SKRIPSI
OLEH:
NUR LAILA
NIM : TP.120 414
SKRIPSI
OLEH:
NUR LAILA
NIM : TP.120 414
Alhamdulllahirabbil’alamin…
Alhamdulllahirabbil’alamin…
Alhamdulllahirabbil’alamin…
Akhirnya aku sampai ke tiik ini,secuil keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku ya
RabbTak henti-hentinya aku mengucap syukur pada_Mu ya Rabb. Shalawat dan salam
kepada idola ku Rasulullah SAW.
Semoga sebuah karya mungil ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi kebanggaan
bagi keluargaku tercinta
Kepada teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan PAI “12” dan rekan rekan
kampus UIN STS Jambi yang tak bisa tersebutkan namanya satu persatu terima kasih
yang tiada tara ku ucapakan.
MOTTO
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(Attahrim : 6)
KATA PENGANTAR
1. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA. Selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Dr. Hj. Armida, M.Pd Selaku Dekan FTK UIN STS Jambi
3. Bapak Ridwan, S.Psi, M. PSi Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
dan segenap staf yang telah memberikan fasilitas dan layanan administrasi
dengan baik selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Ridwan. S.Psi., M.Psi Selaku Ketua sidang Munaqasah
5. Ibu Dra. Hj. Hadijah, M.Pd Selaku Penguji I sidang Munaqasah
6. Ibu Hj. Hindun, M.Pd.I Selaku penguji II sidang Munaqasah
7. Bapak Saparuddin M.Pd selaku sekretaris Sidang Munaqasah
8. Bapak Dr. H. M. Saman Sulaiman, M.Ag sebagai pembimbing I dan Bapak
Jaya, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan
rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
9. Pimpinan Perpustakaan Institut dan Fakultas Tarbiyah serta karyawan/I yang
telah membantu penulis dalam melengkapi referensi dalam penulisan skripsi
ini.
Penulis
Nur Laila
NIM.TP.120414
ABSTRAK
Nama : Nur Laila
NIM : TP.120414
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul :Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan
Pembiasaan Shalat Berjama‟ah Di Sekolah Menengah Pertama
Negeri (SMPN) 20 Tanjung Jabung Timur
PENGESAHAN ............................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................ x
ABSTRACT...................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1:Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 20 Tanjung Jabung Timur ............... 40
PENDAHULUAN
Manusia dan pendidikan adalah dua hal yang terkait erat. Siapapun dia,
mulai dari bayi hingga dewasa dan tua selalu terlibat dalam proses pendidikan
atau belajar untuk mengenal, mengetahui, memikirkan, memahami,
mempertimbangkan atau memutuskan, dan berbuat untuk dilaksanakan. Dengan
demikian urusan pendidikan, seolah tanpa proses pendidikan manusia tidak
mampu berbuat atau bertindak dengan baik dan benar. Dengan demikian
pendidikan menjadi persoalan utama dan pertama yang harus dialami oleh setiap
manusia sebelum melakukan aktivitas apapun.
Begitu pentingnya shalat untuk umat Islam, tetapi ketika melihat realita
zaman sekarang, banyak anak yang meninggalkan shalat, padahal mereka tahu
hukum shalat yakni wajib, dan mereka tahu bagaimana tata caranya untuk
beribadah shalat. Dan lebih tragisnya terkadang malah ada anak yang bacaan
shalatnya ada yang tidak tahu. Padahal anak-anak adalah generasi penerus, dan
bagaimana nantinya Islam dimasa mendatang ketika realita generasi umat Islam
seperti itu.
Secara lebih rinci rinci tugas guru adalah mendidik anak dengan titik berat
memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun
jangka panjang, memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman
belajar yang memadai, serta membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti
sikap, nilainilai dan penyesuaian diri (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004:
104).
Maka dari itu semua tugas pendidik muslim harus bisa benar-benar
merealisasikan pengalaman shalat bagi generasi muda Islam agar bisa
mengamalkan shalat bagi generasi muda Islam agar bisa mengamalkan ajaran
Islam terutama dalam kehidupan sehari-hari mengingat urgensi dari ibadah sholat
itu sendiri.
Perkembangan zaman yang serba materi seperti saat ini banyak umat islam
yang begitu ringan meninggalkan shalat berjama‟ah, umat lebih sibuk dengan
kepentingan dunia. Padahal dengan shalat berjama‟ah paling tidak mengandung
hikmah. Dapat membangun persatuan umat, mamaklumatkan syiar islam,
mengikis kesenjangan sosial antara anggota masyarakat, memupuk semangat
ukhuwah umat islam dan masih banyak lagi.
Guru di sekolah, selain sebagai pendidik juga menjadi orang tua untuk
peserta didiknya, yakni sebagai orang tua kedua.Pendidikan di sekolah tentu harus
bisa menggantikan pendidikan keluarga, kerana orang tua sudahmengamanatkan
anaknya kepada pihak sekolah untuk mendidik anak-anak mereka ketika tidak
berada dalam pengawasan orang tuanya. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa-siswanya untuk turut serta melakukan shalat bersama-sama. Sebab dengan
kebiasaan ini siswa diharapkan akan mengerti bahwa shalat itu merupakan
keharusan bagi seiap orang Islam,bila dewasa kelak menjadi kebiasaan yang
sudah berakar dalam kehidupannya sehingga menjadi tanggung jawab moral
dalam melaksanakannya.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula, maka perlu
adanya pembatasan masalah : penelitian ini difokuskan pada Stratrgi Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Pembiasaan Sholat Dzuhur
Berjama‟ah Di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 20 Tanjung jabung
timur.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjdi pokok-
pokok permasalahan adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui bagaimana Strategi guru Pendidikan Islam Dalam
Menanamkan Pembiasaan Sholat Berjama‟ah Di Sekolah Menengah
Pertama Negeri (SMPN) 20 Tanjung Jabung Timur.
b. Ingin mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi
guru Pendidikan Islam Dalam Menanamkan pembiasaan Sholat
Berjama‟ah Di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 20 Tanjung
Jabung Timur.
c. Ingin Mengetahui Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Faktor
Penghambat Dalam Menanamkan Pembiasaan Sholat Berjama‟ah Di
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 20 Tanjung Jabung Timur.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan penelitian ini adalah:
a. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana
strata satu (S.1) dalam Ilmu Tarbiyah dan keguruan Jurusan Pendidikan
Agama Islam pada IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
b. Untuk mengetahui bagaimana strategi guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Menanamkan Pembiasaan Sholat Berjama‟ah Di Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) 20 Tanjung Jabung Timur
c. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat yang
dihadapi guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Pembiasaan
Sholat Berjama‟ah Di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 20
Tanjung Jabung Timur.
4. Untuk mengetahui Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Faktor
Penghambat Dalam Menanamkan Pembiasaan Sholat Berjama‟ah Di
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 20 Tanjung Jabung Timur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Strategi
Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia, strategi
merupakan sebuah perencanaan yang panjang untuk berhasil dalam mencapai
suatu keuntungan. Strategi menurut bahasa (inggris) adalah siasat, kiat atau
rencana.Dalam pembahasan mengenai PMB, strategi berarti prosedur atau
langkah-langkah pelaksanaan mencapai sasaran.Samahalnya dengan strategi
mengajar, strategi PMB juga memerlukan alokasi upaya kognitif
(pertimbangan akal).Secara cermat. (Supriyadi,2013: 59)
Selain guru dalam pendidikan Islam menurut Ahmad Tafsir siapa saja
yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Dalam Islam,
orang yang paling bertanggung tersebut adalah orang tua (ayah dan ibu) anak
didik. Tanggung jawab itu disebabkan sekurang-kurangnya oleh dua hak;
pertama karena kodrat, yaitu karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua
anaknya, dan karena itu dia ditakdirkan pula bertanggung jawab mendidik
anaknya; kedua karena kepentingan terhadap kemajuan perkembangan
anaknya, sukses anaknya adalah sukses orang tua juga.(Martinis Yamin,
Maisah, 2012 : 101 )
Salah satu hal yang perlu dipahami guru untuk mengefektifkan proses
pembelajaran adalah bahwa semua manusia (siswa) dilahirkan dengan rasa
ingin tahu yang tak pernah terpuaskan dan mereka semua memiliki potensi
untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Oleh karena itulah, guru perlu
menciptkan lingkungan belajar yang kondusif dan menantang rasa ingin
tahu siswanya.( E. Mulyasa, 2008: 49)
Artinya : maka demi tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati
mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya. (An-nisa‟ : 65)
Ayat diatas mengisyaratkan bahwa keselamatan manusia dari kerugian
dan azab Allah dapat tercapai melalui tiga bentuk pendidikan berikut. Pertama,
pendidikan individu yang membawa manusia pada keimanan dan ketundukan
kepada syariat Allah SWT serta beriman kepada yang ghoib; kedua,
pendidikan diri yang membawa manusia pada amal shaleh dalam menjalani
hidupnya sehari-hari; dan ketiga, pendidikan masyarakat yang membawa
manusia pada sikap saling pesan dalam kebenaran dan saling memberi
kekuatan ketika menghadapi kesulitan yang pada intinya, semuanya ditujukan
untuk beribadah kepada Allah.(Abdurrahman An nahlawi, 1995, 25-27)
4. Pembiasaan
Menurut Bellefroid, pembiasaan merupakan semua peraturan yang
meskipun tidak ditetapkan oleh pemerintah, tetapi ditaati oleh seluruh rakyat
karena mereka yakin bahwa peraturan itu berlaku sebagai hukum. Agar
kebiasaan itu mempunyia kekuatan dan dapat dijadikan sebagai sumber hukum,
maka ditentukan oleh 2 faktor:
a. Adanya perbuatan yang dilakukan berulang kali dalam hal yang sama yang
selalu diikuti dan diterima oleh orang yang lainnya.
b. Adanya keyakinan hukum dari orang-orang atau golongan-golongan yang
berkepentingan. Maksudnya adanya keyakinan bahwa kebiasaan itu
memuat hal-hal yang biak dan pantas ditaati serta mempunyai kekuatan
mengikat (Budiyanto, 2003 : 124).
Secara Etimologi, pembiasaan berasal dari kata “biasa”. Dala kamus
Besar Bahasa Indonesia, “biasa” adalah “(1) Lazim atau umum; (2) Seperti
sedia kala; (3) Sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan
sehari-hari”. Menurut Armai Arief dengan adanya prefiks “pe” dan sufiks “an”
menunjukkan arti proses. Sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan proses
membuat sesuatu/seseorang menjadi terbiasa.( Armai Arief, ,2002: 110)
Sedangkan dalam pengertian yang lain, yang dimaksud pembiasaan adalah
proses penanaman kebiasaan. Kebiasaan adalah pola untuk melakukan
tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan
yang dilakukannya secara berulang-ulang untuk hal yang sama.
5. Sholat
a. Pengertian shalat
Shalat menurut bahasa berarti do‟a, sedangkan menurut syara‟
berarti menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah SWT karena kepatuhan
dan ketakwaan manusia kepadanya, mengagungkan kebesarannya dengan
khusyu‟ dan ikhlas dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai
dengak takbir dan diakhiri dengan salam, menurut cara-cara dan syarat-
syarat yang telah ditentukan. (Tim Dosen PAI universitas jambi,2015:219).
Pada dasarnya arti salat menurut bahasa adalah do`a. Allah SWT
berfirman :
Artinya : dan di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang
beriman kepada Allah dan hari Kemudian, dan memandang apa
yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan untuk
mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk
memperoleh doa rasul. ketahuilah, Sesungguhnya nafkah itu
adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada
Allah). kelak Allah akan memasukan mereka kedalam rahmat
(surga)Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Q.S. At-Taubah : 99) (Anonim, Al-Qur`an dan
Terjemahnya Special for Woman, 2009 : 202)
Sedang pengertiannya dalam agama dan syariah adalah ibadah
yang kita kenal selama ini, dimana dituntut kesucian padanya yang
mengandung ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan khusus, dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Shalat merupakan pilar dan salah satu dari lima rukun islam yang
diisyaratkan oleh hadis yang mulia, “islam dibangun atas lima perkara:
kalimat syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa pada bulan
ramdahan, dan haji ke Baitullah bagi yang mampu menempuhnya.
Imam ja‟far Shadiq (as) berkata, “Tidak ada jarak antara kekufuran
dan keimanan kecuali meninggalkan shalat. Barangsiapa meninggalkan
shalat dengan sengaja maka islam berlepas diri darinya.”Imam Shadiq (as)
juga berkata, “sesungguhnya pezina dan peminum khamar itu diajak oleh
syahwatnya. Tetapi orang yang meninggalkan shalat, tidak diajak melainkan
oleh sikap merendahkannya.” Fukaha sepakat bahwa bila seorang muslim
menyangkal kewajiban shalat maka ia kafir murtad yang wajib dibunuh,
karena menciptakan agama selain islam. Jika seorang muslim meninggalkan
shalat karena kefasikan dan malas maka hakim akan memberikan sanksi
kepadanya sesuai dengan pandangan sihakim, berupa celaan, cambuk, atau
penjara. Jika ia membuktikan kefasikannya maka ia di kenakan sanksi untuk
kedua kalinya. Jika ia tidak bertaubat juga maka dikenakan sanksi yang
lebih berat. Dan jika ia masih melangsungkan terus kefasikannya maka
dikenakan sanksi keempat, maka dibunuh.
METODE PENELITIAN
Format desain penelitian kualitatif terdiri dari tiga model, yaitu format
deskriptif, format verifikasi, dan format grounded research. Dalam penelitian
ini digunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif, yaitu penelitian yang
memberi gambaran secara cermat mengenai individu atau kelompok tertentu
tentang keadaan dan gejala yang terjadi (Koentjaraningrat, 1993:89).
2. Subjek Penelitian
1. Observasi
“Metode observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan
kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh
indera.(Suharsimi Arikunto,2006, 156)
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari
seseorang.(Sugiyono, 2014:329). Dokumentasi adalah sebagai cara mencari
data mengurai hal-hal atau variabel-variabel yang merupakan catatan buku,
surat kabar, majalah, agenda dan lain sebagainya.(Suharsimi Arikunto,
2010:274). Dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Menanamkan Sholat Berjama‟ah di Sekolah Menengah Pertama Negeri
(SMPN) 20 Tanjung Jabung Timur.
1. Analisis Domain
Analisis domein dilakukan untuk memperoleh gambaran umum dan
menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek penelitian.Data
diperoleh dari grang tour dan minitour question.Hasilnya berupa gambaran
umum tentang objek yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah
diketahui.(sugiyono, 2007:256). Biasanya dilakukan terhadap data yang
diperoleh dari pengamatan berperanserta/wawancara atau pengamatan
deskriptif yang terdapat dalam catatan lapangan. (Lexy J.Moleong, 2007: 305).
2. AnalisisTaksonomi
Setelah peneliti melakukan analisis domain, sehingga ditemukan
domain-domain atau kategori dari situasi sosial tertentu,maka selanjutnya
domain yang dipilih oleh peneliti dan selanjutnya di tetapkan sebagai focus
penelitian, perlu diperdalam lagi melalui pengumpulan data di lapangan.
Pengumpulan data dilakukan terus menerus melalui pengamatan,wawancara
mendalam dan dokumentasi sehingga data yang terkumpul menjadi
banyak.Oleh karena itu pada tahap ini diperlukan analisis lagi yang disebut
dengan analisis taksonomi.(Sugiyono, 2014:261)
Jadi analisis taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang
terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan.Analisis taksonomi ini
digunakan untuk menganalisis data yang di peroleh dari tempat penelitian
secara garis besarnya yaitu Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Menanamkan Sholat Berjama‟ah di Sekolah Menengah Pertama Negeri
(SMPN) 20 Tanjung Jabung Timur.
3. Analisis Komponensial
Dalam analisis taksonomi ,yang diuraikan adalah domain yang telah
ditetapkan menjadi fokus. Melalui analisis taksonomi, setiap domain dicari
elemen yang serupa atau serumpun.Ini diperoleh melalui observasi dan
wawancara serta dokumentasi yang terfokus.
Tahun 2018
1 Pengajuan x
Judul
2 Pembuatan x x x
proposal
3 Perbaikan x x x x
proposal
dan
seminar
4 Surat Izin x x
Riset
5 Pengumpul x x x
an Data
6 Pengolaha x x x
n dan
Analisis
Data
7 Pembuatan x x
Laporan
8 Bimbingan x x x
dan
Perbaikan
9 Agenda x x x
dan Ujian
Skripsi
10 Perbaikan x x x x x
dan
Penjilidan
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 20 Tanjung Jabung Timur
salah satu dari sekian lembaga pendidikan yang ada di Tanjung Jabung Timur,
penggagasan pendirian SMPN 20 Tanjung Jabung Timur berawal pada Tahun
2005 dimana atas keinginan masyarakat Mendahara Tengah yang sangat
membutuhkan lembagara pendidikan menengah negeri karena anak-anak dari
penduduk setempat setelah tamat dari jenjang Sekolah Dasar mereka hanya
bisa melanjutkan ke MTs Swasta yang dikelola oleh yayasan. Dengan dasar
itulah salah satu lembaga pendidikan yang berstatus negeri didirikan atas hasil
musyawarah masyarakat Mendahara Tengah dengan Pemerintah daerah dan
pertama kali SMPN 20 Tanjung Jabung Timur tersebut dikelola oleh salah
seorang pimpinan sekolah/ Kepala sekolah yang ditunjuka oleh Dinas
Pendidikan Tanjung Jabung Timur atas nama Akinuddin, S.Pd (almarhum).
Salah satu tokoh yang ikut andil dalam pendirian SMPN ini adalah mantan
ketua RT Desa Mendahara Tengah yaitu, Lias Komarudin.
Mengenai data sekolah secara lengkap dapat dilihat pada keterangan
di bawah ini :
a. Nama Sekolah :SMP Negeri 20 Tanjugn Jabung Timur
b. No. Statistik Sekolah / NPSN :201100802003/ 10505276
c. Alamat Sekolah :Jln. Taqwa Parit 08 Kampung Lama
Desa Mendahara Tengah
Kecamatan Mendahara
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Propinsi Jambi
d. Telepon/HP/Fax :0853 1218 5086
e. Email :smpn20tjt@gmail.com
f. Website sekolah :http//:www.smpn20.tanjabtim.jbisch.net
g. Status Sekolah :Negeri
h. Nilai Akreditasi Sekolah :B Skor = 75
i. Luas Lahan : 11875 m2
j. Jumlah ruang pada lantai 1 :9
k. Jumlah ruang pada lantai 2 :-
l. jumlah ruang pada lantai 3 :-
m. Jumlah Rombel :4
2. Geografis
SMPN 20 Tanjung Jabung Timur beralamat di jalan Takwa, RT. 10,
Desa Mendahara Tengah, Kecamatan Mendahara, Kabupaten Tenjung Jabung
Timur dengan Kode Pos. 36764. Dengan lokasi yang + 1 km dari jangkauan
penduduk setempat sehingga sekolah tersebut terlihat agak strategis dan aman
karena sekelilingnya dikelilingi oleh kebun-kebunnya para penduduk setempat.
SMPN 20 Tanjung Jabung Timur walaupun terletek sangat jauh dari pusat
Kota Kabupaten namun dari tahun ke tahun terus berbenah diri untuk menjadi
SMPN yang terbaik kendatipun berbagai rintangan dan kendala terutama akses
jalan antar kecamatan masih menggunakan transportasi air namun sekolah
tersebut satu-satunya SMPN tumpuan dan idola masyarakat setempat.
3. VISI DAN MISI SEKOLAH
a. Visi Sekolah
“Tauladan Dalam Budi Pekerti, Tinggi Dalam Prestasi, Dan Berwawasan
Lingkungan Hayati”
Indikator :
a. Terwujudnya pola pikir yang kritis dan dinamis
b. Terwujudnya prestasi yang tinggi baik akademik maupun non akademik
c. Terwujudnya keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
d. Terwujudnya perilaku yang bertanggung jawab dan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan budaya
b. MISI SEKOLAH
1) Mengoptimalkan pembinaan keagamaan dalam upaya menumbuhkan
penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama dan perilaku
beretika dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menciptakan lingkungan dan budaya sekolah yang kondusif dalam
upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
3) Melaksanakan pembinaan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga
kependikan secara kontinu.
4) Mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler bidang akademik dan non
akademik.
5) Menerapkan manajemen partisipatif yang melibatkan seluruh warga
sekolah
6) Meningkatkan kesadaran dan partisipasi warga sekolah dalam
menjaga dan mengelolah lingkungan hayati
7) Membiasakan pola hidup sehat dan bersih
4. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sekolah merupakan faktor yang menunjang
ketercapaian tujuan pendidikan di sekolah. Pengelolaan sarana dan prasarana
sekolah yang baik akan menimbulkan suasana pembelajaran yang kondusif.
Lengkapnya sarana dan prasarana sekolah juga akan memperlancar proses
pencapaian tujuan pembelajaran.
Sarana dan prasarana sekolah harus dikelola dan dirawat sebaik
mungkin. Perawatan merupakan tindakan yang dilakukan untuk menjaga agar
sarana dan prasarana sekolah dalam keadaan siap pakai. Bila proses perawatan
diabaikan tentu akan bermuara pada terganggunya proses pembelajaran yang
kondusif di sekolah.
Perawatan sarana dan prasarana sekolah harus dilakukan secara
periodik dan terencana, tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja warga
sekolah/memperlancar aktivitas pendidikan, memperpanjang usia pakai, dan
menurunkan biaya perbaikan/menghemat pengeluaran uang sekolah. Untuk
mencapai tujuan demikian, peran kepala sekolah sebagai organisator sekolah
sangat diharapkan, sehingga sarana dan prasarana sekolah yang ada dapat
berfungsi semestinya.
Berdasarkan hasil observasi dan dari data dokumentasi di lapangan,
diketahui bahwa SMPN 20 Tanjung Jabung Timur pada saat ini telah memiliki
sarana dan prasarana pendidikan yang terdiri dari 4 ruang belajar, ruang guru,
staf tata usaha dan kepala sekolah masing-masing 1 buah. Untuk lebih jelasnya
dapat kita lihat dari tabel berikut ini:
Tabel IV.1 Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 20 Tanjung Jabung Timur
No Jenis ruang Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala sekolah 1 Baik
2 Ruang Wakil kepala sekolah - -
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Ruang Tata usaha 1 Baik
5 Ruang Tamu 1 Baik
6 Ruang Perpustakaan 1 Baik
7 Ruang kelas 4 Baik
8 Ruang Labor IPA 1 Rusak ringan
9 Ruang Gudang 1 Rusak ringan
10 Ruang WC Guru 2 Rusak ringan
11 Ruang WC Peserta siswa 3 Rusak berat
12 Ruang UKS 1 Baik
13 Ruang Mushalla - -
Sumber: Profil SMPN 20 Tanjung Jabung Timur Tahun 2017
Berdasarkan data di atas dapat kita ditelaah dengan seksama, bahwa
dengan kondisi labor IPA, gudang, WC guru, WC siswa dalam keadaan masih
perlu diperbaiki, dan ruang mushalla sementara masih menggunakan ruang
kelas dan itu berarti sarana yang ada walaupun belum begitu mendukung upaya
kepala sekolah dalam meningkatkan kenerja guru di SMPN 20 Tanjung Jabung
Timur. Namun seperti halnya keadaan yang rusak ringan di atas, barangkali
tidak begitu mengganggu karena rusak ringan berarti masih dapat
dimanfaatkan. Kondisi ini menunjukkan SMPN 20 Tanjung Jabung Timur
sudah sesuai dengan standar minimal sebuah sekolah. Ini berarti bahwa upaya
kepala sekolah dalam meningkatkan Kinerja guru masih dapat dikatakan
berjalan dengan baik.
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan pembagian
tugas (job description) dan tanggung jawab serta hierarki kekuasaan mulai dari
pimpinan (top management) sampai bawahan (low management). Struktur
organisasi mencakup semua komponen yang terdapat di sekolah, mulai dari
Kepala sekolah sebagai top management sampai peserta didik. Struktur
organisasi juga mencakup komponen yang berasal dari luar sekolah tetapi
memiliki korelasi dengan sekolah, seperti Dinas Pendidikan dan komite
sekolah.
Besar dan kompleksnya struktur organisasi sebuah sekolah
mengindikasikan besar dan kompleksnya intensitas aktivitas yang dilakukan
pada sekolah tersebut. Berdasarkan data dokumentasi yang penulis peroleh,
struktur organisasi SMPN 20 Tanjung Jabung Timur selengkapnya bisa dilihat
dari bagan berikut ini:
STRUKTUR ORGANISASI SMPN 20 TANJUNG JABUNG TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KEPALA SEKOLAH
Hasanudin, S.Pd.I
PESERTA DIDIK
Gambar IV.1 Struktur Organisasi Smpn 20 Tanjung Jabung Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.
Berdasarkan data struktur organisasi SMPN 20 Tanjung Jabung Timur
di atas, terlihat dengan jelas bahwa kepala sekolah sebagai top management
memegang posisi sentral dalam menata dan mengelola sekolah yang ia pimpin.
Kepala sekolah dalam menjalankan perannya sebagai pengelola sekolah dapat
berkoordinasi vertikal dengan Dinas P dan K dan berkoordinasi horizontal
dengan Dewan Komite. Selanjutnya dia dapat memberikan komando atas
kebijakan yang diambilnya kepada segenap warga sekolah yang berada di
bawah kepimpinannya.
Untuk urusan kurikulum, kepala sekolah memiliki wewenang
menugaskan wakil kepala sekolah bidang kurikulum (waka kurikulum)
menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Begitu juga sebaliknya untuk urusan
kesiswaan dan sarana prasarana. Masing-masing waka memiliki wewenang
pula untuk menginstruksikan kebijakan yang dia ambil untuk kepentingan
sekolah kepada wali kelas dan majelis guru serta siswa, sesuai dengan hirarki
kekuasaan yang tergambar dalam struktur organisasi di atas.
6. Keadaan Tenaga Kependidikan dan Peserta didik
a. Keadaan Tenaga Pendidik
Tenaga kependidikan merupakan tenaga yang vital dalam proses
pembelajaran. Akan bagaimana warna pendidikan di sebuah lembaga, di
tangan merekalah jawabannya, karena mereka memiliki peran dan
memberikan kontribusi yang besar bagi terwujudnya lembaga pendidikan
yang berkualitas.
Di era globlisasi saat ini, di mana perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi (IPTEK) kian pesat, maka tenaga pendidik diharapkan
mampu mengikuti perkembangan iptek di tengah-tengah kehidupan
mayarakat. Akan lebih berkontribusi lagi bagi mereka buat dunia
pendidikan, sekiranya mereka bisa mengimplementasikan iptek yang
mereka kuasai kedalam proses pembelajaran. Sehingga melalui sentuhan
tangan-tangan mereka yang kompeten di berbagai bidang maka
pembelajaran bisa menjadi menyenangkan dan sebuah kebutuhan. Untuk
lebih jelasnya, penulis akan menyajikan data tenaga pendidik SMPN 20
Tanjung Jabung Timur beserta kualifikasi pendidikannya. Selengkapnya
mengenai hal tersebut bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV.2 Keadaan Tenaga Pendidik SMPN 20 Tanjung Jabung Timur
tahun pelajaran 2016/2017.
Kualifikasi Tugas Jmh
No Nama Jabatan
Pendidikan Mengajar Jam
1 2 3 4 5 6
1 Hasanudin, S.Pd.I Kep. S1/A4/PAI PAI 24
sekolah
2 Hasan Basri, Wakasis S1/A4/PAI PAI 24
S.Ag
3 M. Nasir, S.Pd.I Guru S1/A4/PAI TIK 22
4 Yandur Guru Proses. A. Indo 22
Perkul
5 Nova, S.Pd.I Guru S1/A4/MT MTK 24
K
6 Rubiah Guru Proses. KTK 24
Perkul
7 Emilia Perwita, Kep. S1/A4/Biol IPA 24
S.Pd.I Labor ogi
8 Safrita, S.Ag Kep. S1/A4/Huk. IPS 26
Perpus Islam
9 Dian Eka Sari, Guru S1/A4/Teol B Indo 24
S.TH.I ogi
10 Siti Patimah, Ketua S1/A4/PAI B Indo 22
S.Pd.I Rohis
11 Nur Husna, S.HI Kep. TU S1/A4/Huk. TU 12
Islam
12 Wati Staf TU/ Proses. Bendahara 12
Bend Perkul
1 2 3 4 5 6
13 Ikrar Dinata, S.Pd Guru S1/A4/B. B Ingris 24
Ingris
14 Abdullah, S.Pd Guru S1/A4/PJO PJOK 26
K
15 Mastur Penj. - -
Sekolah
Sumber: Profil SMPN 20 Tanjung Jabung Timur Tahun 2017
Dari data di atas, terlihat bahwa kualifikasi pendidikan tenaga
pendidik yang ada di SMPN 20 Tanjung Jabung Timur secara umum
berkualifikasi Sarjana Strata Satu (S1) dan sebagian masih dalam
perkuliahan dengan komposisi 85% S1 dan 15% masih kuliah. Ini
menunjukkan bahwa potensi pedagogis yang dimiliki oleh tenaga pendidik
di SMPN 20 Tanjung Jabung Timur sudah memenuhi standar, tergantung
lagi bagaimana kepala sekolah memanfaatkan atau mengembangkan
potensi yang sudah ada tersebut.
b. Keadaan Tenaga Non Kependidikan
Karyawan/karyawati Tata Usaha (TU) dalam suatu lembaga
pendidikan merupakan unsur yang memiliki peran vital terutama dalam hal
administrasi pendidikan. Menuntut kinerja guru lebih berkualitas jika
mengabaikan peran serta karyawan/karyawati TU tentu akan membuat
guru mendapat beban kerja ekstra. Keberadaan tenaga TU merupakan
jawaban dari semua persoalan tersebut. Di lembaga pendidikan modern
dewasa ini keberadaan tenaga TU merupakan sebuah keniscayaan.
Kuantitas dan kualitas mereka juga berpengaruh pada efisiensi dan
efektifitas kerja guru dan manejer lembaga pendidikan (kepala sekolah).
Berdasarkan data dokumentasi yang ada di SMPN 20 Tanjung
Jabung Timur pada tahun pelajaran 2016/2017 tercatat ada 1 orang tenaga
TU yang berkualifikasi Strata Satu (S.I), Mengacu pada data dokumentasi
yang disajikan di atas, dapat dikatakan bahwa dengan jumlah satu orang
tenaga TU tidak berbanding dengan jumlah orang tenaga pendidik, berarti
1 orang TU belum dapat melayani kebutuhan administrasi maksimal
semua guru. Ini menunjukkan bahwa beban kerjanya belum seimbang.
Apalagi kualifikasi pendidikannya tidak dalam kapasitas/keahlian dibidang
keprofesionalannya. Dengan tenaga TU yang ada dimungkinkan belum
dapat menunjang peningkatan kinerja guru di SMPN 20 Tanjung Jabung
Timur.
c. Keadaan Peserta didik
Peserta didik merupakan orang yang menjadi target dari proses
pembelajaran. Keberhasilan suatu proses pembelajaran kebanyakan diukur
dari output/lulusan dari suatu lembaga pendidikan, baik dari segi kuantitas
maupun kualitas. Apabila kuantitas peserta didiknya sedikit dan kualitas
lulusannya tidak mampu berkompetisi dengan peserta didik dari sekolah
lain, maka ini mengindikasikan bahwa proses pembelajaran di sekolah
tersebut perlu pembenahan. Celakanya lagi, apabila suatu sekolah tidak
ada peserta didiknya sama sekali, tentu sekolah tidak dapat menjalankan
tugas dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan.
Berdasarkan data dokumentasi yang penulis lakukan pada tahun
2017, peserta didik SMPN 20 Tanjung Jabung Timur secara keseluruhan
berjumlah 98 orang dengan rincian, 23 orang kelas VII, 26 orang kelas
VIII, dan 49 orang kelas IX. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel IV.2 Keadaan Peserta Didik SMPN 20 Tanjung Jabung Timur.
1 VII 1 12 11 23
2 VIII 1 14 12 26
3 IX 2 25 24 49
Jumlah 4 51 47 98
Sumber: Profil SMPN 20 Tanjung Jabung Timur Tahun 2017
B. Temuan Khusus
1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam menanamkan
pembiasaan sholat berjama’ah
Shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang telah mukallaf.
Shalat yang diwajibkan dalam sehari semalam adalah lima waktu sebagaimana
yang dipahami dari ajaran Islam. Barangsiapa yang mengingkarinya maka ia
termasuk orang kafir. (Syaikh M. Arsyad Al Banjari, 2008 hal. 305)
Dalam proses pembelajaran guru sebagai pendidik dalam lembaga
pendidikan selain menggunakan metode belajar juga harus senantiasa
menggunakan strategi tertentu dengan tujuan agar materi pelajaran yang
diajarkan dapat dipahami secara sistematis dan mencapai tujuan, salah satu
faktor yang melatar belakangi adalah strategi yang digunakan dalam mengajar.
Kegiatan shalat Dzuhur berjama‟ah yang dilaksanakan di SMPN 20
Tanjung Jabung Timur bertujuan untuk membiasakan siswa dalam
melaksanakan shalat serta menanamkan kedalam diri siswa akan pentingnya
melaksanakan kewajiban melaksanakan perintah Allah SWT yang utama.
Adapun strategi yang dilakukan oleh guru pendidikan agama islam adalah
membagikan jadwal masing masing kelas untuk melaksanakan Shoat
berjama‟ah. sebagaimana wawancara penulis dengan bapak (HB),
mengatakan:
Setiap hari 2 kelas secara bergiliran melaksanakan shalat dzuhur
berjama‟ah dengan jadwal yang sudah diatur. Kenapa cuma dua kelas
saja, ini disebabkan keterbatasan kapasitas mushala yang berukuran 8 M
x 8 M, serta agar pengkordinasian lebih mudah, maka cukup
dilaksanakan 2 kelas setiap harinya. Pada kegiatan ini yang bertugas
tidak hanya guru PAI tetapi dibantu oleh guru lain yang dianggap
mampu. (Wawancara, Guru PAI (HB) 12/04/2017)
Permasalahan shalat lima waktu pada usia anak dan remaja saat ini
sangat memperihatinkan, banyak sekali diantara anak seusia sekolah belum
mampu melaksanakan shalat lima waktu. Padahal ini kewajiban utama umat
Islam. Pembinaan shalat dzuhur berjama‟ah ini diharapkan memberikan
kesadaran bagi siswa yang sudah mendekati baligh, atau bahkan pada kelas IX
yang rata-rata sudah baligh bisa melaksanakan yang lima waktu.
Secara keseluruhan, berdasarkan penelitian yang ada, pelaksanaan
shalat dzuhur berjamaah berjalan dengan tertib dan baik, meskipun diawal
penerapan pembiasaan ini semua warga sekolah harus bekerja keras secara
bersama-sama mengajak dan mengawasi kegiatan sholat dzuhur berjama‟ah
ini, seperti adanya bantuan dari kepala sekolah dan guru-guru lainnya bukan
hanya guru PAI saja. Dalam kegiatan pembelajaranpun guru mengingatkan,
menjeaskan dan nasihat secara rutin, dan juga disaat upacara bendera pembina
upacara juga ikut menyampaikan betapa pentingnya sholat berjama‟ah kepada
seuruh siswa.
Pelaksanaan sholat berjama‟ah ini pun harus dilakukan secara
kontinyu, agar seluruh siswa menyadari jadwal mereka dan benar-benar
menjadi terbiasa nantinya, seperti yang dijelaskan ibu (SP) selaku guru Bahasa
Indonesia di SMPN 20 Tanjung Jabung Timur :
Kami warga sekolah bekerja sama dalam mengajak dan mengawasi
sholat berjama‟ah siswa, karena kami sadar, bahwa kalau hanya guru PAI
saja yang bertindak, maka pasti akan sangat keropotan, apalagi siswa-
siswi disini sangat susah diatur dan diajak untuk sholat berjama‟ah
dengan berbagai alasan yang mereka lontarkan. (Wawancara dengan ibu
(SP) selaku guru bahasa Indonesia 12/04/2017)
Strategi guru PAI dan juga warga sekolah telah diterapkan agar siswa-
siswi SMPN 20 Tanjung Jabung Timur dapat menanamkan pembiasaan sholat
berjama‟ah ini, termasuk memberikan peringatan kepada siswa-siswi yang
tidak melaksanakan sholat berjama‟ah sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Peringatan tersebut ada yang berupa teguran saja dan ada juga yang berupa
sanksi, seperti yang dijelaskan oleh bapak (HB) Berikut ini :
Biasanya, bagi kelas yang anggota kelasnya paling sedikit mengikuti
sholat berjama‟ah, maka ketua kelasnya akan dipanggil untuk mendata
nama-nama siswa yang tidak mengikuti sholat berjama‟ah, setelah itu
anak-anak yang tidak sholat berjama‟ah akan dipanggil keruangan dan
ditanyakan apa alasan mereka tidak sholat, setelah diperingatkan.
Biasanya mereka akan mendapatkan sanksi untuk memungut sampah,
membersihkan WC, serta membersihkan Mushollah.(wawancara dengan
Guru PAI (HB) 14/04/2017)
Seperti yang dijelaskan oleh bapak (HB) dalam hasil wawancara
diatas adalah, hal ini dilakukan agar menjadikan suatu efek jera bagi siswa-
siswi agar rajin mengikuti sholat berjama‟ah. namun, bukan hanya hukuman
strategi yang diberikan, tetapi juga berupa penghargaan atau reward, hal ini
dibuktikan dengan banyaknya siswa yang mendapatkan penghargaan berupa
hadiah mukenah bagi yang perempuan dan sarung serta baju muslim bagi yang
laki-laki. Biasanya SMPN 20 Tanjung Jabung Timur melakukan evaluasi
berupa praktek sholat yang diadakan setiap menjelang ujian semester dan
dinilai langsung oleh guru PAI. Hal tersebut diharapkan agar menjadi pemicu
bagi siswa-siswa agar lebih giat mengikuti sholat berjama‟ah disekolah.
Dengan pendidikan agama Islam, maka tumbuh kebiasaan shalat pada
siswa semakin bertambah. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai tumbuhnya
kebiasaan shalat berjamaah pada siswa, maka dalam hal ini, dapat dilihat
melalui hasil observasi yang telah dilakukan di lapangan. Observasi yang
berorientasi pada aspek pendidikan agama Islam. Hal ini dimaksudkan untuk
melihat sejauh mana kebiasaan shalat berjamaah siswa, sebagaimana yang
telah dikemukakan lebih awal.
Guru sebagai seorang pendidik harus memberikan pengetahuan
melalui proses belajar mengajar. Dalam proses tersebut, siswa diharapkan
mengalami perubahan menuju tingkat kedewasaan. Dengan demikian, guru
merupakan penentu dalam proses pendidikan terhadap pembentukan,
pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh siswa. Tanpa bimbingan
guru, siswa tidak akan mengalami perubahan kearah yang lebih baik dan
berkembang.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti
menemukan:
1. Siswa diberi arahan oleh guru sebelum melaksanakan shalat berjamaah.
2. Siswa Melaksanakan shalat berjamaah di sekolah setiap hari sebelum
pulang ke rumah.
Adapun yang di lakukan oleh guru sebelum siswa melaksanakan
shalat berjamaah di sekolah yaitu:
1. Pengawasan guru yang dilakukan secara intensif
Guru adalah orang yang diberi kepercayaan untuk mengarahkan anak
didiknya agar tumbuh menjadi manusia yang berguna. Di samping fungsinya
sebagai tenaga pengajar, ia juga mempunyai fungsi sebagai pengarah,
pembimbing dan pengawas dan pengontrol terhadap siswanya. Terhadap fungsi
yang terakhir pengawas dan pengontrol dalam konteks ini, seorang guru harus
mempunyai kepekaan dan sikap bijak terhadap siswanya, sehingga fungsi
pengawasan ini tidak menganggap sebagai momok yang seingatnya memata-
matai ataupun menakut-nakuti, melainkan dapat menjadi sarana untuk memacu
prestasi mereka secara optimal. Jadi pengawasan yang dilakukan guru secara
intensif, antara lain :
a. Mengontrol kebiasaan siswa untuk shalat berjamaah.
b. Mengawasi siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
c. Mengawasi atau mengontrol dalam pergaulan siswa dengan sesamanya.
2. Memberikan nasehat/bimbingan kepada siswa
Guru sebagai pendidik di sekolah, tidak hanya menyampaikan ilmu
kepada siswa-siswinya, akan tetapi juga berfungsi sebagai pembimbing atau
pemberi nasehat. Sebagai seorang pembimbing, guru harus mengetahui
karakter siswanya agar siswa dapat belajar dengan baik, dapat
mempergunakan waktunya seefisien mungkin dan sebagainya. Begitu pula
siswa yang malas ataupun kurang bergairah dalam belajar, sebagai seorang
guru yang baik dan bijak dapat membantu siswa tersebut sehingga ia merasa
ringan dari persoalan yang dihadapinya.
Dalam rangka menanamkan kebiasaan shalat berjamaah pada siswa,
bimbingan atau nasehat seorang guru mempunyai arti seperti yang
dikemukakan oleh Guru Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam sebagai
berikut:
Setelah mereka diberikan bimbingan atau nasehat, perhatian mereka
sangat baik, karena mereka berupaya untuk mendalami tentang ajaran
agama Islam seperti shalat, puasa dan lain sebagainya dengan melalui
kegiatan-kegiatan kultum (kuliah tujuh menit) atau pada proses
pembelajaran di kelas.
Dari keterangan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa betapa
pentingnya arti bimbingan dan nasehat terhadap siswa dalam menyelesaikan
persoalan yang mereka hadapi. Jadi kongkritnya bimbingan dan nasehat guru,
yaitu :
a. Memberikan arahan dan latihan-latihan kepada siswa serta memberikan
petunjuk dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti
ibadah shalat, puasa, pesantren kilat dan peringatan hari besar Islam
b. Memberikan bimbingan dalam memahami arti dan pentingnya pendidikan
agama Islam terutama yang berkaitan dengan ibadah.
3. Memberikan motivasi kepada siswa
Dalam proses belajar mengajar, yang patut diperhatikan adalah
menciptakan kondisi atau proses yang mengarahkan siswa untuk melakukan
aktifitas belajar, dalam hal ini seorang guru hendaknya melakukan suatu
usaha, seperti memberikan motivasi kepada siswa dengan melakukan aktifitas
belajar, seperti yang diungkapkan Guru Bidang Studi Sejarah Kebudayaan
Islam yang mengatakan bahwa :
Mengadakan kegiatan shalat berjamaah setiap hari agar menjadi kebiasaan
siswa, memberikan pandangan-pandangan tentang shalat berjamaah
dibanding shalat Sendiri. Jadi konkritnya motivasi seorang guru kepada
siswa-siswi.
Pada dasarnya pembiasaan sholat berjama‟ah disekolah ini diharapkan
dapat tertanam dalam diri siswa untuk dapat menjalankan ibadah sholat lima
waktu sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT,terumata bagi siswa
kelas IX, karena mereka dikategorikan siswa yang paling besar diantara kelas
lainnya, maka mereka diemban kewajiban menjadi imam disetiap sholat dzuhur
berjama‟ah, hal tersebut agar dapat memicu siswa agar lebih berani dan
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. sebagaimana yang
disampaikan oleh guru kelas IX ibu (S) berikut ini:
Pembiasaan sholat dzuhur berjama‟ah ini diharapkan ada kesadaran bagi
mereka untuk melaksanakan shalat lima waktu, tidak hanya shalat dzuhur
saja ketika dapat jadwal tapi bisa istiqomah untuk yang di rumah di
serahkan ke orang tua masing-masing. Saya sebagai guru kelas hanya
menasehati dan memberi masukan kepada siswa-siswi kita. dan khusus
bagi siswa kelas IX, mereka diwajibkan menjadi imam secara bergantian
setiap harinya, agar mereka bisa dan terbiasa. (wawancara dengan guru
kelas IX ibu (S) 14/04/017)
Adanya kerjasama yang baik antara Kepala Sekolah dengan guru serta
karyawan yang ada di SMPN 20 Tanjung Jabung Timur menjadi faktor
pendukung lainnya. Pengawasan dilakukan oleh para guru dengan secara
langsung bergerak menuju kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk
menuju masjid dan mushola sebagai tempat pelaksanaan ibadah, guru diberikan
tugas masing –masing dalam pelaksanaan sholat dzuhur berjama‟ah, ada guru
yang bertugas didalam mushollah untuk mengatur siswa sebelum sholat dzuhur
dilaksanakan, ada juga guru yang melakukan pengecekan siswa siswi dikelas,
Bukan hanya mengingatkan dan mengawasi saja, guru juga harus ikut dalam
kegiatan ini agara hal tersebut menjadi contoh yang dapat ditiru oleh siswa-
siswi, seperti halnya yang disampaikan oleh bapak (H) selaku kepala sekolah
SMPN 20 Tanjung Jabung Timur.
Kegiatan sholat berjama‟ah ini adalah kegiatan yang sekolah kami
nomorsatukan, karena kami selaku guru dan saya khususnya selaku
kepala sekolah sangat prihatin dengan kebanyakan anak-anak zaman
sekarang yang dengan entengnya meninggalkan sholat, padahal sholat
tersebut sangatlah utama dilakukan oleh umat islam, selain membagikan
jadwal setiap kelas yang bertugas menjalankan sholat berjama‟ah, kami
juga mempunyai guru piket untuk mengontrol langsung ke kelas-kelas
dan sekitar sekitar gedung sekolah untuk siswa yang tidak shalat, hal ini
kami lakukan agar siswa-siswi kami menyadari betapa pentingnya sholat
berjama‟ah ini untuk dilakukan. ( wawancara dengan kepala sekolah (H),
14/04/2017)
Selain itu Tata tertib sekolah yang ditindak lanjuti dengan adanya
sanksi pelanggaran dengan tegas, seperti ditegur saat pertama tidak mengikuti
shalat berjama‟ah juga merupakan hal yang mendukung dalam terlaksananya
pembiasaan sholat berjama‟ah ini, seperti hasil wawancara penulis dengan
siswa kelas VIII berikut ini:
Saya pernah dihukum guru piket dan disuruh membersihkan WC saat
saya tidak sholat berjama‟ah, saat itu saya malas, dan hanya nongkrong
dikantin, lalu saya dipanggil kekantor. Dan disuruh membersikan WC
saat jam pulang. Setelah kejadian itu, saya tidak pernah absen untuk
sholat berjama‟ah karena saya takut jika dihukum lagi. (wawancara
dengan siswa kelas VIII (AQ) 15/04/2017)
b. Faktor Penghambat
Faktor penghambat pembiasaan sholat berjama‟ah ini adalah Faktor
intern atau faktor yang datang dari dalam, yakni siswa mempunyai pemahaman
agama yang berbeda-beda, dan kebanyakan dari mereka adalah kurang
mendalam pemahamannya sehingga konsekuensinya guru-guru harus
memberikan perhatian yang ekstra kepada siswa-siswa tersebut, seperti yang
disampaikan Guru PAI berikut ini:
Siswa-siswi SMPN 20 Tanjung Jabung Timur ini memiliki latar belakang
yang berbeda-beda, ada yang orangtuanya sangat peka terhadap shoat
anaknya, ada juga yang orangtuanya tidak memperhatikan apakah
anaknya bisa sholat atau tidak, nah hal ini menjadi kendala tersendiri
bagi saya selaku guru PAI, karena berarti saya harus lebih ekstra
memperhatikan pemahaman mereka terhadap betapa pentingnya sholat
berjama‟ah ini.( wawancara dengan guru PAI 15/04/2017)
Pedoman Observasi
1. Mengamati Aktivitas siswa di lingkungan sekolah
2. Mengamati seberapa jauh pembiasaan sholat jama’ah yang dilakukan
siswa
3. Mengamati strategi yang digunakan guru PAI dalam menanamkan
pembiasaan sholat berjama’ah.
Pedoman Wawancara
A. Kepala Sekolah SMP N 20 Tanjung Jabung Timur
1. Bagaimana sejarah dan latar belakang didirikiannya SMP N 20 Tanjung
Jabung Timur?
2. Bagaimana perkembangan peserta didik SMP N 20 Tanjung Jabung
Timur?secara kuantitas maupun kualitas?
3. Berapa jumlah keseluruhan peserta didik SMP N 20 Tanjung Jabung
Timur?
4. Bagaimana letak geografis SMP N 20 Tanjung Jabung Timur?
5. Bagaimana struktur organisasi yang ada di SMP N 20 Tanjung Jabung
Timur?
6. Bagaimana sarana dan prasarana di SMP N 20 Tanjung Jabung Timur?
7. Kapan pertama kali pembiasaan shalat berjama’ah dilakukan di SMP N
20 Tanjung Jabung Timur?
B. Guru Kelas
1. Apa dasar dan tujuan dilakukan pembiasaan shalat berjama’ah?
2. Bagaimana proses pelaksanaan pembiasaan shalat berjama’ah?
3. Strategi apa yang dipakai dalam pembiasaan shalat berjama’ah?
4. Bagaimana hasil yang dicapai oleh peserta didik pada pembiasaan
shalat berjama’ah?
5. Apa peran dan fungsi guru kelas dalam pelaksanaan pembiasaan shalat
berjama’ah?
6. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
proses pembiasaan shalat berjama’ah?
7. Bagaimana usaha yang dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat
dalam pembiasaan shalat berjama’ah?
8. Bagaimana evaluasi dari proses kegiatan pembiasaan shalat berjama’ah?
C. Guru PAI
1. Apa peran guru PAI dalam proses pembiasaan shalat berjama’ah?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan guru PAI supaya pembiasaan shalat
berjama’ah dapat berjalan lancar dengan memenuhi target yang sudah
ditentukan?
3. Bagaimana strategi yang dilakukan dalam meningkatkan pembiasaan
shalat berjama’ah di SMP N 20 Tanjung Jabung Timur?
4. Sanksi apa yang diberlakukan jika ada salah satu siswa yang sengaja
tidak mengikuti pembiasaan shalat berjama’ah?
5. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
proses pembiasaan shalat berjama’ah?
D. Siswa
1. Namanya siapa?
2. Kelas berapa?
3. Sering ikut kegiatan sholat berjama’ah tidak?
4. Apa alasan tidak sholat berjama’ah di mushollah?
5. Biasanya kemana kalau tidak sholat berjama’ah?
6. Ada sanksi tidak dari guru jika tidak sholat jama’ah?
7. Selain disekolah, biasanya dirumah sering sholat berjama’ah tidak?
Pedoman Dokumentasi
Mendokumentasi apa saja hal yang dapat menunjang suksesnya
penelitian ini, baik dari segi kegiatan, lingkungan, maupun personal informan
yang diteliti.
TAMPAK BANGUNAN SMPN 20 TANJUNG JABUNG TIMUR
TEMPAT BERWUDHU PUTRI
TEMPAT BERWUDHU PUTRA
KEGIATAN PEMBIASAAN SHOLAT DZUHUR BERJAMA’AH
PENELITI MELAKUKAN WAWANCARA KEPADA INFORMAN
JADWAL WAKTU SHOLAT
JADWAL PETUGAS SHOLAT DZUHUR BERJAMA’AH
TAMPAK PAPAN NAMA SMPN 20 TANJABTIM
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Riwayat Pendidikan
A. Pendidikan Formal
1. MI Mendahara Tengah Tanjung Jabung Timur
2. SDN 62 Mendahara Tengan Tanjung Jabung Timur
3. MTs Subulussalam Mendahara Tengah Tanjung Jabung Timur
4. MAS Subulussalam Mendahara Tengah Tnjung Jabung Timur
5. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
B. Pendidikan Non-Formal
1. Pelatihan Pramuka Tanjabtim 2011
Nurlaila
TP.120 414
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat: Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi. Jl. Jambi – Ma. Bulian
KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363
Jaya, M.Pd
NIP. 19700802200003 1002