DOI: https://doi.org/10.24114/gondang.v4i1.17768
Abstract
This paper discusses the materials, manufacturing methods and techniques used in making the Saluang Pauh
instrument (Zulmasdi version). This study uses a qualitative approach that is descriptive, where the researcher can
explain the process of making Saluang Pauh with the study of organology as a basis for analyzing the object. The
results of the research refer to the technical theory of organology which includes measurement instruments,
descriptions, depictions with scales or photographs, methods or techniques for making and analyzing the sound
produced. The conclusion of this research can be seen that in making Saluang Pauh, Zulmasdi uses traditional
techniques (in terms of cutting materials, making, measuring and drying instruments) combined with modern
techniques (using digital media such as the tuning of the instrument tone) to produce innovative traditional
instruments that in accordance with the development of the supporting community.
How to Cite: Purnomo, T. W & Aulia, S. M (2020). Kajian Organologi Alat Musik Saluang Pauh Buatan
Zulmasdi di Kota Padang. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4(1): 28-37
28
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4 (1) (2020): 28-37
29
Try Wahyu Purnomo & Sri Mustika Aulia, Kajian Organologi Alat Musik Saluang Pauh
metode atau teknik pertunjukan dan bunyi Pengolahan data dilakukan secara
yang dihasilkan. deskriptif, sesuai dengan pendapat
Pengklasifikasian alat musik juga Moleong (dalam Tarmizi, 2010) yang
sangat penting dalam ranah kajian menyatakan bahwa penelitian kualitatif
organologi yaitu untuk menjelaskan bersifat deskriptif artinya data yang
berbagai perbedaan alat musik dianalisa dan hasil analisa juga akan
berdasarkan sumber bunyinya. Sach dan berbentuk deskriptif. Fenomena yang
Bostel (dalam Kadir, 2005) menjelaskan dijabarkan dengan berupa angka-angka
mengenai pembagian klasifikasi alat musik atau koefesien tentang hubungan antara
yang berdasarkan pada sumber bunyi. variabel data yang terkumpul berbentuk
Menurut klasifikasinya alat musik terbagi kata-kata atau gambaran (Moleong, 1981).
atas lima kelompok, yaitu Aerophone, Selanjutnya Vredeberg dalam (Astutik,
Moembranophone, Idiophone, Cordophone, 2019) menyebutkan bahwa tujuan utama
dan Elektrophone. (Sari & Desriyeni, 2019) dari penelitian deskripstif adalah
Sesuai dengan tinjauan penelitian melukiskan realita sosial yang kompleks
mengenai organologis alat musik Saluang dengan sedemikian rupa, sehingga
Pauh maka peneliti dapat relevansi sosiologis-antorpologis tercapai.
mengklasifikasikan alat musik ini ke dalam Dalam penelitian ini, mencoba untuk
kelompok aerophone. Terdapat beberapa mendiskripsikan mengenai proses
pembagian dari alat musik aerophone ada pembuatan Saluang Pauh dengan
yaitu, Blown Flute, End Blown Flute, Side menggunakan teori organologi teknis yang
Blown Flute, Rim Blown Flute, Wistle Flute meliputi pengukuran instrument secara
(Bahri, Wimbrayardi, & Kadir, 2012). detil, pendeskripsian mengenai pemilihan
Menurut sistem klasifikasi Curt Sach dan material atau bahan (talang) yang sesuai,
Eric Von Horn Bostel dalam buku penggambaran dengan skala atau foto,
Systematik Der Music Instumente Ein metode atau teknik pembuatan dan
Versuch, alat musik Saluang Pauh termasuk analisis bunyi yang dihasilkan. Teknik
ke dalam jenis wistle flute (mempunyai pengumpulan data dilakukan dengan cara
lidah), hal ini tentunya sangat berbeda observasi langsung dalam pembuatan
dengan beberapa Saluang di Minangkabau instrument Saluang Pauh mulai dari
yang cenderung termasuk jenis end blown pemilihan bahan, pemotongan,
flute (tidak mempunyai lidah) (Purnomo, pengeringan, pembuatan lobang sampai
2016). proses penalaan nada instrument.
Berdasarkan uraian di atas, tujuan Wawancara terstruktur dilakukan untuk
penelitian ini adalah untuk memperoleh aspek kontekstual (eksistensi
mendeskripsikan mengenai proses instrument, latar belakang masyarakat
pembuatan Saluang Pauh versi Zulmasdi pendukung dan perkembangan instrument
sesuai dengan tinjauan organologis. Saluang Pauh) dan aspek tekstual (tata
cara pembuatan secara spesifik).
METODE PENELITIAN Selanjutnya studi dokumentasi dilakukan
Penelitian ini menggunakan secara terstruktur untuk dapat
pendekatan kualitatif yang bersifat mendeskripiskan secara jelas mengenai
deskriptif, yaitu penlitian yang bertujuan tahapan dalam pembuatan instrument
untuk membuat gambaran deskriptif Saluang Pauh
berupa penjabaran jelas mengenai objek
penelitian yang diteliti yaitu pembuatan HASIL DAN PEMBAHASAN
Saluang Pauh dengan kajian oranologi Menurut informan yang penulis
sebagai landasan untuk menganalisa objek temui (Zamri/Malin Bungsu) Saluang Pauh
tersebut. yang kita temui pada saat sekarang ini
30
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4 (1) (2020): 28-37
31
Try Wahyu Purnomo & Sri Mustika Aulia, Kajian Organologi Alat Musik Saluang Pauh
32
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4 (1) (2020): 28-37
33
Try Wahyu Purnomo & Sri Mustika Aulia, Kajian Organologi Alat Musik Saluang Pauh
sumber bunyi) dibuat dengan jarak 1/3 terlalu banyak pada saat memainkan
lingkaran dari pangkal Saluang Pauh. Saluang Pauh.
Rakuak Parian dibuat dengan menggunkan
ujung pisau sirawik kecil yang sangat
tajam.
34
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4 (1) (2020): 28-37
Selanjutnya pembuatan lubang nada nada yang di gunakan dalam Saluang Pauh
pertama yang dilakukan dari ujung talang. pada umumnya. Apabila terasa kurang,
Lubang nada pertama dibuat berdasarkan maka pengrajin hanya memperbesar bagai
ukuran 1 lingkaran, untuk mengukur lubang nada yang dirasa kurang tepat.
pembuatan lubang tersebut pengrajin
tetap memnggunakan daun kelapa sebagai
pedoman pengukuran.
35
Try Wahyu Purnomo & Sri Mustika Aulia, Kajian Organologi Alat Musik Saluang Pauh
SIMPULAN
Gambar 14. Interval (Galua) Manurut Notasi Barat Dewasa ini, dalam pembuatan alat
(Dokumentasi Purnomo, 2016) musik Saluang Pauh masih terdapat
beberapa masyarakat di Kota Padang yang
Dalam sistem transkripsi yang memproduksi Saluang Pauh secara
dilakukan pada penelitian ini tetap mandiri, baik itu untuk kebutuhan pribadi
menggunakan notasi grafik untuk melihat ataupun pemesanan bagi sesama seniman
tinggi-rendahnya nada serta interval dari tradisional. Salah satu seniman tradisional
masing-masing nada, adapun deskripsinya yang masih eksis dalam pembuatan alat
adalah sebagai berikut: musik Saluang Pauh adalah Zulmasdi.
Dalam pembuatan Saluang Pauh Zulmasdi
sendiri menggunakan teknik tradisional
(dalam hal pemotongan bahan pembuatan,
pengukuran instrument dan penjemuran
instrument) yang kombinasikan dengan
teknik modern (menggunkan media
Gambar 15. Notasi Grafik Interval digital) seperti proses penalaan
(Dokumentasi Purnomo, 2016)
instrument. Dalam pembuatan instrument
Saluang Pauh, Zulmasdi tidak hanya
Pada tahap akhir, setelah seluruh mempertimbangkan terhadap aspek
bagian dari Saluang Pauh selesai maka
organlogis saja, akan tetapi tinjauan
masuk ke tahap pembersihan Saluang tekstual (nada dan karakter) serta
Pauh. Proses pembersihan dilakukan kontekstual (sejarah, masyarakat
untuk melicinkan tekstur dari talang yang
pendukung dan filsofi instrument) juga
di jadikan bahan pembuatan Saluang Pauh menjadi hal yang penting untuk membuat
tersebut. Agar benar-benar licin, para sebuat instrument menjadi lebih
seniman tradisional tidak meggunakan
bermakna.
amplas untuk membersihkan permukaan
talang tersebut, akan tetapi menggunakan
pasir. Sebelum digosok, pasi tersebut di
36
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4 (1) (2020): 28-37
37