid, pembagian

kelompok untuk berdiskusi dan mengerjakan tugas kelompok kemudian


7

pengumpulan tugas oleh murid, serta pembahasan dari tugas-tugas yang

diberikan oleh guru yang semuanya dilakukan secara online melalui aplikasi

Microsoft Teams.

Tabel 1. Data Siswa kelas XI IPS Mandarin SMA Kristen Immanuel

Pontianak Tahun Ajaran 2021/2022

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. XI IPS Mandarin H 17 22 39

2. XI IPS Mandarin I 17 22 39

Jumlah siswa 34 44 78

Sumber: Tata Usaha SMA Kristen Immanuel Pontianak tahun 2021


Berdasarkan latar belakang di atas, maka Penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai pembelajaran sosiologi model interaksi

sosial (social interaction) berbasis aplikasi microsoft teams di kelas XI

IPS Mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah :”Bagaimana

pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social interaction) berbasis

aplikasi microsoft teams di kelas XI IPS Mandarin SMA Kristen Immanuel

Pontianak?”

Adapun sub masalah sebagai berikut:


8

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran sosiologi model interaksi sosial

(social interaction) berbasis aplikasi microsoft teams di kelas xi ips

mandarin sma kristen immanuel pontianak?

2. Bagimana pelaksanaan pembelajaran sosiologi model interaksi sosial

(social interaction) berbasis aplikasi microsoft teams di kelas xi ips

mandarin sma kristen immanuel pontianak?

3. Bagaimana hasil pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social

interaction) berbasis aplikasi microsoft teams di kelas xi ips mandarin

sma kristen immanuel pontianak?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Perencanaan pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social

interaction) berbasis aplikasi microsoft teams di kelas xi ips mandarin

sma kristen immanuel pontianak.

2. Pelaksanaan pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social

interaction) berbasis aplikasi microsoft teams di kelas xi ips mandarin

sma kristen immanuel pontianak.

3. Hasil pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social interaction)

berbasis aplikasi microsoft teams di kelas xi ips mandarin sma kristen

immanuel pontianak.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis.


9

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

ilmu pengetahuan, terutama untuk mengetahui dan memperluas wawasan

mengenai pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social

interaction) berbasis aplikasi microsoft teams pada pada ilmu

pendidikan khususnya mata pelajaran sosiologi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap dapat

menerapkan ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan. Selain

itu, melalui penelitian ini penulis mendapatkan wawasan dan

pengetahuan mengenai pembelajaran sosiologi model interaksi sosial

(social interaction) berbasis aplikasi microsoft teams di kelas XI IPS

Mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak.

b. Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian ini, sekolah dapat mengetahui

informasi tentang pembelajaran sosiologi model interaksi sosial

(social interactions) berbasis aplikasi microsoft teams di kelas XI

IPS mandarin di SMA Kristen Immanuel Pontianak.

c. Bagi Pihak universitas

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dan

bahan kajian pustaka pada Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan

khususnya program studi Pendidikan Sosiologi dan dapat digunakan


10

sebagai acuan untuk penelitian yang akan datang yang memiliki

objek yang sama.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dimaksudkan untuk memberi gambaran

yang jelas mengenai bahasan dari penelitian sehingga tidak terjadi

kesalahpahaman dalam mengartikan penelitian ini. Dibawah ini akan

dijelaskan mengenai fokus penelitian dan definisi operasional konsep:

1. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada pembelajaran sosiologi model

interaksi sosial (social interaction) berbasis aplikasi microsoft teams di

kelas XI IPS Mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak.

Yang ingin dilihat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan perencanaan pembelajaran sosiologi model interaksi

sosial (social interaction) berbasis aplikasi microsoft teams di kelas

XI IPS Mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak.

b. Pelaksanaan pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social

interaction) berbasis aplikasi microsoft teams di kelas XI IPS

Mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak.

c. Hasil pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social

interaction) berbasis aplikasi microsoft teams di kelas XI IPS

Mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak.


11

2. Operasional Konsep

a. Perencanaan Pembelajaran Sosiologi

Marwiyah, Alaudin & Ummah (2018) menyatakan bahwa

“dalam konteks pembelajaraan, perencanaan adalah suatu proses

penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran,

penggunaan pendekatan, pemilihan metode dan penilaian

pembelajaran dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan guna

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan” (h.56).

Selanjutnya Marwiyah dkk (2018,h.56) menyatakan bahwa:

perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan


keputusan oleh Si pembuat rencana yang berangkat dari hasil
berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran
tertentu yang berupa perubahan tingkah laku seta rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan dan sebagai upaya dari
pencapaian tujuan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang
dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran.

Suryadi dan Mushlih (2019) menyatakan bahwa “Perencanaan

pembelajaran merupakan salah satu tahapan dalam standar proses.

Dalam kompetensi pedagogik, seorang dipandang profesional jika ia

dapat merencanakan pembebelajaran berikut dokumentasinya yang

terukur sesuai dengan tuntutan kompetensi”(h.13).

Sejalan dengan hal tersebut,Haerana (2016,h.38) menyatakan

bahwa:

perencanaan proses pembelajaran berbasis standar proses


pendidikan meiputi silabus dan rencana pelaksanaaan
pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata
pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan
12

pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode


pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil
belajar, dan sumber belajar.
Jadi, dalam desain penelitian ini yang dimaksudkan dengan

perencanaan pembelajaran sosiologi adalah suatu proses merancang

seluruh kegiatan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses

belajar mengajar oleh guru sosiologi.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi

Rusman (2017) menyatakan bahwa “tahap kedua dalam

pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran

yang meliputi kegiatan pendahuluan,kegiatan inti dan kegiatan

penutup” (h.20)

Sejalan dengan hal tersebut Haerana (2016) menyatakan bahwa

“Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.

Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup”(h.62).

Jadi, dalam desain penelitian ini yang dimaksud dengan

pelaksanaan pembelajaran sosiologi adalah tahap kedua dari proses

pembelajaran yang dalam implemantasinya meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

c. Hasil Belajar

Menurut Matondang dkk (2019) “Hasil belajar merupakan suatu

perubahan perilaku yang terjadi setelah selesai menyelenggarakan

pembelajaran” (h.2). Untuk memperoleh hasil pembelajaran, tentu

guru atau pendidik harus melakukan penilaian hasil belajar. Menurut


13

Haerana (2016) “Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik dan

terprogram dengan menggunakan tes dan notes dalam bentuk tertulis

atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil

karya berupa tugas, proyek dan/ atau produk, portofolio dan penilaian

diri” (h.73).

Jadi yang dimaksud dengan hasil belajar dalam desain penelitian

ini adalah adany perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti

proses pembelajaran sosiologi yang dilaksanakan. Untuk mendapatkan

hasil belajar tersebut, guru melakukan penilaian hasil belajar sesuai

dengan standar proses pendidikan.

d. Model Interaksi Sosial (Social Interaction Models)

Sagala (2013,h.180) menyatakan bahwa model pembelajaran

interaksi sosial adalah model pembelajaran yang berorientasi pada

murid dan menitikberatkan interaksi sosial diantara murid dalam suatu

kelompok. Selanjutnya Sundari (2015, h.111) menyatakan bahwa

“model interaksi sosial menggambarkan bahwa hakikat manusia

adalah menjalin relasi sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih

baik”. Sejalan dengan hal tersebut Winata dan Hasanah (2021,h.24)

menyatakan bahwa :” model interaksi sosial merupakan model yang

menumbuhkan kerjasama diantara peserta didik dan mendorong

berinteraksi dengan tataran individual ataupun komunal”

Jadi Model interaksi sosial atau social interaction yang

dimaksud dalam desain penelitian ini merupakan model pembelajaran


14

yang berusaha mengembangkan interaksi yang efektif antarsiswa dan

guru pada peserta didik di SMA Kristen Immanuel Pontianak.

e. Pembelajaran Online

Susanti (2021, h.5) menyatakan bahwa “pembelajaran online

adalah proses belajar mengajar dengan menggunakan fasilitas

internet yang memungkinkan peserta didik berpartisipasi dalam

pembelajaran walau tanpa kehadiran mereka secara fisik di ruang

kelas atau lokasi yang sama dengan guru”. Sejalan dengan hal

tersebut Waryanto (dalam Ismiati dkk,2021) menyatakan bahwa

“pembelajaran online atau biasa disebut juga dengan pembelajaran

daring adalah proses belajar mengajar yang memenfaatkan jaringan

internet dan didukung oleh layanan-layanan yang ada (h.135).

Jadi, pembelajaran online yang dimaksud dalam desain

penelitian ini adalah pembelajaran yang laksanakan dengan cara

menggunakan jaringan internet dan memanfaatkan layanan aplikasi

yang tersedia di platform-platform yang ada.

E. Microsoft Teams

Suparno (2020, h.25) menyatakan bahwa “Microsoft Teams

merupakan software buatan Microsoft yang termasuk ke dalam

golongan Aplikasi Office”. Novia dkk (2021), menyatakan bahwa

Microsoft Teams adalah salah satu platform komunikasi yang dapat

menyatukan semua orang dan konten dalam satu aplikasi.Dengan

aplikasi ini, guru dapat memberikan tugas, melakukan pertemuan


15

virtual dengan siswa sekaligus dapat mengontrol siapa-siapa yang

dapat memposting di kelas(h.78).

Jadi, Microsoft Teams yang dimaksud dalam desain penelitian

ini merupakan seperangkat aplikasi atau teknologi yang digunakan

untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara online di SMA

Kristen Immanuel Pontianak.

G. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran

Jika kita berbicara tentang pembelajaran, maka secara tidak

langsung kita juga berbicara tentang belajar dan mengajar. Menurut

Sagala (2013) “belajar dapat dipahami sebagai berusaha atau berlatih

supaya mendapat suatu kepandaian” (h.12). Sejalan dengan hal tersebut,

Wetherington (dalam Makki dan Aflahah,2019) menyatakan bahwa

“belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian menyatakan diri

sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”(h.1). Dari pendapat

tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajara adalah suatu proses untuk

mendapatkan sesuatu yang diinginkan, baik berupa pengetahuan, sikap

maupun kecakapan.

Sedangkan mengajar Menurut Sagala (2013:61) adalah aktivitas

yang diberikan oleh guru kepada siswa baik dalam memberikan ilmu

pengetahuan, mengarahkan maupun memberikan fasilitas yang


16

menunjang agar proses belajar mengajar dalam kelas dapat berjalan

sesuai dengan baik dan benar.

Menurut Sagala (2013) “pembelajaran adalah membelajarkan

siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan

penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses

komunikasi dua adarh, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai

pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”

(h.61). Selanjutnya Makki dan Aflahah (2019) menyatakan bahwa

pembelajaran berarti suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan

merupakan hasil dari praktik yang berulang-ulang”(h.3)

Dari Pendapat di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran

merupakan suatu proses yang melibatkan pendidik dan peserta didik.

Pendidik berperan sebagai orang yang merancanang rencana

pembelajaran, memberikan transfer ilmu pengetahuan, mengarahkan

peserta didik dan memberikan fasilitas dalam proses pembelajaran.

Sedangkan peserta didik merupakan orang atau murid yang sedang

berusaha dan belajar untuk mencapai suatu tujuan atau hasil, baik berupa

kecakapan, pengetahuan maupun sikap sesuai dengan tujuan

pembelajaran itu sendiri.

2. Perencanaan Pembelajaran

a. Pengertian Perencanaan

Keberhasilan dalam pembelajaran sangat tergantung pada

perencanaan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Perencanaan


17

yang baik dan tepat akan membawa hasil yang baik pula.Sangat

penting untuk seorang pendidik merancang desain perencanaan

materi pembelajaran yang akan dilaksanakan pada saat proses belajar

mengajar di kelas.

Hanum (2017) menyatakan bahwa:”pada hakekatnya materi

pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari silabus, yakni

perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan

pada kegiatan pembelajaran” (h.186).

Menurut haerana ( 2016) “Perencanaan adalah suatu cara

pemilihan dan penentuan langkah-langkah atau cara-cara yang dapat

dilakukan dengan didasarkan pada kemampuan intelektual yang

dimiliki sehingga menghasilkan suatu rancangan kerja dimasa depan

untuk mewujudkan pencapaian tujuan yang diinginkan” (h.35).

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan

pembelajaran harus merujuk pada silabus. Lismina (2017)

menyatakan :” Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu

kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,

alokasi waktu, dan sumber belajar” h.133).

Selanjutnya, Wina Sanjaya (2015:24) menyatakan bahwa

setiap perencanaan harus memiliki empat unsur, sebagai berikut:

1) Adanya tujuan yang harus dicapai


18

2) Adanya strategi untuk mencapai tujuan

3) Sumber daya yang dapat mendukung

4) Implemantasi setiap keputusan

b. Perumusan Silabus

Terkait dengan perumusan silabus, Haerana (2016)

menyatakan bahwa “silabus sebagai acuan pengembangan RPP

memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD,

materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar” (h.39).

Sejalan dengan hal tersebut, Putro & Nithom (2021) menyatakan

bahwa “ silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau

kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator, penilain, alokasi waktu, dan

sumber/bahan/alat belajar” (h.49).

Dari pandangan di atas, dapat diketahui bahwa penyusunan

silabus merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan

pembelajaran, hal ini dikarenakan silabus merupakan tahap awal

untuk merencanakan arah dalam pelaksanaan pembelajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut, Putro & Nithom (2021) menyatakan

bahwa silabus harus mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan.


2) Sasaran-sasaran mata pelajaran.
3) Ketrampilan yang diperlukan agar dapat menguasai
mata pelajaran tersebut dengan baik.
19

4) urutan topik-topik yang diajarkan.


5) Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung
keberhasilan pengajaran.
6) Berbagai teknik evaluasi yang digunakan.(h.49)

c. Perumusan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Hanum (2017) menyatakan bahwa “RPP dikembangkan dari

silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik

dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD)” (h.95). Selanjutnya

Haerana (2016) menyatakan bahwa “RPP disusun untuk setiap KD

yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.Guru

merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan

dengan penjadwalan di satuan pendidikan” (h.40).

Berkaitan dengan hal tersebut, Haerana (2016) merumuskan

komponen RPP sebagai berikut:

1) Identitas Mata Pelajaran


Identitas mata pelajaran meliputi: satuan pendidikan, kelas,
semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema
pelajaran, jumlah pertemuan.
2) Standar Kompetensi
Standar kompetentsi merupakan kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengatahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran.
4) Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
20

5) Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar
yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dngan
kompetensi dasar.
6) Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7) Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar.
8) Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang
telah ditetapkan.
9) Kegiatan Pembelajaran
(a) Pendahuluan. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam
suatu pertemuan pembelajaran yang ditunjukkan untk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
(b) inti. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
(c) penutup. Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran yang
dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut.
(d) penilaian hasil belajar. Prosedur dan instrumen penilaian
proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator
pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar
penilaian.
(e) sumber belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi .(h.40).
21

3. Pelaksanaan Pembelajaran

Menurut Majid (2014) “pelaksanaan pembelajaran merupakan

kegiatan proses belajar mengajar sebagai unsur inti dari aktivitas

pembelajaran yang didalam pelaksanaannya disesuaikan dengan rambu-

rambu yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya” (h.129).

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran (2015)

menyatakan bahwa :” proses pembelajaran meliputi kegiatan dari

membuka sampai menutup pembelajaran (h.133)”. Sejalan dengan hal

tersebut, Haerana (2016) menyatakan bahwa “pelaksanaan pembelajaran

merupakan implementasi dari RPP. Pelaksaan pembelajaran meliputi

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup (h.62)”

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran merupakan suatu proses pembelajaran yang meliputi

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan bermuara

pada hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran itu

sendiri.

Proses pelaksanaan pembelajaran modern ini tidak hanya

dilakukan di dalam kelas seperti pembelajaran biasa yang dahulu

diterapkan, namun juga dapat dilaksanakan secara online melalui

aplikasi-aplikasi yang tersedia di berbagai platform media internet yang

tersedia.

Susanti (2021) menyatakan bahwa :”Pembelajaran online adalah

proses belajar mengajar dengan menggunakan fasilitas internet yang


22

memungkinkan peserta didik berpartisipasi dalam pembelajaran walau

tanpa kehadiran mereka secara fisik dalam di ruang kelas atau lokasi

yang sama dengan guru h(5).”

Berkaitan dengan hal tersebut, Haerana (2016) menjabarkan

proses belajar mengajar di kelas sebagai berikut:

a. kegiatan pendahuluan

kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan pertama yang

dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Berikut hal yang

harus guru lakukan dalam kegiatan pendahuluan Menurut Haerana

(2016:62) :

1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk


mengikuti proses pembelajaran.
2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai.
4) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.

b. kegiatan inti

Menurut Haerana (2016:64) Pelaksanaan kegiatan inti

merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan

secara interakstif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Berikut merupakan proses kegiatan inti menurut Haerana (2016:65):


23

1) Eksplorasi, dalam kegiatan eksplorasi, guru harus:

(a) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan


mendalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari
(b) Menggunakan beragama pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran,dan sumber belajar lain
(c) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya
(d) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
(e) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio dan lapangan
2) Elaborasi

Berikut adalah hal yang harus guru lakukan dalam

kegiatan elaborasi:

(a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang


beragam melalui tugas-tugas tententu yang bermakna;
(b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis;
(c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
(d) Memfasilitasu peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
dan kaloboratif;
(e) Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat
untuk meningkatkan prestasi belajar;
(f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik secara lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok;
(g) Memfasilitasi peserta didik untuk emnyajikan riasi, kerja
individual maupun kelompok
(h) memfasilitasipeserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan
(i) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggan dan rasa percaya diri peserta
didik.

3) Konfirmasi

Berikut merupakan hal yang harus guru lakukan dalam

kegiatan konfirmasi:
24

(a) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam


bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik;
(b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber;
(c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar tang telah dilakukan;
(d) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dan emncapai kompetensi dasar
(e) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang kesulitan dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
(f) Membantu menyelesaikan masalah;
(g) Memberi acuan agar peserta didik dapat emlakukan
pengecekan hasil eksplorasi;
(h) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(i) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif.(h.68).

c. kegiatan penutup

Haerana (2016) menyatakan bahwa :”kegiatan penutup

merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan setelahkegiatan inti

pembelajaran dilakukan atau dengan kata lain kegiatan ini adalaj akhir

dari pembelajaran” (h.69).

Berikut adalah yang guru lakukan dalam kegiatan penutup

seperti yang dinyatakan oleh Haerana (2016) :

1) Bersama-sama dengan peserta didik da/atau sendiri membuat


rangkuman/kesimpulan pelajaran;
2) Melakikan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan , layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik;
5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.(h.69)
25

4. Hasil Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan

perencanaan pembelajaran yang telah dirancang maka hal yang harus

dilakukan untuk mengetahui hasil belajar dalam keseluruhan pelaksanaan

pembelajaran adalah penilaian hasil dari proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

Menurut Haerana (2016), :”penilaian harus dilakukan secara

konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan

nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran

sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,

portofolio dan penilaian diri (h.73)”

5. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model pembelajaran

Proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan dari yang

namanya model pembelajaran atau model pengajaran. Menurut

Komarudin ( dalam Sagala,2013) model dapat dipahami sebagai:

(1) suatu tipe atau desain; (2) suatu deskripsi atau


analogi yang yang dipergunakan untuk membantu
proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan
langsung diamati;(3) suatu sistem asumsi-asumsi,
data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk
menggambarkan secara matematis suatu obyek atau
peristiwa;(4) suatu desain yang disederhanakan dari
suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang
disederhanakan; (5) suatu deskripsi dari suatu sistem
yang mungkin atau imajiner;(6) penyajian yang
diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan
sifat bentuk aslinya (h.175).
26

Menurut Ponidi dkk( 2021) “model pembelajaran adalah

suatu proses perencanaan yang digunakan untuk pedoman dalam

proses pembelajaran (h.10)”.

Sejalan dengan hal tersebut, Trianto (dalam Octavia, 2020)

menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan

atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran dikelas atau tutorial (h.12)”

b. Model pembelajaran interaksi sosial ( social interaction models)

Aunurrahman (2012) menyatakan bahwa:

model interaksi sosial ( social interaction models)


merupakan suatu model pembelajaran yang beranjak dari
pandangan bahwa segala sesuatu tidak terlepas dari
realitas kehidupan, individu tidak mungkin melepaskan
dirinya dari interaksi dengan orang lain. Karena itu,
proses pembelajaran harus dapat menjadi wahana untuk
mempersiapkan siswa agar dapat berinteraksi secara luas
dengan masyarakat. Kelompok model-model sosial ini
dirancang dengan memanfaatkan kerjasama antara siswa
melalui berbagai bentuk kegiatan nyata aktivitas
pembelajaran baik yang dilaksanakan di dalam kelas
maupun di luar kelas (h.149).
Dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis model interaksi

sosial ini ada langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pendidik, seperti

yang dinyatakan oleh Sagala (2013) langkah-langkah tersebut adalah:

(1) Guru melemparkan masalah dalam bentuk situasi sosial


kepada para siswa; (2) siswa dengan bimbingan guru menelusuri
berbagai macam masalah yang terdapat dalam situasi tersebut;
(3) siswa diberi tugas atau permasalahan untuk dipecahkan,
sianalisis, dikerjakan dengan yang berkenaan dengan situasi
tersebut; (4) dalam memecahkan masalah belajar tersebut, siswa
diminta untuk mendiskusikannya; (5) siswa memuat kesimpulan
dari hasil diskusinya; (6) pembahasan kembali hasil-hasil
kegiatannya (h.178).
27

6. Aplikasi Microsoft teams

Salah satu aplikasi yang sering digunakan untuk proses

pembelajaran secara online, adalah aplikasi Microsoft teams. Novia dkk

menyatakan bahwa :” Microsoft teams adalah platform komunikasi yang

mengintegrasikan semua orang dan konten (h.78).”

Myerson dalam (Ramadhani dkk,2020) menyatakan bahwa

“Microsoft Teams merupakan bagian dari office 365 yang memanfaatkan

fitur komputasi awan. Microsoft Teams terintegrasi pada platform

lainnya yang ada di office 365, platform-flatform pendukung

pembelajaran ini disebut Microsoft Education yang digunakan untuk

pembelajaran abad-21” (h.29).

Jamad dkk (2020) menyatakan bahwa “melalui layanan-layanan

seperti Microsoft Teams ini, guru dan murid bisa menciptakan ruang

kelas yang terus terkoneksi secara online” ( hal.9.).

7. Mata Pelajaran Sosiologi

Brinkerhoft dan white ( dalam Damsar, 2015) menyatakan bahwa

“sosiologi merupakan studi sistematik tentang interaksi sosial manusia

(h.8)”.

Sedangkan Paul B.Horton dan Chester L.Hunt ( dalam Damsar,

2015 ) menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari masyarakat (h.12)”.

.Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sosiologi

merupakan sebuah ilmu yang mempelajari manusia terkait dengan


28

hubungan atau interaksi dalam kehidupan sehari-harinya dengan manusia

lain dan lingkungannya.

8. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan oleh peneliti sebagai bahan acuan

untuk penelitian yang peneliti lakukan dengan tujuan memperkuat teori

yang gunakan. Berikut adalah penelitian terdaulu yang peneliti gunakan:

a. Koko Adya Winata dan Aan hasanan (2021) “ Implementasi model

Pembelajaran Interaksi Sosial untuk Meningkatkan Karakter Peserta

Didik” Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa:

berdasarkan hasil dan pembahasan penerapan model interaksi

sosial untuk meningkatkan karakter peserta didik, pembentukan

kepribadian tidak terlepas dari proses pendidikan yang dilakukan oleh

orang tua, guru dan orang yang memiliki tanggungjawab dan peduli

terhadap keberlangsungan hudup seseorang.

Penerapan model interaksi sosial untuk meningkatkan karakter

peserta didik dilakukan dengan startegi dan pendekatan pembelajaran

investigasi kelompok, pemecahan masalah sosial ( social inkuiri),

bermain peran ( role playing), dan metode yurisprudensi.

Perbedaan penelitian antara penelitian terdahulu dan penelitian

yang peneliti lakukan mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan

model pembelajaran interaksi sosial adalah, penelitian terdahulu

membahas tentang implementasi model pembelajaran untuk

meningkatkan karakter peserta didik sedangkan penelitian yang


29

peneliti lakukan menekankan pada proses pelaksanaan pembelajaran

meiliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan

hasil pembelajaran.

b. Adi Suarman Situmorang “Microsoft teams sebagai for education

sebagai media pembelajaran interaktif meningkatkan minat belajar”

dari penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa:

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Microsoft

teams for education sebagai media pembelajaran interaktif untuk

meningkatkan minat belajar, terbukti bahwa pembelajaran Microsoft

teams for education sangat baik digunakan untuk meningkatkan minat

belajar peserta didik.

Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian yang yang peneliti

teliti adalah, penelitian terdahulu mengukur seberapa efektif aplikasi

Microsoft teams untuk meningkatkan minat belajar peserta didik

sedangkan penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk mengetahui

proses pelaksanaan pembelajaran mulai dari perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan hasil pembelajaran

dengan menggunakan aplikasi Microsoft teams

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.


30

Menurut Jaya (2020:110), penelitian kualitatif merupakan

penelitian yang dilakukan secara menyeluruh terhadap suatu objek.

Peneliti menjadi instrument utama dalam penelitian ini. kemudian hasil

penelitian dijabarkan dalam bentuk kalimat yang diperoleh melalui data

yang valid.Sebab penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi dan datanya tidak dapat diselesaikan dengan perhitungan

statistik.

Dari penjabaran di atas, maka penulis hendak mendeskripsikan atau

menjabarkan bagaimana pelaksanaan pembelajaran model interaksi

sosial (social interaction models) berbasis aplikasi microsoft teams

pada mata pelajaran sosiologi kelas XI IPS Mandarin di SMA Kristen

Immanuel Pontianak. Dalam penelitian ini juga, tujuan dari penelitian

dekriptif dilakukan adalah untuk mengetahui nilai dari masing-masing

variabel, baik satu variabel maupun lebih.

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMA Kristen Immanuel Pontianak,

di Jl. Letnan jendral Sutoyo, Parit Tokaya, Kec. Pontianak Selatan, Kota

Pontianak Kalimantan Barat 78121.

3. Instrumen Penelitian

Menurut Jaya (2020:144) instrumen kunci penelitian dalam

penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.Kemudian untuk

memperlancar penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan


31

perencanaan dan membuat instrumen sederhana berupa daftar kebutuhan

data yang diperlukan.

Adapun instumen penelitian dalam desain penelitian ini adalah

penulis sendiri, sehingga penulis harus siap ketika melakukan proses

penelitian dari awal penelitian sampai penelitian berakhir dengan

menggunakan pedoman observasi, wawancara, dan dokumendasi serta

dokumen-dokumen lain yang terkait dengan penelitian ini.

4. Sumber data penelitian

Menurut Tersiana ( 2018:74)menyatakan bahwa, sumber data

dalam penelitian adalah subjek asal dari data itu didapatkan berupa

orang, tempat, maupun dokumen.

Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Sumber Data primer

Tersiana (2018:75) menyatakan bahwa data primer adalah data

mentah yang harus diolah kembali. Data sekunder adalah data yang

diperoleh melalui observasi dan wawancara dan dokumentasi.

Sumber data primer dalam penelitian ini, adalah guru mata

pelajaran sosiologi dan siswa kelas XI Mandarin SMA Immanuel dan

Siswa Kelas XI Mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak.

b. Sumber Data Sekunder

Tersiana (2018:75) menyatakan bahwa data sekunder adalah

data yang valid sehingga tidak perlu diubah. Data sekunder berupa

dokumen-dokumen seperti buku, jurnal, artikel dan sebagainya.


32

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-

dokumen atau arsip-arsip terkait SMA Kristen Immanuel Pontianak.

5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1) Metode Observasi

Menurut Jaya (2020:150) teknik pengumpulan data dengan

metode obsevasi merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati objek yang akan diteliti,

menganalisis, serta mencatat hasil temuan di tempat penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan obsevasi

langsung terhadap pembelajaran sosiologi model interaksi sosial

(social interaction ) berbasis aplikasi microsoft teams pada mata

pelajaran sosiologi kelas XI IPS Mandarin di SMA Kristen

Immanuel Pontianak

2) Metode Wawancara

Menurut Jaya (2020:152) pengumpulan data dengan

menggunakan metode wawancara merupakan teknik

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi

secara langsung dengan mengajukan daftar pertanyaaan kepada

sumber data ( informan).


33

Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara langsung

kepada guru mata pelajaran sosiologi dan murid kelas XI IPS

Mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak dan siswa kelas XI

IPS Mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak. Penulis akan

melakukan wawancara terstruktur maupun tidak terstruktur serta

wawancara individual maupun kelompok sesuai dengan izin dari

informan untuk mendapatkan informasi yang valid.

3) Metode Dokumentasi

Menurut Jaya (2020:157), dokumen merupakan catatan atas

suatu fenomena yang terjadi. Dokumen dapat berupa tulisan,

gambar dan sebuah karya seseorang.

Dalam penelitian ini, dokumentasi yang diperlukan adalah

data terkait untuk mendukung penelitian, yaitu tulisan, gambar

dan karya seseorang mengenai fenomena yang pada saat

pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social

interaction ) berbasis aplikasi microsoft teams di kelas XI IPS

mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak

b. Alat Pengumpul Data

Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

1) Panduan Observasi
34

Mamik (2015:104) menyatakan bahwa observasi

merupakan tindakan yang dilakukan peneliti untuk mengamati

subjek yang diteliti secara menyeluruh.

Panduan observasi dalam penelitian ini adalah berupa

catatan yang peneliti gunakan untuk mencatat keseluruhan

kejadian yang terjadi ketika peneliti melakukan pengamatan yang

tekait dengan pembelajaran sosiologi model interaksi sosial,

mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran

dan penilaian hasil pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan tujuan

untuk melihat bagaimana pembelajaran sosiologi model interaksi

sosial (social interaction) berbasis aplikasi microsoft teams di

kelas XI IPS Mandarin di SMA Kristen Immanuel Pontianak.

2) Panduan Wawancara

Mamik (2015:108) menyatakan bahwa wawancara

merupakan tindakan yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan

informasi langsung dari informan atau narasumber yang terkait

dengan penelitian.

Panduan wawancara yang digunakan dalam desain ini

adalah berupa daftar pertanyaan-pertanyaan terkait dengan

pembelajaran sosiologi model interaksi sosial berbasis aplikasi

Microsoft teams mulai dari perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran dan hasil pembelajaran yang akan


35

digunakan peneliti untuk mewawancarai guru mata pelajaran

sosiologi dan siswa kelas XI IPS Mandarin SMA Kristen

Immanuel Pontianak untuk memperoleh data yang diperlukan

dalam penelitian.

3) Alat Dokumentasi

Mamik (2015:115) menyatakan bahwa dokumen merupakan

data yang di dapat berupa file, gambar, buku, laporan,surat-surat

resmi dan lain sebagainya.

Alat dokumentasi yang peneulis perlukan untuk menunjang

penelitian ini adalah berupa data sekolah, data siswa kelas xi IPS

Mandarin, arsip-arsip terkait, gambar terkait fakta yang terjadi

pada saat pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social

interaction) berbasis aplikasi microsoft teams di kelas XI IPS

Mandarin di SMA Kristen Immanuel Pontianak. Untuk

mendokumentasikan kegiatan observasi dan kegiatan wawancara

untuk meningkatkan kualitas data yang diperoleh, peneliti

menggunakan alat dokumentasi berupa smartphone.

6. Teknik Analisis Data

a. Reduksi data (Data Reduction)

Menurut Jaya (2020:166) reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang dilakukan dengan cara memilah, memusatkan,

menyederhanakan, dan memfokuskan data yang ditemukan di


36

lapangan berdasarkan catatan-catatan yang dibuat oleh peneliti dari

hasil wawancara dengan sumber data ( informan).

Dalam penelitian ini, data yang ditemukan di lapangan,

dituangkan dalam bentuk laporan yang lengkap dan terperinci. Pada

tahap ini, data dipilah, dipusatkan dan disederhanakan yang berkaitan

dengan pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social

interaction) berbasis aplikasi microsoft teams di kelas XI IPS

Mandarin di SMA Kristen Immanuel Pontianak.

b. Penyajian data ( Data Display)

Sugiyono (2018:488) menyatakan bahwa dalam penelitian

kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk kalimat atau

teks narasi singkat.

Tahap selanjutnya setelah data direduksi, penulis akan menyajikan

data dalam bentuk kalimat atau narasi singkat untuk mempermudah

dalam memahami data yang telah direduksi sehingga penulis dapat

menarik kesimpulan sementara dari temuan yang telah didapat terkait

Pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social interaction)

berbasis aplikasi microsoft teams di kelas XI IPS Mandarin di SMA

Kristen Immanuel Pontianak.

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Menurut Jaya ( 2020:168) kesimpulan yang dibuat oleh

peneliti masih bersifat sementara dan dapat berubah sesuai dengan


37

data, fakta dan realita yang terjadi di lapangan sehingga peneliti dapat

memperoleh kesimpulan akhir yang valid.

Pada penelitian ini, verifikasi data dilakukan peneliti selama

proses penelitian pembelajaran sosiologi model interaksi sosial

(social interaction) berbasis aplikasi microsoft teams pada mata di

kelas XI IPS Mandarin di SMA Kristen Immanuel Pontianak.

7. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data dalam desain penelitian ini

menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Perpanjangan pengamatan

Menurut Jaya ( 2020:174) perpanjangan pengamatan dilakukan

untuk meningkatkan kepercayaan atau kredibilitas dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Untuk memperoleh data yang

lebih akurat, peneliti dapat kembali ke tempat penelitian untuk

melakuakn observasi dan melakukan wawancara lagi dengan sumber

data ( informan ) yang telah diwawancarai maupun dengan informan

baru.

Pada tahap ini, peneliti kembali melihat proses pelaksanaan

pembelajaran dan mewawancarai kembali informan yang sudah

pernah diwawancarai sebelumnya sampai peneliti mendapatkan data

yang valid terkait pembelajaran sosiologi model interaksi sosial

(social interaction) berbasis aplikasi microsoft teams pada mata


38

pelajaran sosiologi kelas XI IPS Mandarin di SMA Kristen Immanuel

Pontianak.

b. Meningkatkan Kecermatan

Jaya (2020:175) menyatakan bahwa meningkatkan kecermatan

merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh peneliti untuk

mengecek apakah data yang di peroleh di tempat penelitian telah

dikumpulkan, dianalisis, dan disusun dengan benar sesuai kategori

yang ditetpkan oleh peneliti.

Pada tahap ini, peneliti akan melakukan pengecekan data yang

sudah diperoleh dan menganalisis serta menyusun data sesuai dengan

kategorinya masing-masing. Selain itu peneliti juga akan mencari

data-data atau dokumen-dokumen terkait baik refrensi dari buku

maupun jurnal yang sesuai dengan penelitian pembelajaran sosiologi

model interaksi sosial (social interaction) berbasis aplikasi

microsoft teams di kelas XI IPS mandarin di SMA Kristen Immanuel

Pontianak

c. Triangulasi

Helaludin dan wijaya (2019:22) Triangulasi data adalah

pengecekan data untuk mendapatkan data yang valid dengan cara

memeriksa kembali data yang sudah terkumpul.

1) Triangulasi Sumber

Helaludin dan wijaya (2019:22) menyatakan bahwa

triangulasi sumber adalah triangulasi data untuk menguji


39

kredibilitas data dengan cara mencari data dari berbagai sumber

agar lebih paham mengenai data yang telah diperoleh.

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan triangulasi

sumber kepada guru mata pelajaran sosiologi dan siswa kelas XI

IPS Mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak.

2) Triangulasi Metode

Helaludin dan wijaya (2019:22) menyatakan bahwa

triangulasi teknik adalah triangulasi data untuk menguji

kredibilitas data dengan cara menggunakan beberapa metode agar

data yang diperoleh valid.

Dalam Penelitian ini, penulis akan melakukan triangulasi

metode kepada guru mata pelajaran sosiologi dan siswa kelas XI

IPS Mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak untuk

mendapatkan data yang valid dari observasi dan wawancara yang

telah peneliti lakukan.

3) Triangulasi waktu

Helaludin dan wijaya (2019:22) menyatakan bahwa

triangulasi waktu adalah triangulasi untuk menguji kredibilitas

data dengan cara lebih memperhatikan waktu ketika melakukan

pengamatan.

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan triangulasi

waktu kepada kepada guru mata pelajaran sosiologi dan siswa


40

kelas XI IPS Mandarin SMA Kristen Immanuel Pontianak

dengan melakukan pengamatan dan waktu yang berbeda maupun

dengan intensitas waktu yang berbeda pula.


41

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman.(2012).Belajar dan Pembelajaran.Bandung:Alfabeta

Damsar.(2015).Pengantar Teori Sosiologi.Jakarta:Kencana

Damsar.(2015).Pengantar Sosiologi Pendidikan.Jakarta: Kencana

Haerana.(2016).Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan:

Teori Dan Aplikasinya.Yogyakarta:media akademi.

Hanum,L.(2017).Perencanaan Pembelajaran.Banda Aceh:Syiah Kuala University

Press.

Heladuddin, Wijaya H.(2019).Analisis Data Kualitatif:Sebuah Tinjauan Teori &

Praktik.Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.

Ismiati,B. Dkk. (2021).Adaptasi dan transformasi Pembelajaran di masa

Pandemi Covid-19.Tasik Malaya:Edu Publisher.

Jamad dkk.(2020).Goresan pena guru Kala pandemic Korona. Banyumas: Omera

Pustaka.

Jaya, I made laut Mertha.(2020).Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif :

Teori, Penerapan dan Riset Nyata.Yogyakarta:Anak Hebat Indonesia.

Lismina.(2017). Pengembangan Kurikulum.Ponorogo:Uwais Inspirasi Indonesia

Majid, Abdul.(2014).Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


42

Makki,I. & Aflahah.(2019).Konsep Dasar Belajar dan

Pembelajaran.Pamekasan:Duta Media Publishing.

Mamik.(2015).Metodologi Kualitatif.Sidoarjo: Zifatama Publisher.

Marwiyah, Alaudin, & Ummah BK,M.K.U.(2018).Perencanaan Pembelajaran

Kontemporer Berbasis Penerapan Kurikulum 2013.Yogyakarta:

Deepublish.

Matondang,Z.,Dkk.(2019).Evaluasi Hasil Belajar.Medan: Yayasan Kita Menulis

Novia,L.,dkk.(2021).Microsoft 365 sebagai media pembelajaran.Kota

Batu:CV.Beta Aksara

Octavia,S.A.(2020).Model-model Pembelajaran.Yogyakarta:Deepublish.

Ponidi dkk.(2021).Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.Indramayu:

CV.Adanu Abimata.

Putro.S.C., & Nithom.A.M.(2021).Perencanaan Pembelajaran.Malang:

Ahlimedia Press

Ramadhani dkk.(2020).Platform Asesmen untuk Pembelajaran daring: Teori dan

Praktik.Surabaya:Yayasan Kita Menulis.

Ramayulis,(2015).Dasar-dasar Kependidikan: Suatu Pengantar Ilmu

Pendidikan.Jakarta:Kalam Mulia.

Sagala,S.2013. Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta


43

Sanjaya,W.(2015).Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.Jakarta:

Kencana.

Sugiyono.2018.Metode Penelitian Bisnis.Bandung:Alfabeta, cv.

Sundari.H.2015.Model-model Pembelajaran Pemefolehan Bahasa

Kedua/Asing.Jurnal Pujangga,2(2),111. Diunduh di

http://journal.unas.ac.id/pujangga/article/view/321/219.

Suparno,A.(2020).Menyelenggarakan kelas Online Menggunakan Microsoft

Teams untuk Sekolah dan Kampus.Banyumas: CV. Sakti

Suryadi,R.A. & Mushlih,A.(2019). Desain dan Perencanaan

Pembelajaran.Yogyakarta:Deepublish Publisher.

Susanti, Lidia.(2021).Strategi Pembelajaran Online Yang Inspiratif.Jakarta:

Elex Media Komputindo.

Tersiana,Andra.2018.Metode Penelitian.Yogyakarta: Anak hebat Indonesia.

Tim Pengembang MKDP.(2015).Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Winata,K.A.,& Hasanah.A.(2021).Implementasi Model Pembelajaran Interaksi

Sosial Untuk Meningkatkan Karakter Peserta Didik.Jurnal Pendidikan,

9(1),24. Diunduh di https://unimuda.e-

journal.id/jurnalpendidikan/article/view/639/522.
44
45

Lampiran 1

RENCANA DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................

HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................

ABSTRAK ......................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

DAFTAR TABEL...........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

A. Judul Penelitian ...................................................................................

B. Latar Belakang ....................................................................................

C. Rumusan Masalah ...............................................................................

D. Tujuan Penelitian ................................................................................

E. Manfaat Penelitian ..............................................................................

1. Manfaat Teoritis ............................................................................

2. Manfaat Praktis .............................................................................

F. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................

1. Fokus Penelitian ............................................................................

2. Operasional Konsep ......................................................................


46

BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................

BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................

A. Pendekatan Penelitian.............................................................................

B. Lokasi Penelitian.....................................................................................

C. Instrumen Penelitian ...............................................................................

D. Sumber Data Penelitian ..........................................................................

1. Sumber Data Primer .........................................................................

2. Sumber Data Sekunder .....................................................................

E. Teknik dan Pengumpulan Data .............................................................

1. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................

a. Metode Observasi .......................................................................

b. Metode Wawancara ....................................................................

c. Metode Dokumentasi .................................................................

2. Alat Pengumpul Data .......................................................................

a. Panduan Observasi .....................................................................

b. Panduan Wawancara .................................................................

c. Dokumentasi ...............................................................................

F. Teknik Analisis Data...............................................................................

1. Reduksi Data (Data Reduction).........................................................

2. Pengujian Data (Data Display) ..........................................................

3. Penarik Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification) .................

G. Pengujian Keabsahan Data .....................................................................

1. Perpanjangan Pengamatan..................................................................
47

2. Meningkatkan Ketekunan ..................................................................

3. Triangulasi .........................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................

A. Hasil Penelitian ....................................................................................

1. Penyajian Data ...................................................................................

2. Data Umum ........................................................................................

a. Gambaran SMA Kristen Immanuel Pontianak.............................

b. Identitas Informan ........................................................................

3. Data Khusus .......................................................................................

a. Hasil Observasi ............................................................................

b. Hasil Wawancara .........................................................................

B. Pembahasan ..........................................................................................

1. perencanaan pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social

interaction) berbasis aplikasi Microsoft Teams di kelas XI IPS Mandarin

di SMA Kristen Immanuel Pontianak................................................

2. pelaksanaan pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social

interaction) berbasis aplikasi Microsoft Teams di kelas XI IPS Mandarin

di SMA Kristen Immanuel Pontianak................................................

3. hasil pembelajaran pembelajaran sosiologi model interaksi sosial (social

interaction) berbasis aplikasi Microsoft Teams di kelas XI IPS Mandarin

di SMA Kristen Immanuel Pontianak................................................

BAB V PENUTUP .........................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................
48

B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
49

LAMPIRAN 2

KISI-KISI PANDUAN OBSERVASI

Analisis Pembelajaran Sosiologi Model Interaksi Sosial (Social

Interaction) Berbasis Aplikasi Microsoft Teams di Kelas

XI IPS Mandarin SMA Kristen Immanuel

Pontianak.

Fokus Penelitian Aspek Indikator Deskripsi


Pengamatan

Analisis 1. Perencanaan a. Silabus

Pembelajaran pembelajaran b. Rencana

Sosiologi Model pelaksanaan

Interaksi Sosial Pembelajaran

(Social (RPP)

Interaction)

Berbasis Aplikasi 2. Pelaksanaan a. Kegiatan

Microsoft Teams pembelajaran Pembukaan

di Kelas b. Kegiatan inti

XI IPS Mandarin c. Kegiatan

SMA Kristen penutup

Immanuel

Pontianak. 3. Hasil a. tes dan nontes

pembelajara b. tertulis atau


50

n lisan,

c. pengamatan

kinerja,

d. pengukuran

sikap,

e. penilaian hasil

karya berupa

tugas, proyek

dan/atau

produk,

f. portofolio

g. penilaian diri
51

LAMPIRAN 3

KISI-KISI PANDUAN WAWANCARA

Analisis Pembelajaran Sosiologi Model Interaksi Sosial (Social

Interaction) Berbasis Aplikasi Microsoft Teams di Kelas

XI IPS Mandarin SMA Kristen Immanuel

Pontianak.

Kisi-kisi panduan wawancara untuk guru sosiologi kelas XI IPS Mandarin


SMA Kristen Immanuel Pontianak

Fokus Penelitian Aspek Pengamatan Indikator Item

Analisis 4. Perencanaan a. Silabus

Pembelajaran pembelajaran b. Rencana

Sosiologi Model pelaksanaan

Interaksi Sosial Pembelajaran

(Social (RPP)

Interaction)

Berbasis 5. Pelaksanaan a. Kegiatan

Aplikasi pembelajaran Pembukaan

Microsoft Teams b. Kegiatan inti

di Kelas c. Kegiatan

XI IPS penutup

Mandarin SMA
6. Hasil pembelajaran a. tes dan nontes
Kristen
b. tertulis atau
52

Immanuel lisan,

Pontianak. c. pengamatan

kinerja,

d. pengukuran

sikap,

e. penilaian hasil

karya berupa

tugas, proyek

dan/atau

produk,

f. portofolio

g. penilaian diri

LAMPIRAN 4

PANDUAN WAWANCARA
53

Analisis Pembelajaran Sosiologi Model Interaksi Sosial (Social

Interaction) Berbasis Aplikasi Microsoft Teams di Kelas

XI IPS Mandarin SMA Kristen Immanuel

Pontianak.

Panduan wawancara untuk guru sosiologi kelas XI IPS Mandarin SMA


Kristen Immanuel Pontianak
Data informan :
Nama :
Jenis kelamin :
Jabatan :
Hari/tgl :

Daftar pertanyaan rumusan masalah

A. Perencanaan Pembelajaran

1. Apakah silabus merupakan perencanaan pembelajaran yang pertama

bapak/ibu buat untuk rancangan pembelajaran yang akan bapak/ibu

laksanakan?

2. Apakah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)yang bapak/ibu buat

mengacu pada silabus?

3. Bagaimana Bapak/ibu menentukan model pembelajaran yang akan

digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran?

B. Pelaksanaan pembelajaran
4. Bagaimana bapak/ibu melakukan kegiatan pembukaan pembelajaran?

5. Bagaimana Bapak/ibu melakukan kegiatan inti pembelajaran?

6. bagaimana bapak/ibu melakukan kegiatan penutupan pembelajaran?

C. Hasil pembelajaran
54

7. Penilaian seperti apa yang bapak/ibu gunakan?

8. Apakah bapak/ibu menggunakan penilaian dengan cara tes dan not tes?

9. Apakah bapak/ibu mengarahkan siswa untuk membuat karya atau

produk

10. Apakah bapak/ibu mengarahkan siswa untuk melakukan penilaian diri


55

LAMPIRAN 5

PANDUAN WAWANCARA

Analisis Pembelajaran Sosiologi Model Interaksi Sosial (Social

Interaction) Berbasis Aplikasi Microsoft Teams di Kelas

XI IPS Mandarin SMA Kristen Immanuel

Pontianak.

Panduan wawancara untuk siswa kelas XI IPS Mandarin SMA Kristen


Immanuel Pontianak
Data informan :
Nama :
Jenis kelamin :
Jabatan :
Hari/tgl :

Daftar pertanyaan rumusan masalah

A. Perencanaan Pembelajaran

1. Apakah guru sosiologi menjelaskan rencana pelaksanaan pembelajaran

sebelum memulai pembelajaran?

2. Apakah model yang digunakan guru sosiologi ketika melakukan proses

belajar mengajar?

B. Pelaksanaan Pembelajaran

3. Bagaimana guru sosiologi memulai kegiatan pembukaan belajar

mengajar?

4. Bagaimana guru sosiologi dalam melaksanakan inti pembelajaran?

5. Bagaimana guru sosiologi dalam menutup pembelajaran?


56

6. Apakah guru sosiologi menyampaikan materi apa yang akan diajarkan

untuk pertemuan selanjutnya?

C. Hasil Pembelajaran

7. Apakah guru sosiologi memberikan tugas/latihan setiap selesai

menyampaikan materi atau bab?

8. Tugas/ latihan seperti apa yang guru sosiologi berikan?

9. Apakah dalam room Microsoft teams guru mengarahkan untuk

melakukan diskusi kelompok?

10. Apakah guru sosiologi memberikan tugas berupa tes dan non tes,

proyek atau pun produk ?

Anda mungkin juga menyukai