Anda di halaman 1dari 5

TRANSFORMATOR

TRANSFORMATOR BEBAN NOL

JURUSAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
Transformator Beban Nol

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami konsep beban nol pada tranformator.
2. Mahasiswa dapat mengetahui rugi besi pada transformator.
3. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik kerja transformator.

B. Dasar Teori
a. Rugi – rugi pada transformator

Trafo (Transformator) yang ideal adalah Trafo yang memiliki 100%


efisiensi yaitu trafo yang tidak terjadi kehilangan daya sama sekali. Namun
Trafo yang ideal atau yang sempurna ini hampir dapat dikatakan tidak mungkin
akan tercapai, hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang menyebabkan
terjadi kerugian atau kehilangan daya. Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah faktor yang disebabkan oleh Inti Besi yang biasanya disebut
dengan Core Loss atau Iron Loss dan faktor yang disebabkan oleh Kumparan
atau lilitan pada Trafo itu sendiri yang biasanya disebut dengan Copper loss.
Kerugian atau kehilangan daya pada Trafo disebabkan oleh dua faktor
utama yaitu Faktor Core Loss (Inti Besi) dan Faktor Copper Loss (Kumparan).
Kerugian Daya atau Kehilangan Daya pada Trafo ini sering disebut juga
dengan Rugi Daya atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Power Loss.
1. Core Losses atau Iron Losses
Core Losses atau Iron Losses adalah kehilangan daya pada Tranformator
yang dikarenakan oleh Inti Besi Transformator itu sendiri. Terdapat dua faktor
yang menyebabkan terjadinya Core Loss yaitu kerugian arus Eddy (Eddy
Current) dan kerugian histeresis (Hysteresis loss). Kedua Kerugian ini pada
dasarnya tergantung pada sifat magnetik bahan yang digunakan untuk
konstruksi inti transformator (trafo).
 Kerugian Arus Eddy (Eddy Current Loss) – pada Transformator atau
Trafo, arus listrik AC yang dipasok ke kumparan primer akan membentuk
fluks medan magnet yang bergantian. Apabila fluks medan magnet
tersebut terhubung ke kumparan sekunder maka akan menyebabkan
induksi gaya gerak listrik atau biasanya dikenal dengan induksi GGL.
Tetapi terdapat pula beberapa bagian fluks magnet yang menginduksi ke
bagian konduktor lainnya yaitu ke Inti besinya Trafo (Tranformer Core)
tersebut yang kemudian akan menyebabkan sirkulasi arus kecil di
dalamnya. Arus tersebut disebut dengan Arus Eddy (Eddy Current).
Karena Arus Eddy inilah beberapa energi akan terdisipasi dalam bentuk
panas.
 Kerugian Histerisis (Hysterisit Losses) – Kerugian Histeris pada trafo ini
disebabkan oleh pembalikan magnetisasi pada inti transformator.
Kehilangan atau kerugian ini tergantung pada volume dan kadar besi yang
digunakan untuk konstruksi inti besi trafo, frekuensi pembalikan magnetik
dan nilai kerapatan fluks.
2. Copper Losses
Copper losses adalah kehilangan daya pada Trafo yang diakibatkan oleh
resistansi pada kumparan atau lilitan pada trafo itu sendiri. Copper Loss pada
Kumparan Primer adalah I12R1 dan Copper Loss pada Kumparan Sekunder
adalah I22R2. Dimana I1 dan I2 adalah arus pada masing-masing kumparan
primer dan kumparan sekunder sedangakn R1 dan R2. adalah resistansi pada
masing-masing kumparan primer dan kumparan sekunder. Kehilangan Daya
yang diakibatkan oleh Copper Loss ini adalah sebanding dengan kuadrat arus
dan arus ini tergantung pada beban. Oleh karena itu kehilangan Copper
loss pada Trafo ini juga akan bervariasi tergantung pada beban yang diberikan
pada trafo.

b. Pengujian trasformator

Tujuannya dari pengujian transformator ini adalah untuk mengetahui


karakteristik kerja trafo dengan memperhatikan parameter utama seperti :
1. Resistensi ekivalen primer (Re1) atau sekunder (Re2)
2. Reaktansi bocor ekivalen primer (Xe1) atau sekunder (Xe2)
3. Konduktansi rugi inti Go (kebalikan resistensi Re)
4. Suseptansi magnetisasi Bo (kebalikan reaktansi Xo)
Ada 2 cara pengujian transformator yaitu :
1. Pengujian beban nol
Tujuannya adalah untuk menentukan kerugian yang terjadi jika trafo tanpa
beban (beban nol) atau disebut rugi inti dan menentukan harga reaktansi tanpa
beban (Xo) dan resistensi tanpa beban (Ro). Dari pengujian tersebut dapat
diterangkan sebagai berikut :
 Arus beban nol (Io) sangat kecil dibandingkan arus beban penuh primer
yaitu 2-3 % sehingga rugi tembaga primer dapat diabaikan. Dan secara
praktis Wo digunakan untuk mengatasi rugi-rugi yang terjadi.

2. Pengujian hubungan singkat

Tujuannya adalah untuk menentukan impedansi ekivalen Ze1 dan Ze2,


reaktansi bocor ekivalen Xe1 dan Xe2 dan resistensi total dari trafo
berdasarkan belitan dimana alat-alat ukur terpasang. Dengan nilai Ze1 dan Ze2
maka jatuh tegangan total (kehilangan tegangan total) dalam trafo dari sisi
primer dan sekunder dapat dihitung sehingga regulasi trafo dapat ditentukan.
Dari pengujian tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :
 Pemberian tegangan pada sisi primer (tegangan tinggi) berkisar 5 – 10 %
dari tegangan nominal sehingga fluks yang terjadi pada inti juga 5 – 10 %
dari fluks nominal. Dengan demikian rugi inti sangat kecil dan daya input
yang terbaca pada wattmeter adalah rugi tembaga.

C. Alat dan Bahan


1. Transformator
2. AVO meter
3. Tang Ampere
4. Wattmeter
5. Kabel Penghubung
6. Steker
D. Rangkaian Percobaan

E. Tabel Hasil Percobaan

V1 (V) I1 (A) P1 (W) Cos ø RC (Ω) Xm (Ω)

220 V

F. Analisis Data

G. Kesimpulan
Lampiran Laporan Sementara

Lampiran Foto Praktikum

Anda mungkin juga menyukai