Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SOSIOLOGI

NAMA KELOMPOK:
ALDITYA MAULANA
AYU
BAGUS RESTU ADI
BIBI SADATUL SARAFINA ZAN
CHA CHA CITRA OKTAVILA

XII MIPA 1

SMAN 2 MEMPAWAH HILIR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah “ perubahan sosial dimasa pandemi
covid-19” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula sholawat dan
salam kami limpahkan kepada Rasulullah SAW. keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku ummatnya.
Makalah ini kami buat utuk melengkapi tugas praktek ujian mata
pelajaran sosiologi. Kami ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing , dan
kami menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.
Kami juga sadar masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan
makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita dan para pembacanya.

Mempawah,28 Maret 2021

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................I
DAFTAR ISI........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. LATAR BELAKANG................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2
A. PENGERTIAN COVID-19.........................................................................2
B. FAKTOR.....................................................................................................2
C. PEYEBAB...................................................................................................2
D. GEJALA......................................................................................................3
E. PERUBAHAN SOSIAL DIMASA PANDEMI..........................................3
BAB 3 PENUTUP................................................................................................6
KESIMPULAN.....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................7

II
PERUBAHAN SOSIAL DI MASA PANDEMI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia saat ini sedang menghadapi pandemi yang disebabkan oleh SARS-
CoV-2 (virus Corona) dan infeksinya yang disebut COVID-19. Infeksi virus ini
awalnya ditemukan di Wuhan, Cina pada Desember 2019 dan telah menyebar
dengan cepat ke berbagai belahan dunia.
Pandemi ini mempengaruhi berbagai perubahan di sektor sosial ekonomi
seluruh wilayah yang terjangkit, dan bukan hanya Cina saja. Berdasarkan data
yang dilansir dari Satgas COVID-19, tertanggal 21 April 2020, sudah
terkonfirmasi bahwa COVID-19 telah menginfeksi 6760 orang di Indonesia
dengan angka kematian sebesar 590 orang dan 747 orang dinyatakan telah
berhasil sembuh.Kehadiran  pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
telah mengubah tatanan dunia dalam waktu singkat. Barangkali juga tidak ada
yang pernah membayangkan bahwa pandemi ini akan menyebabkan derita
kemanusiaan yang begitu mendalam. Bahkan dalam waktu yang tidak lama,
pandemi ini telah menyebar secara cepat dalam skala luas dan menimbulkan
banyak korban jiwa.

B. Perumusan Masalah
Melihat beberapa permasalahan yang telah teridentifikasi pada masalah
identifikasi masalah sebelumnya. Maka dari itu penulis dapat menentukan
perumusan masalah mengenai “Perubahan Sosial yang Terjadi Dimasa Pandemi
COVID-19”.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti
penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam
hidupnya

B.Faktor Risiko Infeksi Coronavirus  


Siapa pun dapat terinfeksi virus corona. Akan tetapi, bayi dan anak kecil,
serta orang dengan kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan
virus ini. Selain itu, kondisi musim juga mungkin berpengaruh. Contohnya, di
Amerika Serikat, infeksi virus corona lebih umum terjadi pada musim gugur
dan musim dingin. Di samping itu, seseorang yang tinggal atau berkunjung ke
daerah atau negara yang rawan virus corona, juga berisiko terserang penyakit
ini. Misalnya, berkunjung ke Tiongkok, khususnya kota Wuhan, yang pernah
menjadi wabah COVID-19 yang bermulai pada Desember 2019.

C.Penyebab
Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan
virus corona menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti: 
 Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).
 Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
 Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang
terkena percikan air liur pengidap virus corona. 
 Tinja atau feses (jarang terjadi)

Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti.


Namun, rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama
masuk ke dalam tubuh. Di samping itu, metode transmisi COVID-19 juga
belum diketahui dengan pasti. Awalnya, virus corona jenis COVID-19 diduga
bersumber dari hewan. Virus corona COVID-19 merupakan virus yang beredar
pada beberapa hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar. Sebenarnya virus
ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan menyebar ke individu
lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa
menyebar dari hewan ke manusia. Bahkan, kini penularannya bisa dari manusia
ke manusia. 

2
D.Gejala

Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala


yang muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan
seberapa serius infeksi yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus corona yang
terbilang ringan:

 Hidung beringus.
 Sakit kepala.
 Batuk.
 Sakit tenggorokan.
 Demam.
 Merasa tidak enak badan.
Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu.
Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem
kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia. 
Pencegahan
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona.
Namun, setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi
risiko terjangkit virus ini. Berikut upaya yang bisa dilakukan: 

 Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik


hingga bersih.
 Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan
kotor atau belum dicuci.
 Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
 Hindari menyentuh hewan atau unggas liar. 
 Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
 Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika
mengalami gejala penyakit saluran napas. 
 Mengonsumsi vitamin untuk menjaga imun tubuh.

F. Perubahan sosial di masa pandemi

Secara sosiologis, pandemi Covid-19 telah menyebabkan perubahan sosial


yang tidak direncanakan. Artinya, perubahan sosial yang terjadi secara sporadis
dan tidak dikehendaki kehadirannya oleh masyarakat. Akibatnya, ketidaksiapan
masyarakat dalam menghadapi pandemi ini pada gilirannya telah menyebabkan
disorganisasi sosial di segala aspek kehidupan masyarakat.

3
Lebih jauh, kondisi masyarakat yang belum siap menerima perubahan
akibat pandemi Covid-19 tentu dapat menggoyahkan nilai dan norma sosial
yang telah berkembang dan dianut oleh masyarakat selama ini.

Pembelajaran lazimnya berlangsung di ruang kelas dengan jadwal


tertentu berubah menjadi pembelajaran di ruang masing-masing dengan waktu
yang tidak praktis sesuai jadwal pembelajaran. Inilah yang lahir sebagai dampak
dari himbauan pembatasan sosial, selanjutnya menciptakan pembatasan
operasional pendidikan yaitu pembelajaran secara daring. Pembelajaran
“daring” sebagai pilihan tunggal dalam kondisi pencegahan penyebaran covid
19 memberi warna khusus pada masa perjuangan melawan virus ini. Bahkan
bentuk pembelajaran ini juga dapat dimaknai pembatasan akses pendidikan.
Pembatasan interaksi langsung dalam pendidikan terkadang terjadi pada situasi
tertentu namun tidak dalam rangka pembatasan sosial seperti yang masyarakat
jalani sebagai upaya pencegahan penyebaran virus. Pembatasan ini membawa
dampak potitif dan negatif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pembatasan
sosial memberi dampak pada kebijakan penyelenggaraan pendidikan,
pembelajaran harus diupayakan tetap berlangsung dengan berbagai konsekuensi
yang ditimbulkan. Hal ini sangat berpengaruh pada masa adaptasi akibat
perubahan mekanisme dan sistem pembelajaran tersebut. Harus diakui bahwa
dampak pandemi Covid-19 telah memaksa komunitas masyarakat harus adaptif
terhadap berbagai bentuk perubahan sosial yang diakibatkannya. Ragam
persoalan yang ada telah menghadirkan desakan transformasi sosial di
masyarakat. Bahkan, bukan tidak mungkin peradaban dan tatanan kemanusiaan
akan mengalami pergeseran ke arah dan bentuk yang jauh berbeda dari kondisi
sebelumnya. Lebih lanjut, wajah dunia pasca pandemi bisa saja tidak akan
pernah kembali pada situasi seperti awalnya. pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di tengah merebaknya pandemi Covid-19 juga telah
mempengaruhi kebijakan-kebijakan negara dalam mengatur perilaku dan
kebiasaan masyarakat. Kebijakan psysical distancing telah mengubah ragam
bentuk perilaku masyarakat yang kemudian mengharuskan adanya jarak fisik
dalam proses interaksi sosialnya.

Selanjutnya, perubahan sosial di tengah pandemi Covid-19 juga telah


melahirkan kebiasaan-kebiasaan baru berupa terjadinya perubahan perilaku
sosial masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan

4
Berdasarkan hasil survei sosial demografi dampak Covid-19 yang
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 diketahui bahwa sekitar
72% responden yang selalu atau teratur menjaga jarak fisik dalam seminggu
terakhir, sebanyak 80,20% responden menyatakan mereka sering/selalu
mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan masker, 82,52% responden
selalu menghindari transportasi umum (termasuk transportasi online), dan
sebanyak 42% responden mengaku mengalami peningkatan aktivitas belanja
online selama Covid-19.
Harus diakui kondisi normal baru akan menyebabkan perubahan sosial,
termasuk pola perilaku dan proses interaksi sosial masyarakat. Sederhananya,
normal baru menekankan pada perubahan perilaku untuk tetap menjalankan
aktivitas secara normal, namun tetap merujuk pada protokol kesehatan yang
kemudian harus dibiasakan. Meskipun demikian, penerapan normal baru tidak
akan berjalan dengan maksimal, bila tidak disertai kedisiplinan tinggi oleh
masyarakat.

5
BAB 3 PENUTUP

KESIMPULAN

Pandemi COVID-19 telah merubah berbagai aspek dalam kesehariann


kita. Kecemasan dan rasa tidak aman yang dialami sebagian besar dari kita
harus bisa disikapi dengan dengan rasional agar kita bisa bertahan hidup dan
juga membantu orang lain bertahan. Penerapan pola hidup sehat dan juga
mengikuti anjuran pemerintah juga harus kita lakukan sebagai upaya mencegah
penyebaran COVID-19. Apalagi data kasus Covid-19 hingga kini masih
menunjukkan angka fluktuasi.Oleh karena itu, masyarakat harus diedukasi
secara terus-menerus untuk menerapkan hidup normal baru dalam aktivitas
sosial mereka. Masyarakat perlu dibiasakan agar disiplin mematuhi protokol
kesehatan yaitu dengan melaksanakan 3M( memakai masker, mencuci tangan,
dan menjaga jarak). Sebab pandemi Covid-19 telah memaksa kita untuk adaptif
terhadap segala bentuk perubahan. Begitu juga hidup dengan kenormalan baru
bisa saja akan menjadi model budaya baru di masa mendatang. 

6
DAFTAR PUSTAKA

http://iainkendari.ac.id/content/detail/
dinamika_pembelajaran_daring_pada_masa_pandemi_covid
http://iainkendari.ac.id/content/detail/
dinamika_pembelajaran_daring_pada_masa_pandemi_covid
http://iainkendari.ac.id/content/detail/
dinamika_pembelajaran_daring_pada_masa_pandemi_covid

Anda mungkin juga menyukai