Anda di halaman 1dari 127

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan MuaraKemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/A/I/SK/ / PKM-BB / 2017
TENTANG
AKSES TERHADAP REKAM MEDIS
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG,
Menimbang : a. bahwa dalam penyelenggaraaan pelayanan klinis yang berkualitas di
Puskesmas, diperlukan penulisan rekam medis yang sesuai standar.
b. bahwa untuk menjamin kerahasiaan informasi pasien, perlu ditentukan
identifikasi terhadap tenaga kesehatan tertentu yang memiliki akses
terhadap isi rekam medis pasien.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung tentang Akses Terhadap
Rekam Medis.
Mengingat : 1. UU Nomor 29 Tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran;
2. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang
Rekam Medis;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG TENTANG


AKSES TERHADAP REKAM MEDIS.
Kesatu : Menentukan tenaga kesehatan yang memiliki akses terhadap isi rekam medis
pasien sebagaimana terlampir dalam keputusan ini merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
Kedua Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


pada tanggal, Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1009

Lampiran I
Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung
Nomor : 445/A/I/SK/ /PKM-BB/2017
Tanggal : Juni 2017
Tentang : Petugas Pendaftaran
A. AKSES TERHADAP REKAM MEDIS

1. Permintaan rekam medis hanya bisa diberikan untuk kepentingan pengobatan pasien
dan untuk kepentingan lain harus sesuai aturan dan dicatat dalam pencatatan
peminjaman rekam medis.
2. Bagi pasien yang memerlukan data rekam medis, dapat diberikan resume atau
ringkasan perawatan pasien, hasil pemeriksaan dan riwayat pelayanan telah diberikan
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku pada rekam medis..
3. Penanggung jawab berkas rekam medis bertanggung jawab atas pengembalian dan
pendistribusian berkas rekam medis.

B. TENAGA KESEHATAN YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP REKAM MEDIS

NO TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS BATU BANDUNG


1 Dokter Dokter Umum

2 Keperawatan Bidan
Perawat
3 Farmasi Asisten Apoteker

4 Kesehatan masyarakat Sanitarian


Penyuluh kesehatan
5 Gizi Nutrisionis
6 Laboratorium Analis Kesehatan
7 Rekam Medis Petugas Rekam Medis
Petugas LOKET

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1009
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan MuaraKemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/A/I/SK/ / PKM-BB / 2017
TENTANG
PETUGAS PENDAFTARAN PUSKESMAS BATU BANDUNG
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di wilayah


kerja Puskesmas Batu Bandung Kabupaten Kepahiang maka di anggap perlu
menetapkan petugas pemberi pelayanan pendaftaran.
b bahwa kepuasan pasien bisa terwujud dengan komunikasi yang baik dalam
penyampaian informasi di loket harus jelas.
c bahwa untuk melaksanakan seperti yang tersebut pada huruf a dan b perlu
kebijakan pendaftaran yang ditetapkan dalam keputusan kepala UPTD puskesmas

Mengingat : 1 Undang-Undang No 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran (Lembaran


. Negara Republic Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2 Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No 5063);
3 Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
. Negara Republik Indonesia Tahun 1996 No 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3637);
4 Peraturan Menteri Kesehatan No 09 Tahun 2014 Tentang Klinik;
.
5 Keputusan Menteri Kesehatan 128 / MENKES / SK / 2 / 2004 Tentang Kebijakan
. Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PETUGAS


PENDAFTARAN DI PUSKESMAS BATU BANDUNG
KESATU : Kebijakan pendaftaran pasien puskesmas Batu Bandung sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini;
KEDUA : Penyelenggara pendaftran pasien puskesmas Batu Bandung dilaksanakan
oleh staf yang berwenang dan berkompeten dibidangnya yang ditetapkan
oleh kepala puskesmas Batu Bandung;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan, dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan / perubahan kembali
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


pada tanggal, Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1009
Lampiran I
Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung
Nomor : 445/A/I/SK/ /PKM-BB/2017
Tanggal : Juni 2017
Tentang : Petugas Pendaftaran

PETUGAS PENDAFTARAN PUSKESMAS BATU BANDUNG

NO NAMA NRPTT TUGAS

1 Novi Siska Sari, Amd. - Penanggung Jawab


Kep. Pendaftaran

2 Yunita ,Amd. Keb. Pelaksana Pelayanan Loket


-

Ditetapkan di Batu Bandung


pada tanggal, Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1009
Lampiran II
Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung
Nomor : 445/A/I/SK/ /PKM-BB/ 2017
Tanggal : Juni 2017
Tentang : Petugas Pendaftaran

URAIAN TUGAS

1. Penanggung jawab loket pendaftaran Puskesmas mempunyai tugas:


a. Menyusun rencana kegiatan pelayanan di loket pendaftaran berdasarkan data program
Puskesmas,
b. Melaksanakan kegiatan pelayanan di loket pendaftaran dan koordinasi dengan unit terkait
sesuai dengan prosedur dan ketentuan,
c. Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan di loket pendaftaran secara keseluruhan,
d. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan pelayanan sebagai
bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada Kepala Puskesmas,
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.

2. Pelaksana pelayanan loket pendaftaran di Puskesmas mempunyai tugas :


a. Pelaksanaan persiapan kelengkapan pendaftaran,
b. Pemanggilan pasien sesuai nomor urut,
c. Pencatatan identitas pasien baru ,
d. Pencatatan kunjungan pasien sesuai dengan poli yang dituju,
e. Pencatatan dan pelaporan harian / bulanan,
f. Penghitungan hasil retribusi harian,
g. Penyesuaian pengeluaran karcis retribusi dengan jumlah uang hasil retribusi yang
diterima,
h. Penyetoran dari hasil retribusi ke pengelola keuangan Puskesmas Batu Bandung setiap
hari.

Ditetapkan di Batu Bandung


pada tanggal, Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1009

Lampiran III
Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung
Nomor : 445/A/I/SK/ /PKM-BB/ 2017
Tanggal : Juni 2017
Tentang : Petugas Pendaftaran
BAGAN ALUR PENDAFTARAN

PENDAFTARAN

JKN
UMUM

Pembayaran
karcis Lampiran IV
Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung
Nomor : 445/A/I/SK/ /PKM-BB/ 2017
Tanggal : Juni 2017
KAJIAN AWAL Tentang : Petugas Pendaftaran

KLINIS
BAGAN ALUR
PELAYANAN RAWAT JALAN

PASIEN
DATANG
POLI/UNIT DI
TUJU
PENDAFTARAN

POLI LAB POLI KONSULTASI POLI


KIA dan KB GIGI

GIZI

APOTEK

PASIEN
PULANG
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
1. DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

PENYAMPAIAN INFORMASI HASIL PENINGKTAN MUTU LAYANAN


KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan Puskesmas terhadap


tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu perlu
adanya penyampaian informasi dan komunikasi hasil-hasil
peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien;
b. bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana dimaksud pada
huruf a perlu ditetapkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Batu
Bandung Kabupaten Kepahiang:

Mengingat 1. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang pembentukan


Kabupaten Lebong dan Kepahiang di Propinsi Bengkulu;
2. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tetang Praktik Kedokteran;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 Tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
7.. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 128/MENKES/SK/II/2004
Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
8. Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah Daerah
Kabupaten Kepahiang:
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Penyampaian informasi dan komunikasi hasil-hasil peningkatan
mutu layanan kilnis dan keselamatan pasien;
KEDUA Petugas yang bertanggung jawab dalam upaya peningkatan
mutu layanan klinis dan keselamatan pasien berkewajiban
mendistribusikan/menyampaikan informasi dan komunikasi hasil-
hasil peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien;
KETIGA : Segala biaya akibat dikeluarkannya keputusan ini dibebankan pada
anggaran Puskesmas Batu Bandung Kabupaten Kepahiang;
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari ada kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya:

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
2.
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : d. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan berdasarkan


kebutuhan pasien;
e. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu dan
keselamatan pasien;
f. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan pasien,
maka perlu disusun kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas Batu
Bandung;

Mengingat : 5. Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan


Provinsi Bengkulu;
6. Undang - Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Lebong dan Kepahiang di Provinsi Bengkulu;
7. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75tahun
2014, tentang Puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi;
10.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003, tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten / Kota;

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS
KEDUA : Kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas Batu Bandung sebagaimana
dimaksud diktum KESATU adalah yang tercantum dalam Lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KETIGA : keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sesuai dengan
ketentuanapabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


BATU BANDUNG NOMOR: 445/C/VII/
/PKM-BB/2017
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Minimal lulusan SMA/SMK sederajat
b. Mampu mengoperasikan komputer
c. Berpenampilan menarik
d. Mampu berkomunikasi dengan baik
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi sebagai
berikut:
a. Nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal
b. Nomor rekam medis
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, ketersediaan tempat tidur ,
dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat
disediakan di tempat pendaftaran
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari pendaftaran
7. Hak-hak pasien meliputi:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Puskesmas Batu Bandung
b. Mendapatkan informasi tentang penyakit yang diderita, tindakan medis yang akan
dilakukan dan upaya pencegahan penyakit tidak kambuh lagi
c. Meminta konsultasi medis
d. Menyampaikan pengaduan, saran, kritik dan keluhan berkaitan dengan pelayanan
e. Memperoleh pelayanan yang bermutu, aman, nyaman, adil, jujur, dan manusiawi
f. Memperoleh informasi mengenai hasil pemeriksaan yang meliputi diagnosis dan
tata cara tindakan, tujuan tindakan, alternatif tindakan, resiko, biaya, komplikasi
yang mungkin terjadi dan efek samping terhadap tindakan yang dilakukan
g. Memberikan persetujuan atau menolak akan tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya kecuali untuk kasus KLB dan
kasus yang membahayakan masyarakat
h. Memilih tenaga kesehatan jika dimungkinkan
8. Kewajiban pasien meliputi:
a. Membawa kartu berobat dalam setiap kunjungan
b. Membawa kartu BPJS/KIS bagi pasien yang terdaftar
c. Mengikuti alur pelayanan pasien
d. Mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku di Puskesmas Batu Bandung
e. Memberi informasi yg lengkap dan benar tentang masalah kesehatannya kepada
tenaga kesehatan di Puskesmas Batu Bandung
9. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindaklanjuti
B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN
1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten melakukan
pengkajian
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian lain
oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang tidak
perlu
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain wajib
diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yang
kompeten
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus dilakukan
melalui proses pendelegasian wewenang
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang memenuhi
persyaratan
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan
tempat yang memadai
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang dibakukan
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial,
spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan meperhatikan
efisiensi sumber daya
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan
kepada pasien
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien

C. PELAKSANAAN LAYANAN;
1. Pelayanan klinis yang disediakan meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap
(persalinan dan UGD).
2. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
3. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan, kebidanan,
dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
4. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
5. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis
6. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
7. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum
mendapatkan persetujuan
8. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (Informed Consent) wajib didokumentasikan
9. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindaklanjuti
10. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
11. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat
12. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
berisiko tinggi
13. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal)
14. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
15. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas
16. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
17. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak lanjuti
18. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu
19. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan
pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya
20. Pasien berhak untuk menolak pengobatan
21. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
22. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh prosedur
yang baku.
23. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang
hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku
25. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten
26. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan Informed Consent
27. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan
28. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan.

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Pemulangan pasien rawat inap (persalinan dan UGD) dipandu oleh kebijakan dan
prosedur yang berlaku
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter yang menangani
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis
6. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten
9. Kriteria merujuk pasien meliputi
a) Pada hasil pemeriksaan fisik sudah dipastikan tidak mampu diatasi.
b) Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu
diatasi.
c) Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksa
harus disertai dengan kehadiran pasien.
d) Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan
perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu
10. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang tindak lanjut
layanan.

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
3.
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN JENIS- JENIS PELAYANAN PUSKESMAS


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan fungsi Puskesmas sebagai


penyedia pelayanan kesehatan dasar di wilayah kerja Puskesmas
Batu Bandung perlu ditetapkan jenis-jenis pelayanan di Puskesmas
Batu Bandung;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a,
perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas tentang jenis-
jenis pelayanan di Puskesmas Batu Bandung.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 Tentang Pembentukan


Provinsi Bengkulu;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2003 Tentang Pembentukan
Kabupaten Lebong Dan Kabupaten Kepahiang;
3. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 741 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
di Kabupaten/kota;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 07 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Laboratorium;
6. Peratuan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan
Nasional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 05 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer;
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
10 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
157/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota;
11. Keputusan Mentri Kesehatan RI, Nomer
128/MENKES/SK/ II/2004, tentang kebijakan dasar
puskesmas;
12. Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor :
296/MENKES/SK/III/2008, tentang Pengobatan Dasar
Puskesmas;
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor :
830/MENKES/SK/IX/2009, tentang Pedoman
Pelaksanaan Penyediaan Obat dan Vaksin dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Jenis – jenis pelayanan di Puskesmas Batu Bandung.
KEDUA : Jenis – jenis pelayanan kesehatan di Puskesmas Batu Bandung yang di
maksud dari diktum KESATU yaitu pelayanan perorangan dan
pelayanan kesehatan masyarakat seagaimana tercantum dalam lampiran
surat keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, bila dikemudian hari
terdapat penambahan atau pengurangan jenis pelayanan akan dilakukan
perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR: 445/C/VII/
/PKM-BB/2017
TENTANG JENIS – JENIS PELAYANAN PUSKESMAS

JENIS – JENIS PELAYANAN DI PUSKESMAS BATU BANDUNG

A. PROGRAM ESENSIAL
1. Promosi kesehatan
2. Pencegahan dan pengendalian penyakit (P3)
3. Pelayanan Gizi Masyarakat
4. Kesehatan lingkungan
5. Kesehatan ibu anak dan KB
6. Keperawatan kesehatan masyarakat

B. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN


1. Poli Umum
2. Poli Anak
3. Poli Ibu Dan Persalinan
4. Poli KB
5. Pelayanan Gawat Darurat
6. Pelayanan Laboratorium
7. Pelayanan Kefarmasian
8. Pelayanan Konsultasi Gizi
9. Pelayanan Imunisasi

C. PROGRAM PENGEMBANGAN
1. Kesehatan Lansia
2. Kesehatan Jiwa
3. Sayang Anak

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR: 445/C/VII/
/PKM-BB/2017
TENTANG JENIS – JENIS PELAYANAN PUSKESMAS

JADWAL PELAYANAN PUSKESMAS BATU BANDUNG

N JENIS PELAYANAN BUKA SETIAP HARI


O
1 Pelayanan Loket Senin–Sabtu
2 Poli Umum Senin–Sabtu
3 Poli Anak Senin–Sabtu
4 Poli Ibu / KB Senin–Sabtu
5 UGD Senin–Sabtu
6 Poli Gigi Senin–Sabtu
7 Poli Imunisasi Senin–Sabtu
8 Laboratorium Senin–Sabtu
9 Kesling Senin–Sabtu
10 Apotek / Obat Senin–Sabtu

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
4.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa dalam penyelenggaraan upaya kesehatan secara efektif dan


efisien, diperlukan mekanisme komunikasi yang baik antara pimpinan,
petugaspelayanankesehatansebagaipemberipelayanandanpasiensebaga
b. ipenerimapelayanandi Puskesmas Batu Bandung;
bahwamekanismekomunikasitersebut point
(a)dimaksudkanuntukmelindungihakdankewajibanpasiendanpetugaske
sehatandalampelayanankesehatan
c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut point (a), perlu
ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung;

Mengingat : 1 Undang - UndangNomor 9 Tahun 1967 tentangPembentukanProvinsi


. Bengkulu;
2 Undang-UndangNomor 39 Tahun 2003
. tentangPembentukanKabupatenLebongdanKepahiang di Provinsi
Bengkulu;
3 Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
. tentangKesehatan;
4 PeraturanMenteriKesehatan No. 741 Tahun 2008
. tentangStandarPelayanan Minimal BidangKesehatan di
Kabupaten/kota;
5. PeraturanMenteriKesehatan No. 75 tahun 2014
tentangPusatKesehatanMasyarakat;
6. PeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentangAkreditasiPuskesmas, KlinikPratama,
TempatPraktekMandiriDokter, danTempatPraktekMandiriDokter
Gigi;
7. KeputusanMenteriKesehatan RI Nomor : 157/MENKES/SK/X/2003
tentangStandarPelayanan Minimal BidangKesehatanKabupaten/Kota;
8. KeputusanMentriKesehatan RI, Nomer 128/MENKES/SK/
II/2004, tentangkebijakandasarpuskesmas;
9. KeputusanMenteriKesehatan RI , Nomor :
296/MENKES/SK/III/2008,
10 tentangPengobatanDasarPuskesmas;
. Keputusan kepala puskesmas tentang hak dan kewajiban
pasien

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PENYAMPAIAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
KEDUA : Penyampaian hak dan kewajiban pasien Puskesmas Batu Bandung
sebagaimana dimaksud diktum KESATU adalah yang tercantum dalam
lampiran surat keputusan ini.

KETIGA : Komunikasi dimaksud pada diktum Kesatu meliputi:


1. Penyampaianinformasihakdankewajibanpasienmulaidari proses
pendaftaranhinggapelayananobatdan;
2. Informasihakdankewajibantersebuttertuangdalam inform consent yang
tersedia di tiap-tiappelayanan
KETIGA : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat pelaksanaan surat
keputusan ini dibebankan pada anggaran Puskesmas Batu Bandung;
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan, Apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan surat keputusan ini,
akan ditinjau dan diadakan perubahan seperlunya,.

Ditetapkan di Batu Bandung


Padatanggal Januari 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR:445/C/VII/ /PKM-BB/2017
TENTANG PENYAMPAIAN HAK DAN KEWAJIBAN
PASIEN

HAK-HAK PASIEN
1. MendapatkanpenjelasansecaralengkaptentangtindakanmedissebagaimanadimaksuddalamPasa
l 45 ayat (3);
2. Penyakityang diderita;
3. Tindakanmedis yang akandilakukan;
4. Alternatiftindakan lain danresikonya;
5. Resikodankomplikasi yang mungkinterjadi;
6. Prognosis terhadaptindakan yang diakukanmemintapendapatdokterataudoktergigi lain;
7. Mendapatkanpelayanansesuaidengankebutuhanmedis;
8. Memilihpelayanankesehatan (tenagamedis/paramedic);
9. Menolaktindakanmedis;
10. Dan mendapatkanisirekammedis.
11. Mengajukanusul, kritikdan saran untukperbaikanPuskesmasBatu Bandung
dalampemberianpelayanan.

KEWAJIBAN PASIEN

1. Membawa kartu berobat dalam setiap kunjungan


2. Membawa kartu BPJS/KIS bagi pasien yang terdaftar
3. Mengikuti alur pelayanan pasien
4. Memberikaninformasi yang lengkapdanjujurtentangmasalahkesehatannya;
5. Mematuhinasihatdanpetunjukdokterataudoktergigi;
6. Mematuhiketentuan yang berlaku di saranapelayanankesehatan; dan
7. Memberikanimbalanjasaataspelayanan yang diterima.
8. Mentaatisegalaperaturandantatatertib yang berlaku di PuskesmasBatu Bandung
9. Memberiinformasi yang lengkapdanbenartentangmasalahkesehatannya kepada tenaga
kesehatan di Puskesmas Batu Bandung

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
5.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN PEMBERIAN OBAT ATAU CAIRAN INTRAVENA


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : b. bahwa penggunaan dan pemberian obat dan/atau cairan intravena


merupakan kegiatan yang berisiko terhadap terjadinya infeksi;
c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut point a, perlu
ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaaimana dimaksud dalam
huruf a dan b perlu ditetapkan keputusan kepala puskesmas Batu
Bandung;

Mengingat : 1. Undang– Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan


Provinsi Bengkulu;
2. Undang– Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Lebong dan Kepahiang di Provinsi Bengkulu;
3. Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
4. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota;
6. Pedoman Manajemen Puskesmas sebagai tindak lanjut dari
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/MENKES/SK/2004 tentang kebijakan dasar Puskesmas;
7. Permenkes Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang standar pelayanan
kedokteran.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
2013 tentang Pelyanan Kesehatan pada JKN;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 5 Tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di fasilitas pelayanan
Kesehatan Primer;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
11. PeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentangAkreditasiPuskesmas, KlinikPratama,
TempatPraktekMandiriDokter, danTempatPraktekMandiriDokter
Gigi;

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PEMBERIAN CAIRAN ATAU OBAT INTRAVENA
KEDUA : Pemberiancairandan / atauobatintravenaPuskesmasBatu Bandung
sebagaimana dimaksuddiktum KESATU adalah yang
tercantumdalamlampiransuratkeputusanini.
KETIGA : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat pelaksanaan surat
keputusan ini dibebankan pada anggaran Puskesmas Batu Bandung;
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan
danapabiladikemudianhariterdapatkekeliruan, akandiadakanperbaikan/
perubahansebagaimanamestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Padatanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR:445/C/VII/ /PKM-BB/2017
TENTANG PEMBERIAN CAIRAN ATAU OBAT
INTRAVENA

PEMBERIAN CAIRAN ATAU OBAT INTRAVENA


DI PUSKESMAS BATU BANDUNG

1. Pemberiancairanatauobatintravenaadalahpemberianobatdengancaramemasukkanobatkedala
mpembuluhdarah vena menggunakanspuitinjeksi.
2. Pemberiancairanatauobatintravenahanyadilakukanpadakasus –
kasusemergensidenganmelakukanpemasangan infuse dahuluapabilakondisimemungkinkan.
3. Petugaswajibmenggunakan APD yang meliputisarungtangandan masker
dalammemberikancairanatauobatintravena.
4. Jeniscairan/obatintravena yang tersedia di PuskesmasBatu Bandungadalahsebagaiberikut:
a. Cairan
 Ringer Lactat
 Na CL 0.9%
 Dextrose 5%
 Dextrose 10%
b. Obat
 Epinephrin
 Aminophilin
 Dexametasone
 Ranitidin
 Ceftriasone
 Cefotaxim

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
6.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS DAN INDIKATOR


PERILAKU PEMBERI LAYANAN KLINIS
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Meni : a bahwadalamupayameningkatkanpelayananPuskesmasterhadaptuntutanmasyarakatak
mba
anpelayanankesehatan yang
ng
bermutuperluadanyaevaluasidanperbaikanperilakupelayananklinis;
b bahwauntukmemenuhikepentingansebagaimanadimaksudpadahuruf(a)perluditetapka
nSuratKeputusanKepalaPuskesmasBatu BandungKabupatenKepahiang:

Men 1 Undang-undangNomor 39 Tahun 2003


ging tentangpembentukanKabupatenLebongdanKepahiang di Propinsi Bengkulu;
at
2 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 TetangPraktikKedokteran;
3 Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan;
4 PeraturanPemerintahNomor 32 tahun 1996 TentangTenagaKesehatan;
5 PeraturanMenteriKesehatanNomor 001 Tahun 2012
TentangSistemRujukanPelayananKesehatanPerorangan;
6 PeraturanMenteriKesehatanNomor 75 Tahun 2014 tentangPuskesmas:

7 KeputusanMenteriKesehatan RI nomor 128/MENKES/SK/II/2004


TentangKebijakanDasarPusatKesehatanMasyarakat;
8 KeputusanMenteriKesehatan RI nomor 128/MENKES/SK/II/2004
TentangKebijakanDasarPusatKesehatanMasyarakat;

MEMUTUSKAN
Men :
etapk
an
PER PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS DAN INDIKATOR PERILAKU
TA PEMBERI LAYANAN KLINIS DI PUSKESMAS BATU BANDUNG ;
MA
KED Kepadapenanggungjawabpemberilayanandalammemberilayanan agar
UA mengacupadaindikatorklinisdanindikatorprilakupemberilayanan di PuskesmasBatu
Bandungsebagaimanaterlampir yang tidakterpisahkandarikeputusanini;
KET SegalabiayaakibatdikeluarkannyakeputusaninidibebankanpadaanggaranPuskesmasB
IGA atu BandungKabupatenKepahiang;
KEE : Keputusaniniberlakusejaktanggalditetapkandenganketentuanapabiladikemudianharia
MPA dakekeliruandalamkeputusaniniakandiadakanperbaikansebagaimanamestinya:.
T

Ditetapkan di Batu Bandung


Padatanggal Januari 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR:445/C/VII/ /PKM-BB/2017
TENTANG PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS DAN
INDIKATOR PERILAKU PEMBERI LAYANAN KLINIS

PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS DAN INDIKATOR PERILAKU PEMBERI


LAYANAN KLINIS

1. KepalaPuskesmasdanseluruhpenaggungjawab UKP danpenaggungjawab UKM


wajibberpartisipasidalam program
mutudankeselamatanpasienmulaidariperencanaan ,pelaksanaan , monitoring danevaluasi.
2. Para koordinator program UKM dan UKP
wajibmelakukankolaborasidanintegrasikegiatandalampelaksanaan program
mutukeselamatanpasien yang diselenggarakandiseluruhjajaranPuskesmas.
3. PerencanaanmutudisususnolehseluruhjajaranPuskesmasdenganpendekatan multi disiplin,
dandikoordinasikanolehwakilmanajemenmutu.
4. Perencanaanmutuberisikansekurangkurangnya :
a. Penentuan area prioritas yang berpotensimasalah yang dipilihberdasarkan data
daninformasi,baikdari monitoring danevaluasiindikator,
maupunkeluhanpasien/keluarga/stafdanmempertimbangkankekritisan,
kegawatanmasalahsertaresikotinggidankecenderunganterjadinyamasalah.
b. Area prioritastersebutadalahsasarankeselamatanpasien
c. Kegiatanpengukurandanpengendalianmutudankeselamatanpasien yang
terkoordinasidarisemua unit kerjapelayanan
d. Pengukuranmutudankeselamatanpasiendilakukandenganpemeliharaaanindikator,
pengumpulan data,
untukkemudiandianalisisdanditindaklanjutidalamupayapeningkatanmutudankeselamat
anpasien.
e. Indikatormeliputiindikator menejerial, indikatorkinerja UKM, indikatorKlinis, yang
meliputiindikatorstruktur, proses, dan outcome.
f. Upaya-upayaperbaikanmutudankeselamatanpasienmelaluistandarisasi,
perancangansistem,rancanganulangsistemuntukpeningkatanmutudankeselamatanpasie
n.
g. Penerapanmanajemanresikopadasemualinipelayananbaikpelayananklinismaupunpelay
anan UKM.
h. Manajemanresikoklinisuntukmencegahterjadinyakejadiansentinel,
kejadiantidakdiharapkan, kejadiannyariscidera, dankeadaanpotensialcidera.
i. Program
dankegiatankegiatanpeningkatanmutupelayananklinisdankeselamatanpasientermasuk
di dalampelayananklinisdankeselamatanpasien, termasukdalam program
peningkatanmutulaboratoriumdandalam program peningkatanmutupelayananobat.
j. Program pelatihan yang terkaitdenganpeningkatanmutudankeselamatanpasien.
k. Rencanapertemuansosialisasidankoordinasiuntukpenyampaianmasalah,
tindaklanjutdankemajuantindaklanjut yang dilakukan .
l. Rencana Monitoring danevaluasi program mutudankeselamatanpasien.
5. Perancangansistem/prosesspelayananmemperhatikanbutirbutirdibawahini :
a. Konsistensidenganvisi , misidantujuansertatatanilaiPuskesmas,
danperencanaanPuskesmas,
b. Memenuhikebutuhanpasien, keluargadanstaf,
c. Menggunakanpedomanpenyelenggaraan UKM, pedomanklinis ,
standarpelayananklinis, pedomanpraktekklinis, standarpelayananklinis,
kepustakaanilmiahdanberbagaipanduandariprofesimaupunpanduandarikesehatan,
d. SesuaidenganPraktekbisnis yang sehat.

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
7.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN KELUHAN PASIEN


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa selama proses pelaksanaan layanan petugas kesehatan harus


memperhatikan dan menghargai kebutuhan dan hak pasien sehingga
kebutuhan dan keluhan pasien diidentifikasi selama proses pelaksaan
layanan ;
b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut point (a), perlu
ditetapkan keputusan kepala Puskesmas Batu Bandung tentang
Identifikasi Keluhan dan Penanganan di Puskesmas di Puskesmas
Batu Bandung;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran;


2. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Keshatan di Kabupaten/Kota;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.;

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : IDENTIFIKASI KELUHAN PASIEN DAN PENANGANAN
KELUHAN DI PUSKESMAS BATU BANDUNG
KEDUA : Pelaksaaan identifikasi keluhan pasien dan penanganan keluhan
memperhatikan dan menghargai kebutuhan dan hak pasien sebagaimana
tercantum dalam dictum KESATU.

KETIGA : Segala biaya akibat dikeluarkannya keputusan ini dibebankan pada


anggaran Puskesmas Batu Bandung Kabupaten Kepahiang.

KEEMPAT : Kebijakan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan, dengan ketentuan


apabila ada kekeliruan akan dilakukan perubahan sebagaimana
mestinya.;

Ditetapkan di Batu Bandung


Padatanggal Januari 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
8.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN JENIS SEDASI YANG DAPAT DIGUNAKAN DI


PUSKESMAS
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimba : a. bahwa untuk melakukan pelayanan sedasi harus memenuhi standar prosedur
ng yang berlaku di puskesmas sehingga memenuhi kebutuhan seperti yang
diharapkan pasien;
b. bahwa dalam Penerapan jenis-jenis sedasi yang tercantum dalam poin (a)
dapat dilakukan maka Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara
mandiri di Puskesmas Batu Bandung;
c. bahwa dalam rangka pelaksanaan tersebut, perlu dituangkan dalam Surat
Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung;

Menging : 1. Undang - UndangRepublik Indonesia, Nomor 32 Tahun 1996, tentang


at kesehatan;
2. Undang-UndangRepublik Indonesia,Nomor 29 Tahun 2004
tentangPraktikKedokteran;
3. Undang-UndangRepublik Indonesia,Nomor 36 Tahun
2009,tentangKesehatan;
4. PeraturanPresidenRepublik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
tentangSistemKesehatanNasional;
5. PeraturanPresiden No 12 Tahun 2013, pasal 42 tentang Jaminan Kesehatan
Nasional;
6. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 021 tahun 2008
tentang penyelenggaraan administrasi pemerintahan;
7. Peraturan Kementerian Kesehatan, Nomor 71 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan Nasional, Tahun 2019 akreditasi sebagai salah satu syarat
Credentialing;
8. Peraturan Menteri Kesehatan, Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
MEMUTUSKAN
Menetap :
kan
KESATU : JENIS-JENIS SEDASI YANG DAPAT DILAKUKAN DI PUSKESMAS
BATU BANDUNG.
KEDUA : Dalampelayanankesehatan di PuskesmasBatu
Bandungmemerlukantindakanbedah minor sebagaimanatercantumdalamdiktum
KESATU yang
membutuhkansedasisehinggatercapainyakinerjalayananterutamamenyangkutkep
adalayananklinis yang berkualitassecara optimal
sebagaimanatercantumdalamlampiranobatsedasi.
KETIGA : Segalabiayaakibatdikeluarkannyakeputusanini di
bebankanpadaanggaranPuskesmasBatu BandungKabupatenKepahiang.

KEEMP Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
AT dikemudian hari terdapat kekeliruan dan atau kesalahan didalamnya, akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Padatanggal Januari 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


BATU BANDUNG NOMOR:445/C/VII/ /PKM-BB/2017
TENTANG JENIS SEDASI YANG DIGUNAKAN DI
PUSKESMAS

No NamaObat Ket
1 Lidocain
2.. Pehacain

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
9.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN TENAGA KESEHATAN YANG MEMPUNYAI


KEWENANGAN MELAKUKAN ANASTESI LOKAL
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : e. bahwa dalam rangka memberikan pelayanan anastesi lokal di pusat


kesehatan masyarakat maka perlu dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang kompeten;
b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut point a, perlu ditetapkan
Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung;

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan


Provinsi Bengkulu;
2. Undang - Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Lebong dan Kepahiang di Provinsi Bengkulu;
3. Undang - Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 741 Tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/kota;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 07 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium;
6. Peratuan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 05 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer;
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : TENAGA KESEHATAN YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN
MELAKUKAN ANASTESI LOKAL
KEDUA : Tenaga Kesehatan Yang Mempunyai Kewenangan Melakukan anastesi
yang dimaksud diktum KESATU yaitu :
1. Dokter/ Dokter Gigi;
2. Perawat/Bidan/Perawat Gigi yang mendapatkan delegasi wewenang
dari Dokter/Dokter Gigi;
KETIGA : Segala biaya akibat dikeluarkannya ini keputusan ini dibebankan paa
angaran Puskesmas Batu Bandung Kabupaten Kepahiang
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan denan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekliruan atau kesalahan didalamnya,
akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
10.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VIII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit dan peningkatan


pelayanan klinis, maka perlu dilakukan pengembangan pelayanan
klinis yaitu melalui pemeriksaan laboratorium puskesmas;
b. bahwa untuk melaksanakan pemeriksaan laboratorium perlu
ditentukan jenis-jenis pemerikasaan laboratorium yang dapat
dilaksanakan di Puskesmas Batu Bandung;
c. bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas
Batu Bandung;
Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan
Provinsi Bengkulu;
2. Undang - Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Lebong dan Kepahiang di Provinsi Bengkulu;
3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM.


KEDUA : Menetapkan jenis - jenis pemeriksaan laboratorium yang dapat
dilaksanakan di Puskesmas Batu Bandung sebagaimana terlampir dalam
keputusan ini.
KETIGA : Segala biaya yang ditimbulkan akibat keluarnya Keputusan ini,
dibebankan pada anggaran Puskesmas Batu Bandung.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR:445/C/VIII/ /PKM-BB/2017
TENTANG JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM

JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM

NO SPESIMEN JENIS PEMERIKSSAAN


1 Darah Hematologi:
a. Hemoglobin
b. Golongan Darah
c. Malaria

Kimia Klinik:
a. Gula Darah
b. Kolesterol Total
c. Asam Urat

Serologis:
a. HbsAg
b. HIV
c. RDT malaria

2 Urin Urinalisa
a. Ph
b. Protein urine
c. Reduksi urine
d. SedimenUrine

Plano Test

3 Dahak BTA (Bakteri Tahan Asam)

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
11.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VIII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung


dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien;
b. bahwa dalam rangka menjamin pelayanan kefarmasian yang baik
maka pengelolaan obat dalam pelayanan kefarmasian puskesmas
harus dilakukan secara sistematis dan terkoordinasi;
c. Bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana dimaksud pada
huruf (a) dan (b), perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Puskesmas Batu Bandung;

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan


Provinsi Bengkulu;
2. Undang - Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Lebong dan Kepahiang di Provinsi Bengkulu;
3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : PELAYANAN FARMASI
KEDUA : Menentukan pelayanan farmasi sebagaimana terlampir dalam keputusan
ini.
KETIGA : Segala biaya yang ditimbulkan akibat keluarnya Keputusan ini,
dibebankan pada anggaran Puskesmas Batu Bandung.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR:445/C/VIII/ /PKM-BB/2017
TENTANG PELAYANAN FARMASI

PELAYANAN FARMASI

A. PENGERTIAN
Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan Sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh karena
itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara
berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan serta supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.

B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya pelayanan farmasi di Puskesmas Batu Bandung adalah agar:
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien dapat terlayani secara optimal.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan pelayanan
farmasi.

C. SISTEM PELAYANAN
Dalampelaksanaannyapetugasharus:
1. Menulis obat yang dikeluarkan dari kamar obat pada resep pasien.
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara penggunaan dan efek
samping obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di kamar obat

D. MENILAI, MENGENDALIKAN PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT YANG


MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan
pengendalian obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari:
1. Memperkirakan / menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Puskesmas dan
seluruh unit pelayanan.
2. Menentukan:
- Stok optimum
- Stok pengaman/penyangga (bufferstock)
3. Menentukan waktu tunggu.

Pengendalianobatterdiridari:
1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja,
stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan
perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau
jika dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan
dengan rumus :

Q = SK + SP (WT x D) – SS

Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan

Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a Mencantumkan jumlah stok optimum pada LPLPO.
b Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang apabila terdapat
pemakaian yang melebihi rencana.
c Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas tentang
pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan
banyak.

Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara kartu


stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini dilakukan
setiap bulan.

2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.

E. JAM BUKA PELAYANAN FARMASI (Apotek)


Pelayanan farmasi di Puskesmas Batu Bandung buka 6 hari dalam seminggu (Senin-Sabtu)
Jam buka pelayanan farmasi di Puskesmas Batu Bandung :
Senin-Kamis = 08.15 – 13.00 WIB.
Jumat = 08.15 – 10.30 WIB.
Sabtu = 08.15 – 12.30 WIB.

F. PETUGAS YANG BERHAK MEMBERIKAN RESEP OBAT, OBAT-OBATAN


PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA

1. Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di Puskesmas Batu Bandung


dilaksanakan oleh dokter/dokter gigi sesuai kompetensinya dengan persyaratan sebagai
berikut:
a. Memiliki Surat Tanda Registrasi.
b. Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter/Dokter gigi di Puskesmas Batu Bandung.

Penyerahan psikotropika oleh dokter dilaksanakan dalam hal :


a. menjalankan praktik terapi dan diberikan melalui suntikan;
b. menolong orang sakit dalam keadaan darurat;
c. menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek.

2. Apabila dokter/dokter gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang pengobatan karena
sesuatu hal (misal: menghadiri rapat), maka tugas pengobatan dan pemberian resep
didelegasikan kepada petugas pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman tentang farmasi, yaitu perawat/perawat gigi/bidan yang bertugas pada hari
itu.

3. Petugas yang berhak memberikan resep di kamar obat adalah petugas yang memiliki
kompetensi di bidang farmasi, yaitu:
a. Apoteker
b. Asisten Apoteker, apabila tenaga Apoteker tidak ada.
G. PETUGAS YANG BERHAK MENYEDIAKAN OBAT
Penyediaan obat dan Pengelolaan Obat di Puskesmas Batu Bandung dilaksanakan oleh:
1. Apoteker sesuai kompetensinya.
2. Asisten Apoteker sesuai kompetensinya, apabila tenaga Apoteker tidak ada.
3. Petugas kesehatan lain yang sesuai kompetensinya memiliki pengetahuan dan pengalaman
di bidang farmasi, yaitu: Perawat/Perawat gigi/Bidan.
4. Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyedian obat tidak
dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus yang diberikan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang untuk melaksanakan tugas manajemen
kefarmasian

H. PELATIHAN PETUGAS PENYEDIA OBAT YANG TIDAK SESUAI SYARAT


Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenanganmelaksanakan penyedian obat tidak
dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus yang diberikan oleh
penanggung jawab pengelola obat Puskesmas untukmelaksanakan tugas penyediaan obat.
Pelatihan yang diberikan meliputi:
1. Jenis obat dan penggolongannya
2. Cara membaca resep
3. Cara pemakaian dan aturan pakai obat
4. Efek samping obat
5. Penyampaian informasi cara pemakaian dan aturan pakai obat kepada pasien
6. Cara merekap resep harian

I. PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT


1. PERESEPAN
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter
gigi, dan praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola obat di Puskesmas Batu
Bandung untuk menyediakan atau membuatkan obat dan menyerahkannya kepada
pasien. Resep merupakan sarana komunikasi professional antara dokter, penyedia obat
dan pasien (pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi dari proses pengobatan.
Untuk itu, agar obat berhasil, resep harus rasional. Kriteria resep yang tepat, aman dan
rasional yaitu:
1) Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya.
2) Tepat indikasi penyakit.
3) Tepat pemilihan obat.
4) Tepat dosis.
5) Tepat cara pemberian obat.
6) Tepat pasien.
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah digunakan
sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak mengalami perubahan (statis),
sehingga resep obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas dalam resep untuk pasien di
Puskesmas Batu Bandung harus tercantum:
1) Tanggal penulisan resep.
2) Nama pasien.
3) Umur pasien.
4) Alamat pasien.
5) Diagnosis penyakit.
6) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
7) Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
8) Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada kolom suntikan.
9) Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
10) Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimum.
11) Kode pasien Umum, BPJS

b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau
praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan memperhatikan:
1) Nama obat
2) Jenis dan bentuk sediaan obat
3) Nama dan umur pasien
4) Dosis
5) Cara pemakaian dan aturan pemberian
6) Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7) Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud tidak
tersedia
8) Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya
9) Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat

c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau
praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1) Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2) Pemberian obat melalui loket
3) Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4) Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping obat
kepada pasien atau keluarga pasien.

2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Batu Bandung berasal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Kepahiang. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di
Puskesmas Batu Bandung adalah obat – obat yang tercantum dalam DOEN yang telah
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas Batu Bandung
diajukan oleh Kepala Puskesmas Batu Bandung kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Kepahiang dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari
sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di
Puskesmas Batu Bandung sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah Kecamatan
Muara Kemumu. Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara
lain:
a Menentukan jenis permintaan obat
1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Kepahiang untuk Puskesmas Batu Bandung.
2) Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
a) kebutuhan meningkat
b) terjadi kekosongan
c) ada KLB atau Bencana

b Menentukan jumlah permintaan obat


Data yang diperlukan antara lain:
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya.
2) Jumlah kunjungan resep.
3) Jadwal distribusi obat dari gudang farmasi Kabupaten Kepahiang.
4) Sisa Stok.
c. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada
periode sebelumnya.

SO = SK + SWK + SWT + SP

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan menggunakan


rumus:

Permintaan = SO - SS

Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok

Stok Kerja Pemakaian rata – rata periode distribusi.


Waktu Kekosongan Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Puskesmas Batu
Bandung sampai dengan penerimaan obat di Puskesmas Batu
Bandung.
Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan
kunjungan, keterlambatan kedatangan obat. Besarnya
ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan
Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang.
SisaStok Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas Batu Bandung
pada akhir periode distribusi.
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu
agar tidak terjadi kekosongan.

3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk
menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu
pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat public dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
a perencanaan dan permintaan,
b penerimaan,
c penyimpanan dan distribusi,
d pencatatan dan pelaporan serta
e supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.

J. PENANGANAN OBAT KEDALUARSA / RUSAK


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari efek
samping penggunaan obat rusak/kadaluarsa. Dalam menangani obat rusak/kadaluarsa, maka
langkah – langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok oleh
petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluarsa kepada Kepala Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluarsa kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang.

K. Penyimpanan Obat
Penyimpanan obat merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap obat yang diterima
agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan. Penyimpanan Obat dengan mempertimbangkan hal – hal
sebagai berikut:
a. bentuk dan jenis sediaan;
b. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
c. mudah atau tidaknya meledak / terbakar; dan
d. narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

L. Penanganan Obat Rusak dan Kadaluarsa


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari efek
samping penggunaan obat rusak/kadaluarsa
Dalam menangani obat rusak/kadaluarsa, maka langkah – langkah yang harus dilakukan
adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok oleh
petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluarsa kepada Kepala Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluarsa kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang.
M. PENCATATAN, PEMANTAUAN DAN PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT (ESO)
Merupakan kegiatan pencatatan, pemantauan setiap respon terhadap obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada
manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.

Tujuan:
a. Menemukan efek samping obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak dikenal dan
frekuensinya jarang.
b. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping obat yang sudah sangat dikenal atau
yang baru saja ditemukan.

Kegiatan:
a. Mencatat laporan adanya efek samping obat.
b. Menganalisis laporan efek samping obat.
c. Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami efek samping
obat.
d. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
e. Melaporkan kepusat monitoring efek samping obat nasional.

Faktor yang perlu diperhatikan:


a. Kerjasama dengan tim kesehatan lain.
b. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
1.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VIII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN PELAYANAN FARMASI


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di


Puskesmas harus dilaksanakan oleh 1 (satu) tenaga apoteker yang
dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian sesuai kebutuhan;
b. bahwa dalam rangka menjamin pelayanan kefarmasian yang baik
maka pengelolaan obat dalam pelayanan kefarmasian puskesmas
harus dilakukan secara sistematis dan terkoordinasi;
c. bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana dimaksud pada
huruf (a) dan (b), perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Puskesmas Cugung Lalang;

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan


Provinsi Bengkulu;
2. Undang - Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Lebong dan Kepahiang di Provinsi Bengkulu;
3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889 Tahun 2011 tentang
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
2014 tentangStandar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN FARMASI.
KEDUA : Penanggung jawab pelayanan farmasi di Puskesmas Cugung Lalang
seperti dimaksud diktum KESATU adalah tenaga kefarmasian dengan
persyaratan yang tercantum dalam lampiran surat keputusan ini.
KETIGA : Segala biaya yang ditimbulkan akibat keluarnya Surat Keputusan ini,
dibebankan pada anggaran Puskesmas Cugung Lalang.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR:445/C/VIII/ /PKM-BB/2017
TENTANG PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
FARMASI

PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN FARMASI

NO NAMA/NIP PETUGAS

1. Chandra Penanggung jawab pelayanan farmasi


NIP: 19830120 200502 1 003

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
1.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VIII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

PENANGGUNG JAWAB TINDAK LANJUT PELAPORAN


KESALAHAN PEMBERIAN OBAT
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis yang bermutu sangat dipengaruhi oleh


kemampuan puskesmas dalam mengidentifikasi, mendokumentasi,
menganalisis dan melaporkan permasalahan mutu pelayanan klinis
seperti kesalahan pemberian obat, untuk itu perlu dibuat suatu
standar prosedur yang dapat membakukan manajemen resiko
klinis;
b. bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana dimaksud pada
huruf (a), maka perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Puskesmas Batu Bandung;

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan


Provinsi Bengkulu;
2. Undang - Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Lebong dan Kepahiang di Provinsi Bengkulu;
3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : PENANGGUNG JAWAB TINDAK LANJUT PELAPORAN
KESALAHAN PEMBERIAN OBAT
KEDUA : Kewajiban untuk melaksanakan penanganan kesalahan pemberian obat,
merupakan tanggung jawab Tim Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan
Keselamatan Pasien.
KETIGA : Penanggung jawab tindak lanjut pelaporan, sebagaimana dimaksud
diktum KESATU mempunyai tugas:
a. Melakukan evaluasi terhadap pelaporan,
b. Membuat draf tindak lanjut dari laporan,
c. Menyampaikan draf tindak lanjut kepada pemimpin,
d. Membuat tindak lanjut dari pelaporan
KEEMPAT : Segalabiaya yang ditimbulkan akibat keluarnya Keputusan ini,
dibebankan pada anggaran Puskesmas Batu Bandung.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
1.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VIII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSIS


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Batu


bandung maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan rekam medis
yang bermutu tinggi;
b. bahwa dalam upaya untuk keseragaman standar kode diagnosis
sesuai dengan International Statistical Classification Of Disease and
Related Health Problemyaitu ICD-10 untuk mengkode diagnosis dan
ICD-9 CM) untuk mengkode tindakan medis pada rekam medis di
Puskesmas Batu bandung;
c. bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas
Batu bandung;

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan


Provinsi Bengkulu;
2. Undang - Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Lebong dan Kepahiang di Provinsi Bengkulu;
3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Undang - undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tentang
kearsipan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 tahun
2008 tentang Rekam Medis;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSIS.
KEDUA : Sebagaimana dimaksud diktum KESATU adalah memberlakukan
standar kode diagnosis sesuai dengan Internasional Statiscal
Classification Of Diseases Of Related Health Problem (ICD-10)
Puskesmas Batu bandung tahun 2016.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR:445/C/VIII/ /PKM-BB/2017
TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI
DIAGNOSIS

STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSIS


KRITERIA KODE DIAGNOSA
PENYAKIT INFEKSI PADA USUS    
1 A00 Kolera
2 A01 Demam Typoid dan Paratipoid
3 A03 Shigellosis/Disentri
4 A06 Amoebiosis
5 A08 Infeksi Usus Lain
6 A09 Diare dan Gastroenteritis
PENYAKIT TUBERKULOSISS    
1 333 TB Anak (PKTB)
2 A15 TB Paru BTA +
3 A16 TB Paru Klinis (Rontgen +)
4 A18 TB selain Paru (Extra Pulmoner)
PENYAKIT AKIBAT BAKTERI    
1 A30 Kusta
2 A33 Tetanus Neonatorum
3 A35 Tatanus
4 A36 Difteria
5 A37 Batuk Rejan (Batuk 100 hari)
6 A48 Penyakit akibat bakteri lain
INFEKSI AKIBAT HUBUNGAN SEKSUAL    
1 A53 Siphilis
2 A54 Infeksi Gonokok (GO)
3 A59 Trichomoniasis
4 A63 Penyakit akibat hubungan seksual lain
PENYAKIT AKIBAT VIRUS    
1 A80 Poliomielitis Akut
2 A90 DF (Demam Dengue)
3 A91 DHF (Demam Berdarah Dengue)
4 B00 Herpes Simplex
5 B01 Cacar Air (Varicella)
6 B02 Herpes Zoster
7 B05 Campak
8 B19 Hepatitis Virus
9 B26 Parotitis
10 B33 Penyakit akibat virus lain
PENYAKIT AKIBAT JAMUR    
1 B35 Dermatofitosis
2 B37 Kandidiasis
3 B49 Mikosis Lain
PENYAKIT AKIBAT PROTOZOA    
1 B50 Malaria Tropika/Mixed (P.Falciparum)
2 B51 Malaria Tertiana(P.Vivax)
3 B53 Malaria tanpa pemeriks Lab(M.Klinis)
PENYAKIT AKIBAT CACING  
1 B77 Ascariasis
2 B79 Trichuriasis
3 B83 Penyakit akibat cacing lain
PEDIKULOSIS  
1 B85 Pedikulosis
2 B86 Scabies
NEOPLASMA MALIGNA    
1 111 Ca. Lain
2 C11 Ca. Nasopharink
3 C18 Ca.Colon
4 C20 Ca. Rectum
5 C22 Ca. Hepar
6 C34 Ca. Paru
7 C41 Ca. Tulang
8 C43 Ca. Kulit
9 C50 Ca. Payudara
10 C53 Ca. cervix Uteri
11 C61 Ca. Prostat
12 C71 Ca.Otak
13 C73 Ca. Kelenjar Tyroid
NEOPLASMA BENIGNA    
1 D17 Lipoma
2 D22 Nevus pigmentosus
3 D34 Pembesaran kelenjar Tyroid
4 D36 Neoplasma benigna lain
ANEMIA    
1 D50 Anemia Defisiensi Fe
2 D62 Anemia Postthamorragic akut
3 D64 Anemia Lainnya
4 D69 Purpura Exanthema
GG ENDOKRIN, NUTRISI & METHABOLIK    
  E06  
1 E10 Diabetes Militus (IDDM)
2 E11 Diabetes Militus (NIDDM)
3 E34 Gangguan Endokrin lain
4 E40 Kwashiorkor
5 E41 Marasmus
6 E42 Marasmus Kwashiorkor
7 E56 Defisiensi Vitamin
8 E66 Obesitas
9 E73 Intoleransi Laktosa
10 E88 Gangguan Metabolik lain
GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU    
1 F03 Dimensia
2 F05 Delirium
Gg mental & perilaku akb penggn zat
3 F 19
psikoaktif
4 F20 Skhizophrenia
5 F23 Gg Psikotik akut
6 F29 Gg Psikotik nonorganik lain
7 F41 Gg Kecemasan
8 F45 Psikosomatis
9 F48 Gg Neurotik Lain
10 F51 Gg Tidur nonorganik
11 F60 Gg Kepribadian
12 F79 Retardasi mental
13 F93 Gg emosi pd anak
14 F94 Gg fungsi sosial bermula pd anak
15 F99 Gg jiwa lain
PENYAKIT SUSUNAN SYARAF    
1 G03 Meningitis
2 G40 Epilepsi
3 G43 Migraine
4 G44 Sindrom nyeri kepala
5 G51 Gg Nervus Facial (Bell's Palsy)
6 G62 Polyneuropati
7 G80 Cerebral Palsy
8 G81 Hemiplegi
9 G82 Paraplegi, Teitaplegi
10 G91 Hidrocephalus
11 G92 Penyakit lain pd susunan tulang belakang
PENYAKIT MATA DAN ADNEKSIA    
1 H00 Hordeolum chalazion
2 H10 Konjungtivitis
3 H11 Pteregium
4 H16 Keratitis
5 H18 Gg lain pd Kornea
6 H25 Katarak
7 H40 Glaukoma
8 H50 Strabismus
9 H52 Gg Refraksi dan akomodasi
10 H54 Kebutaan dan penurunan Visus
11 H57 Penyakit mata dan Adneksia
PENYAKIT PADA TELINGA DAN MASTOID    
1 H60 Otitis Eksterna
2 H61 Cerumen
3 H67 Otitis media
4 H70 Infeksi Mastoid (Mastoiditis)
5 H90 Ketulian dan pendengran menurun
6 H92 Otalgia
7 H93 Gg lain pd telinga
PENYAKIT PEMBULUH DARAH    
1 I10 Hipertensi Primer
2 I15 Hipertensi Sekunder
3 I20 Angina Pectoris
4 I21 Infark Miokard Akut (IMA)
5 I50 Gagal Jantung
6 I64 Stroke
7 I67 Penyakit Cerebrovaskuler lain
8 I80 Phlebitis dan Thromboplebitis
9 I84 Hemoroid
10 I87 Varises
11 I95 Hipotensi
12 I99 Gg Pembuluh darah lain
PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN    
1 J00 Common Cold/Nasopharyngitis Akut
2 J01 Sinusitis
3 J02 Faringitis Akut
4 J03 Tonsilitis Akut
5 J06 Infeksi akut lain pd sal pernafasan bgn atas
6 J18 Pnemonia
7 J20 Bronkhitis Akut
8 J22 Infeksi akut lain pd sal pernafasan bgn bawah
9 J30 Rhinitis akut
10 J32 Sinusitis
11 J33 Nasal Polip
12 J36 Peritonsiler Abces
COPD (Chronic Obstruktive Pulmonal
13 J44
Disease)
14 J45 Asma
15 J46 Status Asmatikus
16 J98 Gg lain dr sistem pernapasan
PY RONGGA MULUT, GLANDULA
   
SALIVARIUS & RAHANG
1 K00 Gg perkembangan & Erupsi Gigi
2 K01 Gigi terbenam & Impaksi
3 K02 Karies Gigi
4 K03 Penyakit jaringan kers lain
5 K04 Penyakit pulpa dan jaringan Periapikal
6 K05 Ginggivitis & penyakit periodontal
7 K06 Gg Gusi & Hub Alveolar tak bergigi lain
8 K07 Anomali Dentofacial (termasuk Maloklusi)
9 K08 Gg Gigi & jaringan penyangga lain
10 K09 Kista di rongga mulut
11 K10 Penyakit rahang lain
12 K11 Penyakit kelenjar liur
13 K12 Stomatitis & lesi-lesi yg berhubungan
14 K13 Penyakit bibir & Mucosa mulut lainnya
15 K14 Penyakit Lidah
PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN    
1 K27 Ulkus Peptikum
2 K29 Gastritis
3 K30 Dispepsia
4 K35 Apediksitis
5 K40 Hernia Inguinal
6 K45 Hernia Abdominal lain
7 K62 Penyakit pd anus & rectum
8 K65 Peritonitis
9 K73 Hepatitis Kronik
10 K76 Penyakit Hati lain
11 K80 Cholelitiasis
12 K81 Cholecystitis
13 K90 Mal Absorbsi
14 K92 Penyakit sistem pencernaan lain
PENYAKIT KULIT    
1 L01 Impetigo
2 L02 Abces Furunnkel & Karbunkel
3 L03 Cellulitis
4 L08 Infeksi Kulit & jaringan subkutan yang lain
5 L20 Dermatitis Atopik
6 L21 Dermatitis Seboroik
7 L23 Dermatitis Kontak Alergi
8 L24 Dermatitis Kontak Iritan
9 L29 Pruritus
10 L30 Dermatitis lainnya
11 L40 Psoriasis
12 L42 Ptiriasis rosea
13 L43 Lichen Planus
14 L50 Urtikaria
15 L53 Eritema
16 L60 Nail Disorder
17 L63 Alopesia Areata
18 L70 Acne/Jerawat
19 L80 Vitiligo
20 L88 Pyoderma
21 L93 Lipus Eritematosus
22 L98 Penyakit kulit lainnya

PENYAKIT OTOT DAN JARINGAN IKAT  


1 M06 Rhematoid Arthritis
2 M10 Gout
3 M13 Arthritis lain
4 M15 Polyarthosis
5 M25 Gg Sendi
6 M30 Poliyarthritis Nodosa
7 M33 Dermatopolymyositis
8 M47 Spondylosis
9 M62 Gg lain pd jaringan otot
10 M86 Osteomyelitis
11 M89 Gg lain pd tulang
PENYAKIT SISTEM UROGENETAL  
1 N02 Hematuri
2 N04 Sindroma nefrotik
3 N17 Gagal Ginjal akut
4 N18 Gangguan Ginjal Khronik
5 N20 Urolithiasis
6 N23 Kolik Renal
7 N28 Gg lain pd ginjal & Ureter
8 N30 Cystitis
9 N34 Urethritis
10 N39 Peny Sal Kencing lain
PENYAKIT ORGAN LAKI-LAKI  
1 N40 BPH (Benigna Prostate Hyperthropy)
2 N43 Hydrocele & Spermatocele
3 N44 Torsi Testis
4 N45 Orchitis & Epidemitis
5 N48 Gg lain pd Penis
PENYAKIT ORGAN WANITA  
1 N60 Fibro Adenoma Mammae
2 N61 Gg Inflasi pd Mammae
3 N64 Gg Lain pd Mammae
4 N73 PID (Pelvic Inflamatory Diseases)
5 N80 Endometriosis
6 N81 Prolaps
7 N84 Polip Traktus Genital
8 N86 Erosi
9 N91 Amenorhea
10 N92 Menometrorargia
11 N94 Nyeri Organ Genetal & menstruasi
12 N95 Gg pd masa menopause
13 N97 Infertilitas
14 N99 Gg sistem Genitourinaria lain
SEBAB KELAINAN KEBIDANAN LANGSUNG    
1 O00 Kehamilan Ektopik
2 O04 Abortus
3 O14 Preeklamsia
4 O15 Eklamsia
5 O20 Pendarahan pd Kehamilan
6 O21 Hyperemesis Gravidarum
7 O30 Kehamilan kembar
8 O40 Polyhidramnion
9 O42 Ketuban Pecah dini (KPD)
10 O44 Placenta Previa
11 O48 Kehamilan Serotinus
12 O60 Partus Prematurus
13 O63 Partus Lama
14 O70 Laserasi Perineum
15 O71 Trauma Obstetric Lain
16 O72 Pendarahan Post Partum
17 O80 Persalinan Tunggal Spontan
18 O83 Persalinan dg kesulitan
19 O84 Persalinan kembar
20 O92 Mastitis
21 O97 Kematian Ibu Akibat Obstetrik Lain
KEADAAN TERTENTU PADA MASA
   
PERINATAL
1 P07 BBLR
2 P15 Trauma Lahir
3 P21 Asfiksia
4 P57 Kuning pd bayi baru lahir (Kernicterus)
5 P95 Lahir Mati
6 P96 Kondisi lain pd masa Perinatal
KELAINAN KONGENETAL    
1 Q37 Bibir Sumbing
2 Q69 Polydactily
3 Q89 kelainan Konggenetal lain
SISTOMATOLOGI & TD PD SISTEM
   
SIRKULASI & RESPIRATORIUS
1 R00 Suara Jantung Abnormal
2 R04 Pendarahan dr Sal Respirasi (Epistaxis)
3 R05 Batuk (Suspek TBC Paru)
4 R06 Pernafasan Abnormal
5 R07 Nyeri dada
Simton & tanda lain pd sistem Sirkulasi &
6 R09
Respirasi
SISTOMASTOLOGI & TD PD SISTEM
   
PENCERNAAN & ABD
1 R10 Nyeri Abdomen
2 R11 Nausea & Vomitus
3 R12 Nyeri Epigastrium
4 R13 Disfagia
5 R14 Meteorismus
6 R15 Faecal Incontinensia (Sembelit)
7 R16 Hepatomegali & Splenomegali
8 R18 Asites
Simtom & tanda lain pd sistem Pencernaan &
9 R19
Abdomen
SISTOMATOLOGI & TANDA PD SISTEM
   
URINARIUS
1 R30 Nyeri yg berhubungan dg Miksi
2 R32 Incontinensia Urine
3 R33 Retensia Urine
4 R34 Anuria & Oligouria
5 R35 Polyurina
6 R36 Urhetal Discharge
7 R39 Gejala Lain pd Sistem Urinarius
GEJALA & TANDA UMUM    
1 R50 Demam yg tdk diketahui sebabnya
2 R51 Nyeri Kepala
3 R53 Malaise & Ftigue
4 R55 Syncope
5 R56 Kejang
6 R57 Syock
7 R60 Oedema
8 R61 Hiperhidrosis
9 R64 Cachexia
TRAUMA    
1 S09 Trauma Kepala
2 S19 Trauma Leher
3 S29 Trauma dada
4 S39 Trauma Perut, Punggung bwh & Pelvis
5 S49 Trauma Anggota Gerak Atas
6 S89 Trauma Gerak Bawah
LUKA AKIBAT KECELAKAAN    
1 T00 Luka Lecet
2 T01 Luka Terbuka
3 T03 Fraktur
4 T04 Dislokasi
5 T07 Trauma multiple
6 T15 Benda Asing di mata
7 T16 Benda Asing di Telinga
8 T17 Benda Asing di Sal Pernapasan
9 T18 Benda asing di sal Makanan
10 T20 Luka Bakar & korosi di kepala & leher
11 T22 Luka Bakar di anggota bgn atas
12 T23 Luka Bakar di pergel tangan & tangan
13 T24 Luka Bakar di angg badan bgn bawah
14 T25 Luka Bakar di prgelangan kaki & kaki
15 T27 Luka Bakar & korosi di sal pernafasan
16 T28 Luka Bakar & korosi di organ Internal
17 T31 Luka Bakar & korosi lainnya
KERACUNAN    
1 T50 Keracunan Obat
2 T60 Keracunan Pestisida
3 T62 Keracunan Makanan
4 T65 Keracunan Substansi lain
5  Z00 Pemeriksaan umum tanpa keluhan
Perlu imunisasi utk melawan kombinasi2
 6 Z27
penyakit infeksi
 7 Z33 Status kehamilan, insidental
 8 Z34 Pengawasan kehamilan normal
 9 Z35 Pengawasan kehamilan resti
 10 Z36 Skrining Antenatal
 11 Z37 Hasil dari kelahiran
 12 Z38 Bayi lahir hidup menurut tempat kelahiran
 13 Z39 Perawatan dan pemeriksaan pasca melahirkan
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
1.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VIII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN AKSES REKAM MEDIS


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa berkas medis pasien merupakan sumber informasi utama


mengenai proses asuhan dan perkembangan pasien sehingga
merupakan alat komunikasi yang penting.
b. bahwa sehubungan dengan butir (a) tersebut diatas maka perlu
menetapkan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Batu
Bandung tentang Akses terhadap Rekam Medis.

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3495).
2. Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4431).
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 296/Menkes/Per/1992 tentang
Rekam Medis.

MEMUTUSKAN
Menetapka : Akses Terhadap Rekam Medis
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung tentang Akses Rekam Medis.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan, dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan kembali
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
1.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VIII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN PETUGAS PEMANTAUAN, PEMELIHARAAN DAN


PERBAIKAN SARANA DAN PERALATAN
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas,


penggunaan sarana dan prasarana Puskesmas perlu dioptimalkan.
b. bahwa untuk menjamin kelayakan sarana dan prasarana, perlu
dilakukan pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan
prasarana
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam point
(a) dan point (b), perlu ditetapkan dengan keputusan Puskesmas Batu
Bandung

Mengingat 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang


Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
: Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5038)
2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat kesehatan
Masyarakat.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Petugas pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan peralatan
puskesmas batu bandung
Kesatu : Sarana dan peralatan yang ada di Puskesmas Batu Bandung dipantau secara
rutin, dipelihara dan diperbaiki bila terjadi kerusakan
Kedua : Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan Puskesmas
dipandu oleh kebijakan dan prosedur dan dilakukan oleh petugas yang
kompeten
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
12.
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN PENGELOLAAN,PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN


BAHAN BERBAHAYA
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas penggunaan


sarana dan prasarana perlu di inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan
dan penggunaan bahan berbahaya di identifikasi dan dikendalikan
secara aman;
b. bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana dimaksud pada huruf
(a) perlu ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Puskesmas Batu
Bandung;

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran ;


2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan ;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 09 Tahun 2014 tentang Klinik;
5. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan daerah Kabupaten kepahiang No. 05 Tahun 2011 tetnang
retribusi jasa umum.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Inventarisasi pengelolaan,penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya di Puskesmas Batu Bandung
KEDUA : Bahwa dalam penginventarisasian, pengelolaan, penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya di Puskesmas sesuia dengan ketentuan
sebagaimana tercantum dalam dictum KESATU;
KETIGA : Segala biaya akibat dikeluarkannya keputusan ini di bebankan pada
anggaran Puskesmas Batu Bandung Kabupaten Kepahiang.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari
ada kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
1.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VIII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHAYA


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa untuk mencegah timbulnya pencemaran lingkungan dan


bahaya terhadap kesehatan manusia serta makhluk hidup lainya,
limbah bahan berbahaya dan beracun harus dikelola secara khusus
dipuskesmas.
b. bahwa untuk menciptakan keamanan dan keselamatan pasien
maupun petugas perlu dilakukan penanganan dan pembuangan
limbah berbahaya.
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, dipandang perlu
menetapkan pengaturan mengenai pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun dengan surat keputusan kepala puskesmas.

Mengingat : 1 Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan


dan pengelolaan lingkungan hidup.
2 Undang – Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
3 Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2014 tentang pengelolaan
limbah berbahaya dan beracun.
4 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
1691/Menkes/per/VIII/2011 tentang keselamatan pasien.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Tempat Praktek Mandiri
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/
tahun /2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS BATU BANDUNG


TENTANG PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH
BERBAHAYA
Kesatu : Pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya harus mengikuti standar
operasional prosedur yang tersedia dipuskesmas Batu Bandung
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan /
perubahan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
1.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VIII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSIS


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Batu


bandung maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan rekam medis
yang bermutu tinggi;
b. bahwa dalam upaya untuk keseragaman standar kode diagnosis
sesuai dengan International Statistical Classification Of Disease and
Related Health Problemyaitu ICD-10 untuk mengkode diagnosis dan
ICD-9 CM) untuk mengkode tindakan medis pada rekam medis di
Puskesmas Batu bandung;
c. bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas
Batu bandung;

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan


Provinsi Bengkulu;
2. Undang - Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Lebong dan Kepahiang di Provinsi Bengkulu;
3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Undang - undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tentang
kearsipan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 tahun
2008 tentang Rekam Medis;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSIS.
KEDUA : Sebagaimana dimaksud diktum KESATU adalah memberlakukan
standar kode diagnosis sesuai dengan Internasional Statiscal
Classification Of Diseases Of Related Health Problem (ICD-10)
Puskesmas Batu bandung tahun 2016.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR:445/C/VIII/ /PKM-BB/2017
TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI
DIAGNOSIS

STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSIS


KRITERIA KODE DIAGNOSA
PENYAKIT INFEKSI PADA USUS    
1 A00 Kolera
2 A01 Demam Typoid dan Paratipoid
3 A03 Shigellosis/Disentri
4 A06 Amoebiosis
5 A08 Infeksi Usus Lain
6 A09 Diare dan Gastroenteritis
PENYAKIT TUBERKULOSISS    
1 333 TB Anak (PKTB)
2 A15 TB Paru BTA +
3 A16 TB Paru Klinis (Rontgen +)
4 A18 TB selain Paru (Extra Pulmoner)
PENYAKIT AKIBAT BAKTERI    
1 A30 Kusta
2 A33 Tetanus Neonatorum
3 A35 Tatanus
4 A36 Difteria
5 A37 Batuk Rejan (Batuk 100 hari)
6 A48 Penyakit akibat bakteri lain
INFEKSI AKIBAT HUBUNGAN SEKSUAL    
1 A53 Siphilis
2 A54 Infeksi Gonokok (GO)
3 A59 Trichomoniasis
4 A63 Penyakit akibat hubungan seksual lain
PENYAKIT AKIBAT VIRUS    
1 A80 Poliomielitis Akut
2 A90 DF (Demam Dengue)
3 A91 DHF (Demam Berdarah Dengue)
4 B00 Herpes Simplex
5 B01 Cacar Air (Varicella)
6 B02 Herpes Zoster
7 B05 Campak
8 B19 Hepatitis Virus
9 B26 Parotitis
10 B33 Penyakit akibat virus lain
PENYAKIT AKIBAT JAMUR    
1 B35 Dermatofitosis
2 B37 Kandidiasis
3 B49 Mikosis Lain
PENYAKIT AKIBAT PROTOZOA    
1 B50 Malaria Tropika/Mixed (P.Falciparum)
2 B51 Malaria Tertiana(P.Vivax)
3 B53 Malaria tanpa pemeriks Lab(M.Klinis)
PENYAKIT AKIBAT CACING  
1 B77 Ascariasis
2 B79 Trichuriasis
3 B83 Penyakit akibat cacing lain
PEDIKULOSIS  
1 B85 Pedikulosis
2 B86 Scabies
NEOPLASMA MALIGNA    
1 111 Ca. Lain
2 C11 Ca. Nasopharink
3 C18 Ca.Colon
4 C20 Ca. Rectum
5 C22 Ca. Hepar
6 C34 Ca. Paru
7 C41 Ca. Tulang
8 C43 Ca. Kulit
9 C50 Ca. Payudara
10 C53 Ca. cervix Uteri
11 C61 Ca. Prostat
12 C71 Ca.Otak
13 C73 Ca. Kelenjar Tyroid
NEOPLASMA BENIGNA    
1 D17 Lipoma
2 D22 Nevus pigmentosus
3 D34 Pembesaran kelenjar Tyroid
4 D36 Neoplasma benigna lain
ANEMIA    
1 D50 Anemia Defisiensi Fe
2 D62 Anemia Postthamorragic akut
3 D64 Anemia Lainnya
4 D69 Purpura Exanthema
GG ENDOKRIN, NUTRISI & METHABOLIK    
  E06  
1 E10 Diabetes Militus (IDDM)
2 E11 Diabetes Militus (NIDDM)
3 E34 Gangguan Endokrin lain
4 E40 Kwashiorkor
5 E41 Marasmus
6 E42 Marasmus Kwashiorkor
7 E56 Defisiensi Vitamin
8 E66 Obesitas
9 E73 Intoleransi Laktosa
10 E88 Gangguan Metabolik lain
GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU    
1 F03 Dimensia
2 F05 Delirium
Gg mental & perilaku akb penggn zat
3 F 19
psikoaktif
4 F20 Skhizophrenia
5 F23 Gg Psikotik akut
6 F29 Gg Psikotik nonorganik lain
7 F41 Gg Kecemasan
8 F45 Psikosomatis
9 F48 Gg Neurotik Lain
10 F51 Gg Tidur nonorganik
11 F60 Gg Kepribadian
12 F79 Retardasi mental
13 F93 Gg emosi pd anak
14 F94 Gg fungsi sosial bermula pd anak
15 F99 Gg jiwa lain
PENYAKIT SUSUNAN SYARAF    
1 G03 Meningitis
2 G40 Epilepsi
3 G43 Migraine
4 G44 Sindrom nyeri kepala
5 G51 Gg Nervus Facial (Bell's Palsy)
6 G62 Polyneuropati
7 G80 Cerebral Palsy
8 G81 Hemiplegi
9 G82 Paraplegi, Teitaplegi
10 G91 Hidrocephalus
11 G92 Penyakit lain pd susunan tulang belakang
PENYAKIT MATA DAN ADNEKSIA    
1 H00 Hordeolum chalazion
2 H10 Konjungtivitis
3 H11 Pteregium
4 H16 Keratitis
5 H18 Gg lain pd Kornea
6 H25 Katarak
7 H40 Glaukoma
8 H50 Strabismus
9 H52 Gg Refraksi dan akomodasi
10 H54 Kebutaan dan penurunan Visus
11 H57 Penyakit mata dan Adneksia
PENYAKIT PADA TELINGA DAN MASTOID    
1 H60 Otitis Eksterna
2 H61 Cerumen
3 H67 Otitis media
4 H70 Infeksi Mastoid (Mastoiditis)
5 H90 Ketulian dan pendengran menurun
6 H92 Otalgia
7 H93 Gg lain pd telinga
PENYAKIT PEMBULUH DARAH    
1 I10 Hipertensi Primer
2 I15 Hipertensi Sekunder
3 I20 Angina Pectoris
4 I21 Infark Miokard Akut (IMA)
5 I50 Gagal Jantung
6 I64 Stroke
7 I67 Penyakit Cerebrovaskuler lain
8 I80 Phlebitis dan Thromboplebitis
9 I84 Hemoroid
10 I87 Varises
11 I95 Hipotensi
12 I99 Gg Pembuluh darah lain
PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN    
1 J00 Common Cold/Nasopharyngitis Akut
2 J01 Sinusitis
3 J02 Faringitis Akut
4 J03 Tonsilitis Akut
5 J06 Infeksi akut lain pd sal pernafasan bgn atas
6 J18 Pnemonia
7 J20 Bronkhitis Akut
8 J22 Infeksi akut lain pd sal pernafasan bgn bawah
9 J30 Rhinitis akut
10 J32 Sinusitis
11 J33 Nasal Polip
12 J36 Peritonsiler Abces
COPD (Chronic Obstruktive Pulmonal
13 J44
Disease)
14 J45 Asma
15 J46 Status Asmatikus
16 J98 Gg lain dr sistem pernapasan
PY RONGGA MULUT, GLANDULA
   
SALIVARIUS & RAHANG
1 K00 Gg perkembangan & Erupsi Gigi
2 K01 Gigi terbenam & Impaksi
3 K02 Karies Gigi
4 K03 Penyakit jaringan kers lain
5 K04 Penyakit pulpa dan jaringan Periapikal
6 K05 Ginggivitis & penyakit periodontal
7 K06 Gg Gusi & Hub Alveolar tak bergigi lain
8 K07 Anomali Dentofacial (termasuk Maloklusi)
9 K08 Gg Gigi & jaringan penyangga lain
10 K09 Kista di rongga mulut
11 K10 Penyakit rahang lain
12 K11 Penyakit kelenjar liur
13 K12 Stomatitis & lesi-lesi yg berhubungan
14 K13 Penyakit bibir & Mucosa mulut lainnya
15 K14 Penyakit Lidah
PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN    
1 K27 Ulkus Peptikum
2 K29 Gastritis
3 K30 Dispepsia
4 K35 Apediksitis
5 K40 Hernia Inguinal
6 K45 Hernia Abdominal lain
7 K62 Penyakit pd anus & rectum
8 K65 Peritonitis
9 K73 Hepatitis Kronik
10 K76 Penyakit Hati lain
11 K80 Cholelitiasis
12 K81 Cholecystitis
13 K90 Mal Absorbsi
14 K92 Penyakit sistem pencernaan lain
PENYAKIT KULIT    
1 L01 Impetigo
2 L02 Abces Furunnkel & Karbunkel
3 L03 Cellulitis
4 L08 Infeksi Kulit & jaringan subkutan yang lain
5 L20 Dermatitis Atopik
6 L21 Dermatitis Seboroik
7 L23 Dermatitis Kontak Alergi
8 L24 Dermatitis Kontak Iritan
9 L29 Pruritus
10 L30 Dermatitis lainnya
11 L40 Psoriasis
12 L42 Ptiriasis rosea
13 L43 Lichen Planus
14 L50 Urtikaria
15 L53 Eritema
16 L60 Nail Disorder
17 L63 Alopesia Areata
18 L70 Acne/Jerawat
19 L80 Vitiligo
20 L88 Pyoderma
21 L93 Lipus Eritematosus
22 L98 Penyakit kulit lainnya

PENYAKIT OTOT DAN JARINGAN IKAT  


1 M06 Rhematoid Arthritis
2 M10 Gout
3 M13 Arthritis lain
4 M15 Polyarthosis
5 M25 Gg Sendi
6 M30 Poliyarthritis Nodosa
7 M33 Dermatopolymyositis
8 M47 Spondylosis
9 M62 Gg lain pd jaringan otot
10 M86 Osteomyelitis
11 M89 Gg lain pd tulang
PENYAKIT SISTEM UROGENETAL  
1 N02 Hematuri
2 N04 Sindroma nefrotik
3 N17 Gagal Ginjal akut
4 N18 Gangguan Ginjal Khronik
5 N20 Urolithiasis
6 N23 Kolik Renal
7 N28 Gg lain pd ginjal & Ureter
8 N30 Cystitis
9 N34 Urethritis
10 N39 Peny Sal Kencing lain
PENYAKIT ORGAN LAKI-LAKI  
1 N40 BPH (Benigna Prostate Hyperthropy)
2 N43 Hydrocele & Spermatocele
3 N44 Torsi Testis
4 N45 Orchitis & Epidemitis
5 N48 Gg lain pd Penis
PENYAKIT ORGAN WANITA  
1 N60 Fibro Adenoma Mammae
2 N61 Gg Inflasi pd Mammae
3 N64 Gg Lain pd Mammae
4 N73 PID (Pelvic Inflamatory Diseases)
5 N80 Endometriosis
6 N81 Prolaps
7 N84 Polip Traktus Genital
8 N86 Erosi
9 N91 Amenorhea
10 N92 Menometrorargia
11 N94 Nyeri Organ Genetal & menstruasi
12 N95 Gg pd masa menopause
13 N97 Infertilitas
14 N99 Gg sistem Genitourinaria lain
SEBAB KELAINAN KEBIDANAN LANGSUNG    
1 O00 Kehamilan Ektopik
2 O04 Abortus
3 O14 Preeklamsia
4 O15 Eklamsia
5 O20 Pendarahan pd Kehamilan
6 O21 Hyperemesis Gravidarum
7 O30 Kehamilan kembar
8 O40 Polyhidramnion
9 O42 Ketuban Pecah dini (KPD)
10 O44 Placenta Previa
11 O48 Kehamilan Serotinus
12 O60 Partus Prematurus
13 O63 Partus Lama
14 O70 Laserasi Perineum
15 O71 Trauma Obstetric Lain
16 O72 Pendarahan Post Partum
17 O80 Persalinan Tunggal Spontan
18 O83 Persalinan dg kesulitan
19 O84 Persalinan kembar
20 O92 Mastitis
21 O97 Kematian Ibu Akibat Obstetrik Lain
KEADAAN TERTENTU PADA MASA
   
PERINATAL
1 P07 BBLR
2 P15 Trauma Lahir
3 P21 Asfiksia
4 P57 Kuning pd bayi baru lahir (Kernicterus)
5 P95 Lahir Mati
6 P96 Kondisi lain pd masa Perinatal
KELAINAN KONGENETAL    
1 Q37 Bibir Sumbing
2 Q69 Polydactily
3 Q89 kelainan Konggenetal lain
SISTOMATOLOGI & TD PD SISTEM
   
SIRKULASI & RESPIRATORIUS
1 R00 Suara Jantung Abnormal
2 R04 Pendarahan dr Sal Respirasi (Epistaxis)
3 R05 Batuk (Suspek TBC Paru)
4 R06 Pernafasan Abnormal
5 R07 Nyeri dada
Simton & tanda lain pd sistem Sirkulasi &
6 R09
Respirasi
SISTOMASTOLOGI & TD PD SISTEM
   
PENCERNAAN & ABD
1 R10 Nyeri Abdomen
2 R11 Nausea & Vomitus
3 R12 Nyeri Epigastrium
4 R13 Disfagia
5 R14 Meteorismus
6 R15 Faecal Incontinensia (Sembelit)
7 R16 Hepatomegali & Splenomegali
8 R18 Asites
Simtom & tanda lain pd sistem Pencernaan &
9 R19
Abdomen
SISTOMATOLOGI & TANDA PD SISTEM
   
URINARIUS
1 R30 Nyeri yg berhubungan dg Miksi
2 R32 Incontinensia Urine
3 R33 Retensia Urine
4 R34 Anuria & Oligouria
5 R35 Polyurina
6 R36 Urhetal Discharge
7 R39 Gejala Lain pd Sistem Urinarius
GEJALA & TANDA UMUM    
1 R50 Demam yg tdk diketahui sebabnya
2 R51 Nyeri Kepala
3 R53 Malaise & Ftigue
4 R55 Syncope
5 R56 Kejang
6 R57 Syock
7 R60 Oedema
8 R61 Hiperhidrosis
9 R64 Cachexia
TRAUMA    
1 S09 Trauma Kepala
2 S19 Trauma Leher
3 S29 Trauma dada
4 S39 Trauma Perut, Punggung bwh & Pelvis
5 S49 Trauma Anggota Gerak Atas
6 S89 Trauma Gerak Bawah
LUKA AKIBAT KECELAKAAN    
1 T00 Luka Lecet
2 T01 Luka Terbuka
3 T03 Fraktur
4 T04 Dislokasi
5 T07 Trauma multiple
6 T15 Benda Asing di mata
7 T16 Benda Asing di Telinga
8 T17 Benda Asing di Sal Pernapasan
9 T18 Benda asing di sal Makanan
10 T20 Luka Bakar & korosi di kepala & leher
11 T22 Luka Bakar di anggota bgn atas
12 T23 Luka Bakar di pergel tangan & tangan
13 T24 Luka Bakar di angg badan bgn bawah
14 T25 Luka Bakar di prgelangan kaki & kaki
15 T27 Luka Bakar & korosi di sal pernafasan
16 T28 Luka Bakar & korosi di organ Internal
17 T31 Luka Bakar & korosi lainnya
KERACUNAN    
1 T50 Keracunan Obat
2 T60 Keracunan Pestisida
3 T62 Keracunan Makanan
4 T65 Keracunan Substansi lain
5  Z00 Pemeriksaan umum tanpa keluhan
Perlu imunisasi utk melawan kombinasi2
 6 Z27
penyakit infeksi
 7 Z33 Status kehamilan, insidental
 8 Z34 Pengawasan kehamilan normal
 9 Z35 Pengawasan kehamilan resti
 10 Z36 Skrining Antenatal
 11 Z37 Hasil dari kelahiran
 12 Z38 Bayi lahir hidup menurut tempat kelahiran
 13 Z39 Perawatan dan pemeriksaan pasca melahirkan
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
13.
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : c. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas perencanaan


dan pelaksanaan program yang efektif untuk menjamin keamanan
lingkungan fisik dikelola oleh petugas yang kompeten;
d. bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana dimaksud pada huruf
( a ) perlu ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Puskesmas Batu
Bandung;
Mengingat : 7. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran ;
8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan ;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 09 Tahun 2014 tentang Klinik;
11. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
12. Peraturan daerah Kabupaten kepahiang No. 05 Tahun 2011 tetnang
retribusi jasa umum.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Penanggung jawab pengelolaan keamanan lingkungan fisik Puskesmas
Batu Bandung;
KEDUA : Bahwa dalam pengelolaan dan pelaksanaan program untuk menjamin
lingkungan fisik maka diperlukan penanggung jawab dalam dictum
KESATU
KETIGA : Segala biaya akibat dikeluarkannya keputusan ini di bebankan pada
anggaran Puskesmas Batu Bandung Kabupaten Kepahiang.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari
ada kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari
ada kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
14.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VIII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

PENANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN PERALATAN DAN


KALIBRASI
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : e. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas pemeliharaan


alat dilakukan oleh petugas yang kompeten;;
f. bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana dimaksud pada huruf
( a ) perlu ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Puskesmas Batu
Bandung;

Mengingat : 13. Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran ;
14. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan ;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 09 Tahun 2014 tentang Klinik;
17. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
18. Peraturan Daerah Kabupaten kepahiang No. 05 Tahun 2011 tetnang
retribusi jasa umum.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : Penanggung jawab pengelolaan peralatan dan kalibrasi.
KEDUA : Bahwa dalam pengelolaan peralatan dan kalibrasi menjamin lingkungan
fisik maka diperlukan penanggung jawab sebagaiman tercantum dalam
diktum KESATU.
KETIGA : Segala biaya akibat dikeluarkannya keputusan ini di bebankan pada
anggaran Puskesmas Batu Bandung Kabupaten Kepahiang.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari
ada kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VIII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

TIM KREDENSIAL
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa masyarakat berhak untuk mendapatkan pelayanan


kesehatan bermutu dari tenaga kesehatan yang profesional dan
kompeten;
b. bahwa untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi
tenaga kesehatan di Puskesmas Batu Bandung, maka perlu
dilakukan Kredensial dan rekredensial dengan mengacu pada
panduan yang sudah ditetapkan;
c. bahwa berdasarkan point a dan b tersebut diatas maka perlu
menetapkan Surat Keputusan Kepala UPT Kesehatan Masyarakat
tentang Pembentukan Tim Kredensial.

Mengingat : 1. Undang - Undang No 29 Tahun 2004 Tentang praktek Kedokteran


(Lembaga Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 114) tembusan
lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4431;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
603);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Undang - Undang Republik IndonesiaNo. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Bidan;
6.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
7.
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS BATU BANDUNG


TENTANG PEMBENTUKAN TIM KREDENSIAL PUSKESMAS
BATU BANDUNG
Kesatu : Susunan Tim Kredensial Puskesmas Batu Bandung sebagaimana
tercantum pada lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
surat keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini disampaikan kepada masing - masing yang bersangkutan
untuk diketahui dan dilaksanakan dengan oenuh tanggung jawab.
Ketiga Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terjadi kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU
BANDUNG NOMOR 445/C/VIII/ /PKM-BB/2017
TENTANG TIM KREDENSIAL

SUSUNAN TIM KREDENSIAL

Penanggung Jawab : ………………………


Ketua : ………………………
Anggota :
1. Dokter Umum :
2. Bidan : ………………………
3. Perawat : ………………………
4. Analis : ………………………
5. Apoteker : ………………………
6. Rekam Medis : ………………………

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

PENANGGUNG KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM


PENINGKATAN MUTU KLINIS.
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien menjadi tanggung jawab seluruh tenaga klinis yang memberikan
asuhan pasien;
b. bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana yang dimaksud pada
huruf a perlu ditetapkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung
Kabupaten Kepahiang;
Mengingat : 1. Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Permenkes Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas);
6. Peraturan Daerah nomor 04 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintahan
yang Menjadi Kewenagan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang;

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Kewajiban tenaga klinis dalam peningkatan mutu klinis.
KEDUA Pelaksanaan Kewajiban Tenaga Klinis dalam peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien tercantum dalam diktum KESATU tertera dalam
lampiran surat keputusan ini.
KETIGA : Segala biaya akibat dikeluarkannya keputusan ini di bebankan pada
anggaran Puskesmas Batu Bandung Kabupaten Kepahiang.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari
ada kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari
ada kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR 445/C/VIII/ /PKM-BB/2017
TENTANG KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM
PENINGKATAN MUTU KLINIS

KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS

6. Kepala Puskesmas dan seluruh penaggung jawab UKP dan penaggung jawab UKM wajib
berpartisipasi dalam program mutu dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan ,
pelaksanaan , monitoring dan evaluasi.
7. Para koordinator program UKM dan UKP wajib melakukan kolaborasi dan integrasi
kegiatan dalam pelaksanaan program mutu keselamatan pasien yang diselenggarakan
diseluruh jajaran Puskesmas.
8. Perencanaan mutu disususn oleh seluruh jajaran Puskesmas dengan pendekatan multi
disiplin, dan dikoordinasikan oleh wakil manajemen mutu.
9. Perencanaan mutu berisikan sekurang kurangnya :
m. Penentuan area prioritas yang berpotensi masalah yang dipilih berdsarkan data dan
informasi,baik dari monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan
pasien/keluarga/staf dan mempertimbangkan kekritisan, kegawatan masalah serta
resiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.
n. Area prioritas tersebut adalah sasaran keselamatan pasien
o. Kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien yang
terkoordinasi dari semua unit kerja pelayanan
p. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemeliharaaan indikator,
pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
q. Indikator meliputi indikator menjerial, indikator kinerja UKM, indikator Klinis, yang
meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
r. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan sistem,rancanganulang sistem untuk peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
s. Penerapan manajeman resiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis
maupun pelayanan UKM.
t. Manajeman resiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian tidak
diharapkan, kejadian nyaris cidera, dan keadaan potensial cidera.
u. Program dan kegiatan kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan
pasien termasuk di dalam pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk dalam
program peningkatan mutu laboratorium dan dalam program peningkatan mutu
pelayanan obat.
v. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
w. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk penyampaian masalah, tindak
lanjut dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan .
x. Rencana Monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.

10. Perancangan sistem/prosess pelayanan memperhatikan butir butir dibawah ini :


e. Konsistensi dengan visi , misi dan tujuan serta tata nilai Puskesmas, dan perencanaan
Puskesmas,
f. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga dan staf,
g. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman klinis , standar pelayanan
klinis, pedoman praktek klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan
berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari kesehatan,
h. Sesuai dengan Praktek bisnis yang sehat.

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VIII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

PENDELEGASIAN WEWENANG
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. Bahwa pentingnya memberikan wewenang kepada bawahan untuk


mengambil keputusan jika Kepala tidak berada di tempat;
b. Bahwa untuk memenuhi sebagaimana dimaksud pada huruf (a)
perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Batu
Bandung Kabupaten Kepahiang:

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 08 tahun 1999


tentang Perlindungan Konsumen;
2. Undang – Undang Nomor 09 tahun 1967 Tentang Pembentukan
Provinsi Bengkulu ;
3. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
4. Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
5. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah ;
6. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik;
7. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
8. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka
Panjang Nasional Tahun Tahun 2005-2025;
9. Undang - Undang No 33 Tahun 2004 Tentang Pertimbangan
Keungan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02./MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011
tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 tentang
Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.
02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
KesehatanTahun 2015-2019;
17. Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kepahiang.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG
PENDELEGASIAN WEWENANG KLINIS PUSKESMAS BATU
BANDUNG;
KESATU : Penunjukan pengambil wewenang jika Penanggung jawab klinis tidak
berada di tempat.
KEDUA : Menunjuk KA Perawat Penanggung Jawab Poli sebagai pelimpahan
wewenang terlampir.
KETIGA : Ketentuan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari ada kekeliruan akan diperbaiki sebagai mana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU
BANDUNG NOMOR: 445/C/VIII/ /PKM-BB/2017
TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG

PETUGAS PENDELEGASIAN WEWENANG PUSKESMAS BATU BANDUNG

NO NAMA / NIP JABATAN


1. Nama :

NIP :

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
1.
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/IX/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

INDIKATOR – INDIKATOR MUTU KLINIS


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG KABUPATEN KEPAHIANG

Menimbang : a bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan Puskesmas terhadap


tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu perlu
adanya Penyusunan indikator mutu layanan klinis;
b. bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana dimaksud pada
huruf (a) perlu ditetapkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Batu
Bandung Kabupaten Kepahiang

Mengingat 1. Undang - Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang pembentukan


Kabupaten Lebong dan Kepahiang di Propinsi Bengkulu;
2. Undang - Undang No. 29 Tahun 2004 Tetang Praktik Kedokteran
3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 Tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 128/MENKES/SK/II/2004
Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Indikator mutu layanan klinis di Puskesmas Batu Bandung ;
KEDUA Indikator mutu layanan klinis di Puskesmas Batu Bandung
sebagaimana terlampir yang tidak terpisahkan dari keputusan ini
KETIGA : Segala biaya akibat dikeluarkannya keputusan ini dibebankan pada
anggaran Puskesmas Batu Bandung Kabupaten Kepahiang;
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari ada kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/IX/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD) ,KEJADIAN


TIDAK CEDERA (KTC), KEJADIAN POTENSIAL CEDERA (KPC) DAN
KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG KABUPATEN KEPAHIANG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu klinis dan keselamatan


pasien maka tenaga klinis wajib berperan aktif dalam
pelaksanaannya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud perlu
ditetapakan dengan Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung
tentang penanganan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian
Potensial Cedera (KPC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian
Nyaris Cedera (KNC);

Mengingat 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen;
2. Undang - Undang No. 36 Tahun 2009 Tetang Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1457/MENKES/SK/X/2003
Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat..
5. Peraturan Daerah nomor 04 Tahun 2008 Tentang Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenagan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kepahiang.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Penanganan kejadian tidak diharapkan (KTD) ,kejadian potensial
cedera Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Potensial
Cedera (KPC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian Nyaris
Cedera (KNC) di Puskesmas Batu Bandung.
KEDUA : Penangganan kejadian tidak diharapkan (KTD) , kejadian potensial
cedera (KPC) dan kejadian nyaris cedera (KNC) Puskesmas Batu
Bandung tercantum dalam diktum KESATU, sebagaimana terlampir
dalam keputusan ini.
KETIGA : Segala biaya akibat dikeluarkannya keputusan ini di bebankan pada
anggaran Puskesmas Batu Bandung Kabupaten Kepahiang.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan


apabila dikemudian hari ada kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR: 445/C/IX/ /PKM-BB/2017
TENTANG PENANGANAN KEJADIAN TIDAK
DIHARAPKAN (KTD) ,KEJADIAN TIDAK CEDERA
(KTC), KEJADIAN POTENSIAL CEDERA (KPC) DAN
KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)

PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD) ,KEJADIAN TIDAK


CEDERA (KTC), KEJADIAN POTENSIAL CEDERA (KPC) DAN KEJADIAN NYARIS
CEDERA (KNC)

A. PENDAHULUAN
Keselamatan pasien adalah suatu system dimana pus kesmas membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi akses risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.Insiden keselamatan pasien
yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi
yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien,
terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, KejadianTidak Cedera
danKejadian Potensial Cedera.

B. TEMA
Penanganan KTD, KPC, dan KNC akan meningkatkan mutu pelayanan medis

C. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya KTD, KPC, dan KNC di Puskesmas
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
Terlaksananya kegiatan audit medis

D. SASARAN
1. Puskesmas
2. Puskesmas Pembantu
3. Poskesdes
4. Posyandu

E. BENTUK KEGIATAN
Penanganan terhadap terjadinya kasus KTD, KPC dan KNC adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi kasus
2. Pelaporan kepada Tim Mutu Puskesmas
3. Analisis kasus oleh Tim Mutu Puskesmas
4. Penyusunan Rencana Perbaikan oleh Tim Mutu Puskesmas
5. Implementasi/Pelaksanaan Perbaikan pada Mutu Layanan Klinis oleh semua tenaga klinis
di Puskesmas.
6. Pencegahan terulangnya kembali kasus yang sama oleh semua tenaga klinis di
Puskesmas.

F. PENUTUP
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai penanganan KTD,
KPC, dan KNC di Puskesmas Batu Bandung.

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/IX/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

TENAGA KLINIS TERLIBAT DALAM PENINGKATAN MUTU


LAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa dalam upaya penyelenggaraan pelayanan klinis yang optimal,


perlu dilakukan upaya peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien.
b. bahwa dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien, hanya dapat terlaksana jika terdapat kejelasan mengenai tenaga
klinis yang terlibat dan bertanggung jawab dalam upaya tersebut.

Mengingat : 1. Undang- undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Pelayanan publik;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Praktik Kedokteran;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
tenaga Kesehatan;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang
kerangka kualifikasi Nasional Indonesia, Lembaga negara Republik
Indionesia tahun 2012 nomor 24;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional, Lembaga Negara Republik Indonesia
tahun 2012 Nomor 193;
9.
Peraturan Presiden Republik Indonesia 2 tahun 2015 tentang Rencana
Panjang Jangka Panjang dan Menengah Nasional tahun 2015-2019;
Peraturan menteri kesehatan Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang
10.
Izin Praktek dan pelaksanaan Praktik Kedokteran;
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
11.
Kesehatan pada jaminan Kesehatan Nasional;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2014 tentang klinik;
12.
Peraturan menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas;
13.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas;
14.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2015 tentang Rencana
strategis kementrian kesehatan Tahun 2015-2019;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG TENAGA KLINIS


TERLIBAT DALAM PENINGKATAN MUTU LAYANAN KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN
Kesatu : Tenaga klinis yang terlibat dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
klinis dan keselamatan pasien sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan, dan apabila dikemudian
Kedua : hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan dilakukan
perbaikan / perubahan kembali sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/IX/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

TATA NILAI BUDAYA DAN KESELAMATAN PASIEN


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan klinis tidak hanya
ditentukan oleh sistem pelayanan yang ada tapi juga perilaku pemberi
pelayanan yang mencerminkan budaya mutu dan keselamatan pasien;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud pada
point a, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas Batu
Bandung tentang tata nilai budaya mutu dan keselamatan pasien;

Mengingat : 1. Undang - UndangNomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4431);
2. Undang - Undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063 ;
3. Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Rekam Medis;
6. PeraturanMenteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : Tata nilai budaya mutu dan keselamatan pasien di Puskesmas Batu
Bandung sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
KEDUA : Kewajiban untuk melaksanakan tata nilai budaya mutu dan Keselamatan
pasien di Puskesmas Batu Bandung dibawah tanggung jawab Tim
Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR: 445/C/IX/ /PKM-BB/2017
TENTANG TATA NILAI BUDAYA DAN
KESELAMATAN PASIEN

TATA NILAI BUDAYA MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

5. 5 S
Sikap dan perilaku petugas Puskesmas Batu Bandung dalam memberikan pelayanan kepada pengguna
layanan harus memenuhi 5 S yaitu : Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun.

6. Kesadaran (Awareness)
Seluruh staf Puskesmas harus sadar untuk bekerja dengan berhati -hati. Seluruh staf Puskesmas
mampu mengenali kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut, serta mengambil tindakan untuk
memperbaikinya.

7. Terbuka dan Adil


Bagian yang fundamental dari organisasi dengan budaya keselamatan adalah menjamin adanya
keterbukaan dan adil, berbagi informasi secara “terbuka dan bebas”, perlakuan yang adil terhadap staf
waktu terjadi insiden. Adapun konsekuensi menjadi “terbuka dan adil” adalah :
a. Staf harus terbuka tentang insiden yang melibatkan mereka.
b. Staf dan Puskesmas harus akuntabel terhadap tindakan mereka.
c. Staf merasa mampu berbicara kepada kolega dan atasannya tentang insiden yang terjadi.
d. Puskesmas terbuka dengan pasien, masyarakat dan staf.
e. Staf diperlakukan adil dan didukung bila terjadi insiden.

8. Pendekatan Sistem
Memiliki budaya keselamatan akan mendorong terciptanya lingkungan yang mempertimbangkan
semua komponen sebagai faktor yang ikut berkontribusi terhadap insiden yang terjadi. Hal ini
menghindari kecenderungan untuk menyalahkan individu dan lebih melihat kepada sistem dimana
individu tersebut bekerja. Inilah yang disebut pendekatan sistem (Systems Approach).

KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
1. DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/IX/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

PENETAPAN AREA PRIORITAS


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
maka perlu adanya penetapan area yang menjadi prioritas dalam pelayanan
klinis;
b. bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana dimaksud pada huruf a
perlu ditetapkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung
Kabupaten Kepahiang;

Mengingat 1. Undang-Undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;


2. Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
3. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
4. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
63/KEPMENPAN/7/2003 tentang Pedomanan Penyelenggaraan Pelayanan
Publik;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
6. Permenkes Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
M8asyarakat (Puskesmas);

8. Peraturan Daerah nomor 04 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintahan


yang Menjadi Kewenagan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Penetapan area prioritas di Puskesmas Batu Bandung.
KEDUA : Dalam upaya memberikan layanan yang menjamin mutu dan
keselamatan Puskesmas Batu Bandung m perlu ditetapkan area
prioritas sebagaimana terlampir dalam keputusan yang tidak
terpisahkan dari keputusan ini dan tercantum dalam diktum
KESATU.
KETIGA : Segala biaya akibat dikeluarkannya keputusan ini dibebankan pada
anggaran Puskesmas Batu Bandung Kabupaten Kepahiang.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari ada kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR: 445/C/IX/ /PKM-BB/2017
TENTANG PENETAPAN AREA PRIORITAS

CARA MENETAPKAN AREA PRIORITAS

AREA HIGH HIGH HIGH PROBLEM TOTA PERINGK


KLINIS RISK COST VOLUME PRONE L AT
nila bobot nila bobot nila bobot nila bobot
i i i i
Gawat 10 4 8 3 4 1 3 2 74 II
Darurat

Farmasi 8 4 9 3 9 1 5 2 78 I

Laboratorium 6 4 6 3 6 1 3 2 54 III

Rawat Jalan 5 4 3 3 9 1 6 2 50 V

Persalinan 8 4 5 3 2 1 2 2 53 IV

KET.
15.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/IX/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

PENETAPAN TARGET PENCAPAIAN MUTU LAYANAN KLINIS


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a bahwa dalam upaya meningkatkan mutu klinis dan keselamatan pasien
Puskesmas ,perlu di tetapkan target yang akan dicapai dari tiap tiap
indikator mutu klinis dan keselamatan pasien dalam rangka
peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
b. bahwa untuk memenuhi maksud pada huruf (a) diatas, maka perlu
ditetapkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung
Kabupaten Kepahiang:

Mengingat 1. Undang - Undang nomor 9 Tahun 1967 tentang pembentukan Propinsi


Bengkulu;
2. Undang - Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang pembentukan
Kabupaten Lebong dan Kepahiang di Propinsi Bengkulu;
3. Undang - Undang No. 29 Tahun 2004 Tetang Praktik Kedokteran;
4. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
5. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 128/MENKES/SK/II/2004
Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Menetapkan target yang akan dicapai dari tiap tiap indikator mutu
klinis dan keselamatan pasien sebagaimana terlampir dalam
keputusan ini
KEDUA Tim pelayanan klinis Puskesmas Batu Bandung bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan yang berhubungan dengan sasaran
keselamatan pasien sebagaimana tercamtum dalam lampiran yang
tidak terpisahkan dari surat keputusan ini dan tercantum dalam
dictum KESATU;
KETIGA : Segala biaya akibat dikeluarkannya keputusan ini dibebankan pada
anggaran Puskesmas Batu Bandung Kabupaten Kepahiang;
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari ada kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya:

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN
KEPALA PUS
BANDUNG
NOMOR: 445/C
BB/2017
TENTANG T
PENCAPAIAN
PUSKESMAS

TARGET YANG AKAN DICAPAI DARI TIAP TIAP INDIKATOR MUTU KLINIS DAN
KESELAMATAN PASIEN

Jenis Indikator Pencapaian


No Standar
Pelayanan Jenis Uraian awal I
1 Pelayanan Input 1. Kemampuan menangani life 40% 80%
100 %
Gawat saving
Darurat 2. Pemberi pelayanan kegawat- 40% 60%
daruratan bersertifikat
100 %
(ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/
GELS) yang masih berlaku
Proses 1. Jam buka pelayanan gawat 24 Jam 24 Jam
24 Jam
darurat
2. Waktu tanggap pelayanan dokter ≤ 5 menit
≤ 5 menit
≤ 5 menit
di Gawat Darurat setelah setelah
setelah
pasien pasien
pasien datang
datang datang
3. Tidak adanya keharusan 100 % 100 %
100 %
membayar uang muka
Outcome 1. Kepuasan pasien . ≥ 70 % . ≥ 70 % . ≥80 %

2 Pelayanan Input 1. Pemberi Pelayanan di Poliklinik 100 % 80% 100%


Rawat dokter
Jalan 2. Pemberi pelayanan di KIA 100 % bidan 100% 100%
(poliklinik) terlatih
Proses 1. Jam buka pelayanan sesuai 08.00 s/d 08.00 s/d 08.00 s/d
dengan ketentuan 13.00 13.00 13.00
Setiap hari Setiap hari Setiap hari
kerja Jum’at : kerja Jum’at : kerja Jum’at : k
08.00 – 11.00 08.00 – 11.00 08.00 – 11.00 0
2. Kepatuhanhand hygiene 100 % 50% 100%
3. Waktutunggurawatjalan ≤ 60 menit ≤ 60 menit ≤ 30 menit
4. Penegakan Diagnosis TB 100% 100%
melalui pemeriksaan 100%
mikroskopis
5. Pasien Rawat Jalan TB yang 100% 100%
100%
ditangani dengan strategi DOTS
Output 1. Peresepan obat sesuai 100% 100%
100 %
formularium Nasional
2. Pencatatan dan Pelaporan TB di 100% 100%
100%
Puskesmas
Outcome 1. Kepuasan pasien ≥ 90 % 90% 100%

3 Pelayanan Input 1. Pemberi pelayanan 100 % dokter 100% 100%


Rawat Inap 2. Tempat tidur dengan pengaman 100 % 100% 100%
3. Kamar mandi dengan pengaman 100 % 0% 100%
pegangan tangan
Proses 1. Dokter penanggungjawab 50% 100%
100 %
pasien rawat inap
2. Jam Visite Dokter 08.00 s/d 08.00 s/d 08.00 s/d
14.00 14.00 14.00
3. Kepatuhan hand hygiene 100 % 50% 100%
4. Tidak adanya kejadian pasien 100% 100%
100 %
jatuh
Output 1. Kejadian pulang sebelum ≤ 5% ≤ 5%
≤ 5%
dinyatakan sembuh*
2. Kematian pasien≥ 48 jam ≤ 0,24 % ≤ 0,24 % ≤ 0,24 %
Outcome 3. Kepuasan pasien ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 %
4 Persalinan Input 1. Pemberi pelayanan persalinan Dokter
normal umum/
2. Adanya Tim PONED Bidan
Tim
PONED
terlatih
Proses 1. Pelayanan kontrasepsi oleh 100%
dokter umum atau bidan terlatih
2. Kepatuhan hand hygiene 100 % 50% 100 %
Output 1. Kematian ibu karena persalinan 0% 0% 0%
Outcome 2. Kepuasan pasien ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 %

5 Pelayanan Input 1. Fasilitan dan peralatan Sesuai 50% 100 %


Laboratorium standar
Sederhana Puskesmas
Proses 1. Waktu tunggu hasil pelayanan ≤ 120 menit ≤ 120 menit ≤ 120 menit
laboratorium 100 % 100 % 100 %
2. Tidak adanya kejadian tertukar
spesimen
Tersedia Tersedia Tersedia
tenaga, tenaga, tenaga,
peralatan, peralatan, peralatan,
3. Kemampuan Mikroskopis TB
dan reagen dan reagen dan reagen
Paru
Output 1. Tidak adanya kesalahan 100 % 100 % 100 %
pemberian hasil pemeriksaan
laboratorium
Outcome 1. Kepuasan pelanggan ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 %

6 Pelayanan Input 1. Pemberi pelayanan farmasi Sesuai Tidak sesuai Sesuai


Farmasi standar standar
Puskesmas
2. Fasilitas dan peralatan Sesuai Tidak sesuai Sesuai
pelayanan farmasi standar standar standar
3. Ketersediaan formularium Tersedia dan Tidak Tersedia
updated tersedia
paling lama
3 thn
Proses 1. Waktu tunggu pelayanan obat ≤ 30 menit ≤ 30 menit
≤ 30 menit
jadi
2. Waktu tunggu pelayanan obat ≤ 60 menit ≤ 60 menit
≤ 60 menit
racikan
Output 1. Tidak adanya kejadian salah 100 % 100 % 100 %
pemberian obat
Outcome 1. Kepuasan pelanggan ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 %

7 Pelayanan Input 1. Pemberi pelayanan gizi Tenaga Tersedia Tersedia


gizi 2. Ketersediaan pelayanan terlatih
konsultasi gizi Tersedia
Outcome 1. Kepuasan pelanggan ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 %

8 Pelayanan Input 1. Pemberi pelayanan rekam medis 100% Tidak 100%


rekam medik Tenaga tersedia Tenaga
terlatih terlatih
Proses 1. Waktu penyediaan dokumen ≤ 10 menit ≤ 10 menit ≤ 10 menit
rekam medis rawat jalan
2. Waktu penyediaan dokumen
rekam medik pelayanan rawat ≤ 15 menit ≤ 15 menit ≤ 15 menit
inap
Output 1. Kelengkapan pengisian rekam 100 % 100 % 100 %
medik 24 jam setelah selesai
pelayanan
2. Kelengkapan Informed Concent
setelah mendapatkan informasi 100 % 100 % 100 %
yang jelas
Outcome 1. Kepuasan pelanggan
≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 %
9 Pemeliharaan Input 1. Adanya PenanggungJawab ada ada
SK Direktur
Sarana sarana pelayanan
1. Ketepatan waktu kalibrasi alat 100 % 0% 100 %
Output 1. Alat ukur dan alat laboratorium 0%
100 % 100 %
yang dikalibrasi tepat waktu

10 Pencegahan Input 1. Ketersediaan APD ≥60 %


Dan Proses 1. Penggunaan APD saat 100 % 100 %
pengendalian melaksanakan tugas 100 %
infeksi

KEPALA PUSKESMAS BATU


BANDUNG

RUSL
AN,
SKM
NIP.196
3 198903 1

PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG


16. DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

KEBIJAKAN PROSEDUR PENILAIAN, PENGENDALIAN,


PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT
KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a. bahwa pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan


bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien;
b. bahwa dalam rangka menjamin pelayanan kefarmasian yang baik
maka pengelolaan obat dalam pelayanan kefarmasian puskesmas
harus dilakukan secara sistematis dan terkoordinasi;
c. bahwa untuk memenuhi kepentingan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas
Batu Bandung;

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan


Provinsi Bengkulu;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Lebong dan Kepahiang di Provinsi Bengkulu;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :

KESATU : PROSEDUR PENILAIAN, PENGENDALIAN, PENYEDIAAN DAN


PENGGUNAAN OBAT.
KEDUA : Penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat sebagaimana
dimaksud diktum KESATU dilaksanakan sesuai dengan standar
operasional yang ditetapkan.
KETIGA : Adapun jenis obat-obatan tertentu (obat-obatan narktotika, psikotropika,
prekusor dan emergensi) diatur dan dikelola dalam prosedur khusus
tersendiri.
KEEMPAT : Apabila dipandang perlu, maka evaluasi pengelolaan obat dan
kefarmasian dapat dilakukan sewaktu-waktu.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU
BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
DINAS KESEHATAN
17.
PUSKESMAS BATU BANDUNG
Alamat :Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG


NOMOR : 445/C/VII/SK/ / PKM-BB/2017

TENTANG

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


KEPALA PUSKESMAS BATU BANDUNG

Menimbang : a bahwa dalam upaya meningkatkan mutu klinis dan keselamatan


pasien Puskesmas , perlu di susun sasaran - sasaran keselamatan
pasien dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
b. bahwa untuk memenuhi maksud pada huruf a diatas, maka perlu
ditetapkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Batu Bandung
Kabupaten Kepahiang;

Mengingat 1. Undang - Undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;


2. Undang - Undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
3. Undang - Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
4 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
63/KEPMENPAN/7/2003 tentang Pedomanan Penyelenggaraan
Pelayanan Publik;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
6. Permenkes Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Perorangan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas);
8. Peraturan Daerah nomor 04 Tahun 2008 Tentang Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenagan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kepahiang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : SASARAN KESELAMATAN PASIEN.
KEDUA Sasaran Keselamatan Pasien tercamtum dalam diktum KESATU
sebagaimana dimaksud meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut :
a. Ketetapan identifikasi pasien;
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
d. Kepastian tepat-lokasi,tepat-prosedur tepat – pasien operasi
e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Pengurangan resiko jatuh.
KETIGA : Tim pelayanan klinis Puskesmas Batu Bandung bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan yang berhubungan dengan sasaran
keselamatan pasien
Segala biaya akibat dikeluarkannya keputusan ini dibebankan pada
anggaran Puskesmas Batu Bandung Kabupaten Kepahiang.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari ada kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batu Bandung


Pada tanggal Juni 2017
KEPALA PUSKESMAS BATU
BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR: 445/C/VII/ /PKM-
BB/2017
TENTANG SASARAN KESELAMATAN PASIEN

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

NO SASARAN INDIKATOR TARGET KETERANGAN


KESELAMATAN PASIEN
1. Identifikasi pasien Tidak terjadinya 100%
salah
identifikasi
pasien ditempat
pendaftaran
2. Komunikasi efektif dalam Pelaksanaan 100%
pelayanan komunikasi
efektif
terlaksana
3. Ketepatan pemberian obat Tidak terjadinya 100%
pemberian obat
salah orang
4. Ketepatan proseur Tingkat ≥ 80%
pelayanan klinis kepatuhan SOP
Klinis
5. Pencegahan Infeksi Kepatuhan ≥ 80%
terhadap
prosedur cuci
tangan
6. Pasien Jatuh Tidak terjadinya 100%
pasien jatuh
selama berada di
puskesmas

KEPALA PUSKESMAS BATU


BANDUNG

RUSLAN, SKM
NIP.19670403 198903 1 009
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BATU BANDUNG NOMOR:445/C/VIII/
/PKM-BB/2017
TENTANG JENIS PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
FORM HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
LK PR
I. HEMATOLOGI
Hemoglobin g/dl 13,2-17,3 11,7-15,5
Golongan Darah

II. KIMIA DARAH


Gula darah sewaktu Mg/dl 74-106
Gula darah puasa Mg/dl 74-106
Gula darah PP Mg/dl <120
Kholestrol Total Mg/dl <200
Asam urat Mg/dl <7 <5

III. URINALISA
Reduksi urin Negatif
Ph urin Negatif
Protein urin Negatif

IV.IMUNOSEROLOGI
HbsAg Negatif
Typhi O Negatif
Paratyphi OA Negatif
Paratyphi OB Negatif
Paratyphi OC Negatif
Typhi H Negatif
Paratyphi HA Negatif
Paratyphi HB Negatif
Paratyphi HC Negatif

V.SPUTUM
BTA Negatif

Petugas Yang Memeriksa

{EVA FITRIANI Amd


AK.)

Anda mungkin juga menyukai