Satu set angklung Toel dibentuk dari sebuah rangka kayu atau besi yang mewadahi
30 angklung dari nada G3 – C6. Angklung dipasang berjejer dalam 2 baris. Baris
yang di bawah yang lebih dekat dengan badan pemain terdiri dari nada-nada penuh
(G, A, B, C, dan seterusnya, sementara pada sap bagian atas terdiri dari nada-nada
kromatis (G#, A#, C#, dst). Setiap angklung sengaja dipasang dengan cara terbalik,
karena bagian tabung dudukan soko atau tabung dasar merupakan bagian paling
penting dalam mendapatkan bunyi, di mana pada dudukan soko ini tabung angklung
dibenturkan untuk mendapatkan bunyi. Di bagian paling bawah, ‘topi’ angklung
diikatkan pada sebuah palang yang dipasang miring mengikuti ukuran panjang setiap
angklung dengan kawat. Sementara itu di bagian atas, tabung dudukan soko
angklung diikat menggunakan tali elastis pada palang mendatar. Tali elastis ini
digunakan agar setiap angklung yang sudah dibunyikan akan kembali pada posisi
semula..
Angklung Toel dipasang dengan
cara terbalik, karena bagian tabung
dudukan soko atau tabung dasar
merupakan bagian paling penting
dalam mendapatkan bunyi, di mana
Sumber pada dudukan soko ini tabung
angklung dibenturkan untuk
Bunyi mendapatkan bunyi. Sementara itu di
bagian atas, tabung dudukan soko
angklung diikat menggunakan tali
elastis pada palang mendatar. Tali
elastis ini digunakan agar setiap
angklung yang sudah dibunyikan
akan kembali pada posisi semula.
Warna Suara
angklung melodi 4 tabung dalam satu nada yang
ditetapkan dengan 2 tabung besar oktaf rendah dan
2 tabung besar oktaf tinggi. Perbedaan jumlah
tabung pada angklung sangat berperanguh dengan
suara yang akan dihasilkan oleh angklung tersebut.
Karena, angklung 4 tabung yang ditoel atau
digetarkan akan menghasilkan suara yang lebih
bulat dan pastinya lebih bagus dari suara angklung
yang mempunyai 2 – 3 tabung saja.
Nada Angklung Toel
https://www.youtube.com/results?
search_query=proses+pembuatan+angklung+toel