Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM TRANSFORMATOR

PRAKTIKUM 9
“PENGUKURAN RUGI BESI PADA TRANSFORMATOR”

Dosen:
Raden Jasa Kusumo Haryo, S.T., M.T.

Disusun Oleh:
Haris Gunawan
203305036
TL 3C

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
2021
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat memahami konsep pengukuran rugi besi pada
tranformator.
2. Mahasiawa dapat mengetahui besarnya rugi besi pada transformator.

B. DASAR TEORI

Trafo (Transformator) yang ideal adalah Trafo yang memiliki 100%


efisiensi yaitu trafo yang tidak terjadi kehilangan daya sama sekali. Namun
Trafo yang ideal atau yang sempurna ini hampir dapat dikatakan tidak
mungkin akan tercapai, hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang
menyebabkan terjadi kerugian atau kehilangan daya. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah faktor yang disebabkan oleh Inti Besi yang biasanya
disebut dengan Core Loss atau Iron Loss dan faktor yang disebabkan oleh
Kumparan atau lilitan pada Trafo itu sendiri yang biasanya disebut dengan
Copper loss.

Kerugian atau kehilangan daya pada Trafo disebabkan oleh dua faktor
utama yaitu Faktor Core Loss (Inti Besi) dan Faktor Copper Loss
(Kumparan). Kerugian Daya atau Kehilangan Daya pada Trafo ini sering
disebut juga dengan Rugi Daya atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
Power Loss.

1. Core Losses atau Iron Losses

Core Losses atau Iron Losses adalah kehilangan daya pada Tranformator
yang dikarenakan oleh Inti Besi Transformator itu sendiri. Terdapat dua
faktor yang menyebabkan terjadinya Core Loss yaitu kerugian arus Eddy
(Eddy Current) dan kerugian histeresis (Hysteresis loss). Kedua Kerugian ini
pada dasarnya tergantung pada sifat magnetik bahan yang digunakan untuk
konstruksi inti transformator (trafo).

 Kerugian Arus Eddy (Eddy Current Loss) – pada Transformator


atau Trafo, arus listrik AC yang dipasok ke kumparan primer akan
membentuk fluks medan magnet yang bergantian. Apabila fluks
medan magnet tersebut terhubung ke kumparan sekunder maka akan
menyebabkan induksi gaya gerak listrik atau biasanya dikenal dengan
induksi GGL. Tetapi terdapat pula beberapa bagian fluks magnet yang
menginduksi ke bagian konduktor lainnya yaitu ke Inti besinya Trafo
(Tranformer Core) tersebut yang kemudian akan menyebabkan
sirkulasi arus kecil di dalamnya. Arus tersebut disebut dengan Arus
Eddy (Eddy Current). Karena Arus Eddy inilah beberapa energi akan
terdisipasi dalam bentuk panas.
 Kerugian Histerisis (Hysterisit Losses) – Kerugian Histeris pada
trafo ini disebabkan oleh pembalikan magnetisasi pada inti
transformator. Kehilangan atau kerugian ini tergantung pada volume
dan kadar besi yang digunakan untuk konstruksi inti besi trafo,
frekuensi pembalikan magnetik dan nilai kerapatan fluks.

2. Copper Losses
Copper losses adalah kehilangan daya pada Trafo yang diakibatkan oleh
resistansi pada kumparan atau lilitan pada trafo itu sendiri. Copper Loss pada
Kumparan Primer adalah I12R1 dan Copper Loss pada Kumparan Sekunder
adalah I22R2. Dimana I1 dan I2 adalah arus pada masing-masing kumparan
primer dan kumparan sekunder sedangakn R1 dan R2. adalah resistansi pada
masing-masing kumparan primer dan kumparan sekunder. Kehilangan Daya
yang diakibatkan oleh Copper Loss ini adalah sebanding dengan kuadrat arus
dan arus ini tergantung pada beban. Oleh karena itu kehilangan Copper
loss pada Trafo ini juga akan bervariasi tergantung pada beban yang diberikan
pada trafo.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Transformator
2. AVO Meter
3. Tang Ampere
4. Watt Meter
5. Kabel penghubug
6. Steker

D. RANGKAIAN PERCOBAAN DAN HASIL PRAKTIKUM


a. Gambar Rangkaian Percobaan

b. Hasil Praktikum

1. Gambar Rangkaian
2. Hasil Pengukuran Arus Menggunakan Tang ampere

3. Hasil Pengukuran Daya Menggunakan Wattmeter


E. TABEL DATA HASIL PRAKTIKUM

V1 (V) I1 (A) W (W) P1 (W)

220 V 1,35 A 7333,3 W 200 W

Ket : Transformator yang digunakan adalah Transformator CT 5A

Perhitungan :

V1
 W = × P1
V2
220
= × 200
6
= 7333,3 W

 P1 = Rugi Besi
Sehingga rugi besi pada transformator sebesar 200 Watt

F. ANALISIS DATA
1. Batas ukur Wattmeter dalam pengukuran diatas yaitu menggunakan skala
arus 25 Ampere dengan tegangan 240 Volt sehingga factor pengalinya
sebesar 50. ( hasil pengukuran × 50 )
2. Dalam praktikum diatas menggunakan 2 buah alat ukur yaitu Wattmeter
digunakan untuk pengukuran daya dan Tang ampere digunakan untuk
pengukuran arus.
3. Tegangan yang digunakan untuk mensupply transformator menggunakan
220 VAC
4. Untuk mendapatkan nilai W yaitu dengan menggunakan rumus :
V1
W= × P1
V2
G. KESIMPULAN
1. Wattmeter merupakan penggabungan 2 alat ukur yaitu ampere meter dan
volt meter sehingga dipasang secara seri parallel yaitu kumparan arus
dipasang seri dengan beban dan kumparan tegangan dipasang secara
parallel dengan sumber tegangan.
2. Kerugian daya pada Trafo disebabkan oleh dua faktor utama yaitu Faktor
Core Loss (Inti Besi) dan Faktor Copper Loss (Kumparan).
3. Semakin tinggi rugi besi dapat menyebabkan kinerja dari transformator
menjadi kurang optimal.

Lampiran Foto Praktikum

Anda mungkin juga menyukai