Anda di halaman 1dari 14

Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)

JURNAL RANCANG BANGUN

Website: http://ejournal.um-sorong.ac.id/index.php/rancangbangun

IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN BANJIR DISTRIK MARIAT


KABUPATEN SORONG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS (SIG)
Kurniawan Budi Hartono Putra1), Mierta Dwangga2), Hendrik Pristianto3)
1)
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil 2)Universitas Muhammadiyah Sorong
3)
Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong

Abstrak
Pada 8 Juni 2019 sungai Mariat yang terletak di Distrik Mariat, Kabupaten Sorong, Papua Barat meluap akibat
intensitas hujan yang tinggi dan berlangsung lama, mengakibatkan ratusan unit rumah warga dan ratusan hektar lahan
perkebunan yang berada di bantaran aliran sungai terendam banjir stinggi 0,5 meter – 1 meter. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk mengidetifikasi daerah rawan banjir yang ada di Distrik Mariat Kabupaten sorong adalah
melakukan kajian Sistem Informasi Geografis (SIG).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran lokasi rawan banjir di Distrik Mariat Kabupaten Sorong dan
mengetahui berapa luas area genangan banjir di masing-masing kelurahan Distrik Mariat Kabupaten Sorong.
Hasil penelitian ini berupa peta daerah rawan banjir di Distrik Mariat Kabupaten Sorong dan peta luas area genangan
banjir di masing-masing kelurahan Distrik Mariat Kabupaten Sorong. Hasil penelitian menunjukan bahwa Wilayah
yang terdampak banjir di Distrik Mariat Kabupaten Sorong hanya 3 kelurahan yaitu Kekurahan Klamalu, kelurahan
Klasuluk dan Kelurahan Mariyai dengan persentasi 18% dari total luas wilayah pada tiga kelurahan. Sedangkan Luas
Wilayah yang terdampak banjir di Distrik Mariat Kabupaten Sorong Meliputi tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Klamalu
dengan luas terdampak banjir 1,0479 Km2 atau 14% dari total luas Kelurahan, Kelurahan Klasuluk dengan luas
terdampak banjir 0,7995 km2 atau 18% dari total luas Kelurahan, dan Kelurahan Mariyai dengan luas terdampak banjir
sebesar 0,6195 km2 40% dari total luas Kelurahan.

Keywords : Indentifikasi, Pemetaan, banjir, Sistem Informasi Geografis.


beberapa kelurahan Distrik Mariat diantaranya
1. Pendahuluan kelurahan Klasuluk hingga kelurahan Klamalu.
a) Latar belakang Salah satu upaya yang dapat dilakukan
Indonesia merupakan Negara yang
untuk mengidetifikasi daerah rawan banjir
beriklim tropis dan hanya memiliki dua musim
yang ada di Distrik Mariat Kabupaten sorong
yaitu musim kemarau dan musim
adalah melakukan kajian Sistem Informasi
penghujan.Dan merupakan Negara kepualauan
Geografis (SIG) yaitu sistem informasi
dengan jumlah lautan lebih besar dari
berbasis computer yang digunakan untuk
daratan.Hal ini yang menyebabkan setiap
mengolah dan menyimpan data atau informasi
daerah di Indonesia memiliki curah hujan yang
geografis dengan menggunakan Citra satelit
cukup tinggi saat musim penghujan tiba, tidak
Google Eart.
terkecuali wilahayah Indonesia di bagian timur,
Dari latar belakang masalah tersebut maka
salah saunya adalah wilayah Papua Barat.
penulis akan melakukan penelitian dengan
Pada 8 Juni 2019 sungai Mariat yang
judul “IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN
terletak di Distrik Mariat, Kabupaten Sorong,
BANJIR DISTRIK MARIAT
Papua Barat meluap akibat intensitas hujan
KABUPATEN SORONG
yang tinggi dan berlangsung lama,
MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
mengakibatkan ratusan unit rumah warga dan
GEOGRAFIS (SIG)”
ratusan hektar lahan perkebunan yang berada di
b) Teori
bantaran aliran sungai terendam banjir stinggi  Pengertian Bencana Banjir
0,5 meter – 1 meter. Musibah ini tidak Dalam undang-undang No. 24 Tahun
mengakibatkan korban jiwa namun 2007, menjelaskan bahwa bencana alam
mengakibatkan kerugian dikarenakan adalah bencana yang diakibatkan oleh pristiwa
lumpuhnya aktivitas masyarakat dan atau serangkaian pristiwa yang disebabkan
terputusnya akses jalan yang berada di oleh alam antara ain berupa gempa bumi,
*
Corresponding author. Telp.:085244291143
E-mail addresses:kurniawanbhp27@gmail.com
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)2

tsunami, gunung meletus, tanah longsor, mampu mendukumg pengelolaan lingkungan


kekeringan, angina topan, dan banjir. hidup yang berkelanjutan.
Banjir merupakan bencana alam yang b. Tidak terjadi pemborosan pemanfaatan
paling sering terjadi, baik dilihat dari ruang.
intensitasnya pada suatu tempat maupun c. tidak menyebabkan terjadinya penurunan
jumlah lokasi kejadian dalam setahun yaitu kualitas ruang
sekitar 40% di antara bencana alam yang lain.  Amanat undang-undang No. 24 Tahun 2007
Bahkan beberapa tempat, anjir merupakan Amanat undang-undang No. 24 Tahun
rutinitas tahunan.Lokasi kejadiannya bisa 2007, mendefenisikan bencana secara
diperkotaan atau pedesaan, Negara sedang komprehensif, mengatur pengelelolan dan
berkembang atau Negara maju sekalipun (E. kelembagaan mulai ditingkat pusat sampai
Suherlan 2001).Sedangkan menurut Ditjen kedarah serta pembagian tanggungjawabnya
Penataan Ruang Departemen PU, banjir yang dulaksanakan secara terencana , terpadu,
adalah aliran air dipermukaan tanah yang terkoordinasi, dan menyeluruh , termasuk
relative tinggi dan tidak dapat ditampung oleh komponen utama di dalam rencana aksi yaitu,
saluran drainase sehingga melimpah ke kanan melakukan identifikasi, pemantauan terhadap
dan ke kiri serta menimbulkan genangan atau berbagai resiko bencana dan meningkatkan
aliran dalam jumlah melebihi normal dan kemampuam deteksi dini. Dalam undang-
mengakibatkan kerugian. undang ini, penguatan penataan ruang
Bencana banjir merupakan pristiwa merupakan salah satu focus yang tercantum
atau rangkaian pristiwa yang mengancam dan dalam penanggulangan bencana. Artinya adalah
mengganggu kehidupan dan penghidupan domain pengelolaan bencana, tidak hanya
masyarakat sehingga mengakibatkan korban bergerak pada segi penanggulangan saja, juga
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian termasuk segi antisipasi.
harta benda, dan dampak psikologis Permasakahan yang kerap muncul pada
(Mistra, 2007) tataran implementasi peraturan daerah (perda)
 Penataan Ruang dan Penaggulangan Bencana provinsi dan kabupaten/kota adalah terdapat
Rencana tata ruang berisi kebijakan beberapa kesulitan menselaraskan aspek
pokok pemanfaatan pola ruang dan struktur kebencanaan didalam perencanaan tata ruamg,
dalam kurun waktu tertentu .pola pemanfaatan sementara permukiman yang terlanjur banyak
ruang disusun untuk mewududkan keserasian terbangun di kawasan-kawasan terindikasi
dan keselarasan pemanfaatan ruang bagi bencana alam terutama banjir, suatu hal yang
kegiatan budidaya dan non budidaya yang tidak mudah merelokasikan pemukiman
(lindung). Sedangkan struktur ruang yang yang sudah terbangun kesuatu tempat yang
dibentuk untuk mewujudkan susunan dan dianggap relative lebih aman dari ancaman
tatanan pusat-pusat pemukiman yang secara bencana.
hirarkis dan dugsional.  Penyebab Terjadinya Banjir
Pemanfaatan ruang diwujudkan Bencana banjir adalah bencana yang paling
melalui program pembangunan dengan sering melanda indonesia. Curah hujan diatas
mengacu pada rencana tata ruang normal dan adanya pasang naik air laut
.penegndalian pemanfaatan ruang kawasan penyebab utama terjadinya banjir. Selain itu
rawan bencana dilakukan dengan mencermati faktor ulah manusia berperan penting seprti
konsistensi penggunaan lahan yang tidak tepat,
(kesesuaian lahan dan keselarasan) antara pembuangan sampah ke dalam sungai,
rencana tata ruang dengan pemanfaatan ruang. pembangunan pemukiman didaerah dataran
Menurut undang-undang No. 26 banjir dan sebagainya. Penyebab terjadinya
Tahun 2007 tentang pemetaan ruang adalah banjir diklarifikasikan menjadi 2 kategori yaitu,
sebuah terobosan mendasar bagaimana konsep  Penyebab Banjir Secara Alami
tata ruang yang terintegrasi dengan undang- a. Curah hujan, Indonesia memiliki iklim
undang No.24 Tahun 2007 tentang tropis dan setiap tahun terdapat dua musim
penanggulangan bencana. yaitu musim kemarau dan musim
 Amanat Undang – Undang No.26 Tahun 2007 penghujan, pada umumnya musim kemarau
Amanat undang-undang No. 26 Tahun 2007 berada antara bulan april sampai
menekankan bahwa secara garis besar dalam September, sedamgkam musim penghujan
penyelenggaraan penataan ruang diharapkan : berada pada bulan oktober sampai maret.
a. Dapat mewujudkan pemanfaatan ruang yang Pada musim penghujan, curah hujan yang
berhasil guna dan berdaya guna serta tinggi akan mengakibatkan banjir disungai
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)3

dan apabila melebihi tebing sungai maka langsung membuan sampah ke sungai. Di
akan timbul banjir atau genangan. kota-kota besar hal ini sangat mudah
b. Pengaruh fisiografi, sidiografi atau dijuampai .pem,buangan sampah di alur
geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi sungai dapat meninggikan muka air abnjir
dan kemiringan daerah aliran sungai karena menghalangi ailiran.
(DAS), geometric hidrolik (bentuk d. bendung dan bangunan air, bendung dan
penampang seperti leher, kedalaman, bangunan air seperti pilar jembatan dapat
material ddasar sungai) dan lokasi sungai, meningkatkan elevasi muka air banjir
merupakan hal-hal yang mempengaruhi karena efek aliran balik.
terjadinya banjir. e. kerusakan bangunan pengendali banjir,
c. Erosi dan sedimentasi, erosi pada DAS pemeliharaan yang kurang memadai dari
berpengaruh terhadap kapasitas bangunan pengendali banjir sehingga
penampung sungai. Erosi menjadi problem menimbulkan kerusakan dan akhirnya tidak
klasik sungai-sungai di Indonesia. berfungsi dapat meningkatkan kuantitas
Besarnya sedimentasi akan mengurangi banjir.
kapasitas saluran, sehingga timbul  Curah Hujan
genangan dan banjir di sungai. Daerah yang mempunyai curah hujan yang
Sedimentasijuga menjadi masalah besar tinggi maka daerah tersebut akan lebih
sungai-sungai di Indonesia. berpengaruh terhadap kejadian banjir.
d. Kapasitas sungai, pengurangan kapasitas Berdasarkan hal tersebut maka untuk pemberian
aliran banjir pada sungai dapat disebabkan skor ditentukan aturan sebagai berikut yaitu :
oleh pengendapan berasal dari erosai DAS semakin tinggi curah hujan maka skor untuk
dsn erosi tanggul sungai yang berlebihan tingkat kerawanan semakin tinggi.
dan sedimentasi disungai itu karena tidak  Kemiringan Lereng
adanya vegetasi penutup dan adanya Kemiringan lereng merupakan perbandingan
penggunaan lahan yang tidak tepat. antara selisih ketinggian dengan jarak datar
e. Kapasitas drainase,yang tidak memenuhi, pada dua tempat yang dinyatakan dalam
hamper semua kota-kota diindonesia persen.Kemitringan lereng semakin tinggi maka
mempunyai drainase daerah genangan yang air yang diteruskan semakin tinggi. Air yang
tidak memadai, sehimgga kota-kota berada pada lahan tersebut akan diteruskan pada
tersebut sering menjadi langganan banjir tempat yang lebih rendah semakin cepat jika
pada saat musim penghujan tiba. dbandingkan dengan lahan yang kemiringannya
f. Pengaruh air pasang, air pasang laut rendah (landai). Dengan demikian, maka
memperlambat aliran sungai ke laut. Pada semakin besar draja kemiringan lahan maka
waktu banjir bersamaan dengan air pasang skor untuk kawasan banjir semakin kecil.
yang tinggi maka genangan atau banjir  Penggunaan lahan
menjadi besar karena terjadi aliran balik. Penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan
 Penyebab banjir Akibat Tindakan Manusia manusia pada bidang lahan tertentu, atau
a. perubahan kondisi DAS, perubahan daerah pemanfaatan lahan oleh manusia untuk tujuan
aliran sungai (DAS) seperti penggundulan tertentu.Penggunaan lahan seperti untuk
hutan, usaha pertanian yang kurang tepat, pemukiman, hutan lindung, tegalan sawah
perluasan kota, dan perubahan tataguna irigasi, lahan industry dan sebagainya. Lahan
lainnya dapat memperburuk masalah banjir yang bnyak ditanami oleh vegetasi maka air
karena meningkatnya aliran banjir. Dari hujan akan banyak diinfiltrasi dan lebih banyak
persamaan-persamaan yang ada, prubahan waktu yang ditempuh oleh limpasan untuk
tataguna lahan memberikan kontribusi sampai ke sungai sehingga kemungkinan banjir
yang besar terhadap naiknya kuantitas dan lebih kecil daripada daerah yang tidak ditanami
kualitas banjir. oleh vegetasi.
b. kawasan kumuh, perumahan kumuh yang  Jenis Tanah
terdapat di sepanjang sungai, dapat Tanah dengan struktur yang sangat halus
merupakan penghambat aliran. Masalah memiliki peluang kejadian banjir yang tinggi,
kawasan kumuh dikenal sebagai faktor sedabgkan tekstur yang kasar memiliki peluang
penting terhadap masalah banjir daerah kejadian banjir yang rendah. Hal ini disebabkan
perkotaan. semakin halus tekstur tanah menyebabkan air
c. sampah, disiplin masyarakat untuk aliran permukaan yang berasal dari hujan
membuang sampah pada tempat yang telah maupun sungai sulit untuk meresap kedalam
ditentukan, pada umumnya mereka tanah, sehungga terjadi penggenangan.Maka
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)4

pemberian skor untuk daerah yang memiliki lalu mengklasifikasi wilayah dengan
terkstur tanah yang semakin halus semakin kawasan rawan banjir tinggi, sedang, dan
tinggi. rendah. Penentuan ini akan memudahkan
 Analisa Bahaya Banjir kajian tentang karakteristik wilayah dan
Analisa bahaya banjir ditujukan untuk upaya penanggulangan resiko bencana.
mengidentifikasi daerah yang akan terkena b. Penataan Ruang Pemukiman (land
genangan banjir. Menurut departemen kelautan management)
dan perikanan daerah bahaya banjir/peta bahaya Penempatan sempadan sungai di daerah
banjir tersebut dapat diidentifikasi melalui 2 kabupaten sorong distrik mariat. Terutama
(dua) metode : pada kawasan sempadan sungai yamg landau
a. Mensimulasikan intensita serta tinggi curah dan berpenduduk dimana terindikasi
hujan, tataguna lahan, luasan daerah terdampak penggenangan banjir (flood
tangkapan, debit aliran permukaan, kondisi inundation area), di relokasi ke daerah yang
aliran sungai dan saluran drainase lainnya lebih aman dan mengembangkan
serta pasang surut kemudian dioverlaykan mikrozonasi.
dengan peta topografi didaerah hilir. c. Membangun Tembok Alami
b. Memetakan hubungan antara intensitas serta Membudidayakan hutan tanaman pantai
tinggi curah hujan dengan lokasi yang (greenbelt) disepanjang pantai dan bakau
tergenang berdasarkan sejarah terjadinya atau mangrove secara efektif dapat
banjir. mnenyerap dan mengurangi energy limpasan
untuk mendukung upaya tersebut gelombang, serta menahan sampah debris.
diperlukan data tentang kondidi topografi, d. Membangun Tembok Perlindungan Buatan
infiltrasi tanah, tata guna lahan daerah Pembuatan tanggul ataupun sabo dam,
tangkapan air, kondidi pasang surut, kondisi sabo merupakan bangunan dengan pelimpas
alira sungai, dan perkiraan intensitas curah yang berfungsi sebagai penyaring
hujan. Secara rinci informasi ini perlu sedimentasi yang dibawah oleh arus sungai
dimunculkan dalam peta bahaya banjir tersebut dan berfungsi sebagai pemecah bahaya
melputi antara lain : banjir.
1. Intensitas curah hujan pemicu terjadinya e. Membangun Sumur Resapan (sures)
banjir Membangun sumur resapan (sures)
2. Kedalaman banjir (contoh: 0-0.5 meter, 0.5- merupakan konservasi air sebagai upaya
1.0 meter,>1.0 meter); untuk penambahan air tanah dan untuk
3. Lokasi serta luasdan yang akan tergenang menjaga agar kondisi muka air tanah tidak
berdasarkan curah hujan tertentu menurun yang berakibat sulitnya
4. Lama waktu yang akan tergenang memperoleh air tanah untuk keperluan
berdasarkan curah hujan tertentu pengairan pertanian dan keperluan makhluk
5. Sumber banjir serta priode ulangnya hidup lainya. Disamping itu untuk menjaga
 Konsep Penanganan Kawasan Banjir intrusi air laut supaya tidak semakin dalam
Mengenai bencana banjir memerlukan kearah daratan.Prinsip konservasi air ini
strategi atau peerlakuan khusus untuk menjamin adalah curah hujan yang berlebihan tidak
bencana banjir dapat diatasi.Konsep dibiarkan mengalir percuma ke laut tetapi
penanganan kawasan rawan banjir di ditampung dalam suatu wadah yang
klasifikasikan kedalam 2 katagori yaitu mitigasi memungkinan air kembali meresap kedalam
structural dan mitigasi non structural. tanah.
(nuhung,2012) Beberapa ketentuan umum untuk Pembangunan
 Mitigasi Struktural kontruksi sumur resapan :
a. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Banjir. 1. sumur resapan sebaiknya berada diatas
Pemetaan dilakukan untuk menentukan elevasi/kawasan sumur-sumur gali biasa.
tingkat karawanan bencana banjir, yang tidak Diameter sumur berelevasi tergantung pada
dibatasi oleh wilayah adminitratif. Hal yang besarnya curah hujan, luas tangkapan air,
dilakukan dalam pemetaan kawasan rawan konduktifitas hidrolika lapisan aquifer, tebal
bemcana banjir adalah pengamatan lapisan aquifer dan daya tamping lapisan
karakteristik penggunaan lahan (eksisting) aquifer. Pada umumnya diameter berkisar
serta sumber penyebab terjadinya bencana antara 1-1,5 m.
banjir .peta kawasan rawan banjir dibuat 2. untuk menjaga pencemaran air dilapisan
berdasarkan data penggunaan lahan, jenis aquifer, kedalam sumur resapan harus diatas
tanah, kemiringan lereng, dan curah hujan, kedalaman muka air tanah.
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)5

3. sebelum air hujan masuk kedalam sumur c. Diseminasi


melalui saluran air, sebaiknya dilakukan Kegiatan memberi pemahaman
penyaringan air di bak kontrol terlebih kemasyarakat melalui media cetak dan
dahulu. Bak kontrol terdiri dari beberapa elektronik, penyebaran peta, buku, selebaran,
lapisan yaitu lapisan krikil, pasir kasar, pasir film, tatap muka dan/atau pameran dan
dan ijuk. budaya lainnya tentang sumber dan jenis
4. penyaringan ini dimaksudkan agar pertikel- ancaman bahaya.
pertikel debu hasil erosi dari daerah d. Membangun Sistem informasi dan
tangkapan air tidak terbawa masuk ke sumur penyebarluasan informasi
sehingga tidak menyumbat pori-pori lapisan untuk meningkatkan kesiapsiagaan
aquifer yang ada. masyarakat terhadap bencana. Penyebaran
f. Membangun Sumur Injeksi (Atifical katalog kejadian bencana banjir, digunakan
recharge) untuk kesiapsiagaan masyarakat bahwa suatu
Teknologi artificial recharge diterapakan daerah yang pernah terlanda bencana banjir
untuk mengatasi permasalahan ketersediaan dapat terjadi kembali.
air tanah, sekaligus penegendalian air e. Mengembangkan sinergitas
limapsan penyebab banjir. Dengan teknologi Seluruh stake holder bersinergi dalam forum
ini air limpasan hujan diperkotaan secara koordinasi dan integrasi program antar
grafitasi dimakuskan kedalam air tanah. sektopr, antar level birokrasi dan
g. Membuat Kolam Konservasi air (bioretensi) masyarakat.
Teknologi Bio-retensi adalah teknologi f. Penerbitan regulasi
yang menggabungkan unsur tanaman (green pedoman penangguangan bencana banjir
water) dan air (blue water) dalam suatu kawasan dan penerapan kawasan penyangga (buffer
dengan meresapkan air kedalam tanah agar zone) dan setback yang mengatur dengan
terap berada di dalam DAS untuk mengisi jelas dan tegas termasuk sungai terhadap
aquifer bebas, sehingga air dapat dikendalkan pelanggaran. Implementasi dari aturan
dan dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk hokum tersebut selanjutnya disebarluaskan,
kepentingan masyarakat. Pembuatan bio-retensi disosialisasikan dan dipantau
dapat dilakuykan dihalaman rumah, selokan, pelaksanaannya agar benar-benar
trotoar, taman, lahan parkir dan di gang-gang diaplikasikan.
sempit yang padat penduduk. Green water g. Menyusun Rencana kontijensi
adalah air yang tersimpan dipohon dan lahan Suatu dokumen yang dipersiapkan
terbuka, sedangkan blue water adalah air yang pemerintah masyarakat yang di
tertampung dalam bentuk mata air, sungai dan oprasionalakan saat tangkap darurat.
danau. h. Membangun Early Warniong System
 Mitigasi Non Struktural Sistem peringatan dini dan pemasangan
a. Program Edukasi jaringan pemantau yang representative dan
Pemahaman dan kesadaran serta muktahir.
peranpemerintahdaerah dan masyarakat.  Pengertian Sistem Informasi Geografi
Kegiatan dirancang secara sistematis / Menurut Dictionary of GIS Terminology,
tahapan mitigasi bencana mulai dari pra GIS didefinisikan sebagai “an integrated
bencana, saat tanggap darurat sampai paska collection of computer software and data used
bencana (menggali nilai-nilai kearifan local to view and manage information about
dalam mitigasi bencana). geographic places, analyze spatial
b. Penguatan ketahanan masyarakat relationships, and model spatial processes”
kegiatan ini meliputi : peningkatan dan (ESRI 2011).Dalam pengertian tersebut GIS
pemberdayaan kemampuan sumber daya adalah framework untuk memperoleh dan
masyarakat untuk membentuk budaya mengorganisir data spasial dan informasi
masyarakat siaga bencana dengan melakukan terkait sehingga dapat ditampilkan dan
pendidikan dan pelatihan kebencanaan dianalisis.
seperti menegemen kedaruratan, membangun Hal ini sejalan dengan Burrough (1986)
koordinasi, komunikasi dan kerja sama, yang menyatakan bahwa GIS adalah sistem
pemahaman kawasan rawan banjir, serta informasi berbasis computer yang didesain
prosedur tetap evakuasi dan meningkatkan untuk bekerja dengan data yang mewakili
kewaspadaan masyarakat di kawasan referensi koordinat spasial atau geografis.
bencana banjir berupa penjelasan Dalam hal konsep, GIS sudah sangat
kewaspadaan masyarakat apabila terjadi. lama diterapkan untuk berbagai keperluan
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)6

(Galati : 2006), jauh sebelum teknologi optimal.Data yang diperlukan dalam SIG
computer dikembangkan GIS sudah meliputi peta dan data atribut/ literal.
bertransformasi dari basis manual menjadi 4. Manajemen
basis komputer. Suatu proyek SIG akan berhasil jika di-
Terdapat banyak kesalahan pemahaman manage dengan baik dan dikerjakan oleh
terhadap GIS diantaranya anggapan bahwa orang-orang yang memiliki keahlian yang
GIS adalah software pembuat peta.Pandangan tepat pada semua tingkatan.
tersebut tentu keliru karena meskipun software Gambar 1. Subsistem – Subsistem SIG
GIS dapat menghasilkan peta, GIS jauh lebih
luas dari hanya sekedar untuk pembuatan peta.
GIS sangat berhubungan dengan disiplin atau
sistem lain seperti penginderaan jauh,
surveying, photogrammetry, pemetaan digital,
CAD, database, dan sebagainya. Penguasaan
disiplin-disiplin lain sangat menunjang
pemahaman dan penguasaan GIS.
 Komponen Sistem Informasi Geografi
Dalam suatu SIG diperlukan lima
komponen untuk mulai melakukan suatu proyek
agar saling bekerjasama. Kelima komponen
tersebut yaitu perangkat keras (hardware),
Sumber : Sistem Informasi Geografis Prinsip Dasar dan
perangkat lunak (software), data, sumber daya
Pengembangan Aplikasi
manusia dan prosedur.
 Sumber Data Sistem Informasi Geografis
1. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras yang dimaksud adalah 1. DataPrimer
semua peralatan yang diperlukan untuk Data primer adalah data yang diperoleh
menunjang pembangunan SIG seperti langsung dari lapangan. Data spasial
seperangkat komputer yang terdiri dari : primer dapat diperoleh dari pengukuran
a. Central Processing Unit(CPU) terestis (pengukuran secara langsung
Merupakan pusat proses data yang dilapangan dengan cara mengambil data
terhubung dengan media penyimpanan berupa ukuran sudut dan/atau jarak),
dengan ruang yang cukup besar dengan pengukuran fotogrametris (blow-up atau
sejumlah perangkat lainnya. peta foto yang merupakan hasil pemetaan
b. DiskDrive fotogrametrik), data citra satelit
Menyediakan tempat untuk membantu
(merupakan hasil rekaman satelit dengan
jalannya penginputan, membaca, proses
dan penyimpanan data. teknik Remote Sensing) dan pengukuran
c. Plotter/Printer dengan GPS, sedangkan untuk data non-
Digunakan untuk mencetak hasil dari data spasial primer dapat diperoleh melalui
yang telah diolah. survey langsung dari lapangan.
2. Perangkat Lunak (Software) 2. DataSekunder
Perangkat lunak (software) SIG berfungsi Data sekunder adalah data yang
untuk memasukkan, menganalisis dan diperoleh dengan tidak secara langsung
menampilkan informasi SIG. Software SIG melakukan survey dilapangan.Data
memiliki beberapa kemampuan utama, spasial sekunder dapat diperoleh dari
diantaranya adalah : peta Rupabumi (Peta Topograpi) dari
a. Memanipulasi atau menyajikan data
Bakosurtanal, peta pendaftaran tanah dari
geografis atau peta berupa layer.
b. Berfungsi untuk analisis, query dan BPN, peta pajak bumi dan bangunan dari
visualisasigeografis. PBB dan lain-lain.Sedangkan data non-
c. Penyimpanan data dan manajemen spasial sekunder dapat diperoleh dari
database(DBMS). instansi seperti Biro Pusat Statistik(BPS).
d. Graphical User Interface (GUI)  Bahan Baku Informasi Geografis
3. Data Basis data geografis (Geographic Digital
Data merupakan bagian yang terpenting dari Database) terdiri dari tiga jenis data yang
SIG karena tanpa adanya data maka SIG berbeda sumbernya, yaitu:
tidak dapat dimanfaatkan secara 1.Data Raster,
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)7

Data ini bersumber dari hasil rekaman satelit evakuasi dengan titik utama tempat evakuasi
atau pemotretan udara. Model data raster bagian utara 6 titik dan 11 titik serta rute
menampilkan, menempatkan dan menyimpan utama evakuasi bagian utara memeliki 10 rute
data spasial dengan menggunakan struktur dan selatan 12 rute. Hasil penelitian ini
matrik atau piksel-piksel yang membentuk grid. diharapkan pemerintah dan swasta rutin
Setiap piksel memiliki nilai tertentu dan melakukan sosialisasi berbasis mitigasi
memiliki atribut tersendiri, termasuk nilai bencana khususnya masyarakat dikawasan
koordinat yang unik.Tingkat keakurasian model rawan bencana banjir.
ini sangat tergantung pada ukuran piksel atau 2. Nurdiawan O, Putri H, 2018 :Pemetaan
biasa disebut dengan resolusi. Daerah Rawan Banjir Berbasis Sistem
Gambar 2. Struktur Model Data Raster Informasi Geografis Dalam Upaya
Mengoptimalkan Langkah Antisipasi
Bencana.
Pemetaan daerah rawan banjir bisa
diselesaikan dnegan ArcGis dalam
menentukan titik-titik kerawanan banjir.
Aplikasi dipilih karena dapat
menyelesaikan pemetaan daerah rawan
banjir dan daerah penyebarannya. Sistem
yang dihasilkan berupa sistem informasi
geografis yang berbentuk web, dengan
Sumber : Sistem Informasi Geografis Prinsip Dasar scrpt PHP dan MySQL sebagai penegelola
dan Pengembangan Aplikasi basis datanya.
2. Data Vektor Penelitian ini dapat menghasilkan
Daata Vektor adalah data titik,garis atau sebuah sistem pemetaan daerah rawan
polygon, (daerah/wilayah) yang masing- banjir dalam upaya mengoptimalkan
masingnya dibangun atas sebuah koordinat
(titik) atau kumpulan koordinat (garis/polygon).
langkah antisipasi bencana yang terhadi di
Data tersebut mewakili benda/obyek tertentuj di Kabupaten Cirebon.Sistem informasi
muka bumi. Misalnya garis yang mewakilkan geografis juga mengoptimalkan fungsi
jaringan jalan. peta konvensional dirasakan masih
c) Penelitian Terdahlu menyusahkan karena terkait dengan
1. Putra M, 2017 :Pemetaan Kawasan Rawan ukuran peta relative besar sehingga
Banjir Berbasis Sistem Informasi Geografis makanan waktu cukup lama dan
(SIG) Untuk Menentukan Titik Dan Rute membutuhkan penelitian cukup tinggi
Evakuasi dalam pencarian suatu tempat.
(Studi Kasus : Kawasan Perkotaan 3. S Dita, 2016 :Pemetaan Kawasan Rawan
Pangkep, Kabupaten Pangkejane Dan Banjir Di Das Tuweley Kabupaten Tolitoli
Kepulauan). Dengan Penerapan Sistem Informasi
Penelitian ini menggunakan data primer dan Geografi.
data skunder berupa data kemiringan lereng, Penelitian ini bertujuan untuk
topografi, geologi, dan jenis tanah, curah memetakan kawasan rawan dan resiko banjir
hujan, dan penggunaan lahan. Untuk berdasarkan zonasinya guna memi nimalisir
mengolah data digunakan tools SIG (Sistem dampak yang terjadi pada masyarakat dan
informasi Geografis) yaitu alat analisa special lingkungan. Penelitian ini menggunakan
tingkat kerawanan bencana banjir dan model sistem informasi geografis (Georaphioc
visual pemetaan .Penelitian ini bertujuan information syistem) sebagai alat (tool) dan
untuk mengetahui tingkat kerawanan banjir softwere ArcGis dalam menentukan tingkat
berbasis SIG, menentukan arahan titik dan rute kerawanan dan resiko banjir di lokasi
evakuasi. penelitian. Jenis penelitian i ni adalah
Hasil analisis diperoleh tigkat kerawanan kombinasi pemetaan dan analisa peta.
banjir di Kawasan Perkotaan Pangkep Variabel yang digunakan dalam menengtukan
menghasilkan tiga kelas yaitu kerawanan daerah rawan banjir adalah curah hujan,
banjir tinggi, menengah, dan rendah. Arahan penggunaan lahan, kemiringan lereng,
titik evakuasi di Kawasan Perkotaan Pangkep ketinggian tempat, dan jenis tanah. Variabel
memiliki 34 titik tempat evakuasi serta 43 rute yang digunakan dalam menentukan resiko
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)8

yaitu indikator dari ancaman (sebaran parameter yaitu curah hujan, kelerengan
kawasan banjir), indikator kerentanan danpenggunaanlahan.
fisik(kepadatan bangunan) dan kerentanan Analisa curah hujan menggunakan
sosial (kepadatan penduduk) serta kapasitas. metode gumbel menghasilkan curah hujan
Teknik pengelolaan data yang digunakan rencanaperiode ulang 25 tahun adalah
adalah teknik skoring dan teknik 157,302 mm, ini termasuk dalam kategori
pembobotan (weighting) dengan rendah di wilayahIndonesia, dan metode
menggunakan metode tumpang tindih isohyet menghasilkan penyebaran curah
(overlay). hujan/daerah tangkapan air (DTA).Dari
Berdasarkan hasil penelitian dapat analisa kelerengan diperoleh 98,96% wilayah
disimpulakan bahwa kawasan rawan banjir Pulau Bangka terletak pada dataran rendah
dibagi menjadi 5 kelas yaitu kelas rawan (pada tingkat kelerengan0-8%)artinya berada
mempunyai luas area 2740 ha, kelas kurang pada daerah yang rawan banjir. Analisa
mempunya luas area 198 ha, kelas rawan penggunaan lahan diketahui jenis tutupan
sedang mempunyai luas area 93 ha,, kelas lahan paling besar di Pulau Bangka berupa
rawan mempunyai luas 39 ha, dan kelas hutan sekunder (42%) dimana lebih tinggi
sangat rawan mempunyai luas 150 ha. dari hutan primer (27%), hal ini sangat
Kawasan resiko banjir dibagi menjadi 3 kelas berbahaya karena hutan sekunder cenderung
yaitu kelas resiko rendah dengan luas wilayah mudah beralih fungsi. Hasil analisa semua
3118 ha meliputi wilayah kelurahan baru, parameter dibandingkan dan diberi bobot
kelas resiko sedang dengan luas wilayah 35 menggunakan metode Analytic Hierarchy
ha, meliputi wilayah panasakan, kelas resiko Process (AHP) matriks Pairwise
tinggi dengan luas wilyah 69 ha meliputi Comparison.diperoleh nilai bobot untuk
wilayah kelurahan baru. penggunaan lahan adalah 0,87, hujan 0,27
4. R Syannet, L Jeanne, dkk 2014 :Pemetaan dan kelerengan 0,08. Seluruh hasil analisa
wilayah Rawan Banjir Di Kota Manado digabung menggunakan metode Overlay
Dengan Menggunakan Sistem Informasi Intersection pada ArcGIS10.1 untuk
Geografis. menghasilkan peta daerah rawan banjir
Penelitian ini bertujuan untuk berdasarkan 3 parameter yang digunakan.
menganalisi wilayah rawan banjir di kota Diperoleh 17,76% daerah di Pulau Bangka
manado guna memperoleh informasi adalah rawan banjir, 6,98% daerah paling
kerawanan dan penyebarannya dalam bentuk rawan banjir dan 18,88% daerah terancam
peta dengan memanfaatkan sitem informasi banjir.
georafis. Penelitian ini di lakukan dengan
menggunakan metode Deskriptif yang terdiri d) Rumusan Maslah dan Tujuan
dari pengumpulan data dan overlay peta.  Rumusan Masalah
Sedangkan identifikasi daerah rawan banjir Rumusan masalah yang akan dibahas
menggunakan metode oleh Hematang pada tugas akhir ini adalah :
(2011).Parameter yang diamati adalah jenis 1. Bagaimana sebaran lokasi rawan banjir
tanah, kemiringan lereng, penggunaan lahan
di Distrik Mariat Kabupaten Sorong ?
dan curah hujan.
Hasil dari penelitian ini 2. Berapa luas area genangan banjir di
memperlihatkan daerah penelitian rawan masing-masing kelurahan Distrik
banjir di Kota manado memiliki tingkat tidak Mariat Kabupaten Sorong ?
rentan banjir (seluas 603,34 ha), tingkat  Tujuan
kerentanan sedang (seluas 5467,01 ha), tidak Berdasarkan rumusan masalah tersebut,
rentan (seluas 6492,39 ha), dan tingkat maka yang menjadi tujuan dalam penelitian
sangan rentan (seluas 2180,11 ha) yang ini adalah :
tersebar pada 10 kecamatan yaitu Bunaken, 1. Mengetahui persebaran lokasi rawan
Malalayang, Mapanget, Sario, singkil, Paal banjir di Distrik Mariat Kabupaten
Dua, Tikala, Tumiting, Wanca dan Wenang. Sorong.
5. H. Hendi, P. Sulwan, dkk, 2014 : Analisa
2. Mengetahui berapa luas area genangan
Daerah Rawan Banjir Menggunakan Aplikasi
Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus
banjir di masing-masing kelurahan
Pulau Bangka). Distrik Mariat Kabupaten Sorong.
Penelitian ini menggunakan bantuan 2. Metode Penelitian
Sistem InformasiGeografis (SIG) dengan tiga 2.1. Lokasi Penelitian
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)9

Lokasi penelitian yaitu pada Distrik Mariat  Data Sekunder


Kabupaten Sorong. Secara geografis batas Data skunder diperlukan untuk
wilayah Distrik Mariat adalah: membantu dalam menganalisis data.
a. Utara : Distrik Aimas Data skunder yang digunakan berupa :
b. Selatan : Distrik Mayamuk a. Data Administratif kabupaten sorong
c. Timur : Distrik Aimas dan Distrik b. Peta Topografi Kabupaten Sorong
Klamono c. Peta Distrik Mariat kabupaten Sorong
d. Barat : Distrik Aimas  Peralatan
Gambar 3. Lokasi Penelitian Peralatan yang digunakan dalam survey ini
adalah :
1. Alat tulis (buku, pena)
2. Kamera Handphone
3. GPS
4. Perangkat keras (Hardware) :
Seperangkat Komputer, scanner,
dan printer.
5. Perangkat lunak (Software) :
Microsoft word, Microsoft exel,
GIS (Geographic Information
System)
 Analisa Data
(Sumber: Google Earth) Setelah melakukan survey dilapangan,
2.2. Waktu Penelitian maka data yang dikumpulkan dan diolah
Penyusunan penelitian ini dilaksanakan kemudian dianalisis untuk memperoleh
pada bulan September 2019 sampai kesimpulan yang sesuai dengan kondisi
dengan bulan November 2019. aktual yang ada di lokasi survey. Tahapan
2.3. Tahapan Penelitian analisis data yang dilakukan dengan
Tahapan penelitian ini berisi uraian mengolah data dari hasil tinjauan lokasi
langkah-langkah yang akan digunakan dalam dan pengumpulan data yang terkait dengan
penelitian dari mulai proses pengumpulan data masalah banjir.
sampai analisa data dan membuat rumusan 2.7. Pengolahan Data
hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan Pengelolaan data dilakukan dengan
penelitian. cara manual untuk mengahasilkan produk
2.4. Tahapan Persiapan berupa Peta Geografi Distrik Mariat.
Pada tahap ini dilakaukan identifikasi
permasalahan, penetapan batasan masalah,
penentuan tujuan dan masalah dari penelitian
mencari baerbagai referensi pendukung yang
terkait dengan penelitian
2.5. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan untuk
mencari data-data yang menjadi pokok
bahasan yang diperlukan penelitian tugas akhir
ini yaitu Data primer dan data skunder.
2.6. Data dan Peralatan
Dalam penelitian ini digunakan data primer
dan data skunder.
 Data Primer
Data primer adalah data yang
langsung diambil atau dikumpulkan dari
lapangan, yaitu berupa data hasil survey
dan observasi lapngan. Pengambilan data
dilakukan dengan tinjauan langsung lokasi
rawan banjir dibeberapa tempat untuk
mengetahui letak koordinat wilayah
terdampak banjir agar terposisi pada proses
pemetaan.
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)10

2.8.Diagram Alir Selatan, dan 1300 40’49”-132013’48” Bujur Timur


Gambar 4. Tahapan Penelitian dengan Batas administrasi sebagai berikut :
- Sebelah utara : Samudra pasisik dan Selat
Mulai Dampir;
- Sebelah Timur : Kabupaten Tambrauw dan
Kabupaten sotong Selatan;
Identifikasi - Sebelah Selatan : Laut Seram, dan;
- Sebelah Barat : Kota Sorong, Kabupaten
Masalah Raja Ampat, dan Laut Seram

Studi Luas dari wilayah Administratif Kabupaten Sorong


12159.82 Km2. Secara Administratif kabupaten ini
Literatur terbagi menjadi 17 Distrik, yaitu Distrik Klaso,
Makbon, Klayili, Baranur, Klamono, Klabot,
Klawak, Salawati, Mayamuk, Moysigin, Seget,
Pengumpulan Segun, Salawati Selatan, Aimas, Mariat, Sayosa,
Maudus. Lebih jelasnya peta administratif dan
tabel pembagian wilayah secara administratif
Kabupaten Sorong dapat dilihat dibawah ini.
Data Primer Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Sorong Menurut
Data Skunder
- Survey wilayah - Data Distrik
rawan banjir di Administratif Luas Rasio
Distrik Mariat Kabupaten Sorong No Distrik Area Terhadap
- Pengambilan titik - Peta Topografi (km2) Total (%)
koordinat Kabupaten Sorong 1 Klaso 316.46 2.60
wilayah rawan - Peta Distrik 2 Makbon 1011.42 8.32
banjir Distrik Mariat 3 Klayili 481.26 3.96
Mariat
4 Beraur 822.26 6.76
5 Klamono 488.85 4.02
6 Klabot 432.89 3.56
7 Klawak 518.72 4.27
Analisa Data Tabel 2. Luas Wilayah Kabupaten Sorong Menurut
- Analisa luas dan letak wilayah Distrik (Lanjutan)
terdampak banjir Distrik Mariat Rasio
- Analisa daerah rawan banjir Distrik Luas
N Terhada
Mariat Distrik Area
o p Total
(km2)
(%)
8 Salawati 525.03 4.32
Hasil penelitian 9 Mayamuk 217.22 1.79
-Peta wilayah 10 Mosigin 118.62 0.98
rawan banjir
11 Seget 893.81 7.35
12 Segun 2021.37 16.62
13 Salawati Selatan 2265.18 18.63
14 Aimas 222.43 1.83
Kesimpulan
15 Mariat 118.16 0.97
16 Sayosa 1213.6 9.98
17 Maudus 492.54 4.05
Selesai 12159.8
Jumlah 100
2
Sumber: Kabupaten Sorong Dalam Angka 2019
3. Hasil dan Pembahasan Dari data diatas terlihat bahwa Distrik Mariat
3.1 Letak Geografis dan Andministratif adalah Distrik yang paling kecil dengan luas
Secara geografis wilayah Kabupaten Sorong
wilayah 118,16 km2 atau 0,97% dari Luas total
terletak diantara 000 33’42”- 010 35’29” Lintang
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)11

Kabupaten Sorong. Dapat dilihat pada Gambar 6. Peta Topografi Kabupaten Sorong
Gambar 5.
Gambar 5. Peta Administrasi Kabupaten Sorong

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Sorong


3.3 Analisis Wilayah Rawan Banjir
Secara Administrsi Distrik Mariat berbatasan
Sumber:BAPPEDA Kabuapten Srong dengan :
Utara : Distrik Aimas
3.2 Topografi dan Morfologis Wilayah Selatan : Distrikl Mayamuk
Secara topografi Kabupaten Sorong sangat Timur : Distrik Aimas dan Klamono
bervariasi mulai dataran rendah dan berawa. Barat : Distrik Aimas
Wilayah Kabupaten Sorong hampir 60 persen Keadaan Topografi Desa di Distrik Mariat
berupa daerah pegunungan dengan lereng- berada diwilayah hamparan sebanyak 11
lereng yang curam seperti Makbon, Moriad, Desa/Kelurahan.Hal ini menghindikasikan
dan sebagian pulau Salawati terdapat di bagian bahwa desa/Kelurahan di Distrik Mariat
tengah ke arah Timur dan Utara. merupakan daerah dataran.
Karakteristik Tanah di Kabupaten Sorong
terdiri dari tekstur halus, sedang, kasar, dan Luas wilayah pada Distrik Mariat
gambut. Mayoritas tanah di wilayah Kabupaten Sorong tercatat 118,16 km2 dan di
Kabupaten Sorong memiliki tekstur halus. setiap kelurahan memiliki luas wilayah yang
Jenis tanah di kabupaten Sorong terdiri dari berbeda, itu dapat dilihat pada Tabel 3.
Podsolik kelabu, Podsolik Merah Kuning,
Tabel 3. Luas Distrik Berdasarkan Luas kelurahan
Orgonosal, Alluvial, Complex Of Soil,
Renzina dan latosal. Kedalaman efektif tanah Luas area
di Kabupaten Sorong bervariasi antara No Keterangan
Km2
kedalaman 0-25 centimeter, 25-50 centimeter,
1 Fafi 0.88
dan 51-100 centimeter. Kedalaman efektif
tanah 0-25 centimeter sebagian kecil tersebar 2 Jamaimo 13.87
di Distrik Makbon, dan Moraid. Tanah dengan 3 Kasih 7.79
kedalaman 25-50 centimeter terdapat di 4 Klaben 59.30
Distrik Mega. Kedalaman antara 51-100 5 Klamalu 7.53
centimeter penyebarannya sebagian besar
6 Mariyai 1.56
terdapat di Distrik Makbon, Salawati,
Sausafor, dan Distrik Beraur, antara 1001-105 7 Maklalut 0.90
centimeter sebagian besar ditemui Distrik 8 Klasuluk 4.46
Beraur dan Seget, serta tanah dengan 9 Klasan 9.30
kedalaman 150 centimeter pada umumnya 10 Klaru 8.21
terdapat di daerah seperti salawati. 11 Klamasen 4.37
Secara morfologis, Kabupaten Sorong
memiliki wilayah dengan kemiringan tanah Jumlah 118.16
dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) bagian Sumber : Hasil Olah Data 2019
antara lain daerah dengan kondisi topografi Dari hasil data luas Distrik berdasarkan Luas
relatif datar (0-10%), daerah dengan kondisi kelurahan dapat diolah menjadi peta Administrasi
topografi landai (10-20%) dan daerah dengan menggunakan Software ArcGis 10.3 yang dapat di
topografi bergelombang (20-30%). Yang dapat lihat pada Gambar 7.
dilihat pada gambar 6.
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)12

Gambar 7. Peta Administrasi Distrik Mariat Dari data luas area genangan banjir pada tiga
Kabupaten Sorong Kelurahan dapat diolah menjadi peta daerah rawan
banjir menggunakan Software ArcGis 10.3 yang
dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Peta Daerah Rawan Banjir Distrik
Mariat

Sumber : Peta Administrasi Distrik Mariat


(Kabupaten Sorong)
Luas wilayah yang terdampak banjir di Distrik
Mariat Kabupaten Sorong berada di tiga Kelurahan
dengan luas total 13,55 km2 dengan persentase
Sumber : Hasil Olah Data ArcGis 10.3
11% dari total luas wilayah yang berada pada
Gambar di atas menjelaskan daerah rawan
Distrik Mariat. Untuk lebih jelasnya berikut.
banjir di Distrik Mariat berada pada 3 kelurahan
Tabel 4.Persentasi Luas Wilayah Daerah Rawan
yaitu Kelurahan Klamalu, Kelurahan Klasuluk dan
Banjir di Distrik Mariat.
Luas
Kelurahan Mariyai dengan total persebaran banjir
2,4669 Km2.
Kelurahan /
Uraian Distrik/Kecamatan Wilayah Persentasi
Kampung
(Km2)
Klamalu A. Peta Rawan Banjir Klamalu
Yang Terdampak
Banjir
Klasuluk Distrik Mariat 13.55 11% Hasil pemetaan rawan banjir kelurahan
Mariyai
Fafi Klamalu menggunakan software ArcGis 10.3
Jamaimo
kasih
dengan total luas wilayah 7,5316 km2 dan total
Yang Tidak
Terdampak
Klaben
Distrik Mariat 104.61 89%
luas wilayah genangan banjir 1,0479 km2 dapat
Maklalut
Banjir
Klasan
dilihat pada Tabel 6.
Klaru
Klamasen
Tabel 6. Peta Rawan Banjir Kelurahan
Total 11 Kelurahan 1 Distrik/ Kecamatan 118.16 100%
Klamalu
Peta Rawan Banjir Kelurahan Klamalu
Sumber : Hasil Olah Data 2019
3.4 Pemetaan Wilayah Rawan Banjir Luas Kelurahan (Km2) Luas Genangan Banjir (Km2) Rasio (%)
Dari hasil analisis, ada beberapa wilayah yang 7.5316 1.0479 14%
tergolong rawan banjir di Distrik Mariat yaitu pada Sumber : Hasil Olah Data 2019
kelurahan Klamalu, Klasuluk, dan Mariyai. Dari hasil data diatas dapat diolah menjadi
Wilayah yang terdampak rawan banjir paling besar peta daerah rawan banjir kelurahan Klamalu
dipantau berdasarkan tingkat kelurahan berada menggunakan Software ArcGis 10.3 yang dapat di
pada kelurahan Klamalu dengan luas area lihat pada Gambar 9.
terdampak sebesar 1,0479 Km2 , kelurahan Gambar 9. Peta daerah Rawan Banjir
Klasuluk dengan luas area terdampak sebesar Kelurahan Klamalu
0,7995Km2dan Kelurahan Mariyai dengan luas
area terdampak banjir sebesar 0,6195Km2, seperti
pada Tabel 5 Yang telah dibagi berdasarkan
tingkat kelurahan dibawah ini.
Tabel 5. Luas Area Kelurahan Yang Terdampak
Rawan Banjir
Luas Area
Distrik / Kecamatan Kelurahan Luas Area Genangan
Kelurahan (Km2)
Banjir (km2)
Klasusuk 0.7995 4.4613
Distrik Mariat Klamalu 1.0479 7.5316
Mariyai 0.6195 1.5618
Total 2.4669 13.5547

Sumber : Hasil Olah Data 2019 Sumber : Hasil Olah Data ArcGis 10.3
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)13

Dari gambar di atas menjelaskan bahwa Dari hasil Tabel 8 diatas dapat diolah menjadi peta
daerah yang terdampak banjir seluas 1,0479 km2 daerah rawan banjir kelurahan Klamalu
atau 14% dari luas wilayah Kelurahan Klamalu. menggunakan Software ArcGis 10.3 yang dapat di
Penyebab banjir di Kelurahan Kalamalu yaitu tidak lihat pada Gambar 11.
adanya drainase dan banyaknya sampah di Daerah Gambar 11. Peta daerah Rawan Banjir Kelurahan
aliran Sungai (DAS) serta kecilnya penampang
sungai akibat sedimentasi dalam jangka waktu
lama.
B. Peta Rawan Banjir Kelurahan Klasuluk
Hasil pemetaan rawan banjir kelurahan
Klasuluk menggunakan software ArcGis 10.3
dengan total luas wilayah 4,4613 km2 dan total luas
wilayah genangan banjir 0,7995 km2 dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7. Peta Rawan Banjir Kelurahan Klasuluk
Peta Rawan Banjir Kelurahan Klasuluk
Luas Kelurahan (Km2) Luas Genangan Banjir (Km2) Rasio (%)
4.4613 0.7995 18%
Sumber : Hasil Olah Data ArcGis 10.3
Sumber : Hasil Olah Data 2019
Dari tabel dan gambar di atas menjelaskan
Dari hasil data diatas dapat diolah menjadi
bahwa daerah yang terdampak banjir seluas 0,6195
peta daerah rawan banjir kelurahan Klamalu
km2 atau 40% dari luas wilayah Kelurahan
menggunakan Software ArcGis 10.3 yang dapat di
Mariyai. Penyebab banjir di Kelurahan Kalamalu
lihat pada Gambar 10
yaitu tidak adanya drainase dan banyaknya sampah
Gambar 10. Peta daerah Rawan Banjir Kelurahan
di Daerah aliran Sungai (DAS) serta kecilnya
Klasuluk
penampang sungai akibat sedimentasi dalam
jangka waktu lama.
5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Wilayah yang terdampak banjir di Distrik
Mariat Kabupaten Sorong hanya 3 kelurahan
yaitu Kekurahan Klamalu, kelurahan
Klasuluk dan Kelurahan Mariyai dengan
persentasi 18% dari total luas wilayah pada
tiga kelurahan. Wilayah yang terdampak
rawan banjir paling besar dipantau
Sumber : Hasil Olah Data ArcGis 10.3 berdasarkan tingkat kelurahan berada pada
Dari tabel dan gambar di atas menjelaskan kelurahan Klasuluk dibandingkan dengan
bahwa daerah yang terdampak banjir seluas Kelurahan Kalamalu dan Kelurahan Mariyai.
0,7995km2 atau 18% dari luas wilayah Kelurahan 2. Luas Wilayah yang terdampak banjir di
Klasuluk. Penyebab banjir di Kelurahan Klasuluk Distrik Mariat Kabupaten Sorong Meliputi
yaitu minimnya drainase dan kecilnya penampang tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Klamalu
sungai akibat sedimentasi dalam jangka waktu dengan luas terdampak banjir
lama sehingga tidak dapat menampung air dalam 1,0479Km2atau 14% dari total luas
jumlah besar. Kelurahan, Kelurahan Klasuluk dengan luas
C. Peta Rawan Banjir Kelurahan Mariyai terdampak banjir 0,7995 km2atau 18% dari
Hasil pemetaan rawan banjir kelurahan total luas Kelurahan, dan Kelurahan Mariyai
Mariyai menggunakan software ArcGis 10.3 dengan luas terdampak banjir sebesar 0,6195
dengan total luas wilayah 1,5618 km2 dan total luas km2 40% dari total luas Kelurahan. Dari total
wilayah genangan banjir 0,6195 km2dapat dilihat luas wilayah Distrik mariat Kabupaten
pada Tabel 8. Sorong hanya2,4669 Km2 atau 18 % dari
Tabel 8. Peta Rawan Banjir Kelurahan Mariyai total Luas tiga Kelurahan yang terdampak
Peta Rawan Banjir Kelurahan Mariyai
banjir.
Luas Kelurahan (Km2) Luas Genangan Banjir (Km2) Rasio (%)
1.5618 0.6195 40%
Sumber : Hasil Olah Data 2019
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)14

5.1 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil analsis data
dan tinjauan di beberapa lokasi maka saran dari
penulis sebagai berikut :
1. Perlunya penataan saluran sehingga
mengurangi luas daerah yang terdampak
banjir pada wilayah Distrik Mariat
Kabupaten Sorong. Karena dilihat secara
visual saluran tidak memadai untuk
menampung kapasitas air.
2. Perlunya penataan dan normalisasi sungai
pada wilayah yang terdampak banjir oleh
Pemerintah Kabupaten Sorong.
3. Pembuatan tempat sampah pada setiap
lingkungan agar masyarakat tidak
membuang sampah di sembarang tempat,
khususnya pada Daerah Aliran Sungai
(DAS) sehingga DAS dapat berfungsi
dengan baik. Karena di temukan oleh
peneliti masih banyak masyarakat yang
membuang sampah sembarangan.
4. Untuk penelitian lebih lanjut pemetaan bisa
menggunakan Drone.
5.2 Referensi
H Hendi, P Sulwan, dkk , 2014. Analisa Daerah
Rawan Banjir Menggunakan Aplikasi Sistem
Informasi Geografis ( Studi Kasus
Kepulauan Bangka )
Irwansyah E, 2013. Sistem Informasi Perinsip
Dasar Dan Pengembangan Aplikasi.
Nurdiawan O, Putri H, 2018. Pemetaan Daerah
Rawan Banjir Berbasis Sistem Informasi
Geografis Dalam Upaya Mengoptimalkan
Langkah Antisipasi Bencana.
Putra M, 2007. Pemetaan Kawasan Rawan Banjir
Berbasis Sistem informasi Geografis (SIG)
Untuk Menentukan Titik Dan Rute Evakuasi
( Studi kasus : Kawasan Perkotaan Pangkep,
Kabupaten Pangkejane Dan Kepulauan ).
R Syannet, L Jeanne, dkk, 2014. Pemetaan
Wilayah Rawan Banjir Di Kota Manado
Dengan Menggunakan Sistem Informasi
Geografis.
S Dita, 2016.Pemetaan Kawasan Rawan Banjir Di
Das Tuweley Kabupaten Tolitoli Dengan
Penerapan Sistem Informasi Geografis.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007,
Penanggukangan bencana.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, Penataan
Ruang.

Anda mungkin juga menyukai