Website: http://ejournal.um-sorong.ac.id/index.php/rancangbangun
Abstrak
Pada 8 Juni 2019 sungai Mariat yang terletak di Distrik Mariat, Kabupaten Sorong, Papua Barat meluap akibat
intensitas hujan yang tinggi dan berlangsung lama, mengakibatkan ratusan unit rumah warga dan ratusan hektar lahan
perkebunan yang berada di bantaran aliran sungai terendam banjir stinggi 0,5 meter – 1 meter. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk mengidetifikasi daerah rawan banjir yang ada di Distrik Mariat Kabupaten sorong adalah
melakukan kajian Sistem Informasi Geografis (SIG).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran lokasi rawan banjir di Distrik Mariat Kabupaten Sorong dan
mengetahui berapa luas area genangan banjir di masing-masing kelurahan Distrik Mariat Kabupaten Sorong.
Hasil penelitian ini berupa peta daerah rawan banjir di Distrik Mariat Kabupaten Sorong dan peta luas area genangan
banjir di masing-masing kelurahan Distrik Mariat Kabupaten Sorong. Hasil penelitian menunjukan bahwa Wilayah
yang terdampak banjir di Distrik Mariat Kabupaten Sorong hanya 3 kelurahan yaitu Kekurahan Klamalu, kelurahan
Klasuluk dan Kelurahan Mariyai dengan persentasi 18% dari total luas wilayah pada tiga kelurahan. Sedangkan Luas
Wilayah yang terdampak banjir di Distrik Mariat Kabupaten Sorong Meliputi tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Klamalu
dengan luas terdampak banjir 1,0479 Km2 atau 14% dari total luas Kelurahan, Kelurahan Klasuluk dengan luas
terdampak banjir 0,7995 km2 atau 18% dari total luas Kelurahan, dan Kelurahan Mariyai dengan luas terdampak banjir
sebesar 0,6195 km2 40% dari total luas Kelurahan.
dan apabila melebihi tebing sungai maka langsung membuan sampah ke sungai. Di
akan timbul banjir atau genangan. kota-kota besar hal ini sangat mudah
b. Pengaruh fisiografi, sidiografi atau dijuampai .pem,buangan sampah di alur
geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi sungai dapat meninggikan muka air abnjir
dan kemiringan daerah aliran sungai karena menghalangi ailiran.
(DAS), geometric hidrolik (bentuk d. bendung dan bangunan air, bendung dan
penampang seperti leher, kedalaman, bangunan air seperti pilar jembatan dapat
material ddasar sungai) dan lokasi sungai, meningkatkan elevasi muka air banjir
merupakan hal-hal yang mempengaruhi karena efek aliran balik.
terjadinya banjir. e. kerusakan bangunan pengendali banjir,
c. Erosi dan sedimentasi, erosi pada DAS pemeliharaan yang kurang memadai dari
berpengaruh terhadap kapasitas bangunan pengendali banjir sehingga
penampung sungai. Erosi menjadi problem menimbulkan kerusakan dan akhirnya tidak
klasik sungai-sungai di Indonesia. berfungsi dapat meningkatkan kuantitas
Besarnya sedimentasi akan mengurangi banjir.
kapasitas saluran, sehingga timbul Curah Hujan
genangan dan banjir di sungai. Daerah yang mempunyai curah hujan yang
Sedimentasijuga menjadi masalah besar tinggi maka daerah tersebut akan lebih
sungai-sungai di Indonesia. berpengaruh terhadap kejadian banjir.
d. Kapasitas sungai, pengurangan kapasitas Berdasarkan hal tersebut maka untuk pemberian
aliran banjir pada sungai dapat disebabkan skor ditentukan aturan sebagai berikut yaitu :
oleh pengendapan berasal dari erosai DAS semakin tinggi curah hujan maka skor untuk
dsn erosi tanggul sungai yang berlebihan tingkat kerawanan semakin tinggi.
dan sedimentasi disungai itu karena tidak Kemiringan Lereng
adanya vegetasi penutup dan adanya Kemiringan lereng merupakan perbandingan
penggunaan lahan yang tidak tepat. antara selisih ketinggian dengan jarak datar
e. Kapasitas drainase,yang tidak memenuhi, pada dua tempat yang dinyatakan dalam
hamper semua kota-kota diindonesia persen.Kemitringan lereng semakin tinggi maka
mempunyai drainase daerah genangan yang air yang diteruskan semakin tinggi. Air yang
tidak memadai, sehimgga kota-kota berada pada lahan tersebut akan diteruskan pada
tersebut sering menjadi langganan banjir tempat yang lebih rendah semakin cepat jika
pada saat musim penghujan tiba. dbandingkan dengan lahan yang kemiringannya
f. Pengaruh air pasang, air pasang laut rendah (landai). Dengan demikian, maka
memperlambat aliran sungai ke laut. Pada semakin besar draja kemiringan lahan maka
waktu banjir bersamaan dengan air pasang skor untuk kawasan banjir semakin kecil.
yang tinggi maka genangan atau banjir Penggunaan lahan
menjadi besar karena terjadi aliran balik. Penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan
Penyebab banjir Akibat Tindakan Manusia manusia pada bidang lahan tertentu, atau
a. perubahan kondisi DAS, perubahan daerah pemanfaatan lahan oleh manusia untuk tujuan
aliran sungai (DAS) seperti penggundulan tertentu.Penggunaan lahan seperti untuk
hutan, usaha pertanian yang kurang tepat, pemukiman, hutan lindung, tegalan sawah
perluasan kota, dan perubahan tataguna irigasi, lahan industry dan sebagainya. Lahan
lainnya dapat memperburuk masalah banjir yang bnyak ditanami oleh vegetasi maka air
karena meningkatnya aliran banjir. Dari hujan akan banyak diinfiltrasi dan lebih banyak
persamaan-persamaan yang ada, prubahan waktu yang ditempuh oleh limpasan untuk
tataguna lahan memberikan kontribusi sampai ke sungai sehingga kemungkinan banjir
yang besar terhadap naiknya kuantitas dan lebih kecil daripada daerah yang tidak ditanami
kualitas banjir. oleh vegetasi.
b. kawasan kumuh, perumahan kumuh yang Jenis Tanah
terdapat di sepanjang sungai, dapat Tanah dengan struktur yang sangat halus
merupakan penghambat aliran. Masalah memiliki peluang kejadian banjir yang tinggi,
kawasan kumuh dikenal sebagai faktor sedabgkan tekstur yang kasar memiliki peluang
penting terhadap masalah banjir daerah kejadian banjir yang rendah. Hal ini disebabkan
perkotaan. semakin halus tekstur tanah menyebabkan air
c. sampah, disiplin masyarakat untuk aliran permukaan yang berasal dari hujan
membuang sampah pada tempat yang telah maupun sungai sulit untuk meresap kedalam
ditentukan, pada umumnya mereka tanah, sehungga terjadi penggenangan.Maka
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)4
pemberian skor untuk daerah yang memiliki lalu mengklasifikasi wilayah dengan
terkstur tanah yang semakin halus semakin kawasan rawan banjir tinggi, sedang, dan
tinggi. rendah. Penentuan ini akan memudahkan
Analisa Bahaya Banjir kajian tentang karakteristik wilayah dan
Analisa bahaya banjir ditujukan untuk upaya penanggulangan resiko bencana.
mengidentifikasi daerah yang akan terkena b. Penataan Ruang Pemukiman (land
genangan banjir. Menurut departemen kelautan management)
dan perikanan daerah bahaya banjir/peta bahaya Penempatan sempadan sungai di daerah
banjir tersebut dapat diidentifikasi melalui 2 kabupaten sorong distrik mariat. Terutama
(dua) metode : pada kawasan sempadan sungai yamg landau
a. Mensimulasikan intensita serta tinggi curah dan berpenduduk dimana terindikasi
hujan, tataguna lahan, luasan daerah terdampak penggenangan banjir (flood
tangkapan, debit aliran permukaan, kondisi inundation area), di relokasi ke daerah yang
aliran sungai dan saluran drainase lainnya lebih aman dan mengembangkan
serta pasang surut kemudian dioverlaykan mikrozonasi.
dengan peta topografi didaerah hilir. c. Membangun Tembok Alami
b. Memetakan hubungan antara intensitas serta Membudidayakan hutan tanaman pantai
tinggi curah hujan dengan lokasi yang (greenbelt) disepanjang pantai dan bakau
tergenang berdasarkan sejarah terjadinya atau mangrove secara efektif dapat
banjir. mnenyerap dan mengurangi energy limpasan
untuk mendukung upaya tersebut gelombang, serta menahan sampah debris.
diperlukan data tentang kondidi topografi, d. Membangun Tembok Perlindungan Buatan
infiltrasi tanah, tata guna lahan daerah Pembuatan tanggul ataupun sabo dam,
tangkapan air, kondidi pasang surut, kondisi sabo merupakan bangunan dengan pelimpas
alira sungai, dan perkiraan intensitas curah yang berfungsi sebagai penyaring
hujan. Secara rinci informasi ini perlu sedimentasi yang dibawah oleh arus sungai
dimunculkan dalam peta bahaya banjir tersebut dan berfungsi sebagai pemecah bahaya
melputi antara lain : banjir.
1. Intensitas curah hujan pemicu terjadinya e. Membangun Sumur Resapan (sures)
banjir Membangun sumur resapan (sures)
2. Kedalaman banjir (contoh: 0-0.5 meter, 0.5- merupakan konservasi air sebagai upaya
1.0 meter,>1.0 meter); untuk penambahan air tanah dan untuk
3. Lokasi serta luasdan yang akan tergenang menjaga agar kondisi muka air tanah tidak
berdasarkan curah hujan tertentu menurun yang berakibat sulitnya
4. Lama waktu yang akan tergenang memperoleh air tanah untuk keperluan
berdasarkan curah hujan tertentu pengairan pertanian dan keperluan makhluk
5. Sumber banjir serta priode ulangnya hidup lainya. Disamping itu untuk menjaga
Konsep Penanganan Kawasan Banjir intrusi air laut supaya tidak semakin dalam
Mengenai bencana banjir memerlukan kearah daratan.Prinsip konservasi air ini
strategi atau peerlakuan khusus untuk menjamin adalah curah hujan yang berlebihan tidak
bencana banjir dapat diatasi.Konsep dibiarkan mengalir percuma ke laut tetapi
penanganan kawasan rawan banjir di ditampung dalam suatu wadah yang
klasifikasikan kedalam 2 katagori yaitu mitigasi memungkinan air kembali meresap kedalam
structural dan mitigasi non structural. tanah.
(nuhung,2012) Beberapa ketentuan umum untuk Pembangunan
Mitigasi Struktural kontruksi sumur resapan :
a. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Banjir. 1. sumur resapan sebaiknya berada diatas
Pemetaan dilakukan untuk menentukan elevasi/kawasan sumur-sumur gali biasa.
tingkat karawanan bencana banjir, yang tidak Diameter sumur berelevasi tergantung pada
dibatasi oleh wilayah adminitratif. Hal yang besarnya curah hujan, luas tangkapan air,
dilakukan dalam pemetaan kawasan rawan konduktifitas hidrolika lapisan aquifer, tebal
bemcana banjir adalah pengamatan lapisan aquifer dan daya tamping lapisan
karakteristik penggunaan lahan (eksisting) aquifer. Pada umumnya diameter berkisar
serta sumber penyebab terjadinya bencana antara 1-1,5 m.
banjir .peta kawasan rawan banjir dibuat 2. untuk menjaga pencemaran air dilapisan
berdasarkan data penggunaan lahan, jenis aquifer, kedalam sumur resapan harus diatas
tanah, kemiringan lereng, dan curah hujan, kedalaman muka air tanah.
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)5
(Galati : 2006), jauh sebelum teknologi optimal.Data yang diperlukan dalam SIG
computer dikembangkan GIS sudah meliputi peta dan data atribut/ literal.
bertransformasi dari basis manual menjadi 4. Manajemen
basis komputer. Suatu proyek SIG akan berhasil jika di-
Terdapat banyak kesalahan pemahaman manage dengan baik dan dikerjakan oleh
terhadap GIS diantaranya anggapan bahwa orang-orang yang memiliki keahlian yang
GIS adalah software pembuat peta.Pandangan tepat pada semua tingkatan.
tersebut tentu keliru karena meskipun software Gambar 1. Subsistem – Subsistem SIG
GIS dapat menghasilkan peta, GIS jauh lebih
luas dari hanya sekedar untuk pembuatan peta.
GIS sangat berhubungan dengan disiplin atau
sistem lain seperti penginderaan jauh,
surveying, photogrammetry, pemetaan digital,
CAD, database, dan sebagainya. Penguasaan
disiplin-disiplin lain sangat menunjang
pemahaman dan penguasaan GIS.
Komponen Sistem Informasi Geografi
Dalam suatu SIG diperlukan lima
komponen untuk mulai melakukan suatu proyek
agar saling bekerjasama. Kelima komponen
tersebut yaitu perangkat keras (hardware),
Sumber : Sistem Informasi Geografis Prinsip Dasar dan
perangkat lunak (software), data, sumber daya
Pengembangan Aplikasi
manusia dan prosedur.
Sumber Data Sistem Informasi Geografis
1. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras yang dimaksud adalah 1. DataPrimer
semua peralatan yang diperlukan untuk Data primer adalah data yang diperoleh
menunjang pembangunan SIG seperti langsung dari lapangan. Data spasial
seperangkat komputer yang terdiri dari : primer dapat diperoleh dari pengukuran
a. Central Processing Unit(CPU) terestis (pengukuran secara langsung
Merupakan pusat proses data yang dilapangan dengan cara mengambil data
terhubung dengan media penyimpanan berupa ukuran sudut dan/atau jarak),
dengan ruang yang cukup besar dengan pengukuran fotogrametris (blow-up atau
sejumlah perangkat lainnya. peta foto yang merupakan hasil pemetaan
b. DiskDrive fotogrametrik), data citra satelit
Menyediakan tempat untuk membantu
(merupakan hasil rekaman satelit dengan
jalannya penginputan, membaca, proses
dan penyimpanan data. teknik Remote Sensing) dan pengukuran
c. Plotter/Printer dengan GPS, sedangkan untuk data non-
Digunakan untuk mencetak hasil dari data spasial primer dapat diperoleh melalui
yang telah diolah. survey langsung dari lapangan.
2. Perangkat Lunak (Software) 2. DataSekunder
Perangkat lunak (software) SIG berfungsi Data sekunder adalah data yang
untuk memasukkan, menganalisis dan diperoleh dengan tidak secara langsung
menampilkan informasi SIG. Software SIG melakukan survey dilapangan.Data
memiliki beberapa kemampuan utama, spasial sekunder dapat diperoleh dari
diantaranya adalah : peta Rupabumi (Peta Topograpi) dari
a. Memanipulasi atau menyajikan data
Bakosurtanal, peta pendaftaran tanah dari
geografis atau peta berupa layer.
b. Berfungsi untuk analisis, query dan BPN, peta pajak bumi dan bangunan dari
visualisasigeografis. PBB dan lain-lain.Sedangkan data non-
c. Penyimpanan data dan manajemen spasial sekunder dapat diperoleh dari
database(DBMS). instansi seperti Biro Pusat Statistik(BPS).
d. Graphical User Interface (GUI) Bahan Baku Informasi Geografis
3. Data Basis data geografis (Geographic Digital
Data merupakan bagian yang terpenting dari Database) terdiri dari tiga jenis data yang
SIG karena tanpa adanya data maka SIG berbeda sumbernya, yaitu:
tidak dapat dimanfaatkan secara 1.Data Raster,
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)7
Data ini bersumber dari hasil rekaman satelit evakuasi dengan titik utama tempat evakuasi
atau pemotretan udara. Model data raster bagian utara 6 titik dan 11 titik serta rute
menampilkan, menempatkan dan menyimpan utama evakuasi bagian utara memeliki 10 rute
data spasial dengan menggunakan struktur dan selatan 12 rute. Hasil penelitian ini
matrik atau piksel-piksel yang membentuk grid. diharapkan pemerintah dan swasta rutin
Setiap piksel memiliki nilai tertentu dan melakukan sosialisasi berbasis mitigasi
memiliki atribut tersendiri, termasuk nilai bencana khususnya masyarakat dikawasan
koordinat yang unik.Tingkat keakurasian model rawan bencana banjir.
ini sangat tergantung pada ukuran piksel atau 2. Nurdiawan O, Putri H, 2018 :Pemetaan
biasa disebut dengan resolusi. Daerah Rawan Banjir Berbasis Sistem
Gambar 2. Struktur Model Data Raster Informasi Geografis Dalam Upaya
Mengoptimalkan Langkah Antisipasi
Bencana.
Pemetaan daerah rawan banjir bisa
diselesaikan dnegan ArcGis dalam
menentukan titik-titik kerawanan banjir.
Aplikasi dipilih karena dapat
menyelesaikan pemetaan daerah rawan
banjir dan daerah penyebarannya. Sistem
yang dihasilkan berupa sistem informasi
geografis yang berbentuk web, dengan
Sumber : Sistem Informasi Geografis Prinsip Dasar scrpt PHP dan MySQL sebagai penegelola
dan Pengembangan Aplikasi basis datanya.
2. Data Vektor Penelitian ini dapat menghasilkan
Daata Vektor adalah data titik,garis atau sebuah sistem pemetaan daerah rawan
polygon, (daerah/wilayah) yang masing- banjir dalam upaya mengoptimalkan
masingnya dibangun atas sebuah koordinat
(titik) atau kumpulan koordinat (garis/polygon).
langkah antisipasi bencana yang terhadi di
Data tersebut mewakili benda/obyek tertentuj di Kabupaten Cirebon.Sistem informasi
muka bumi. Misalnya garis yang mewakilkan geografis juga mengoptimalkan fungsi
jaringan jalan. peta konvensional dirasakan masih
c) Penelitian Terdahlu menyusahkan karena terkait dengan
1. Putra M, 2017 :Pemetaan Kawasan Rawan ukuran peta relative besar sehingga
Banjir Berbasis Sistem Informasi Geografis makanan waktu cukup lama dan
(SIG) Untuk Menentukan Titik Dan Rute membutuhkan penelitian cukup tinggi
Evakuasi dalam pencarian suatu tempat.
(Studi Kasus : Kawasan Perkotaan 3. S Dita, 2016 :Pemetaan Kawasan Rawan
Pangkep, Kabupaten Pangkejane Dan Banjir Di Das Tuweley Kabupaten Tolitoli
Kepulauan). Dengan Penerapan Sistem Informasi
Penelitian ini menggunakan data primer dan Geografi.
data skunder berupa data kemiringan lereng, Penelitian ini bertujuan untuk
topografi, geologi, dan jenis tanah, curah memetakan kawasan rawan dan resiko banjir
hujan, dan penggunaan lahan. Untuk berdasarkan zonasinya guna memi nimalisir
mengolah data digunakan tools SIG (Sistem dampak yang terjadi pada masyarakat dan
informasi Geografis) yaitu alat analisa special lingkungan. Penelitian ini menggunakan
tingkat kerawanan bencana banjir dan model sistem informasi geografis (Georaphioc
visual pemetaan .Penelitian ini bertujuan information syistem) sebagai alat (tool) dan
untuk mengetahui tingkat kerawanan banjir softwere ArcGis dalam menentukan tingkat
berbasis SIG, menentukan arahan titik dan rute kerawanan dan resiko banjir di lokasi
evakuasi. penelitian. Jenis penelitian i ni adalah
Hasil analisis diperoleh tigkat kerawanan kombinasi pemetaan dan analisa peta.
banjir di Kawasan Perkotaan Pangkep Variabel yang digunakan dalam menengtukan
menghasilkan tiga kelas yaitu kerawanan daerah rawan banjir adalah curah hujan,
banjir tinggi, menengah, dan rendah. Arahan penggunaan lahan, kemiringan lereng,
titik evakuasi di Kawasan Perkotaan Pangkep ketinggian tempat, dan jenis tanah. Variabel
memiliki 34 titik tempat evakuasi serta 43 rute yang digunakan dalam menentukan resiko
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)8
yaitu indikator dari ancaman (sebaran parameter yaitu curah hujan, kelerengan
kawasan banjir), indikator kerentanan danpenggunaanlahan.
fisik(kepadatan bangunan) dan kerentanan Analisa curah hujan menggunakan
sosial (kepadatan penduduk) serta kapasitas. metode gumbel menghasilkan curah hujan
Teknik pengelolaan data yang digunakan rencanaperiode ulang 25 tahun adalah
adalah teknik skoring dan teknik 157,302 mm, ini termasuk dalam kategori
pembobotan (weighting) dengan rendah di wilayahIndonesia, dan metode
menggunakan metode tumpang tindih isohyet menghasilkan penyebaran curah
(overlay). hujan/daerah tangkapan air (DTA).Dari
Berdasarkan hasil penelitian dapat analisa kelerengan diperoleh 98,96% wilayah
disimpulakan bahwa kawasan rawan banjir Pulau Bangka terletak pada dataran rendah
dibagi menjadi 5 kelas yaitu kelas rawan (pada tingkat kelerengan0-8%)artinya berada
mempunyai luas area 2740 ha, kelas kurang pada daerah yang rawan banjir. Analisa
mempunya luas area 198 ha, kelas rawan penggunaan lahan diketahui jenis tutupan
sedang mempunyai luas area 93 ha,, kelas lahan paling besar di Pulau Bangka berupa
rawan mempunyai luas 39 ha, dan kelas hutan sekunder (42%) dimana lebih tinggi
sangat rawan mempunyai luas 150 ha. dari hutan primer (27%), hal ini sangat
Kawasan resiko banjir dibagi menjadi 3 kelas berbahaya karena hutan sekunder cenderung
yaitu kelas resiko rendah dengan luas wilayah mudah beralih fungsi. Hasil analisa semua
3118 ha meliputi wilayah kelurahan baru, parameter dibandingkan dan diberi bobot
kelas resiko sedang dengan luas wilayah 35 menggunakan metode Analytic Hierarchy
ha, meliputi wilayah panasakan, kelas resiko Process (AHP) matriks Pairwise
tinggi dengan luas wilyah 69 ha meliputi Comparison.diperoleh nilai bobot untuk
wilayah kelurahan baru. penggunaan lahan adalah 0,87, hujan 0,27
4. R Syannet, L Jeanne, dkk 2014 :Pemetaan dan kelerengan 0,08. Seluruh hasil analisa
wilayah Rawan Banjir Di Kota Manado digabung menggunakan metode Overlay
Dengan Menggunakan Sistem Informasi Intersection pada ArcGIS10.1 untuk
Geografis. menghasilkan peta daerah rawan banjir
Penelitian ini bertujuan untuk berdasarkan 3 parameter yang digunakan.
menganalisi wilayah rawan banjir di kota Diperoleh 17,76% daerah di Pulau Bangka
manado guna memperoleh informasi adalah rawan banjir, 6,98% daerah paling
kerawanan dan penyebarannya dalam bentuk rawan banjir dan 18,88% daerah terancam
peta dengan memanfaatkan sitem informasi banjir.
georafis. Penelitian ini di lakukan dengan
menggunakan metode Deskriptif yang terdiri d) Rumusan Maslah dan Tujuan
dari pengumpulan data dan overlay peta. Rumusan Masalah
Sedangkan identifikasi daerah rawan banjir Rumusan masalah yang akan dibahas
menggunakan metode oleh Hematang pada tugas akhir ini adalah :
(2011).Parameter yang diamati adalah jenis 1. Bagaimana sebaran lokasi rawan banjir
tanah, kemiringan lereng, penggunaan lahan
di Distrik Mariat Kabupaten Sorong ?
dan curah hujan.
Hasil dari penelitian ini 2. Berapa luas area genangan banjir di
memperlihatkan daerah penelitian rawan masing-masing kelurahan Distrik
banjir di Kota manado memiliki tingkat tidak Mariat Kabupaten Sorong ?
rentan banjir (seluas 603,34 ha), tingkat Tujuan
kerentanan sedang (seluas 5467,01 ha), tidak Berdasarkan rumusan masalah tersebut,
rentan (seluas 6492,39 ha), dan tingkat maka yang menjadi tujuan dalam penelitian
sangan rentan (seluas 2180,11 ha) yang ini adalah :
tersebar pada 10 kecamatan yaitu Bunaken, 1. Mengetahui persebaran lokasi rawan
Malalayang, Mapanget, Sario, singkil, Paal banjir di Distrik Mariat Kabupaten
Dua, Tikala, Tumiting, Wanca dan Wenang. Sorong.
5. H. Hendi, P. Sulwan, dkk, 2014 : Analisa
2. Mengetahui berapa luas area genangan
Daerah Rawan Banjir Menggunakan Aplikasi
Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus
banjir di masing-masing kelurahan
Pulau Bangka). Distrik Mariat Kabupaten Sorong.
Penelitian ini menggunakan bantuan 2. Metode Penelitian
Sistem InformasiGeografis (SIG) dengan tiga 2.1. Lokasi Penelitian
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)9
Kabupaten Sorong. Dapat dilihat pada Gambar 6. Peta Topografi Kabupaten Sorong
Gambar 5.
Gambar 5. Peta Administrasi Kabupaten Sorong
Gambar 7. Peta Administrasi Distrik Mariat Dari data luas area genangan banjir pada tiga
Kabupaten Sorong Kelurahan dapat diolah menjadi peta daerah rawan
banjir menggunakan Software ArcGis 10.3 yang
dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Peta Daerah Rawan Banjir Distrik
Mariat
Sumber : Hasil Olah Data 2019 Sumber : Hasil Olah Data ArcGis 10.3
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)13
Dari gambar di atas menjelaskan bahwa Dari hasil Tabel 8 diatas dapat diolah menjadi peta
daerah yang terdampak banjir seluas 1,0479 km2 daerah rawan banjir kelurahan Klamalu
atau 14% dari luas wilayah Kelurahan Klamalu. menggunakan Software ArcGis 10.3 yang dapat di
Penyebab banjir di Kelurahan Kalamalu yaitu tidak lihat pada Gambar 11.
adanya drainase dan banyaknya sampah di Daerah Gambar 11. Peta daerah Rawan Banjir Kelurahan
aliran Sungai (DAS) serta kecilnya penampang
sungai akibat sedimentasi dalam jangka waktu
lama.
B. Peta Rawan Banjir Kelurahan Klasuluk
Hasil pemetaan rawan banjir kelurahan
Klasuluk menggunakan software ArcGis 10.3
dengan total luas wilayah 4,4613 km2 dan total luas
wilayah genangan banjir 0,7995 km2 dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7. Peta Rawan Banjir Kelurahan Klasuluk
Peta Rawan Banjir Kelurahan Klasuluk
Luas Kelurahan (Km2) Luas Genangan Banjir (Km2) Rasio (%)
4.4613 0.7995 18%
Sumber : Hasil Olah Data ArcGis 10.3
Sumber : Hasil Olah Data 2019
Dari tabel dan gambar di atas menjelaskan
Dari hasil data diatas dapat diolah menjadi
bahwa daerah yang terdampak banjir seluas 0,6195
peta daerah rawan banjir kelurahan Klamalu
km2 atau 40% dari luas wilayah Kelurahan
menggunakan Software ArcGis 10.3 yang dapat di
Mariyai. Penyebab banjir di Kelurahan Kalamalu
lihat pada Gambar 10
yaitu tidak adanya drainase dan banyaknya sampah
Gambar 10. Peta daerah Rawan Banjir Kelurahan
di Daerah aliran Sungai (DAS) serta kecilnya
Klasuluk
penampang sungai akibat sedimentasi dalam
jangka waktu lama.
5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Wilayah yang terdampak banjir di Distrik
Mariat Kabupaten Sorong hanya 3 kelurahan
yaitu Kekurahan Klamalu, kelurahan
Klasuluk dan Kelurahan Mariyai dengan
persentasi 18% dari total luas wilayah pada
tiga kelurahan. Wilayah yang terdampak
rawan banjir paling besar dipantau
Sumber : Hasil Olah Data ArcGis 10.3 berdasarkan tingkat kelurahan berada pada
Dari tabel dan gambar di atas menjelaskan kelurahan Klasuluk dibandingkan dengan
bahwa daerah yang terdampak banjir seluas Kelurahan Kalamalu dan Kelurahan Mariyai.
0,7995km2 atau 18% dari luas wilayah Kelurahan 2. Luas Wilayah yang terdampak banjir di
Klasuluk. Penyebab banjir di Kelurahan Klasuluk Distrik Mariat Kabupaten Sorong Meliputi
yaitu minimnya drainase dan kecilnya penampang tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Klamalu
sungai akibat sedimentasi dalam jangka waktu dengan luas terdampak banjir
lama sehingga tidak dapat menampung air dalam 1,0479Km2atau 14% dari total luas
jumlah besar. Kelurahan, Kelurahan Klasuluk dengan luas
C. Peta Rawan Banjir Kelurahan Mariyai terdampak banjir 0,7995 km2atau 18% dari
Hasil pemetaan rawan banjir kelurahan total luas Kelurahan, dan Kelurahan Mariyai
Mariyai menggunakan software ArcGis 10.3 dengan luas terdampak banjir sebesar 0,6195
dengan total luas wilayah 1,5618 km2 dan total luas km2 40% dari total luas Kelurahan. Dari total
wilayah genangan banjir 0,6195 km2dapat dilihat luas wilayah Distrik mariat Kabupaten
pada Tabel 8. Sorong hanya2,4669 Km2 atau 18 % dari
Tabel 8. Peta Rawan Banjir Kelurahan Mariyai total Luas tiga Kelurahan yang terdampak
Peta Rawan Banjir Kelurahan Mariyai
banjir.
Luas Kelurahan (Km2) Luas Genangan Banjir (Km2) Rasio (%)
1.5618 0.6195 40%
Sumber : Hasil Olah Data 2019
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (2020) Halaman Artikel (xx-yy)14
5.1 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil analsis data
dan tinjauan di beberapa lokasi maka saran dari
penulis sebagai berikut :
1. Perlunya penataan saluran sehingga
mengurangi luas daerah yang terdampak
banjir pada wilayah Distrik Mariat
Kabupaten Sorong. Karena dilihat secara
visual saluran tidak memadai untuk
menampung kapasitas air.
2. Perlunya penataan dan normalisasi sungai
pada wilayah yang terdampak banjir oleh
Pemerintah Kabupaten Sorong.
3. Pembuatan tempat sampah pada setiap
lingkungan agar masyarakat tidak
membuang sampah di sembarang tempat,
khususnya pada Daerah Aliran Sungai
(DAS) sehingga DAS dapat berfungsi
dengan baik. Karena di temukan oleh
peneliti masih banyak masyarakat yang
membuang sampah sembarangan.
4. Untuk penelitian lebih lanjut pemetaan bisa
menggunakan Drone.
5.2 Referensi
H Hendi, P Sulwan, dkk , 2014. Analisa Daerah
Rawan Banjir Menggunakan Aplikasi Sistem
Informasi Geografis ( Studi Kasus
Kepulauan Bangka )
Irwansyah E, 2013. Sistem Informasi Perinsip
Dasar Dan Pengembangan Aplikasi.
Nurdiawan O, Putri H, 2018. Pemetaan Daerah
Rawan Banjir Berbasis Sistem Informasi
Geografis Dalam Upaya Mengoptimalkan
Langkah Antisipasi Bencana.
Putra M, 2007. Pemetaan Kawasan Rawan Banjir
Berbasis Sistem informasi Geografis (SIG)
Untuk Menentukan Titik Dan Rute Evakuasi
( Studi kasus : Kawasan Perkotaan Pangkep,
Kabupaten Pangkejane Dan Kepulauan ).
R Syannet, L Jeanne, dkk, 2014. Pemetaan
Wilayah Rawan Banjir Di Kota Manado
Dengan Menggunakan Sistem Informasi
Geografis.
S Dita, 2016.Pemetaan Kawasan Rawan Banjir Di
Das Tuweley Kabupaten Tolitoli Dengan
Penerapan Sistem Informasi Geografis.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007,
Penanggukangan bencana.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, Penataan
Ruang.