Anda di halaman 1dari 9

FUNGSI DAN BENTUK PENYAJIAN INSTRUMEN MUSIK

KARUNGUT DI KALIMANTAN TENGAH

THE FUNCTION AND PERFORMANCE OF KARUNGUT MUSICAL


INSTRUMENT IN CENTRAL KALIMANTAN

PENDAHULUAN Hatala Langit (Tuhan) dengan alat untuk


Kalimantan Tengah adalah salah satu menurunkan manusia yang bernama Palangka
provinsi di Indonesia yang dalam kehidupan Bulau diiringi dengan alunan suara/tembang
masyarakatnya yakni suku Dayak dalam sehingga dipercaya pada saat itulah alunan
melaksanakan berbagai upacara, khususnya suara/tembang berasal (Dehen, 2004: 1).

upacara adat, keagamaan, perkawinan, dan Karungut merupakan salah satu kesenian
syukuran sangat lekat dengan berbagai kegiatan tradisional suku Dayak berupa nyanyian yang
kesenian. Menurut kepercayaan suku Dayak di pada zaman dahulu menggunakan bahasa
Kalimantan Tengah pada zaman dulu, manusia Sangiang yaitu bahasa asli nenek moyang suku
diturunkan dari langit oleh Ranying Dayak yang berfungsi untuk menyampaikan
cerita-cerita rakyat yang mengisahkan tokoh
dengan mengetahui fungsi maka akan lebih
legendaris dan juga sebagai sarana berguru
mudah bagi masyarakat untuk mengapresiasi
(Andianto, 1984: 31).
kesenian ini, kemudian terkait bentuk penyajian
Seiring berkembangnya zaman, bahasa
instrumen karena kesenian ini biasanya diiringi
Sangiang semakin pudar dan digantikan dengan
oleh permainan instrumen tradisional khas
bahasa Dayak Ngaju yang lebih mudah
Dayak.
dimengerti. Fungsinya juga semakin berkembang
Penelitian ini diharapkan dapat
yaitu digunakan sebagai sarana untuk menghibur
membangun minat dan pengetahuan masyarakat
diri dan menidurkan anak yang mana di dalamnya
dari berbagai kalangan khususnya generasi muda
dimuat unsur-unsur pendidikan, percintaan,
agar kesenian Karungut tetap memiliki eksistensi
bahkan keagamaan. Alat musik tradisional kecapi
yang baik di kalangan masyarakat luas
pun dimainkan untuk mengiringi Karungut.
khususnya masyarakat Kalimantan Tengah.
Kesenian ini biasanya ditampilkan dalam
acara perkawinan, syukuran, dan acara-acara resmi METODE PENELITIAN
pemerintah seperti peresmian suatu tempat, dan Pendekatan Penelitian
penyambutan tamu kehormatan sebagai sarana Penelitian mengenai Fungsi dan Bentuk
hiburan, bahkan sekarang dijadikan sebagai ajang Penyajian Instrumen Musik Karungut di
lomba yang setiap tahun diadakan oleh pemerintah Kalimantan Tengah ini menggunakan metode
untuk memeriahkan hari jadi kabupaten maupun penelitian kualitatif. Peneliti sebagai instrumen
provinsi Kalimantan Tengah. kunci berusaha mendeskripsikan makna dari
Keberadaan musik tradisional khususnya berbagai data yang telah terkumpul melalui
Karungut pada saat ini dianggap kuno dan kurang observasi di lokasi penelitian, wawancara
populer dibandingkan dengan musik modern, hal bersama informan, dan dokumentasi, sehingga
ini ditunjukkan dengan keberadaan pelestari didapatkan gambaran mengenai fungsi dan
Karungut yang didominasi oleh kalangan tua bentuk penyajian instrumen musik Karungut di
yang jumlahnya semakin berkurang karena faktor Kalimantan Tengah.
usia. Penyebab lain yang membuat Karungut
Sumber Data
kurang popular adalah karena sumber tertulis yang
ditemui tidak menjelaskan secara spesifik Menurut Lofland dan Lofland dalam

mengenai kesenian ini, bahkan sangat jarang Moleong (2002: 112) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan
dan sulit untuk ditemukan sehingga sulit untuk
selebihnya adalah data tambahan seperti
mencari informasi lebih dalam mengenai kesenian
dokumen dan lain-lain.
ini, sehingga dikhawatirkan kesenian ini cepat
maupun lambat akan hilang eksistensinya. Sumber data dalam penelitian ini terdiri
atas tokoh/pelaku kesenian yang masih aktif dan
Permasalahan tersebut yang membuat
produktif dalam menciptakan lagu-lagu
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
Karungut yaitu Bapak Syaer Sua dan Bapak
terhadap kesenian Karungut terkait fungsi, karena
Ucun A. Tingang, tokoh masyarakat adat Dayak
Ngaju yaitu Bapak Talisman D. Daya dan Bapak memberikan pemaparan yang jelas mengenai
Sius D. Daya, Bapak Firion Waiser Duling selaku fungsi dan bentuk penyajian instrumen musik
pimpinan sekaligus pelatih kesenian Karungut Karungut, melakukan pengumpulan data melalui
sanggar seni Parung Panginyah, dan studi observasi, wawancara, pertanyaan terkait fungsi
pustaka. dan bentuk penyajian instrumen musik Karungut,
Segala yang teramati di lapangan dan serta melaksanakan tahapan analisis data.
pernyataan-pernyataan yang disampaikan
informan dalam sesi wawancara merupakan data Untuk menjadi instrumen kunci peneliti
utama dalam penelitian ini. Untuk melengkapi data berusaha menyesuaikan diri pada situasi dan
utama, peneliti melakukan studi pustaka yaitu kondisi di lapangan, membekali diri dengan
dengan mencari sumber tertulis berupa buku, pengetahuan yang luas terkait kesenian Karungut
artikel, arsip, dokumen pribadi, maupun dokumen dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya
resmi terkait kesenian Karungut ditinjau dari dari berbagai sumber. Untuk memudahkan dalam
fungsi dan bentuk penyajian instrumennya. mengumpulkan data, peneliti menggunakan alat
bantu berupa pedoman observasi, pedoman
Waktu dan Tempat Penelitian
wawancara, pedoman dokumentasi, alat perekam,
Penelitian ini dilakukan di Kota Palangka dan kamera.
Raya dan Sanggar Seni Parung Panginyah di
Teknik Pengumpulan Data
Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas pada bulan
Menurut Sugiyono (2014: 309)
Juni 2015.
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif
Instrumen Penelitian dapat dilakukan pada kondisi yang alamiah,
Alat atau instrumen penelitian utama dalam sumber data primer, dan lebih ditekankan pada
penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. teknik observasi berperan serta, wawancara
Peneliti sebagai instrumen utama berfungsi mendalam dan dokumentasi.
menetapkan fokus penelitian, memilih informan Teknik pengumpulan data dalam
sebagai sumber data, melakukan pengumpulan penelitian ini adalah observasi partisipatif yang
data, menilai kualitas data, analisis data, mana peneliti terlibat langsung dalam kegiatan
menafsirkan data, dan membuat kesimpulan latihan Karungut di sanggar seni Parung
berdasarkan data-data yang diperoleh (Sugiyono, Panginyah, kemudian mewawancarai responden
2014: 306). yang telah ditetapkan mengacu pada pedoman
wawancara yang telah disusun terkait fungsi dan
Dalam penelitian ini, peneliti merupakan
bentuk penyajian instrumen musik Karungut dan
instrumen kunci yang menetapkan fokus masalah
dibantu dengan alat tulis dan perekam suara dari
yaitu fungsi dan bentuk penyajian instrumen musik
handphone, dan terakhir mengumpulkan
Karungut berdasarkan permasalahan yang ada,
dokumen berupa rekaman audio, audio visual,
memilih informan yang benar-benar memahami
catatan pribadi informan serta foto-foto yang
kesenian Karungut sehingga dapat
diperoleh di lapangan terkait fungsi dan bentuk
musik Karungut sedangkan data di luar fokus
penyajian instrumen musik Karungut di
masalah tersebut dipisahkan terlebih dahulu,
Kalimantan Tengah.
kemudian memisahkan antara mana data yang
Triangulasi berkaitan dengan fungsi Karungut dan mana data
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas yang berkaitan dengan bentuk penyajian
data diartikan sebagai pengecekan data dari instrumennya, sehingga jelas kategorinya
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan disesuaikan dengan teori yang telah dipaparkan
berbagai waktu (Sugiyono, 2014: 396). Dalam sebelumnya.
penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah Penyajian data dalam penelitian ini
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Uji menggunakan teks naratif berkaitan dengan
kredibilitas dalam penelitian ini menggunakan fungsi dan bentuk penyajian instrumen musik
triangulasi sumber yaitu mengecek data yang Karungut guna memudahkan peneliti menarik
diperoleh melalui berbagai informan yaitu tokoh kesimpulan dan verifikasi mengenai apa saja
Karungut, tokoh masyarakat adat, dan pelatih fungsi Karungut dan bagaimana bentuk
sanggar, kemudian triangulasi teknik dengan cara penyajian instrumennya serta unsur-unsur yang
mengecek data kepada sumber yang sama dengan ada di dalamnya dengan tetap menyesuaikan
teknik yang berbeda yaitu observasi, wawancara, pada teori yang telah dipaparkan.
dan dokumentasi terkait fungsi dan bentuk Kesimpulan dalam penelitian ini
penyajian instrumen Karungut. merupakan temuan baru yang sebelumnya

Teknik Analisis Data belum pernah ada atau diungkapkan oleh


peneliti lain, yang mana suatu obyek yang
Menurut Sugiyono (2014: 333) analisis
sebelumnya masih belum jelas menjadi jelas
data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil dalam hal ini terkait fungsi Karungut dan

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, bagaimana bentuk penyajian instrumennya serta

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam unsur-unsur di dalamnya mengacu pada teori
yang telah dipaparkan.
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih yang penting dan yang akan dipelajari, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Karungut merupakan salah satu kesenian
dan membuat kesimpulan sehingga mudah
tradisional yang ada di Kalimantan Tengah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
berupa nyanyian diiringi dengan permainan alat
Terdiri atas 3 tahap yaitu: reduksi data, penyajian
musik tradisional yang dinyanyikan dalam
data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
bahasa Dayak Ngaju. Tema dalam Karungut
Proses reduksi data dalam penelitian ini
meliputi tema kepahlawanan, pembangunan,
dimulai dari memilih data yang telah terkumpul
pendidikan, adat budaya, percintaan, kesehatan,
yang ada keterkaitannya dengan fokus masalah
bahkan kritikan kepada pemerintah.
yaitu fungsi dan bentuk penyajian instrumen
Dalam menyanyikan
Karungut,
pangarungut atau penyanyi tidak menggunakan kehormatan yaitu Bapak Tjilik Riwut yang
bantuan notasi tertulis dalam bentuk apapun tetapi pada saat itu menjabat sebagai gubernur
hanya mengandalkan perasaannya, dalam hal ini Kalimantan Tengah, terlihat bahwa
membutuhkan bakat dan keterampilan khusus penciptanya mewakili masyarakat
dalam menyanyikannya yaitu fasih berbahasa mengungkapkan kegembiraan terhadap
Dayak Ngaju, memiliki suara yang merdu serta kedatangan dan rasa kagum terhadap sosok
lihai memproduksi cengkok-cengkok yang tersebut.
seringkali muncul dalam setiap bait dan 2. Sarana Komunikasi
merupakan ciri khas dari sebuah Karungut. Informan menyatakan bahwa musik
Karungut lebih mengarah kepada bentuk Karungut merupakan salah satu sarana untuk
puisi yang mana sistem pembaitannya teratur. mengkomunikasikan atau menyampaikan
Setiap bait terdiri atas empat baris kalimat dan pesan kepada pendengar melalui liriknya.
setiap baris kalimat rata-rata terdiri atas tiga Pesan-pesan yang disampaikan dikategorikan
sampai lima kata yang tersusun atas delapan berdasarkan tema-tema seperti kepahlawanan,
sampai sepuluh suku kata. Sistem persajakannya pembangunan, pendidikan, adat budaya,
juga jelas dengan aturan yang mantap yaitu suku percintaan, kesehatan, bahkan kritikan kepada
kata setiap akhir baris pasti memiliki bunyi yang pemerintah.
sama yang jika digambarkan berpola a a a a atau Karungut berjudul “Kalteng Bahadat”
b b b b, dan seterusnya. Kata-kata yang dipakai (Kalteng Beradab) ciptaan Bapak Syaer Sua
adalah kata-kata pilihan yang cocok untuk merupakan salah satu Karungut yang fungsinya
mendukung makna dan sesuai dengan irama. mengkomunikasikan atau menyampaikan pesan
Jumlah bait tergantung keinginan penciptanya. kepada masyarakat Kalteng untuk hidup
beradab.
Berikut telaah mengenai fungsi Karungut 3. Sarana Hiburan
berdasarkan data hasil penelitian: Informan mengungkapkan bahwa
1. Pengungkapan emosional Karungut dapat mewakili bahkan menyentuh
Informan mengungkapkan bahwa perasaan pendengarnya ditinjau dari liriknya
Karungut adalah sarana untuk mencurahkan isi sehingga hal tersebut dapat menjadi media
hati seseorang terhadap suatu hal, misalnya hiburan. Karungut juga ditayangkan dalam
menceritakan mengenai bagaimana perjalanan siaran televisi lokal, siaran radio, dan
hidupnya, mengagumi seseorang, senang, dan ditampilkan untuk mengisi acara-acara yang
sedih yang masing-masing perasaan tersebut dilaksanakan pemerintah, menyambut tamu,
dituangkan dalam lirik Karungut itu sendiri. bahkan dalam festival budaya yang
Pada Karungut yang berjudul Akan dilaksanakan setiap tahun.
Gubernur KDH Kalimantan Tengah (Untuk Karungut yang ditampilkan untuk
Gubernur KDH Kalimantan Tengah) yang memberikan hiburan di suatu acara liriknya
diciptakan khusus untuk menyambut tamu menyesuaikan permintaan atau tema acara,
sedangkan yang ditampilkan di siaran televisi
lokal maupun radio temanya bisa lebih Bentuk penyajian instrumen musik
beragam. Karungut meliputi:
4. Sarana Pendidikan 1. Peran Instrumen
Informan mengungkapkan bahwa Kecapi tali 2 berperan sebagai
Karungut memuat pesan mengenai pendidikan, instrumen pengiring utama, dengan pola
pesan moral, ajakan maupun larangan yang iringan sebagai berikut :
sesuai dengan budaya setempat yang dimuat
dalam liriknya.
Karungut yang dijadikan sebagai media
Gambar 1. Pola iringan kecapi tali 2
pendidikan terdapat pada Karungut berjudul
Manuntut Ilmu Metuh Tabela (Tuntut Ilmu di Kecapi tali 3, suling, rabab, gandang,
Masa Muda) ciptaan Kurnia Untel. garantung berperan sebagai instrumen
5. Sarana Ekonomi pengiring pendukung, dengan pola iringan

Menurut informan dalam sesi wawancara, sebagai berikut :

Karungut dapat menjadi sarana untuk


mendapatkan sejumlah uang bagi pelaku
kesenian ini, yang mana ketika diundang untuk
Gambar 2. Pola iringan kecapi tali 3
mengisi hiburan dalam sebuah acara maka akan
mendapatkan imbalan sejumlah uang, selain itu
Karungut juga diciptakan untuk direkam dalam
bentuk Compact Disc kemudian dijual ke
masyarakat di Kalimantan Tengah sehingga juga
menghasilkan sejumlah uang. Gambar 3. Pola permainan suling dalam
lagu “Mahaga Budaya Itah”
6. Sarana Pengiring Tari
Menurut pernyataan informan, Karungut
juga bisa digunakan untuk mengiringi tarian
dengan syarat tema dan lirik Karungut harus
disesuaikan dengan tarian yang akan disajikan
sehingga terdapat sikronisasi antara tarian dan Gambar 4. Pola iringan rabab
Karungut sebagai musik pengiringnya.
Dokumentasi audio visual yang didapatkan
mengenai tarian tradisional Dayak yang diiringi
Karungut pada acara Gelar Budaya Etnik se-
Gambar 5. Pola iringan gandang
Nusantara Tahun 2014 di Yogyakarta menunjukkan
bahwa Karungut juga berfungsi mengiringi tarian.

Gambar 6. Pola iringan garantung


2. Jumlah Instrumen
Dalam kesenian Karungut,
vokal/pangarungut cukup 1 orang, jumlah
instrumen pengiring utama yaitu kecapi tali
2 harus lebih dominan daripada jumlah
instrumen pengiring pendukung dalam hal
ini kecapi tali 3, rabab, suling, gandang, dan
garantung. Dalam penelitian ini, jumlah
instrumen pengiring utama yaitu kecapi tali
Gambar 7. Transkrip notasi vokal lagu Mahaga
2 berjumlah 4 buah, instrumen pengiring Budaya Itah (Melestarikan Budaya
pendukung kecapi tali 3 berjumlah 1 buah, Kita)

suling 1 buah, rabab 1 buah, gandang 3


buah, dan garantung 1 buah.
3. Posisi Instrumen
Posisi instrumen pada pertunjukkan
diatur sedemikian rupa guna keseimbangan
bunyi antar instrumen musik pengiring
dengan tetap menonjolkan instrumen
pengiring utama yaitu kecapi tali 2.
Pangarungut berada di tengah-tengah
instrumen pengiring, kecapi tali 2 sebagai Gambar 8. Transkrip notasi vokal lagu
Pamaju Seni Budaya Itah
instrumen pengiring utama ditempatkan (Majukan Seni Budaya Kita)
pada posisi yang utama pula yaitu di depan
Lagu beserta aransemen yang dimainkan
dan sebagian berada di tengah, sedangkan
oleh pemain instrumen sanggar seni Parung
instrumen pengiring pendukung lainnya
Panginyah ini termasuk vokal dimainkan atau
berada pada posisi tengah hingga belakang.
dinyanyikan tanpa menggunakan bantuan notasi
4. Lagu yang disajikan
dalam bentuk apapun karena hanya
Dalam pertunjukan kesenian Karungut
mengandalkan kepekaan dari masing-masing
yangdilaksanakan untuk keperluan penelitian
pemain yang telah terlatih sehingga sudah
yaitu 2 buah lagu yang berjudul Mahaga
terbiasa dalam memainkan masing-masing
Budaya Itah (Melestarikan Budaya Kita) dan
instrumen, dalam hal ini termasuk dalam bentuk
Pamaju Seni Budaya Itah (Majukan Seni
penyajian.
BudayaKita) ciptaan Bapak Ucun A.Tingang
Bermain musik melalui pendengaran yaitu
yang berisi pesan untuk menjaga dan
mereproduksi secara aural sebuah lagu yang
melestarikan seni dan budaya Kalimantan
dipelajari secara imitasi.
Tengah. Berikut transkrip notasi kedua lagu
tersebut :
SIMPULAN DAN SARAN pengiring pendukung. Jumlah instrumen terdiri
Simpulan
atas 1 orang pangarungut (vokalis), 4 buah kecapi
Berdasarkan hasil penelitian yang
tali 2, 1 buah kecapi tali 3, 1 buah suling, 1 buah
diperoleh maka diperoleh simpulan
rabab, 3 buah gandang, dan 1 buah garantung.
sebagai berikut :
Posisi instrumen diatur sedemikian rupa guna
1. Fungsi Musik Karungut
keseimbangan bunyi antar instrumen pengiring
Kesenian tradisional Karungut di
dengan tetap menonjolkan kecapi tali 2 sebagai
Kalimantan Tengah mempunyai
instrumen pengiring utama. Lagu yang disajikan
beberapa fungsi yang meliputi: (1)
disesuaikan dengan tema acara, dalam penelitian
pengungkapan emosi yaitu sarana
ini lagu yang disajikan adalah Mahaga Budaya
untuk mengungkapkan/mencurahkan
Itah (Melestarikan Budaya Kita) dan Pamaju Seni
perasaan terhadap suatu hal yang
Budaya Itah (Majukan Seni Budaya Kita).
dituangkan ke dalam lirik Karungut,
(2) sarana komunikasi yaitu digunakan Saran
sebagai sarana yang komunikatif untuk 1. Perlu adanya usaha untuk mempopulerkan
menyampaikan pesan ditinjau dari Karungut kepada masyarakat terutama
temanya, (3) sarana hiburan yaitu kalangan muda oleh pemerintah dan pihak-
sebagai sarana untuk memberikan pihak yang berkecimpung dalam kesenian
hiburan bagi pendengar, (4) sarana ini salah satunya dengan cara menjadikan
pendidikan yaitu sebagai sarana untuk Karungut sebagai salah satu
mengajarkan hal yang baik dan ekstrakurikuler seni di sekolah.
bermanfaat melalui liriknya, (5) sarana 2. Bagi sanggar seni sebaiknya melakukan
ekonomi yaitu sebagai sarana untuk perekrutan rutin untuk pembaharuan
mendapatkan uang, dan (6) pengiring pemain serta memiliki jadwal yang
tari yaitu sebagai sarana untuk tersusun dengan baik untuk melaksanakan
mendukung pertunjukan tari. latihan yang terfokus pada musik
2. Bentuk Penyajian Instrumen Karungut dan membuat pertunjukan rutin
Bentuk penyajian instrumen musik agar musik ini semakin dikenal oleh
Karungut berupa ansambel. masyarakat serta tumbuh rasa peduli dan
Penyajiannya meliputi peran cinta akan kesenian Karungut.
instrumen, jumlah instrumen, posisi
instrumen, dan lagu yang disajikan.
Kecapi tali 2 berperan sebagai
instrumen pengiring utama, kecapi tali
3, suling, rabab, gandang, dan
garantung berperan sebagai instrumen
DAFTAR PUSTAKA

Andianto, M.Rus, dkk. (1984). Sastra Lisan


Dayak Ngaju. Jakarta: Proyek Penelitian
Bahasa dan Sastra Daerah Kalimantan
Tengah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Dehen, Andres, dkk. (2004). Seni Musik


Karungut. Palangka Raya: Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kalimantan Tengah Proyek
Pembinaan Seni Budaya Daerah.

Moleong, Lexy. J. (2002). Metodologi


Penellitian Kualitatif (cetakan ke tujuh
belas). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinasi.


Yogyakarta: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai