Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK PKN

OLEH:

KETUA : NURUL AZIZAH PUTRI HERINA

ANGGOTA : DWI PUTRI NABILA

ZALFA SASKIA

MUH.FAJAR ALFIAWAN

NUR UMAR

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 KOLAKA

TAHUN AJARAN 2019/2020


BENTUK DAN KEDAULATAN
 Sebelum amandemen
Pasal 1
(1)Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik.
(2)Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukansepenuhnyaoleh Majelis

 Sesudah amandemen
Pasal 1
(1)Negara Indonesaia ialah Negara kesatuan, yang berbentuk Republik.
(2)Kedaulatan berada ditangan rakyat, dan dilaksanakan menurutundang-undang dasar
(3)Negara Indonesia adalah negara hukum
 
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
 Sebelum amandemen
Pasal 4
(1)Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaanpemerintahan menurut Undang-undang Dasar.
(2)Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satuorang Wakil Presiden
Pasal 5
(1)Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undangdengan persetujuanDewan
Perwakilan Rakyat.
(2)Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan Undang-undang sebagaimana
mestinya.
Pasal 6 
(1)Presiden adalah orang Indonesia Asli.
(2)Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh MajelisPermusyawaratan Rakyat dengan suara terbanyak.
Pasal 7 
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masalima tahundan sesudahnya
dapat dipilih kembali.
Pasal 8
Jika Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapatmelakukankewajiban dalam masa jabatnaya, ia
diganti oleh Wakil Presidensampai habis waktunya.
Pasal 9
Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presidenbersumpah menurut agama, atau berjanji, dengan
sungguh-sungguhdi hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau DewanPerwakilan Rakyat.
Pasal 10
Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas angkatan Darat,Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Pasal 11
Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyatmenyatakan perang, membuat perdamaiandan
perjanjian dengannegara lain.
Pasal 12
Presiden menyatakan keadaan bahaya Syarat dan akibatnyakeadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 13
(1)Presiden mengangkat Duta dan Konsul.
(2)Presiden menerima duta negara lain.
Pasal 14
Presiden memberi grasi, amnesti,abolisi dan rehabilitasi.
Pasal 15
Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan lain-lain tandakehormatan.

 Sesudah amandemen

Pasal 4
(1)Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahanmenurut Undang-undang Dasar.
(2)Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orangWakil Presiden.
Pasal 5
(1)Presiden berhak mengajukan rancangan Undang-undang kepadaDPR.
(2)Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankanUndang-undang sebagaimana
mestinya.
Pasal 6 
(1)Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden harus seorang wargaNegaraIndonesia sejak
kelahirannya dan tidak pernah penerimakewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak
pernahmenghianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagai Presiden dan WakilPresiden.
(2)Syarat-syarat menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebihlanjut dengan undang-undang
Pasal 6A
(1)Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secaralangsung oleh rakyat.
(2)Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan olehpartai politikatau gabungan partai
politik peserta pemilihanumum sebelum pelaksanaan pemilihan umum.
(3)Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkansuara lebih dari lima puluh
persen dari jumlah suara dalampemilihan umum dengan sedikitnya duapuluh persensuara
disetiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlahprovinsi di Indonesia, dilantik
menjadi Presiden dan WakilPresiden
(4)Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presidenterpilih, dua pasangan calon yang
memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyatsecara langsung dan
pasangan yang memperoleh suara rakyatterbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden
Pasal 7 
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama masa lima tahundan sesudahnya dapat dipilih kembali
dalam jabatan yang sama, hanyauntuk satu kali masa jabatan.
Pasal 7A
Presiden dan/atau Wakil Presiden dapatdiberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR atas
usul DPR, baik apabila terbukti telahmelakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap
negara,korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercelamaupun apabila terbukti tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presidendan/atau Wakil Presiden.
Pasal 7B
(1)Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapatdiajukan oleh DPR kepada MPR
hanya dengan terlebih dahulumengajukan permintaan kepada MK untuk memeriksa,mengadilidan
memutus pendapat DPR bahwa Presidendan/atau WakilPresiden telah melakukan pelanggaran hukum
berupapengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela;
dan/atau pendapatbahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhisyarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden.
(2)Pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presidentelah melakukan pelanggaran
hukum tersebut ataupun telah tidak lagimemenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
WakilPresidenadalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan DPR.
(3)Pengajuan permintaan DPR kepada MK hanya dapat dilakukandengan dukungan sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggotaDPR yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya2/3 dari jumlah anggota DPR.
(4)Mahkamah konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutusdengan seadil-adilnya terhadap
pendapat DPR tersebut palinglama sembilan puluh hari setelah permintaan DPR itu diterimaoleh
MK.
(5)Apabila MK memutuskan bahwa Presidendan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan
pelanggaran hukum berupapengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya,
atau perbuatan tercela; dan/atau terbuktibahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak memenuhi
syaratsebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden, DPR menyelenggaransidang paripurna untuk
meneruskan usul pemberantasan Presidendan/atau Wakil Presiden kepada MPR.
(6)MPR wajib menyelenggaran sidang untuk memutuskan usul DPRteresebut paling lambat tigapuluh
hari sejak MPR menerima usultersebut.
(7)Keputusan MPR atas usul pemberhentian Presiden dan/atauWakil Presiden harus diambil dalam
rapat paripurna MPR yangdihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah anggota dandisetujui oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yanghadir, setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden
diberikesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurnaMPR.
Pasal 7C 
Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR
Pasal 8
(1)Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapatmelakukan kewajiban dalam
masa jabatnaya, iadiganti oleh WakilPresiden sampai habis waktunya.(2)Dalam hal terjadi
kekosongan Wakil Presiden selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari, Majelis
PermusyawaratanRakyat menyelenggarakan sidang untuh memilih Wakil Presidendari dua calon yang diusulkan
Presiden.
(3)Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,diberhentikan atau tidak dapat melakukan
kewajiban dalam masa jabatnaya bersamaan, pelaksana tugas kepresidenan adalahMenteri Luar Negri,
Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanansecara bersama-sama. Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelahitu.
Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidanguntuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden dari dua pasang calonPresiden dan Wakil Presiden yang di usulkan partai politik ataugabungan
partaipolitik yang peket calon Presiden dan WakilPresiden meraih suara terbanyak pertama dan kedua
dalampemilihan sebelumnya, sampai habis masa jabatanya.
 
Pasal 9
(1)Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presidenbersumpah menurut agama atau
berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan Majelis.
(2)Jika MPR atauDPR tidak dapat mengadakan sidang, Presiden dan Wakil Presiden
bersumpah menurut agama, atau berjanjidengan sungguh-sungguh di hadapan pimpinan MPR dengandisaksikan
oleh pimpinan Mahkamah Agung
Pasal 10
Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas angkatan Darat,Angkatan Laut dan Angkatan Udara
Pasal 11
(1)Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyatmenyatakan perang, membuat perdamaian
dan perjanjian denganegara lain.
(2)Presiden dalam membuat perjanjian Internasional lainya yangmenimbulkan akibat yangluas
dan mendasar bagi kehidupanrakyat yang terkait dengan beban keuangan negara danmengharuskan
perubahan dan pembentukan undang-undang harusdengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
(3)Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diaturdengan undang undang
Pasal 12
Presiden menyatakan keadaan bahaya Syarat dan akibatnya keadaanbahaya ditetapkan dengan undang-
undangundang-undang
Pasal 13
(1)Presiden mengangkat Duta dan Konsul.
(2)Dalam mengangkat Duta Presiden memperhatikan pertimbanganDPR.
(3)Presiden menerima penetapan duta negara lain denganmemperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat
Pasal 14
(1)Presiden memberi grasi, dan rehabilitasi dengan memperhatikanpertimbangan Mahkamah Agung.
(2)Presiden memberi Amnesti dan abolisidengan memperhatikan pertimbangan DPR
Pasal 15
Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan yangdiatur dengan undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai